Anda di halaman 1dari 6

Tes Individual

- Definisi
Tes individual disebut juga self-report. Tes individu adalah tes dirancang untuk menunjukkan
apa yang dapat dilakukan seorang individu pada waktu tertentu . Tes individual dilaksanakan
secara perorangan (individual). Tester (fasilitator/psikolog) hanya menghadapi satu testee
(pihak yang mengerjakan tes/pengujian psikologis) pada satu waktu tersebut.

Tes Individual membutuhkan jumlah pemeriksa atau tester sejumlah subjek. Tugas tester pada tes
individual adalah mencatat respon subjek. Pada tes individual, tester bertanggung jawab penuh untuk
memastikan proses pengambilan data testee berjalan optimal. Kelebihan dari tes individual yaitu tester
lebih berpotensi untuk mendapatkan informasi menyeluruh dan mendalam dari testee.

- Sejarah dan perkembangan tes individu


Psikolog-psikolog eksperimental awal dari abad ke 19 pada umumnya tidak perduli dengan
pengukuran perbedaan individual. Tujuan utama psikolog pada masa itu adalah perumusan deskripsi
umum tentang perilaku manusia. Yang lebih merupakan fokus perhatian mereka adalah keseragaman,
bukannya perbedaan-perbedaan dalam perilaku. Perbedaan-perbedaan individual diabaikan atau
diterima sebagai sesuatu yang pasti buruk, yang membatasi penerapan generalisasi. Jadi, fakta bahwa
seseorang bereaksi secara berbeda satu dari yang lain ketika diamati dalam kondisi serupa, dianggap
sebagai suatu bentuk kesalahan.

Biolog Inggris, Francis Galton adalah orang yang bertanggung jawab atas peluncuran gerakan testing
individual. Faktor pemersatu dalam ber bagai aktivitas penelitian Galton adalah minatnya pada
hereditas manusia. Galton juga merintis penerapan metode skala peringkat dan kuesioner dan juga
penggunaan teknik asosiasi bebas yang selanjut nya diterapkan dalam pengembangan metode
statistiknya untuk analisis data tentang perbedaan-perbedaan individual. Galton menyeleksi dan
mengadaptasi sejumlah teknik yang sebelumnya diturunkan oleh para matematikawan. Teknik-teknik
ini ia sesuaikan ke bentuk tertentu sedemikian rupa sehingga bisa digunakan oleh penyelidik yang
tidak terlatih secara matematis, yang mung kin ingin memperlakukan hasil-hasil tes secara kuantitatif.
Dengan cara lain, dari memperluas aplikasi prosedur statistik sampai pada analisis data tes.

Dalam sebuah artikel yang ditulis Cattel pada tahun 1890 istilah tes mental digunakan untuk pertama
kalinya dalam literary-psychology. Artikel ini memaparkan rangkaian tes yang diselenggarakan tiap
tahun bagi para mahasiswa dalam upaya menentukan tingkat intelektual. Tes-tes ini yang
diselenggarakan secara individual meliputi ukuran-ukuran kekuatan otot, kecepatan gerakan,
sensitivitas pada rasa sakit, ketajaman penglihatan dan pendengaran, pembedaan berat, waktu reaksi,
ingatan dan sebagainya. Dalam pilihan tes-tesnya, Cattel punya pandangan sama dengan Galton
bahwa ukuran fungsi intelektual bisa diperoleh melalui tes-tes pembedaan inderawi dan waktu reaksi.

Sejumlah rangkaian tes yang disusun oleh psikolog Amerika pada masa itu cenderung meliputi
fungsi-fungsi yang agak kompleks. Kraepelin yang terutama berminat pada pemeriksaan klinis atas
pasien-pasien psikiatris, mempersiapkan serangkaian pan jang tes-tes untuk mengukur apa yang
dianggap sebagai fak tor-faktor mendasar dalam karakterisasi seorang individu. Tes-tes ini yang cuma
memanfaatkan operasi-operasi aritmetika sederhana, dirancang untuk mengukur efek-efek praktik,
memori dan kerentanan terhadap kelelahan dan gangguan. Psikolog Jerman lainnya, Ebbinghaus
menyelenggarakan tes-tes komputasi aritmetik, rentang memori, dan melengkapi kalimat, merupakan
satu-satu nya tes yang menunjukkan hubungan yang jelas dengan prestasi skolastik anak-anak.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Perancis pada tahun 1895 Binet dan Henri mengkritik
sebagian besar rangkaian tes karena terlalu inderawi dan terlalu berkonsentrasi pada kemampuan-
kemam puan yang sederhana dan terspesialisasi. Sebuah daftar tes yang ekstensif dan bervariasi
diusulkan meliputi fungsi-fungsi seperti memory, imajinasi, perhatian, pemahaman, sugestibilitas.
Dalam tes-tes ini kita bisa mengenali tren yang akhirnya mengarah 12 pada pengembangan skala
inteligensi Binet. Binet dan teman-temannya mencurahkan waktu bertahun-tahun untuk penelitian
aktif dan sederhana tentang cara-cara pengukuran inteligensi. Banyak pendekatan telah dicoba bahkan
mencakup pengukuran bentuk tengkorak, muka dan tangan dan analisis atas tulisan tangan. Tetapi
hasil-hasilnya menimbulkan keyakinan makin besar bahwa pengukuran yang langsung atas fungsi-
fungsi inteletual yang kompleks membawa harapan yang sangat besar.

