PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
metode pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas pada saat
proses belajar mengajar.
2
Aromaterapi lavender merupakan terapi yang
menggunakan minyak essensial dan dinilai dapat membantu
mengurangi bahkan mengatasi gangguan psikologis seperti cemas,
stres, depresi, dan sebagainya. Cara penggunaan termudah yang
sering digunakan adalah dengan cara inhalasi (bentuk uap yang
dihirup dan menggunakan alat nebulizer).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah adakah pengaruh dari pemberian aromaterapi
lavender terhadap konsentrasi belajar pada mahasiswa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang serta rumusan masalah di atas,
maka tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk menguji secara
empiris dan mengetahui apakah ada pengaruh dari pemberian
3
aromaterapi lavender terhadap konsentrasi belajar pada
mahasiswa.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi khususnya psikologi
pendidikan dan psikologi eksperimen terkait dengan
aromaterapi lavender dalam meningkatkan konsentrasi belajar
dan juga diharapkan dapat memberikan bahan referensi bagi
peneliti berikutnya mengenai pengaruh aromaterapi lavender
terhadap konsentrasi belajar mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dapat memberikan alternatif dalam upaya untuk
meningkatkan konsentrasi belajar pada mahasiswa Psikologi
2017 di Surabaya.
E. Batasan Penelitian
Dalam penelitan ini akan dilakukan batasan-batasan untuk
mengurangi dampak variabel yang tidak dikehendaki dan demi
kelancaran penelitian, maka penelitian ini memfokuskan diri pada
mahasiswa Psikologi angkatan 2017 di Surabaya, aromaterapi yang
digunakan yaitu aroma lavender, subjek penelitian belum pernah
mendapatkan aromaterapi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsentrasi Belajar
5
Kemampuan berkonsentrasi juga mempengaruhi kecepatan dalam
menangkap materi yang dibutuhkan. Seorang mahasiswa yang
punya kemampuan dalam berkonsentrasi akan lebih cepat
menangkap dan menyerap materi yang diajarkan (Suryabrata
dalam Hidayat, 2011).
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi belajar adalah seseorang yang memusatkan
perhatiannya kepada suatu objek tertentu, seperti di dalam proses
belajar mengajar dimana mahasiswa mampu memusatkan
perhatiannya pada materi yang di ajarkan, sehingga mendapatkan
hasil belajar yang maksimal.
6
kemampuan saraf otak yang berbeda-beda dalam menyeleksi
sejumlah informasi yang ada, sehingga turut mempengaruhi
kemampuan individu dalam memusatkan perhatiannya.
c) Faktor Pengetahuan dan Pengalaman.
Pengetahuan dan pengalaman juga turut berperan dalam
usaha memusatkan perhatian pada objek yang belum dikenali
polanya sehingga pengetahuan dan pengalamn individu dapat
memudahkan untuk berkonsentrasi. Selain itu ada juga faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar, yaitu:
suara, pencahayaan, temperature, dan desain belajar (Nurul,
dalam Sari, 2006).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kodisi
fisik, usia, pengetahuan, pengalaman, serta lingkungan belajar
dapat mempengaruhi konsentrasi dan berpengaruh pada hasil
belajar.
7
c. Berencana
Mengarahkan perhatian dengan suatu perencanaan yang
sistematis dan terorganisir dapat meningkatkan efisiensi
penyaringan informasi yang tidak relevan.
d. Adaptasi Perhatian dengan Bertambahnya Usia
Dengan bertambahnya usia, anak lebih dapat menggunakan
sistem pengolahan informasi yang lebih kompleks serta lebih
mampu menyelesaikan fokus perhatiannya dengan informasi yang
ada.
8
B. Aromaterapi
1. Pengertian Aromaterapi
Aromaterapi merupakan suatu terapi modalitas atau
pengobatan alternatif dengan menggunakan sari tumbuhan
aromatik lain dari tumbuh-tumbuhan. Minyak yang biasa
digunakan dalam terapi komplementer meliputi minyak atsiri,
bunga lavender, dan lain sebagainya. Para peneliti membuktikan
bahwa orang yang berada di lingkungan yang beraroma harum
mempunyai rasa percaya diri yang tinggi (Republika, 2010).
Aromaterapi berasal dari dua kata, yaitu aroma dan terapi.
Aroma berarti bau-bauan atau bau harum dan terapi yang berarti
pengobatan. Jadi aromaterapi adalah salah satu cara pengobatan
penyakit dengan menggunakan bau-bauan yang umumnya berasal
dari tumbuhan serta berbau harum dan enak yang disebut dengan
minyak atsiri (Agusta, 2000).
