Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH MUSIK GENRE LOFI

TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA

ANGGOTA KELOMPOK :

1. Isedora Cilvia Irgi Afridistya (20.E1.0154)


2. Cannatya Westri Sekarningtyas (20.E1.0155)
3. Virginia Afira (20.E1.0171)
4. Imelda Styhpane (20.E1.0209)
5. Jeremy Krisdiyanto Sejati (20.E1.0214)
6. Aprilia Insan Setyowati (20.E1.0233)
7. Giovani Nathanael (20.E1.0238)
8. Dominico Nararya Esrasika (20.E1.0240)
9. Gisela Viska Averiyandra (20.E1.0242)

ASISTEN DOSEN :
Verena Leony (19.E1.0117)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2021
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2
A. Latar Belakang.........................................................................................................2
B. Tujuan Penelitian.....................................................................................................4
C. Manfaat Teoritis dan Praktis....................................................................................4
 Manfaat Teoritis.................................................................................................4
 Manfaat Praktis..................................................................................................5
D. Hipotesis..................................................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................................6
A. Musik Lofi (Low Fidelity)........................................................................................6
B. Konsentrasi Belajar...................................................................................................8
C. Hubungan Musik Dengan Konsentrasi Belajar.........................................................9
D. Digit Symbol Substitution Test................................................................................9
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................11
A. Partisipan...............................................................................................................11
B. Variabel Penelitian.................................................................................................11
C. Alat dan Bahan.......................................................................................................11
D. Prosedur Pelaksanaan.............................................................................................11
a. Kelompok kontrol:................................................................................................11
b. Kelompok eksperimen:.........................................................................................12
E. Pelaksanaan (Job desc)..........................................................................................12
BAB IV HASIL DAN ANALISA..................................................................................13
A. Hasil.......................................................................................................................13
B. Analisa...................................................................................................................15
BAB V PEMBAHASAN................................................................................................16
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................18
Daftar Pustaka..................................................................................................................19

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsentrasi belajar merupakan pemusatan perhatian pada proses
pembelajaran untuk mengubah tingkah laku dalam bentuk penguasaan, serta
penilaian akan sikap, wawasan, nilai, dan keterampilan dasar seseorang.
Menurut Maulana (dalam Paraswati, 2016), “konsentrasi merupakan pemusatan
pikiran atau perhatian kepada suatu hal tertentu.” (hal. 7), atau menurut
Denisson (dalam Mareta & Pratiwi, 2019), “konsentrasi merupakan asosiasi
terkondisi yang diaktifkan oleh sensasi tubuh.” (hal. 183). Sensasi tersebut dapat
aktif apabila seseorang merasakan keadaan rileks, karena jika orang tersebut
berada dalam kondisi yang tegang, maka kinerja otak untuk belajar tidak dapat
digunakan secara maksimal. Berdasarkan banyak pendapat tersebut, dapat
ditarik pernyataan bahwa diperlukan kondisi yang tenang dan rileks agar
seseorang dapat belajar secara baik dan benar. Tetapi kemudian muncul satu
pertanyaan: apakah yang akan terjadi apabila seseorang sengaja belajar
menggunakan musik?
Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila tujuan dari
pembelajaran yang dilakukan tercapai. Namun berhasil atau tidaknya pencapaian
tujuan tersebut, bergantung pada proses yang dijalani oleh mahasiswa. Oleh
sebab itu, konsentrasi menjadi modal yang utama bagi mahasiswa dalam proses
pembelajaran serta menjadi petunjuk suksesnya pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Jika mahasiswa memiliki konsentrasi yang rendah, hal ini akan
menimbulkan aktivitas dengan kualitas rendah serta menimbulkan sikap
pembelajaran yang tidak serius sehingga dapat mempengaruhi daya pemahaman
materi pembelajaran. Untuk meningkat kualitas tersebut dibutuhkan suasana hati
yang baik serta penyesuaian tubuh yang tidak tegang, dan biasanya musik
digunakan untuk membuat seseorang rileks, memperbaiki suasana hati,
memperkuat ingatan, dan membantu proses pembelajaran.
Musik juga dapat membantu individu untuk masuk ke dalam kondisi
belajar yang lebih optimal. Dalam musik terdapat berbagai macam genre atau

