Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN PENGUKURAN DAN TEST

PSIKOLOGI

Dosen Pengampu: Suyanta, Ns. MA.

Disusun Oleh:

Dwi Wulandari
P1337420722068
CALISTA ROY

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG JURUSAN


KEPERAWATAN PRODI SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN MAGELANG TAHUN 2022/2023
1. PENGERTIAN PENGUKURAN
A. Ilmu Pengukuran

• Cabang dari statistika terapan yang bertujuan membangun dasar-dasar pengembangan


tes yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal,
valid dan reliabel.

• Pemberian angka-angka pada objek- objek atau fenomena tertentu sesuai dengan
aturan (Stevens)

• Kegiatan yg ditujukan untuk megidentifikasi besar-kecilnya objek atau gejala (Hadi)

• Pengukuran adalah suatu prosedur pemberian angka terhadap atribut atau variabel
sepanjang suatu kontinum (fisik dan psikologis).

B. Pengertian Pengukuran Psikologi

• pengukuran psikologi adalah penyusunan aspek-aspek perilaku yang menangkap yang


dianggap mencerminkan prestasi dapat kita dan aspek-aspek kepribadian yang lain
( T. Raka Joni, 1977.p.5.).

• Dalam praktek, pengukuran psikologi pada umumnya banyak menggunakan tes


sebagai alatnya. Istilah tes psikologi merupakan suatu alat untuk menyelidiki reaksi
atau disposisi seseorang atas dasar tingkah lakunya.

• Dengan demikian pengertian pengukuran psikologi dan tes psikologi pada dasarnya
sama. Perbedaannya terletak pada proses dan alatnya yang digunakan sebagai dasar
penggunaan istilah dalam praktek.

2. KARAKTERISTIK PENGUKURAN

Merupakan perbandingan antara atribut yang diukur dengan alat ukurnya

• Yang diukur adalah atributnya, bukan bendanya

• Benda atau manusia yang diiukur merupakan subjek pengukuran

• Objek pengukuran adalah dimensi atau variabel yang diukur

• Kita dapat mengetahui alat ukurnya bila atribut yang hendak diukur telah diketahui
terlebih dahulu
3. PENGUKURAN UMUM TES PSIKOLOGI

Tes psikologis adalah penilaian yang dilakukan oleh profesional yang ahli, biasanya
psikolog, untuk mengevaluasi emosi, kecerdasan, dan/atau fungsi prilaku seseorang.

