Anda di halaman 1dari 13

Nama : Trisha Aracelly

NIM : 2224090057
Mata Kuliah : Test Intelegensi
Semester : 3/Ganjil

1. Istilah tes mulai diperkenalkan pertama kali oleh James McKeen Cattel pada
tahun 1890. Apakah pengertian dari Tes tersebut
 James McKeen Cattell memang dikenal sebagai seorang psikolog pada awal
abad ke-20 yang banyak berkontribusi dalam pengembangan tes psikologi.
Salah satu kontribusinya yang terkenal adalah pengenalan istilah "tes" pada
tahun 1890. Secara umum, tes dalam konteks psikologi merujuk pada suatu
metode atau instrumen yang digunakan untuk mengukur kualitas atau
karakteristik tertentu dari individu. Tes dapat dirancang untuk mengukur
berbagai aspek, seperti kecerdasan, keterampilan, kepribadian, atau aspek
lainnya sesuai dengan tujuan pengujian yang diinginkan. Dengan pengenalan
istilah tes oleh Cattell, ini menciptakan dasar bagi pengembangan berbagai
jenis tes psikologi yang sejak itu telah berkembang pesat dan menjadi alat
penting dalam penelitian dan praktik psikologis.

2. Siapakah tokoh yang pertama kali memperkenalkan istilah tes, yang pada awalnya
tokoh tersebuthanya untuk memperkenalkan istilah mental tes guna menyelidiki
aspek-aspek inteligensi...
 Menurut Riset yang telah saya baca dan pahami James McKeen Cattell
memang seorang psikolog terkemuka pada masanya, tetapi istilah "tes"
sebenarnya pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton, seorang ahli
antropologi, pada pertengahan abad ke-19. Galton memperkenalkan istilah
"mental test" atau tes mental untuk merujuk pada upaya pengukuran individu
terkait dengan aspek-aspek kecerdasan atau inteligensi.
 Seiring berjalannya waktu, konsep ini berkembang dan diperluas oleh para
psikolog, termasuk James McKeen Cattell, yang juga memberikan kontribusi
penting dalam pengembangan dan popularitas penggunaan tes psikologi. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa Galton adalah tokoh yang pertama kali
memperkenalkan istilah "tes" dalam konteks psikologi, terutama terkait
dengan pengukuran aspek-aspek mental atau kecerdasan.
3. Inteligensi merupakan kemampuan untuk menilai, mengerti, dan menalar dengan
baik adalah definisi inteligensi dari
 Definisi "inteligensi sebagai kemampuan untuk menilai, mengerti, dan
menalar dengan baik" tidak secara khusus dikaitkan dengan satu tokoh
tertentu, tetapi dapat mencerminkan pemahaman umum tentang inteligensi.
Banyak teori dan ahli psikologi telah memberikan kontribusi pada pemahaman
konsep inteligensi. Salah satu definisi terkenal tentang inteligensi berasal dari
psikolog Amerika Serikat, David Wechsler. Menurut Wechsler, inteligensi
adalah "kapasitas global individu untuk bertindak tujuan, berpikir rasional, dan
menangani lingkungan dengan efektif." Definisi ini menekankan pada aspek
global dan tujuan dari inteligensi.

4. Suatu kemampuan yang bersifat potensial dan merupakan kecakapan umum


 Charles Spearman mengembangkan teori dua faktor, yaitu faktor umum (g)
dan faktor khusus (s). Faktor umum (g) dianggap sebagai inti dari kecerdasan
yang mencakup kemampuan kognitif atau mental umum yang berlaku untuk
berbagai jenis tugas. Faktor khusus (s), di sisi lain, merujuk pada kemampuan
yang lebih spesifik untuk tugas tertentu.
 Dalam konteks ini, kecerdasan dianggap sebagai potensi umum yang
mencakup berbagai aspek pemikiran dan kognitif. Ini berarti bahwa seseorang
yang memiliki kecerdasan tinggi di satu bidang mungkin juga cenderung
memiliki kecerdasan yang tinggi secara umum. Konsep ini mencerminkan
pandangan bahwa ada inti kemampuan mental yang mendasari berbagai aspek
kecerdasan.

