FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
LABORATORIUM DASAR PSIKOLOGI
Disusun Oleh :
3PA24
Kelompok 7
NO NAMA NPM TANDA
MAHASISWA TANGAN
1 Andika Kusuma W. 10518745
2 Jessica Millenia 13518493
3 Kadek Krisna 13518573
4 Kurnia Marlelah 13518722
5 Leila Karima 13518764
6 Putri Intan H. 15518647
7 Siska Alia Sari 16518740
KARAWACI
NOVEMBER 2020
DAFTAR ISI
ii
I. WAWANCARA AWAL
1
2
hari”
Interviewer 7 : “Oh gak tiap hari gitu yah karena jauh juga sih yah
tempatnya”
Interviewee : “Iyah”
Interviewer 7 : “Oke bu terima kasih”
Interviewer 2 : “Baik bu, lanjut yah, bu apakah ada kesulitan lain
dalam kehidupan ibu selain perekonomian yang
menjadi rintangan hidup menurut ibu, bisa di ceritakan
sedikit bu?”
Interviewee : “Ohhh, ada sih…, gimana yah kalo saya lagi gak kerja
atau diem beberapa hari saya minjem sama ade, cuman
kalau umpamanya ada duit saya bayar gitu.”
Interviewer 4 : “Jadi untuk kebutuhan sehari-hari itu masih dibilang
kekurangan yah bu?”
Interviewee : “Hu’um iyah kekurangan”
Interviewer 3 : “Bu sejak kapan ibu tau bahwa Isah ini terbilang
istimewa?”
Interviewee : “Dari kecil, Isah tuh dari kecil,umur setahun kali
yak…, diserang sakit, itu udah dibilangin kurus kering
tuh, jadi saya pas chek ke doktter bilangnya paru-paru
basah, udah gitu saya rutin ke rumah sakit, seminggu
sekali tuh dia di suntik, di cariin ininya apa...ininya
gitu paha, abis itu di suruh dateng seminggu sekali,
udah dua minggu sekali, saya kontrol lagi, tiap-tiap
kontrol tuh di suntik terus di kasih obat, udah di kasih
obat bilang, ntar kalo sebulan lagi kontrol lagi sampe
berapa bulan ada tiga bulan atau empat bulan tuh saya
merobatin Isah terus, sampe normal, udah ampe
normal gitu dokter bilang udah ini, Isah udah ada
tenaganya, tadinya mah Isah gak ada tenaganya lemes
melulu, udah gitu sekolah tuh pas udah bisa jalan,
4
Interviewer 6 : “Bu saya mau bertanya lagi yah, saat ibu melakukan
pengobatan untuk Isah persaan ibu gimana sih bu”
Interviewee : “Ah ngobatin Isah, supaya Isah bisa jadi anak yang
berbakti pada orang tua”
Interviewer 7 : “Ibu saya mau nanya lagi nih bu, untuk pengobatan
Isah itu ibu dari penghasilan pribadi atau ikut kartu
kesehatan dari pemerintah bu?”
Interviewee : “Iyah waktu itu berobat pake kartu miskin, kalo BPJS
dulu gak ada, saya bawa isah pake kartu miskin”
Interviewer 7 : “Oh dulu belum ada BPJS yah bu yah?”
Interviewee : “Iyah gak ada”
Interviewer 4 : “Jadi dananya itu dalam pengobatan Isah dibantu oleh
dana kartu miskin tersebut yah bu?”
Interviewee : “Iyah, gratis”
Interviewer 2 : “Kalo boleh tau nih yah bu kan tadi Isah ini punya
kakak yah bu, klo boleh tau usaha kakak nya itu apasih
bu?”
Interviewee : “Oh, Tadinya kerjanya di pameran karena sekarang di
lockdown, dia kerja di pabrik karung di daerah
Tanjung Priok, itu juga kalau lagi dapet panggilan.
Jadi gak nentu”
Interviewer 2 : “Oh iyah bu kalo boleh tau Isah itu bapaknya masih
ada atau gimana yah bu?”
Interviewee : “Bapaknya ada cuma bapaknya lepas tangung jawab
gitu, paling kalau dia telpon kepikiran ini baru dia
ngasih, klo lagi gak kepikiran enggak”
Interviewer 4 : “Kalau menanyakan keadaan Isah via telpon atau sms
gitu pernah gak bu?”
Interviewee : “Enggak ada cuma paling, bapak minta duit malah
bapaknya bilang, pernah waktu itukan saya
kekurangan buat bayar kontrakan, bapak Isah minta
7
Kesimpulan
Interviewee adalah seorang buruh Pabrik kerupuk bawang di daerah
Desa Sidungkul, interviewee berumur 55 tahun dan tinggal bersama I dan A
disebuah kontrakan. Dalam memenuhi kehidupan sehari – hari, terkadang
interviewee harus berhutang terlebih dahulu kepada saudara atau tetangga
disekitar.
