Anda di halaman 1dari 116

SKRIPSI

ANALISA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT


KECEMASAN PADA LANSIA DI PANTI WERDHA HARGODEDALI
SURABAYA

Oleh :
HANAZ RONA AYATILLAH QATRUN NADA
NIM. 161.0040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2020
SKRIPSI

ANALISA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT


KECEMASAN PADA LANSIA DI PANTI WERDHA HARGODEDALI
SURABAYA

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep.)


Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

Oleh :
HANAZ RONA AYATILLAH QATRUN NADA
NIM. 161.0040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA

i
2020

HALAMAN PERNYATAAN

Saya bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hanaz Rona Ayatillah Qatrun Nada

NIM : 161.0040

Tanggal Lahir : Surabaya, 13 Agustus 1997

Program Studi : S-1 Keperawatan

Menyatakan bahwa Skripsi ini yang berjudul Analisa Faktor Yang Berhubungan

Dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali Surabaya,

saya susun tanpa melakukan plagiat sesuai dengan peraturan yang berlaku di

Stikes Hang Tuah Surabaya.

Jika kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiat saya akan

bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Stikes

Hang Tuah Surabaya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya agar dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 21 Juli 2020

Hanaz Rona Ayatillah Q.N


NIM. 161.0040

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Setelah kami periksa dan amati, selaku pembimbing mahasiswa:

Nama : Hanaz Rona Ayatillah Qatrun Nada

NIM : 161.0040

Program Studi : S1-Keperawatan

Judul : Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat

Kecemasan Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali

Surabaya.

Menyetujui skripsi ini untuk diajukan dalam sidang sebagai persyaratan untuk

memperoleh gelar:

SARJANA KEPERAWATAN (S.Kep.)

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dwi Ernawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Sapto Dwi A, S.Pd.,M,Pd.


NIP. 03023 NIP.03027

Ditetapkan di : Surabaya

Tanggal : 21 Juli 2020

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal dari :
Nama : Hanaz Rona Ayatillah Qatrun Nada
NIM : 161.0040
Program Studi : S-1 Keperawatan
Judul : Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat

Kecemasan Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali

Surabaya.

Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji proposal di Stikes Hang Tuah


Surabaya, dan dinyatakan dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar “SARJANA KEPERAWATAN” pada Prodi S-1 Keperawatan
Sikes Hang Tuah Surabaya.

Penguji I : Dini Mei Widayanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep. ...............................


NIP. 03.011

Penguji II : Dwi Ernawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep. ................................


NIP. 03.023

Penguji III : Sapto Dwi A, S.Pd., M,Pd. .................................


NIP. 03027

Mengetahui,
STIKES HANG TUAH SURABAYA
KAPRODI S-1 KEPERAWATAN

PUJI HASTUTI .,S.Kep.,Ns.,M.Kep.


NIP. 03.010

Ditetapkan di : Surabaya
Tanggal : 21 Juli 2020

iv
ABSTRAK

ANALISA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT


KECEMASAN PADA LANSIA DI PANTI WERDHA HARGODEDALI
SURABAYA

Lansia sering mengalami permasalahan psikologis yang timbul akibat


roses menua, salah satunya adalah perasaan cemas. Cemas merupakan suatu
kondisi emosi pada diri seseorang yang menimbulkan perasaan tidak nyaman.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian kecemasan pada lansia.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif observasional


analitik dengan pendekatan Cross-sectional. Sampel penelitian diambil
menggunakan teknik Simple Random Sampling didapatkan 36 lansia di Panti
Werdha Hargodedali Surabaya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
usia, pendidikan, lama perawatan, riwayat penyakit, dan dukungan keluarga.
Variabel dependennya yaitu tingkat kecemasan. Instrumen menggunakan
kuisioner data demografi dan kuisioner Gerriatric Anxiety Scale (GAS). Data
dianalisis menggunakan uji Regresi Logistic Ordinal dengan signifikansi p < 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antar faktor yang


mempengaruhi kejadian kecemasan pada lansia yaitu usia (p = 0,018), pendidikan
(p = 0,003), riwayat penyakit (p = 0,005), dukungan keluarga (0,018), dan tidak
terdapat hubungan lama perawatan di Panti (p = 0,532) terhadap kejadian
kecemasan pada lansia. Faktor usia merupakan faktor dominan dengan nilai
koefisien logit 1,909.

Diharapkan lansia dan pengurus panti dapat mengantisipasi faktor-faktor


yang menimbulkan kecemasan pada lansia dan dapat mengatasi masalah
kecemasan.

Kata kunci : Analisa Faktor, Tingkat Kecemasan, Lansia

v
ABSTRACT

THE ANALYSIS OF FACTORS RELATED TO ANXIETY LEVEL IN


ELDERLY AT PANTI WERDHA HARGODEDALI SURABAYA

The elderly often experience psychological problems that arise as a result


of the aging process, one of which is feeling anxious. Anxiety is an emotional
condition in a person that causes feelings of discomfort. This study aims to
analyze the factors that influence the incidence of anxiety in the elderly.

The design of this research was observational analytic study used cross-
sectional approach. The research sample was taken using the Simple Random
Sampling technique obtained as many as 36 elderly in Panti Werdha Hargodedali
Surabaya. The independent variables in this study were age, education, and length
of stay at the orphanage, history of disease, and family support. The dependent
variable is anxiety. The instrument used demographic data questionnaire and
Gerriatric Anxiety Scale (GAS) questionnaire. Data were analyzed using the
Regression Logistic Ordinal test with a significance level of p <0.05.

The results showed that anxiety in the elderly was influenced by age (p =
0.018), education (p = 0.003), history of disease (p = 0.005), family support
(0.018), and there was no relationship between length of stay at the home (p =
0.532) regarding incidence of anxiety in Panti Werdha Hargodedali Surabaya. The
most dominant factor was age factor with regression coefficient value of 1.909.

It is expected that the elderly and caregivers could anticipate factors


causing anxiety in the elderly and can overcome anxiety problems.

Keywords : Factor Analysis, Anxiety Level, Elderly

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha

Esa, atas limpah karunia dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi

yang berjudul “Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan

pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya” dapat selesai sesuai waktu

yang telah ditentukan.

Skripsi ini disusun sebagai satu syarat menyelesaikan pendidikan program

study S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya.

Skripsi ini disusun dengan memanfaatkan berbagai literatur serta mendapatkan

banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis menyadari tentang

segala keterbatasan kemampuan dan pemanfaatan literatur, sehingga skripsi ini

dibuat dengan sangat sederhana baik dari segi sistematika maupun isinya jauh

dari sempurna.

Dalam kesempatan kali ini perkenankan peneliti menyampaikan rasa

terimakasih, rasa hormat dan penghargaan kepada:

1. Kolonel Laut (Purn.) Wiwiek Liestyaningrum, M.Kep. Selaku Ketua Stikes

Hang Tuah Surabaya atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada

peneliti untuk menjadi mahasiswa S-1 Keperawatan.

2. Puket 1, Puket 2 dan Puket 3 Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah memberi

kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti dan menyelesaikan

program studi S-1 Keperawatan.

3. Ibu Puji Hastuti S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan

S-1 Keperawatan.

vii
4. Ibu Dini Mei W.,S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku penguji I terima kasih atas segala

arahannya dalam pembuatan proposal ini.

5. Ibu Dwi Ernawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku pembimbing 1 yang penuh

kesabaran dan perhatian memberikan saran, masukan, kritik dan bimbingan

demi kesempurnaan penyusunan proposal ini.

6. Bapak Sapto Dwi Anggoro.,S.Pd.,M,Pd. Selaku pembimbing II yang penuh

kesabaran dan perhatian memberikan pengarahan dan dorongan moril dalam

penyusunan proposal ini.

7. Ibu Nadia Okhtiary, A.md. Selaku kepala Pepustakaan di Stikes Hang Tuah

Surabaya yang telah menyediakan sumber pustaka dalam penyusunan

penelitian ini.

8. Ibu Dra. Endang Sinar Gijanti. Selaku ketua yayasan Panti Werdha

Hargodedali Surabaya, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada

peneliti untuk melakukan penlitian.

9. Para lansia selaku responden penelitian yang telah bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

10. Kepada yang terhormat Ibu dan Ayah yang selalu mendo’akan, memotivasi,

memberikan cinta dan kasih sayang dalam menjalani proses pendidikan.

11. Seluruh dosen, staf dan karyawan Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah

memberikan bantuan dalam kelancaran belajar selama proses perkuliahan.

12. Teman-teman seperjuangan di Stikes Hang Tuah Surabaya yang selalu

membantu dan memotivasi dalam pembuatan proposal ini.

13. Serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu atas dukungan

dan bantuan dalam menyelesaikan proposal ini.

viii
Semoga budi baik yang telah diberikan kapada peneliti mendapatkan berkat

dan rahmat melimpah dari Allah Yang Maha Esa. Akhirnya peneliti berharap

bahwa skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membacanya. Amin.

Surabaya, 21 Juli 2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN...............................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
ABSTRACT...........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xvi
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................xvii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis.............................................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis...............................................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6


2.1 Konsep Lansia................................................................................................6
2.1.1 Pengertian Lanjut Usia...................................................................................6
2.1.2 Proses Menua..................................................................................................6
2.1.3 Batasan Usia Lansia........................................................................................7
2.1.4 Perubahan yang Terjadi pada Lansia..............................................................7
2.1.5 Masalah yang Sering Terjadi pada Lansia......................................................8
2.1.6 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Penuaan..................................................9
2.2 Konsep Kecemasan.........................................................................................9
2.2.1 Pengertian Kecemasan....................................................................................9
2.2.2 Aspek-Aspek Kecemasan.............................................................................10
2.2.3 Jenis-Jenis Kecemasan.................................................................................11
2.2.4 Gejala Kecemasan........................................................................................11
2.2.5 Tingkat Kecemasan......................................................................................12
2.2.6 Faktor-Faktor Kecemasan.............................................................................13
2.2.7 Cara Mengurangi Kecemasan Pada Lansia..................................................16
2.2.8 Cara Pengukuran Kecemasan.......................................................................16
2.3 Model Konsep Keperawatan........................................................................17
2.3.1 Model Konsep Keperawatan Dorothy Johnson............................................17
2.3.2 Teori Sistem Keperawatan Dorothy Johnson...............................................17
2.4 Hubungan Antar Konsep..............................................................................18

x
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS..........................................20
3.1 Kerangka Konsep.........................................................................................20
3.2 Hipotesis.......................................................................................................21

BAB 4 METODE PENELITIAN........................................................................22


4.1 Desain Penelitian..........................................................................................22
4.2 Kerangka Kerja.............................................................................................23
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................24
4.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling......................................................24
4.4.1 Populasi........................................................................................................24
4.4.2 Sampel..........................................................................................................24
4.4.3 Besar Sampel................................................................................................24
4.4.4 Teknik Sampling...........................................................................................25
4.5 Identifikasi Variabel.....................................................................................25
4.5.1 Variabel Independen.....................................................................................25
4.5.2 Variabel Dependen.......................................................................................26
4.6 Definisi Operasional.....................................................................................26
4.7 Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data...............................................27
4.7.1 Pengumpulan Data........................................................................................27
4.7.2 Analisa Data.................................................................................................31
4.8 Etika Penelitian.............................................................................................34
4.8.1 Lembar Persetujuan (informed consent).......................................................34
4.8.2 Tanpa Nama (anonimity)..............................................................................34
4.8.3 Kerahasiaan (confidentiality)........................................................................34

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................35


5.1 Hasil Penelitian.............................................................................................35
5.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian...........................................................35
5.1.2 Gambaran Umum Subjek Penelitian............................................................37
5.1.3 Data Umum Hasil Penelitian........................................................................37
5.1.4 Data Khusus Hasil Penelitian.......................................................................44
5.2 Pembahasan..................................................................................................50
5.2.1 Analisis Faktor Usia Dengan Kejadian Kecemasan.....................................50
5.2.2 Analisis Faktor Pendidikam Dengan Kejadian Kecemasan.........................53
5.2.3 Analisis Faktor Lama Perawatan Dengan Kejadian Kecemasan..................56
5.2.2 Analisis Faktor Riwayat Penyakit Dengan Kejadian Kecemasan................59
5.2.3 Analisis Faktor Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Kecemasan............61
5.2.4 Analisis Faktor Dominan Dengan Kejadian Kecemasan.............................62
5.3 Keterbatasan.................................................................................................63

BAB 6 PENUTUP.................................................................................................64
6.1 Kesimpulan...................................................................................................64
6.2 Saran.............................................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................66
LAMPIRAN..........................................................................................................69

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.6 Definisi Operasional Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kecemasan Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya........................................................................................26

Tabel 4.7 Kisi – kisi kuisioner penilaian kecemasan……………………….29

Tabel 4.8 Kategori kecemasan yang terdapat dalam GAS………………….29


Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia pada Lansia
di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei - 04 Juni
2020...............................................................................................38
Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei
04 Juni 2020..................................................................................38
Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan
pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –
04 Juni 2020..................................................................................38
Tabel 5.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –
04 Juni 2020..................................................................................39
Tabel 5.5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Dirawat
Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada
12 Mei –04 Juni 2020....................................................................39
Tabel 5.6 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Perawatan
Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada
12 Mei –04 Juni 2020....................................................................40
Tabel 5.7 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan Tidur
Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada
12 Mei –04 Juni 2020....................................................................40
Tabel 5.8 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan
Memori Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020............................................41
Tabel 5.9 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan
Pendengaran Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020............................................41
Tabel 5.10 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Alat Bantu
Pendengaran Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020............................................41
Tabel 5.11 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit
Kronis Pendengaran Di Panti pada Lansia di Panti Werdha
Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.......................42
Tabel 5.12 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit
Kronis Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020............................................42

xii
Tabel 5.13 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit
Kronis Pendengaran Di Panti pada Lansia di Panti Werdha
Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.......................43
Tabel 5.14 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit
Kronis Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020............................................43
Tabel 5.15 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Kecemasan Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020............................................44
Tabel 5.16 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut
hubungan usia dengan kecemasan pada lansia di Panti Werdha
Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.......................44
Tabel 5.17 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut
hubungan pendidikan dengan kecemasan pada lansia di Panti
Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.........45
Tabel 5.18 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut
hubungan lama perawatan dengan kecemasan pada lansia di Panti
Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.........46
Tabel 5.19 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut
hubungan riwayat penyakit dengan kecemasan pada lansia di Panti
Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.........47
Tabel 5.20 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut
hubungan dukungan keluarga dengan kecemasan pada lansia di
Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni
2020...............................................................................................48
Tabel 5.21 Hasil uji hipotesis analisis faktor yang mempengaruhi kejadian
kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya
pada 12 Mei - 04 Juni 2020...........................................................49

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka konseptual Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kecemasan Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya......................................................................................20
Gambar 4.2 Kerangka penelitian Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kecemasan Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya......................................................................................23

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Curiculum Vitae.............................................................................69


Lampiran 2 : Motto Dan Persembahan................................................................70
Lampiran 3 : Surat Pernyataan Laik Etik.............................................................72
Lampiran 4 : Surat Ijin Pengambilan Data Penelitian.........................................73
Lampiran 5 : Surat Balasan Dari Panti Werdha Hargodedali Surabaya..............74
Lampiran 6 : Lembar Informed Concent.............................................................75
Lampiran 7 : Lembar Persetujuan Responden.....................................................76
Lampiran 8 : Lembar Kuisioner Data Demografi................................................77
Lampiran 9 : Lembar Kuisioner GAS..................................................................80
Lampiran 10 : Tabulasi Data Umum ..................................................................82
Lampiran 11 : Tabulasi Data Khusus...................................................................84
Lampiran 12 : Hasil Rekapitulasi Data Khusus ..................................................86
Lampiran 13 : Hasil Uji Statistik.........................................................................89
Lampiran 14 : Hasil Crosstabulation....................................................................92
Lampiran 15 : Hasil Uji Statistik.........................................................................97

xv
DAFTAR SINGKATAN

BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Depkes : Departemen Kesehatan
GAS  : Geriatric Anxiety Scale
IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
SD : Sekolah Dasar
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SPSS : Statistical Package for the Social Sciences
UU : Undang-Undang
WHO : World Health Organization

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menua merupakan suatu kondisi alamiah yang terjadi karena adanya

penurunan fungsi pada fisik dan kondisi psikologis. Jadi menua dikatakan sebagai

suatu kondisi yang dapat menyebabkan lansia memiliki masalah pada kesehatan

jiwa, seperti kecemasan, depresi, demensia, dan insomnia (Khamida & Muhith,

2018). Pada lansia permasalahan psikologis muncul bila lansia tidak mampu

menyelesaikan masalah yang timbul sebagai akibat dari proses menua, salah

satunya adalah perasaan cemas. Cemas merupakan keadaan emosi pada diri

seseorang yang dapat menimbulkan perasaan tidak menentu dan menyebabkan

perasaan tidak nyaman (Ifdil, 2017). Beberapa lansia di Panti Werdha

Hargodedali Surabaya mengeluh dalam menjalani kehidupan yang jauh dari

keluarga membuat para lansia merasakan gelisah dengan keluarga, meskipun

mereka tinggal di panti dengan teman-teman usia yang sama tapi mereka masih

selalu memikirkan anak cucu mereka yang berada di rumah. Lansia mengatakan

pasrah untuk tinggal dipanti dan terkadang menangis sendiri karena mengingat

masa lalu. Lansia merasa gembira jika ada kunjungan meskipun bukan dari

keluarga mereka. Tingkah laku yang muncul pada lansia yang berada di panti

Werdha Hargodedali Surabaya tersebut seperti, sering melamun, menyendiri,

interaksi dengan orang lain jarang, dan merasa kesepian.

Survey dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan menjadi

masalah psikososial yang sering terjadi pada lansia. Menurut data National

1
2

Institute Of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang yang

mengalami gangguan kecemasan, mulai dari umur 18 tahun hingga lanjut usia.

