Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat
menjalankan kegiatan pembelajaran di stase manajemen serta penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kajian Situasi Manajemen Keperawatan Di Ruang
Paviliun Mahkota (Ruang Kuning Covid-19) Santosa Hospital Bandung Kopo.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Tuhan yang
Maha Esa, ibu Ibu Suci Noor Hayati selaku Pembimbing Stase Manajemen
Keperawatan yang telah membimbing selama proses pembelajaran, seluruh dosen
Tim pengajar Manajemen Keperawatan STIKep PPNI Jawa Barat, Ibu Pasuria
Sijabat, S.Kep., Ners selaku narasumber di Ruang Covid Santosa Kopo, serta
teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan kajian situasi ini.
i
Penyusun
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
DAFTAR TABEL..................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Tujuan...........................................................................................................6
1. Tujuan Umum............................................................................................6
2. Tujuan Khusus...........................................................................................6
C. Manfaat Penulisan.........................................................................................6
BAB II KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN........................8
I. Kajian Situasi Santosa Hospital Bandung Kopo...........................................8
A. Visi Rumah Sakit.......................................................................................8
B. Misi Rumah Sakit......................................................................................8
C. Motto Rumah Sakit...................................................................................8
D. Filosofi.......................................................................................................8
E. Tujaun (Goals)..........................................................................................9
F. Strategi.......................................................................................................9
II. Kajian Situasi Ruangan Paviliun Mahkota (Ruang Kuning Covid-19)....9
A. Karakteristik Unit......................................................................................9
B. Fokus Telaah...........................................................................................10
C. Lingkup Garapan.....................................................................................10
D. Basis Intervensi.......................................................................................10
E. Letak Ruang............................................................................................11
F. Kapasitas Unit Ruang..............................................................................11
III. Pengumpulan Data..................................................................................12
A. MAN........................................................................................................12
B. MONEY..................................................................................................33
C. METODE................................................................................................38
D. MATERIAL............................................................................................60
1
E. MARKET................................................................................................74
BAB III ANALISA DATA DAN PERENCANAAN.........................................81
I. Analisa Data................................................................................................81
A. Matriks Ifas Strenght...............................................................................81
B. Matriks Ifas Weakness............................................................................96
C. Matriks Efas Opportunity........................................................................99
D. Matriks Efas Threats.............................................................................101
E. Diagram Swot........................................................................................103
II. Perencanaan (Poa).................................................................................119
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................123
LAMPIRAN........................................................................................................125
2
DAFTAR TABEL
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen marupakan ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan
sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Swanburg, 2000). Sedangkan
menurut Kemenkes RI (2016) manajemen merupakan proses yang dinamis,
yang senantiasa berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan. Manajemen
merupakan proses mengorganisir sumber-sumber untuk mencapai tujuan
dimana arah tujuan yang akan dicapai ditetapkan berdasarkan visi, misi, dan
filosofi organisasi. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari kesehatan berdasarkan ilmu
dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biologis, psikologis, sosiologis,
dan spiritual yang komprehensif/holistic yang ditunjukan kepada individu,
keluarga, dan masyarakat baik dalam keadaan sehat atau sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia yang mengacu pada standar professional
keperawatan dan menggunakan etik keperawatan sebagau tuntutan utama
(Lokakarya, 1983).
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat
dalam pelayanan keperawatan adalah pembenahan dalam manajemen
keperawatan dengan adanya factor kelola yang optimal sehingga mampu
menjadi wahana peningkatan keefektifan pembagian pelayanan keperawatan
sekaligus lebih menjamin kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan
(Nursalam, 2015). Manajemen keperawatan sebagai proses bekerja melalui
anggota staf untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai salah
satu metode palaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga
diharapkan keduanya saling menopang. Kegiatan manajemen keperawatan
mengacu pada konsep manajemen secara umum, dengan menggunakan
4
pendekatan fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan (Kemenkes RI, 2016).
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan mempunyai kewajiban
untuk melayani pasien dengan fasilitas yang lengkap serta pelayanan yang
cepat dan tepat. Untuk mencapai hal tersebut manajemen rumah sakit harus
dilaksanakan dengan benar (Rhesavani, 2013). Menurut Hatta (2011), sistem
informasi yang pada mulanya hanya berorientasi pada pelayanan mediknya
saja lama-lama berkembang menjadi memperhitungkan biaya produksi.
Namun, tujuan utama dalam pelayanan kesehatan adalah menghasilkan
outcome yang menguntungkan bagi pasien, provider, dan masyarakat.
Informasi mengenai pelayanan kesehatan, baik dari seluruh pengguna jasa
pelayanan medis maupun seluruh individu dalam populasi diperlukan sebagai
sumber data untuk dapat menjawab pertanyaan mengenai persamaan (equity),
efisiensi (efficiency),dan mutu pelayanan kesehatan (quality), sehingga
manajemen informasi dan teknologinya dalam banyak hal sangat diperlukan
dalam manajemen klinis untuk mendapatkan informasi yang benar dan
akurat.
Pada tanggal 11 Februari 2020, World Health Organization memberi
nama virus baru tersebut Severa acute respiratory syndrome coronavirus-2
(SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019
(COVID-19). Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah
menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara dan teritori lainnya.
Pada 12 Maret 2020, WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik..
Jumlah kasus terus bertambah seiring dengan waktu (PDPI, 2020). Sejak
diumumkannya pertama kali di Indonesia kasus COVID-19 rumah sakit
dipaksa untuk siap menangani lonjakan kasus tersebut. Tanpa adanya
manajemen yang baik untuk menangani kasus tersebut maka tidak bisa
dihindari akan terjadi suatu ketidakseimbangan dan ketidaksiapan komponen
didalamnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka mahasiswa Program Profesi Ners
STIKep PPNI Jawa Barat, mencoba melakukan kajian situasional terhadap
5
manajemen keperawatan di RS Santosa Kopo di Ruangan Covid-19 dengan
menggunakan metode Participant Observation (PO), Focus Group
Discussion (FGD), Wawancara (In Deph Interview).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikut kegiatan praktik ini diharapkan mampu melakukan
pengelolaan manajemen unit dan manajemen asuhan keperawatan secara
komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan kajian situasi melalui analisa SWOT terhadap lima
dimensi manajemen yaitu Man, Money, Method, Material, Market di
ruang paviliun mahkota (Ruang kuning covid-19) Santosa Hospital
Bandung Kopo.
b. Mendiagnosa masalah-masalah terkait 5M dalam proses pemberian
pelayanan keperawatan di di ruang paviliun mahkota (Ruang kuning
covid-19) Santosa Hospital Bandung Kopo.
c. Membuat Plan of Action untuk menjawab masalah-masalah yang
ditemukan.
d. Mengimplementasikan rencana tindakan untuk mengatasi masalah
yang ditemukan.
e. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Rumah Sakit
Membantu meningkatkan kualitas manajemen di ruang covid-19 untuk
dapat mencapai peningkatan pelayanan kepada pasien yang terinfeksi
COVID-19 dengan memberikan pelayanan keperawatan demi memenuhi
apa yang dibutuhkan pasien secara holistik.
2. Bagi Ruangan
6
Membantu perawat ruangan mencapai standar pelayanan yang holistik
untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien COVID-19 agar
dapat mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup pasien dan
membantu dalam proses penyembuhan pasien.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat memahami konsep, teori dan prinsip pengelolaan keperawatan
profesional dan dapat berperan dalam pengelolaan keperawatan
profesional.
7
BAB II
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG PAVILIUN MAHKOTA (RUANG KUNING COVID-19)
SANTOSA HOSPITAL BANDUNG KOPO
D. Filosofi
Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung Kopo adalah Rumah Sakit tipe B
dengan fasilitas penunjang yang tak kalah penting adalah area terbuka
berkonsep Green Hospital. Rumah Sakit ini berdiri untuk memenuhi
kebutuhan akan pelayanan masyarakat terutama pada paisen dengan
kanker.
8
E. Tujaun (Goals)
1. Santosa Hospital Bandung Kopo dengan fasilitas pelayanan unggulan
pelayanan medis, khusunya dibidang Onkologi/Kanker serta
dilengkapi dengan peralatan mukhtaktir dan didukung oleh tenaga
medis Profesional.
2. Santosa Hospital Bandung Kopo meningkatkan kemampuan dan
profesionalisme melalui pendidikan dan pelatihan berkesinambungan.
3. Santosa Hospital Bandung Kopo memiliki Unggulan Comprehensive
Cancer Centre.
F. Strategi
1. Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme melalui pendidikan
dan pelatihan yang berkesinambungan.
2. Mempromosikan keunggulan Santosa Hospital Bandung Kopo.
9
B. Fokus Telaah
Ruang Pavliliun Mahkota adalah Ruang covid berzona kuning berfungsi
menjadi ruang isolasi perawatan pasien covid-19. Pada ruangan Paviliun
Mahkota berfokus pada pasien dewasa laki-laki dan perempuan. Dengan
pasien PDP (Pasien dalam Pantau) dengan tanda gejala sedang dan
pneumonia tanpa ancaman gagal napas dan ODP (Orang dalam Pantauan)
dengan komorid dan tanpa gejala.
C. Lingkup Garapan
Lingkup pelayanan dan garapan di ruang Paviliun Mahkota yaitu ruangan
pelayanan penyakit dalam dan isolasi untuk menangani covid-19 berzona
kuning dengan berstatus ODP (Orang Dalam Pantauan) dan PDP (Pasien
Dalam Pantaun) pada pasien dewasa laki-laki dan perempuan.
D. Basis Intervensi
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 14 mei 2020 dengan
Narasumber didapatkan hasil bahwa ruangan Paviliun Mahkota dibentuk
pada tanggal 20 April 2020 untuk menampung pasien terkena wabah
Covid-19. Awal terbentuknya ruangan Paviliun Mahkota ini tidak akan
melayani pasien covid, namun dikarenakan Rumah Sakit Santosa Hospital
Bandung Kopo kesulitan merujuk pasien covid, akhirnya ikut
berkontribusi dalam menerima masyarakat dengan penyakit covid-19.
Ruangan itu sendiri termasuk ke penyakit dalam untuk berfokus pada
tindakan ruangan di isolasi dengan kapasitas pasien yang dirawat
diruangan ini mencapai 16 pasien untuk fasilitas diruangan ini terdapat
kamar isolasi dengan tekanan negatif dan sudah terpasang hepafilter.
10
E. Letak Ruang
NURSE
STATION
Up DALAM
R.ANTARA
R. PEMAKAIAN
APD
Up
R.PELEPASAN
APD
R.OBAT DAN
STAFF
MEETING
TOILET
11
III. Pengumpulan Data
A. MAN
1. Struktur Ogranisasi
2.