Interviewee mempunyai seorang anak yang berkebutuhan khusus,
anak tersebut bernama I dan kini berusia 35 tahun. Interviewee tahu bahwa I
memiliki berkebutuhan khusus sejak I berumur satu tahun ditandai dengan
badan yang kurus seperti kurang gizi dan tidak bisa berjalan seperti anak-anak
normal lainnya. Lalu, interviewee mengecek ke dokter dan I didiagnosa
menderita penyakit paru – paru basah. Setelah itu, interviewee rutin berobat
selama empat bulan lamanya dan berharap I dapat kembali normal.
Setelah dokter memberi tahu bahwa I telah membaik dan dapat
berjalan, I meminta kepada interviewee untuk sekolah. Tetapi, saat sekolah I
selalu dibully oleh teman-temannya sehingga pada saat itu I pulang tidak
memakai sepatu karena disembunyikan oleh teman-temannya. Atas kejadian
itu, I tidak lagi pergi kesekolah dan interviewee memutuskan untuk I belajar
di rumah saja. Kejadian – kejadian tersebut membuat interviewee merasa
sedih, namun interviewee pantang mundur dan dia berusaha untuk
membesarkan I menjadi gadis yang sehat dan bermanfaat.
Kemudian terkait pendapat atau stigma orang luar, baik atau buruk
mengenai kondisi I. Interviewee tidak terlalu di memikirkan dan menjadi
semangat untuk terus berusaha membesarkan I.
II. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah untuk mengkaji variable rasa
bersyukur pada seorang ibu yang memiliki anak keterberbutuhan khusus, serta
mengetahui mengapa aspek-aspek yang menyebabkan bersyukur pada ibu yang
memiliki anak keterbutuhan khusus.
9
III. LANDASAN TEORI
A. Bersyukur
1. Pengertian Bersyukur
Bersyukur diambil dari kata syukur dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, diartikan sebagai rasa terima kasih kepada Allah SWT, dan
untunglah (pernyataan lega, senang, dan sebagaimana). Bersyukur dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berterima kasih, mengucapkan
syukur.
Gratitude adalah tentang membuka mata, melihat berbagai
kebaikan yang sudah hadir menyapa kita-kebaikan-kebaikan yang begitu
beraneka dan sering kali tidak layak kita terima. Pribadi-pribadi yang
penuh syukur (grateful personality) tidak larut dalam lamunan akan
berbagai keinginan yang belum atau tak akan pernah diperoleh, tetapi
senantiasa dipenuhi sukacita akan segala hal yang sudah diberikan orang
lain kepada mereka.
Bersyukur adalah sikap batin (state of mind, state of heart) yang
punya efek sangat membebaskan, dan merupakan emosi positif yang
sangat kuat (Arif, 2016).
Menurut Sulistyarini, kebersyukuran adalah suatu perasaan bahagia
yang muncul ketika seseorang sedang membutuhkan sesuatu atau bahkan
sudah dalam keadaan cukup, menerima pemberian atau perolehan dari
pihak lain sehingga orang tersebut meresa tercukupo atau menerima
kelebihan.
Menurut Wood, Froh & Geraghty (2009), menyatakan
kebersyukuran adalah sebagai bentuk ciri pribadi yang berpikir positif,
merepresentasikan hidup menjadi lebih positif (Kusumastuti, W.,
Setyorini, N., & Laksono, R.).
Emmons (2004) lebih jauh menjelaskan bahwa konsep syukur ini
berasal dari kata gratia yang memiliki arti menyukai atau kata gratus
yang memiliki arti menyenangkan. Menurut Park, Peterson & Seligman
10
11
Dari dua aspek diatas, kelompok kami memilih aspek dari penulis
McCullough, M. E., Emmons, R. A., & Tsang, J. A. tahun 2002 karena
aspek tersebut lebih mendekati subjek wawancara.
IV. PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Interviewee
1. Nama (Inisial) :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Pendidikan Terakhir :
5. Pekerjaan :
6. Tahun Bekerja :
7. Alamat :
C. Daftar Pertanyaan
1. Aspek-Aspek dalam Bersyukur
a. Intensity
1) Bagaimana perasaan ibu ketika isah mampu memberi perhatian
disaat ibu sedang sakit?
2) Bagaimana cara ibu menyikapi penyakit isah yang tak kunjung
sembuh?
3) Apa arti Isah didalam kehidupan ibu?