9
psikologis dan gangguan rasa nyaman seperti cemas, stress,
depresi, dan sebagainya.
10
d. Merica hitam
Bermanfaat untuk melancarkan sirkulasi darah,
menyembuhkan infeksi, menghangatkan otot yang kejang dan
sendi yang kaku, serta dapat meningkatkan energi.
e. Jeruk nipis
Bersifat sebagai pembangkit tenaga dan dapat menjernihkan
pikiran.
f. Jinten manis
Bermanfaat untuk menimbulkan perasaan senang dan
gembira sehingga cocok digunakan untuk relaksasi atau
melemaskan serta menyeimbangkan emosi.
g. Kayu manis
Bermanfaat untuk menghangatkan tubuh, menyembuhkan
otot yang kejang dan juga mengurangi nyeri sendi.
h. Kenanga
Bermanfaat untuk merelaksasi badan dan pikiran serta dapat
menurunkan tekanan darah.
11
aroma yang paling cepat dan mudah untuk digunakan.
Aromaterapi masuk dari luar tubuh ke dalam tubuh melewati
paru-paru dan dialirkan ke pembuluh darah melalui alveoli
(Buckle dalam Fachri, 2003).
Cara penggunaan aromaterapi secara langsung menurut
Buckle (Fachri, 2003), yaitu:
a) Tissue, dengan meneteskan 1-5 tetes minyak esensial,
kemudian dihirup 5-10 menit oleh individu.
b) Steam, dengan menambahkan1-5 tetes minyak
esensial kedalam alat penguapan yang telah diisi
dengan air dan digunakan selama sekitar 10 menit.
Selain penggunaan aromaterapi secara langsung, pemberian
aromaterapi juga dapat dilakukan secara tidak langsung, menurut
Departement of Health (2007), yaitu dengan cara:
a) Menambahkan 1-5 tetes minyak aromaterapi ke dalam
alat pemanas yang telah diisi dengan air, kemudian
letakkan di tempat yang aman. Cara ini juga dapat
berfungsi sebagai pengharum ruangan atau penyegar
ruangan.
b) Menambahkan 2-5 tetes minyak aromaterapi dalam
vaporizer yang sudah diisi 20ml air untuk dapat
menghasilkan uap air yang ditempatkan diatas
peralatan listrik sebagai alat penguap.
b. Semprotan
Minyak aromaterapi yang disemprotkan ke udara dapat
membantu menghilangkan bakteri, jamur, bau pengap, serta bau
yang tidak mengenakkan. Minyak ini tidak hanya menyegarkan
udara dengan aroma yang alami, tetapi juga dapat merilekskan,
12
menghilangkan ketegangan, serta menciptakan suasana yang
tentram dan harmonis.
Penguap, penyemprot aroma khusus, dan penyemprot
listrik dapat digunakan untuk menyebarkan aromaterapi dalam
ruangan.
13
tidak kondusif, akan mengakibatkan terganggunya konsentrasi
belajar anak sehingga hasil prestasi belajar juga menurun.
14
konsentrasi dalam belajar. Peningkatan konsentrasi belajar dengan
menggunakan penerapan aromaterapi merupakan cara efektif
untuk melihat sejauh mana mahasiswa mampu meningkatkan
konsentrasi belajarnya agar mencapai hasil prestasi belajar yang
lebih baik (Syah, 2010).
F. Hipotesis
15
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis desain perlakuan one group pre test-
post test design yaitu hanya menggunakan satu kelompok eksperimen tanpa
kelompok kontrol, dengan melakukan dua kali pengukuran variabel terikat
sebelum perlakuan diberikan (Jannah, 2016).
16
O1 X O2
Keterangan:
O1 : Pretest, untuk mengukur konsentrasi belajar pada mahasiswa sebelum
dilakukan pemberian aromaterapi
X : Treatment, pelaksanaan pemberian aromaterapi
O2 : Posttest, untuk mengukur konsentrasi belajar pada mahasiswa setelah
dilakukan pemberian aromaterapi
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Gedung Psikologi Universitas Negeri
Surabaya, Kota Surabaya.
17
Surabaya. Peneltian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive
sampling, yaitu sebuah teknik penentuan sampel penelitian atas kehendak
dan pertimbangan dari peneliti dimana sampel yang dipilih telah mewakili
semua kharakteristik yang dibutuhkan untuk menjadi partisipan dalam
penelitian (Jannah, 2016).