Persentase kecemasan di Indonesia berkisar 9% - 12% dari populasi umum dan

17% - 27% yang dilaporkan dari tempat pelayanan kesehatan umum. Sebagaian

besar masyarakat Indonesia masih banyak yang menganggap kecemasan itu suatu

hal yang normal dan bukan sesuatu yang harus ditangani (Farmacia, 2007). Pada

usia diatas 65 tahun gangguan psikogeriatri mencapai 58%. Lima gangguan

psikogeriatri yang paling sering diterjadi adalah gangguan kecemasan, depresi,

gangguan masalah kognitif dan perilaku, gangguan kebingungan akut, dan sulit

tidur (Maryam, 2011). Serta kebanyakan lansia penghuni panti wreda mengalami

gangguan mental hingga 75% (Pranata, 2016). Penelitian Wahyu (2010) tentang

tingkat kecemasan pada lansia di Panti Werdha Dharma Bhakti Surakarta,

menunjukan bahwa tingkat kecemasan pada lansia merata dari ringan sampai

berat. Ditunjukkan presentase pada kategori kecemasan ringan terdapat 17 lansia

(36%), kategori sedang dan berat masing-masing 15 lansia (32%), dan tidak

terdapat responden yang memiliki kecemasan dalam kategori panik. Berdasarkan

hasil studi pendahuluan di Panti Werdha Hargodedali Surabaya, peneliti memilih

15 lansia secara acak untuk diwawancarai. Ternyata dari lima lansia merasa cemas

karena usia yang semakin tua, enam lansia mengatakan khawatir terhadap kondisi

kesehatannya, dan empat lansia mengatakan mereka sebenarnya lebih senang

tinggal bersama dengan anggota keluarga, tapi karena tidak ingin membebani

anggota keluarganya mereka akhirnya bersedia tinggal di panti, lansia mengeluh

merasa cemas karena merindukan kedatangan keluarga dan cucunya.


3

Proses penuaan mengakibatkan lansia mengalami penurunan kemampuan

otak, fisik dan psikologi. Penurunan kemampuan otak dan tubuh membuat tubuh

mudah sakit, cemas, stress, mudah marah, insomnia, dan sulit berkonsentrasi.

Kecemasan pada lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang

mempengaruhi kecemasan pada lansia seperti usia, jenis kelamin, pendidikan,

keadaan psikis, dan lingkungan (Ghufron, 2014). Kecemasan berawal dari resiko

pemenuhan kebutuhan dasar seperti makan, minum, seks, dan ancaman akan

keselamatan diri misalnya tidak mendapati karakter diri, tidak mendapatkan

pengakuan diri dari orang lain, dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan (Izzati & Kurniawati, 2018). Dari berbagai faktor tersebut dapat

menimbulkan rasa kesepian, hidup terasa hampa, sedih, keputusasaan, dan merasa

tersisih. Hal tersebut dapat mempengaruhi mobilitas dan kontak sosial, bila tidak

segera ditangani akan mengakibatkan masalah yang lebih serius yaitu mengalami

kecemasan dan bahkan dapat mengalami depsresi (Mangoesnprasodjo, 2005).

Dampak dari kecemasan apabila tidak dapat teratasi dampak berdampak pada

keadaan fisik dan dampak psikososial (Miller, 2009).

Sebagaian lansia yang tinggal di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

mengalami kecemasan dan stres. Dampak dari kecemasan dapat menimbulkan

hambatan dalam pelaksanaan keperawatan. Salah satu contoh hambatan dalam

pelaksanaan keprawatan pada lansia seperti lansia kurang kooperatif dalam

pelaksanaan kegiatan sehari-hari seperti, senam pagi yang dilakukan seminggu

satu kali setiap hari Jumat di Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Sebaiknya bagi

Yayasan Panti Werdha untuk menciptakan lingkungan yang nyaman agar lansia

merasa lebih rileks. Untuk perawatan pada lansia harus dilakukan dengan teliti,
4

sabar, penuh cinta, dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan lansia. Untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada lansia diperlukan peran perawat

sebagai konselor untuk memberikan dukungan pada lansia agar dapat menurunkan

tingkat kecemasan. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk

meneliti tentang analisa faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pada

lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah

Faktor apa sajakah yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pada lansia

di Panti Werdha Hargodedali Surabaya?

1.3 Tujuan

5.11 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan

dengan tingkat kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

5.12 Tujuan Khusus

1. Menganalisis hubungan usia dengan tingkat kecemasan pada lansia di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya.

2. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan pada

lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

3. Menganalisis hubungan lama perawatan dengan tingkat kecemasan pada

lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

4. Menganalisis hubungan riwayat penyakit dengan tingkat kecemasan pada

lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.


5

5. Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada

lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

6. Menganalisis faktor yang dominan dengan tingkat kecemasan pada lansia di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjelaskan tentang beberapa faktor yang

berhubungan dengan tingkat kecemasan pada lansia, yang mana nantinya dapat

digunakan sebagai dasar dalam pengembangan pelayanan keperawatan khususnya

keperawatan gerontik sehingga dapat meningkatkan kualitas perawatan pada

lansia.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Lansia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk

mengenal kecemasan lansia secara efektif.

2. Bagi Panti Werdha Hargodedali

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat

dijadikan data pendukung dalam memberikan pelayanan kepada lansia.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan atau sumber data

bagi penelitian selanjutnya.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar yang mendasari

penelitian, meliputi : 1) Konsep Lansia, 2) Konsep Kecemasan, 3) Model Konsep

Keperawatan, dan 4) Hubungan Antar Konsep.

2.1 Konsep Lansia

2.1.1 Pengertian Lanjut Usia

Lanjut usia adalah sebuah tahapan terakhir pertumbuhan yang merupakan

proses alamiah dan dialami oleh setiap individu. Bisanya proses menua ditandai

dengan adanya perubahan fisik maupun psikologis (Selo J, Candrawati, 2017).

Sedangkan Menurut UU No.13 tahun 1998 dikatakan bahwa usia lanjut adalah

seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Lansia (Lanjut Usia)

merupakan sebuah fase menurunnya kemampuan psikologis dan fisik, yang di

mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup.

2.1.2 Proses Menua

Menua merupakan proses hidup yang tidak bisa dicegah oleh siapapun.

Karena proses menua berlangsung secara terus-menerus dan akan dialami oleh

seluruh makhluk hidup (Nugroho, 2012).

Dewasa merupakan tahap perkembangan yang maksimal, setelah itu jumlah

sel dalam tubuh akan berkurang dan mengakibatkan tubuh mengalami penurunan

fungsi. Inilah yang disebut sebagai proses penuaan. Jadi proses penuaan

merupakan suatu tahap menurunnya fungsi tubuh (Hidayatus, 2018).

6
7

2.1.3 Batasan Usia Lansia

Ada beberapa teori yang menunjukkan batasan usia pada lansia. Pada

program psikogeriatri (kesehatan jiwa usia lanjut) batasan usia lansia adalah umur

60 tahun, seperti yang diungkapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia / World

Health Organization (WHO) yang menggolongkan lansia menjadi 4 yaitu: usia

pertengahan (middle age) adalah 45 – 59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60 –

74 tahun, lanjut usia tua (old) adalah 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old)

diatas 90 tahun (Nugroho, 2012).

Batasan lansia terbagi dalam lima kelompok. Kelompok pertama yaitu

pralansia (prasenilis) seseorang yang berusia antara 45-59 tahun. Berikutnya

adalah lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Selanjutnya adalah

lansia risiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun lebih atau seseorang

yang berusia 60 tahun tetapi memiliki masalah kesehatan. Berikutnya adalah

lansia potensial yaitu seseorang yang masih aktif dalam kegiatan, dan lansia tidak

potensial merupakan seorang lansia yang hidupnya bergantung pada orang lain

(Depkes RI 2003).

2.1.4 Perubahan yang Terjadi pada Lansia

Beberapa perubahan fungsi yang terjadi pada lansia antara lain seperti,

perubahan fisik, perubahan mental, dan perubahan psikososial. Perubahan fungsi

pada fisik meliputi perubahan pada sel, persarafan, penglihatan, kardiovaskuler,

respirasi, gastrointestinal, genitourinaria, endokrin, integumen, dan

muskuloskeletal. Perubahan fungsi mental dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

meliputi kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan, dan lingkungan.

Sedangkan perubahan psikososial meliputi, pensiun (dikaitkan dengan peran


8

dalam pekerjaan), sadar akan kematian, dan perubahan dalam cara hidup

(Hidayatus, 2018).

Proses penuaan mengakibatkan tubuh kehilangan banyak sel, dan sel

mengalami penurunan metabolisme. Proses ini menyebabkan adanya penurunan

pada fungsi tubuh dan akan terjadi perubahan pada mental dan psikologis.

Lansia mengalami perubahan fisik. Perubahan fisik pada lansia terjadi pada

beberapa sistem tubuh seperti nutrisi, kulit, rambut, mata dan penglihatan, telinga

dan pendengaran. Selain itu, perubahan pada sistem pernafasan, kardiovaskular,

gastrointestinal, ginjal, reproduksi, saraf, imun, muskuloskeletal, dan sistem

endokrin (Stocklager, 2007).

Perubahan mental juga terjadi pada lansia. Perubahan mental pada lansia

meliputi adanya sikap yang mudah curiga, emosi, egois. Selain itu lansia mucul

keinginan untuk memiliki umur yang panjang, ingin dihormati orang lain, dan

ingin tetap berwibawa (Bandiyah, 2009).

Lansia juga mengalami perubahan pada psikososial. Perubahan psikososial

pada lansia seperti masalah yang sering muncul pada lansia yaitu, kecemasan,

stres, ketakutan, khawatir, mudah tersinggung, kesepian, dan kehilangan rasa

kepercayaan diri (BKKBN, 2012). Pada lanjut usia permasalahan psikologis

muncul bila lansia tidak mampu menyelesaikan masalah yang timbul sebagai

akibat dari proses menua, salah satunya adalah perasaan cemas (Lestari,

Wihastuti, & Rahayu, 2013).

2.1.5 Masalah yang Sering Terjadi pada Lansia

Pada umumnya lansia mengalami penurunan fungsi psikososial. Masalah

psikososial yang sering terjadi pada lansia pada lansia seperti, pensiun, pindah
9

tempat tinggal, menjanda atau menduda, sadar akan kematian teman dan keluarga,

kehilangan hubungan dengan teman-teman dan keluarga, penyakit kronis,

perubahan terhadap konsep diri, dan kesepian (Padila, 2013).

Sedangkan beberapa lansia juga memiliki permasalahan umum.

Permasalahan umum yang dialami oleh lansia seperti, semakin besar jumlah lansia

yang mengalami kemiskinan, melemahnya nilai keakraban sehingga kurang di

hormati, lahirnya kelompok masyarakat industri, rendahmya kualitas tenaga

professional pada pelayanan lansia, dan belum ada kegiatan pembinaan

kesejahteraan lansia (Hidayatus, 2018).

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan

Proses penuaan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Maryam (2008)

faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan seperti hereditas (keturunan) jadi

setiap orang punya ciri dan kemampuan yang diturunkan oleh percampuran sifat

kedua orgtuanya, asupan makanan (nutrisis) jika asupan makanan berlebihan atau

kekurangan mengganggu keseimbangan reaksi kekebalan, status kesehatan terjadi

pada penyakit yang selama ini dikaitkan dengan proses penuaan, pengalaman

hidup sepert terpapar sinar matahari,kurang olahraga, dan mengkonsumsi alkohol,

lingkungan pada proses menua secara biologik berlangsung secara alami da tidak

dapat dihindari, tetapi seharusnya dapat tetap dipertahankan dalam status sehat,

dan stres merupakan tekanan kehidupan sehari-hari dalam lingkungan rumah,

pekerjaan, ataupun masyarakat yang tercemin dalam bentuk gaya hidup akan

berpengaruh terhadap poses penuaan.


10

2.2 Konsep Kecemasan

2.2.1 Pengertian Kecemasan

Cemas merupakan perasaan takut tetapi fokusnya tidak spesifik. Jika

ketakutan respon ancamannya secara langsung, sedangkan kecemasan ditandai

oleh rasa khawatir akan ancaman yang tidak teduga. Jadi kecemasan merupakan

kondisi emosi yang negatif ditandai dengan perasaan khawatir, tremor, tegang,

berkeringat, dan sesak nafas (Ifdil, 2017).

Kecemasan perlu penanganan serius karena merupakan masalah yang

kompleks. Banyak pengertian kecemasan yang dikemukakan oleh berbagai ahli

kesehatan antara lain, Maryam (Junaidi & Noor, 2010) mengumgkapkan bahwa

kecemasan merupakan rasa khawatir yang tidak spesifik dan membuat perasaan

menjadi tidak nyaman.

Lansia merupakan seseorang yang rentan terhadap masalah, baik masalah

ekonomi, kesehatan, psikologi maupun sosial. Kecemasan merupakan masalah

psikologi yang dihadapi oleh lansia dalam pengalaman terhadap hidupnya. Lansia

dalam pengalaman terhadap hidupnya seperti masalah psikologi yang berupa

kehilangan dan kecemasan (Lestari et al., 2013). Kecemasan pada lansia memliki

gejala seperti, perasaan khawatir atau takut, mudah tersinggung, kecewa, gelisah,

perasaan kehilangan, sulit tidur, sering membayangkan hal-hal yang menakutkan

dan rasa panik pada hal yang ringan, konflik-konflik yang ditekan dan berbagai

masalah yang tidak terselesaikan akan menimbulkan kecemasan (Ifdil, 2017).

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa

kecemasan adalah suatu keadaan psikologis individu yang menyebabkan gelisah

dan ketakutan akan sesuatu yang buruk akan terjadi. Seperti suatu respons yang
11

diberikan kepada seseorang terhadap suatu objek yang belum jelas penyebabnya

ditandai dengan perasaan takut akan terjadi ancaman pada dirinya, orang lain, dan

lingkungannya.

2.2.2 Aspek-Aspek Kecemasan

Kecemasan merupakan bayangan ancaman yang berespon menjadi nyata

dan menyebabkan ketakutan. Ada beberapa aspek pada kecemasan. Menurut Gail

W. Stuart (2006) mengelompokkan kecemasan dalam respon perilaku, kognitif,

dan afektif. Aspek perilaku yang biasanya terjadi seperti gelisah, tegang, tremor,

respon terkejut, menarik diri, menghindar, ketakutan, dan sangat waspada.

Masalah kognitif yang sering mucul seperti kurang konsentrasi, pikun,

poduktivitas menurun, takut kehilangan control, takut cedera, perhatian terganggu,

takut kematian, mimpi buruk, dan hambatan berfikir. Sikap afektif yang sering

terjadi diantaranya, mudah tersinggungg, kurang sabar, merasa bersalah, gugup,

tegang, gelisah, cemas, stress, malu, ketakutan, dan kekhawatiran. Sedangkan

menurut Risnawita (2014) membagi kecemasan menjadi tiga aspek. Aspek

tersebut meliputi aspek fisik, aspek emosional, dan aspek mental atau kognitif.

Keluhan pada aspek fisik seperti pusing, tangan berkeringat, menimbulkan rasa

mual pada perut, mulut kering, dan gugup. Respon emosi yang sering terjadi

seperti panik dan ketakutan merupakan keluhan pada aspek emosional. Adanya

gangguan terhadap perhatian dan memori, ketidakteraturan dalam berpikir, dan

bingung merupakan keluhan pada aspek mental atau kognitif.

2.2.3 Jenis-Jenis Kecemasan

Terdapat beberapa jenis-jenis kecemasan. Menurut Feist (2012) kecemasan

dibagi dalam tiga jenis, yaitu kecemasan neurosis, kecemasan moral, dan
12

kecemasan realistik. Kecemasan neurosis merupakan perasaan cemas karena

bahaya yang tidak diketahui. Perasaan yang muncul dari dorongan insting pada

ego. Kecemasan moral muncul karena kegagalan bersikap konsisten dengan apa

yang mereka yakini benar secara moral. Kecemasan realistik adalah perasaan yang

tidak jelas dan tidak nyaman yang mencakup kemungkinan bahaya itu sendiri.

Spilberger (2003) mengungkapkan kecemasan dibagi dalam dua macam, yaitu

trait anxiety dan state anxiety. Trait anxiety merupakan adanya perasaan khawatir

dan ancaman pada diri seseorang terhadap situasi yang sebenarnya tidak

berbahaya. State anxiety adalah keadaan emosi sementara pada diri sesorang

dengan memiliki perasaan khawatir yang bersifat subjektif.

2.2.4 Gejala Kecemasan

Kecemasan pada lansia merupakan kondisi yang tidak nyaman yang akan

mengakibatkan adanya rasa ketakutan yang tidak jelas. Hal ini terjadi karena

reaksi terhadap sesuatu yang dialami oleh seseorang. Gejala kecemasan

diantaranya, memandang masa depan dengan rasa was-was, tidak percaya diri dan

gugup, sering menyalahkan orang lain, tidak mau mengalah, merasa serba salah

dan gelisah, sering mengeluh dan khawatir yang berlebihan terhadap penyakit,

mudah tersinggung dan dramatis, dan dalam mengambil keputusan sering diliputi

rasa bimbang dan ragu, tidak berkomitmen, seringkali mengulangi pertanyaan

yang sama, dan jika sedang emosi sering kali bertindak heboh (Ifdil, 2017).

2.2.5 Tingkat Kecemasan

Kecemasan memiliki beberapa tingkatan. Untuk mengidentifikasi tingkat

kecemasan, diantaranya kecemasan ringan, kecemasan sedang, dan kecemasan

berat. Kecemasan ringan biasanya berhubungan dengan ketegangan dalam


13

kehidupan sehari-hari, yang menyebabkan seseorang menjadi waspada.

kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan memicu kreativitas. Kecemasan

sedang membuat seseorang berfokus pada hal yang penting dan

mengesampingkan keperluan yang lain. Kecemasan ini membuat seseorang tidak

memiliki focus terhadap suatu hal lain yang akan dihadapi. Kecemasan berat

membuat seseorang kehilangan fokusdan cenderung berfokus pada sesuatu yang

spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk

mengurangi kekhawatiran. Dan tingkat panik membuat seseorang yang

mengalami kehilangan kendali karena ketakutan dan merasa diteror, yang

menyebabkan peningkatan aktivitas motorik, dan membuat seseorang kehilangan

pemikiran yang rasional (Ifdil, 2017).

