Anda di halaman 1dari 28

PERTEMUAN MINGGU KE 6

Asesmen Inteligensi
AININDITA AGHNIACAKTI, M.PSI., PSIKOLOG
Apa saja yang dibahas?
 Konsep Inteligensi
 Makna skor IQ
Asesmen klinis pada inteligensi
Penggunaan klinis tes inteligensi
Konsep Inteligensi – Teori
A. Charles Spearman (1863-1945)
• Terkenal dengan teori 2 faktor (two factor theory of intelligence)

• Kemampuan untuk memahami hubungan (see relationship) antara


sesuatu dan memanipulasi hubungan tersebut (manipulate those
Faktor g (general) relationship) untuk mengatasi masalah
• Contoh : kasus motor mogok. Apa penyebabnya? (memahami
hubungan). Bagaimana mengatasinya? (memanipulasi hubungan)

• Kemampuan memahami hubungan dan memanipulasi hubungan


tersebut pada konteks tertentu saja
Faktor s (spesifik) • Contoh: mengganti busi motor, mengerjakan soal matematika,
mampu membuat puisi, dsb
Konsep Inteligensi – Teori
B. Alfred Binet (1857-1911)
• Inteligensi terdiri dari 3 komponen  semuanya faktor g

Arah Adaptasi Kritik


Kemampuan
Mengubah arah Mengkritik diri
mengarahkan
tindakan setelah sendiri
pikiran atau
dilaksanakan (autokritik)
tindakan
Konsep Inteligensi – Teori
C. David Wechsler (1896-1981)
• Inteligensi adalah kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang
untuk:
1. Bertindak dengan tujuan tertentu
2. Berpikir secara rasional
3. Menghadapi lingkungan dengan efektif
Konsep Inteligensi – Teori
D. Raymond Bernard Cattell (1905-1998)
• Inteligensi terdiri dari:

Fluid intelligence (gf)


• Kemampuan yang diturunkan, bawaan biologis

Crystalized intelligence (gc)


• Pengaruh dari luar/lingkungan (pendidikan, pengalaman, kebudayaan dsb)
• makin banyak stimulasi dari lingkungan, makin tinggi crystalized-nya
Konsep Inteligensi – Teori
E. Robert J. Stenberg (1949)
• Teorinya dikenal dengan istilah triartic view of intelligence  fungsi
manusia berdasarkan pada 3 aspek inteligensi:

Analytic (componential) Creative (experiential) Practical (contextual)


• Merupakan kerjasama antara: • Termasuk insight, sintesis, • Memahami dan
• (a) metacomponents yaitu kontrol, merespon terhadap situasi menyelesaikan tugas sehari-
monitor, dan evaluasi proses baru, merumuskan gagasan hari. adaptasi terhadap
kognitif (b) performance baru, bagaimana individu lingkungan  relatif
components yaitu menampilkan menghubungkan dunia dalam tergantung budaya
strategi yang disusun
metacomponent, dan (c) dirinya dengan kenyataan
knowledge acquisitions dunia luar
components yaitu proses untuk
memperoleh dan menyimpan
informasi
Konsep Inteligensi – Definisi
Tidak ada definisi yang diterima secara universal. Namun, komponen definisi dari
Freeman ini sering digunakan :
 Penyesuaian atau adaptasi terhadap lingkungan  kapasitas menangani situasi
 Kemampuan belajar
 Pemikiran abstrak  kemampuan untuk menggunakan simbol verbal dan numerik

 Berdasarkan berbagai pandangan para ahli dapat disimpulkan bahwa


secara umum inteligensi terdiri dari 2 komponen yakni: belajar dari
pengalaman dan beradaptasi dengan lingkungan
Intelligence Quotient (IQ) - Makna
• IQ adalah angka normatif dari hasil tes inteligensi yang dinyatakan dalam bentuk rasio (quotient)
• Tidak semua tes Inteligensi menghasilkan angka IQ, tetapi berupa klasifikasi tingkat inteligensi,
atau persentil
• Digunakan secara resmi mulai tahun 1916, oleh Lewis Madison Terman pada revisi tes Stanford
Binet
• Rumusan yang digunakan:
IQ = (MA/CA) x 100
MA = Mental Age (Usia mental)  norma performansi pada kelompok usia tertentu
CA = Chronological Age (Usia Kronologis/kalender)
• Rasio IQ memiliki kelmahan  usia kronologis terus meningkat sementara usia mental bisa
stagnan, memberikan kesan bahwa semakin tua individu, IQ nya semakin menurun
Intelligence Quotient (IQ) - Korelasinya
• Skor IQ dpt memprediksi kesuksesan sekolah
• Korelasi antara skor IQ & nilainya: 50%
Kesuksesan sekolah
• Kesuksesan sekolah jg dipengaruhi oleh motivasi,ekspekstasi guru,
latar belakang budaya, perilaku orang tua, dsb