Kepala Bidang
Kepala Ruangan
Perawat Pelaksana
Pekarya
Analisa Data
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 14 Mei 2020 dengan
Narasumber didapatkan hasil bahwa Ruang Paviliun Mahkota
dibawahi langsung oleh Kepala bidang Rawat Inap yang membawahi
Manager Rawat inap dan dibawahi Kepala Ruangan, dan membawahi
penanggung jawab Shift, dan membawahi Perawat Pelaksana.
12
2. Tenaga Keperawatan
a. Karakteristik perawat ruangan Paviliun Mahkota
Tabel 2. 1
Karakteristik jumlah perawat berdasarkan jenis kelamin
Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa sebagian besar
(70,5%) perawat di ruang Pavilliun Mahkota berjenis kelamin
perempuan. Kondisi di ruang Pavilliun Mahkota menunjukan
proporsi jumlah perawat perempuan lebih banyak daripada laki-
laki. Hal berdampak positif untuk pekerjaan perawat yang masih
banyak diminati oleh perempuan dibandingkan laki-laki
dikarenakan masih diidentikkan dengan pekerjaan yang sesuai
dengan sifat perempuan yang lebih sabar, lemah lembut, dan
peduli (Ilyas, 2001).
13
b. Karakteristik Perawat Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 2. 2
Karakteristik Perawat Berdasarkan tingkat pendidikan diruangan
Paviliun Mahkota
Jenjang Pendiikan Frekuensi Presentase
D3 11 64.8%
S1 0 0%
Ners 6 35.2%
Jumlah 17 100%
Analisa Data
Daya yang diperoleh dari narasumber bahwa lebih dari setengah
perawat ruangan Pavilliun Mahkota memiliki tingkat pendidikan
D3 dan sudah 6 orang perawat yang memiliki pedidikan terakhir
Ners. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Perawat pendidikan minimal bagi seorang perawat yang
bertugas di rumah sakit adalahberpendidikan minimal Diploma III
(D3). Menurut Gibson (1996) dan Ilyas (2004) menyatakan
bahwa pendidikan merupakan gambaran keterampilan individu
dan merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja. Adapun
beberapa penelitian yang berpendapat bahwa tidak terdapatnya
hubungan tingkat pendidikan dengan kinerja perawat dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan dapat dipengaruhi pula
oleh cara penilaian kinerja yang dilakukan. Penilaian kinerja
berdasarkan hasil kerjasama mempengaruhi hasil penelitian ini.
14
c. Status Kepegawaian
Tabel 2. 3
Karakteristik perawat diruangan Pavilliun Mahkota berdasarkan
Status Kepegawaian
Analisa Data
Menurut Rico Hendrajana et al (2017) bahwa kinerja karyawan
pada pegawai tetap lebih tinggi dibandingkan dengan pegawai
tidak tetap. Maka ditunjukan oleh rata-rata kinerja pegawai tetap
diruangan Pavilliun Mahkota status kepegawaian masih banyak
yang berstatus kontrak maka berpotensi akan kurang
maksimalnya kinerja karyawan tersebut.
d. Lama Kerja
Tabel 2. 4
Karakteristik perawat diruangan Pavilliun Mahkota berdasarkan
Lama Kerja
15
Analisa Data
Dari hasil data didapatkan bahwa perawat ruangan Pavilliun
Mahkota memiliki lama kerja < 5 tahun. Bahwa rata-rata kerja
perawat masih belum lama akan menyebabkan tuntutan
pemenuhan kebutuhan masih kurang. Hal ini dapat diselaraskan
dengan pendapat Ranupendoyo dan Saud (2005) bahwa semakin
lama bekerja seseorang pada suatu organisasi maka akan semakin
berpengalaman orang tersebut, sehingga kecakapan kerjanya
semakin baik. Pengalaman kerja yang lama, akan meningkatkan
keterampilan seseorang dalam bekerja, semakin mudah
menyesuaikan dengan pekerjaan, maka semakin mampu
menghadapi tekanan dalam bekerja.
Analisa Data
Dari hasil wawancara bersama narasumber didapatkan data bahwa
seluruh perawat diruangan Pavilliun Mahkota sudah memiliki Surat
Tanda Registrasi (STR). Hal ini sesuai dengan Kualifikasi SDM
Keperawatn Covid 19 dimana kualifikasi perawat untuk
16
Pandemik Covid 19 harus mempunyai STR (KKS 14 dan KKS
15). Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 38
tahun 2014 tentang keperawatan. Registrasi adalah pencatatan
resmi terhadap perawat yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi
atau Sertifikasi Profesi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu
lainnya serta telah diakui secara hukum untuk menjalankan Praktik
Keperawatan. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat
STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Keperawatan
kepada Perawat yang telah diregistrasi.
Analisa Data:
Berdasarkan tabel 2.6 diatas, dapat dilihat sebagian besar perawat
diruangan Pavilliun Mahkota pernah melakukan beberapa
pelatihan dari hasil wawancara dengan narasumber selain
pelatihan diatas perawat Pavilliun Mahkota diberikan arahan atau
pelatihan terlebih dahulu cara pemasangan dan pelepasan
APD sesuai dengan aturan, Hal ini telah sesuai dengan
kualifikasi Pedoman pengelolaan SDM Covid 19. Menurut
Mursidi (2009) menyatakan tujuan pelaksanaan dari pendidikan
dan pelatihan adalah memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerja
karyawan dalam melaksanakan dan mencapai sasaran program
kerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan analisis pelatihan yang
pernah diikuti dapat disimpulkan perawat diruangan Pavilliun
17
Mahkota pernah mengikuti pelatihan maka efektifitas dan
efisiensi kerja karyawan dalam melaksanakan dan mencapai
sasaran program kerja yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Analisa Data
Berdasarkan tabel 2.7 menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya
(58.9%) perawat diruangan Pavilliun Mahkota memiliki jenjang
karir PK I. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 40 Tahun
2017 Jenjang Karir Profesional Perawat Klinik I memiliki
pengalaman kerja kurang dari 5 tahun. Pengembangan karir
mempengaruhi kinerja karyawan, dimana pengembangan karir
merupakan pendekatan formal yang dilakukan organisasi untuk
menjamin orang–orang dalam organisasi mempunyai kualifikasi
dan kemamuan serta pengalaman yang cocok ketika dibutuhkan
(Kaseger, 2013)
18
Tabel 2. 8
Karakteristik perawat diruangan Pavilliun Mahkota Berdasarkan
Beban Kerja
Analisa Data
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber didapatkan
bahwa keseluruhan (100%) perawat diruangan Pavilliun Mahkota
beban kerja dikategori beban kerja sedang. Beban kerja
merupakan seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
seorang perawat selama bertugas di salah satu unit pelayanan
keperawatan. Mencatat kondisi selama wabah Covid-19 para
petugas kesehatan merasa khawatir bahwa mereka akan
menularkan virus Covid-19 kepada keluarga dan teman dekatnya.
menurut SK Menkes No.262/Menkes/Per/VII/79 bahwa idealnya
perawat dalam 1 ruangan adalah Rumah sakit tipe A dan B 1
perawat bertanggung jawab untuk 3 pasien, rumah sakit tipe c 1
perawat bertanggung jawab untuk 5 pasien.
19
sampai tanggal 18 Mei 2020 tidak mendapatkan data. Sudah di
follow up tetap tidak mendapatkan hasil untuk stress kerja.
Menurut narasumber dikarenakan ditempat kerja tidak boleh
banyak membuka Handphone saat bekerja, sampai dirumah
perawat istirahat dan menyiapkan untuk berkempul dengan
keluarganya. Jika menggunakan hard copy menurut narasumber
tidak bisa dikarenakan tidak akan menjamin kebersihan dokumen
apalagi ini perawat covid.
j. Motivasi perawat
Tabel 2. 9
Karakteristik perawat diruangan Pavilliun Mahkota berdasarkan
motivasi kerja
Analisa Data
Menurut hasil analisis kuesioner motivasi perawat didapatkan
hasil motivasi dengan kategori sedang untuk 1 responden dari 17
perawat.
Menurut Sembel (2010), bahwa motivasi bagi perawat sangat
penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau
bekerja giat dan antusias mencapai hasil optimal maka dari itu
motivasi kerja perawat sangat berpengaruh terhadap kinerja
perawat itu sendiri.
Hambatan :
20
Untuk mendapatkan data motivasi perawat menggunakan google
form dengan batas waktu 5 hari di mulai pada tanggal 13 Mei
2020 sampai tanggal 18 Mei 2020 tidak mendapatkan data. Sudah
di follow up tetap tidak mendapatkan hasil hanya dapat 1
responden dari 17 perawat untuk mengisi google from motivasi
kerja. Menurut narasumber dikarenakan ditempat kerja boleh
banyak membuka Handphone saat bekerja, sampai dirumah
perawat istirahat karena kelelahan bekerja menangani virus
Covid-19.
k. Kepuasan Perawat
Tabel 2. 10
Karakteristik Perawat Ruangan Paviliun Mahkota Berdasarkan
Kepuasan
Dimensi Kategori Jumlah Persentase
Puas
Tidak puas 1
Kepuasan
Sangat puas
perawat
Sangat tidak puas
Total 1
Analisa data
Menurut hasil analisis kuesioner kepuasan perawat didapatkan
hasil kepuasan perawat dengan kategori tidak puas untuk 1
responden dari 17 perawat.
Menurut Robbins (1996) yang dikutip oleh Badeni (2013), faktor-
faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah pekerjaan itu
sendiri, gaji, rekan sekerja, atasan, promosi, lingkungan kerja.
21
Semakin puas karyawan dengan gaji, promosi, rekan kerja, atasan
dan pekerjaan itu sendiri.
Hambatan :
Untuk mendapatkan data kepuasan kerja menggunakan google
form dengan batas waktu 5 hari di mulai pada tanggal 13 Mei
2020 sampai tanggal 18 Mei 2020 tidak mendapatkan data. Sudah
di follow up tetap tidak mendapatkan hasil hanya dapat 1
responden dari 17 perawat untuk mengisi google from kepuasan
kerja. Menurut narasumber dikarenakan ditempat kerja boleh
banyak membuka Handphone saat bekerja, sampai dirumah
perawat istirahat karena kelelahan bekerja menangani virus
Covid-19.
l. Jumlah Perawat
Berdasarkan hasil Wawancara dengan narasumber pada tanggal
14 Mei 2020 didapatkan bahwa jumlah total perawat diruang
Paviliun Mahkota di zona kuning adalah 17 orang.