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yakni
variabel bebas, dan variabel terikat:
18
variabel tertentu dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu
untuk mengukur suatu variabel (Latipun, 2014). Adapun definisi operasional
dalam penelitian ini adalah:
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa daftar
pernyataan yang telah disusun oleh peneliti dengan menggunakan model
angket skala likert dan partisipan diminta untuk memilih salah satu dari
alternatif jawaban yang telah disediakan dan disesuaikan dengan keadaan
dirinya dengan memberikan tanda checklist atau centang. Instrumen kedua
yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner konsentrasi belajar.
19
Tabel
Pola Skor Penilaian Kuisioner
Favourable Skor Unfavourable Skor
Sering 3 Sering 2
Jarang 2 Jarang 3
2. Reliabilitas
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila
dalam beberapa kali melakukan pengukuran yang sama diperoleh hasil
yang relatif sama.
20
Pada penelitian ini uji reliabilitas menggunakan alpha cronbach
dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak SPSS 22.0. Suatu alat
ukur akan dinyatakan memiliki reliabilitas yang baik apabila nilai alpha
yang diperoleh lebih besar dari 0,6.
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan melalui 3 tahap, yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap akhir yaitu pengelolaan data.
Tabel
Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Tahapan Kegiatan
1. Tahap Persiapan Menentukan lokasi dan subjek penelitian
Melakukan perijinan tempat penelitian
Mempersiapkan materi yang akan dikaji, serta
alat-alat yang akan digunakan dalam
penelitian
2. Tahap Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah:
Pelaksanaan Pemberian perlakuan dilakukan selama 2
minggu sebanyak 4x pertemuan.
Mengunjungi tempat penelitian dan
mengurus perijinan dan segala keperluan
penelitian
Menentukan ruang kelas yang akan
digunakan dengan mempertimbangkan faktor
lingkungan yang dapat di kontrol, seperti
kebisingan dan penerangan
Peneliti melakukan inform consent kepada
partisipan dengan memperkenalkan diri
peneliti dan meminta partisipasi mereka
dalam penelitian yang akan dilakukan
Peneliti melakukan pretest dengan
menyebarkan kuisioner dan meminta
partisipan mengisi dengan tujuan untuk
melihat tingkat konsentrasi sebelum diberikan
perlakuan
Pemberian treatment dimulai dengan
pemberian aromaterapi lavender yang disebar
21
menggunakan tungku aromaterapi
Penyebaran aromaterapi dilakukan kurang
lebih 30 menit dibantu dengan menggunakan
kipas angin agar uap merata keseluruh
ruangan
Partisipan diminta menjawab soal hitungan
yang telah disiapkan oleh peneliti dengan
sebaik mungkin
Setelah beberapa pertemuan pemberian
aromaterapi, pada pertemuan terakhir akan
dilakukan posttest untuk mengukur
perubahan skor yang terjadi setelah perlakuan
atau treatment
3. Tahap Akhir Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan Uji-T atau Uji Beda, yang
dibedakan didalam penelitian ini adalah skor
subjek sebelum dan sesudah perlakuan
(pemberian aromaterapi), kemudian hasil dari
temuan penelitian dianalisis dan dibahas,
sehingga diperoleh kesimpulan dari
penelitian yang telah dilakukan
22
I. Analisis Data
23
DAFTAR PUSTAKA
Harmin, M., & Toth,M. (2012). Pembelajaran Aktif yang Menginspirasi. Jakarta.
Indeks.
Helmi, A.F. (1995). Strategi Adaptasi yang Efektif dalam Situasi Kepadatan sosial.
Tesis (Tidak diterbitkan). Yogyakarta : Program Pasca Sarjana
Universitas Gadjah Mada.
24
Latipun. (2015). Psikologi Eksperimen. Malang: Umm Press.
Octhaviany, R., & Ulfa, C.K. (2013). Pengaruh Aromaterapi Terhadap Penururnan
Kelelahan Kerja di Rumah Mode Widuri. Skripsi. Universitas Sumatra
Utara.
Sari, D.P. (2006). Efektivitas Pelatihan (Focus your Attention) untuk Meningkatkan
Konsentrasi pada Anak dengan Simtom-simtom gangguan Pemusatan
Perhatian atau Hiperaktivitas (GPP/H). Skripsi (tidak diterbitkan).
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
25
Tipe Kepribadian. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Universitas Katolik Parahyangan.
26