2.2.6 Faktor – Faktor Kecemasan

Kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Ifdil (2017) terdapat

dua faktor yang dapat menimbulkan kecemasan, yaitu pengalaman negatif pada

masa lalu dan pikiran yang tidak rasional. Pengalaman negatif pada masa lalu

seperti timbulnya rasa tidak menyenangkan mengenai peristiwa yang dapat

terulang lagi pada masa mendatang, apabila sesorang menghadapi situasi yang

sama dan juga menimbulkan ketidaknyamanan, contohnya seperti pengalaman

pernah gagal dalam mengikuti tes. Sedangkan pikiran yang tidak rasional terbagi

dalam tiga bentuk, yaitu kegagalan ketastropik, kesempurnaan, generalisasi yang

tidak tepat.

Seiring berjalannya waktu kecemasan seringkali hadir dalam kehidupan

seseorang. Karena adanya suatu peristiwa khusus yang memicu timbulnya

kecemasan. Menurut Stuart (2007) kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor,


14

yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal seperti penurunan

kemampuan untuk melakukan aktivitas, ancaman terhadap integritas fisik seperti

disabilitas, lingkungan, dan situasi. Faktor internal seperti usia, jenis kelamin,

pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan beberapa faktor yang berpengaruh

terhadap gangguan kecemasan menurut Ghufron (2014) faktor kecemasan tersebut

meliputi: 1) usia, 2) jenis kelamin, 3) pendidikan, 4) pengalaman, 5) riwayat

penyakit, 6) dukungan, dan 7) informasi.

Usia merupakan salah satu pengaruh terjadinya kecemasan. Menurut

Ghufron (2014) semakin bertambahnya umur sesorang, semakin baik tingkat

kematangan seseorang walupun tidak seutuhnya. Usia menjadi salah satu patokan

seseorang dalam kematangan penggunaan koping untuk menghadapi suatu

masalah.

Jenis kelamin merupakan faktor yang berpengaruh dalam kecemasan.

Menurut Ghufron (2014) tingkat kecemasan pada wanita lebih tinggi daripada

laki-laki. Karena wanita lebih sensitif terhadap emosi. Wanita cenderung melihat

peristiwa yang dialaminya dari segi perasaan dan terperinci, sedangkan laki-laki

cenderung menggunakan akal dan tidak terperinci.

Pendidikan seseorang dapat meningkatkan kematangan intelektual sehingga

dapat membuat keputusan dalam bertindak. Pendidikan merupakan faktor yang

berpengaruh terhadap kecemasan. Menurut Ghufron (2014) semakin rendah

tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah mengalami kecemasan.

Karena apabila semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi

kemampuan berpikir seseorang dalam menghadapi suatu masalah atau ancaman

yang akan dihadapinya.


15

Pengalaman dapat mempengaruhi kecemasan. Menurut Ghufron (2014)

Pengalaman merupakan awal untuk menentukan kondisi mental seseorang di

kemudian hari. Apabila seseorang mengalami pengalaman yang buruk tentang

pengobatan dan perawatan, maka cenderung mempengaruhi peningkatan

kecemasan saat menghadapi tindakan pengobatan selanjutnya.

Mengalami kondisi sakit dalam jangka panjang mengakibatkan lansia

menjadi stres, jadi riwayat penyakit yang diderita lansia dapat mempengaruhi

kecemasan. Menurut Ghufron (2014) Lansia berisiko mempunyai riwayat

penyakit yang kronis dikarenakan penurunan fungsi tubuh. Faktor lain yang dapat

meningkatkan risiko yaitu perilaku keseharian yang kurang baik, seperti merokok,

alkohol, dan nutrisi tidak baik.

Dukungan keluarga sangat mempengaruhi kecemasan pada lansia. Menurut

Ghufron (2014) dukunan keluarga merupakan bentuk hubungan interpersonal yang

meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota

keluarga merasa ada yang memperhatikannya. Apabila lansia kurang mendapatkan

perhatian dari keluarganya maka lansia akan merasa kesepian dan dapat menimbulkan

perasaan cemas.

Sesorang yang melihat suatu peristiwa secara terperinci akan lebih mudah

mengalami kecemasan. Karena informasi yang dimiliki lebih banyak dan bisa

menekan perasannya. Menurut Ghufron (2014) faktor informasi adalah

pengalaman, pengetahuan dan ekspose pada media. Pengetahuan merupakan hasil

dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan.


16

2.2.7 Cara Mengurangi Kecemasan Pada Lansia

Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan pada

lansia, antara lain dengan mengajarkan teknik napas dalam, melakukan pijatan

agar dapat rileks, dan memberikan dukungan. Selain itu dengan memciptakan

hubungan saling percaya, menciptakan lingkungan yang nyaman, memberi

penyuluhan mengenai olahraga, diet seimbang, dan cukup tidur (Kozier, 2010).

Menurut Davies (2009) kecemasan dapat diatasi dengan cara terapi obat dan terapi

psikologis. Terapi obat menjadi pilihan utama dalam mengatasi kecemasan,

sehingga membuat sesorang dapat mengalami ketergantungan obat. Obat untuk

mengatasi kecemasan seperti Benzodiazepine, Buspirone, dan antidepresan.

Sedangkan terapi psikologis bertujuan untuk mengelola komponen kognitif dan

soamtik ansietas. Macam-macam terapi psikologis seperti konseling dan

pemecahan masalah dengan tenaga kesehatan, menjalani psikoterapi, dan

manajemen kecemasan seperti relaksasi, latihan pernafasan, dan distraksi.

2.2.8 Cara Pengukuran Kecemasan

Pada lansia alat ukur yang diyakini bisa untuk mendeteksi adanya

kecemasan seperti GAS (Geriatric Anxiety Scale). Jadi untuk mengkaji

kecemasan pada lansia dapat diukur dengan alat ukur kecemasan yang

disebut GAS (Geriatric Anxiety Scale).

GAS (Geriatric Anxiety Scale) merupakan kuisioner yang berisi 25 item

pertanyaan yang di rancang khusus untuk melihat adanya kecemasan pada lansia,

yang telah dikemukakan oleh Daniel L. Segal, 2010 dalam Journal of Anxiety

Disorder. Masing-masing item pertanyaan diberi score 0-3, yang artinya adalah: 0

= tidak pernah, 1 = pernah, 2 = jarang, 3 = sering. Setiap item hanya boleh diisi
17

dengan satu nilai. Setelah masing-masing item pertanyaan diberi nilai, selanjutnya

semua item dijumlahkan untuk menentukan skor minimal 0 dan maksimal 75.

Skor 0-18 = level teringan dari kecemasan, skor 19-37 = kecemasan ringan, skor

38-55 = kecemasan sedang, skore 56-75 = kecemasan berat. Berdasarkan hasil uji

reliabilitas pada kuisioner GAS didapatkan hasil skor α Cronbach’s 0,91%. Dari

hasil tersebut dapat disimpulkan jika GAS merupakan kuisioner yang efektif

untuk diaplikasikan dalam mengkaji kecemasan pada komunitas lansia

(Gerolimatos, 2013).

2.3 Model Konsep Keperawatan

2.6.1 Model Konsep Keperawatan Dorothy Johnson

Model konsep keperawatan Dorothy Johnson dikenal dengan model

konseptual perilaku. Model teori keperawatan Dorothy Johnson tentang

keperawatan 1986, berfokus pada bagaimana klien beradaptasi terhadap kondisi

sakitnya dan bagaimana stress potensial dapat mempengaruhi kemampuan

beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan stress. Sehingga klien

dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya (Hidayatus 2018).

2.6.2 Teori Sistem Keperawatan Dorothy Johnson

Pada teori Dorothy Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu

pada pengelompokkan perilaku. Perilaku mencari keamanan, perilaku mencari

perawatan, menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar

internalisasi prestasi, mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secara sosial

dan budaya, mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial

dan budaya, perilaku seksual dan identitas, perilaku melindungi diri sendiri

menurut Johnson, perawat mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori


18

perilaku diatas, yang disebut subsistem perilaku. Dalam kondisi normal klien

berfungsi secara efektif dalam lingkungannya. Akan tetapi ketika stress

mengganggu adaptasi normal, perilaku klien menjadi tidak dapat diduga dan tidak

spesifik. Perawat mengidentifikasi untuk mengatasi masalah dalam memenuhi

kebutuhan tersebut (Hidayatus 2018).

2.4 Hubungan Antar Konsep

Proses menua merupakan proses alami yang disertai adanya penurunan

kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.

Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum

maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia. Masalah psikososial yang

paling banyak terjadi pada lansia seperti, kesepian, perasaan sedih, depresi dan

kecemasan (Ifdil, 2017). Gejala kecemasan yang muncul pada lansia dapat berupa

gelisah, mudah emosi, kelelahan, sulit tidur dan sulit berkonsentrasi (Sukmawati,

Pebriani, & Setiawan, 2018). Terdapat dua faktor yang dapat menimbulkan

kecemasan, yaitu pengalaman negatif pada masa lalu dan pikiran yang tidak

rasional. Pengalaman negatif pada masa lalu seperti timbulnya rasa tidak

menyenangkan mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa

mendatang, apabila sesorang menghadapi situasi yang sama dan juga

menimbulkan ketidaknyamanan (Ifdil, 2017). Untuk itu lansia harus bisa

beradaptasi. Menurut Hidayatus (2018) pada teori Dorothy Johnson berfokus pada

kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokkan perilaku. Jadi bagaimana

klien bisa beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress potensial

dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah


19

menurunkan stress. Dan tugas perawat mengidentifikasi untuk mengatasi masalah

dalam memenuhi kebutuhan tersebut.


BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Faktor yang menyebabkan Faktor yang


cemas : Mempengaruhi Penuaan:
1. Usia 1. Hereditas
2. Pendidikan 2. Usia
3. Pengalaman (lama 3. Nutrisi Input

perawatan) 4. Status kesehatan


4. Riwayat Penyakit 5. Pengalaman hidup
5. Dukungan keluarga 6. Lingkungan
6. Jenis kelamin 7. Stres
7. Informasi

Lansia

Proses

Lansia merasa khawatir, mudah tersinggung, sulit


tidur, adanya rasa ketakutan yang tidak jelas

Kecemasan Output

Keterangan :
: Diteliti : Berpengaruh
: Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka konseptual analisa faktor yang mempengaruhi kejadian


kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

20
21

3.2 Hipotesis

1. Ada hubungan usia dengan tingkat kecemasan pada lansia di Panti Werdha

Hargodedali Surabaya.

2. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan pada lansia di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

3. Ada hubungan lama perawatan dengan tingkat kecemasan pada lansia di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

4. Ada hubungan riwayat penyakit dengan tingkat kecemasan pada lansia di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

5. Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada lansia di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

6. Variabel Usia berhubungan paling dominan dengan tingkat kecemasan pada

lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.


BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini metode penelitian ini metode penelitian diuraikan sebagai

berikut: 1) Desain Penelitian, 2) Kerangka Kerja, 3) Waktu dan Tempat

Penelitian, 4) Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling, 5) Identifikasi Variabel, 6)

Definisi Operasional, 7) Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisa Data, dan 8)

Etika Penelitian.

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian ini

untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kejeadian kecemasan pada lansia

di Panti Werdha Hargodedali Surabaya, menggunakan desain Observasional

Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian Cross Sectional adalah

jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran data variabel hanya satu kali

pada satu saat (Nursalam, 2015).

22
23

4.2 Kerangka Kerja


Populasi

. Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya sebanyak 38 lansia

Sampling
Probability Sampling : Simple Random Sampling

Sampel
Dari populasi yang dipilih secara acak sebanyak 36 lansia

Pengambilan Data
Menggunakan kuesioner melalui media Googleform

Variabel Independen Variabel Dependen


Usia, Pendidikan, Lama perawatan, Kecemasan :
Riwayat penyakit, dan Dukungan
Kuesioner GAS (Geriatric
keluarga :
Kuesioner Data Demografi Anxiety Scale)

Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Entry Data, Tabulating

Analisa Data
Menganalisis hubungan variabel dengan Uji Regresi Logistic

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.2 Kerangka penelitian analisa faktor yang mempengaruhi kejadian


kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.
24

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 12 Mei 2020 – 04 Juni 2020 di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya.

4.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

4.4.1 Populasi

Populasi di dalam penelitian ini adalah semua lansia yang berada di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya sebanyak 38 orang.

4.4.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah lansia yang mengalami kecemasan dan stres di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya sejumlah 36 orang yang telah memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriterianya antara lain :

1. Kriteria Inklusi

a. Lansia usia ≥ 60 tahun

b. Lansia yang kooperatif

c. Lansia yang mampu berkomunikasi

d. Lansia tidak mengalami gangguan pendengaran

e. Tidak mengkonsumsi obat-obatan (Diazepam)

2. Kriteria Eksklusi

a. Lansia tidak kooperatif

b. Lansia tidak komunikatif

c. Lansia yang tidak bersedia menjadi responden penelitian

4.4.3 Besar Sampel

Berdasarkan perhitungan besar sampel menggunakan rumus:


25

N
n=
1+ N ( d 2 )
Keterangan :
N : Jumlah sampel
n : Jumlah populasi
d : Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,05)

Jadi besar sampel adalah:

N
n=
1+ N ( d 2 )

38
¿
1+30 ( 0,052 )

¿36

Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 36 orang.

4.4.4 Teknik Sampling

Pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability

Sampling dengan metode Simple Random Sampling pada lansia yang menderita

kecemasan di Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Pemilihan responden dengan

cara peneliti mengadakan pendekatan dan memilih responden sesuai dengan

kriteria inklusi untuk mendapat persetujuan sebagai responden penelitian. Dari

populasi sebanyak 38 lansia didapatkan sampel sebanyak 36 lansia, dimana setiap

subjek dalam populasi mempunyai kesempatan untuk terpilih menjadi sampel

penelitian dengan penyeleksian secara acak untuk mewakili sebuah populasi.

4.5 Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah Variabel Bebas (Independent) dan

Variabel Tergantung (Dependent).

4.5.1 Variabel Bebas (Independent)


26

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi

kecemasan pada lansia yaitu usia, pendidikan, dan lama perawatan.

4.5.2 Variabel Terikat (Dependent)

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kecemasan pada lansia di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

4.6 Definisi Operasional

Perumusan definisi operasional pada penelitian diuraikan dalam Tabel 4.6

berikut :

Tabel 4.6 Definisi Operasional analisa faktor yang mempengaruhi kejadian


kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.
No Variabel Definisi Indikator Alat Skala Skor
Operasional Ukur
1. Variabel Batasan umur 1. Usia Kuisioner Ordinal 1. 45-59 tahun
independen: pada lansia pertengahan Data 2. 60-74 tahun
Usia dari waktu ke 2. Lanjut usia demografi 3. 75-90 tahun
waktu 3. Lanjut usia tua 4.≥ 90 tahun
berbeda-beda. 4. Usia sangat tua
Usia lansia
merupakan
kelanjutan dari
usia dewasa.
2. Variabel Jenjang Pendidiakan Kuisioner Ordinal 1. Tidak
independen: sekolah formal terakhir yang Data sekolah
Pendidikan yang telah ditempuh. demografi 2. SD
ditempuh. 3. SMP
4. SMA
5. Perguruan
Tinggi

3. Variabel Lamanya Berapa tahun Kuisioner Ordinal 1. ≤ 5 Tahun


independen: tinggal di panti lamanya tinggal Data
Lama sekarang, di panti. demografi 2. 5-10 Tahun
perawatan sampai dengan
dilakukan 3. ≥ 10 Tahun
wawancara.
4. Variabel Keluhan 1. Hipertensi Kuisioner Nominal 1. Ya
independen: kesehatan 2. Diabetes Data
Riwayat lansia yang Mellitus demografi 2. Tidak
penyakit paling 3. Osteoarhritis
tinggi adalah 4. Inkontesnsia
keluhan yang Urin
27

merupakan
golongan
penyakit tidak
menular,
kronik dan
degeneratif.
6. Variabel Dukungan Adanya keluarga Kuisioner Nominal 1. Ya
independen: oleh anggota yang Data
Dukungan keluarga untuk mengunjungi Demograf 2. Tidak
Keluarga memberikan lansia di panti. i
support pada
lansia.
7. Variabel Pengukuran 1. Gejala Kuisioner Ordinal Kriteria skor:
dependen: kecemasan somatik GAS 1. 0-18 = Level
Tingkat yang 2. Gejala teringan dari
Kecemasan didasarkan kognitif kecemasan.
pada 3. Gejala afektif 2. 19-37 =
munculnya Kecemasan
gejala ringan.
kecemasan 3. 38-55 =
yang dirasakan Kecemasan
oleh lansia. sedang
4. 56-75 =
Kecemasan
berat

Pembagian skor:
1. Tidak pernah
sama sekali
2. Pernah (1x
mengalami)
3. Jarang
(mengalami
lebih dari 1x)
4. Sering
(mengalami
hampir setiap
hari)

4.7 Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisa Data

4.7.1 Pengumpulan Data

1. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data penelitian (Nursalam, 2015). Pengumpulan data pada


28

penelitian ini menggunakan kuisioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan untuk

memperoleh informasi dari responden. Kuisioner yang digunakan antara lain:

a. Instrumen data demografi

Instrumen pada variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah

menggunakan instrumen data demografi. Kuisioner data demografi digunakan

untuk mengetahui secara umum tentang responden. Kuisioner terdiri dari

pertanyaan mengenai usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, lama

perawatan di panti, riwayat penyakit, riwayat kesehatan psikologis, dan dukungan

keluarga.

b. Instrumen kecemasan

Instrumen pada variabel terikat (dependent) penelitian ini adalah

pengukuran tingkat kecemasan menggunakan lembar kuisioner Geriatric Anxiety

Scale (GAS). Geriatric Anxiety Scale (GAS) adalah alat pengukuran kecemasan

yang dirancang untuk digunakan pada populasi dewasa yang lebih tua, yang

mencakup tiga subskala diantaranya adalah: kognitif, afektif, dan somatik.

