Abstrak
Aromaterapi di dalam kehidupan masyarakat Bali sangat lekat. Aromaterapi memiliki pengaruh terhadap fungsi dalam
tubuh diantaranya membuat udara dalam ruangan menjadi segar, menciptakan suasana yang tenang, dapat digunakan
sebagai antibiotik, dapat berguna menjadi antiseptik untuk melakukan perlawanan terhadap virus, merendam emosi,
dapat menjadi alat untuk relaksasi, dan juga meningkatkan konsentrasi. Di dalam dunia pendidikan konsentrasi
merupakan suatu hal yang sangat penting salah satunya dalam mengerjakan ulangan umum. Penelitian ini bertujuan
untuk membuktikan apakah benar terdapat pengaruh pemberian aromaterapi terhadap konsentrasi anak kelas V sekolah
dasar dalam mengerjakan soal-soal ulangan umum.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pre-eksperimen, teknik sampling yang
digunakan yaitu cluster random sampling. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V sekolah dasar yang sedang
mengikuti ulangan umum di SD Negeri 5 Tonja sebanyak 82 siswa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner
konsentrasi dengan skala Likert. Selanjutnya dianalisa menggunakan uji independent sample t-test.
Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas terdapat 25 item yang tersisa dari total 34 item yang ada dengan
koefisien reliabilitas sebesar 0,876. Setelah melakukan uji independent sample t-test diperoleh nilai signifikansi p
sebesar 0,823 (>0,05). Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh pemberian aromaterapi terhadap konsentrasi anak kelas V
sekolah dasar dalam mengerjakan soal-soal ulangan umum. Berdasarkan data tambahan yang melihat konsentrasi setiap
harinya, terdapat peningkatan konsentrasi pada siswa kelompok eksperimen, namun belum mencapai titik signifikan.
Abstract
Aromatherapy in Balinese life very closely. Aromatherapy has an influence on the function of the body such as making
a fresh indoor air, creating a calm, can be used as antibiotics, antiseptics may be useful to take the fight against the
virus, soaking emotion, can be a tool for relaxation, and also improves concentration. Concentration in the world of
education is a very important one in doing general replications. This study aimed to verify whether there are effects of
aromatherapy to the concentration of children in the fifth grade of primary school working on the general test
questions.
This research is a quantitative study with pre-experimental methods, sampling technique used is cluster random
sampling. Subjects in this study were fifth grade elementary school students who are following the general replication
at SD Negeri 5 Tonja by 82 students. Collecting data using a concentration questionnaire with Likert scale and data
analysis by independent sample t-test.
After conducting validity and reliability there are 25 items left from a total of 34 items on the reliability coefficient of
0.876. After doing the independent sample t-test significance p values obtained for 0.823 (> 0.05). This means
there is no effect of aromatherapy to the concentration of children in the fifth grade of primary school working on the
general test questions. Based on additional data to see the concentration of each day, there is an increasing
concentration in the experimental group students, but has not reached a significant point.
271
N. M. Y. A. AGUSTINI DAN H. SUDHANA
272
PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP KONSENTRASI SISWA SEKOLAH DASAR
273
N. M. Y. A. AGUSTINI DAN H. SUDHANA
274
PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP KONSENTRASI SISWA SEKOLAH DASAR
275
N. M. Y. A. AGUSTINI DAN H. SUDHANA
diuji kembali, item yang sahih kemudian menjadi 25 item setiap siswa dengan kategori yang ada. Pengkategorian ini
dilakukan dengan menggunakan rumus pengkategorian skor
0,876 ini menunjukkan bahwa skala ini mampu mencerminkan dari Azwar (2000).
87,60 % variasi yang terjadi pada skor murni subjek yang
bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk mengukur
atribut yang dimaksudkan, yaitu konsentrasi. Berdasarkan
hasil koefisien korelasi yang diperoleh, maka skala
konsentrasi ini memiliki daya keterandalan yang cukup tinggi.
