Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN ATTENDING BEHAVIOR

Tema : ATTENDING BEHAVIOR

Time : 9.53 menit

Kelas : 3PA11

Nama : Kelompok 3
NO. NAMA NPM
1. Adel Audiani Gunawan 10518121
2. Dian Prasetio R. Utomoputro 11518875
3. Dinda Wulan Septiyani 17518631
4. Farah Fadlillah 12518487
5. Indira Yasmine 13518316
6. Khonsa Lathifa 13518686
7. Vinka Nikita 17518246

A. Setting Fisik

1. Interviewer

Interviewer adalah seorang Psikolog dengan nama Liza M


Djaprie,M.Psi,CH. Interviewer memiliki rambut pendek berwarna
hitam dan abu-abu lurus,posisi duduk tegak dengan melipat kaki kanan
ke atas kaki kiri,menutup tangan dan meletakkan tangan kiri diatas paha
kanan lalu tangan kanan diatas bantal. Interviewer memakai baju
terusan / Dress berwarna merah muda (pink). Interviewer tampak
mengenakan aksesoris seperti kalung,jam tangan pada tangan sebelah
kanan,gelang pada tangan sebelah kanan dan kiri,cincin pada jari
telunjuk tangan kiri dan cincin pada jari manis tangan kanan.
Interviewer terlihat menggunakan cat kuku berwarna hitam. Interviewer
memiliki tatto bergambar matahari pada kaki kanannya.

2. Interviewee

Interviewee adalah ayahanda dari Nadia siswi SMP yang melakukan


bunuh diri karena menjadi korban bullying di sekolah. Interviewee
bernama Dinar Ariefianto. Interviewee memakai baju berkerah
berwarna biru muda dengan tulisan disebelah kiri yang berbentuk kotak
berwarna hitam dengan tulisan speedlife, memakai celana bahan
berwarna hitam, dan memakai sepatu berwarna biru Dongker.
Interviewee memakai kacamata dengan frame hitam, memiliki jenggot
yang tebal, dan rambut hitam yang pendek. Di tangan kanan,
interviewee memakai 2 buah gelang, dan di tangan kiri interviewee
memakai jam berwarna hitam. Interviewee mencondongkan badannya
kebelakang sedikit bersandar di sofa dan kaki yang menyilang dengan
kaki kanan berada diatas kaki kiri.

