TES INTELIGENSI
• Apa yang dimaksud inteligensi?
3. Concurrent validity
Meliputi hubungan skor tes saat ini dengan skor kriteria yg didapat
bersamaan (tidak ada tenggang waktu utk
m’dapatkan skor kriteria)
4. Construct Validity
Shown when test scores relate to other measures or
behaviors in logical, theoretically expected fashion.
INTELIGENSI
DEFINISI
- L. L. Thurstone (1938)
Teori: 7 faktor kelompok (Thurstone’s Primary
Mental Ability):
number, word fluency, verbal meaning,
perceptual speed, space, reasoning, dan
memory
Teori Cattell
- Tokoh: R. B. Cattell (1987)
- Teori: menekankan sentralitas faktor g
- Juga memberikan daftar tentatif dari 17 konsep
kemampuan primer.
- Membagi faktor g Spearman ke dlm 2 komponen,
yaitu fluid ability (secara genetik sso memiliki
kapasitas intelektual), crystallized ability (kapasitas,
diketahui dgn tes inteligensi terstandar, yg
dilengkapi dgn p’belajaran culture-based)
Klasifikasi Guilford
* Tokoh: Guilford (1967)
- Teori: model Structure of the Intellect (SOI)
- Menggunakan teknik statistik dan faktor analitik utk mengetesnya.
- Bpendapat bhw komponen inteligensi dibagi ke dlm 3 dimensi:
a. Operasi (apa yg dilakukan)
: kognisi, memori, produksi konvergen, & evaluasi
b. Isi (hakikat materi atau informasi dimana operasi dijalankan)
: figural (visual, auditori, kinestetik), simbolik, semantik, PL
c. Produk (bentuk dimana informasi diproses)
: unit, kelas, relasi, sistem, transformasi, implikasi
Sehingga, 5x4x6 = 120 faktor
Th 1982, konten auditori dipisahkan dari figural 5x5x6 = 150 faktor
Selanjutnya, faktor kinestetik juga dipisahkan 5x6x6 = 180 faktor
Perkembangan Terbaru
• Rasio IQ
- Binet b’pendapat bhw mental age (MA) sbg indeks dari
performa mental
- Stern (1938), mengembangkan konsep intelligence
quotient (IQ) antara chronological age (CA) dan MA utk
menunjukkan deviansi
- Rumus: IQ = MA/CA x 100
- IQ tidak dapat ditambah atau dikurangi
• Deviasi IQ
- Rasio IQ scr signifikan terbatas dalam pengaplikasiannya
pada kelompok usia yg lebih tua.
Alasan: kekonsistenan skor MA disertai dgn peningkatan
skor CA yg akan m’hasilkan IQ rendah IQ t’lihat semakin
menurun wlpn kenyataannya kemampuan intelektual sso
terus dipertahankan
- Solusi: Wechsler mengenalkan konsep deviasi IQ
Asumsi dibuat bhw inteligensi secara normal
didistribusikan pada seluruh populasi
Deviasi IQ selanjutnya meliputi perbandingan antara
performa individu dlm tes IQ dgn umur sebayanya.
- Skor IQ 100 mengindikasikan kemampuan inteligensi pada
tingkat rata2 dalam kelompok usianya
• Korelasi IQ
- Kesuksesan sekolah
* Skor IQ dpt m’prediksi kesuksesan sekolah
* Umumnya, skor IQ b’hubungan dgn kesuksesan
sekolah & tes prestasi yg m’ukur hasil belajar
* Korelasi antara skor IQ & nilainya: 50%
Kesuksesan sekolah jg dipengaruhi oleh
motivasi, ekspekstasi guru, latar belakang
budaya, perilaku orang tua, dsb
* So, jika sekolahnya gagal, penyebabnya?
- Status & Kesuksesan Pekerjaan
Skor inteligensi mjd prediktor yg bagus bagi performa kerja
- Perbedaan kelompok
* Laki2 & perempuan
Perbedaan scr signifikan t’lihat pada kemampuan
spesifiknya, & bukan pada skor IQ secara keseluruhan
Laki2 cndrg lebih tinggi skornya pada kemampuan spasial &
stlh pubertas, pada kemamuan kuantitatifnya
Perempuan cndrg lebih tinggi skornya pada kemampuan
verbal
* Ras/ Etnis
Amerika Hispanik & Amerika-Afrika cndrg lebih rendah skor
IQnya dibanding Amerika-Eropa
Apa yg menyebabkan p’bedaan tsb?
• Hereditas & Stabilitas Skor IQ
* Hereditas IQ
IQ berkorelasi dgn faktor genetik sebesar 51% - 81%
sisanya adalah faktor lingkungan
* Stabilitas skor IQ
- Uji reliabilitas dgn m’gunakan test-retest correlation,
dapat menunjukkan kestabilan skor sepanjang waktu
- Skor IQ cndrg kurang stabil utk anak kecil, dan lebih
stabil utk orang dewasa.