Sebelum melakukan uji analisis data menggunakan idependent
Dari tabel di atas diketahui jumlah siswa paling
sampel t test, maka dilakukan uji normalitas untuk mengetahui
banyak berada di kategori sedang yaitu sebesar 37,8 %.
distribusi atau persebaran data penelitian apakah normal atau
Kategori sangat rendah dan kategori rendah jika dijumlah total
tidak. Berdasarkan dari hasil uji normalitas yang diperoleh
yang diperoleh yaitu 35,4% lebih besar dari kategori tinggi
nilai (p) sebesar 0,528 atau p>0,05 sehingga data yang ada
dan sangat tinggi yang berjumlah 28,9%.
berdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji homogentas
pada data yang ada untuk mengetahui varian skor sebuah
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
variabel yang diukur pada setiap kelompok yang diuji relatif
homogen atau tidak. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan Dilihat dari hasil perbandingan antara kelompok
diperoleh, sebaran data pada variabel konsentrasi memiliki eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan uji
nilai signifikansi dengan probabilitas (p) = 0, 457 atau independent sampel t tes, diperoleh nilai signifikansi p sebesar
memiliki nilai probabilitas diatas 0,05 (p > 0,05). Sehingga 0, 823, > 0,05, maka hal ini berarti hipotesis nol (H0)
dapat dilihat bahwa hal ini menunjukkan data pada variabel yang ditetapkan diterima dan hipotesis alternatif (Ha)yang
konsentrasi bersifat homogen. ada ditolak. Sehingga hasil yang diperoleh tidak ada
Setelah kedua syarat untuk melakukan analisis data pengaruh pemberian aromaterapi terhadap konsentrasi siswa
telah dipenuhi, dilanjutkan dengan menggunakan metode kelas V sekolah dasar ketika mengerjakan soal ulangan pada
analisis independent samples t test dengan alat saat ulangan umum berlangsung.
bantu perangkat lunak SPSS 17.0. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa tidak
adanya perbedaan konsentrasi yang signifikan antara
kelompok yang diberi aromaterapi dengan kelompok tanpa
aromaterapi. Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa
aromaterapi belum memberikan efek yang signifikan. Jika
ditinjau kembali berdasarkan teori yang ada, banyak hal yang
dapat mempengaruhi konsentrasi. Hal ini terjadi karena
konsentrasi dipengaruhi oleh faktor internal dan juga faktor
eksternal (Susanto, 2006). Menurut Susanto (2006) faktor
internal yang mempengaruhi konsentrasi pada individu antara
lain kesiapan individu dalam menerima dan menghadapi
ulangan umum yang berhubungan dengan kondisi fisik
Berdasarkan atas pedoman dalam menolak atau individu, kondisi psikologis, serta modalitas atau yang sering
menerima hipotesis jika nilai p yang diberoleh lebih kecil dari disebut gaya belajar. Faktor internal adalah faktor yang berada
0,05 (p < 0,05) maka hipotesis nol (H0) yang telah ditetapkan di dalam diri individu. Faktor fisik siswa mengacu pada
ditolak, sehingga hipotesis alternatif (Ha) yang ditetapkan kondisi tubuh siswa seperti kesehatan siswa dalam
akan diterima. Sedangkan pada penelitian ini diperoleh nilai p mengerjakan ulangan umum, memang pada saat ulangan
sebesar 0,823 atau (p > 0,05) maka hipotesis alternatif yang umum berlangsung tidak ada siswa yang sakit. Selain faktor
ada ditolak dan hipotesis nol yang ada diterima. Jadi hipotesis internal terdapat juga faktor eksternal yang mempengaruhi
yang diterima berbunyi “tidak ada pengaruh pemberian konsentrasi siswa yaitu kondisi lingkungan, dan yang lainnya.
aromaterapi terhadap konsentrasi siswa kelas V sekolah dasar Hal tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar diri
ketika mengerjakan soal ulangan pada saat ulangan umum individu.