B. Verbatim

Inteviewer : “Selamat pagi moms, assalamua’laikum warahmatullahi


wabarakatuh, eee kembali di youtube orami buka-bukaan,
tapi kali ini kita dengan eee sesi yang berbeda, yang datang
pada pagi hari ini bersama saya adalah bapak Dinar
Ariefianto eee ayahanda dari Nadia yang seperti kita ketahui
Januari eeee tanggal 16 ya…”
Interviewee : “Iya”
Interviewer : “...meninggal dunia karena melakukan eee apa, usaha
bunuh diri di SMP 147 Ciracas. Terima kasih Dinar sudah
mau datang pada hari ini, kami dari orami berterima kasih
sekali karena kesediannya untuk berbagi dengan kami hari
ini. Ka.. saya mewakili orami dan keluarga besar orami
tentunya, menyatakan turut berduka cita atas kejadian yang
menimpa pada Nadia dan keluaga Dinar.”
Interviewee : “Yak, makasih.”
Interviewer : “Kita berbincang-bincang sedikit mengenai itu boleh ya?”
Interviewee : “Boleh”
Interviewer : “Oke.. Eee boleh cerita sedikit mungkin, atau ada yang
mau.. sebelum kita benar-benar mulai, dari Dinarnya sendiri
mungkin ada yang mau disampaikan berkaitan dengan
kejadian tersebut.”
Interviewee : “Oke.. Eeeh, sebetulnya emang kejadiannya udah sebulan
yang lalu, kurang lebih, eee yak kehilangan, merasa
kehilangan, jujur kita masih berasa kehilangan, eee tetap
akan merasa kehilangan tentu saja, apalagi saat kita lagi
ngobrol bareng, jalan bareng, eee aku eee istri kemudian eee
berempat eee ngerasa yang ini kayanya lebih lengkap ya
kalao ada Nadia, tapi ya kita eee kita semua sadar apapun
yang kita rasain sekarang ga akan ngerubah keadaan, ini
qadarallah ini adalah kehendak Allah yang mau gamau harus
kita jalanin, kita ikhlas dan kita menerima, ya.. kita berdoa
untuk gimana kita tetep jalan kedepam, aku sebagai orang
tua ayah dan babanya anak-anak harus ya.. harus ngasih
motivasi ke mereka untuk untuk kita tetep jalan kedepan dan
eee mungkin ini salah satu eee caranya Allah untuk kita
semua menjadi, bareng lagi dan ya… jalanin lah, life must
go on.”
Interviewer : “Maksudnya bareng lagi nar, kalo boleh juga karena ee…”
Interviewee : “yak”
Interviewer :”Karena kalo, kalo yang saya ketahui ya ini kan keluarga
unik ya, keluarga campur ini bagaimana si kondisinya pada
saat itu.”
Interviewee : “Eee.. Eee.. anakku yang pertama Bunga, Nanda, Nadia
sebelum masih ada adeknya Nanda sebetulnya ya, Cinta..”
Interviewer :”Aaa, oke”
Interviewee : “Jadi eee akur dengan bundanya anak-anak, almarhum
bundanya anak-anak, itu kita kebetulan berpisah divorce 14
tahun yang lalu.”
Interviewer :”14 tahun yang lalu”
Interviewee : “Kurang lebih eee usia Nadia 4 bulan setelah eee
kelahirannya Nadia saya dengan bundanya anak-anak
berpisah.”
Interviewer : “Pada saat usia Nadia 4 bulan, emm kamu sama
almarhumah bundanya berpisah?”
Interviewee : “Ya”
Interviewer : “Semenjak itu kontak dengan Nadia, dengan anak-anak..”
Interviewee : “Ya karena, karena memang eee hak asuh eee anak itu
diputuskan oleh pengadilan eee itu sepenuhnya oleh
bundanya, memang kita eee saya dan anak-anak komunikasi
paling sangat jarang, gitu ya.. ketemu..”
Interviewer : “Mengapa?”
Interviewee : “Eee background perpisahan sih yang, yang kayaknya eee
gak bagus ya jadi kita juga jadi jarang komunikasi akhirnya.”
Interviewer : “Enggak, maksudnya kan eee yang beredar diluar adalah
betapa ayahnya enggak mencari-cari anak tiga ini selama
ini.”
Interviewee : “Enggak”
Interviewer : “…Ada gak mungkin yang mau..”
Interviewee : “Enggak”
Interviewer : “Eee Dinar..”
Interviewee : “Eee gini, eee komunikasi komunikasi paling ya aku tau
anak-anak itu ada dimana, anak-anak juga tau aku ada
dimana. cuman memang eee problemnya ada bukan problem