Kuisioner ini berisi 25 item pertanyaan, menggunakan skala likert dengan 4

kategori yaitu: Tidak pernah = skor 0, Pernah = skor 1, Jarang = skor 2, dan

Sering = skor 3. Rata-rata nilai dikalkulasikan dengan menjumlahkan semua nilai

pada setiap item kategori dan didapatkan skor minimal 0 dan maksimal 75.

Kriteria skor 0-18 = level teringan dari kecemasan, skor 19-37 = kecemasan

ringan, skor 38-55 = kecemasan sedang, dan skor 56-75 = kecemasan berat.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada kuisioner GAS didapatkan hasil skor α

Cronbach’s 0,91%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan jika GAS merupakan
29

kuisioner yang efektif untuk diaplikasikan dalam mengkaji kecemasan pada

komunitas lansia (Gerolimatos, 2013).

Tabel 4.7 Kisi – kisi kuisioner penilaian kecemasan

No. Kecemasan No. Pertanyaan


1. Gejala Somatik 1,2,3,8,9,17,21,22,23
2. Gejala Kognitif 4,5,12,16,18,19,24,25
3. Gejala Afektif 6,7,10,11,13,14,15,20

Tabel 4.8 Kategori kecemasan yang terdapat dalam Geriatric Anxiety Scale

No. Kecemasan Aspek Kecemasan


Suatu kelompok kelainan psikiatrik yang
bentuknya berupa berbagai gejala fisik yang
1. Gejala Somatik dirasakan, seperti: Jantung berdebar kencang,
sulit bernafas, nafas pendek, ketegangan otot,
gangguan pencernaan, dan sulit tidur.
Khawatir yang berlebihan, sulit berkonsentrasi,
memikirkan kejadian buruk, mimpi buruk,
2. Gejala Kognitif
sangat waspada, pikun, dan perhatian
terganggu.
Diwujudkan dalam perasaan gelisah, perasaan
3. Gejala Afektif tegang yang berlebihan, malu, gugup,
ketakutan, dan tidak sabar.
Sumber : Segal, DL. 2010.

2. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

a. Mendapatkan surat izin dan persetujuan dari Stikes Hang Tuah Surabaya

untuk melakukan pengumpulan data. Kemudian surat izin disampaikan ke

kepala Panti Werdha Hargodedali Surabaya untuk mendapatkan izin

penelitian di lahan. Surat izin diserahkan kepada kepala Panti Werdha

Hargodedali Surabaya untuk mendapatkan perizinan melakukan

pengambilan data di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

b. Persetujuan surat dari tempat penilitian yang akan dilakukan menjawab

surat perijinan tersebut yang isinya menjawab setuju bahwa Panti Werdha

Hargodedali untuk digunakan sebagai lahan penelitian. Langkah awal


30

penelitian pendekatan dilakukan kepada para lansia responden untuk

mendapatkan persetujuan untuk dijadikan objek penelitian atau sebagai

responden.

c. Peneliti melakukan uji etik ke tim etik Stikes Hang Tuah Surabaya. Setelah

mendapatkan surat persetujuan etik yang dikeluarkan Stikes Hang Tuah

Surabaya, peneliti mulai melakukan pengambilan data.

d. Peneliti menemui perawat panti yang ditugaskan sebagai penanggung jawab

bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian untuk meminta ijin

melakukan penelitian di panti werdha tersebut serta menjelaskan tentang

penelitian yang akan dilakukan.

e. Peneliti melaksanakan penelitian dibantu dengan perawat panti werdha yang

bertugas sebagai asisten peneliti dengan mengambil sampel sebanyak 36

responden dengan menggunakan Probability Sampling dengan metode

Simple Random Sampling. Sebelum dilakukan kegiatan penelitian, peneliti

memberikan surat persetujuan (Informed Consent) kepada perawat panti

werdha, dan perawat panti werdha akan memilih lansia yang bersedia

menjadi responden dan yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian.

Karena peneliti tidak dapat melakukan wawancara secara langung, maka

peneliti dibantu oleh perawat panti werdha untuk melakukan pengambilan

data menggunakan teknik wawancara langsung. Teknik wawancara

dilakukan untuk mengamati subjek lebih rinci. Wawancara dilakukan

dengan menggunakan pertanyaan yang tertera dikuesioner melalui media

Googleform untuk melihat adanya kecemasan pada lansia.


31

f. Peneliti membuat kuisioner yang di upload melalui Googleform berupa

tautan (link). Kemudian tautan (link) tersebut peneliti bagikan ke salah satu

perawat yang bekerja di panti werdha. Peada proses melakukan

pengambilan data dengan cara wawancara secara langsung pada lansia

dengan melakukan pengisian kuisioner data demografi dan kuisioner

Geriatric Anxiety Scale (GAS) yang dibantu mengisi langsung oleh perawat

panti werdha melalui media Googleform.

g. Peneliti memberikan donasi kepada Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

h. Peneliti mengumpulkan data lembar kuisioner dan memberikan kode dan

mengurutkannya sesuai nomor urut responden.

i. Tabulasi data, selanjutnya dikelompokkan, diteliti, dikoreksi sesuai

persyaratan yang ditentukan sebelumnya

4.7.2 Analisis Data

1. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunkan kuisioner dengan pertanyaan

yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Setelah

data terkumpul, maka data dilanjutkan dengan editing, coding, scoring, dan entry

data.

a. Editing

Kuesioner yang telah disebarkan melalui Googleform dan terkumpul akan

diperiksa ulang untuk mengetahui kelengkapan isi data, apakah tiap

pertanyaan sudah ada jawabannya. Jika terdapat beberapa kuisioner yang

masih belum diisi atau pengisian yang tidak sesuai dengan petunjuk yang

tidak relevan antara jawaban dengan pertanyaan, sebaiknya diperbaiki


32

dengan cara meminta responden yang bersangkutan untuk melengkapi

kuisioner yang masih kosong. Apabila tidak memungkinkan dilakukan oleh

responden tersebut maka, akan dicari responden lain yang sesuai dengan

kriteria inklusi.

b. Coding

Setelah kuesioner lengkap maka diberi kode responden dan data dalam

kuesioner kemudian dikelompokkan dalam tabulasi dengan cara memberi

nilai berbentuk angka dan masing masing jawaban.

c. Scoring

Nilai dari setiap item pertanyaan dari data demografi dan Geriatric Anxiety

Scale (GAS), kemudian dijumlahkan dengan nilai total dicocokan dengan

kriteria.

d. Entry Data

Entry data merupakan proses memasukkan data yaitu jawaban dari masing-

masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke

dalam program atau software komputer.

e. Tabulating

Tabulating merupakan proses mengklasifikasikan data menurut kriteria

tertentu sehingga frekuensi dari masing-masing item.

2. Analisis Statistik

a. Analisis Univariat

Peneliti melakukan analisa univariat dengan analisa deskriptif. Analisis

deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan

meringkas data secara ilmiah dalam bentuk table atau grafik. Data-data yang
33

disajikan meliputi frekuensi, proporsi dan rasio, ukuran-ukuran kecenderungan

pusat (rata-rata hitung, median, modus), maupun ukuran-ukuran variasi

(simpangan baku, variansi, rentang, dan kuartil) (Nursalam, 2015). Data yang

dapat dianalisis dengan deskriptif pada penelitian ini adalah data demografi pasien

(usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, lama perawatan di panti,

riwayat kesehatan, riwayat kesehatan psikologis, dan dukungan keluarga).

b. Analisis Bivariat

Analisa data dikumpulkan dan ditabulasi berdasarkan variabel yang diteliti

secara kualitatif. Peneliti menggunakan uji statistic analisis regresi dimana

variabel dependen adalah 1 variabel dan variabel independen >1 variabel. Analisis

regresi digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih, jenis

regresi yang digunakan adalah regresi logistik ordinal. Jika terbukti ada hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen maka akan diteliti lebih

lanjut variabel independen mana yang paling berpengaruh terhadap variabel

dependen.

4.8 Etika Penelitian

Penelitian dilakukan setelah mendapat surat rekomendasi dari Stikes Hang

tuah Surabaya dan Kepala Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Penelitian

dimulai dengan melakukan beberap prosedur yang berhubungan dengan etika

penelitian meliputi :

4.8.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan diedarkan sebelum penelitian dilaksanakan agar

responden mengumpulkan data. Responden yang bersedia diteliti harus


34

menandatangani lembar persetujuan tersebut, jika tidak harus menghormati hak-

hak responden.

4.8.2 Tanpa Nama (Anonimity)

Peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan

data yang diisi oleh responden untuk menjaga kerahasiaan identitas responden.

Lembar tersebut akan diberi kode tertentu yang hanya diketahui oleh peneliti.

4.8.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang dikumpulkan dari subjek dijamin kerahasiaanya

oleh peneliti. Kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian.
BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari

pengumpulan data tentang analisis faktor yang mempengaruhi kejadian

kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

5.1 Hasil Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 12 Mei 2020 sampai dengan 04

Juni 2020 dan didapatkan 36 responden. Pada bagian hasil diuraikan data tentang

gambaran umum tempat penelitian, data umum, dan data khusus. Data umum

pada penelitin ini meliputi jenis kelamin, pekerjaan, alasan dirawat di panti,

gangguan tidur, gangguan memori, gangguan pendengaran, dan alat bantu

pendengaran. Sedangkan data khusus meliputi faktor usia, faktor pendidikan,

faktor lama perawatan di panti, dan kecemasan.

5.1.1 Gambaran Umum Tempat Pendidikan

Penelitian ini dilakukan di Panti Werdha Hargodedali Surabaya yang

beralamat di Jl. Manyar Kartika IX/22-24 Menur Pumpungan, Kecamatan

Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur. Adapun batas-batas wilayah Panti Werdha

Hargodedali secara umum adalah:

a. Sebelah Utara : Manyar

b. Sebelah Timur : Klampis Anom

c. Sebelah Selatan : Ngagel

d. Sebelah Barat : Semolowaru

35
36

Adapun Motto, Visi dan Misi Panti Werdha Hargodedali Surabaya yakni

sebagai berikut:

1) Visi

“Tercapainya pola hidup dan prilaku sehat baik jasmani dan rohani agar

lansia tetap dalam kondisi kehidupan sejahtera serta bermanfaat bagi

sesamanya.”

2) Misi

a. Meningkatkan kesejahteraan lansia, baik yang potensial maupun non

potensial.

b. Memberikan pembinaan mental spritual agar semakin mendekatkan diri

kepada Tuhan Yang Maha Esa di penghujung usianya.

c. Memberikan kemudahan dalam pelayanan yang bersifat umum.

3) Tujuan

“Meningkatkan taraf hidup lansia, baik jasmani maupun rohani, sehingga di sisa

perjalanan hidupnya mereka tetap dalam suasana kehidupan sejahtera lahir dan

batin.”

Panti Werdha Hargodedali Surabaya ini menempati lahan seluas 2.000 m2 .

Untuk menunjang aktifitas yang ada di dalam, Panti Werdha Hargodedali

menyediakan sarana-prasarana yang meliputi kamar tidur, ruang makan, dapur,

kamar mandi, tempat ibadah, aula pertemuan, ruang kesehatan, tempat olahraga,

dan kantor. Adapun bentuk kegiatan yang terdapat pada Panti Werdha

Hargodedali Surabaya, yakni sebagai berikut :

a. Pengajian, yaitu berupa kajian keagamaan, yasin dan tahlil, sholawatan, hafalan

surat-surat pendek, dan motivasi kehidupan.


37

b. Pemeriksaan kesehatan, yakni dengan menjalin kerjasama dengan instansi dan

perguruan tinggi.

c. Senam, yaitu kegiatan olahraga rutin yang dilakukan setiap minggu dengan tujuan

agar para lansia sehat fisik maupun rohani.

d. Kesenian, yaitu kegiatan pemberdayaan para lansia dengan membuat karya seni

yang kemudian dipasarkan.

e. Kunjungan sosial, yaitu kegiatan yang melibatkan para donatur panti guna

mengetahui kondisi dan keadaan penghuni panti.

f. Kunjungan keluarga, yaitu kunjungan keluarga lansia guna membesuk dan

mengetahui keadaan lansia selama berada di panti.

5.1.2 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah lansia yang berada di Panti Werdha

Hargodedali Surabaya, jumlah keseluruhan subyek penelitian adalah 36 orang.

Data demografi diperoleh melalui kuisioner pada lansia, yang dibantu mengisi

kuisioner oleh perawat panti.

5.1.3 Data Umum Hasil Penelitian

Data demografi responden yang dikumpulkan meliputi usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, alasan dirawat di panti, lama perawatan di panti, gangguan

tidur, gangguan memori, gangguan pendengaran, dan alat bantu pendengaran.

Berikut karakteristik responden :


38

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia pada Lansia


di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei - 04 Juni 2020.

Usia Frekuensi (f) Persentase (%)


45-59 Tahun 0 0
60-74 Tahun 18 50
75-90 Tahun 18 50
≥ 90 Tahun 0 0
Total 36 100

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 36 responden yang berusia 60-74 tahun

sebanyak 18 lansia (50%) dan yang berusia 75-90 tahun berjumlah 18 lansia

(50%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –
04 Juni 2020.

Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)


Laki – Laki 0 0
Perempuan 36 100
Total 36 100

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 36 responden berjenis kelamin

perempuan sebanyak 36 lansia (100%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan


pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –
04 Juni 2020.

Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)


Tidak Sekolah 1 2,8
SD 8 22,2
SMP 12 33,3
SMA 11 30,6
Perguruan Tinggi 4 11,1
Total 36 100
39

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 36 responden didapatkan sebagaian

besar berdasarkan tingkat pendidikan lansia adalah SMP sebanyak 12 lansia

(33,3%) dan yang paling sedikit adalah lansia yang tidak sekolah yaitu 1 lansia

(2,8%).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan


pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –
04 Juni 2020.

Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)


Tidak Bekerja 13 36,1
Swasta 17 47,2
Pegawai Negri 6 16,7
Total 36 100

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 36 responden didapatkan pekerjaan

lansia sebelumnya yang Tidak bekerja berjumlah 13 lansia (36,1%), Swasta

berjumlah 17 lansia (47,2%), dan Pegawai Negri bejumlah 6 lansia (16,7%).

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Dirawat Di Panti

Tabel 5.5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Dirawat


Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada
12 Mei –04 Juni 2020.

Alasan Dirawat Frekuensi (f) Persentase (%)


Tidak Ada yang Merawat 23 63,9
Banyak Teman 13 36,1
Total 36 100

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 36 responden berdasarkan alasan

dirawat di Panti karena lansia tidak ada yang merawat berjumlah 23 lansia

(63,9%) sedangkan sisanya adalah lansia banyak teman sejumlah 13 lansia

(36,1%).
40

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Perawatan Di Panti

Tabel 5.6 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Perawatan


Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada
12 Mei –04 Juni 2020.

Lama Perawatan Frekuensi (f) Persentase (%)


≤ 5 Tahun 10 25,0
5 – 10 Tahun 6 16,7
≥ 10 Tahun 20 58,3
Total 36 100

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 36 responden bahwa sebanyak 20 lansia

(58,3%) sudah tinggal di panti selama ≥ 10 Tahun, sebanyak 10 lansia (25,0%)

sudah tinggal di panti selama ≤ 5 Tahun, dan sebanyak 6 lansia (16,7%) sudah

tinggal di panti selama 5 – 10 Tahun.

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan Tidur

Tabel 5.7 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan Tidur


Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada
12 Mei –04 Juni 2020.

Gangguan Tidur Frekuensi (f) Persentase (%)


Ya 30 83,3
Tidak 6 16,7
Total 36 100

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 36 responden lansia yang mengalami

gangguan tidur berjumlah 30 lansia (83,3%) dan yang tidak mengalami gangguan

tidur berjumlah 6 lansia (16,7%).


41

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan Memori

Tabel 5.8 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan


Memori Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.

Gangguan Memori Frekuensi (f) Persentase (%)


Ya 17 47,2
Tidak 19 52,8
Total 36 100

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 36 responden lansia yang mengalami

gangguan memori berjumlah 17 lansia (47,2%) dan yang tidak memiliki gangguan

memori berjumlah 19 lansia (52,8%).

9. Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan Pendengaran

Tabel 5.9 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan


Pendengaran Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.

Gangguan Pendengaran Frekuensi (f) Persentase (%)


Ya 0 0
Tidak 36 100
Total 36 100

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 36 responden mayoritas lansia tidak

memiliki gangguan pendengaran berjumlah 36 lansia (100%).

10. Karakteristik Responden Berdasarkan Alat Bantu Pendengaran

Tabel 5.10 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Alat Bantu


Pendengaran Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.

Alat Bantu Pendengaran Frekuensi (f) Persentase (%)


Ya 0 0
Tidak 36 100
Total 36 100

Tabel 5.10 menunjukkan bahwa dari 36 responden mayoritas lansia tidak

memakai alat bantu pendengaran berjumlah 36 lansia (100%).


42

11. Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Kronis

Tabel 5.11 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit


Kronis Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.

Riwayat Penyakit Frekuensi (f) Persentase (%)


Ya 28 0
Tidak 8 100
Total 36 100

Tabel 5.11 menunjukkan bahwa dari 36 responden lansia yang memiliki

riwayat penyakit kronis berjumlah 28 lansia (80,6%) dan yang tidak memiliki

riwayat penyakit 8 lansia (19,4%).

12. Karakteristik Responden Berdasarkan Penyakit Yang Diderita

Tabel 5.12 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Penyakit Yang


Diderita Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.