berlangsung”. Senada dengan Susanto, menurut Hakim (2000)
Terkait dengan tidak ada pengaruh pemberian konsentrasi juga dipengaruhi oleh faktor internal dan juga
aromaterapi terhadap konsentrasi siswa kelas V sekolah dasar eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi konsentrasi
ketika mengerjakan soal ulangan pada saat ulangan umum salah satunya adalah faktor psikologis yaitu intelegensi. Daya
berlangsung, maka dapat diketahui skor yang diperoleh dari intelegensi dalam penelitian ini adalah kemampuan intelektual
276
PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP KONSENTRASI SISWA SEKOLAH DASAR
siswa. Hal ini dapat diketahui dari kemampuan siswa dalam Subjek ketiga mengatakan bahwa ia dapat berkonsentrasi.
menyerap informasi yang pada penelitian ini yaitu pelajaran. Menurut subjek ia merasakan adanya peningkatan nilai pada
Nantinya ditransfer ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan mata pelajaran yang diberikan aromaterapi pada saat ulangan
ulangan umum dan hasilnya dapat dilihat dengan nilai rata- umum berlangsung.
rata yang diperoleh baik pada kelompok eksperimen maupun Subjek keempat merasakan aromaterapi membuat
kelompok kontrol. dirinya menjadi tenang. Hal tersebut diwujudkannya dengan
dapat mengerjakan soal-soal menjadi lebih fokus. Begitu pula
dengan subjek kelima, awalnya ia tidak menyadari bahwa
aromaterapi memberikan efek yang baik untuk konsentrasinya.
Setelah ia melihat nilai-nilai ulangan umum yang ada terdapat
perbedaan yang pada saat menggunakan aromaterapi dan
tidak. Jika dilihat dari mata pelajaran ulangan umum pada jam
pertama pelajaran juga termasuk sukar.
Dari wawancara yang telah dilakukan diketahui
bahwa setiap siswa merasakan adanya aromaterapi di dalam
Tabel di atas menunjukkan rata-rata nilai yang
kelas pada kelompok eksperimen. Karena stimulus yang
diperoleh pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tidak
berasal dari aromaterapi diterima oleh indera penciuman
semua nilai yang diperoleh kelompok eksperimen lebih besar
yaitu hidung. Selanjutnya stimulus tersebut akan dikirim
dari kelompok kontrol. Pada kedua kelompok, perbedaan nilai
menuju ke otak.
yang cukup berbeda jauh hanya pada mata mata pelajaran
Jika dilihat dari rata-rata yang diperoleh pada
matematika.
kelompok eksperimen terjadi peningkatan setiap harinya.
Namun, apabila dievaluasi secara lebih lanjut
Rata-rata yang awalnya 77,85 terus meningkat dihari
mengenai eksperimen yang dilakukan, pada kelompok
berikutnya sampai pada hari terakhir rata-rata yang diperoleh
eksperimen atau kelompok yang diberikan aromaterapi terjadi
sebesar 81, 40. Hanya saja selama peningkatan ini terjadi tidak
peningkatan setiap harinya yang dilihat dari rata-rata nilai
membuat kedua kelompok berbeda secara signifikan.
yang diperoleh dari hari pertama, kedua, ketiga, hingga
Kemungkinan hal terjadi karena proses adaptasi pada siswa
keempat. Sedangkan pada kelompok kontrol atau kelompok
sedang terjadi. Proses ini mungkin saja memerlukan waktu
yang tidak diberikan aromaterapi, tidak terjadi peningkatan
yang lebih panjang agar peningkatan yang terjadi pada
konsentrasi jika dilihat dari rata-rata perhari yang diperoleh.
kelompok eksperimen mencapai titik yang menjadi berbeda
Oleh sebab itu, maka peneliti melakukan wawancara
secara signifikan dengan kelompok kontrol.