Analisa Data:
Rumus yang diberikan untuk cara memenuhi SDM perawat
diruangan covid yaitu menggunakan Ratio 1:4. Jadi 18/4x3x20%
ditambahkan dengan kepala ruangan dan Cliniical Instruktur.18
adalah jumlah Bed yang tersedia diruanagn Covid 19, 4 adalah
pasien dimana 1 orang perawat ini memiliki tanggung jawab
terhadap pasien , 4 adalah dimana 1 shift itu tersari 4 orang
perawat dan 20 % adalah faktor koreksi. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Narasumber hitungan kebutuhan tenaga
keperawatan rumah sakit diruangan Paviliun Mahkota dapat
menggunakan rumu sebagai berikut:
1) Depkes, 2002
22
Berdasarkan Depkes 2002 cara menghitung kebutuhan perawat
Rumus kebutuhan tenaga perawat diruangan Paviliun
Mahkota:
AxB
Tenaga Perawat : --------------------------- + Loss Day
Jam Efektif/hari
Keterangan:
A : rata-rata jumlah pasien/hari
B : rata – rata jam perawatan/pasien/hari
Maka
18.5 x 4 74
Tenaga Perawat = = =10.5
7 7
48+12+13
Sehingga Loss Day = x 17=4.3
288
Jumlah kebutuhan perawat Non – Nursing Job, seperti.
Membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan atau
alat, dokumentasi, dsb (diperkirakan 25% dari jam layanan
keperawatan), maka:
23
A x B xC
Gillies=
( C−D ) x E
Keterangan:
A = rata – rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata – rata jumlah pasien/hari
C = jumlah hari/tahun
D = jumlah hari libur masing – masing perawat
Prinsip perhitungan rumus Gillies:
Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah:
a) Waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari)
dengan spesifikasi pembagian adalah: keperawatan
mandiri (self-care) = ¼ x 4 = 1 jam, keperawatan partial
(partial care) = ¾ x 4 = 3 jam, keperawatan total (total
care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan keperawatan intensif
(intensive care) = 2 x 4 jam= 8 jam.
b) Waktu keperawatan tidak langsung.
c) ± 30 menit/klien/ hari.
Menurut Wolfe & Young (Gillies) = 60
menit/klien/hari = 1 jam/klien/hari
d) Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15
menit/hari/klien = 0,25 jam/hari/klien
e) Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu: 73 hari
(hari minggu/libur = 48 hari) untuk hari sabtu tergantung
kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini merupakan hari
libur maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya),
hari libur nasional = 13 hari, dan cuti tahunan = 12 hari).
f) Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu
(kalau hari kerja efektif 6 hari maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per
hari, kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/6 = 6,6=7 jam
per hari)
24
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit
harus ditambah 20% (untuk antisipasi kekurangan
/cadangan).
Perbandingan profesional berbanding dengan
vocasional = 55% : 45 %
Rata rata jam perawatan klien per hari = 5-6 jam/hari.
Rata rata = (BOR x TT = 26% x 16 bed) = 12 klien /
hari. (7 orang dengan ketergantungan minimal, dan 5
orang dengan ketergantungan partial).
Jumlah jam kerja tiap perawat = 36 jam/minggu (6
hari/minggu) jadi jumlah jam kerja perhari 36 jam
dibagi 6 = 6 jam /hari.
Jumlah hari libur : 73 hari (48 + 12 (cuti) + 13 (libur
nasional)
Jumlah jam keperawatan langsung
Ketergantungan minimal = 7 orang x 1 jam = 7 jam
Ketergantungan partial = 5 orang x 3 jam= 15 jam
Jumlah jam = 22 jam
Jumlah keperawatan tidak langsung
12 orang klien x 1 jam = 12 jam
Pendidikan Kesehatan = 12 orang klien x 0, 25 = 3 jam
Sehingga Jumlah total jam keperawatan /klien/hari:
17 orang
25
Untuk cadangan 20% menjadi 6 orang x 20% = 1.2 ( 1
orang), Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara
keseluruhan 5 + 1 = 6 Orang / hari
3) Menurut Metode PPNI
Pada metode ini 125% pada formula ini diasumsikan karena
asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat di Indonesia
masih berpola pada tindakan yang banyak ke arah tindakan
non keperawatan sehingga perlu ditambahkan jumlahnya,
selain itu diasumsikan bahwa kinerja keperawatan oleh
perawat Indonesia masih 75%.
(41 mg x 40 jam)
14.560
¿ x 125 %=11
1640
26
aspek lain yang sangat berperan yaitu komitmen perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Kesimpulan
Hasil wawancara yang telah dilakukan bersama narasumber
pada tangga 26 April 2020 didapatkan jumlah perawat di
ruang Safir Timur yaitu 22 perawat dengan menggunakan
rasio 1:4.
Rumus Gilies menghasilkan jumlah 6 orang perawat/hari,
Hasil berdiskusi bersama narasumber didapatkan jumlah
diruangan Pavilliun Mahkota sebanyak 17 orang, maka hal
ini menunjukan bahwa tenaga perawat di diruangan
Pavilliun Mahkota lebih 11 orang.
Rumus PPNI menghasilkan 11 orang perawat pelaksana.
Berdasarkan hasil wawancara bersama narasumber
didapatkan jumlah diruangan Pavilliun Mahkota sebanyak
17 orang, maka hal ini menunjukan bahwa tenaga perawat
diruangan Pavilliun Mahkota lebih 5 orang.
Rumus Depkes menghasilkan 20 orang perawat dalam
ruangan. Berdasarkan hasil wawancara jumlah perawat
diruangan Pavilliun Mahkota, maka hal ini menunjukan
tenaga perawat diruangan Pavilliu mahkota kurang 3 orang.
3. Tenaga Non-Keperawatan
27
Tabel 2. 11
Distribusi frekuensi Tenaga Non-Keperawatan Di Ruangan Paviliun
Mahkota
Analisa Data
Berdasarkan data diatas bahwa jumlah dokter umum dan OB dengan
(25%) lebih tinggi dari tenanga non keperawatan lain seperti dokter
spesialis, ahli gizi, prakarya, satpam dan administrasi. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan pasal 43 Tahun 2017 tentang
ketenagaan non keperawatan yaitu salah satunya adalah dokter
spesialis, apoteker, ahli gizi dan OB serta Administrasi. Tenaga non
keperawatan seperti tenaga medis yang terkait, seperti dokter, bidan,
radiologist, dsb merupakan sebagai wadah untuk membamtu
penyembuhan pasien Oleh karena itu kolaborasi interprofesi dokter–
perawat sangat diperlukan dan perlu mendapat prioritas bagi institusi
pemberi pelayanan kesehatan, kolaborasi interprofesi dalam
pelayanan kesehatan melibatkan sejumlah profesi kesehatan, namun
kolaborasi antara dokter dan perawat merupakan faktor penentu yang
sangat penting bagi kualitas proses perawatan (Barrere and Ellis,
2002).
28
4. Data Pasien
a. Jumlah Pasien
Tabel 2. 12
Jumlah pasien perhari di ruangan Paviliun Mahkota Pada
tanggal 14 Mei 2020 – 16 Mei 2020
Analisa Data
Bedasarakan jumlah pasien pada tangga 14 Mei 2020 sampai 16
Mei 2020 didapat jumlah 37 pasien dengan rata-rata 18.5 (19).
Menurut kemenkes (2020), mengatakan masih terjadi penularan
virus corona, sehingga jumlah kasus terkonfirmasi bertambah,
begitupun pasien sembuh dan pasien meninggal. Dengan
prafelensi yang ada jumlah pasien ini di hitungkan bahwa adanya
peningkatan pasien covid19 dalam perhari.
29
b. Masalah Kesehatan Diruang Paviliun Mahkota
Tabel 2. 13
Masalah Keperawatan di Ruangan Paviliun Mahkota
Ruangan Diagnosa Keperawtan
Paviliun Mahkota (Zona Pola Napas Tidak efektif dan Ansietas
Kuning)
30
keluarga atau kerabat karena tidak ada yang boleh untuk
menjenguknya sementara waktu.
4) Spiritual
Menurun informasi dari Narasumber pasien diruang Paviliun
Mahkota sudah tidak pasti sefektif seperti dirumah karena
melihat kondisi atau keadaan yang tidak memungkinkan dalam
melakukan ibadah karena ada keterbatasan.
Analisa Data:
Berdasarkan wawancara didapatkan ketergantungan pasien
dengan rata-rata 7 orang mimimal care dan 5 orang partial care.
Dan dapat dilihat dari beban kerja perawat pada kategori beban
kerja sedang.
Berdasarkan referensi pedoman kriteria ruangan Covid 19 tahun
2020 dimana ruangan Covid dengan Grade kuning menunjukan :
1) PDP Sedang (Dewasa dan Anak) atau kasus Konfirmasi
Covid-19 Klinis Sedang :
31
a) Dengan Pnemonia tanpa ancaman gagal napas
b) Saturasi > 90% dengan bantuan O2 nasal 5 liter/menit
c) Kesadaran Composmentis
d) Tensi, MAP > 65 mmHg Tanpa Support obat-obatan.
32
B. MONEY
1. Keterlibatan kepala ruangan
Berdasarkan hasil wawancara narasumber Santosa Hospital Bandung
Kopo pada tanggal 14 Mei 2020 didapatkan bahwa kepala ruangan
hanya mengajukan anggaran saja, karena sudah ada sub-sub pada
bidangnya lagi, salah satu contohnya dibagian keperawatan dipegang
oleh logistik keperawatan. Jika ruang paviliun mahkota membutuhkn
alat maka ruangan akan segera membuat laporan permintaan barang
kemudian diberikan kepada pihak parmasi untuk memenuhi
kebutuhan yang diperlukan oleh ruangan.
Analisa Data:
Hasil kajian stuasi diatas dapat disimpulkan bahwa kepala ruang
selalu dilibatkan dalam menetukan anggaran yang diperlukan oleh
setiap ruangan.
Ruangan membuat data atau nota dinas sesuai dengan kebutuhan ruangan
33
Kemudian Farmasi memberikan alat-alat kesehatan yang dibutuhkan
Analisa Data:
Kajian setuasi diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan ruangan
Gedung paviliun mahkota dicatat dan diajukan oleh pihak ruangan
khsusnya dikumpulkan menjadi anggaran. Kemudian diajukan kepada
pihak penggandaan seperti bahan habis pakai kemudian diseleksi
barang-barang apa saja yang bener dibutuhkan oleh ruangan sesuai
dengan UU. NO 44 Tahun 2009 pasal; 51 yaitu pendapatan rumah
sakit yang dikelola pemerintah kemudian pemerintah daerah
digunakan seluruhnya secara langsung.
3. Gaji perawat
a. Gaji pokok perawat
Berdasarkan hasil wawancara narasumber Santosa Hospital
Bandung pada tanggal 14 Mei 2020 didapatkan hasil bahwa gaji
perawat sudah UMK tetapi berbeda-beda tergantung pada tingkat
golongan. System peggajian perawat dilakukan dengan transfer ke
Bank dan dilakukan diakhir bulan. Untuk tindakan diberikan
berdasarkan katagori yang sudah ditetapkan Berdasarkan surat
keputusan (SK) Gubernur jawa Barat 561/kep983.Yanbangsos
tentang upah minimum kota Bandung sebesar 3.623.778.91.
b. Uang makan
Berdasarkan hasil wawancara narasumber Santosa Hospital
Bandung pada tanggal 14 Mei 2020 didapatkan bahwa di ruangan
Gedung vapiliun mahkota mendapatkan jatah makan, setiap
golongan.