eee kita tetep jalanin hidup aja gitu, kita tetep jalanin hidup.
Anak-anak tetep komunikasi sama aku, terbatas. Eee intens
sekali eee sekitar dua, dua sampai tiga tahun sebelum
almarhum meninggal. Almarhum bundanya tuh meninggal
bulan april 2019. Eee itu eee dua atau tiga tahun sebelumnya
intens lah. Anak-anak sering kerumah, main, ketemu dengan
adek-adeknya eee jadi cukup cukup intens berlima, eee
nginep dirumah dan segala macem lebih intens cuma
memang eee aku dengan anak – anak intens di 2 atau 3 tahun
terakhir sebelum bundannya meninggal. Tapi, aku dengan
bundannya ga terlalu ee ya paling komunikasi lebih ke anak
– anak dan gak lebih dari itu.”
Interviewer : “Jika kemudian eee eee bunda meninggal sakit ya waktu itu
ya?”
Interviewee : “Iya eee almarhum Tati eee bundanya anak – anak itu
meninggal eee pneumonia.”
Interviewer : “Hmm, oke. Setelah bunda meninggal pun anak – anak ga
ikut dengan Dinar?”
Interviewee : “Eee jadi, di eee hari ke 7 setelah bundannya meninggal
memang eee kita sempat diskusi gitu ya, dan aku sempat
tanya ke anak – anak Bunga, Nanda dan Nadia. Apakah ikut
mau ikut dengan ayah di Depok dan aku discuss dengan
bubu, istriku sekarang. Mereka welcome, maksudku aku
dengan istriku welcome. Anak – anak aku apalagi mereka
seneng banget apa lagi Nandra yang dapet..”
Interviewer : “Kakak..”
Interviewee : “Kakak, perempuan semua gitu ya jadi, apalagi
Nandra dengan Nadia sangat dekat. Mempunyai ee hobby
dan kesukaan yang sama gitu ya. Eee, tapi aku nanya ke
mereka “Apakah mau dengan ayah tinggal sama ayah di
depok?” jawaban mereka eee nanti dulu, kenapa eee
pertimbangan mereka ada 2. 1 ingin menemani neneknya,
karena di rumahnya itu eee sebelum bundannya meninggal
otomatis Cuma sama neneknya eee bundanya dan anak –
anak.”
Interviewer : “Anak – anak.”
Interviewee : “Anak – Anak, jadi mereka gamau meninggalkan neneknya
karna kasihan. Kedua, pertimbangan jauh ya dari sekolah
dan eee kalua Nadia lebih bilang “Yah aku udah kelas 3 eee
tanggung setahun lagi, SMAnya aku bisa di Depok deh.”
Nanda juga demikian, yauda nungguin Nadia dulu setahun
karna harusnya April besok Nadia eee ujian..”
Interviewer : “Ujian negara.”
Interviewee : “Ujian akhir, eee jadi pas SMAnya Nadia di Depok aku
baru pindah gitu. Jadi kitamah oke. Kalau Bunga memang
eee punya prinsip eh karna kebetulan eee Bunga eee
Alhamdulillah keterima di salah satu kampus di eee
Cikarang jadi karna harus di dorm jadi eee dia tinggal di
dorm gitu. Tapi intinya, mereka gamau tinggalin neneknya
karna kasian sama neneknya.”
Interviewer : “Dan ayah, oke dengan itu..”
Interviewee : “Eee, ya aku selama, selama anak – anak, anak – anak
happy anak anak senang ya gamasalah. Cuma, tapi habis itu
anak – anak on off gitu maksudnya, kadang tinggal sama aku
2 atau 3 hari kadang – kadang balik lagi Cibubur. Jadi, ya
begitu..”
Interviewer : “Oke..”
Interviewee : “Gak, gak kemudian habis itu ga komunikasi lagi itu malah
komunikasi terus.”
Interviewer : “Eee, ada lah beredar kabar bahwa bubu istri dari Dinar
yang sekarang, tidak menerima itu sebenarnya kondisinya
tidak demikian ya..”
Interviewee : “Eee, dari Selasa tanggal 14 Januari 2020. Orang yang
sangat terpukul setelah aku, itu bubu. Dia nungguin setiap
hari, Nadia diam selalu eee dihari terakhirnya Nadia bareng
– bareng sama kita di hari Kamis bubu galepas dari sebelah
tempat tidurnya di ICU untuk membimbing Nadia untuk eee
untuk tenang, gitu. Karna Nadia memang eee waktu dia ICU
ee dia sempat koma ya, sebelum koma tuh dia sempat kejang
kalau bubunya membacakan eee beberapa ayat Al – Quran
dia lebih tenang, gitu. Jadi, bubu sangat yang, orangnya
sangat bisa dibilang sangat terpukul.”