5. Apa yang dimaksud dengan Row Score ….


 Pada tes kecerdasan atau tes intelegensi, "row score" mungkin merujuk pada
skor atau nilai yang diberikan kepada individu untuk setiap baris atau item
dalam tes tersebut. Setiap baris atau item pada tes memiliki bobot atau nilai
tertentu, dan "row score" adalah total skor atau penilaian yang diperoleh oleh
peserta untuk seluruh rangkaian pertanyaan atau tugas yang ada pada tes
tersebut.

6. Inteligensi adalah kemampuan yang bersifat global yang mengarahkan individu


untuk berperilaku secara bermakna, berfikir secara rasional dan beradaptasi
dengan lingkungan secara efektif. Pengertian Intelligensi diatas dikemukakan oleh
seorang ahli Psikologi yang bernama…
 Alfred Binet: Binet adalah seorang psikolog Prancis yang terkenal dengan tes
IQ pertama. Meskipun pandangannya tentang inteligensi tidak selalu sejalan
dengan definisi modern, kontribusinya dalam mengukur kapasitas mental
menjadi dasar bagi pengembangan tes-tes kecerdasan.
7. Dalam sejarah perkembangan tes inteligensi diklasifikasikan menjadi 4 fase salah
satunya adalah fase persiapan. Manakah yang merupakan awal mula bukti
produkan dari fase persiapan tes inteligensi...
 Bukti produkan dari fase persiapan ini mencakup tes-tes konkret, pertanyaan-
pertanyaan, dan metode-metode yang digunakan untuk mengukur kecerdasan
seseorang. Binet-Simon Intelligence Scale menjadi cikal bakal bagi
perkembangan tes-tes kecerdasan selanjutnya, termasuk tes-tes modern seperti
Wechsler Intelligence Scales. Jadi, tes Binet-Simon merupakan contoh awal
mula bukti produkan dari fase persiapan dalam perkembangan tes inteligensi.

8. Faktor apa yang tidak mempengaruhi tes inteligensi…


 Berikut adalah beberapa faktor yang seharusnya tidak mempengaruhi tes
inteligensi, atau setidaknya seharusnya telah dikontrol dalam pengembangan
tes:
- Faktor Budaya: Tes inteligensi yang dikembangkan secara cermat
seharusnya tidak didasarkan pada pengetahuan atau pengalaman budaya
tertentu. Idealnya, tes yang baik dirancang untuk dapat diuji secara adil
pada individu dari berbagai latar belakang budaya.
- Diskriminasi: Tes inteligensi yang baik tidak boleh memihak atau
mendiskriminasi berdasarkan faktor-faktor seperti jenis kelamin, ras, atau
latar belakang sosioekonomi. Tes seharusnya dapat diuji secara merata
pada seluruh populasi.
- Kesehatan Fisik: Meskipun tes inteligensi seharusnya fokus pada kapasitas
mental, kondisi kesehatan fisik dapat memengaruhi hasil tes dalam kasus-
kasus tertentu. Oleh karena itu, tes seharusnya dirancang untuk
meminimalkan dampak faktor-faktor kesehatan fisik.
- Kondisi Psikologis Saat Ini: Faktor-faktor seperti kecemasan atau stres
saat mengikuti tes dapat memengaruhi kinerja seseorang. Tes seharusnya
mencoba meminimalkan pengaruh kondisi psikologis saat ini dan
memberikan lingkungan yang kondusif untuk pengukuran kapasitas
mental.
- Bahasa: Tes seharusnya tidak terlalu bergantung pada keterampilan bahasa
tertentu. Jika tes membutuhkan pemahaman dan ekspresi dalam bahasa
tertentu, harus ada upaya untuk memastikan bahwa itu bukan penghalang
bagi individu yang menguji.