2
jenis. Namun menurut penelitian Pengaruh Quantum Learning dengan Teknik
Musik Instrumental terhadap Konsentrasi Belajar Siswa di Madrasah
Tsanawiyah (2018), musik yang memiliki pengaruh positif terhadap pikiran
bawah sadar merupakan musik instrumen dan yang lebih spesifiknya seperti
musik bergenre Low fidelity atau biasa disingkat lofi. Genre lofi memiliki irama
yang pelan, alunan nada yang lembut, memberikan petikan nada yang santai
kepada pendengarnya, dan memiliki suara yang tenang sehingga mampu
menghadirkan suasana menenangkan bagi individu yang mendengarkannya.
Oleh karena itu, musik lofi cocok didengarkan untuk menemani
mahasiswa belajar karena dapat meningkatkan stimulasi otak sehingga bisa
meningkatkan konsentrasi. Namun, konsentrasi setiap orang memiliki perbedaan
apalagi pada masa kini, di mana semua kegiatan dilakukan secara daring. Faktor
yang biasanya mempengaruhi konsentrasi meliputi suasana yang kurang atau
bahkan tidak kondusif, kebosanan terhadap proses pembelajaran yang ada, dan
faktor lingkungan seperti pencahayaan, temperatur, dan suara. Suasana atau
suara yang berisik, ramai, memiliki suara yang kencang dengan tempo yang
cepat akan membuat seseorang sulit berkonsentrasi, berbeda dengan suasana
atau suara yang menenangkan, membuat rileks, memiliki suara yang pelan,
alunan nada yang lembut dengan tempo yang santai sehingga akan membuat
orang lebih mudah berkonsentrasi.
Beberapa penelitian tentang pengaruh musik genre lain terhadap
konsentrasi belajar mahasiswa sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti,
terutama musik klasik. Contohnya seperti dalam jurnal karya Saifaturrahmi
Hidaya tentang Pengaruh Musik Klasik Terhadap Daya Tahan Konsentrasi
dalam Belajar (2011) dan instrumental, seperti dalam jurnal karya Anna
Qomariana dan Annisa’ul Jazilah tentang Pengaruh Quantum Learning dengan
Teknik Musik Instrumen terhadap Konsentrasi Belajar Siswa di Madrasah
Tsanawiyah (2018). Akan tetapi pengaruh musik genre lofi terhadap konsentrasi
belajar mahasiswa belum pernah dilakukan. Atas dasar itulah peneliti ingin
meneliti mengenai pengaruh musik genre lofi terhadap konsentrasi belajar
mahasiswa.

3
Selain karena keingintahuan penulis akan pengaruh musik lofi terhadap
konsentrasi yang belum pernah dilakukan sebelumnya, peristiwa nyata di sekitar
lingkungan penulis juga ikut ambil bagian dalam pemilihan judul ini. Selama
masa pandemi, tugas sekolah yang menumpuk dan guru yang terkadang tidak
mau tahu dengan kondisi pribadi siswa terus menerus memberi pekerjaan rumah
yang sangat banyak. Beberapa siswa akhrinya menjadi lebih cepat lelah, cepat
stress, dan cepat frustrasi dengan keadaannya, ditambah masalah di rumahnya
yang terkadang malah membuat mereka tambah malas mengerjakan
kewajibannya.
Tekanan berat yang terus menerus itu lama kelamaan akan membuat para
siswa berada pada masa burnout dan akhirnya malas belajar, bahkan ada
kemungkinan untuk membolos kelas. Dari sini, penulis berpikir bahwa
setidaknya ada satu atau dua hal yang bisa para siswa lakukan untuk mengatasi
aau bahkan mencegah keadaan burnout ini. Musik lofi merupakan salah satu
media yang paling tepat untuk menghilangkan stress, terutama seperti yang
sudah disebutkan sebelumnya, musik yang memiliki irama yang pelan, alunan
nada yang lembut, dan memberikan petikan nada yang santai kepada
pendengarnya. Penulis juga berpikir bahwa dengan mendengarkan musik lofi
sambil mengerjakan tugas atau belajar juga bisa mengurangi tingkat stress
tersebut, sehingga siswa bisa lebih menikmati proses pembelajarannya itu dan
bukan karena terpaksa. Tapi kemudian pertanyaan selanjutnya muncul: Apakah
mendengarkan musik lofi bisa membuat siswa tersebut berkonsentrasi atau justru
malah menurunkan konsentrasi mereka? Dan dari kedua alasan itulah akhirnya
judul ini terpilih sebagai penelitian yang akan kami, para penulis, dalami lebih
lanjut.

B. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh musik genre lofi terhadap
konsentrasi belajar mahasiswa.

4
C. Manfaat Teoritis dan Praktis
 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian eksperimen ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
mengetahui pengaruh musik bergenre lofi terhadap konsentrasi belajar
mahasiswa.
 Manfaat Praktis
Hasil penelitian eksperimen ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Memberikan referensi metode belajar bagi mahasiswa supaya dapat
memaksimalkan kesempatan belajar dengan stimulus berupa musik lofi.
2. Dapat menjadi tambahan informasi bagi ilmu psikologi pendidikan
dalam modifikasi metode belajar individu secara andragogi.
3. Memberi validasi terhadap pernyataan musik lofi sebagai musik
pengantar belajar.

4. Sebagai data awal bagi penelitian yang lebih mendalam mengenai


pengaruh musik lofi terhadap konsentrasi belajar mahasiswa

D. Hipotesis
Hipotesis Ha : Terdapat perbedaan tingkat konsentrasi belajar antara
mahasiswa yang mendengarkan musik genre lofi dengan mahasiswa yang
tidak mendengarkan musik genre lofi
Hipotesis Ho : Tidak terdapat perbedaan tingkat konsentrasi belajar antara
mahasiswa yang mendengarkan musik genre lofi dengan mahasiswa yang
tidak mendengarkan musik genre lofi.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Musik Lofi (Low Fidelity)


Dalam jurnal Lofi Hip Hop Radio to Relax / Study to (Wang, 2020)
dikatakan bahwa musik lofi mulai beredar pada tahun 1990-an. Lofi
berasal dari musik DIY (Do It Yourself) yang dimodifikasi sehingga tidak
memiliki kesan yang terlalu serius, lebih santai, dan elastis dengan
keadaan penulisnya serta pendengarnya. Yang disebut sebagai musik lofi
adalah rekaman suara maupun musik yang terdengar seolah-olah
diproduksi oleh orang yang tidak profesional. “Fidelity” dalam musik lofi
merujuk pada seberapa miripnya salinan suara yang didapat dengan
sumber suara yang sesungguhnya. Misalnya musik low fidelity seringkali
mencakup pengambilan klip dari berbagai lagu lain, tape hiss (suara yang
dibuat oleh tape kaset), atau suara dari piringan hitam. Lofi ditandai
dengan usahanya untuk menghadirkan sensasi yang mampu menyentuh
emosi pendengarnya.
Menurut Wang (2020), seiring berkembangnya zaman, selera
musik masyarakat juga mulai berubah. Beberapa artis dan pendengar hip-
hop mulai menginginkan musik hip-hop yang lebih santai, dapat dinikmati,
dan non komersial. Hal ini membuat beberapa Produser musik kecil-
kecilan, berusaha membuat sebuah “chill beats” atau irama yang santai,
langsung dari garasi mereka sendiri dan secara langsung melayani
pendengar musik melalui SoundCloud atau Patreon.
Lofi yang beredar di media sekarang ini adalah gabungan dari bentuk
musik "chill" dan musik menenangkan lainnya, seperti jazz dan R&B.
Misalnya, seorang seniman lofi menata ulang solo piano jazz klasik
"Misty" sebagai lagu yang bernada lebih tinggi, lebih ceria namun