Riwayat Penyakit Frekuensi (f) Persentase (%)


Hipertensi 13 36,1
Diabetes Melilitus 5 13,9
Osteoarthritis 6 16,7
Inkontensia urin 4 11,1
Tidak Ada 8 22,2
Total 36 100

Tabel 5.12 menunjukkan bahwa dari 36 responden lansia mayoritas

memiliki riwayat penyakit hipertensi berjumlah 13 lansia (36,1%), lansia yang

memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus ada 5 lansia (13,9%), lansia yang

memiliki riwayat penyakit osteoarthritis sebanyak 6 lansia (16,7%), lansia yang

memiliki riwayat penyakit inkontensia urin ada 4 lansia (11,1%), dan lansia yang

tidak memiliki riwayat penyakit berjumlah 8 lansia (22,2%).


43

13. Karakteristik Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga

Tabel 5.13 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Dukungan


Keluarga (Kunjungan Keluarga) Di Panti pada Lansia di Panti
Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.

Dukungan Keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)


Ya 6 16,7
Tidak 30 83,3
Total 36 100

Tabel 5.13 menunjukkan bahwa dari 36 responden lansia yang adanya

dukungan keluarga seperti ada kunjungan keluarga ke panti berjumlah 6 lansia

(16,7%) dan yang adanya dukungan keluarga seperti tidak ada kunjungan keluarga

ke panti berjumlah tidak 36 lansia (83,3%).

14. Karakteristik Responden Berdasarkan Kunjungan Keluarga

Tabel 5.14 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kunjungan


Keluarga Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.

Kunjungan Keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)


1x / Bulan 3 8,3
2x / Bulan 1 2,8
3x / Bulan 1 2,8
4x / Bulan 1 2,8
Tidak Ada 30 83,3
Total 36 100

Tabel 5.14 menunjukkan bahwa dari 36 responden lansia yang dikunjungi

oleh keluarga ke panti dengan frekuensi 1x/bulan berjumlah 3 lansia (8,3%),

lansia yang dikunjungi oleh keluarga ke panti dengan frekuensi 2x/bulan

berjumlah 1 lansia (2,8%), lansia yang dikunjungi oleh keluarga ke panti dengan

frekuensi 3x/bulan berjumlah 1 lansia (2,8%), lansia yang dikunjungi oleh

keluarga ke panti dengan frekuensi 4x/bulan berjumlah 1 lansia (2,8%), dan lansia

yang tidak dikunjungi oleh keluarganya ke panti sebanyak 30 lansia (83,3%).


44

5.1.4 Data Khusus Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan

Tabel 5.15 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat


Kecemasan Di Panti pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.

Tingkat Kecemasan Frekuensi (f) Persentase (%)


Level Teringan Cemas 5 13,9
Cemas Ringan 11 30,6
Cemas Sedang 10 27,8
Cemas Berat 10 27,8
Total 36 100

Tabel 5.15 menunjukkan bahwa dari 36 responden menunjukkan bahwa

sebagian besar lansia mengalami level teringan dalam kecemasan sebanyak 5

lansia (13,9%), kecemasan ringan sebanyak 11 lansia (30,6%), 10 lansia (27,8%)

mengalami kecemasan sedang, dan 10 lansia (27,8%) mengalami kecemasan

berat.

2. Hubungan Faktor Usia Dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Tabel 5.16 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut


hubungan usia dengan Tingkat Kecemasan pada lansia di Panti
Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.

Faktor Usia Kecemasan Total


Level Cemas Cemas Cemas Berat
Teringan Ringan Sedang
Cemas
N % N % N % N % N %
60-74 (Lanjut 4 11,1 8 22,2 5 13,9 1 2,8 18 50
Usia)
75-90 (Lanjut 1 2,8 3 8,3 5 13,9 9 25 18 50
Usia Tua)
Total 5 13,9 11 30,6 10 27,8 10 27,8 36 100
Uji statistik Regresi Logistic, p = 0,018
45

Tabel 5.16 diketahui bahwa dari 36 responden (lansia) yaitu ada 5 lansia

(13,9%) yang mengalami level teringan cemas mayoritas memiliki usia 60-70

tahun yaitu sebanyak 4 lansia (11,1%). Pada kecemasan ringan ada 11 lansia

(30,6%) dengan mayoritas usia 60-74 tahun sebanyak 8 lansia (22,2%).

Kecemasan sedang ada 10 lansia (27,8%) dengan mayoritas usia 60-74 tahun

sebanyak 5 lansia (13,9%) dan usia 75-90 tahun sebanyak 5 lansia (13,9%).

Kecemasan berat ada 10 lansia (27,8%) dengan mayoritas usia 75-90 tahun

sebanyak 9 lansia (25%) dan pada usia 60-74 tahun ada 1 lansia (2,8%).

Hasil uji statistik regresi logistic menggunakan SPSS 25 diperoleh hasil p =

0,005 dimana H1 diterima jika p = 0,018 < 0,05 maka dapat diartikan Ada

hubungan usia dengan tingkat kecemasan pada lansia di Panti Werdha

Hargodedali Surabaya.

3. Hubungan Faktor Pendidikan Dengan Tingkat Kecemasan Pada

Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Tabel 5.17 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut


hubungan pendidikan dengan Tingkat Kecemasan pada lansia di
Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni 2020.

Faktor Kecemasan Total


Pendidika Level
Cemas Cemas Cemas
n Teringan
Ringan Sedang Berat
Cemas
N % N % N % N % N %
Tidak
0 0 1 2,8 0 0 0 0 1 2,8
Sekolah
SD 1 2,8 6 16,7 1 2,8 0 0 8 22,2
SMP 1 2.8 2 5,6 8 22,2 1 2,8 12 33,3
SMA 3 8.3 2 5,6 1 2,8 5 13,9 11 30,6
Perguruan
0 0 0 0 0 0 4 11,1 4 11,1
Tinggi
Total 5 13,9 11 30,6 10 27,8 10 27,8 36 100
Uji statistik Regresi Logistic, p = 0,003
46

Tabel 5.17 diketahui bahwa dari 36 responden (lansia) yaitu lansia yang

mengalami level teringan cemas mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 3 lansia

(8,3%), lansia yang mengalami kecemasan ringan mayoritas berpendidikan SD

sebanyak 6 lansia (16,7%), lansia yang mengalami kecemasan sedang mayoritas

berpendidikan SMP sebanyak 8 lansia (22,2%), dan lansia yang mengalami

kecemasan berat mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 5 lansia (13,9%).

Hasil uji statistik regresi logistic menggunakan SPSS 25 diperoleh hasil p =

0,011 dimana H1 diterima jika p = 0,003 < 0,05 maka dapat diartikan Ada

hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan pada lansia di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya.

4. Hubungan Faktor Lama Perawatan Dengan Tingkat Kecemasan Pada

Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Tabel 5.18 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut


hubungan lama perawatan dengan Tingkat Kecemasan pada lansia
di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04 Juni
2020.

Faktor Kecemasan Total


Lama Level
Cemas Cemas Cemas
Perawatan Teringan
Ringan Sedang Berat
Cemas
N % N % N % N % N %
≤ 5 Tahun 1 2,8 2 5,6 5 13,9 2 5,6 10 27,8
5 – 10 Tahun 0 0 3 8.3 3 8.3 0 0 6 16,7
≥10 Tahun 4 11,1 6 16,7 2 5,6 8 22,2 20 55,6
Total 5 13,9 11 30,6 10 27,8 10 27,8 36 100
Uji statistik Regresi Logistic, p = 0,532

Tabel 5.18 diketahui bahwa dari 36 responden (lansia) yaitu lansia yang

mengalami level teringan cemas mayoritas lansia dengan lama perawaatan dipanti

≥ 10 tahun sebanyak 4 lansia (11,1%), lansia yang mengalami kecemasan ringan

mayoritas lansia dengan lama perawatan ≥ 10 tahun sebanyak 6 lansia (16,7%),


47

lansia yang mengalami kecemasan sedang mayoritas lansia dengan lama

perawatan ≤ 5 tahun sebanyak 5 lansia (13,9%), dan lansia yang mengalami

kecemasan berat mayoritas lansia dengan lama perawatan ≥ 10 tahun sebanyak 8

lansia (22,2%).

Hasil uji statistik regresi logistic menggunakan SPSS 25 diperoleh hasil p =

0,283 dimana H1 diterimavjika p = 0,532 > 0,05 maka dapat diartikan Tidak ada

hubungan lama perawatan dengan tingkat kecemasan pada lansia di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya.

5. Hubungan Faktor Riwayat Penyakit Kronis Dengan Tingkat

Kecemasan Pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Tabel 5.19 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut


hubungan riwayat penyakit kronis dengan Tingkat Kecemasan
pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –
04 Juni 2020.

Faktor Kecemasan Total


Riwayat Level
Cemas Cemas Cemas
Penyakit Teringan
Ringan Sedang Berat
Kronis Cemas
N % N % N % N % N %
Ya 2 5,6 8 22,2 8 22,2 10 27,8 28 77,8
Tidak 3 8,3 3 8,3 2 5,6 0 0 8 22,2
Total 5 13,9 11 30,6 10 27,8 10 27,8 36 100
Uji statistik Regresi Logistic, p = 0,005

Tabel 5.19 diketahui bahwa dari 36 responden (lansia) yaitu lansia yang

mayoritas memiliki riwayat penyakit kronis mengalami kecemasan berat

berjumlah 10 lansia (27,8%) dan yang tidak memiliki riwayat penyakit mengalami

level teringan cemas sebanyak 3 lansia (8,3%).

Hasil uji statistik regresi logistic menggunakan SPSS 25 diperoleh hasil p =

0,044 dimana H1 diterima jika p = 0,005 < 0,05 maka dapat diartikan Ada
48

hubungan riwayat penyakit dengan tingkat kecemasan pada lansia di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya.

6. Hubungan Faktor Dukungan Kleuarga Dengan Tingkat Kecemasan

Pada Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Tabel 5.20 Tabel silang antara distribusi responden yang menyangkut


hubungan dukungan keluarga dengan Tingkat Kecemasan pada
lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya pada 12 Mei –04
Juni 2020.

Faktor Kecemasan Total


Dukungan Level
Cemas Cemas Cemas
Keluarga Teringan
Ringan Sedang Berat
Cemas
N % N % N % N % N %
Ya 2 5,6 3 8,3 1 2,8 0 0 6 16,7
Tidak 3 8,3 8 22,2 9 25 10 27,8 30 83,3
Total 5 13,9 11 30,6 10 27,8 10 27,8 36 100
Uji statistik Regresi Logistic, p = 0,018

Tabel 5.20 diketahui bahwa dari 36 responden (lansia) yaitu lansia yang

mayoritas tidak ada dukungan dari keluarga seperti kunjungan ke panti mengalami

kecemasan berat berjumlah 10 lansia (27,8%) dan lansia yang mempunyai

dukungan dari keluarga seperti kunjungan ke panti mengalami kecemasan ringan

berjumlah 3 lansia (8,3%).

Hasil uji statistik regresi logistic menggunakan SPSS 25 diperoleh hasil p =

0,044 dimana H1 diterima jika p = 0,018 < 0,05 maka dapat diartikan Ada

hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada lansia di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya.


49

7. Faktor Dominan Dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya

Bagian ini akan menyajikan hasil analisis dari variabel independen yaitu

usia, pendidikan, dan lama perawatan dengan variabel dependen kecemasan

menggunakan uji regresi logistik ordinal dan didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 5.21 Hasil uji hipotesis analisis faktor yang berhubungan dengan tingkat
kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya
pada 12 Mei - 04 Juni 2020.

Variabel Variabel Estimate P Value


Dependen Independen
Usia 1.909 .018
Pendidikan 1.295 .003
Lama Perawatan -.267 .532
Kecemasan
Riwayat Penyakit -2.746 .005
Dukungan 1.839 .018
Keluarga

Tabel 5.21 hasil uji hipotesis analisis faktor yang berhubungan dengan

tingkat kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pada vaiabel Usia (X1) diketahui nilai p = 0,018 < 0,05 maka dapat diartikan

Ada hubungan usia dengan tingkat kecemasan pada lansia di Panti Werdha

Hargodedali Surabaya. Maka H1 diterima.

2. Pada vaiabel Pendidikan (X2) diketahui nilai p = 0,003 < 0,05 maka dapat

diartikan Ada hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan pada

lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Maka H1 diterima.

3. Pada vaiabel Lama Perawatan (X3) diketahui nilai p = 0,532 > 0,05 maka

dapat diartikan Tidak ada hubungan lama perawatan dengan tingkat


50

kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Maka H1

diterima.

4. Pada vaiabel Pendidikan (X4) diketahui nilai p = 0,005 < 0,05 maka dapat

diartikan Ada hubungan riwayat penyakit dengan tingkat kecemasan pada

lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Maka H1 diterima.

5. Pada vaiabel Pendidikan (X5) diketahui nilai p = 0,018 < 0,05 maka dapat

diartikan Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan

pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Maka H1 diterima.

6. Diketahui nilai koefisien logit terbesar terdapat pada variabel usia yaitu

sebesar 1,909 yang artinya setiap kenaikan 1 tahun usia maka akan

meningkatkan tingkat kecemasan sebesar 1,909. Sehingga dapat

disimpulkan variabel yang paling dominan berhubungan dengan tingkat

kecemasan yaitu variabel usia.

5.2 Pembahasan

Penelitian ini dirancang untuk mengetahui analisis faktor yang berhubungan

dengan tingkat kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka akan dibahas hal-hal sebagai berikut :

5.2.1 Analisis Hubungan Faktor Usia Dengan Tingkat Kecemasan Pada

Lansia Di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor usia

dengan tingkat kecemasan yang dialami oleh lansia di Panti Werdha Hargodedali

Surabaya. Dalam penelitian ditemukan bahwa sebagian besar lansia berusia 75-90

tahun (Lanjut usia tua) mengalami cemas berat. Hal tersebut menujukkan bahwa
51

usia yang semakin meningkat akan meningkatkan tingkat kecemasan yang dialami

oleh lansia.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [ CITATION

Nga19 \l 1033 ] bahwa semakin bertambahnya usia lansia maka akan semakin

komplek penurunan fungsi organ sehingga menimbulkan kemuduran fungsi fisik

dan kognitif lansia yang berdampak pada kecemasan lansia. Kecemasan akan

timbul ketika telah menginjak usia usia lebih dari 60 tahun. Adanya kondisi fisik

yang tidak nyaman seperti nyeri pinggang, lutut, dan penyakit yang timbul akibat

usia lanjut. Semakin bertambah usia maka lansia akan lebih rentan terhadap

berbagai keluhan fisik baik karena penurunan daya tahan fisik atau karena

penyakit (Infodatin, 2014). Penelitian lain juga menyebutkan dimana partisipan

yang berada pada rentang usia akhir memiliki kecemasan akan kematian yang

tertinggi (Nabila, 2012). Penelitian Richlany (2016) mengemukakan bahwa lansia

yang sudah memasuki lansia usia tua sering mencemaskan tentang kematiannya,

bertanya-tanya tentang siapa dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah

kelak hidupnya berlanjut hal itu yang menyebabkan lansia menjadi cemas. Pada

rentang usia ini lansia mulai berpikir lebih jauh mengenai berapa banyak waktu

yang tersisa dalam hidupnya. Lansia yang berusia di atas 65 tahun sangat rentan

terhadap sejumlah penyakit fisik dan psikologis yang berkaitan dengan usia dan

stress sehingga sering dapat memicu gangguan kejiwaan (Davison, 2006).

Penelitian ini berbeda dengan hasil [ CITATION Fir17 \l 1033 ] yang menyebutkan

bahwa semakin bertambahnya usia seseorang, maka semakin siap pula dalam

menerima cobaan dan proses perkembangannya mentalnya bertambah baik

sehingga tingkat kecemasannya rendah.


52

Hasil penelitian didapatkan sebanyak 8 responden (22,2%) usia lanjut

memiliki tingkat kecemasan ringan dengan kriteria skor 19-37. Tingkat

kecemasan dipengaruhi karena adanya stimulus pada otak, sehingga membuat

lansia merasa senang (Baiq, 2017). Kecemasan ringan dapat dilihat dari gejala

seperti yang tertera pada kuisioner yaitu seperti merasa malu, mudah tersinggung,

mudah terkejut, dan merasa kurang tertarik dalam melakukan sesuatu. Hasil

survey peneliti dengan perawat panti di dapatkan informasi bahwa di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya mempunyai berbagai macam kegiatan yang

melibatkan lansia. Jadi tingkat kecemasan lansia dalam kategori ringan

dikarenakan peran paran perawat panti yang secara aktif memberikan informasi

dan edukasi kepada lansia melalui kegiatan rutin yang diselenggarakan.

Kecemasan sedang terdapat masing-masing 5 responden dari lanjut usia (60-

74 tahun) dan lanjut usia tua (75-90 tahun) dengan skor 38-55. Kecemasan sedang

dapat dilihat dari gejala yang timbul yaitu seperti sering marah, merasa seperti

kehilangan kontrol, dan sulit untuk berkonsentrasi. Kecemasan berdampak

terhadap kondisi emosional sehingga menyebabkan seseorang gelisah, mood yang

berubah-ubah, cepat marah, dan mudah tersinggung (Era, 2019). Peneliti

berpendapat berdasarkan hasil survey saat studi pendahuluan di Panti Werdha

Hargodedali Surabaya dari lima lansia merasa gelisah karena merindukan

kedatangan keluarganya, dan sedih karena memikirkan anak cucu yang berada di

rumah.

Jadi lansia akan mengalami kemunduran baik secara fisik ataupun

psikologisnya, dan keduanya dapat mempengaruhi satu sama lain. Dengan

bertambahnya gangguan fisik pada lansia maka juga akan mempengaruhi kondisi
53

psikologis lansia tersebut. Dukungan dari anggota keluarga atau orang-orang

terdekat dari lansia sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kondisi yang

lebih buruk salah satunya kecemasan.