C. Dimensi Attending Behavior

1. Visual Eye Contact

a. Saat interviewer memberikan pertanyaan, tatapan mata interviever menatap


kearah mata interviewee. Dan disaat interviewee menjawab pertanyaan itu
interviewer menatap mata interviewee sambil mendengarkan apa yang
interviewee bicarakan.
b. Ketika setiap bertanya mata interviewer sering mengarah kebawah lantai
untuk memikirkan kata yang akan diucapkan selanjutnya. Dan ketika
interviewee berbicara, interviewer sesekali teralihkan menatap kearah
tangan interviewee karena interviewee menggerak-gerakan tangan sambil
berbicara.

2. Vocal Qualities

a. 0.58 interviewer memberikan pertanyaan tentang latar belakang kejadian


dengan tempo intonasi yang cukup cepat dan ada sedikit penekanan pada
awal pertanyaan tentang apa yang terjadi pada saat kejadian yang menimpa
anak interviewee.
2.53 interviewer memberikan pertanyaan soal kronologis keluarga
interviewee dengan tempo intonasi yang lebih lambat dari sebelumnya dan
dengan nada yang lebih datar.
3.52 interviewer bertanya tentang hubungan interviewee dengan mantan
istrinya dan anaknya dengan intonasi yang cukup lambat, dan ada penekanan
pada pertanyaan soal komunikasi interviewee dengan anaknya.
4.41 interviewer bertanya tentang komunikasi interviewee dengan anaknya
dengan tempo yang cukup cepat dan ada penekanan pada pertanyaan
tersebut.
5.54 interviewer menanyakan perihal penyebab meninggalnya mantan istri
interviewee dengan tempo yang lambat dan sedikit penekanan pada
pengasuhan anak-anak setelah mantan istrinya meninggal.

8.50 interviewer memberikan bertanyaan tentang kabar yang beredar soal


istri interviewee yang kurang menerima dengan nada yang lebih cepat dari
pertanyaan – pertanyaan yang lainnya dan ada penekanan pada pertanyaan
tersebut.

b. 0.58 interviewer berbicara cukup cepat pada saat memberikan pertanyaan


tentang latar belakang kejadian.
2.53 interviewer memberikan pertanyaan perihal kronologis keluarga
dengan lebih lambat
3.52 dengan lambat interviewer bertanya perihal hubungan interviewee
dengan mantan istri dan anak – anaknya
4.41 dengan nada yang cukup cepat interviewer menanyakan tentang
hubungan komunikasi interviewee dengan anak-anaknya
5.54 interviewer menanyakan penyebab kematian mantan istri interviewee
dengan sangat lambat

8.50 dengan tempo yang lebih cepat interviewer memberikan pertanyaan


perihal berita yang beredar tentang tanggapan istri soal kejadian yang
menimpa anaknya.

c. Tidak ada aksen pada saat interviewer berbicara

d. 0.55 intonasi nada suara pada saat interviewer berbicara sedikit agak naik
pada saat interviewer mengajak interviewee berbincang tentang yang
sedang dialami keluarga nya.
1.04 intonasi nada suara interviewer sedikit turun lalu agak naik ketika
interviewer memberi pertanyaan apakah ada yang ingin disampaikan terlebih
dahulu sebelum memulai oleh interviewee.

3.36 intonasi nada suara interviewer sedikit turun ketika interviewer


mengulang perkataan interviewee.

3.56 interviewer berbicara sedikit lambat ketika interviewer memberi


pertanyaan kepada interviewee bagaimana hubungan dengan anak
interviewee setelah berpisah.

3. Verbal Tracking and Selective Attention


a. Ketika interviewer menanyakan kronologis keluarga interviewee dan
diceritakan dengan jelas tetang apa yang terjadi pada keluarganya.
Interviewee terlihat leluasa dan menerima saat menceritakan semuanya
kepada interviewer.