9. Menurut Goodenough aktivitas anak yang mencerminkan inteligensi nya adalah


 Goodenough percaya bahwa aktivitas menggambar dapat mencerminkan
tingkat kecerdasan anak dan perkembangan kognitif mereka. Dalam Tes
Gambar Orang, anak diminta untuk menggambar gambar orang tanpa
bimbingan. Penilai kemudian mengevaluasi berbagai aspek gambar, termasuk
rincian anatomi, proporsi, ekspresi wajah, dan konteks gambar. Goodenough
berpendapat bahwa melalui gambar-gambar ini, kita dapat mendapatkan
wawasan tentang fungsi kognitif anak, seperti persepsi visual, kemampuan
motorik halus, dan pemahaman konsep sosial.
 Namun, perlu dicatat bahwa pendekatan ini memiliki keterbatasan dan kritik.
Tes Gambar Orang telah dikritik karena kurangnya standar yang jelas dalam
penilaian, subjektivitas penilai, dan ketidakmampuan untuk mengukur
kecerdasan secara menyeluruh. Dengan perkembangan penelitian psikologi
dan metode pengukuran yang lebih canggih, penggunaan metode seperti Tes
Gambar Orang dalam menilai kecerdasan anak telah berkurang
popularitasnya. Pada umumnya, pendekatan terbaru cenderung menggunakan
tes psikometri yang lebih terstandarisasi untuk mengukur kecerdasan anak.

10. Didalam tes inteligensi ada beberapa kelemahan yang ada, berikut mana yang
bukan kelemahan tes inteligensi…
 Terdapat beberapa kelemahan dalam tes inteligensi. Namun, dari pilihan
berikut, yang bukan termasuk kelemahan tes inteligensi adalah:
- Ketergantungan pada Bahasa: Kelemahan ini adalah kelemahan umum
dalam tes inteligensi di mana beberapa tes dapat lebih membutuhkan
pemahaman dan ekspresi dalam bahasa tertentu. Hal ini dapat menjadi
hambatan bagi individu yang mungkin memiliki latar belakang bahasa
yang berbeda.
- Efek Budaya: Tes inteligensi bisa terpengaruh oleh perbedaan budaya.
Sebuah tes yang dikembangkan dengan dasar budaya tertentu mungkin
tidak seadil mewakili kemampuan intelektual individu dari latar belakang
budaya yang berbeda.
- Situasi Tes yang Stres: Kondisi stres atau kecemasan saat mengikuti tes
dapat memengaruhi hasil, karena seseorang mungkin tidak dapat
menunjukkan kemampuan intelektualnya dengan sebaik-baiknya dalam
situasi tersebut.
- Kurangnya Keterlibatan Kreativitas dan Keterampilan Praktis: Beberapa
tes mungkin cenderung fokus pada kemampuan verbal atau numerik dan
kurang mewakili kreativitas atau keterampilan praktis yang juga dapat
mencerminkan kecerdasan.

11. Kapasitas kemampuan individu diuraikan menjadi 2, yaitu….


 Kapasitas Kognitif (Cognitive Capacity): Ini mencakup berbagai aspek
kecerdasan intelektual atau mental. Kapasitas kognitif mencakup kemampuan
individu dalam memproses informasi, berpikir logis, menyelesaikan masalah,
memahami konsep, dan menggunakan pengetahuan untuk mengatasi tugas-
tugas intelektual.
 Kapasitas Emosional (Emotional Capacity): Ini mencakup kemampuan
individu untuk memahami dan mengelola emosi sendiri dan emosi orang lain.
Kapasitas emosional melibatkan aspek-aspek seperti kepekaan terhadap
perasaan, kemampuan berempati, pengaturan emosi, serta keterampilan sosial
dan interpersonal.
12. Tes kecerdasan yang diberikan secara individual bagi anak-anak usia 3.8th sd 6.8th
adalah
 Salah satu tes kecerdasan yang sering digunakan untuk anak-anak di rentang
usia 3.8 tahun hingga 6.8 tahun adalah Wechsler Preschool and Primary Scale
of Intelligence (WPPSI). WPPSI dirancang khusus untuk mengukur
kecerdasan anak-anak prasekolah dan sekolah dasar awal.