singkat kepada lima orang anak pada kelompok eksperimen
Berdasarkan dari apa yang telah dibahas di atas,
untuk menanyakan apa yang mereka rasakan pada saat
peneliti menyadari terdapat keterbatasan-keterbatasan di luar
ulangan umum berlangsung dan kelas mereka diberikan
kendali peneliti. Pada saat pemberian aromaterapi, mungkin
aromaterapi berupa pengharum ruangan. lima orang anak
saja dapat mempengaruhi konsentrasi apabila jumlah
tersebut terdiri dari empat orang anak perempuan dan satu
hari yang untuk memberikan aromaterapi di dalam kelas
orang anak laki-laki. Tempat duduk yang mereka tempati juga
lebih panjang, sehingga peningkatan rata-rata yang terjadi
tersebar, hal ini dilakukan peneliti untuk meyakinkan kembali
pada kelompok eksperimen dapat mencapai titik signifikansi
bahwa aromaterapi telah terseberar ke seluruh ruangan kelas,
yang nantinya dapat terlihat perbedaan antara kelompok
tidak hanya bagian depan atau belakang kelas saja.
kontrol serta kelompok eksperimen karena subjek sedang
Pada subjek pertama yang diwawancarai mengatakan
mengalami adaptasi sensoris. Jadi, semaikn lama aromaterapi
bahwa aromaterapi yang ia hirup memberikan efek tenang
diberikan maka siswa telah beradaptasi dan aromaterapi
pada saat mengerjakan ulangan dan dapat membantu fokus
mampu berpengaruh secara efektif.
menjadi lebih baik dengan bau yang harum. Aromaterapi yang
Berdasarkan hasil dan pembahasan data yang telah
dipasang di ruang kelas tidak membuatnya terganggu, malah
dibahas, maka dapat disimpulkan beberapa hal terkait
membantunya untuk tenang dalam mengerjakan setiap soal.
dengan hasil penelitian ini, yaitu tidak ada pengaruh
Pada subjek kedua, hasil wawancara yang
pemberian aromaterapi terhadap konsentrasi siswa kelas V
diperoleh hampir sama dengan sebelumnya. Subjek
sekolah dasar ketika mengerjakan soal ulangan pada saat
mengatakan dirinya menjadi lebih tenang dalam mengerjakan
ulangan umum berlangsung. Sehingga tidak terjadi perbedaan
soal ulangan. Subjek merasa agak sedikit terganggu ketika
yang cukup signifikan antara kelompok eksperimen dengan
pada jam ulangan yang kedua tidak terdapat aromaterapi di
kelompok kontrol. Hal ini disebabakan karena konsentrasi
dalam kelas Hal ini bukan berarti kecanduan karena tidak
tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekternal, melainkan juga
terdapatgejala-gejala kecanduan seperti pusing dan mual
dipengaruhi oleh faktor internal. Pada kelompok eksperimen
ketika pengerjaan ulangan berlangsung tanpa aromaterapi.
277
N. M. Y. A. AGUSTINI DAN H. SUDHANA
terjadi peningkatan konsentrasi setiap harinya, hanya saja Hakim, T. (2000). Belajar secara efektif. Jakarta: Niaga Swadaya.
tidak mencapai titik signifikan. Sedangkan, pada kelompok Hastianingsih. (2013, Januari 14). Wolipop. Dipetik 13 Januari, 2013,
kontrol tidak ada perbedaan tingkatan konsentrasi setiap dari detik.com:
http://wolipop.detik.com/read/2013/01/14/084314/2141009/858/
harinya.
tips- menggunakan-aromaterapi-di-rumah-agar-bebas-dari-stres
Saran praktis yang dapat ditujukan kepada pihak
Henderson, S. (t.thn.). Aromatheraphy. Dipetik 20 February, 2012,
sekolah adalah agar penelitian ini dapat dijadikan masukan dari Appolo Correspondence Classes:
sebagai salah satu alternatif pendamping ketika proses belajar http://mansfield.com/massage/1/aroma/aroma32010.pdf
mengajar dilakukan setiap harinya. Selain itu, bagi orang tua Primadiati, R. (2002). Aromaterapi: perawatan alami untuk sehat
di rumah dalam melakukan pendampingan proses belajar, dan cantik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
aromaterapi dapat digunakan sebagai salau satu alternatif yang Riduwan, & Sunarto. (2009). Pengantar Statistika untuk penelitian:
dapat membantu siswa dalam berkonsentrasi ketika belajar Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung
sehari-hari di rumah. Saran bagi peneliti selanjutnyan adalah : ALFABETA.