6
menenangkan dan menggabungkannya dengan musik instrumental dari
sebuah game. Gabungan-gabungan seperti inilah yang menjadi keunikan
dari Musik Lofi. Dengan menyatukan dua genre yang berbeda, musik Lofi
tetap bisa membawa irama dan ketukannya menjadi selaras dan enak
didengar. Walupun seolah-olah diciptakan oleh orang yang kurang
profesional, pembuatan “chill beats” ini sebenarnya membutuhkan
kemampuan musik yang cukup tinggi. Produser yang membuat musik ini
harus bisa memahami jenis nada dan irama yang bisa membuat
pendengarnya tenang, musik yang cocok untuk disatukan, dan beats yang
bisa melengkapi satu sama lain.
Musik "Lofi Hip Hop Radio to Relax / Study to" mulai mencapai
puncaknya pada tahun 2018. Di masa-masa tersebut, mulai banyak akun
YouTube yang memutar “chill-beats” selama 24 jam dalam seminggu
secara non-stop dan bahkan tanpa iklan. Hal ini memunculkan suatu
fenomena baru di masyarakat, dimana musik lofi menjadi lebih sering
didengar dan menjadi trending di berbagai sosial media. Karena
ketenarannya ini, beberapa pengguna YouTube juga mulai membuat aliran
musik Lofi-nya sendiri dan berhasil menarik perhatian lebih banyak orang.
(Wang, 2020)
Menurut grafik Google Trends, minat yang signifikan pada lofi
baru dimulai pada bulan Januari 2016 dan puncaknya pada tahun 2018.
Fenomena ini dijelaskan oleh American Psychological Association sebagai
usaha para generasi milenial untuk mengatasi dan menurunkan tingkat
kecemasan mereka dengan cara mendengarkan musik lofi. Dikatakan juga
bahwa generasi milenial merupakan generasi dengan tingkat kecemasan
yang paling tinggi, sehingga dengan mendengarkan nada “chill beats”
yang menenangkan, orang tersebut akan merasa lebih tenang pula.
Sebuah studi oleh Thoma dkk. (dalam Wang, 2020) mengatakan
bahwa “mendengarkan musik dapat memengaruhi tingkat stres, khususnya
memengaruhi sistem saraf otonom (ANS), dan juga respons stres pada
taraf lebih rendah mempengaruhi tingkat endokrin dan psikologis, yang

7
berarti bahwa stress pada alam bawah sadar kita memang dipengaruhi oleh
musik.” (hal. 14). Namun, sampel orang dalam penelitian Thoma terbatas
pada wanita saja. Hal ini memunculkan sebuah bias biologis. Namun
demikian, dalam penelitian ini telah dibuktikan pula bahwa ANS pulih
lebih cepat setelah subjek mendengarkan musik relaksasi. Dengan kata lain
subjek kembali ke keadaan normal secara mental setelah mendengarkan
musik santai. Secara keseluruhan, para peneliti memahami bahwa ada
perubahan penting dalam fisiologi ketika seseorang mendengarkan musik
relaksasi. Studi ini menunjukkan bahwa anak muda saat ini mendengarkan
irama musik lofi karena merasa stres.

B. Konsentrasi Belajar
Kata konsentrasi berasal dalam bahasa inggris yaitu concentrate
yang memiliki arti memusatkan dan concentration yang memiliki arti
pemusatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsentrasi adalah
pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal. Dimyati dan Mudjiono
(Dalam Cahyadi, Djaelani, dan Hafidah, 2018), menjelaskan bahwa
pengertian dari konsentrasi belajar adalah “kemampuan memusatkan
perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tertuju pada isi bahan
belajar maupun proses memperolehnya.” (hal. 2)
Menurut Aunurrahman (seperti yang dikutip dari Setyani & Ismah,
2018), “konsentrasi belajar merupakan salah satu aspek psikologis yang
seringkali tidak begitu mudah untuk diketahui oleh orang lain selain diri
individu yang sedang belajar. Hal ini disebabkan terkadang apa yang
terlihat melalui aktivitas seseorang belum tentu sejalan dengan apa yang
sesungguhnya sedang individu tersebut pikirkan.” (hal. 75), Konsentrasi
belajar pada siswa dapat dipengaruhi oleh kemampuan otak siswa untuk
memusatkan perhatian pada objek yang dipelajari. Pemusatan perhatian ini
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyerap dan memahami
informasi yang diperoleh.
Terdapat tujuh indikator konsentrasi belajar menurut Engkoswara
(dalam Setyani & Ismah, 2018) yaitu:

8
1. Adanya penerimaan atau perhatian pada materi pelajaran.
2. Merespon materi yang diajarkan.
3. Adanya gerakan anggota badan yang tepat sesuai dengan petunjuk guru.
4. Mampu mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh.
5. Mampu menganalisis pengetahuan yang diperoleh.
6. Mampu mengemukakan ide/pendapat.
7. Kesiapan pengetahuan yang didapat segera muncul bila diperlukan.