34
c. Tunjangan kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Santosa
Hospital Bandung pada tanggal 14 Mei 2020 didapatkan bahwa
perawat di ruangan Gedung paviliun mahkota dan perawat-
perawat diruang lain mendapatkan tunjangan kesehatan yaitu
BPJS Kesehatan, Kepesertaan Jaminan Hari Tua (JHT) yaitu
Minimal kepesertaan 12 tahun yang dimana seorang karyawan
berhak mendapatkan pensiun pada saat berhenti bekerja, 30%/60%
dari gaji terakhir perawat, dan BPJS apabila sakit atau kecelakaan
saat perjalanan pergi ke rumah sakit atau pulang ke rumahnya di
bantu oleh BPJS Ketenaga kerjaan.
Analisa Data:
Pemerintah memberikan insentif dan santunan kematian bagi
tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 di Indonesia. Pemberian
insentif dan santunan kematian tersebut telah ditetapkan Menkes
melakui Keputusan Menteri Kesehatan nomor
HK.01.07/MENKES/278/2020. ''Sasaran pemberian insentif dan
santunan kematian adalah tenaga kesehatan baik Aparatur Sipil
Negara (ASN), non ASN, maupun relawan yang menangani Covid-19
dan ditetapkan oleh pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan atau
pimpinan institusi kesehatan,'' kata Menteri Kesehatan dr. Terawan
35
Agus Putranto, Rabu (29/4) di Jakarta. Fasilitas pelayanan kesehatan
atau institusi kesehatan yang dimaksud meliputi Rumah Sakit Negri,
Rumah sakit milik Pemerintah Pusat termasuk rumah sakit milik
TNI/POLRI atau pemerintah daerah, serta Rumah Sakit milik swasta
yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat atau pemerintah daerah, dan
dinas kesehatan lainnya. Jenis tenaga kesehatan yang mendapatkan
insentif dan santunan kematian salah satunya adalah Perawat dengan
insentif sebesar Rp. 7,5 juta. Insentif dan santunan kematian bagi
tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 diberikan terhitung mulai
bulan Maret 2020 sampai dengan bulan Mei 2020 dan dapat
diperpanjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sumber pendanaan insentif dan santunan kematian bagi tenaga
kesehatan yang menangani Covid-19 dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD).
Analisa Data:
36
Hasil kajian diatas dapat disimpulkan apabila pasien belum
terinfeksi Covid-19 biaya masih ditanggung oleh BPJS, tetapi jika
pasien sudah terindikasi Positif COVID-19 maka BPJS akan
menanggung pasien covid-19. Namun keputusan atau ketentuan BPJS
sekarang sudah menanggung biaya pasien Covid-19. Pemerintah
memberikan penugasan khusus kepada BPJS Kesehatan untuk
melakukan verifikasi terhadap klaim pelayanan kesehatan akibat
(Covid-19) di rumah sakit. Hal tersebut sesuai dengan surat dari
Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan
(Menko PMK) Nomor: S.22/MENKO/PMK/III/2020 tentang
Penugasan Khusus Verifikasi Klaim Covid-19.
37
C. METODE
1. Metode Unit
a. Visi dan Misi Rumah Sakit Santosa Kopo
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal
13/05/2020 visi dan misi di Rumah Sakit Santosa Kopo sebagai
berikut:
Visi:
Menjadi Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
bermutu dan terjangkau dengan layanan unggulan Pusat Pelayanan
Kanker Terpadu bagi masyarakat Jawa Barat dan sekitarnya.
Misi:
1) Memberikan pelayanan kesehatan umum dan kanker yang
bermutu serta terjangkau.
2) Memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
3) Memberikan suasana pelayanan rumah sakit yang nyaman,
aman, dan ramah.
4) Berpartisipasi dalam pendidikan kesehatan dan riset di bidang
kedokteran
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajijan situasi didapatkan bahwa Rumah Sakit
Santosa Kopo sudah memiliki visi dan misi yang jelas, dimana
hal ini sudah sesuai berdasarkan SNARS yang menyebutkan ada
ketentuan bahwa setiap Rumah Sakit harus memiliki Visi dan
misi.
b. Struktur Organisasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal
13/05/2020 struktur organisasi di ruang Paviliun Mahkota sebagai
berikut:
38
Kepala Bidang
Kepala Ruangan
Perawat Pelaksana
Pekarya
Uraian Tugas
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal
19/05/20 didapatkan uraian tugas masing-masing sebagai berikut:
1) Kepala Ruangan
a) Merencanakan kegiatan kerja sehingga sasaran
organisasi dicapai secara efektif dan efisien
b) Mengkoordinasikan kegiatan unit yang menjadi
tanggung jawabnya
c) Melakukan evaluasi penampilan kerja staf dalam upaya
mempertahankan kualitas pelayanan pemberian asuhan
keperawatan
d) Membuat laporan kerja bulanan meliputi program kerja,
kegiatan yang sudah dilakukan dan kegiatan yang belum
dilakukan, complain pasien, insiden report, jumlah
kunjungan atau BOR dan hal lain sesuai kebutuhan.
2) Penanggung Jawab Shift
39
a) Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan
tindakan medis melalui komunikasi yang konsisten
b) Membagi tugas perawat pelaksana
c) Merencanakan kontinuitas asuhan keperawatan melalui
pre dan post conference
d) Membimbing dan mengawasi pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh perawat pelaksana
3) Perawat pelaksana
Bertugas melaksanakan dan memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat
oleh penganggung jawab shift
4) Pekarya
Membantu perawat dalam pemenuhan kebutuhan dasar
manusia, menyiapkan fasilitas yang mendukung asuhan
keperawatan.
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajijan situasi didapatkan bahwa Rumah Sakit
Santosa Kopo bahwa susunaan organisasi dan uraian tugas
masing-masing sudah sesuai dengan pedoman PMK No. 10
Tahun 2015 tentang standar Perawatan di RS Khusus BAB III
mengenai Administrasi dan Manajemen Pelayanan Keperawatan
Penyakit Infeksi, dimana tanggung jawab dan tanggung gugat
pengorganisasian keperawatan dijelaskan dalam peraturan tata
laksana rumah sakit. Dalam hal ini, uraian tugas masing-masing
jabatan yang tertuang dalam struktur organisasi dan tata kelola
(SOTK).
40
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal
16/05/20 kebijakan bagi pasien di ruang Paviliun Mahkota
berbunyi
a) Hak pasien
(1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di RS
(2) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajibannya
(3) Memperoleh layanan yang adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi
(4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional
(5) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sebagai
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi
(6) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan
(7) Memilih dokter, dokter gigi, dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di RS
(8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang mempunya surat ijin praktek
(SIP) baik di dalam maupun di luar RS
(9) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data medisnya
(10)Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan
tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis
(11)Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan
yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan
(12)Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan
yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien
lainnya
41
(13)Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di RS
(14)Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan RS
terhadap dirinya
(15)Menolak pelayanan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya
(16)Menggugat dan/atau menuntut RS apabila RS diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar baik secara perdata ataupun pidana
(17)Mengeluhkan pelayanan RS yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik
sesuai dengan peraturan perundang undangan.
b) Kewajiban pasien
(1) Mematuhi peraturan yang berlaku di RS
(2) Menggunakan fasilitas RS secara bertanggung jawab
(3) Menghormati hak pasien lain, pengunjung dan hak
tenaga kesehatan serta petugas lainnya yang berkerja di
RS
(4) Memberikan infromasi yang jujur, lengkap dan akurat
sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan tentang
masalah kesehatannya
(5) Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial
dan jaminan kesehatan yang dimilikinya.
2) Bagi perawat
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal
16/05/20 kebijakan bagi perawat di ruang Paviliun Mahkota
secara garis besar yaitu penugasan perawat di Paviliun
Mahkota, pemberian extra fooding, kebijakan MCU, dan
kebijakan tunjangan khusus. Narasumber menolak
memberikan penjabaran/bunyi dari hak dan kewajiban perawat
diruangan karena memerlukan izin dari HRD
42
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajijan situasi di ruang Paviliun Mahkota
didapatkan bahwa ruangan Paviliun Mahkota memiliki
beberapa kebijakan bagi pasien poin-poin kebijakan ini
disosialisasikan dan bagi perawat sudah ditetapkan oleh HRD,
kebijakan ini sesuai dengn Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19) Revisi Ke-4.
43
Paviliun adalah pasien dirawat di rumah sakit tanpa ditunggu
oleh keluarga, tidak diperbolehkan adanya kunjungan dan
menggunakan masker bedah yang telah disediakan di rumah
sakit selama diruangan.
Analisa Data:
Berdasarkan pedoman pengelolaan metode keperawatan di
masa pandemic, pengelolaan peraturan kepada pasien yang
dirawat di ruang isolasi/ruang infeksius covid-19 RS Santosa
Kopo sudah sesuai dengan pencegahan covid-19.
44
2) Setelah itu pasien akan diabawa keruang mahkota
menggunakan ambulance oleh petugas igd/Klinik yang telah
menggunakan APD Lengkap Level 3
3) Setelah itu jalur pintu masuk pasien dibelakang ruangan
rawat inap
4) Setelah itu dilakukan serah terima pasien diruang anatar, dan
akan dijemput oleh perawat ruangan yang sudah
menggunakan APD Lengkap Level 3.dan pasien diabawa ke
kamar dengan menggunakan tempat tidur.
Analisa Data:
Menurut Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease (Covid-19) pengelolaan pasien masuk di RS Santosa
Kopo sudah sesuai. Pada point kewaspadaan pencegahan dan
pengendalian infeksi ketika merawat pasien dalam pengawasan
dan kasus konfirmasi COVID-19.
45
diruangan. Masalah keperawatan terbanyak di ruang Paviliun
mahkota adalah pola napas tidak efektif dan ansietas.
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Paviliun Mahkota
didapatkan bahwa SAK yang diberikan sudah sesuai dan lengkap
bertumpu pada masalah keperawatan yang muncul. SAK ini juga
mengikuti PERMENKES dimana penempatan pasien sudah
sesuai dengan mengklasifikasikannya berdasarkan kategori
pasien.
c. Orientasi Pasien
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal
16/05/20 didapatkan hasil kajian situasi orientasi pasien di ruang
Paviliun Mahkota seperti ruang rawat inap biasa dimana pasien
akan diorientasikan mengenai ruangan, penggunaan gelang
identitas, cuci tangan dengan benar, diorientasikan petugas yang
berdinas saat itu. Perbedaannya di letak pemberi orientasi/petugas
yang menggunakan APD level 3 lengkap
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Paviliun Mahkota
didapatkan bahwa orientasi pasien di ruang Paviliun Mahkota RS
Santosa Kopo sudah sesuai dengan pedoman pencegahan dan
pengendalian corona virus disease (Covid-19) revisi ke-4 pada
BAB IV: Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada Poin
Kewaspadaan Kontak dan Droplet kasus PDP (Pasien Dalam
Pengawasan).
d. Pengelolaan pasien
1) Model asuhan keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal
15/05/20 didapatkan hasil kajian situasi, metode asuhan
46
keperawatan professional yang di gunakan di ruang Paviliun
Mahkota adala metode tim. Yang terdiri dari perawat
pelaksana di Ring 1 (perawat yang menggunakan APD lengkap
Level 3), dan di Ring 2 (petugas yang hanya memastikan
jadwal tindakan, dokumentasi dan lapor dokter).