- Krn itu, klinisi seringkali dalam laporan tes
menggambarkan ‘present level of intellectual functioning’
- Berbagai faktor (mis., motivasi & perubahan emosi) dpt
mempengaruhi skor individu.
ASESMEN KLINIS
PADA INTELIGENSI
• Skala Stanford-Binet
– Revisi Binet:
Binet (1905) – Terman (1916) – Stanford-Binet (1937) –
Standford-Binet (1960) – revisi norma (1972) – Standford-
Binet 4th Ed.(SB-4) (1986)
– Deskripsi:
SB ditandakan dgn skala usia. Ada 20 level usia, mulai dari
Tahun II hingga Superior Adult level III. Masing2 level
memiliki enam item. Tiap item dikonversikan dalam 1 atau
2 bulan kredit usia mental.
– Item2 dikelompokkan b’dasarkan usia
– Versi 1986 b’dasarkan model hirarki inteligensi.
– SB-4 t’diri dari empat kelas general, dmn masing2 kls t’diri dari
bbrp subtes:
1. Verbal reasoning:
Vocabulary, comprehension, absurdities, verbal relations
2. Quantitative reasoning:
Quantitative, number series, equation building
3. Abstract/ visual reasoning:
Pattern analysis, copying, matrices, paper folding & cutting
4. Short-term memory:
Bead memory, memory for sentences, memory for digits,
memory for objects
• Skala Wechsler
– David Wechsler mengembangkan Wechsler-Bellevue
Intelligence Scale di th.1939 respon thd skala
Standford-Binet awal yg kurang menguntungkan
– Didesain utk dewasa
– Item2 dikelompokkan berdasarkan subtes
– T’diri dari skala performance & skala verbal
ada IQ masing2 skala tsb & ada IQ total
– Menggunakan konsep deviasi IQ
Membandingkan individu dgn indvd yg
seusianya IQ 100 sbg rata2 utk tiap
kelompok usia
* WAIS-III
- Versi terbaru skala W-B adalah WAIS di th 1955
- Revisi: WAIS-R di thn 1981
- Versi terbaru: WAIS-III di th 1997
- 14 Subtes WAIS-III:
1. Vocabulary 8. Picture completion
2. Similarities 9. Digit symbol-coding
3. Arithmetic 10. Block design
4. Digit span 11. Matrix reasoning
5. Information 12. Picture arrangement
6. Comprehension 13. Symbol search
7. Letter number sequencing 14. Object assembly
- Perubahan:
1. Adanya reversal item pada bbrp subtes.
Dalam subtes ini, dimulai dgn 2 item basal yg sama & hrs
m’dptk’ skor yg sempurna, jika tidak, item sebelumnya
harus diberikan dahulu hingga skornya sempurna utk dua
item berturut2.
Tujuan: ?
2. Adanya index scores dlm penambahan skor IQ (IQ verbal, IQ
performance, & IQ total)
4 index scores:
verbal comprehension (vocabulary, similarities, information),
perceptual organization (picture completion, block design, matrix
reasoning), working memory (arithmetic), digit span, letter-number
sequencing), procesing speed (digit symbol, coding, symbol search)
Tujuan: ?
– Memperoleh IQ & skor indeks
Raw scores dikonversikan ke dalam scaled score
disesuaikan dg kelompok umurnya
IQ & index scores didapat dari menjumlahkan
scaled score dari subtes yg dipilih lalu
dikonversikan ke dalam ekivalen IQ.
* WISC-IV
- Pertama kali dikembangkan thn 1949
- Revisi thn 1974: WISC-R, lalu 1991: WISC-III
- Versi terakhir: WISC-IV thn 2003 utk usia 6-16 th.
- T’diri dari 10 subtes inti & 5 subtes pelengkap.
- Memiliki struktur hirarki subtes digolongkan ke dalam 4
klp index:
1. The verbal comprehension index (VCI) :
Similarities, vocabulary, comphrehension.
Suplementer: information & word reasoning
= IQ verbal pada tes Wechsler yg lain
2. The perceptual reasoning index (PRI):
Block design, picture concepts, & matrix reasoning
Suplementer: picture completion
= IQ performance pada tes wechsler yg lain
3. The working memory index (WMI):
Digit span, & letter-number sequencing
Suplementer: arithmetic
Mengukur kemampuan anak utk menyimpan
informasi dlm kesadaran, menunjukkan bbrp
operasi mtk, & m’hasilkan
4. The processing speed index (PSI):
Coding, & symbol search
Suplementer: cancellation
Mengukur kecepatan memproses informasi &
tugas2 yg menggunakan waktu
• Kegunaan Klinis Tes Inteligensi
– Estimasi dari level intelektual yg general
Alat utk m’dapatkan estimasi level intelektual.
Klinisi bukan hanya m’dapatkan skor IQ, tp juga
menginterpretasikannya
– Prediksi kesuksesan akademis : logisnya, inteligensi
merefleksikan kapasitas yg bagus di sekolah
– The appraisal of style: tdk penting apakah klien
berhasil atau gagal pada item2 yg ada, tp yg penting
adalah bagaimana klien bisa berhasil atau gagal