13. Kemampuan yang menghasilkan sesuatu hal yang baru dan menunjukkan hal yang
tidak biasa atau istimewa disebut…
 Kemampuan yang menghasilkan sesuatu yang baru, tidak biasa, atau istimewa
sering disebut sebagai kreativitas. Kreativitas melibatkan kemampuan untuk
menghasilkan ide-ide baru, menemukan solusi-solusi inovatif, atau
menciptakan karya-karya yang unik. Orang yang kreatif cenderung memiliki
daya imajinasi yang kuat, fleksibilitas berpikir, dan kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan yang tidak terlihat oleh orang lain.

14. Kemampuan untuk berprestasi, untuk dapat menyesuaikan dengan situasi, untuk
berpikir adalah pengertian dari…
 Kemampuan untuk berprestasi, menyesuaikan diri dengan situasi, dan berpikir
secara efektif seringkali dapat digambarkan sebagai kemampuan beradaptasi
atau adaptabilitas. Adaptabilitas mencakup keterampilan individu untuk
berhasil berfungsi dalam berbagai konteks, mengatasi perubahan, dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan yang berubah.

15. Yang termasuk tes kemampuan intelektual adalah dibawah ini, kecuali…

16. Berapakah Intelligence Quotient seseorang yang termasuk ke dalam klasifikasi
Embisil :
 IQ (Intelligence Quotient) yang memberikan gambaran umum tentang tingkat
kecerdasan seseorang. Skala IQ modern biasanya memiliki klasifikasi umum
sebagai berikut:
- Skor IQ 130 ke atas: Sangat superior atau sangat cerdas
- Skor IQ 120-129: Superior atau cerdas
- Skor IQ 110-119: Di atas rata-rata
- Skor IQ 90-109: Rata-rata
- Skor IQ 80-89: Di bawah rata-rata
- Skor IQ 70-79: Batas rendah kecerdasan atau keterbatasan ringan
- Skor IQ di bawah 70: Keterbatasan intelektual (tingkat ringan, sedang,
atau berat)

17. Tes psikologi yang berkaitan dengan pengukuran dan perubahan inteligensi,
kecuali...

18. Dibawah ini merupakan kelompok tes Inteligensi :
19. Kemampuan untuk berprestasi, untuk dapat menyesuaikan dengan situasi, untuk
berpikir adalah pengertian dari…

 Kemampuan untuk berprestasi, menyesuaikan diri dengan situasi, dan berpikir


secara efektif sering dijelaskan sebagai inteligensi adaptif atau kemampuan
adaptif. Kemampuan adaptif mencakup berbagai aspek kognitif dan perilaku
yang memungkinkan seseorang untuk berhasil berfungsi dalam berbagai
konteks dan menghadapi tuntutan yang berubah. Ini mencakup kemampuan
untuk memecahkan masalah, berpikir kreatif, dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan.

20. Tes kemampuan berhitung individu yang tinggi dapat dikategorikan bahwa
individu memiliki kemampuan yang tinggi, sehingga dapat digunakan untuk
memprediksikan bahwa orang tersebut mampu memecahkan persoalan-persoalan
hitungan :
 inteligensi adaptif atau kemampuan adaptif mencerminkan kemampuan
individu untuk berprestasi dan berfungsi secara efektif di berbagai situasi. Ini
mencakup beberapa aspek seperti:
- Kemampuan Memecahkan Masalah: Individu yang memiliki inteligensi
adaptif mampu mengidentifikasi masalah, menganalisis situasi, dan
mencari solusi yang efektif.
- Beradaptasi dengan Lingkungan: Kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan dalam lingkungan, baik itu perubahan sosial, ekonomi,
atau situasional lainnya.
- Berpikir Kreatif: Mampu berpikir secara kreatif dan melihat solusi atau
pendekatan yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.
- Kemampuan Belajar: Kemampuan untuk belajar dari pengalaman, baik itu
pengalaman positif maupun negatif, dan menggunakannya untuk
meningkatkan kinerja di masa depan.