13
14
b. Frequency
1) Apa yang ibu lakukan untuk menyakinkan diri bahwa Isah dapat
sembuh dari penyakitnya?
2) Bagaimana tanggapan atasan ibu ketika tahu mempunyai anak
istimewa (keterbutuhan khusus)?
3) Bagaimana perasaan ibu ketika mendengar omongan positif
tentang anak ibu yang berkebutuhan khusus?
4) Kapan ibu merasa gagal saat merawat Isah? Apa yang ibu lakukan
saat gagal merawat Isah?
5) Bagaimana cara ibu untuk menjalani kehidupan sehari-hari
bersama keluarga ibu?
6) Apa hal yang paling membuat Ibu selalu ingin bersyukur?
c. Span
1) Apa ada hal-hal yang membuat ibu bersyukur menjadi ibu rumah
tangga yang membesarkan anak seorang diri (yang berkebutuhan
khusus)?
2) Keinginan apa yang ibu harapkan dalam jangka waktu dekat ini?
3) Bagaimana perasaan ibu saat bersama Isah?
4) Bagaimana cara ibu menghadapi situasi ketika anak memiliki
penyakit yang cukup parah?
5) Apa pelajaran yang dapat dipetik dari perjuangan ibu merawat
isah, dan mungkin itu dapat memotivasi kami?
15
d. Density
1) Siapakah yang anda percayai dalam berbagi cerita dan mengapa
ibu memilih orang tersebut untuk berbagi cerita?
2) Siapakah yang memotivasi ibu untuk semangat bekerja?
3) Apa peran suami ibu dalam membantu ibu untuk mendidik anak
yang berkebutuhan khusus?
4) Siapa orang yang sempat meragukan perjuangan ibu terhadap
kesembuhan Isah?
5) Bagaimana cara ibu mengapresiasi isah jika telah melakukan hal
yang baik?
V. PELAKSANAAN WAWANCARA
A. Setting Fisik
Pada hari Rabu tanggal 25 November 2020 kami dengan
perwakilan teman kami yang tinggal dengan rumah subjek yang
berada di Jl. Kosambi Timur Kp. Sidungkul RT. 029 RW. 014 Kab.
Tangerang, menghampiri rumah subjek pada pukul 19.17 WIB untuk
melakukan wawancara pelaksanaan pengambilan data. Interviewee
merupakan seorang ibu rumah tangga dan wanita karir berinisial N
yang berusia 55 tahun, dengan kesehariannya bekerja sebagai buruh
pabrik kerupuk bawang yang berada di dekat rumahnya. Subjek
menetap bersama kedua anaknya yang berinisial I dan A di sebuah
kontrakan. Pada saat pengambilan data wawancara interviewee
menggunakan baju daster berwarna unggu bercorak motif bunga
dengan panjang tangan selengan, subjek juga terlihat mengenakan
kerudung berwarna hijau muda dibagian bawahnya bergelombang.
Pada pukul 19.40 – 20.38 WIB interviewers melakukan
wawancara di rumah interviewee, tempat yang dipilih yaitu ruangan
kamar pribadi milik interviewee dengan susunan perabotan yang
sederhana dengan dinding yang berwarna hijau muda, terlihat
sebagian warna yang mulai memudar dan beberapa terdapat bercak cat
yang sudah mengelupas dari dinding. Terdapat juga jaket bewarna
hitam dan beberapa tas bewarna gelap yang digantung didinding dipisah
belakang interviewee melakukan wawancara. Interviewee duduk di
kasur miliknya bersama teman kami yang berada disamping
kanannya. Selain itu, terkadang ketika sedang sesi pertanyaan anak
interviewee turut hadir menemani subjek, membantu menjawab
pertanyaan, dan sekedar merangkul lengan kiri interviewee.
16
17
B. Setting Psikis
Selama wawancara berlangsung, kondisi interviewee cukup baik
namun suara nafas yang interviewee hembuskan sering kali agak
sedikit seperti wheezing dikarenakan interviewee mempunyai asma.
Interviewee juga terlihat agak gugup karena sering memainkan baju
yang digunakannya atau menyatukan jari-jarinya, selain itu
interviewee juga sering mencondongkan tubuhnya ke arah camera,
dan sering menanyakan kembali maksud dari pertanyaan yang di
ajukan oleh interviewer. Interviewee juga sesekali merubah posisi
duduknya dengan bergeser atau melipat kakinya secara bergantian.
C. Tahap Pelaksanaan
1. Tahap Pelaksanaan Wawancara Awal bold
a. Tahap Pertama bold
1) Hari/Tanggal : Minggu, 11 Oktober 2020
2) Tempat : Rumah interviewee
3) Waktu : 19.17 – 20.04 WIB
19.17 WIB : Interviewer 4 tiba di
rumah interviewee
menanyakan apa
interviewee hari Jumat
bisa melakukan
wawancara.