Saifuddin, A. (2010). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka
melakukan penelitian yang sama, tetapi dengan melakukan
Pelajar.
pembiasaan terhadap aroma terlebih dahulu serta
Shah, Y. R., Sen, D. J., Patel, R. N., Patel, J. S., Patel, A. D.,
memperpanjang hari dalam memberikan aromaterapi ketika &Prajapati, P. M. (2011).
proses eksperimen berlangsung. Hal ini agar siswa Aromatherapy: The Doctor Of Natural Harmony Of Body & Mind.
terbiasa dengan aroma yang diberikan sehingga nantinya dapat International
terlihat perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah Journal of Drug Development & Research , 286-294.
diberikan aromaterapi. Selain itu, teknik pengumpulan Solomons, S. (2005). Using aromatherapy massage to increase shared
data lebih ditambah dengan observasi, sehingga dapat attention behaviours in children with autistic spectrum disorders
mengetahui apa saja yang tejadi ketika pemberian aromaterapi and severe learning difficulties. British Journal of Special
Education , 32 (3), 127-137.
di dalam kelas. Observasi yang dilakukan dapat dengan
Solso, R. L., Maclin, O. H., & Maclin, M. K. (2008). Psikologi
menggunakan catatan lapangan yaitu dengan mencatat hal-hal
Kognitif: edisi kedelapan . Jakarta: Penerbit Erlangga.
apa saja yang terjadi ketika kelas diberi perlakuan berupa Sternberg, R. J. (2009). Cognitive Psychology, Fifth edition. United
aromaterapi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan States: Wadsworth. Suardana, G. (2009, 03 24). detikNews.
aromaterapi dengan aroma peppermint. Diharapkan pada Dipetik 04 27, 2013, dari Wisata spa terbaik di dunia ada di Bali
penelitian selanjutnya dapat digunakan aroma yang lebih : http://news.detik.com/read/2009/03/24/162517/1104535/10/
familiar dengan kehidupan sehari-hari masyarakat di Bali, Subastianwibowo. (2012, 13 Agustus). Dipetik 27 April, 2013, dari
khususnya pada anak-anak misalnya aroma jepun, cempaka, 10 objek wisata
ataupun kenanga, namun juga memiliki manfaat untuk terpopuler Indonesia tahun 2012:
http://bacaberita.web.id/2012/08/10-objek- wisata-terpopuler-
meningkatkan konsentrasi anak.
indonesia-tahun-2012/
Sudirga, I. B. (2007). Widya Dharma Agama Hindu. Denpasar:
DAFTAR PUSTAKA Ganesa Exact.
Arikunto, S. (1993). Seri manajemen sumber daya manusia Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan
Psikologi Industri. Bandung: Alumni. kombinasi (mixed method). Bandung: Alfabeta.
Azwar, S. (2010). Dasar-dasar psikometri. Yogyakarta: Pustaka Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Pelajar. Azwar, S. (2010). Reliabilitas dan validitas. Suryabrata, S. (2000). Metodologi penelitian. Jakarta: PT.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. RajaGrafindo Persada. Susanto, H. (2006). Meningkatkan
Campbell, D. T., & Stanley, J. C. (1963). Experimental and quasi- konsentrasi siswa melalui optimalisasi modalitas belajar siswa.
experimental designs for research. Boston: Houghton Mifflin Jurnal Pendidikan Penabur (06), 46-51.
Company Boston.
Darmadi, H. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Trihendradi, C. (2011). Langkah mudah melakukan analisis statistik
ALFABETA. Desmita. (2011). Psikologi perkembangan peserta menggunakan SPSS 19. Yogyakarta: ANDI.
didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Walgito, B. (2004). Bimbingan & konseling (Studi dan kasus).
Femina. (2010). Femina. Dipetik 30 April, 2013, dari 3 bentuk Yogyakarta: ANDI.
aromaterapi:www.femina.co.id/isu.wanita/kesehatan/3.bentuk.ar
omaterapi/005/005/27
278