21. Tes yang paling sering digunakan dalam konteks klinis konseling adalah kecuali :
 Beberapa tes umum yang dapat digunakan dalam konteks klinis konseling
melibatkan:
- Beck Depression Inventory (BDI): Untuk menilai tingkat depresi
seseorang.
- State-Trait Anxiety Inventory (STAI): Untuk menilai tingkat kecemasan
seseorang.
- Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI): Sebuah tes
kepribadian yang dapat memberikan wawasan tentang aspek-aspek
psikologis individu.
- Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS): Untuk mengukur tingkat
kecerdasan intelektual pada orang dewasa.
- Thematic Apperception Test (TAT): Untuk mengungkapkan aspek-aspek
emosional dan konflik psikologis melalui interpretasi cerita-cerita gamba
22. Skala Inteligensi Wechsler-Bellevue pertama kali diterbitkan pada tahun berapa ?
 Skala Inteligensi Wechsler-Bellevue pertama kali diterbitkan pada tahun 1939
oleh David Wechsler

23. Siapa yang mengembangkan Skala Inteligensi Wechsler-Bellevue ?


 David Wechsler

24. Berapa jumlah subtes dalam Skala Inteligensi Wechsler-Bellevue ?


 Pada versi aslinya, terdapat empat subtes. Berikut adalah daftar subtes pada
Skala Inteligensi Wechsler-Bellevue:
- Subtes Verbal (Verbal Subtests):
 Analogies (Analogi)
 Comprehension (Pemahaman)
 Information (Informasi)

- Subtes Kinerja (Performance Subtests):


 Picture Completion (Melengkapi Gambar)
 Picture Arrangement (Menyusun Gambar)
 Block Design (Desain Blok)
 Object Assembly (Perakitan Benda)

- Skor Skala Gabungan (Composite Scale Score):


 Skor gabungan dari subtes-verbal dan subtes-kinerja memberikan gambaran
keseluruhan dari hasil tes.

25. Apa yang diukur oleh Skala Inteligensi Wechsler-Bellevue ?


 Skala Inteligensi Wechsler-Bellevue, seperti tes kecerdasan Wechsler lainnya,
dirancang untuk mengukur berbagai aspek kecerdasan seseorang. Beberapa
kemampuan kognitif dan intelektual yang diukur oleh skala ini termasuk:
- Kemampuan Verbal:
 Pemahaman Verbal: Kemampuan untuk memahami konsep, informasi umum,
dan pemahaman verbal.
 Analogi: Kemampuan untuk mengidentifikasi hubungan analogi antara kata-
kata.

- Kemampuan Kinerja (Non-Verbal):


 Desain Blok (Block Design): Kemampuan untuk menggabungkan dan
mengatur blok-blok untuk mencocokkan pola tertentu.
 Melengkapi Gambar (Picture Completion): Kemampuan untuk mengenali
detail yang hilang dalam gambar.
 Menyusun Gambar (Picture Arrangement): Kemampuan untuk menyusun
gambar dalam urutan yang membuat cerita logis.
 Perakitan Benda (Object Assembly): Kemampuan untuk merakit benda dari
potongan-potongan gambar.

26. Skala Inteligensi Wechsler-Bellevue dirancang untuk kelompok usia berapa ?


 Skala Inteligensi Wechsler-Bellevue dirancang untuk digunakan pada
kelompok usia dewasa, terutama pada individu usia 16 hingga 60 tahun

27. CFIT adalah alat tes inteligensi yang disusun pada tahun 1949 dan telah
dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1975 yang diadaptasi oleh Universitas
Indonesia. Tes ini merupakan hasil karya dari
 CFIT (Cattell's Culture Fair Intelligence Test) atau Tes Inteligensi Bebas
Kebudayaan adalah tes kecerdasan yang dikembangkan oleh psikolog
Amerika, Raymond B. Cattell, pada tahun 1949.

28. CFIT atau Culture Fair Intelligence Test lebih mengukur kemampuan seseorang
pada
 CFIT atau Culture Fair Intelligence Test dirancang untuk mengukur
kemampuan kognitif seseorang tanpa terlalu banyak dipengaruhi oleh faktor
budaya atau latar belakang pendidikan. CFIT lebih berfokus pada kemampuan
dasar dalam memahami pola, logika, dan pemecahan masalah tanpa
memperhitungkan unsur budaya yang mungkin memberikan keuntungan atau
hambatan tertentu.