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Paviliun Mahkota di
dapatkan bahwa model asuhan keperawatan yang digunakan di
ruang Paviliun Mahkota RS Santosa Kopo sudah sesuai
menurut PMK nomor 10 tahun 2015 tentang standar pelayanan
keperawatan di rumah sakit khusus.
47
hanya melakukan jadwal tindakan dokumentasi, serta lapor ke
dokter. Dan untuk shifnya yaitu sesuai dengan jadwal dirumah
sakit yaitu pagi siang dan malam. Shift pagi memiliki jam
kerja dari jam 07.00-14.00 WIB (7 jam), shift siang memiliki
jam kerja dari jam 14.00-21.00 WIB (7 jam), dan shift malam
memiliki jam kerja dari jam 21.00-07.00 (10 jam) WIB. Waktu
dinas untuk perawat Ring 1 yang menggunakan APD lengkap
level 3 adalah 4 jam, selanjutnya bergantian dengan Ring 2.
Analisa Data:
Berdasarkan kajian situasi di ruang Paviliun Mahkota
didapatkan bahwa pembagian jadwal dinas di Ruang Paviliun
Mahkota RS Santosa Kopo sudah sesuai dengan ketentuan
batas waktu penggunaan APD oleh WHO dalam Rational use
of personal protective equipment (PPE) for coronavirus
disease (COVID-19).
4) Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal
15/05/20 ronde keperawatan diruang Paviliun Mahkota Rumah
Sakit Santosa tidak dilakukan karena meminimalkan kontak
antara petugas dengan pasien covid-19.
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Paviliun Mahkota di
dapatkan bahwa ketiadaan ronde keperawatan di ruang
Paviliun Mahkota RS Santosa Kopo sudah pedoman
pencegahan dan pengendalian corona virus disease (Covid-19)
revisi ke-4.
48
Operasional Prosedur (SOP) dirumah sakit Santosa Kopo,
Pelaksanaan pre dan post conference rutin dan terjadwal, sama
seperti ruang rawat inap pada umumnya. Pre dan post
conference ini dipimpin oleh penanggung jawab shift, yang
disampaikan pada kegiatan ini adalah penyampaian data
primer (rekam medik) dan kondisi pasien
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Paviliun Mahkota di
dapatkan bahwa kegiatan pre dan post conference yang
digunakan di ruang Paviliun Mahkota RS Santosa Kopo
mengikuti SOP yang sudah ada di RS Santosa Kopo sehingga
pelaksanaan Pre dan Post Conference sudah sesuai menurut
PMK nomor 10 tahun 2015 tentang standar pelayanan
keperawatan di rumah sakit khusus.
6) Discharga Planning
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal
16/05/20 discharge planning pada pasien covid-19 di ruang
Paviliun Mahkota berupa edukasi obat, memberikan surat
kontrol setelah 14 hari ke klinik penyakit dalam, perilaku
hidup bersih dan sehat, isolasi diri selama 14 hari.
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Paviliun Mahkota di
dapatkan bahwa kegiatan discharge planning di ruang Paviliun
Mahkota RS Santosa Kopo sudah sesuai dengan Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19)
pengelolaan pasien keluar.
7) Sentralisasi Obat
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal
15/05/20 sentralisasi Obat diruang Paviliun Mahkota ini yaitu
49
depo farmasi akan menyiapkan obat untuk pasien, dan ruang
mahkota menyediakan Buffer Stock untuk memenuhu
kekurangan obat untuk pasien, dan yang dikelola oleh farmasi.
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Paviliun Mahkota di
dapatkan bahwa sentralisasi obat yang digunakan di ruang
Paviliun Mahkota RS Santosa Kopo sudah sesuai menurut
PMK nomor 10 tahun 2015 tentang standar pelayanan
keperawatan di rumah sakit khusus.
8) Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal
15/05/20 dokumentasi keperawatan yang dilakukan di ruang
Paviliun Mahkota yaitu setelah perawat ring satu melakukan
tindakan mereka akan menghubungi perawat ring dua sebagai
perawat yang mencatat asuhan keperawatan di Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi dan ke form implementasi
tindakan keperawatan.
Analisa Data:
Menurut PMK nomor 10 tahun 2015 tentang standar pelayanan
keperawatan di rumah sakit khusus dan dokumentasi
keperawatan yang digunakan di ruang khusus covid-19 ini
belum sesuai dengan ketentuannya, karena seharusnya
implementasi dan dokumentasi keperawatan dilakukan oleh
satu orang perawat yang sama.
50
perawat di ruangan juga sudah mematuhi dengan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan SOP yang ada di ruangan.
Analisa Data:
Menurut Tjipto Atmoko (2011), Standar Operasional Prosedur
(SOP) merupakan suatu pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas perkerjaan sesuai dengan fungsi dan alat
penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indicator-
indikator teknis, administrative dan procedural sesuai tata
kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang
bersangkutan. Semua tindakan keperawatan di ruang Paviliun
Mahkota sudah dilakukan sesuai dengan SOP di ruangan.
f. Supervisi
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal
15/05/20 supervisi dilakukan oleh kepala bidang keperawatan
kepada kepala ruangan, kepala ruangan kepada penanggung
jawab, penanggung jawab kepada perawat pelaksana, dan
pelaksana. Kepala ruangan ada di lapangan/diruangan sesuai
dengan jadwal dinas, supervise ini juga dilakukan secara
langsung dan tidak langsung.
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Paviliun Mahkota di
dapatkan bahwa kegiatan supervisi yang digunakan di ruang
Paviliun Mahkota RS Santosa Kopo mengikuti SOP yang
sudah ada di RS Santosa Kopo sehingga pelaksanaan supervisi
sudah sesuai menurut PMK nomor 10 tahun 2015 tentang
standar pelayanan keperawatan di rumah sakit khusus.
51
g. Alur Keluar Pasien
Pasien Pulang
Perawat menghubungi
Perawat mengurus keluarga
administrasi
Perawat melakukan
Perawat memberitahu perawatan jenazah
pasien untuk perispan
pulang: Mandi
Jenazah dimasukan ke
kantong jenazah
Perawat menghubungi
keluarga untuk
menjemput Perawat mengurus
administrasi
Perawat memberikan
edukasi perihal obat, Perawat menghubungi
kontrol, dan PHBS ambulance jenazah
52
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal
15/05/20, alur keluar pasien sebagai berikut:
1) Pasien pulang atas indikasi medis
Jika pasien sudah dinyatakan negatif, dokter akan memulangkan
pasien selanjutnya perawat yang akan mengurus administrasi, lalu
perawat memberitahu pasien untuk persiapan pulang seperti mandi
terlebih dahulu, lalu perawat akan menghubungi keluarga untuk
menjemput dan melakukan edukasi obat, memberikan surat
kontrol setelah 14 hari ke klinik penyakit dalam, perilaku hidup
bersih dan sehat, isolasi diri selama 14 hari setelah semua selesai
pasien boleh diijinkan keluar ruangan.
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Paviliun Mahkota di
dapatkan bahwa pasien yang pulang atas indikasi medis di ruang
Paviliun Mahkota RS Santosa Kopo sudah sesuai dengan Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19)
pengelolaan pasien keluar.
2) Setelah pasien dinyatakan meninggal dunia, perawat akan
menghubungi keluarga pasien, perawat juga yang akan melalukan
perawatan jenazah, memasukan jenazah ke kantong jenazah,
mengurus administras, menghubungi ambulance jenazah, setelah
itu jenazah akan dimasukan ke peti mati dan jenazah harus sudah
keluar RS sebelum 4 jam.
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Paviliun Mahkota di
dapatkan bahwa penanganan pasien meninggal di ruang Paviliun
Mahkota RS Santosa Kopo belum sesuai dengan Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19)
pengelolaan pasien keluar.
53
3. Manajemen Resiko
a) Identifikasi Pasien
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal
15/05/20, identifikasi pasien di ruangan menggunakan nama, dan
tanggal lahir dengan cara menanyakan nama lengkap dan tanggal
lahir kemudian disesuaikan dengan dokumen pasien. Setiap
pasien sudah terpasang identitas saat awal masuk ruangan. Gelang
seperti biasa menggunakan gelang pink untuk pasien perempuan
dan gelang biru untuk pasien laku-laki. Identifikasi ini dilakukan
saat pasien baru masuk ruangan dan setiap melakukan tindakan
invasive.
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Paviliun Mahkota di
dapatkan bahwa proses identifikasi yang dilakukan di ruang
Paviliun Mahkota RS Santosa Kopo sudah sesuai dengan:
1) Menurut Permenkes Nomor 11 tahun 2017 Tentang
Keselamatan Pasien bahwa Fasilitas pelayanan Kesehatan
menyusun pendekatan untuk memperbaiki ketepatan
identifikasi pasien. Prosedur memerlukan sedikitnya dua cara
untuk mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien,
nomor identifikasi menggunakan nomor rekam medis, tanggal
lahir, gelang identitas pasien dengan bar-code, atau cara lain.
Nomor kamar atau lokasi pasien tidak bisa digunakan untuk
identifikasi.
2) IPSG/SKP 1 Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas
pasien, tidak termasuk penggunaan kamar atau lokasi pasien.
b) Komunikasi Efektif
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada
tanggal 15/05/20 di ruang Paviliun Mahkota sendiri sudah
54
diterapkan komunikasi efektif karena sebelumnya perawat di
ruangan sudah mendapatkan pelatihan terlebih dahulu.
Komunikasi yang digunakan yaitu komunikasi dua arah antara
pasien yang berada di ruangan dan perawat, antara perawat dan
keluarga atau antara perawat dan tenaga kesehatan lain di
ruangan.
Ketika melakukan timbang terima perawat akan
menyampaikan kondisi pasien, rencana tindakan, dan edukasi
menggunakan metode SBAR. Dan apabila perintah lisan atau
telepon perawat selalu menuliskan, membacakan dan
mengkonfirmasi kembali oleh penerima perintah
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Paviliun Mahkota di
dapatkan bahwa proses komunikasi efektif yang dilakukan di
ruang Paviliun Mahkota RS Santosa Kopo sudah sesuai dengan:
1) Menurut Permenkes Nomor 11 tahun 2017 SKP 2 Fasilitas
pelayanan kesehatan menyusun pendekatan agar komunikasi
di antara para petugas pemberi perawatan semakin efektif.
Maksud dan tujuan SKP 2 Komunikasi efektif, yang tepat
waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan, dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi
dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis.