b. Interviewer memberikan pertanyaan lanjutan tetang keadaan keluarga


interviewee yang mana topik itu berasal dari jawaban interviewee untuk
memperjelas apa yang sudah diceritakan interviewee dan mempertahankan
topik untuk memperdalam informasi yang diberikan oleh interviewee. Dan
interviewer menanyakan tentang hak asuh untuk memperjelas informasi
yang didapat dari interviewee sebelumnya

c. Jumlah lompatan topik yang dilakukan interviewee ada 5 kali. Sesuai


dengan topik yang dibahas oleh interviewer ada 5 yang membahas tentang :
(1) menceritakan latar belakang kejadian dari interviewee. (2) menjelaskan
kronoligis keluarga interviewee. (3) menjelaskan keterikatan hubungan
komunikasi interviewee dengan anak. (4) menceritakan penyebab
meninggalnya mantan istri interviewee dan membahas perihal pengasuhan
anak-anak interviewee. (5) mengklarifikasi perihal tanggapan tentang istri
dari interviewee soal pengasuhan anak-anak.

d. Topik yang ditanyakan interviewer ada 5 : (1) mengenai latar belakang


kejadian dari interviewee. (2) tentang kronoligis keluarga interviewee. (3)
soal keterikatan hubungan komunikasi interviewee dengan anak. (4)
mengenai penyebab meninggalnya mantan istri interviewee dan perihal
pengasuhan anak-anak interviewee. (5) perihal tentang tanggapan istri dari
interviewee soal pengasuhan anak-anak.

4. Attentive Body Language


a. Interviewer duduk di atas sofa dengan badan yang menghadap ke depan
dan kepala yang menghadap ke depan juga. Kedua tangan nya berada di
atas paha dengan kedua jarinya yang menggenggam. Kaki kanan nya dilipat
diatas kaki kirinya.
b. Sesekali kepala Interviewer dianggukan dan sesekali ditengokan kearah
interviewee. Kemudian kepala Interviewer di tengokan kearah interviewee
dengan kedua tangannya diangkat dan menyatukan kedua jarinya didepan
dadanya lalu menarunya kembali di atas paha nya dengan badan yang di
miringkan kearah interviewee. interviewer menarik nafas dengan menarik
badannya sedikit keatas dan kedua tangan nya diangkat dengan
menggerakan kedua jarinya dan menaruh kembali ke atas paha. Kemudian
interviewee mengangkat sedikit badannya dan membenarkan duduknya
dengan kedua tangannya. Dan kedua tangannya diangkat dan menggerakan
kedua jarinya memutar mengisyaratkan. tangan kanan interviewer
menopang dagu dan tangan kiri nya berada diatas sofa. kedua tangan
interviewer berada memegangi lutut kanan nya dengan kedua jari yang
disatukan

c. Mata Interviewer sedikit lesu dan berbicara sangat lembut dengan sedikit
menaikan ujung bibirnya tersenyum memperlihatkan giginya sedikit. Disaat
interviewee menjawab, ekspresi wajah Interviewer menatap kearah
interviewee dengan mata yang sedikit lesu dan mulut yang tertutup.
d. 0.01 interviewer duduk di atas sofa dengan badan yang menghadap ke
depan dan kepala yang menghadap ke depan juga. Kedua tangan nya berada
di atas paha dengan kedua jarinya yang menggenggam. Kaki kanan nya
dilipat diatas kaki kirinya. Dengan kepala yang sesekali dianggukan.
0.36 kepala interviewer ditengokan kearah interviewee
0.39 kedua tangan interviewer diangkat dan menyatukan kedua jarinya
didepan dadanya.
0.41 kedua tangan interviewer ditaruh kembali keatas paha
0.50 interviewer mengangkat tangan kanan nya
0.56 interviewer menarik nafas dengan menarik badannya sedikit keatas dan
kedua tangan nya diangkat dengan menggerakan kedua jarinya dan menaruh
kembali ke atas paha.
2.57 Kemudian interviewer mengangkat sedikit badannya dan membenarkan
duduknya dengan kedua tangannya. Dan kedua tangannya diangkat dan
menggerakan kedua jarinya memutar mengisyaratkan.
6.27 tangan kanan interviewer menopang dagu dan tangan kiri nya berada
diatas sofa.
7.29 kedua tangan interviewer berada memegangi lutut kanan nya dengan
kedua jari yang disatukan.

Anda mungkin juga menyukai