C. Hubungan Musik Dengan Konsentrasi Belajar


Menurut Al-Farabi, seorang filsuf dari abad pertengahan, dalam
bukunya “The Grand Book of Music” (seperti yang dikutip dalam Andita
& Desyandri, 2019) dikatakan bahwa “musik dapat membuat seseorang
yang sedang mendengarkan menjadi merasa aman, tenang, dan nyaman.
Dikatakan pula bahwa musik memiliki fungsi edukasi, moral,
pengendalian emosi, pengembangan spiritual, dan penyembuhan
gangguan-gangguan psikologis, seperti psikosomatik.” (hal. 3). Musik
dengan tempo yang lebih lambat akan semakin besar pengaruhnya
terhadap rasa nyaman dan pemberian ketenangan kepada seseorang. Musik
yang paling tepat, yang sesuai dengan yang digambarkan dalam buku ini
adalah musik instrumen.
Karena berbeda dengan lagu yang mengggunakan vokal, musik
instrumen yang hanya memiliki nada di dalamnya merupakan pilihan tepat
apabila ingin memberi ketenangan pada diri sendiri. Musik instrumen
mempunyai berbagai pengaruh dalam proses pembalajaran dan juga
merupakan salah satu komponen yang mendukung prestasi belajar
seseorang. Musik instrumental juga memiliki peranan dalam
menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan, sehingga seseorang akan lebih
mudah berkonsentrasi dalam proses belajarnya. Selain membantu
meningkatkan konsentrasi, musik juga dapat membantu menciptakan
suasana belajar yang rileks dan menyenangkan (Kotu, dalam Andita &
Desyandri, 2019, hal. 4).

9
D. Digit Symbol Substitution Test
Dalam Jurnal Digit symbol substitution test the case for sensitivity
over specificity in neuropsychological testing (Jaeger, 2018) Digit Symbol
Substitution Test (DSST) adalah subtest dari the Wechsler Adult
Intelligence Scale (Third Edition) yang menilai beragam ranah kognitif ,
kecepatan pemrosesan, kecepatan visual motor, kapasitas belajar, dan
konsentrasi. Kelebihan dari tes ini adalah bersifat singkat, mudah untuk
dikerjakan, dan biaya dibutuhkan relatif murah. Digit symbol substitution
test terdiri dari kotak berisi angka yang akan dipasangkan dengan simbol
yang sesuai dalam waktu yang ditentukan. Semakin banyak kotak dapat
diisi, semakin tinggi nilainya menunjukkan tingkat konsentrasi yang lebih
baik.
Kegunaan DSST sebagai alat klinis dalam neuropsikologi pertama
kali terlihat secara jelas ketika terbukti dapat diandalkan untuk
membedakan pasien dengan kerusakan otak dari pasien yang sehat selama
pengecekan tentara dalam Perang Dunia II. Penggunaan DSST meluas
setelah dimasukkan ke dalam Skala Wechsler-Bellevue Intelligence Scale
(WBIS), yang dikembangkan pada tahun 19392. WBIS sangat bergantung
pada versi awal DSST yang berasal dari setidaknya tahun 1900. Sebagai
sub tes dari WAIS, DSST telah mengalami validasi psikometri berulang
yang ketat, seperti pengulangan pengecekan realibilitas dan validitas
diskriminan di berbagai sampel pasien.

10
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Partisipan
Pada praktikum ini kami menggunakan 10 orang mahasiswa
sebagai partisipan, dengan ketentuan 5 orang sebagai kelompok
eksperimen dan 5 orang sebagai kelompok kontrol.

B. Variabel Penelitian
 Variabel terikat: konsentrasi belajar mahasiswa
 Variabel bebas: musik genre lofi

C. Alat dan Bahan


 Laptop
 Speaker
 Pensil 2B
 Soal Digit Symbol Test
 Kertas HVS A4

 Musik Lofi 1A.M. Study Session oleh Lofi Girl


(https://youtu.be/ITRiuFIWV54)

D. Prosedur Pelaksanaan
 Dalam tahap persiapan eksperimen, peneliti memilih prosedur sebagai
berikut:
1. Mencari subjek partisipan yang bersedia mengikuti penelitian
2. Mempersiapkan ruangan yang kondusif (bebas dari suara bising)
3. Menyediakan alat ukur berupa Digit Symbol Test
4. Menyediakan musik Lofi yang telah ditentukan
 Dalam tahap pelaksanaan eksperimen, peneliti memilih prosedur
sebagai berikut:

a. Kelompok kontrol:
1. Penguji memberikan arahan pengerjaan digit symbol test

11
2. Penguji mengawasi partisipan ketika mengerjakan tes, dan
memastikan lokasi/ruangan tetap kondusif (suasana tenang)
3. Partisipan diberikan waktu selama 1 menit untuk memahami
pelaksanaan tes
4. Partisipan mengerjakan tes dengan jumlah soal yang diberikan yaitu
80 soal dengan waktu pengerjaan yaitu 90 detik.
5. Setelah partisipan mengerjakan tes, penguji menghitung berapa
banyak soal yang berhasil dikerjakan partisan dan jumlah soal yang
benar.
b. Kelompok eksperimen:
1. Penguji memberikan arahan pengerjaan digit symbol test
2. Partisipan mulai diperdengarkan musik bergenre Lofi yang telah
dipersiapkan
3. Penguji mengawasi partisipan ketika mengerjakan tes, dan
memastikan alunan musik Lofi tetap berjalan
4. Partisipan diberikan waktu selama 1 menit untuk memahami
pelaksanaan tes
5. Partisipan mengerjakan tes dengan jumlah soal yang diberikan yaitu
80 soal dengan waktu pengerjaan yaitu 90 detik.
6. Setelah partisipan mengerjakan tes, penguji menghitung berapa
banyak soal yang berhasil dikerjakan partisan dan jumlah soal yang
benar.

E. Pelaksanaan (Job desc)


1. Isedora Cilvia (20.E1.0154) memberi tes partisipan kontrol
2. Cannatya Westri (20.E1.0155) memberi tes partisipan kontrol
3. Virginia Afira (20.E1.0171) memberi tes partisipan kontrol
4. Imelda Styhpane (20.E1.0209) memberi tes partisipan eksperimen
5. Jeremy Krisdiyanto(20.E1.0214) memberi tes partisipan eksperimen
6. Aprilia Insan (20.E1.0233) memberi tes partisipan eksperimen
7. Giovani Nathanael (20.E1.0238) memberi tes partisipan eksperimen
8. Dominico Nararya (20.E1.0240) memberi tes partisipan kontrol

12
9. Gisela Viska (20.E1.0242) memberi tes partisipan eksperimen
Moderator: Virginia Afira (20.E1.0171)

BAB IV
HASIL DAN ANALISA

A. Hasil
Penelitian ini dilakukan di rumah peneliti masing-masing dengan
waktu bersamaan melalui Google meet.

Tabel 1. Hasil skor pengerjaan digit symbol test kelompok kontrol.

SKOR DIGIT
NO. PENGUJI NAMA PARTISIPAN
SYMBOL TEST
1. Canatya Westri Y.A.P. 48/80
Sekarningtyas
2. Isedora Cilvia Irgi A.W. 41/80
3. Gisela Viska Averiyandra J.M.J. 30/80
4. Dominico Nararya Esrasika H.W. 51/80
5. Virginia Afira B.K.D. 38/80

Tabel 2. Hasil skor pengerjaan digit symbol test kelompok eksperimen.

SKOR DIGIT
NO. PENGUJI NAMA PARTISIPAN
SYMBOL TEST
1. Imelda Styphane A.D.A 54/80
2. Giovani Nathanael G.N.K 44/80
3. Aprillia Insan Setyowati C.A 49/80
4. Aprillia Insan Setyowati Y.C.A.U. 43/80
5. Jeremy Krisdiyanto Sejati N.K.S 61/80

Keterangan:

13
 Pada bagian skor, angka yang disebutkan terlebih dahulu adalah banyak
soal yang dijawab benar oleh subjek, sedangkan angka yang disebutkan
setelahnya adalah skor penuh. Contoh: 20/80 berarti subjek berhasil
menjawab 20 soal benar dari total 80 soal.

Tabel 3. Hasil perhitungan uji mann-withney

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Hkontrol 5 4.00 20.00


a
eksperimen 5 7.00 35.00
s
i Total 10
l

Test Statisticsa

Hasil

Mann-Whitney U 5.000

Wilcoxon W 20.000

Z -1.567

Asymp. Sig. (2-tailed) .117

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .151b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

I. Analisa
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh musik terhadap konsentrasi belajar siswa dengan

14
rentang usia yang masih duduk di bangku S1. Analisa data dilakukan
dengan cara membandingankan skor diberi dan tidak diberi perlakuaan
(diputarkan musik lofi). Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2021
secara bersamaan. Berdasarkan output “Test Statistic” diketahui bahwa
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,117 > 0,05. Maka dapat dikatakan
bahwa tidak ada perbedaan tingkat konsentrasi antara kelompok kontrol
dan eksperimen. Karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan, dapat
dikatakan bahwa “tidak ada pengaruh penggunaan music lofi terhadap
tingkat konsentrasi mahasiswa. ”

