Asesmen Inteligensi
AININDITA AGHNIACAKTI, M.PSI., PSIKOLOG
Apa saja yang dibahas?
Konsep Inteligensi
Makna skor IQ
Asesmen klinis pada inteligensi
Penggunaan klinis tes inteligensi
Konsep Inteligensi – Teori
A. Charles Spearman (1863-1945)
• Terkenal dengan teori 2 faktor (two factor theory of intelligence)
Status & Kesuksesan • Skor inteligensi menjadi prediktor yg bagus bagi performa kerja
Pekerjaan
• Perbedaan secara signifikan terlihat pada kemampuan spesifiknya,
& bukan pada skor IQ secara keseluruhan
• Laki2 cenderung lebih tinggi skornya pada kemampuan spasial
Perbedaan kelompok
dan stlh pubertas, pada kemamuan kuantitatifnya
• Perempuan cenderung lebih tinggi skornya pada kemampuan
verbal
Intelligence Quotient (IQ) – Hereditas
dan Stabilitas
Hereditas IQ
• William Stern kapasitas intelektual kurang lebih 49% dari bawaan/warisan dan 51%
hasil pendidikan
• Sumber inteligensi menurut para ahli adalah dari genotip (genetic) dan fenotip (hasil
interaksi antara genetic dengan lingkungan)
Stabilitas skor IQ
• Skor IQ cenderung kurang stabil untuk anak kecil, dan lebih stabil untuk orang dewasa.
• Karna itu, klinisi seringkali dalam laporan tes menggambarkan ‘present level of
intellectual functioning’
• Berbagai faktor (mis., motivasi & perubahan emosi) dpt mempengaruhi skor individu.
Asesmen Klinis pada Inteligensi
• Beberapa tes inteligensi yang biasa digunakan:
A. Tes inteligensi untuk anak-anak: tes Binet, WISC, WPPSI, CPM,
CFIT skala 1 &2
B. Tes inteligensi untuk remaja – dewasa: WAIS, SPM, APM, CFIT
skala 3
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler
• Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS): 16 tahun atau lebih
• Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC): 8 tahun atau kurang (5 tahun) - 15 tahun
• Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI): 3 tahun - 7 tahun 6 bulan
Verbal Performance
• Mengukur keadaan individu dalam: • Secara umum menunjukkan:
• 1. kemampuan untuk bekerja • 1. hubungan non verbal individu
dengan simbol-simbol abstrak dengan lingkungan
• 2. sejauh mana individu mendapat • 2. kemampuan untuk
keuntungan dari pendidikannya mengintegrasi-kan stimulus
• 3. daya ingat verbal persepsual dengan respon motorik
• 4. kelancaran / kefasihan verbal yang relevan
• Subtes terdiri dari: Informasi, • 3. kapasitas bekerja dalam situasi
Pengertian, Berhitung, Persamaan, konkrit
Rentangan angka, Perbendaharaan • Subtes terdiri dari: Simbol angka,
angka Melengkapi gambar, Rancangan
balok, Mengatur gambar, Merakit
objek
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler (interpretasi dalam setting klinis)
•Level I. Full Scale IQ
•Level II. Verbal and Performance IQ
•Level III. Intersubtest scatter
•Level IV. Intrasubtest scatter
•Level V. Qualitative Analysis
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler (interpretasi dalam setting klinis)
LEVEL I. FULL SCALE IQ (FIQ)
• Langkah pertama adalah melihat Full IQ dan klasifikasinya
• Ini adalah perkiraan global kemampuan mental individu dan dasar untuk
mengevaluasi kemampuan kognitif lainnya
• FIQ menunjukkan posisi testi dibandingkan kelompok seusianya
• Skor Skala adalah keadaan kenyataan subjek saat ini
• SSBU adalah keadaan seharusnya seseorang pada umur tersebut
• Jika berbeda 3 poin atau lebih, perbedaan tersebut signifikan klinisi dapat
melihat indikasi dari subtes yang berbeda tersebut
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler (klasifikasi IQ)
Sangat Superior(Very Superior) : 130 –
Superior : 120 – 129
Rata–rata atas (Above Average) : 110 –119
Rata-rata / normal (Average) : 90 – 109
Rata–rata bawah (Below Average) : 80 – 89
Batas Lemah (Borderline) : 70 – 79
Lemah metal (Mental retarded) : 69 kebawah
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Wechsler (interpretasi dalam setting klinis)
LEVEL II. VERBAL AND PERFORMANCE IQ
• Langkah kedua adalah memperhatikan apakah ada perbedaan antara verbal dengan
performance IQ.
• Perbedaan signifikan apabila selisih VIQ dengan PIQ minimal 15 poin jika ada perbedaan lihat
indikasi perbedaan
• VIQ lebih besar daripada PIQ:
- biasanya prestasi belajar tinggi dan mencapai pendidikan tinggi
- dari sisi positif, kemampuan otak kiri bagus
Keterangan:
10% : belum terjadi MD Loss
10% - 20% : sudah terdapat indikasi adanya MD Loss
20% : pasti ada MD Loss
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Binet
•Skala Binet edisi ke IV disusun pad atahun 1986
•Terdiri dari 15 jenis tes yang terbagi menjadi 4 area yakni: 1) verbal reasoning, 2)
abstract reasoning, 3) quantitative reasoning, 4) short term memory
•Tes pertama-tama dimulai dari level yang dapat dijangkau oleh testi dan kemudian
dilanjutkan ke level yang lebih tinggi.
•Jawaban yang diberikan oleh testi pada tes kosakata (sesuai dengan usia
kronologisnya) dapat digunakan untuk menentukan tes mana selanjutnya yang
pertamakali akan digunakan
•Tes kemudian berlanjut sampai setidaknya tiga dari empat item tidak dapat
dijawab dengan benar
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Binet
Klasifikasi Angka IQ menurut Binet :
Sangat Superior (Very Superior) : 140 – 169
Superior : 120 – 139
Rata – rata atas (Above Average): 110 –119
Rata-rata / normal (Average) : 90 – 109
Rata – rata bawah (Below Average) : 80 – 89
Batas Lemah (Borderline) : 70 – 79
Lemah metal (Mental retarded) : 69 kebawah
Asesmen Klinis pada Inteligensi – Tes
Binet
Klasifikasi Angka IQ menurut Binet :
Sangat Superior (Very Superior) : 140 – 169
Superior : 120 – 139
Rata – rata atas (Above Average): 110 –119
Rata-rata / normal (Average) : 90 – 109
Rata – rata bawah (Below Average) : 80 – 89
Batas Lemah (Borderline) : 70 – 79
Lemah metal (Mental retarded) : 69 kebawah
Kegunaan Klinis tes Inteligensi
Estimasi dari level • Alat utk mendapatkan estimasi level intelektual.
intelektual yg • Klinisi bukan hanya mendapatkan skor IQ, tp juga
general menginterpretasikannya