5.2.2 Analisis Hubungan Faktor Pendidikan Dengan Tingkat Kecemasan

Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor

pendidikan dengan tingkat kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali

Surabaya. Pada penelitian didapatkan sebagian besar responden memiliki tingkat

kecemasan sedang dengan pendidikan terakhir yaitu SMP dibandingkan dengan

pendidikan terakhir SD. Pada pendidikan terakhir perguruan tinggi juga

didapatkan lansia yang mengalami kecemasan berat. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kecemasan lansia.

Hasil penelitian [ CITATION Nin18 \l 1033 ] bertolak belakang dengan

penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah pada seseorang

akan menyebabkan orang tersebut mudah mengalami kecemasan dibanding

dengan sesorang dengan pendidikan yang tinggi. Pendidikan pada umumnya

berguna dalam mengubah pola pikir, pola bertingkah laku serta pola pengambilan

keputusan (Notoatmodjo, 2011). Pada penelitian [ CITATION Nga19 \l 1033 ]

menyebutkan bahwa pendidikan yang tinggi akan memiliki akses yang lebih baik

terhadap informasi tentang kesehatan, lansia akan lebih aktif menentukan sikap,

dan lebih mandiri mengambil tindakan perawatan, selain itu juga akan mudah

menerima informasi baru tentang kesehatannya dan mampu menyaring hal-hal

positif dalam menghadapi kehidupannya. Penelitian [ CITATION Fir17 \l 1033 ] juga

menyebutkan bahwa semakin tinggi Pendidikan seseorang, semakin banyak


54

pengalaman yang dilaluinya sehingga lebih siap dalam menghadapi masalah dan

dapat beradaptasi di lingkungan panti.

Hasil penelitian didapatkan sebanyak 5 responden berpendidikan SMA

mengalami kecemasan berat. Penelitian Dona (2017) mengatakan bahwa kondisi

kecemasan lansia dilihat dari respon kognitif akibat kecenderungan pada diri

seseorang seperti merasa terancam oleh sejumlah kondisi yang sebenarnya tidak

berbahaya, memandang diri tidak berdaya, serta sering lupa, dan sulit

berkonsentrasi. Berdasarkan hasil data karakteristik lansia di Panti Werdha

Hargodedali Surabaya, lansia yang mengalami gangguan memori cukup banyak.

Berdasarkan hasil survey didapatkan enam lansia mengatakan khawatir dengan

kondisi kesehatannya, sering memikirkan sesuatu hal yang sudah terjadi di masa

lalu maupun yang akan terjadi. Jadi seiring bertambahnya usia dan respon kognitif

yang dialami oleh lansia, lansia mulai terfikirkan dengan adanya dunia akhirat

yang dapat menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan tersendiri bagi lansia untuk

menyiapkan bekal agar selamat di dunia akhirat yang akan datang.

Pada level kecemasan ringan sebanyak 3 responden berpendidikan SMA,

kecemasan ringan 6 responden berpendidikan SD, 8 responden berpendidikan

SMP mengalami kecemasan sedang, dan 5 responden berpendidikan SMA.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Antonius (2019) bahwa berpendidikan

rendah dapat mengalami kecemasan ringan dan sedang dalam menghadapi

kesehatanya, dapat dibuktikan bahwa stres fisik dan psikososial akut maupun

kronik menyebabkan penurunan neurogenesis disertai munculnya fenotip depresi

dan kecemasan. Berdasarkan hasil survey di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

juga terdapat banyak lansia yang mengalami gangguan tidur dikarenakan stress,
55

banyak memikirkan kondisi keluarganya, badan terasa letih, otot terasa tegang,

dan nyeri. Jadi sebagaian besar lansia mengalami penurunan kondisi fisik dapat

menyebabkan lansia mengalami kecemasan yang berdampak pada insomnia. Hal

ini merupakan faktor psikologi yang dialami lansia.

Hasil penelitian ini memiliki responden dengan mayoritas kategori

pendidikan terakhir SMP dengan kecemasan sedang. Lansia di Panti Werdha

Hargodedali Surabaya didapatkan bahwa banyak lansia yang memiliki semangat

untuk ingin tahu terhadap sesuatu yang baru, dapat dilihat dari lansia banyak

bertanya tentang keadaan kondisinya kepada perawat panti, memanfaatkan

fasilitas panti dengan baik sehingga lansia memiliki akses informasi yang baik

dari berbagai media seperti TV, radio, dan koran, maka hal tersebut dapat

meningkatkan pengetahuan lansia sehingga membuat lansia menjadi waspada,

sadar, dan bahkan parno (rasa takut yang berlebihan) terhadap perkembangan dan

membuat lansia menjadi lebih cemas akan perubahan yang terjadi apabila tidak

dapat beradaptasi dengan perubahan. Selain itu lansia yang memiliki pengetahuan

yang lebih tinggi juga akan merasa dirinya lebih baik dari orang-orang di

sekitarnya sehingga lansia akan merasa tidak nyaman dengan lingkungan yang

ditinggalinya dan merasa cemas terhadap orang-orang yang memiliki pengetahuan

yang lebih rendah dari dirinya. Responden dengan tingkat Pendidikan yang

rendah (tidak sekolah) memiliki tingkat kecemasan yang ringan. Hal ini

disebabkan terdapat lansia dengan Pendidikan rendah memiliki pengetahuan yang

sedikit dan cenderung tidak peduli dengan perubahan yang dimiliki dan bertindak

sesuka hatinya tanpa memperdulikan baik buruknya sesuatu. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak semua lansia yang berpendidikan rendah mengalami


56

kecemasan yang meningkat, bukan berarti lansia yang berpendidikan rendah pasti

berpengetahuan rendah, karena peningkatan pengetahuan individu tidak mutlak

diperoleh pada pendidikan formal tetapi juga bisa diperoleh dari sumber informasi

melalui berbagai media untuk meningkatkan pengetahuan.

5.2.3 Analisis Hubungan Faktor Lama Perawatan Dengan Tingkat

Kecemasan Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

lama perawatan dengan tingkat kecemasan pada lansia di Panti Werdha

Hargodedali Surabaya. Sebagian besar responden dalam penelitian memiliki

pengalaman dirawat yang lama yaitu ≥ 10 tahun sebanyak 20 lansia mengalami

kecemasan berat.

Penelitian [ CITATION Mon15 \l 1033 ] sejalan dengan hasil penelitian ini yang

menunjukkan bahwa lama tinggal di panti tidak mempengaruhi tingkat depresi

pada lansia karena setiap tahunnya masing-masing responden mengalami depresi

yang berbeda-beda. Selain itu lansia di panti mengatakan sudah merasa cukup

nyaman dengan kondisi di panti karena dapat menjalin ikatan persaudaraan yang

erat antara lansia terutama bagi lansia yang tinggal satu wisma [ CITATION Wib14 \l

1033 ]. Lansia yang tinggal di panti werdha pada umumnya adalah lansia yang

terlantar yang jauh dari anak dan cucu, akan cenderung merasa kesepian atau

hampa, sehingga dengan berkumpul dengan orang-orang yang berlatar belakang

sama akan meningkatkan semangat dan merasa memiliki keluarga karena

tergantikan oleh adanya lansia seusianya [ CITATION Wib14 \l 1033 ].

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 20 responden dengan lama perawatan

≥10 Tahun mengalami kecemasan berat. Dengan hasil penelitian ini bertolak
57

belakang dengan Penelitian Ade (2017) menyatakan bahwa faktor eksternal dapat

mempengaruhi tingkat kecemasan pada lansia yaitu faktor dukungan keluarga.

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 23 lansia (63,9%) di rawat di

panti karena lansia tidak ada yang merawat sehingga keluarga menitipkannya di

panti. Sebagaian besar lansia yang tinggal di Panti Werdha Hargodedali Surabaya,

masih memiliki keluarga. Menurut Melati (2013) Keluarga sebagai pranata utama

bagi lansia untuk bercerita dan menunjukkan perhatian sebagai bentuk kasih

sayang oleh anggota keluarga. Jadi minimnya dukungan yang diberikan oleh

keluarga membuat lansia merasa tertekan dan dapat menyebabkan kecemasan

karena merasa telah diasingkan oleh keluarga. Sehingga bentuk perhatian oleh

keluarga sangat membantu lansia dalam proses adaptasi karena lansia merasa

didukung oleh keluarga, yang akan memberikan perasaan tenang pada lansia.

Pada kecemasan sedang sebanyak 5 responden yang tinggal dipanti selama

≤ 5 tahun. Penelitian Antonius (2019) menyatakan bahwa lansia yang tinggal di

panti lebih lama cenderung dapat beradaptasi dengan situasi lingkungan panti,

dibandingkan dengan lansia yang baru tinggal di panti. Berdasarkan hasil survey

beberapa lansia mengatakan saat tinggal di panti lansia merasa adanya perbedaan

karakter dan terkadang sering berselisih paham sesama lansia, dan lansia juga

mengeluh karena makanan yang disajikan tidak sesuai keinginan sehingga

menyebabkan nafsu makan menurun, saat masih tinggal di rumah lansia bisa

makan sesuai apa yang diinginkan sehingga nafsu makan yang dimiliki lebih

stabil. Jadi Hambatan yang dialami lansia untuk beradaptasi tinggal di panti

werdha diakibatkan oleh berbagai hal seperti ketidak cocokan dengan sesama
58

lansia, faktor makanan yang tidak sesuai keinginan sehingga menurunkan nafsu

makan, dan bukan karena lama tinggal lansia di panti tersebut.

Pada level teringan cemas sebanyak 4 responden yang tinggal dipanti ≥10

Tahun dan kecemasan ringan sebanyak 6 responden dengan mayoritas lansia yang

tinggal di panti selama ≥ 10 tahun. Penelitian Ade (2017) menyatakan bahwa

dukungan sosial juga mempengaruhi tingkat kecemasan. Menurut Gusmawati

(2016) hubungan antar pribadi yang sehat ditandai oleh keseimbangan

pengungkapan diri atau self disclosure yang tepat. Pada hasil penelitian yang

dilakukan di Panti Werdha Hargodedali Surabaya, sebagaian besar lansia

mengalami kecemasan ringan. Hal ini terjadi karena dukungan sosial yang baik di

dalam panti. Berdasarkan hasil survey beberapa lansia yang tinggal di panti

memiliki kerekatan emosional yang cukup tinggi antar sesama lansia seperti

saling bercerita dan mensupport sehingga suasana di panti menjadi nyaman.

Selain itu lansia yang tinggal di Panti Werdha Hargodedali Surabaya juga

mendapatkan bimbingan dari perawat panti dan kunjungan dari beberapa

mahasiswa yang menjalankan praktek di panti, sehingga membuat lansia

mendapatkan perhatian yang cukup baik. Menurut Ifdil (2013) komunikasi

menjadi efektif dan menyenangkan jika seseorang berani mengemukakan pikiran

dan perasaannya secara terbuka.

Lama perawatan bukanlah slah satu yang menyebabkan kecemasan pada

lansia di panti. Terdapat berbagai faktor yang dapat membuat lansia menjadi

senang dan nyaman berada di panti. Selain itu bisa dilihat dari beberapa kegiatan

yang ada di panti Werdha Hargodedali Surabaya seprti senam bersama, membuat

kesenian seperti gelang, kalung, serta adanya kunjungan sosial dari mahasiswa
59

yang praktik, dan orang-orang yang melakukan bakti sosial. Sehingga membuat

lansia merasa tidak kesepian, merasa senang, dan nyaman tinggal di panti.

5.2.4 Analisis Hubungan Faktor Riwayat Penyakit Dengan Tingkat

Kecemasan Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor

riwayat penyakit dengan tingkat kecemasan yang dialami oleh lansia di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya. Dalam penelitian ditemukan bahwa sebagian

besar lansia yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes

melitus, osteorthritis, dan inkontensia urin mengalami kecemasan berat. Hal

tersebut menujukkan bahwa riwayat penyakit berpengaruh terhadap kecemasan

lansia.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Baiq,

2017) bahwa adanya hubungan positif yang signifikan antara kecemasan dengan

kejadian hipertensi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma.

Menurut Keith (2012) lansia cenderung mengalami masalah kesehatan yang

disebabkan oleh penurunan fungsi tubuh akibat proses penuaan. Proses penuaan

merupakan proses yang mengakibatkan perubahan-perubahan meliputi perubahan

fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Pada perubahan fisiologis terjadi penurunan

sistem kekebalan tubuh dalam menghadapi gangguan dari dalam maupun luar

tubuh. Salah satu gangguan kesehatan yang paling banyak dialami oleh lansia

adalah pada sistem kardiovaskuler. Penelitian lain menyebutkan bahwa

kecemasan dapat mempengaruhi kadar gula dalam darah dan metabolisme insulin

melalui peningkatan kortisol. Lansia yang mengalami cemas, akan kesulitan untuk

menurunkan kadar gula darahnya, karena mereka tahu bahwa penyakit ini adalah
60

penyakit menahun dan tidak bisa disembuhkan sama sekali, namun dengan

mengubah pola hidup sehat dengan pengawasan diet yang ketat dan mengurangi

rasa cemas lansia dengan diabetes melitus terhindar dari komplikasi (Litae, 2019).

Penelitian Ajeng (2014) menyatakan bahwa faktor keadaan fisik atau perubahan

fisik, dan perubahan kesehatan, dalam hal ini adanya penyakit kronis (Rheumatoid

Arthritis) memiliki keterkaitan dengan tingkat kecemasan lansia. Menurut

penelitian Desby (2017) perempuan lebih berisiko mengalami inkontensia urin

bila dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dapat berdampak pada aktivitas fisik,

perjalanan dan kesehatan emosional. Lansia yang mengalami inkontensia urin

memiliki kualitas tidur yang tidak baik. Peneliti berpendapat menurut data hasil

analisa karakteristik di Panti Werdha Hargodedali Surabaya didapatkan data

bahwa 13 lansia (36,1%) menderita hipertensi, 5 lansia (13,9%) menderita

diabetes mellitus, 6 lansia (16,7%) menderita osteoarthritis, dan 4 lansia (11,1%)

menderita inkontensia urin. Hal ini menyababkan lansia menjadi gelisah dengan

dengan kondisi kesehatannya dan dapat mempengaruhi kondisi kecemasan pada

lansia.

Tingkat kecemasan pada lansia yang mempunyai riwayat penyakit kronis

mayoritas pada tingkat kecemasan berat. Hal tersebut membuat lansia terbebani

dengan status kesehatannya sehingga lansia terlalu memikirkan hal yang membuat

dirinya menjadi semakin cemas.

5.2.5 Analisis Hubungan Faktor Dukungan Keluarga Dengan Tingkat

Kecemasan Pada Lansia Di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor

dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan yang dialami oleh lansia di Panti
61

Werdha Hargodedali Surabaya. Dalam penelitian ditemukan bahwa mayoritas

lansia tidak mendapatkan kunjungan dari keluarganya yang mengakibatkan lansia

mengalami kecemasan berat. Hal tersebut menujukkan bahwa dukungan keluarga

berpengaruh terhadap kecemasan lansia.

Penelitian (Ayu, 2014) sejalan dengan hasil penelitian ini yang

menunjukkan bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat

kecemasan pada lansia. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan

penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai

bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika di perlukan (Friedman, 2010). Peneliti Yeni (2014)

menyatakan bahwa dukungan keluarga berpengaruh dalam membentuk perilaku

lansia yang adaptif dalam menjalani kehidupannya. Dukungan keluarga adalah

bantuan atau sokongan dari keluarga dalam bentuk perhatian, penghargaan, dan

cinta dalam suatu keluarga. Peneliti berpendapat bahwa hal ini tidak sesuai

dengan hasil penelitian, dimana keluarga lansia jarang dan bahkan banyak yang

tidak mengunjungi lansia ke Panti Werdha Hargodedali Surabaya. Dapat dilihat

dari data karakteristik bahwa sebanyak 30 lansia (83,3%) tidak pernah

mendapatkan kunjungan dari keluarganya dan ada 6 lansia (16,7%) yang

mendapatkan kunjungan dari keluarganya. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga

tidak peduli terhadap lansia yang tinggal di panti sehingga membuat lansia merasa

merindukan kedatangan keluarganya dan merasa terasingkan oleh keluarganya.

Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu

seseorang dalam menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan maka motivasi


62

untuk menghadapi masalah yang terjadi akan meningkat. Seperti halnya lansia

dalam menghadapi masalah kecemasan. Pada setiap stesor, seseorang akan

mengalami kecemasan. Lansia dalam pengalaman hidupnya tentu diwarnai oleh

masalah psikologi berupa kehilangan dan kecemasan, maka peran keluarga sangat

diperlukan oleh lansia untuk mengatasi masalahnya.

5.2.6 Analisis Faktor Dominan Dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor usia merupakan faktor yang

dominan dengan tingkat kecemasan pada lansia. Semakin bertambahnya usia

maka lansia akan semakin mengalami kecemasan.

Menurut Ngadiran (2019) Kecemasan semakin dirasakan ketika lansia

sudah menginjak umur 60 tahun keatas. Kondisi fisik yang tidak nyaman seperti

nyeri pinggang, atau kondisi fisiknya yang mulai melemah. Semakin bertambah

usia lansia akan mengalami kecemasan dalam menghadapi masalah fisiknya.

Peneliti berpendapat semakin bertambahnya usia lansia maka semakin kompleks

penurunan fungsi di setiap organ, sehingga berdampak pada fungsi dari masing-

masing organ yang dapat menimbulkan kemunduran fungsi fisik dan kognitif

lansia dapat berdampak pada kecemasan lansia.

Setiap lansia pasti mengalami penurunan kondisi fisik seiring dengan

bertambahnya usia dan mengalami ketakutan pada kematian. Hal tersebutlah yang

mengakibatkan lansia menjadi semakin cemas. Kecemasan yang berat dapat

memperburuk kondisi kesehatan lansia. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor

yang dominan berpengaruh terhadap tingkat kecemasan lansia yaitu faktor usia.
63

5.3 Keterbatasan

Keterbatasan merupakan kelemahan dan hambatan dalam penelitian. Pada

penelitian ini beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah:

1. Responden terlalu sedikit, untuk penelitian selanjutnya diharapkan

responden ditambah lebih banyak.