2) IPSG/SKP 2 Perintah lisan lengkap didokumentasikan dan
dibaca ulang oleh penerima dan dikonfirmasi oleh pemberi
perintah
3) IPSG/SKP 2.1.1 Rumah sakit telah menetapkan nilai kritis
untuk setiap tipe pemeriksaan diagnostic
4) IPSG/SKP 2.1.3 Rumah sakit telah mengidentifikasi
informasi apa yang didokumentasikan di rekam medis pasien.
55
c) Obat High Alert
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal
15/05/20, sebelum penggunaan obat high alert 2 orang perawat
akan melakukan verifikasi untuk menentukan benar nama, dosis,
rute dan waktu pemberiannya. Obat LASA juga akan ditempatkan
terpisah dengan obat-obat lainnya. Ruangan Paviliun Mahkota
juga sudah memiliki daftar seluruh obat yang perlu di waspadai
contohnya (obat LASA)
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Paviliun Mahkota di
dapatkan bahwa aturan penggunaan dan penyimpanan obat high
alert yang dilakukan di ruang Paviliun Mahkota RS Santosa Kopo
sudah sesuai dengan:
1) IPSG/SKP 3.1 Rumah sakit memiliki suatu daftar seluruh
obat-obatan yang perlu diwaspadai, termasuk obat-obatan
nama obat bentuk ucapan mirip
2) IPSG/SKP 3.2 Rumah sakit menerapkan strategi untuk
meningkatkan keselamatan obat-obatan yang perlu
diwaspadai, termasuk penyimpanan, peresepan, penyiapan,
pemberian dan monitoring khusus.
56
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Paviliun Mahkota di
dapatkan bahwa pendokumentasian operasi yang dilakukan di
ruang Paviliun Mahkota RS Santosa Kopo sudah sesuai dengan:
1) Permenkes Nomor 11 tahun 2017 Fasilitas pelayanan
kesehatan menggunakan suatu checklist atau proses lain
untuk memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen serta
peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional.
2) IPSG/SKP 4 Rumah sakit menggunakan penandaan yang
langsung dikenali untuk identifikasi lokasi pembedahan dan
prosedur invasif yang konsisten di seluruh rumah sakit.
3) Penandaan lokasi pembedahan dan prosedur invasif
dilakukan oleh orang yang melakukan prosedur dan
melibatkan pasien dalam proses penandaan
4) Rumah sakit menggunakan lembar checklist atau proses lain
untuk mendokumentasikan, sebelum prosedur dilakukan,
bahwa informed consent sesuai, lokasi tepat, prosedur tepat.
57
kotor/basah dan sebelum meninggalkan area kerja petugas
diwajibkan untuk mandi terlebih dahulu.
Analisa Data:
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Paviliun Mahkota di
dapatkan bahwa penanganan resiko infeksi yang dilakukan di
ruang Paviliun Mahkota RS Santosa Kopo sudah sesuai dengan:
1) Berdasarkan WHO fasilitas pelayanan kesehatan saat
memasuki ruangan dimana kasus suspek atau terkonfirmasi
covid-19 mengenakan sarung tangan sekali pakai, jubah
lengan panjang bersih, masker bedah yang menutupi hidung
dan mulut, perlindungan mata seperti kacamata, gunakan
respirator partikulat seperti N95.
2) Berdasarkan pedoman pencegahan dan pengendalian
coronavirus disease (covid-19) tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi memberika pelayanan kesehatan yang
aman bagi semua pasien dan mengurangi risiko infeksi lebih
lanjut yang meliputi:
- Kebersihan tangan dan pernapasan
petugas kesehatan harus menerapkan “5 momen
kebersihan tangan” yaitu: sebelum menyentuh pasien,
sebelum melakukan prosedur kebersihan atau aseptik,
setelah berisiko terpajan cairan tubuh, setelah
bersentuhan dengan pasien, dan setelah bersentuhan
dengan lingkungan pasien, termasuk permukaan atau
barang-barang yang tercemar. Kebersihan tangan
mencakup mencuci tangan dengan sabun dan air atau
menggunakan antiseptik berbasis alkohol, cuci tangan
dengan sabun dan air ketika terlihat kotor, kebersihan
tangan ketika menggunakan dan terutama melepas APD.
- Penggunaan APD sesuai risiko
58
APD yang digunakan merujuk pada Pedoman Teknis
Pengendalian infeksi sesuai dengan kewaspadaan kontak,
droplet, dan airbone. Jenis alat pelindung diri (APD)
terkait covid-19 berdasarkan lokasi, petugas dan jenis
aktivitas. Jenis APD yang digunakan masker bedah,
gaun, sarung tangan, apron, pelindung mata (kacamata
google atau pelindung wajah), masker N95, sepatu boots.
- Pengelolaan limbah yang aman
Pengelolaan limbah medis sesuai dengan prosedur rutin
- Pembersihan lingkungan, dan sterilisasi linen dan
peralatan perawatan pasien.
Membersihkan permukaan – permukaan lingkungan
dengan air dan deterjen serta memakai disinfektan yang
biasa digunakan (seperti hipoklorit 0,5% atau etanol)
merupakan prosedur yang efektif dan memadai.
59
2) IPSG/SKP 6 Rumah sakit menerapkan suatu proses untuk
asesmen awal dan terus menerus, asesmen ulang, dan
intervensi terhadap pasien rawat inap dan rawat jalan yang
diidentifikasi sebagai berisiko jatuh berdasarkan kriteria yang
terdokumentasi.
D. MATERIAL
Pengumpulan data material di ruang pavilliun mahkota dalam proses
pengumpulan data material yang dilakukan di ruang pavilliun mahkota
yang merupakan ruangan isolasi khusus covid-19 kuning untuk
mengetahui ketersedian sarana dan prasarana yang tersedia dengan
mengacu kepada pedoman ruang isolasi yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan Indonesia.
1. Standar Kelayakan
Tabel 2. 14
Standar Kelaayakan
No Pernyataan Ya Tidak
1 Bangunan berada pada zona/area infeksius, memiliki Ya
zona/area terpisah dengan penyakit lainya. pemishan mulai
dari akses masuk.
2 Bangungan ruang isolasi berada pada area akses yang Ya
sangat terbatas dan dipisahkan dimulai dari akses masuk
3 Ruang pelayanan isolasi Covid 19 bercampur dengan Tidak
pelayanan isolasi/rawat inap lainya.
4 kondisi ruangan isolasi terbuka/tidak terhalang. Ya
60
b. Ruang isolasi
- Ruangan antara
- Ruang perawatan isolasi
- toilet
c. Ruang pos perawat
d. Ruang Utilitas kotor (dirty utility)
- Spoelhook
- Janitor
- Ruang antara
e. Ruang Penyimpanan Alkes/linen/farmasi (dipisah
sesuai jenis barang)
f. Ruang Ganti
- Ruangan ganti petugas medis masuk
- Ruangan ganti petugas medis keluar
g. Area Air Shower
h. Koridor
i. Ruang Mekanikal dan elektrikal.
j. Ruang perawat
k. Ruang Dokter
l. Ruang kepala ruangan
m. Pantry
n. Ruang CS
10 Lokasi pos perawat dekat dengan ruangan pasien, sehingga Ya
mudah pengawasan
11 Lantai kuat, rata, dan tidak bergelombang Ya
12 Jenis lantai berupa keramik yang tidak berongga Ya
13 Langit-langit rapat, kuat, dan tidak berdebu (kotor) Ya
14 Pintu masuk ruangan, pintu ganda dengan ukuran masing- Ya
masing dengan lebar 90 cm dan 40 cm. Pada sisi pintu
dengan lebar 90 cm, dilengkapi dengan kaca jendela
pengintai (observation glass) dengan jenis pintu kedap
udara.
15 Pintu masuk ke kamar mandi umum, minimal lebarnya 85 Ya
cm
16 Terdapat 1 kamar mandi berukuran lebar 90 cm di setiap Ya
kamar pasien
17 Toilet atau kamar kecil umum memiliki ruang gerak yang Ya
cukup untuk masuk dan keluar pengguna kursi roda.
61
18 Toilet atau kamar kecil dilengkapi dengan pegangan Ya
rambat (handrail) yang memiliki posisi dan ketinggian
disesuaikan dengan pengguna kursi roda dan penyandang
cacat yang lain.
19 Letak kertas tissu, air, kran air atau pancuran (shower) dan Ya
perlengkapan-perlengkapan seperti tempat sabun dan
pengering tangan dipasang sedemikian hingga mudah
digunakan oleh orang yang memiliki keterbatasan
keterbatasan fisik dan bisa dijangkau pengguna kursi roda
62
32 Pencahayaan buatan yang digunakan untuk pencahayaan Ya
darurat harus dipasang pada bangunan Ruang rawat inap
dengan fungsi tertentu, serta dapat bekerja secara otomatis
dan mempunyai tingkat pencahayaan yang cukup untuk
evakuasi yang aman
33 Pencahayaan umum disediakan dengan lampu yang Ya
dipasang di langit-langit
34 Sistem air bersih direncanakan dan dipasang dengan Ya
mempertimbangkan sumber air bersih dan sistem
distribusinya
35 Fasilitas penampungan diwujudkan dalam bentuk Ya
penyediaan tempat penampungan kotoran dan sampah pada
bangunan ruang rawat inap, yang diperhitungkan
berdasarkan fungsi bangunan, jumlah penghuni, dan
volume kotoran dan sampah
36 Terdapat tempat safety box Ya
37 Terdapat tempat pembuangan sampah medis (jarum, Ya
plebot, limbah farmasi, dan sitotoksik) dan non-medis
38 Saluran pembuangan air lancer Ya
39 Temperatur ruangan sekitar 20oC sampai 26oC Ya
40 Arah bukaan daun pintu dalam suatu ruangan Ya
dipertimbangkan berdasarkan fungsi ruang dan aspek
keselamatan. Terkait dengan sarana keselamatan pada
bangunan rumah sakit, maka pintu ruang perawatan
disarankan membuka keluar, dengan tanpa mengganggu
akses pengguna koridor
41 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, Ya
pemasangan, dan pemeliharaan lift, mengikuti pedoman
dan standar teknis yang berlaku
42 Rumah sakit menyediakan dan memelihara peralatan Ya
khusus untuk memproteksi seseorang terhadap ancaman
bahaya kebakaran atau asa
43 Terdapat helm untuk keselamatan rumah sakit terhadap Ya
bencana (kebakaran, gempa, bom, penculikan)
63
45 Terdapat adanya petunjuk arah Ya
Analisa Data:
Pada saat dilakukan wawncara pada tanggal 15 mei 2020 bersaama
narasumber didapatkan hasil yaitu ruang paviliun mahkota berada pada
zona/area infeksius dan memilika zona/area terpisah dengan penyakit
lainya dan memiliki akses masuk khusus sesuai dengan PERMENKES no
24 tahun 2016 tentang pelayanan teknis bangunan dan prasarana rumah
sakit. Di ruang paviliun mahkota juga sudah sesuai dengan pedoman
teknis bangunan dan prasarana ruang isolasi PIE (Penyakit Infeksi
Emerging)(kemenkes 2020).