15
BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisa mengenai pengaruh musik lofi terhadap


konsentrasi belajar, diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan tingkat
konsentrasi belajar yang signifikan antara mahasiswa yang mendengarkan
musik lofi dengan mahasiswa yang tidak mendengarkan musik lofi. Menurut
Aunurrahman (dikutip dari Setyani & Ismah, 2018), “konsentrasi belajar
merupakan salah satu aspek psikologis yang seringkali tidak begitu mudah
untuk diketahui oleh orang lain selain diri individu yang sedang belajar. Hal
ini disebabkan terkadang apa yang terlihat melalui aktivitas seseorang belum
tentu sejalan dengan apa yang sesungguhnya sedang individu tersebut
pikirkan.” (hal. 75)
Tingkat konsentrasi belajar dapat dilihat dari hasil perhitungan
menggunakan digits symbol test. Berdasarkan hasil perhitungan dengan uji
mann-whitney diketahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,117 > 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan HA ditolak. Berdasarkan
hasil analisa tersebut, dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan tingkat
konsentrasi belajar antara mahasiswa yang mendengarkan musik lofi dengan
mahasiswa yang tidak mendengarkan musik lofi.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mensink yang berjudul Music and Memory: Effects of Listening to Music
While Studying in College (2014). Ia menyatakan bahwa tidak ada pengaruh
signifikan antara musik dan konsentrasi belajar. Walaupun, peneletian ini
menunjukkan bahwa siswa yang mendengarkan musik menerima lebih sedikit
informasi dibandingkan dengan siswa yang belajar dalam keheningan.
Penelitian yang dilakukan oleh Mareta & Pratiwi yang berjudul
Pengaruh Musik Klasik Mozart Terhadap Konsentrasi Belajar pada
Mahasiswa Psikologi UNESA (2019) juga bernada sama. Dalam jurnal
tersebut dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
musik klasik dengan konsentrasi belajar pada mahasiswa. Kelebihan dalam

16
penelitian ini adalah waktu yang digunakan untuk mengerjakan test tidak
terlalu lama, yaitu dengan total keseluruhan acara selama 20 menit, sehingga
tidak terlalu menyita waktu para subjek. Dalam penelitian ini juga, penulis
mendapat dapat membuktikan secara langsung mengenai berpengaruh atau
tidaknya musik lofi dalam meningkatkan konsentrasi belajar.
Sayangnya masih ada beberapa kekurangan dari hasil penelitian ini,
seperti: 1) Subjek hanya berjumlah 10 orang. Satu peneliti hanya meneliti
satu orang subjek serta paling banyak meneliti dua orang subjek. Hal ini
menyebabkan hasil dari penelitian menjadi kurang universal. 2) pengambilan
data juga terbatas karena hanya berorientasi pada jumlah jawaban terbanyak
dan nilai tertinggi. Hal ini menyebabkan terjadinya ambiguitas pada cara
pembelajaran tiap orang. Setiap orang memiliki cara belajarnya sendiri,
seperti kinestetik, visual, dan auditori. Hal inilah yang belum penulis jamah
dalam penelitian ini. 3). Peneliti menggunakan post test only control group
design sehingga semua kemampuan subjek diandaikan sebagai sama. Padahal
setiap subjek memiliki kecerdasan dan kemampuan konsentrasi yang
berbeda-beda.

17
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan
bahwa musik lofi tidak memiliki pengaruh pada konsentrasi belajar
mahasiswa. Walaupun secara rata-rata hasil menunjukkan kelompok
eksperimen yang diberi musik lofi memperoleh skor yang sedikit lebih tinggi.
Hipotesis awal tidak dapat diterima yaitu bahwa tidak terdapat perbedaan
tingkat konsentrasi belajar antara mahasiswa yang mendengarkan musik genre
lofi dengan mahasiswa yang tidak mendengarkan musik genre lofi. Hipotesis
itu menandakan ketiadaan pengaruh musik lofi pada konsentrasi belajar
mahasiswa.

B. Saran
Saran dari kami para peneliti adalah proses penelitian yang dilakukan
secara daring akan lebih baik didukung dengan perangkat jaringan yang
memadai supaya berjalan dengan lancar. Penelitian selanjutnya perlu juga
dilakukan dengan subjek yang lebih besar supaya hasilnya lebih valid pada
suatu populasi tertentu. Selain itu, pada penelitian lanjut, baik bila dilengkapi
lagi dengan pengklasifikasian tipe belajar belajar kinestetik, visual, dan
auditori. Kami masih mengeneralisasi semua tipe belajar. Diharapkan
penelitian selanjutnya dapat lebih mendetail. Penelitian selanjutnya juga dapat
dilakukan dengan metode lain untuk membandingkan sudut pandang mana
yang lebih sesuai.