29. CFIT didesain untuk mengurangi pengaruh dari faktor-faktor, antara lain
 Budaya, Bahasa, Kelas Sosial, Pendidikan

30. CFIT masuk dalam kategori tes non verbal, dimana tidak menggunakan lisan
maupun tulisan dalam pengerjaannya, melainkan berupa…
 CFIT (Culture Fair Intelligence Test) masuk dalam kategori tes non-verbal.
Artinya, tes ini tidak mengandalkan bahasa lisan atau tulisan dalam
pengerjaannya. Sebaliknya, CFIT didesain untuk mengukur kemampuan
kognitif seseorang dengan menggunakan elemen-elemen visual dan konsep-
konsep non-verbal.
 Pengerjaan CFIT melibatkan gambar-gambar, simbol-simbol, dan pola-pola
abstrak. Contohnya, peserta tes mungkin diminta untuk mengidentifikasi
hubungan logis antara elemen-elemen gambar atau melengkapi pola yang
hilang dalam suatu rangkaian gambar. Dengan demikian, CFIT dirancang
untuk memberikan gambaran kecerdasan yang lebih objektif dan tidak
terpengaruh oleh perbedaan bahasa atau latar belakang budaya
31. Setelah mengetahui beberapa hal yang terdapat pada Tes CFIT, apa sebenarnya
tujuan utama dari tes ini ?
 tujuan utama CFIT adalah memberikan alat ukur kecerdasan yang dapat
digunakan secara merata dan obyektif di antara individu dengan latar
belakang budaya yang berbeda, meminimalkan bias budaya, dan memberikan
gambaran yang lebih universal tentang kemampuan intelektual seseorang.

32. Berapa usia target pengguna WAIS ?


 16-90 tahun

33. Tokoh dari Tes WAIS adalah ...


 David Wechsler

34. Apa fungsi utama penyelenggaraan WAIS dalam konteks Psikologi ?


 Penyelenggaraan WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) dalam konteks
psikologi memiliki beberapa fungsi utama, terutama dalam bidang penilaian
dan pemahaman kecerdasan individu.

35. Dibawah ini yang termasuk sub tes Performance WAIS antara lain
 Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) terdiri dari dua jenis subtes utama,
yaitu subtes Verbal dan Performance (atau Non-Verbal). Subtes Performance
WAIS dirancang untuk mengukur kemampuan kinerja non-verbal atau
kognitif visual-spatial. Di dalam versi-versi terbaru WAIS, subtes ini sering
disebut sebagai subtes Kinerja.

36. WAIS dirancang mampu mengungkap dua jenis kemampuan, disebut sebagai
 Dua indeks utama ini juga dikombinasikan untuk menghasilkan Skor
Kecerdasan Total (Full-Scale IQ)

37. Tes ini tidak hanya mengukur kecerdasan intelektual seseorang, namun juga
mengungkap kekuatan dan kelemahan dalam berbagai aspek kognitif. Tes tersebut
adalah
 Test WAIS

38. Tes Inteligensi WISC merupakan tes inteligensi untuk anak berusia
 6-11 tahun

39. Tersebut dibawah ini tujuan penyelenggaraan WISC, kecuali

40. Tokoh yang paling terkenal dalam memiliki kontribusi pengembangan tes
inteligensi Wechsler Intelligence Scale for Children antara lain

 David Wechsler.
41. Pada tahun 1949, David Wechler meng-konstruk tes pada W-B-1 dengan
menciptakan alat ukur kecerdasan khusus anak dengan rentang usia 5 sampai
dengan 15 tahun yang diberi nama Wechsler Intelligence Scale for Children
(WISC). Dalam tes ini terdapat dua kelompok bagian yaitu tes verbal dan tes
performa dengan jumlah keseluruhan tes…
 Jumlah keseluruhan subtes dalam WISC dapat bervariasi antara edisi dan
revisi tertentu. Edisi dan revisi WISC yang berbeda memiliki struktur dan
jumlah subtes yang dapat berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, WISC-IV
memiliki 10 subtes utama, dengan 5 subtes verbal dan 5 subtes performa.
Namun, ada kemungkinan struktur ini telah mengalami perubahan pada edisi
atau revisi berikutnya. Untuk informasi terkini, disarankan untuk merujuk
pada edisi atau revisi terbaru dari WISC.