Tes-tes Binet seperti halnya semua revisinya juga adalah skala individual. Artinya tes-tes ini bisa
diadakan hanya untuk satu orang. Banyak tes dalam skala ini membutuhkan respon lisan dari peserta
tes atau membutuhkan manipulasi materi. Sejumlah tes menuntut pengukuran waktu respon individu.
Karena alasan ini dan alasan lainnya, tes-tes seperti ini tidak diadaptasikan untuk tes kelompok. Ciri
khas lain dari tipe tes Binet ini adalah bahwa tes ini membutuhkan seorang penguji tes yang amat
terlatih. Tes-tes seperti ini pada dasarnya adalah instrumen-instrumen klinis yang sesuai untuk telaah
intensif atas kasus-kasus individual.

- Fungsi tes individu


Fungsi tes individu adalah untuk mengukur perbedaan antara individu-individu atau antara reaksi-
reaksi individu yang sama dalam situasi yang berbeda. Salah satu masalah awal yang merangsang
pertumbuhan tes-tes individu adalah kebutuhan identifikasi orang-orang terbelakang mentalnya.
Dorongan awal pada tes individu didapatkan dari kebutuhan akan penilaian yang muncul dalam
pendidikan, dari gaya belajar sampai pengukuran intelegensi yang berguna sebagai pedoman dalam
efektivitas pembelajaran agar tepat sasaran.

Tes individual juga dapat dipakai untuk screening masalah tumbuh kembang secara cepat dan efisien.
Selain itu, tes individual juga berguna sebagai dasar pengambilan perencanaan pendidikan bagi
siswa/mahasiswa, pemilihan bidang/jurusan, perencanaan karir/pekerjaan, dan lainnya. Tes individu
juga memungkinkan hasil informasi yang digali dapat lebih detail, solid dan mendalam karena tester
hanya berfokus pada satu testee.

Penggunaan tes-tes dalam konseling perorangan secara bertahap meluas dari bimbingan yang
berlingkup sempit menyangkut rencana pendidikan dan pekerjaan sampai pada keterlibatan dengan
semua aspek kehidupan seseorang. Ketentraman emosi dan hubungan-hubungan interpersonal yang
efektif kian lama kian menjadi sasaran utama konseling. Selain itu, tumbuh juga penekanan pada
penggunaan tes-tes untuk meningkatkan pemahaman diri dan pengembangan diri. Dalam kerangka
pikir ini skor-skor tes me rupakan bagian dari informasi yang diberikan kepada individu sebagai alat
bantu untuk proses-proses pengambilan keputusannya.

- Faktor yang dapat mempengaruhi tes individual


Pemakaian kata-kata dalam petunjuk yang diberikan kepada peserta dalam eksperimen waktu reaksi
bisa cukup meningkatkan atau menurunkan kecepatan respon peserta. Atau juga kecerahan atau warna
dari lingkungan sekeliling bisa benar-benar mengubah tampilan stimulus visual.
Selain itu, kondisi mental dan mood saat pelaksanaan pemeriksaan psikologis juga dapat
mempengaruhi fokus dan kestabilan testee saat mengerjakan tes tersebut, yang pada akhirnya juga
dapat mempengaruhi hasil tes individu/pemeriksaan psikologis tersebut. Maka dari itu, sebaiknya
testee melakukan persiapkan sebelum melaksanakan tes.

- Contoh Tes Individual


Tes individual mencakup tes kepribadian Rorschach, TAT (Thematic Apperception Test), tes
intelegensi WAIS ( Wechsler Adult Intellegence Scale ), WISC ( Wechsler Intellegence Scale
for Children ), tes intelegensi Stanford Binet dan Skala Kaufman.

1. Rorschach
Herman Rorschach mengembangkan teknik Rorschach yang dipublikasikan pada tahun 1921
bersamaan dengna dengan dipublikasikannya monograph Psychodiagnostik. The Rorschach
test adalah sebuah tes psikologi di mana subjek mempersepsi sebuah bentuk gambar tinta
yang dicatat dan kemudian dianalisis dengan menggunakan interpretasi psikologis. Beberapa
psikolog menggunakan tes ini untuk memeriksa kepribadian seseorang baik karakteristik
maupun fungsi emosional. Telah digunakan untuk mendeteksi gangguan pikiran yang
mendasari individu, terutama dalam kasus-kasus di mana pasien tidak mau untuk
menggambarkan proses berpikir mereka secara terbuka. Tes ini mengambil nama dari
penciptanya yaitu psikolog dari Swiss, Hermann Rorschach.
Dasar Pemikiran Tes Rorschach:
A. Asumsi ada hubungan antara persepsi dengan kepribadian.
B. Bercak tinta ambigous dan unstructured , yaitu persepsi personal, spontan dan tidak
dipelajari. 
C. Tujuan utamamendeskripsikan kepribadian seseorang secara keseluruhan (Gestalt)

2. TAT ( Thematic Apperception Test )


TAT yang dikenal sebagai teknik interpretasi gambar karena menggunakan rangkaian standar
provokatif berupa gambar yang ambigu dan klien yang harus menceritakan sebuah cerita dari
gambar yang tertera. Tugas klien adalah menceritakan apa yang sedang terjadi saat ini,
sebelumnya (situasi apa yang menimbulkan peristiwa saat ini), bagaimana pikiran dan
perasaan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dan bagaimana akhir dari cerita yang dibuat
klien.