 Tes psikologi dapat dilakukan baik pada anak-anak maupun pada orang dewasa, dan
dilakukan untuk berbagai alasan, dalam berbagai latar belakang, termasuk sekolah,
universitas, badan sosial, rumah sakit, dan layanan rawat jalan.
 Istilah yang sering digunakan untuk tes psikologi adalah psikometri dan asesmen
psikologi
4. PERBEDAAN ANTARA PSIKOMETRI DENGAN ASESMEN
PSIKOLOGI
A. Psikometri
Cenderung menggunakan tes hanya untuk mendapatkan data.
Pendekatannya = data oriented.
Hasil akhir berupa serangkaian desikripsi kemampuan individu tapi tidak menjelaskan
keunikan individu secara menyeluruh.
B. Asesmen psikologi
Berusaha mengevaluasi problem individu dan data yang diperoleh selama asesmen bisa
digunakan untuk membantu problem solving.
Tes hanya merupakan metode untuk mendapat data dan skor tes bukan merupakan hasil
akhir, tapi hanya bersifat menyimpulkan hipotesis.
Asesmen psikologi menempatkan data dalam perspektif yang lebih luas dan fokusnya adalah
problem solving serta pengambilan keputusan.
5. MANFAAT
A. Pada anak-anak, pengujian ini digunakan untuk:
• Menentukan kemungkinan keterlambatan perkembangan, kesulitan belajar, atau
pengolahan permasalahan
• Memeriksa kondisi seperti gangguan dalam konsentrasi, gangguan spektrum autis,
gangguan emosi (gangguan suasana hati, kecemasan) atau gangguan perilaku yang
kacau
• Bakat diri atau untuk mengukur kecerdasan
• Menentukan kemampuan keahlian (seperti konseling karir bagi dewasa muda)
• Melacak perkembangan kecerdasan
• Menentukan permasalahan sosial
B. Pada dewasa, penilaian psikologi dilakukan untuk:
• Menyaring calon pegawai dari adanya gejala psikopati, seperti gangguan kepribadian
atau depresi
• Tujuan pendidikan, seperti menentukan kekuatan dan kelemahan seseorang
• Bagi pengelolaan perilaku
- sebagai persyaratan dalam penggunaan obat-obat pendukung terapi
- untuk menegaskan temuan klinis, seperti ketika tidak ada bukti adanya patologi fisik
yang ditemui dalam kondisi tertentu.
6. MACAM-MACAM TES PSIKOLOGI
1. Tes Individual dan Klasikal
 Tes individual biasanya dilakukan untuk asesmen individual mendalam, misal:
klien klinis, pasien rumah sakit.
Contoh tes individual: TAT, CAT, SAT, Rorschach, WB, WAIS, WISC, dsb.
 Tes klasikal biasanya digunakan untuk seleksi karyawan, seleksi siswa, untuk
tujuan riset, screening, dsb.
Contoh tes klasikal: IST, APM, SPM, CPM, EPPS, RMIB, TKD, CFIT, KRAEPLIN,
PAULI, dsb
2. Tes Verbal dan Performance
Yang membedakan adalah materi tes yang digunakan serta aktivitas yang dilakukan
berhubungan dengan tes (cara pengerjaan tes).
 Tes Verbal
Misal: paper & pencil test, kuesioner, visual tes, pilihan ganda, dsb.
 Tes Performance
Tes Performance berkaitan dengan aktivitas motorik.
Misal: DAP, HTP, Baum, Wartegg, Bender Gestalt, sub tes melengkapi gambar, menata
balok dalam tes IQ, dsb.
3. Tes Terstruktur dan Tes Tidak Terstruktur
Perbedaannya terletak pada luas respon dan kepastian tugas dari tes.
 Tes Terstruktur
Biasa disebut juga tes objektif, misal: tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes IQ,
dsb. Lebih mudah diskor dan diinterpretasi.
 Tes Tidak Terstruktur
Memberikan kebebasan testee dan kepastian tugas dari tes, misal: soal essay, tes
projektif (TAT, Ro, Hand Test, dsb). Lebih sulit diskor dan diinterpretasi.
4. SELF-REPORT TEST/INVENTORI
Mendeskripsikan dirinya misalnya memberikan cheklist pada sejumlah pernyataan, atau
melengkapi kalimat. Misalnya: MMPI, BDI, RMIB, SSCT, EPPS, dsb.
5. TES PERFORMANCE KEPRIBADIAN
Testee menunjukkan penampilan kepribadiannya, misal: tes projeksi (TAT, Ro, Hand
Test, Grafis (DAP, HTP, BAUM, WARTEGG), Draw a family, Dragon Test, dsb).
6. CARA PELAKSANAAN TES
Tes psikologi dilakukan, dievaluasi, dan ditafsirkan oleh seorang psikolog profesional yang
dilatih dalam bidang keahlian ini. Tes dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti:
• Tes standar - tes formal, terstandar, dan tertulis yang dievalusi secara obyektif untuk
mengukur kecerdasan, kecenderungan perilaku tertentu, atau kelainan; tes-tes ini
menggunakan bahan, perintah administrasi, dan penilaian yang sama bagi seluruh
peserta tes untuk menentukan perbandingan yang berarti dan menimimalisir bias
• Wawancara klinis - tes psikologi juga dapat termasuk wawancara klinis dimana
pasien akan ditanya mengenai ketertarikan dan riwayat medis mereka; seorang
psikolog akan mendengarkan jawaban yang diberikan dan mengamati perilaku untuk
meyakinkan secara subyektif kehadiran dari kondisi tertentu (biasanya dilakukan
bersamaan dengan tes obyektif lainnya sehubungan dengan subyektivitas dari metode
penilaian ini).
• Pengamatan perilaku alami - jenis tes ini sangat penting untuk mendiagnosis
kondisi psikologis, seperti pada anak-anak; pengamatan ini termasuk mengamati
pasien di rumah maupun di tempat kerja atau sekolah untuk membantu lebih jauh
dalam menentukan gejala-gejala dari kondisi yang diperkirakan secara lebih tepat.
7. PRINSIP & KARAKTERISTIK TES
 Tidak ada tes psikologi yang berlaku secara umum untuk semua. Tes-tes tersebut akan
disesuaikan agar sesuai dengan kebutuhan dan keadaan dari setiap pasien (jenis
tertentu dari materi tes dan penilaian yang akan digunakan oleh seorang psikolog akan
sangat berbeda dengan yang dipergunakan oleh psikolog lainnya).
 Tes tidak dilakukan berdasarkan lulus atau gagal. Semua informasi yang tersedia akan
digunakan untuk melakukan diagnosis, yang kemudian akan digunakan sebagai dasar
dari rencana perawatan yang sesuai, jika dianggap perlu.
 Segera setelah psikolog mengevalusi secara keseluruhan dan memberikan diagnosis,
pasien akan dirujuk pada spesialis lain untuk perawatan yang tepat.
8. KEMUNGKINAN KOMPLIKASI & RISIKO
 Biasanya tidak terdapat komplikasi atau risiko dalam sebuah tes psikologi. Tes
tersebut dapat dengan baik menyediakan pandangan yang berharga terhadap
kemampuan mental dan perilaku seseorang.
 Hasil dari tes tersebut mungkin hanya relevan dalam periode tertentu, dan harus
dimutakhirkan agar tetap absah dan dapat dipercaya.
 Satu hal yang harus dipertimbangkan bahwa tes psikologi hanyalah alat yang
mungkin memiliki keterbatasan tertentu. Kendatipun terdapat kemungkinan tes yang
luas, masih terdapat ketidakyakinan dalam pengukuran yang mungkin gagal diungkap
oleh tes tersebut.
9. KESUKARAN DALAM PENGUKURAN PSIKOLOGI
 Konsep bersifat laten
 Aitem tidak mengukur secara komprehensif
 Tergantung pada kondisi psikologis dan lingkungan sekitar

Anda mungkin juga menyukai