18
Daftar Pustaka
Agustin, Badriya. (2018). Pengaruh latihan skipping terhadap tingkat konsentrasi
mahasiswa fk undip. Jurnal Kedokteran Undip, 7(4), 17763-1773.
https://doi.org/10.14710/dmj.v7i4.22470

Andita, C.D., & Desyandri. (2019). Pengaruh penggunaan musik terhadap


konsentrasi belajar anak sekolah dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 1(3), 205-
209. https://doi.org/10.31004/edukatif.v1i3.50

Cahyadi Candra., Djaelani., & Hafidah, Ruli. (2018). Hubungan antara


konsentrasi belajar dengan kemampuan menghafal al-qur’an pada
kelompok b di paud palma, banjarsari, surakarta tahun ajaran 2015/2016.
Kumara Cendekia, 6(1), 1-7. https://doi.org/10.20961/kc.v6i1.34994

Dodge, Lara. (2014). Music and memory: effects of listening to music while
studying in college students. Music and Memory, 1, 203-215

Hastari, T.B., Mutaqqin, Z., Wibisono, D.S., & Bakhtiar, Y. (2020). The effect of
circuit training on concentration of medical students in Diponegoro
University. Diponegoro International Medical Journal, 1(1), 1-4.
https://doi.org/10.14710/dimj.v1i1.7746

Hidaya, Saifaturrahmi. (2011). Pengaruh musik klasik terhadap daya tahan


konsentrasi dalam belajar. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau.

Jaeger, Judith. (2018). Digit symbol substitution test the case for sensitivity over
specificity in neuropsychological testing. J Clin Psychopharmacol, 38(5),
513-519. DOI: 10.1097/JCP.0000000000000941

Mareta, Hayen., & Pratiwi, Maya, Y. (2019). Pengaruh musik klasik mozart
terhadap konsentrasi belajar pada mahasiswa psikologi unesa. Prosiding
Seminar LP3M Unesa 2019, 1, 182-186.

Paraswati, Yeni. (2016). Hubungan antara bimbingan belajar dengan konsentrasi


belajar siswa kelas viii di smp negeri 2 kasihan tahun pelajaran

19
2015/2016. Prodi. Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas PGRI
Yogyakarta.

Qomariana, Anna., & Jazilah Annisa’ul. (2018). Pengaruh quantum learning


dengan teknik musik instrumen terhadap konsentrasi belajar siswa di
madrasah tsanawiyah. Jurnal Pendidikan Islam, 2(2), 194-211.

Setyani, M.R., & Ismah. (2018). Analisis tingkat konsentrasi belajar siswa dalam
proses pembelajaran matematika ditinjau dari hasil belajar. 1, 73-84.

Wang, J. (2020). Lofi hip-hop radio:beats to relax/study to. The Word: Tha
Stanford Journal of Student Hiphop Research, 1(1), 10-23.

20
Lampiran

TABEL HASIL PRAKTIKUM

SKOR
DIGIT
NO. PENGUJI NAMA PARTISIPAN
SYMBOL
TEST
1. Canatya Westri Yuan Angger Prasetya 48/80
Sekarningtyas
2. Isedora Cilvia Irgi Indah Ayu Wulandari 41/80
3. Gisela Viska Averiyandra Jessica Murti Jelita 30/80
4. Dominico Nararya Esrasika Henrikus Wiku 50/80
5. Virginia Afira Beattrice Karmila Devi 38/80

SKOR
DIGIT
NO. PENGUJI NAMA PARTISIPAN
SYMBOL
TEST
1. Imelda Styphane Angel Dian Asmara 54/80
2. Giovani Nathanael Grace Natasha Krisnadi 44/80
3. Aprillia Insan Setyowati Cintanana Amara
49/80
Sadmoko
4. Aprillia Insan Setyowati Cintanana Amara
43/80
Sadmoko
5. Jeremy Krisdiyanto Sejati Narwastu Krisdiyanto
61/80
Sejati

21
DOKUMENTASI

22
23
24

Anda mungkin juga menyukai