20.04 WIB : Interviewer 4 memberi
tahu tempat
pelaksanaanya yaitu di
rumah interviewee.
b. Tahap Kedua
1) Hari/Tanggal : Jumat, 16 Oktober 2020
2) Tempat : Rumah interviewee
18
b. Tahap Kedua
1) Hari/Tanggal : Rabu, 25 November 2020
2) Tempat : Rumah interviewee
3) Waktu : 18.17 – 21.49 WIB
18.17 WIB : Semua interviewer sudah
hadir di grup whatsapp.
19.08 WIB : Interviewers melakukan
ibadah sholat isya.
19.14 WIB : Interviewer 7
membagikan link zoom
untuk latihan dan
melakukan pengetesan
record dan audio.
19.17 WIB : Interviewer 4 tiba di
rumah interviewee.
19.30 WIB : Interviewer 7
membagikan link zoom
pertama untuk
wawancara.
19.40 WIB : Proses pelaksanaan
20
wawancara di mulai.
20.03 WIB : Interviewer 7
membagikan link zoom
kedua untuk wawancara.
20.04 WIB : Proses pengambilan data
20.38 WIB : Interviewers berbincang-
bincang melalui gmeet.
21.49 WIB : Interviewers sudah
selesai membahas topik.
VI. HASIL WAWANCARA
A. Identitas Interviewee
1. Nama (Inisial) :N
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Usia : 55 tahun
4. Pendidikan Terakhir : SMP
5. Pekerjaan : Buruh
6. Tahun Bekerja : 2016
7. Alamat : Jl. Kosambi Timur Kp. Sidungkul RT.
029, RW. 014, Kab. Tangerang
B. Verbatim
Interviewer 4 : “Assalamu'alaikum Warahmatullahi
Wabarakaatuh, selamat malam ibu”
Interviewee : “Iya”
Interviewer 4 : “Selamat malam teman teman semua. Perkenalkan
bu nama saya kurnia marlela dan didepan sana
bertemu lagi sama teman-teman saya, rekan-rekan
saya Mahasiswa Universitas Gunadarma, boleh
teman-teman sapa ibunya? Dan perkenalkan
dirinya lagi”
Interviewer 7 : “Assalamu’alaikum ibu selamat malam”
Interviewee : “Wa’alaikumsalam”
Interviewer 7 : “Nama saya Siska Aliya Sari dan disini ada
teman-teman saya ya yang ini ada Putri Intan
Handayani, Intan say hi ”
Interviewer 6 : “Halo ibu”
Interviewee : “Iyaa”
Interviewer 7 : “Ada Andika Kusuma “
Interviewer 1 : “Hai Ibu”
21
22
ibu?”
Interviewee : “Ibu gak marah, cuman ya Allah. Banyak si yang
ngomong gini lu ko anaknya kurus tapi ibu gak
marah ya Allah. Cuman ibu berdoa ya Allah
mudah-mudahan anak saya diberi kesembuhan,
trus saya berusaha berobatin Isah sampai sekarang
udah alhamdullilah. Berobat ke puskesmas masih
begitu melulu, trus berobat ke Koja ya ibu saking
anak pingin sembuh biarin deh disuntik diapa
yang penting ke dokter paru bilang paru-paru
basah kata dokter ya, kalau mau disuntik dicariin
dagingnya Isah udah gitu dikasih obat. Minum
obat mau cuman gak mau pake air, cuman kaya
permen. Trus ibu dua minggu sekali kontrol lagi
berobat begitu juga kalau mau disuntik dicariin
lagi. Sampai beberapa bulan ibu jalanin, berobat
sampai sembuh. Trus gimana dok perkembangan
Marisa, ya udah sekarang dikasih obat sampai
sekarang alhamdullilah Isah sembuh dari dokter
itu.”
Interviewer 5 : “Jadi kalau ibu mendengar, misalnya nih ya ibu
mendengar omongan negatif kan sering gitu ya.
Kalau omongan yang baik-baik itu gimana?”
Interviewee : “Seneng sih kalau ngomong yang baik-baik.”
Interviewer 4 : “Tapi ada gitu ya yang ngomongin.”
Interviewee : “Ada, cuman ya biarin yang penting Isah sembuh.
Kadang ada orang yang bilang gini, ya Allah
ibunya rajin berobatin Marisa sampai sembuh. Ya
saking saya pingin sembuh, makanya kalau Marisa
diajak ke puskesmas diginiin saya (mengelus
badan interviewer 4) ya Allah mamanya sabar ya
29
34