Status & Kesuksesan • Skor inteligensi menjadi prediktor yg bagus bagi performa kerja
Pekerjaan
• Perbedaan secara signifikan terlihat pada kemampuan spesifiknya,
& bukan pada skor IQ secara keseluruhan
• Laki2 cenderung lebih tinggi skornya pada kemampuan spasial
Perbedaan kelompok
dan stlh pubertas, pada kemamuan kuantitatifnya
• Perempuan cenderung lebih tinggi skornya pada kemampuan
verbal
Intelligence Quotient (IQ) – Hereditas
dan Stabilitas
Hereditas IQ
• William Stern  kapasitas intelektual kurang lebih 49% dari bawaan/warisan dan 51%
hasil pendidikan
• Sumber inteligensi menurut para ahli adalah dari genotip (genetic) dan fenotip (hasil
interaksi antara genetic dengan lingkungan)

Stabilitas skor IQ
• Skor IQ cenderung kurang stabil untuk anak kecil, dan lebih stabil untuk orang dewasa.
• Karna itu, klinisi seringkali dalam laporan tes menggambarkan ‘present level of
intellectual functioning’
• Berbagai faktor (mis., motivasi & perubahan emosi) dpt mempengaruhi skor individu.
Asesmen Klinis pada Inteligensi
• Beberapa tes inteligensi yang biasa digunakan:
A. Tes inteligensi untuk anak-anak: tes Binet, WISC, WPPSI, CPM,
CFIT skala 1 &2
B. Tes inteligensi untuk remaja – dewasa: WAIS, SPM, APM, CFIT
skala 3
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler
• Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS): 16 tahun atau lebih
• Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC): 8 tahun atau kurang (5 tahun) - 15 tahun
• Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI): 3 tahun - 7 tahun 6 bulan

• Tes disajikan secara individual


• Terdiri dari Verbal dan Performance
• Dari setiap subtes diperoleh Raw Score  diubah menjadi scaled score dengan tabel
• Dari jumlah scaled score masing-masing dapat dicari IQ yang terdiri dari Verbal IQ,
Performance IQ dan Full IQ
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler
• Terdiri dari 11 subtes

Verbal Performance
• Mengukur keadaan individu dalam: • Secara umum menunjukkan:
• 1. kemampuan untuk bekerja • 1. hubungan non verbal individu
dengan simbol-simbol abstrak dengan lingkungan
• 2. sejauh mana individu mendapat • 2. kemampuan untuk
keuntungan dari pendidikannya mengintegrasi-kan stimulus
• 3. daya ingat verbal persepsual dengan respon motorik
• 4. kelancaran / kefasihan verbal yang relevan
• Subtes terdiri dari: Informasi, • 3. kapasitas bekerja dalam situasi
Pengertian, Berhitung, Persamaan, konkrit
Rentangan angka, Perbendaharaan • Subtes terdiri dari: Simbol angka,
angka Melengkapi gambar, Rancangan
balok, Mengatur gambar, Merakit
objek
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler (interpretasi dalam setting klinis)
•Level I. Full Scale IQ
•Level II. Verbal and Performance IQ
•Level III. Intersubtest scatter
•Level IV. Intrasubtest scatter
•Level V. Qualitative Analysis
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler (interpretasi dalam setting klinis)
LEVEL I. FULL SCALE IQ (FIQ)
• Langkah pertama adalah melihat Full IQ dan klasifikasinya
• Ini adalah perkiraan global kemampuan mental individu dan dasar untuk
mengevaluasi kemampuan kognitif lainnya
• FIQ menunjukkan posisi testi dibandingkan kelompok seusianya
• Skor Skala adalah keadaan kenyataan subjek saat ini
• SSBU adalah keadaan seharusnya seseorang pada umur tersebut
• Jika berbeda 3 poin atau lebih, perbedaan tersebut signifikan  klinisi dapat
melihat indikasi dari subtes yang berbeda tersebut
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler (klasifikasi IQ)
Sangat Superior(Very Superior) : 130 –
Superior : 120 – 129
Rata–rata atas (Above Average) : 110 –119
Rata-rata / normal (Average) : 90 – 109
Rata–rata bawah (Below Average) : 80 – 89
Batas Lemah (Borderline) : 70 – 79
Lemah metal (Mental retarded) : 69 kebawah
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler (interpretasi dalam setting klinis)
LEVEL II. VERBAL AND PERFORMANCE IQ
• Langkah kedua adalah memperhatikan apakah ada perbedaan antara verbal dengan
performance IQ.
• Perbedaan signifikan apabila selisih VIQ dengan PIQ minimal 15 poin  jika ada perbedaan lihat
indikasi perbedaan
• VIQ lebih besar daripada PIQ:
- biasanya prestasi belajar tinggi dan mencapai pendidikan tinggi
- dari sisi positif, kemampuan otak kiri bagus