Manfaat TAT:
TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat
menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose.
Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah
pertama dalam psikoanalisa.
  
3. WECHSLER INTELLIGENCE SCALE

Wechsler Intelligence Scale terbagi menjadi tiga, yaitu:

- WAIS-R (Wechsler Adult Intellegence Scale-Revised)


Tes WAIS adalah tes intelegensi individual yang banyak digunakan untuk orang dewasa.
Revisi terbaru dari tes WAIS adalah WAIS-IV pada tahun 2008. Perubahan yang ada dari
WAIS-III ke WAIS-IV adalah adanya penambahan 2 sub tes. Rincian subtes untuk keempat
skor indeks adalah sebagai berikut
 Indeks Pemahaman Verbal
 Indeks Pemahaman Perseptual
 Indeks Working Memory
 Indeks Kecepatan Pengolahan

- WPPSI (Wechlser Preschool and Primary Scale of Intelligence)


Baik WISC atau WPPSi memiliki prosedur baku dalam administrasi tes. Buku administrasi digunakan
untuk menghindari kesalahan. Instruksi dapat diulang jika diperlukan tanpa memberikan penjelasan
mendalam. Dikerjakan bergantian dalam menyelesaikan verbal scale dengan performance scale
untuk menghindari kebosanan.

Skala Verbal : 1. Information 2. Comprehension 3. Aritmetic 4. Sentences 5. Similiarities 6.


Vocabulary
Skala Performance : 1. AH 3. BD 5. GD 2. PC, 4. Mazes

- WISC (Wechsler Intellegence Scale for Children)


WISC dipublikasikan pada tahun 1949. Untuk anak-anak dengan usia 6-16 tahun. Revisi
terbaru dari WISC adalah WISC-IV yang terdiri dari 15 subtes dimana 10 diantaranya
sebagai subtes inti dan lima diantaranya dirancang sebagai tambahan. 

- Pengembangan dari WAIS-R : TIDI


TIDI dikembangkan berdasarkan WAIS-R; tes ini disesuaikan dengan kondisi sosial budaya Indonesia.
Penelitian dilakukan di Pulau Jawa tahun 1992-1997 dengan jumlah subyek 3366 orang. Rentang usia
subjek pada penelitian tidi yaitu 16-34 tahun.

Skala Verbal : 1. Pengetahuan Umum 2. Rentang Angka 3. Perbendaharaan kata 4.


Aritmetika 5. Pemahaman 6. Persamaan kata
Skala Performance : 1. Lengkapi Gambar 2. Susun Gambar 3. Desain Balok 4. Rakit objek 5.
Lambang angka

4. Stanford Binet
Tes Stanford Binet dapat digunakan untuk anak-anak berusia 2 tahun sampai dengan orang
dewasa berusia 85 tahun ke atas. Terbitan terbaru Stanford Binet: edisi kelima (SB5)
menggarisbawahi pemisahan intelegensi menjadi lima faktor dan dua bidang (verbal dan non
verbal) sehingga menghasilkan 10 subtes.

5. Skala Kaufman

Pada skala kaufman ini di bagi menjadi dua, yaitu :

1. Kaufman Assessment Battery for Children (K-ABC)


Tes kemampuan kognitif yang dilaksanakan secara individual untuk anak-anak dan remaja
untuk usia 3-18. tujuan untuk mengurangi perbedaan skor antara anak-anak dari kelompok
etnis dan budaya yang berbeda.

2. Kaufman Brief Intelligence (K-BIT)


Tes penyaringan intelegensi umum standar yang baru-baru ini dipublikasikan dalam bentuk
edisi kedua yaitu KBIT-2 yang terdiri dari:
a. Skala Crystallized atau verbal yang memiliki dua jenis soal (pengetahuan verbal dan
teka-teki)
b. Skala non verbal atau Fluid yang mencakup soal-soal matriks

KBIT-2 dilaksanakan untuk peserta berusia 4-90 tahun dan dalam waktu kurang lebih 20
menit.

Sumber:

- https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/1c867dbb8ffdf5bec6fded206
9bb9568.pdf

- http://fitriafebrinaraya.blogspot.com/2016/05/tes-individual-dan-tes-kelompok.html

- https://digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-nuraenisps-1031-1-fulltek-
u.pdf

- http://dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/6015231021155441568605April2019.pdf
- https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-PSI-303-Kuliah-VIII-Tes-Intelegensi-Individual.pdf

Anda mungkin juga menyukai