42. Siapakah yang mengembangkan Intelligenz Struktur Test (IST) dan kapan serta
dimana alat ukur ini dikembangkan ?
 Intelligenz Struktur Test (IST) dikembangkan oleh ahli psikologi Jerman,
Wilhelm Stern. IST adalah tes kecerdasan yang pertama kali diperkenalkan
pada awal abad ke-20. Wilhelm Stern merancang IST untuk mengukur
kecerdasan pada anak-anak dan remaja.

43. Apa tujuan utama dari Intelligence Structure Test dikembangkan ?


 Tujuan utama dari Intelligence Structure Test (IST) yang dikembangkan oleh
Wilhelm Stern adalah untuk memberikan suatu alat ukur yang ilmiah dan
sistematis untuk mengukur kecerdasan pada anak-anak dan remaja.

44. IST memiliki kelebihan dan kekurangan, manakah yang tidak termasuk
kekurangannya

45. IST memiliki 9 subtest, salah satunya mengenai deret angka. Dari subtest ini dapat
dilihat bagaimana cara berpikir teoritis seseorang dalam hitungan, berpikir
induktif dengan angka-angka serta kelincahan dalam berpikir, subtes ini disebut
 Dalam konteks IST, subtes ini sering disebut sebagai "Zahlenreihen" atau
"Serangkaian Angka" dalam bahasa Jerman, yang artinya "Deret Angka"
dalam bahasa Indonesia. Melalui subtes ini, pengujian dilakukan terhadap
kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi pola atau aturan yang
mendasari suatu deret angka, serta melanjutkan deret tersebut berdasarkan
pola tersebut.

46. Dari tahun berapa IST terus dikembangkan oleh Rudolf Amthauer, sehingga
menjadi tes yang dapat menilai keseluruhan inteligensi seseorang?
 1953

47. Apakah tujuan dari tes RPM ?


 Tujuan utama dari tes RPM adalah sebagai berikut:
- Mengukur Kemampuan Berpikir Abstrak: RPM didesain untuk mengukur
kemampuan seseorang dalam memahami dan menerapkan pola-pola
abstrak. Peserta dihadapkan pada serangkaian gambar atau pola yang tidak
memiliki keterkaitan langsung dengan kata-kata atau bahasa tertentu.
- Penilaian Pemecahan Masalah: Tes ini menilai kemampuan pemecahan
masalah tanpa ketergantungan pada keterampilan verbal. Dengan
menggunakan pola-pola visual, RPM memberikan gambaran tentang
bagaimana seseorang dapat menyusun solusi untuk tugas-tugas berpikir
yang kompleks.
- Mengukur Kemampuan Kognitif Umum: RPM memberikan indikasi
umum tentang kemampuan kognitif atau kecerdasan seseorang. Dengan
fokus pada aspek non-verbal, tes ini dirancang untuk mengurangi bias
budaya atau bahasa yang mungkin muncul dalam tes kecerdasan yang
bersifat lebih verbal.
- Mendeteksi Kemampuan Intelektual Tanpa Bergantung pada Bahasa:
RPM dapat digunakan untuk mengukur kecerdasan pada individu yang
mungkin memiliki kendala dalam bahasa tertentu atau latar belakang
budaya yang berbeda. Ini membuat RPM relevan untuk penilaian di
berbagai konteks internasional.

48. RPM atau Raven Progressive Matrices dalam pelaksanaannya dapat secara
 Raven's Progressive Matrices (RPM) atau Matrices Progresif Raven dalam
pelaksanaannya dapat diadminister secara individual atau kelompok,
tergantung pada konteks penggunaannya.