Tabel 2. 15
Sarana dan Prasarana untuk petugas kesehatan
64
Lemari Dokumentasi Ya Ya
14
Keperawatan
Analisa Data:
Pada saat dilakukan wawancara pada tanggal 15 mei 2020 bersama
narasumber. Ruang paviliun mahkota sudah sesuai dengan PERMENKES
no 24 tahun 2016 tentang persayaratan teknis bangunan dan prasaran
rumah sakit karena sudah ada ruang kepala ruangan, sudah ada ruang
perawat, loker, ruang dokter yang terpusat dan menurut PERMENKES no
4 tahun 2018 tentang kewajiban ruamh sakit dan kewajiban rumah pasien
rumah sakit harus mempunyai tempat ibadah yang sesuai.
Tabel 2. 16
Sarana dan Prasarana untuk pasien
65
14 Ya Ya
Kursi Dan Meja Pasien
15 Ya Ya
Lemari Pasien
16 Ya Ya
Jam Dinding
17 Ya Ya
Televisi
18 Ya Ya
Ruang Tunggu Keluarga
19 Ya Ya
Denah Ruangan
20 Ya Ya
Papan Media Informasi
21 Ya Ya
Handscrub
Analisa Data:
Pada saat dilakukan wawancara pada tanggal 15 mei 2020 bersama
narasumber. Semua sarana dan prasaran untuk pasien sudah ssesuai dengan
PERMENKES no 24 tahun 2016 tentang persyaratan teknis bangunan dan
prasarana teknis bangunan dan prasarana rumah sakit.
Tabel 2. 17
Sarana dan prasarana alat medis kesehatan
Standar Kondisi
Jumlah
Rusa
No Nama Barang Yang Rusak Ket
Depkes RS Baik k
Ada Sedang
Berat
1 Bedside Monitor Ya 1 Ya Hanya di
66
trolley
emergency
2 Defibrilator Ya 1 Ya
Setiap
3 Sumber Oksigan Ya bed Ya
(Central)
Setiap
4 Suction Pump Ya bed Ya
(Central)
5 Laringoskop Ya 1 Ya
Ya 1 (setiap Ya
6 Pipa ETT
ukuran)
7 Infus Pump Ya 4 Ya
8 Syringe Pump Ya 2 Ya
9 Alat Transfortasi Ya 1 Ya
10 Bak Injeksi Ya 2 Ya
11 Baki Tindakan Ya 6 Ya
12 Bengkok Ya 4 Ya
13 Gelas Ukur Ya 4 Ya
Tidak
Korentang + direkomend
15 Tidak
Tempat asikan oleh
PPI
16 Lampu Sorot Ya 1 Ya
17 Lemari Obat Ya 1 Ya
18 Penlight Ya 2 Ya
67
Ya Setiap Ya
19 Pispot Plastik
pasien
Sudah ada
20 Pispot Stainless Tidak
plastik
21 Reflex Hamer Ya 2 Ya
Ya Sesuai Ya
22 Regulator Central
bed
26 Stetoskop Ya 4 Ya
27 Talang Keramas Ya 1 Ya
28 Spigmomanometer Ya 2 Ya
29 Gunting Perban Ya 4 Ya
30 Termometer Ya 20 Ya
31 Timbangan Dewasa Ya 1 Ya
32 Tongue Spatel Ya 4 Ya
33 Torniquet Ya 4 Ya
34 Trolley EKG Ya 1 Ya
35 Trolley Emergency Ya 1 Ya
36 Trolley Obat Ya 2 Ya
Trolley Oksigen Ya Ya
37 2
Kecil
38 Trolley Tindakan Ya 2 Ya
68
39 Waskom Mandi Ya 10 Ya
40 EKG Ya 1 Ya
41 Glukotest Tidak
Ada di lab
42 Resusitator Dewasa Ya 1 Ya
44 Ventilator Ya 1 Ya
Pasien tidak
direkomend
asikan
45 Nebulizer Tidak untuk
dilakukan
tindakan
aerosol
46 Mobile Xray Ya 1 Ya
Analisa Data :
Pada saat dilakukan wawancara pada tanggal 15 mei 2020 bersama
narasumber di ruang paviliun mahkota sarana dan prasarana alat medis
kesehatan sudah sesuai dengan PERMENKES no 56 tahun 2014 tentang
klarifikasi dan perizinan rumah sakit. Kalibrasi (pengturan ulang) alat
dilakukan satu tahun sekali, Alat-alat yang biasa dikalibrasi adalah
monitor, EKG, Infus pump, Syring pump dan Nebulizer.
69
Rusa
yang Rusak
Depkes RS Baik k
ada sedang
Berat
Ya
1 Seprei 48 Ya
Ya 48 Ya
2 Stik Laken
Ya 48 Ya
3 Selimut
Ya 48 Ya
4 Sarung Bantal
Ya Ya
5 Perlak Oskar Besar 48
Keterangan :
TT x par = 16 x 3= 48
TT = Tempat tidur
Par = Stok barang
Analisa Data:
Pada saat dilakukan wawancara pada tanggal 15 mei bersama
narasumber sudah sesuai dengan PERMENKES no 56 tahun 2014
dengan ratio TT/par 1:3.
Tabel 2. 19
Sarana dan Prasarana alat mebel, air, dan elektronik
70
2 Bed manual Ya 16 Ya
3 Dispenser Ya 2 Ya
4 Jam dinding Ya 11 Ya
5 Kulkas Ya 2 Ya
6 Komputer Ya 5 Ya
7 Kursi Lipat Ya 20 Ya
8 Kursi Roda Ya 1 Ya
10 Lemari Alkes Ya 1 Ya
11 Lemari Loker Ya 4 Ya
13 Papan Pengumuman Ya 1 Ya
18 Telepone Ya 2 Ya
19 Printer Ya 2 Ya
20 Rak Sepatu Ya 2 Ya
21 Rak Pispot Ya 8 Ya
71
22 Rak Waskom Ya 1 Ya
Analisa Data:
Pada saat dilakukan wawancara pada tanggal 15 mei 2020 bersama
narasumber peralatan alat mebel, air dan eletronik di ruang paviliun
mahkota suda lengkap dan sesuai dengan PERMNEKES no 24 tahun 2016
tentang persyaratan teknis bangunan dan prasaran rumah sakit.
Tabel 2. 20
Sarana dan prasarana dokumentasi
Standar Jumlah Kondisi Ket
No Nama Barang yang Tidak
Depkes RS Sesuai
ada Sesuai
1 Formulir Pengkajian Awal Ya 200 Ya
Formulir Rencana Ya 200 Ya
2
Keperawatan
Formulir Catatan Ya 200 Ya
3
Perkembangan Pasien
4 Formulir Observasi Ya 200 Ya
72
a. Jika minimal stock 100 lembar sudah habis maka akan melakukan
pengadaan barang
b. Jika sudah minimal stock pekarya akan melakukan pengadaan
barang yang ditanda tangani oleh kepala ruangan dan manager
Proses disninfektan
a. Dilakukan penyemprotan oleh bagian sanitasi
b. Dilakukan swab atau pembersihan oleh sanitasi dan house keeping
(yang meliputi disinfektansi lantai dan dinding, disinfkektansi
objek dan permukaan, disinfektansi udara dan prosedur
pembersihan tumpahan darah dan cairan pasien)
Analisa Data:
Pada saat dilakukan wawancara pada tanggal 15 mei 2020 bersama
narasumber sarana dokumentasi sudah ada dan sesuai dengan kebutuhan
ruangan berdaarsarkan standar sarana prasaran PERMENKES no 24 tahun
2016. Untuk persyaratan penyediaan alat pekarya akan melakukan
pengadaan barang jika sudah alat sudah mencapai minimal stock yang
ditanda tangani oleh kepala ruangan dan manajer. Prosedur disinfektansi
dilakukan oleh bagian sanitasi dan house keeping.
E. MARKET
1. Indikator Mutu
a. BOR (Bad Occupancy Ratio)
Menurut Kemenkes RI (2016) Bad Occupancy Ratio (BOR)
merupakan presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya
tingkat pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit. Adapun rumus
BOR adalah sebagai berikut.
Rumus:
73
Jumlah hari perawatan di rumah sakit
BOR= x 100 %
JumlahTT x jumlah hari dalam satu periode
Analisa Data
Menurut Kemenkes RI (2016) Standar Internasional BOR dengan
baik adalah 80 - 90% sedangkan standar nasional BOR adalah 70
– 80%. Menurut Depkes RI (2005) standar nilai BOR adalah 70 –
85%. Berdasarkan hasil kajian data BOR di ruang covid-19 (zona
kuning) di Santosa Hospital Bandung Kopo yaitu 25,63%,
sehingga dapat disimpulkan penggunaan tempat tidur yang ada di
ruang covid-19 (zona kuning) < 70%, sehingga di kategorikan
rendah. Namun, nilai tesebut hanya sebagai tolak ukur dalam
hitungan BOR dalam waktu tertentu.
74
Jumlahlama dirawat
AVLOS=
Jumlah pasien keluar (hidup+ mati)
Analisa Data
Masa inkubasi pada penderita covid-19 yang lamanya sekitar 3-14
hari (median 5 hari) (PDPI, 2020). Berdasarkan hasil kajian data
AVLOS di ruang covid-19 (zona kuning) di Santosa Hospital
Bandung Kopo yaitu 9,97 (10 hari). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa lamanya perawatan di ruang covid-19 (zona kuning) sesuai
dengan masa inkubasi pada penderita covid-19.
75
Hasil kajian situasi
TOI = (16 x 10) – 41/29 = 4 hari
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber di ruang covid-
19 (zona kuning) di Santosa Hospital Bandung Kopo dari tanggal
20 – 30 April 2020 didapatkan jumlah hari perawatan 41 hari
dalam periode 10 hari dengan jumlah tempat tidur yaitu 16 bed
dan jumlah pasien yang keluar (hidup dan mati) 29 orang.
Sehingga didapatkan hasil TOI 4 hari, jika terdapat tempat tidur
yang kosong akan tetap dilakukan desinfektan.
Analisa Data
Menurut Kemenkes RI (2016) Idealnya tempat tidur kosong
tidak terisi pada kisaran 1-3 hari, yang artinya tempat tidur efektif
dan seimbang. Sehingga terhindar dari kejadian yang tidak
diharapkan seperti nilai TOI = 0 yang artinya tempat tidur tidak
sempat kosong sehari pun dan segera digunakan lagi untuk pasien
berikutnya. Kejadian tersebut berisiko meningkatkan angka
infeksi nosokomial (Sudra, 2010). Berdasarkan data yang didapat
nilai TOI yaitu 4 hari, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-
rata interval tempat tidur tidak di tempati dari telah diisi ke saat
terisi berikutnya tidak sesuai dengan standar ideal.