2. Penelitian ini disusun dengan waktu yang sangat terbatas. Pengambilan data

seringkali terkendala waktu dan tempat, dimana waktu untuk pengumpulan

data terkendala dengan adanya pandemi Covid-19.

3. Pengumpulan data dengan kuisioner melalui Googleform, yang

memungkinkan responden (lansia) kesulitan karena kuisioner

diselenggarakan melalui online. Sehingga untuk menjawab pertanyaan

kuisioner dibantu oleh perawat panti.


BAB 6

PENUTUP

Pada bab ini berisi simpulan dan saran berdasarkan dari hasil pembahasan

penelitian.

6.1 Kesimpulan

Hasil temuan penelitian dan hasil pengujian pada pembahasan yang

dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor usia berhubungan dengan tingkat kecemasan pada lansia di Panti

Werdha Hargodedali Surabaya.

2. Faktor pendidikan berhubungan dengan tingkat kecemasan pada lansia di

Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

3. Faktor lama perawatan tidak berhubungan dengan tingkat kecemasan pada

lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

4. Faktor riwayat penyakit berhubungan dengan tingkat kecemasan pada lansia

di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

5. Faktor dukungan keluarga berhubungan dengan tingkat kecemasan pada

lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

6. Faktor dominan yaitu faktor usia yang berhubungan dengan tingkat

kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya.

6.2 Saran

Berdasarkan temuan hasil penelitian. Beberapa saran yang disampaikan pada

pihak terkait adalah sebagai berikut:

64
65

1. Bagi Panti Werdha

Untuk mengurangi tingkat kecemasan pada lansia sebaiknya Panti Werdha

Hargodedali Surabaya melakukan terapi psikologis seperti konseling dan

pemecahan masalah dengan tenaga kesehatan, menjalani psikoterapi, dan

manajemen kecemasan seperti relaksasi, latihan pernafasan, dan distraksi.

2. Bagi Lansia

Perlu adanya tindakan khusus untuk mengelola kecemasan pada lansia yang

tinggal di panti werdha Hargodedali Surabaya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk mengadakan penelitian lanjutan

dengan meambah variabel lain karena peneliti merasa masih banyak

variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pada lansia

seperti jenis kelamin, dan dukungan sosial.


66

DAFTAR PUSTAKA

Ade, F. 2017. Perbedaan Tingkat Kecemasan Lansia di Panti Werdha Griya Asih
Lawang dan Kelurahan Tlogomas Malang. Nursing News. Vol 2. No 2.

Antonius, N. 2019. Hubungan Karakteristik dengan Tingkat Kecemasan Lansia


di Panti Wreda Charitas Cimahi. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol 3. No 2.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 2012.


Pembinaan Mental Emosional bagi Lansia. Jakarta.

Bandiyah, S. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nurha


Medika.

Davies, T. 2009. ABC Kesehatan Mental. Jakarta : EGC.

Departemen Kesehatan RI. 2003. Menyongsong Lanjut Usia Tetap Sehat dan
Berguna. Jakarta.

Depdiknas. 2003. Undang - Undang RI No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Dona, F. 2017. Kondisi Kecemasan Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai
Nan Aluih (PSTW) Sicincin. Jurnal Fokus Konseling. Vol 3. No 1. ISSN
2356-2102.

Era, W. 2019. Faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan pada lansia di


Panti Werdha “Budi Sejahtera” Provinsi Kalimantan Selatan Banjarbaru.
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Firman, A., Haryanto, T., & Widiani, E. 2017. Perbedaan Tingkat Kecemasan
Lansia di Panti Werdha Asih lawang dan di Keluaragan Tlogomas Malang.
Nursing News.

Gerolimatos, L.A., Gregg, J.J. 2013. Assessment of Anxiety in Longterm Care :


Examination of The Geriatric Anxiety Scale. International Psychogeriatric
Association.

Ghufron, M. 2014. Teori-Teoti Psikologi. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.

Gusmawati, G. 2016. Kondisi Self Disclosure. Jurnal Konseling dan Pendidikan.


4(2), 92-97.

Hidayatus. 2018. Keperawatan Lanju Usia Teori dan Aplikasi. Sidoarjo.


Indomedia Pustaka.

Ifdil, D. F. A. &. 2017. Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lanjut Usia (Lansia).
Konselor, 5(2), 93. https://doi.org/10.24036/02016526480-0-00
67

Ifdil, I. 2013. Konsep Dasar Self Disclosure. Pedagogi. 13(1). 110-117.

Kozier, B. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Lestari, R., Wihastuti, T., & Rahayu, B. 2013. Hubungan Tingkat Kecemasan
Dengan Tingkat Kemandirian Activities of Daily Living (Adl) Pada Lanjut
Usia Di Panti Werdha. Jurnal Ilmu Keperawatan, 1(2), pp.128-134.

Maryam. 2008. Menengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba


Medika.

Melati, I. 2013. Perbedaan Antara Konsep Diri Lansia yan Tinggal di Panti
Sosial Tresna Werdha Dengan Lansia yang Tinggal di Tengah Keluarga.
Universitas Riau.

Moniung, I. F. 2015. Hubungan Lama Tinggal Dengan Tingkat Depresi Pada


Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha Agape Tondano. Jurnal e-Clinic
(eCI), 537-542.

Ngadiran, A. 2019. Hubungan Karakteristik (Umur, Pendidikan, dan Lama


Tinggal Di Panti) dengan. Jurnal Ilmu Kesehatan, 104-108.

Ningrum, T. P. 2018. Gambaran Tingkat Kecemasan Tentang Kematian pada


Lansia di BPSTW Ciparay Kabupaten Bandung. Jurnal Keperawatan BSI,
142-149.

Nugroho, W. 2012. Keperawatan gerontik dan Geriatrik. Ed. 3. Jakarta : EGC.

Padila. 2013. Buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika.

Pranata, D. C. 2016. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Hidup


Lansia di Panti Werdha.

Richlany, M. 2016. Faktor – Faktor Yang Berhubungan dengan Kecemasan pada


Lansia di Desa Bongkudai Induk Kecamatan Bongkudai Barat. ISSN 2655-
0288. Vol 1. No 1.

Risnawita. 2014. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Madia.

Segal, DL. 2010. Development and initial validation of a self-report assessment


tool for anxiety among older adults: The Geriatric Anxiety Scale. Journal of
Anxiety Disorders, 24, 709-714.

Setyawan, A. B. 2017. Hubungan Antara Tingkat Stres Dan Kecemasan Dengan


Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Klinik Islamic Center (Vol. 5).
https://doi.org/10.1039/b000000x

Setyoadi, K. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien Psikogeriatrik.


Penerbit : Salemba Medika. Jakarta.
68

Silviliyana, M., Maylasari, I., Agustina, R., Annisa, L., & Sulistyowati, R. 2018.
Statistik Penduduk Lanjut Usia. In D. Susilo & R. Sinang (Eds.), Badan
Pusat Statistik.

Stockslager, J. 2007. Buku Saku Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.

Sukmawati, A. S., Pebriani, E., & Setiawan, A. A. 2018. Kecemasan Lansia Di


Balai Pelayanan Sosial Tresna Wredha (BPSTW) (Vol. 5).
https://doi.org/10.26699/jnk.v5i2.ART.p117

Spielberger. 2003. Stress & Anxiety. Vol 11. Washington: Hemisphere Publishing,
Corp.

Stuart, Gail. W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi ke-5. Jakarta : EGC.

Wibowo, I. S., & Rachma, N. 2014. Studi Komparatif : Tingkat Kesepian Pada
Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Panti Wening Wardoyo Ungaran Dan
Lansia Yang Tinggal Di Komunitas. Jurnal Keperawatan Komunitas Vol 2,
76-80.
69

Lampiran 1

CURICULUM VITAE

Nama : Hanaz Rona Ayatillah Qatrun Nada

Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 13 Agustus 1997

Alamat : Ds. Sarirogo RT 17 RW 04 Sidoarjo

Riwayat Pendidikan

1. TK Bunda Sidoarjo : Tamat tahun 2004

2. SDN Percobaan Surabaya : Tamat tahun 2010

3. SMPN 22 Surabaya : Tamat tahun 2013

4. SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo : Tamat tahun 2016


70

Lampiran 2

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Yakin adalah kunci jawaban dari segala permasalahan. Dengan bermodal yakin

merupakan obat mujarab untuk penumbuh semangat hidup.

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini saya persembahkan untuk:

1. Alhamdulillah segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT

karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan

tugas akhir ini.

2. Umiku tercinta Hj. Siti Nazilah yang selalu memberikan motivasi, dukungan

moril maupun materil dan tidak pernah berhenti untuk mendoakan

kelancaran masa depan, kuliah dan karir saya.

3. Ayahku tercinta H. Abdul Haris yang selalu memberikan motivasi,

dukungan moril maupun materil dan tidak pernah berhenti untuk

mendoakan kelancaran masa depan, kuliah dan karir saya.

4. Keluarga besar tercinta yang mendoakan kelancaran saya dalam

menyelesikan tugas akhir ini.

5. Sahabat saya (Tutik, Intania, Ruci, dan Ika) serta teman sekelompok saya

(Putri, Ailya, Esty, Galuh, Agung dan Widya), Ning Elma dan teman-teman

lainnya yang sudah membantu saya.


71

6. Teman-teman seperjungan dari STIKES Hang Tuah Surabaya angkatan 22

khususnya keluarga besar kelas 4B (Tim SuperB Class) yang selalu

memberi support.

7. Seluruh pihak yang turut serta mambatu dan melancarkan saya berproses

dalam pembuatan tugas akhir ini.

Terima kasih untuk semua orang yang ada di sekelilingku, yang membantu

saya dalam setiap perjalanan hidupku, dan mendoakan saya selalu. Semoga Allah

SWT membalas kebaikan kalian. Aamiin


72

Lampiran 3

Surat Pernyataan Laik Etik Penelitian Kesehatan STIKES Hang Tuah Surabaya
73

Lampiran 4

Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Dari Stikes Hang Tuah Surabaya
74

Lampiran 5

Surat Balasan Dari Panti Werdha Hargodedali Bahwa Telah Di Izinkan Untuk
Melakukan Pengambilan Data
75

Lampiran 6

INFORMED CONCENT

(LEMBAR PERSETUJUAN)

Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i
Calon Responden Penelitian
Di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya

Saya adalah mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan STIKES Hang Tuah


Surabaya akan mengadakan penelitian sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Analisa
Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kecemasan pada Lansia di Panti Werdha
Hargodedali Surabaya”.
Beberapa hal yang harus anda ketahui dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian dilakukan melalui media online, pengisisan Information Of
Consent dan kuesioner dilakukan dengan memberikan link (Google Form)
yang berisi 2 kuesioner untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi
kecemasan pada lansia.
2. Pengisian Google Form membuthkan waktu 15 menit
3. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang
mempengaruhi kejadian kecemasan pada lansia di Panti Werdha Hargodedali
Surabaya.
4. Informasi atau keterangan yang saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya
dan akan digunakan untuk kepentingan peneliti saja. Saya mengharapkan
tanggapan atau jawaban yang saudara berikan sesuai dengan pemahaman
saudara sendiri tanpa ada pengaruh atau paksaan dari orang lain.
Jika saudara bersedia menjadi responden silahkan untuk menanda tangani
lembar persetujuan yang telah disediakan. Apabila penelitian ini telah selesai,
pernyataan Saudara akan kami hanguskan.

Yang Menjelaskan, Yang dijelaskan,

Hanaz Rona Ayatillah Q.N .........................................


NIM : 161.0040
76

Lampiran 7

LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk ikut berpartisipasi
sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi S-1
Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya atas nama:

Nama : Hanaz Rona Ayatillah Qatrun Nada


NIM : 161.0040

Yang berjudul “Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kecemasan pada


Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya”
Tanda tangan saya menunjukkan bahwa:
1. Saya telah diberi informasi atau penjelasan tentang penelitian ini dan
informasi peran saya.
2. Saya mengerti bahwa catatan tentang penelitian ini dijamin kerahasiaannya.
Semua berkas yang tercantum identitas dan jawaban yang saya berikan
hanya diperlukan untuk pengolahan data.
3. Saya mengerti bahwa penelitian ini akan mendorong pengembangan tentang
“Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kecemasan pada Lansia di
Panti Werdha Hargodedali Surabaya”.

Oleh karena itu saya secara sukarela menyatakan ikut berperan serta dalam
penelitian ini.

Surabaya, 13 Maret 2020

Peneliti Responden

Hanaz Rona Ayatillah Q.N .......................................


NIM : 161.0040
77

Saksi Peneliti Saksi Responden

........................................... ...........................................

Lampiran 8

LEMBAR KUESIONER

No Kode Responden :
Tanggal pengisian :

Petunjuk pengisian
1. Lembar diisi oleh responden
2. Berilah tanda chek list ( √ ) pada jawaban ya atau tidak pada lembaran
observasi
3. Apabila kurang jelas saudara berhak bertanya kepada peneliti
4. Mohon diteliti ulang agar tidak ada pertanyaan yang terlewatkan

Data Demografi Responden (Data lansia)

1. Usia
: 45 – 59 tahun
: 60 – 74 tahun
: 75 – 90 tahun
: ≥ 90 tahun

2. Alasan lansia dirawat untuk tinggal di panti


: Tidak ada yang merawat
78

: Banyak teman

3. Berapa lama sudah dirawat dirumah jompo ini:


: ≤ 5 tahun
: 5 – 10 tahun
: ≥ 10 tahun

4. Jenis kelamin:

: Laki-laki
: Perempuan

5. Pendidikan terakhir :

: Tidak sekolah

: SD/sederajat

: SMP/sederajat

: SMA/sederajat

: Perguruan Tinggi

6. Pekerjaan sebelumnya:

: Tidak bekerja

: Swasta/wiraswasta

: Pegawai negri

7. Riwayat penyakit & kesehatan:


a. Riwayat Penyakit Kronis

: Ada, Sebutkan …………………..

: Tidak

b. Terdapat gangguan pendengaran


79

: Ya

: Tidak
c. Menggunakan alat bantu pendengaran
: Ya
: Tidak

8. Riwayat psikologis:
a. Gangguan tidur
: Ya
: Tidak

b. Gangguan memori
: Ya
: Tidak

9. Dukungan Keluarga (Kunjungan keluarga ke panti werdha)


: Ya, ………….. x/bulan
: Tidak
80

Lampiran 9

LEMBAR KUESIONER

GERIATRIC ANXIETY SCALE (GAS)

No Kode Responden :
Tanggal pengisian :

Petunjuk pengisian
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan
pengalaman Bapak/Ibu/Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari.
Terdapat lima pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:
1 : Tidak Pernah (Tidak pernah mengalami)
2 : Pernah (1x mengalami)
3 : Jarang (Mengalami lebih dari 1x)
4 : Sering (Mengalami setiap hari)
Berilah tanda chek list ( √ ) pada salah satu kolom yang paling sesuai
dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara. Apabila kurang jelas saudara berhak
bertanya kepada peneliti. Mohon diteliti ulang agar tidak ada pertanyaan yang
terlewatkan.
No. Pertanyaan Nilai
0 1 2 3
1 Apakah anda merasa jantung
anda berdebar kencang dan
kuat?
2 Apakah nafas anda pendek?
3 Apakah anda mengalami
gangguan pencernaan?
4 Apakah anda merasa seperti hal
yang tidak nyata atau diluar diri
anda sendiri?
5 Apakah anda merasa seperti
kehilangan kontrol?
6 Apakah anda takut dihakimi oleh
orang lain?
7 Apakah anda malu atau takut
dipermalukan?
8 Apakah anda sulit untuk tidur?
9 Apakah tidur anda tidak
nyenyak?
10 Apakah anda mudah
tersinggung?
81

11 Apakah anda mudah marah?


12 Apakah anda sulit untuk
berkonsentrasi?
13 Apakah anda mudah terkejut?
14 Apakah anda kurang tertarik
dalam melakukan sesuatu yang
anda senangi?
15 Apakah anda merasa terpisah
dari orang lain?
16 Apakah anda merasa pusing atau
bingung?
17 Apakah anda sulit untuk duduk
diam?
18 Apakah anda merasa terlalu
khawatir?
19 Apakah anda tidak bisa
mengendalikan kecemasan
anda?
20 Apakah anda merasa gelisah dan
tegang?
21 Apakah anda merasa lelah?
22 Apakah anda merasa otot0otot
tegang?
23 Apakah anda mengalami sakit
punggung, sakit leher, dan otot
kram?
24 Apakah anda merasa hidup anda
tidak terkontrol?
25 Apakah anda merasa sesuatu
yang menakutkan akan terjadi?
82

Lampiran 10

TABULASI DATA UMUM

No Data Umum
Jenis Pekerj Alasan Insomni Demen Ganggu Alat Riway Kunj
Kela aan Diraw a sia an Bantu at unga
min at Penden Pende Penya n
garan ngaran kit Kelu
Kronis arga
1 2 2 2 1 2 2 2 1 5
2 2 2 2 1 2 2 2 1 5
3 2 1 2 1 2 2 2 1 5
4 2 1 2 1 2 2 2 2 5
5 2 3 2 1 2 2 2 4 5
6 2 1 2 1 1 2 2 1 5
7 2 2 2 1 2 2 2 4 5
8 2 3 2 1 2 2 2 4 5
9 2 2 2 1 1 2 2 1 5
10 2 1 2 1 1 2 2 2 5
11 2 1 2 1 1 2 2 2 5
12 2 2 2 1 1 2 2 4 4
13 2 1 2 1 1 2 2 5 5
14 2 1 2 1 1 2 2 1 5
15 2 1 2 1 1 2 2 1 5
16 2 1 2 1 1 2 2 1 5
17 2 3 2 1 1 2 2 1 5
18 2 1 2 1 1 2 2 1 1
19 2 2 2 1 2 2 2 5 5
20 2 3 2 1 2 2 2 5 5
21 2 2 2 1 2 2 2 5 5
22 2 2 2 2 1 2 2 5 5
23 2 2 2 1 2 2 2 5 2
24 2 2 2 2 1 2 2 3 5
25 2 1 2 2 2 2 2 3 5
26 2 2 2 2 1 2 2 3 5
27 2 2 2 2 2 2 2 1 1
28 2 2 2 2 1 2 2 3 5
29 2 2 2 1 2 2 2 2 3
30 2 1 2 1 1 2 2 1 5
31 2 2 2 1 1 2 2 3 1
32 2 2 2 1 2 2 2 5 5
33 2 1 2 1 2 2 2 3 5
34 2 2 2 1 2 2 2 1 5
35 2 3 2 1 2 2 2 5 5
36 2 3 2 1 2 2 2 2 5