49. J.C. Raven membuat juga Colors Progressive Matrices ditujukan untuk usia ?
 Anak anak, remaja dan orang dewasa. Menurut perkiraan saya dari umur 10-
40 tahun

50. Dalam beberapa kesempatan J.C. Raven menyusun jenis-jenis tes inteligensi
lainnya, berikut tes inteligensi yang memiliki kemiripan penyajian soal-soal yang
bukan hasil karyanya
 J.C. Raven, selain membuat Raven's Progressive Matrices (RPM), juga
memiliki kontribusi dalam pengembangan tes lain yang sering disebut sebagai
Raven's Progressive Matrices (RPM), juga membuat tes yang dikenal sebagai
Raven's Standard Progressive Matrices (SPM). Namun, saya tidak memiliki
informasi terbaru tentang jenis tes inteligensi lain yang mungkin dibuat oleh
J.C. Raven setelah pengetahuan saya terakhir pada Januari 2022.

51. Apa yang membedakan Tes Progresive Matrices dengan Tes Konvensional
lainnya ?
Tes Progressive Matrices, seperti Raven's Progressive Matrices (RPM), memiliki
beberapa perbedaan signifikan dengan tes konvensional lainnya, terutama dalam hal
format dan pendekatannya. Berikut adalah beberapa perbedaan utama:

 Non-Verbal vs. Verbal:


o Tes Progressive Matrices: Berfokus pada pengukuran
kemampuan penalaran non-verbal dan berpikir abstrak tanpa
memerlukan keterampilan verbal yang tinggi. Soal-soalnya
biasanya berupa pola atau gambar yang memerlukan
pemahaman dan identifikasi pola atau aturan tertentu.
o Tes Konvensional: Cenderung lebih memerlukan keterampilan
verbal, termasuk pemahaman kata-kata, pengetahuan bahasa,
dan kemampuan berbicara.
 Ketergantungan pada Budaya dan Bahasa:
o Tes Progressive Matrices: Dirancang untuk mengurangi
pengaruh budaya dan bahasa dalam pengukuran kecerdasan.
Tes ini lebih bersifat internasional dan dapat digunakan di
berbagai kelompok bahasa dan budaya.
o Tes Konvensional: Mungkin lebih rentan terhadap pengaruh
budaya dan bahasa tertentu, yang dapat memengaruhi hasil
pada populasi dengan latar belakang budaya atau bahasa yang
berbeda.
 Kemampuan untuk Penilaian di Berbagai Konteks:
o Tes Progressive Matrices: Cocok untuk penilaian di berbagai
konteks, termasuk penilaian internasional, penelitian lintas
budaya, dan penilaian individu yang tidak memiliki latar
belakang bahasa yang sama.
o Tes Konvensional: Dapat menghadapi tantangan ketika
digunakan dalam konteks lintas budaya atau dengan populasi
yang memiliki keberagaman latar belakang bahasa.
 Pemahaman Pola dan Abstraksi:
o Tes Progressive Matrices: Menekankan kemampuan
pemahaman pola visual dan berpikir abstrak untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya.
o Tes Konvensional: Lebih sering menekankan pemahaman dan
keterampilan verbal, seperti membaca, menulis, dan berbicara.

52. Disetiap hasil pada tes Raven tidak menunjukkan nilai angka kecerdasan atau IQ,
melainkan berupa
 Hasil pada tes Raven's Matrices biasanya dinyatakan dalam bentuk persentil
atau skor persentil. Skor persentil ini memberikan informasi tentang sejauh
mana performa seseorang relatif terhadap populasi normatif yang diuji.
53. Apa yang dimaksud dengan faktor G dalam teori kecerdasan Charles Spearman?
 Charles Spearman, seorang psikolog Inggris pada awal abad ke-20,
mengembangkan teori kecerdasan yang dikenal sebagai teori faktor g (general
intelligence). Menurut teori ini, kecerdasan manusia dapat dijelaskan oleh
adanya faktor umum atau faktor g yang mempengaruhi kinerja pada berbagai
tugas kecerdasan. Poin-poin kunci terkait faktor g dalam teori kecerdasan
Charles Spearman adalah sebagai berikut:
- Faktor Umum (g): Menurut Spearman, terdapat faktor umum atau faktor g
yang menyatukan berbagai aspek kecerdasan. Faktor g ini diyakini
mendasari kinerja seseorang dalam berbagai jenis tugas kecerdasan.

Anda mungkin juga menyukai