- biasanya dari lingkungan perkotaan


- Dari sisi negatif, kemungkinan ada kerusakan otak belahan kanan
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler (interpretasi dalam setting klinis)
LEVEL II. VERBAL AND PERFORMANCE IQ
• PIQ lebih besar daripada VIQ :
- biasanya underachiever
- Individu berasal dari tingkat ekonomi yang rendah
- kemungkinan delinkuen, sosiopatik
- kemungkinan mengalamai kesulitan membaca
- kemungkinan ada kerusakan otak belahan kiri
- lebih sebagai pekerja daripada pemikir
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler (interpretasi dalam setting klinis)
LEVEL III. INTERSUBTEST SCATTER
•Langkah ketiga melihat penyimpangan subtes dari rata-rata scaled-score subtes-subtes Verbal dan
Performance
•Dengan demikian dapat diketahui kekuatan dan kelemahannya
•Dilanjutkan dengan interpretasi setiap subtes sesuai dengan kategorinya
•Jika informasi lebih kecil dari kosa kata  depression, skizofrenia paranoid kronis, dan histeria
•Jika informasi rendah dan komprehensi tinggi  knowledge tidak dapat digunakan seefektif
mungkin, ada indikasi neurotic
•Jika komprehensi rendah tapi kosa kata tinggi  skizofrenia kronik dan deteriorasi
•Jika komprehensi tinggi tapi kosa kata rendah  neurotic atau maladjustment
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler (interpretasi dalam setting klinis)
LEVEL IV. INTRASUBTES
• Melihat pola jawaban aitem-aitem pada tiap subtes (dalam subtes sendiri)
• Soal dibuat dengan tingkat kesulitan yang semakin meningkat, jadi normalnya pola jawaban adalah berhasil
pada soal-soal awal dan makin lama makin mengalami kesulitan dan kegagalan
• Jika item mudah gagal menjawab dengan benar  ada indikasi deteriorated psychotic, depressive psychotic
awal
• Jika item mudah tidak dijawab  ada indikasi skizofren, histeri, depresi
• Subtes informasi dapat digunakan untuk mengukur ego fuction
• Digit span untuk mengukur perhatian/fokus. Jika rendah  rentan mengalami anxiety
• Arithmetic untuk memgukur konsentrasi. Jika AR rendah  kecenderungan deteriorated schizo
• Picture Arragement dipengaruhi oleh kultur. Penderita schizo banyak gagal di tes ini
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler (interpretasi dalam setting klinis)
LEVEL V. Qualitative Analysis
•Langkah terakhir adalah meneliti isi dan kualias jawaban secara verbatim pada subtes:
Information, Vocabulary, Comprehension, dan Similarities
•Apakah ada keunikan tertentu, hal-hal yang pribadi, jawaban yang aneh, emosi tertentu
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler (interpretasi dalam setting klinis)
TAMBAHAN INTERPRETASI
• Menghitung ada tidaknya Mental Deteorioration (MD Loss)

Hold test (lebih stabil0 No/dont hold


(lebih sensitif terhadap penurunan
fisik, neurologis, psikologis)  MD Loss =
 Information  Digit Span
 Comprehension  Arithmetic
 Object Assembly  Digit Symbol
 Picture Completion  Block Design

Keterangan:
10% : belum terjadi MD Loss
10% - 20% : sudah terdapat indikasi adanya MD Loss
20% : pasti ada MD Loss
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Binet
•Skala Binet edisi ke IV disusun pad atahun 1986
•Terdiri dari 15 jenis tes yang terbagi menjadi 4 area yakni: 1) verbal reasoning, 2)
abstract reasoning, 3) quantitative reasoning, 4) short term memory
•Tes pertama-tama dimulai dari level yang dapat dijangkau oleh testi dan kemudian
dilanjutkan ke level yang lebih tinggi.
•Jawaban yang diberikan oleh testi pada tes kosakata (sesuai dengan usia
kronologisnya) dapat digunakan untuk menentukan tes mana selanjutnya yang
pertamakali akan digunakan
•Tes kemudian berlanjut sampai setidaknya tiga dari empat item tidak dapat
dijawab dengan benar
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Binet
Klasifikasi Angka IQ menurut Binet :
Sangat Superior (Very Superior) : 140 – 169
Superior : 120 – 139
Rata – rata atas (Above Average): 110 –119
Rata-rata / normal (Average) : 90 – 109
Rata – rata bawah (Below Average) : 80 – 89
Batas Lemah (Borderline) : 70 – 79
Lemah metal (Mental retarded) : 69 kebawah
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Binet
Klasifikasi Angka IQ menurut Binet :
Sangat Superior (Very Superior) : 140 – 169
Superior : 120 – 139
Rata – rata atas (Above Average): 110 –119
Rata-rata / normal (Average) : 90 – 109
Rata – rata bawah (Below Average) : 80 – 89
Batas Lemah (Borderline) : 70 – 79
Lemah metal (Mental retarded) : 69 kebawah
Kegunaan Klinis tes Inteligensi
Estimasi dari level • Alat utk mendapatkan estimasi level intelektual.
intelektual yg • Klinisi bukan hanya mendapatkan skor IQ, tp juga
general menginterpretasikannya

Prediksi • logisnya, inteligensi merefleksikan kapasitas yg bagus


kesuksesan
di sekolah
akademis :

• tdk penting apakah klien berhasil atau gagal pada


The appraisal of
item2 yg ada, tp yg penting adalah bagaimana klien
style
bisa berhasil atau gagal

Anda mungkin juga menyukai