Keterangan :

Jenis Kelamin :

1. Laki-laki
2. Perempuan
83

Pekerjaan : Alasan Dirawat di Panti :

1. Tidak bekerja 1. Tidak ada yang


2. Swasta merawat
3. Pegawai negri 2. Banyak teman

Insomnia : Demensia : Gangguan Pendengaran :

1. Ya 1. Ya 1. Ya
2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak

Alat Bantu Pendengaran : Riwayat Penyakit Kronis:

1. Ya 1. Hipertensi
2. Tidak 2. Diabetes Melitus
3. Osteoarthritis
4. Inkontensia Urin

Kunjungan Keluarga :

1. 1x / bulan
2. 2x / bulan
3. 3x / bulan
4. 4x / bulan
5. Tidak ada
84

Lampiran 11

TABULASI DATA KHUSUS

Data Khusus
Lama Riwayat Dukunga
No
Usia Pendidikan Perawatan di Penyakit n Kecemasan
.
Panti Keluarga
1 2 2 1 1 2 2
2 2 4 3 1 2 4
3 2 3 2 1 2 3
4 1 2 3 1 2 2
5 1 3 1 1 2 3
6 2 4 3 1 2 4
7 2 4 3 1 2 4
8 1 3 1 1 2 3
9 1 3 1 1 2 3
10 1 3 1 1 2 3
11 1 3 1 1 2 3
12 1 2 3 1 1 2
13 1 1 3 2 2 2
14 2 3 3 1 2 4
15 2 3 3 1 2 3
16 2 3 3 1 2 3
17 2 5 1 1 2 4
18 2 4 2 1 1 3
19 2 3 3 2 2 2
20 2 3 3 2 2 1
21 2 5 1 2 2 4
22 1 4 3 2 2 1
23 1 4 3 2 1 1
24 1 4 1 1 2 1
25 2 2 3 1 2 2
26 1 5 3 1 2 4
27 1 2 3 1 1 1
28 1 4 3 1 2 2
29 1 2 2 1 1 2
30 2 2 2 1 2 3
31 1 3 1 1 1 2
32 1 4 2 2 2 2
33 1 2 2 1 2 2
34 2 4 3 1 2 4
35 2 4 3 2 2 4
36 2 5 3 1 2 4
85

Keterangan :

Usia : Pendidikan :

1. 60 – 74 tahun 1. Tidak sekolah


2. 75 – 90 tahun 2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Perguruan Tinggi

Kecemasan :
Lama perawatan :
1. Level teringan
1. ≤ 5 tahun
cemas
2. 5 – 10 tahun
2. Kecemasan ringan
3. ≥ 10 tahun
3. Kecemasan sedang
4. Kecemasan berat

Riwayat penyakit kronis:


Dukungan keluarga :
1. Ya
1. Ya
2. Tidak
2. Tidak
Lampiran 12

HASIL REKAPITULASI DATA KHUSUS


No. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 Total Kode
1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 3 1 1 3 2 2 0 1 26 2
2 3 3 2 1 0 3 3 3 3 3 3 2 3 2 0 3 1 3 0 3 3 3 3 0 3 56 4
3 1 1 1 0 0 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3 1 0 1 49 3
4 2 2 3 0 0 0 1 3 3 2 1 2 2 0 1 0 0 1 1 1 0 3 3 1 0 32 2
5 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 2 1 3 1 2 2 0 3 3 3 1 3 3 1 1 44 3
6 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 68 4
7 3 1 0 1 2 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 1 3 3 3 58 4
8 1 0 1 2 1 1 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 40 3
9 1 1 1 0 0 1 3 3 2 2 2 1 2 0 3 3 2 3 1 1 2 2 2 1 1 40 3
10 1 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 3 2 0 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 0 49 3
11 1 2 2 0 1 1 1 2 2 2 3 2 2 0 3 3 0 2 2 2 3 3 2 1 1 43 3
12 1 1 1 0 0 1 1 2 2 1 1 1 0 0 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 29 2
13 0 0 1 0 0 1 1 2 2 1 1 2 1 0 3 1 0 1 1 1 3 2 2 1 1 28 2
14 2 2 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 2 0 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 2 57 4
15 1 1 1 2 3 2 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 53 3
16 1 1 3 0 1 2 2 3 3 2 2 2 2 0 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 51 3
17 2 1 2 0 1 1 1 3 3 3 3 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 48 4
18 1 2 2 0 3 1 1 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 48 3
19 0 0 0 0 0 0 3 1 2 0 0 1 0 3 1 2 0 3 0 2 2 0 3 2 0 25 2
20 1 0 1 0 2 1 1 2 2 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 18 1
21 1 1 2 0 0 0 1 2 2 1 0 0 2 0 0 2 0 1 0 1 2 1 1 0 2 22 4
22 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 5 1
23 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1
24 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 8 1
25 0 0 0 0 2 1 2 0 0 2 3 2 1 3 2 0 1 2 2 1 0 0 0 1 0 25 2
26 2 2 0 1 1 2 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 1 0 2 2 1 1 0 1 0 22 4
27 0 1 0 0 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 16 1
28 0 0 1 0 3 1 1 0 0 3 3 1 1 3 0 2 1 2 2 2 2 0 1 0 0 29 2

86
87

29 2 2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 31 2
30 3 2 2 3 3 3 1 2 2 3 2 2 3 0 3 2 0 3 3 3 3 3 3 2 1 57 3
31 3 3 3 2 2 2 1 1 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 46 2
32 2 2 1 0 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 1 0 0 0 1 1 0 1 2 0 0 19 2
33 2 2 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 1 3 3 2 0 0 19 2
34 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 2 1 0 1 13 4
35 1 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 2 1 1 0 1 1 1 3 3 3 0 1 24 4
36 1 0 3 0 0 2 1 3 3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2 1 3 3 3 0 0 28 4

Keterangan :

Total skor :

1. 0 – 18 ( Level Teringan Cemas )


2. 19 – 37 ( Kecemasan Ringan )
3. 38 – 55 ( Kecemasan Sedang )
4. 56 – 75 ( Kecemasan Berat )
Lampiran 13

HASIL UJI STATISTIK

Frekuensi Data Umum

Jenis_Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid perempuan 36 100.0 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak bekerja 13 36.1 36.1 36.1

Swasta 17 47.2 47.2 83.3

Pegawai negri 6 16.7 16.7 100.0

Total 36 100.0 100.0

Alasan_Dirawat_Di_Panti
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak ada yang merawat 23 63.9 63.9 63.9
Banyak teman 13 36.1 36.1 100.0
Total 36 100.0 100.0

Insomnia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 30 83.3 83.3 83.3

Tidak 6 16.7 16.7 100.0

Total 36 100.0 100.0

Demensia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 17 47.2 47.2 47.2

Tidak 19 52.8 52.8 100.0

Total 36 100.0 100.0

Gangguan_Pendengaran

88
89

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 36 100.0 100.0 100.0

Alat_Bantu_Pendengaran
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 36 100.0 100.0 100.0

Penyakit
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
HT 13 36.1 36.1 36.1
DM 5 13.9 13.9 50.0
OSTEOARTHRITIS 6 16.7 16.7 66.7
Valid
INKONTENSIA URIN 4 11.1 11.1 77.8
TIDAK ADA 8 22.2 22.2 100.0
Total 36 100.0 100.0

Kunjungan Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3 8.3 8.3 8.3
1x / bulan

1 2.8 2.8 11.1


2x / bulan

1 2.8 2.8 13.9


3x / bulan
Valid
1 2.8 2.8 16.7
4x / bulan

30 83.3 83.3 100.0


Tidak ada

36 100.0 100.0
Total
90

Frekuensi Data Khusus

Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
18 50.0 50.0 50.0
60-74

18 50.0 50.0 100.0


Valid 75-90

36 100.0 100.0
Total

Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Sekolah 1 2.8 2.8 2.8
SD 8 22.2 22.2 25.0
SMP 12 33.3 33.3 58.3
Valid
SMA 11 30.6 30.6 88.9
Perguruan Tinggi 4 11.1 11.1 100.0
Total 36 100.0 100.0

Lama Perawatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
10 27.8 27.8 27.8
< 5 tahun

6 16.7 16.7 44.4


5-10 tahun
Valid
20 55.6 55.6 100.0
> 10 tahun

36 100.0 100.0
Total

Riwayat Penyakit
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
28 77.8 77.8 77.8
Ada

8 22.2 22.2 100.0


Valid Tidak

36 100.0 100.0
Total

Dukungan Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 6 16.7 16.7 16.7
Ada

Tidak 30 83.3 83.3 100.0


91

36 100.0 100.0
Total
92

Lampiran 14

HASIL CROSSTABULATION

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
usia * kecemasan 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%
pendidikan * kecemasan 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%
lama perawatan * 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%
kecemasan
riwayat penyakit * 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%
kecemasan
dukungan keluarga * 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%
kecemasan

Usia * Kecemasan Crosstabulation


kecemasan Total
lv teringan cemas cemas cemas berat
cemas ringan sedang
Count 4 8 5 1 18
% within usia 22.2% 44.4% 27.8% 5.6% 100.0%
60-74 % within 80.0% 72.7% 50.0% 10.0% 50.0%
kecemasan
% of Total 11.1% 22.2% 13.9% 2.8% 50.0%
usia
Count 1 3 5 9 18
% within usia 5.6% 16.7% 27.8% 50.0% 100.0%
75-90 % within 20.0% 27.3% 50.0% 90.0% 50.0%
kecemasan
% of Total 2.8% 8.3% 13.9% 25.0% 50.0%
Count 5 11 10 10 36
% within usia 13.9% 30.6% 27.8% 27.8% 100.0%
Total % within 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
kecemasan
% of Total 13.9% 30.6% 27.8% 27.8% 100.0%
93

Pendidikan * Kecemasan Crosstabulation

kecemasan Total

lv teringan cemas cemas cemas cemas


ringan sedang berat
Count 0 1 0 0 1

% within 0.0% 100.0% 0.0% 0.0% 100.0%


Tidak pendidikan
Sekolah % within 0.0% 9.1% 0.0% 0.0% 2.8%
kecemasan
% of Total 0.0% 2.8% 0.0% 0.0% 2.8%

Count 1 6 1 0 8

% within 12.5% 75.0% 12.5% 0.0% 100.0%


pendidikan
SD
% within 20.0% 54.5% 10.0% 0.0% 22.2%
kecemasan
% of Total 2.8% 16.7% 2.8% 0.0% 22.2%

Count 1 2 8 1 12

% within 8.3% 16.7% 66.7% 8.3% 100.0%


pendidi pendidikan
SMP
kan % within 20.0% 18.2% 80.0% 10.0% 33.3%
kecemasan
% of Total 2.8% 5.6% 22.2% 2.8% 33.3%

Count 3 2 1 5 11

% within 27.3% 18.2% 9.1% 45.5% 100.0%


pendidikan
SMA
% within 60.0% 18.2% 10.0% 50.0% 30.6%
kecemasan
% of Total 8.3% 5.6% 2.8% 13.9% 30.6%

Count 0 0 0 4 4

% within 0.0% 0.0% 0.0% 100.0% 100.0%


Perguru pendidikan
an
Tinggi % within 0.0% 0.0% 0.0% 40.0% 11.1%
kecemasan
% of Total 0.0% 0.0% 0.0% 11.1% 11.1%
5 11 10 10 36
Count
% within 13.9% 30.6% 27.8% 27.8% 100.0%
Total pendidikan
% within 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
kecemasan
% of Total 13.9% 30.6% 27.8% 27.8% 100.0%
94

Lama Perawatan * Kecemasan Crosstabulation


kecemasan Total
lv teringan cemas cemas cemas
cemas ringan sedang berat

Count 1 2 5 2 10
% within lama 10.0% 20.0% 50.0% 20.0% 100.0%
<5 perawatan
tahun % within 20.0% 18.2% 50.0% 20.0% 27.8%
kecemasan
% of Total 2.8% 5.6% 13.9% 5.6% 27.8%

Count 0 3 3 0 6
% within lama 0.0% 50.0% 50.0% 0.0% 100.0%
lama 5-10 perawatan
perawatan tahun % within 0.0% 27.3% 30.0% 0.0% 16.7%
kecemasan
% of Total 0.0% 8.3% 8.3% 0.0% 16.7%
Count 4 6 2 8 20
% within lama 20.0% 30.0% 10.0% 40.0% 100.0%
> 10 perawatan
tahun % within 80.0% 54.5% 20.0% 80.0% 55.6%
kecemasan
% of Total 11.1% 16.7% 5.6% 22.2% 55.6%
Count 5 11 10 10 36
% within lama 13.9% 30.6% 27.8% 27.8% 100.0%
perawatan
Total
% within 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
kecemasan
% of Total 13.9% 30.6% 27.8% 27.8% 100.0%
95

Dukungan Keluarga * Kecemasan Crosstabulation


kecemasan Total
lv teringan cemas cemas cemas
cemas ringan sedang berat

Count 2 3 1 0 6
% within dukungan 33.3% 50.0% 16.7% 0.0% 100.0
keluarga %
Ada
% within 40.0% 27.3% 10.0% 0.0% 16.7%
kecemasan
% of Total 5.6% 8.3% 2.8% 0.0% 16.7%
dukungan
keluarga Count 3 8 9 10 30
% within dukungan 10.0% 26.7% 30.0% 33.3% 100.0
Tida keluarga %
k % within 60.0% 72.7% 90.0% 100.0% 83.3%
kecemasan
% of Total 8.3% 22.2% 25.0% 27.8% 83.3%
Count 5 11 10 10 36
% within dukungan 13.9% 30.6% 27.8% 27.8% 100.0
keluarga %
Total % within 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0
kecemasan %
13.9% 30.6% 27.8% 27.8% 100.0
% of Total
%
96

Riwayat Penyakit * Kecemasan Crosstabulation


kecemasan Total
lv teringan cemas cemas cemas
cemas ringan sedang berat

Count 2 8 8 10 28
% within riwayat 7.1% 28.6% 28.6% 35.7% 100.0
penyakit %
Ada
% within 40.0% 72.7% 80.0% 100.0% 77.8%
kecemasan
% of Total 5.6% 22.2% 22.2% 27.8% 77.8%
riwayat
penyakit Count 3 3 2 0 8
% within riwayat 37.5% 37.5% 25.0% 0.0% 100.0
Tida penyakit %
k % within 60.0% 27.3% 20.0% 0.0% 22.2%
kecemasan
% of Total 8.3% 8.3% 5.6% 0.0% 22.2%
Count 5 11 10 10 36
% within riwayat 13.9% 30.6% 27.8% 27.8% 100.0
penyakit %
Total % within 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0
kecemasan %
13.9% 30.6% 27.8% 27.8% 100.0
% of Total
%
97

Lampiran 15

HASIL UJI STATISTIC REGRESI LOGISTIC ORDINAL


PLUM Kecemasan WITH Usia Pendidikan Lama_Perawatan Riwayat_Pnykt
Dukungan_Klg
/CRITERIA=CIN(95) DELTA(0) LCONVERGE(0) MXITER(100) MXSTEP(5)
PCONVERGE(1.0E-6) SINGULAR(1.0E-8)
/LINK=LOGIT
/PRINT=FIT PARAMETER SUMMARY TPARALLEL.

Case Processing Summary


N Marginal
Percentage
5 13.9%
lv teringan cemas

11 30.6%
cemas ringan
kecemasan
10 27.8%
cemas berat

10 27.8%
cemas berat
36 100.0%
Valid
0
Missing
36
Total

Model Fitting Information


Model -2 Log Chi-Square df Sig.
Likelihood
Intercept Only 92.092
Final 62.472 29.620 5 .000
Link function: Logit.

Goodness-of-Fit
Chi-Square df Sig.

158.978 67 .000
Pearson
58.077 67 .773
Deviance

Link function: Logit.

Pseudo R-Square
.561
Cox and Snell
.601
Nagelkerke
98

.305
McFadden

Link function: Logit.


99

Parameter Estimates

Estimate Std. Wald df Sig. 95% Confidence Interval


Error
Lower Upper
Bound Bound
[Kecemasan = 3.094 2.183 2.009 1 .156 -1.184 7.373
1]
Threshol [Kecemasan = 6.008 2.421 6.158 1 .013 1.263 10.753
d 2]
[Kecemasan = 8.238 2.575 10.232 1 .001 3.190 13.285
3]
Usia 1.909 .808 5.586 1 .018 .326 3.492

Pendidikan 1.295 .435 8.884 1 .003 .444 2.147


Lama_Perawat -.267 .427 .390 1 .532 -1.103 .570
Location
an
Riwayat_Pnykt -2.746 .976 7.925 1 .005 -4.659 -.834

Dukungan_Klg 1.839 1.025 3.219 1 .018 -.170 3.848

Link function: Logit.


Test of Parallel Linesa
Model -2 Log Chi-Square df Sig.
Likelihood
62.472
Null Hypothesis
32.803b 29.668c 10 .001
General

The null hypothesis states that the location parameters (slope coefficients)
are the same across response categories.

a. Link function: Logit.

b. The log-likelihood value cannot be further increased after maximum


number of step-halving.

c. The Chi-Square statistic is computed based on the log-likelihood value of


the last iteration of the general model. Validity of the test is uncertain.

Anda mungkin juga menyukai