76
Jumlah pasien keluar( hidup+mati)
BTO=
Jumlahtempat tidur
Analisa data
Menurut Depkes RI (2005) bahwa ideal BTO yaitu 40 – 50 kali
dalam periode satu tahun. Berdasarkan data yang didapat bahwa
nilai BTO d ruang covid-19 (zona kuning) di Santosa Hospital
Bandung Kopo yaitu 0,52 (1 kali), sehingga dapat disimpulkan
bahwa frekuensi pemakaian tempat tidur yaitu 1 kali dalam
periode 10 hari. Namun, nilai tesebut hanya sebagai tolak ukur
dalam hitungan BTO dalam waktu tertentu
77
dalam >48 jam sebanyak 4 orang dan jumlah pasien yang keluar
yaitu 29 orang.
Analisa data
Menurut Depkes RI (2005) bahwa ideal nya NDR adalah kurang
dari 25%. Berdasarkan data yang di dapat di ruang covid-19 (zona
kuning) di Santosa Hospital Bandung Kopo nilai NDR yaitu
13,79%, sehingga dapat disimpulkan angka kematian di ruang
covid-19 sesuai dengan depkes RI tahun 2005 yaitu kurang dari
25%.
78
dapat disimpulkan bahwa untuk keselamatan pasien di ruangan
tersebut baik.
Analisa data
Menurut Taurany (2008), RS Harus memiliki layanan unggulan
sebagai kelebihan dari RS dan sebagai pembeda dari RS lain. Untuk
mendukung suatu layanan unggulan, biasanya didukung oleh fasilitas
fisik, didukung oleh teknologi terbaik dibidangnya, fokus pada suatu
penyakit tertentu, serta tidak dimiliki oleh pesaing. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa RS Santosa Hospital Bandung Kopo berhasil
menciptakan nilai yang belum tentu pesaing rumah sakit yang lain
mampu untuk menyainginya.
79
Berdasarkan hasil kajian situasi yang dilakukan pada 16 Mei
2020 didapatkan bahwa dalam mempromosikan layanan yang ada
dirumah sakit serta edukasi kesehatan mengenai covid-19 melalui
media WAG (WhatsApp Group), radio, serta leaflet yang ada di
semua lingkungan RS terutama di ruang covid-19. Proses promosi
yang dilakukan melibatkan pasien, dokter dan perawat serta adanya
evaluasi untuk melihat tercapainya tujuan promosi kesehatan yang
dilakukan oleh PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit).
Analisa Data:
Menurut Taurany (2008), solusi terbaik untuk menghadapi globalisasi
adalah dengan menyiapkan daya saing yang tinggi melalui
kepemimpinan yang memicu pada perubahan dan manajemen yang
professional, peningkatan manajemen mutu, pengembangan
sumberdaya manusiasarana dan teknologi, peningkatan kepuasan
konsumen peningkatan budaya organisasi, pemasaran yang efektif,
dan peningkatan mekanisme dan kegiatan mengantisipasi, memantau
dan menganalisis perubahan – perubahan lingkungan yang dampaknya
berupa ancaman dan berupa peluang. Berdasarkan data yang didapat
sehingga dapat disimpulkan bahwa RS Santosa Hospital Bandung
Kopo sudah melakukan promosi rumah sakit dan ruangan covid-19
dengan memanfaatkan media yang ada seperti android dan leaflet.
BAB III
ANALISA DATA DAN PERENCANAAN
I. ANALISA DATA
A. MATRIKS IFAS STRENGHT
80
pekerjaan perawat yang masih
banyak diminati oleh perempuan
dibandingkan laki-laki
pavilliun Mahkota (66.7%)
dikarenakan masih diidentikkan
berjenis kelamin
dengan pekerjaan yang sesuai
perempuan.
dengan sifat perempuan yang
lebih sabar, lemah lembut, dan
peduli (Ilyas, 2001).
2. Seluruh Perawat Hal ini sesuai dengan Kualifikasi
Diruangan Pavilliun SDM Keperawatn Covid 19
Mahkota memiliki Surat dimana kualifikasi perawat
0,035 4 0,14
Tanda Registrasi (STR) untuk Pandemik Covid 19
harus mempunyai STR (KKS
14 dan KKS 15).
3. Pendidikan perawat sudah Peraturan Menteri Kesehatan
sesuai dengan permenkes Nomor
d3 dan s1 profesi. HK.02.02/Menkes/148/I/2010
tentang Izin dan
0,032 4 0,128 Penyelenggaraan Praktik Perawat
pendidikan minimal bagi seorang
perawat yang bertugas di rumah
sakit adalahberpendidikan
minimal Diploma III (D3).
MONEY
4. Selain gaji pokok perawat Standar gaji perawat sudah sesuai
Gedung paviliun mahkota dengan UMK kota Bandung
mendapatkan ansuransi kemudian perawat berhak
kesehatan BPJS 0,03 4 0,12 mendapatkan pensiunan pada
saat berhenti bekerja dari gaji
terakhir perawat bisa
menggunakan BPJS
METODE
81
5. Rumah Sakit Santosa Berdasarkan hasil kajijan situasi
Kopo sudah memiliki visi didapatkan bahwa Rumah Sakit
dan misi dalam Santosa Kopo sudah memiliki
pelaksanaan pelayanan visi dan misi yang jelas, dimana
kesehatan 0,022 2 0,044 hal ini sudah sesuai berdasarkan
SNARS yang menyebutkan ada
ketentuan bahwa setiap Rumah
Sakit harus memiliki Visi dan
misi.
6. Ruang Paviliun Mahkota Berdasarkan hasil kajijan situasi
sudah memiliki struktur didapatkan bahwa Rumah Sakit
organisasi dan uraian tugas Santosa Kopo bahwa susunaan
organisasi dan uraian tugas
masing-masing sudah sesuai
dengan pedoman PMK No. 10
Tahun 2015 tentang standar
Perawatan di RS Khusus BAB III
mengenai Administrasi dan
Manajemen Pelayanan
0,022 2 0,044
Keperawatan Penyakit Infeksi,
dimana tanggung jawab dan
tanggung gugat pengorganisasian
keperawatan dijelaskan dalam
peraturan tata laksana rumah
sakit. Dalam hal ini, uraian tugas
masing-masing jabatan yang
tertuang dalam struktur
organisasi dan tata kelola
(SOTK).
7. Kebijakan bagi pasien dan 0,018 2 0,036 Berdasarkan hasil kajijan situasi
perawat di ruang Paviliun di ruang Paviliun Mahkota
82
Mahkota yaitu ada 17 hak didapatkan bahwa ruangan
dan 5 kewajiban untuk Paviliun Mahkota memiliki
pasien dan untuk perawat beberapa kebijakan bagi pasien
yaitu pemberian extra poin-poin kebijakan ini
fooding, tunjangan khusus disosialisasikan dan bagi perawat
dan kebijakan MCU. sudah ditetapkan oleh HRD,
kebijakan ini sesuai dengn
Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus
Disease (Covid-19) Revisi Ke-4.
8. Peraturan khusus bagi Berdasarkan pedoman
perawat di ruang Paviliun pengelolaan metode keperawatan
Mahkota sudah sesuai di masa pandemic, peraturan
dengan pedoman yaitu khusus yang ditetapkan bagi
wajib menggunakan APD perawat di ruangan Paviliun
0,035 4 0,014
Level 3, tidak dibolehkan Mahkota RS Santosa Kopo sudah
ke kamar mandi setelah sesuai dengan pedoman
memakai APD, dan mandi penggunaan APD lengkap dalam
dan membersihkan diri penanganan covid-19.
sebelum pulang.
9. Peraturan khusus bagi Berdasarkan pedoman
pasien yaitu tanpa ditunggu pengelolaan metode keperawatan
keluarga, dan tidak di masa pandemic, pengelolaan
diperbolehkan adanya peraturan kepada pasien yang
0,035 4 0,014
kunjungan keluarga dan dirawat di ruang isolasi/ruang
menggunakan masker infeksius covid-19 RS Santosa
bedah selama di ruangan. Kopo sudah sesuai dengan
pencegahan covid-19
10. Di Rumah Sakit Santosa 0,025 3 0,075 Menurut Pedoman Pencegahan
Kopo alur masuk pasien dan Pengendalian Coronavirus
sudah dilakukan secara Disease (Covid-19) pengelolaan
khusus pasien masuk di RS Santosa
83
Kopo sudah sesuai. Pada point
kewaspadaan pencegahan dan
pengendalian infeksi ketika
merawat pasien dalam
pengawasan dan kasus
konfirmasi COVID-19.
11. Standar asuhan Berdasarkan hasil kajian situasi
keperawatan di ruang di ruang Paviliun Mahkota
Paviliun Mahkota sudah didapatkan bahwa SAK yang
lengkap dan mengacu pada diberikan sudah sesuai dan
setiap masalah keperawatan lengkap bertumpu pada masalah
yang muncul pada pasien. keperawatan yang muncul. SAK
Pasien yang dirawat di 0,023 3 0,069 ini juga mengikuti
ruangan Paviliun Mahkota PERMENKES dimana
ruang kuning untuk pasien penempatan pasien sudah sesuai
PDP sedang. SAK ini dengan mengklasifikasikannya
diberikan sesuai dengan berdasarkan kategori pasien.
kebutuhan dan tingkat
keparahan pasien diruangan
12. Orientasi pasien diruang 0,025 2 0,05 Berdasarkan hasil kajian situasi
paviliun sama seperti di ruang Paviliun Mahkota
diruang inap biasanya, didapatkan bahwa orientasi
yaitu pasien akan di pasien di ruang Paviliun Mahkota
orientasikan ruangan, RS Santosa Kopo sudah sesuai
pemakaian gelang dengan pedoman pencegahan dan
identititas dan cuci tangan pengendalian corona virus
dengan benar disease (Covid-19) revisi ke-4
diorientasikan oleh petugas pada BAB IV: Pencegahan dan
yang berdinas saat itu, Pengendalian Infeksi pada Poin
perbendaanya yaitu petugas Kewaspadaan Kontak dan
yang orientasi memakai Droplet kasus PDP (Pasien
84
APD lengkap level 3. Dalam Pengawasan).
13. Model asuhan keperawatan Berdasarkan hasil kajian situasi
yang digunakan di ruang di ruang Paviliun Mahkota di
Paviliun Mahkota sudah dapatkan bahwa model asuhan
sesuai dengan PMK nomor keperawatan yang digunakan di
10 tahun 2015 yaitu ruang Paviliun Mahkota RS
0,025 2 0,05
menggunakan metode tim. Santosa Kopo sudah sesuai
menurut PMK nomor 10 tahun
2015 tentang standar pelayanan
keperawatan di rumah sakit
khusus.
14. Kegiatan timbang terima di Berdasarkan hasil kajian situasi
ruang Paviliun Mahkota di ruang Paviliun Mahkota di
dilaksanakan setiap dapatkan bahwa kegiatan
pergantian antara ring 1 timbang terima yang digunakan
dan ring 2 dan saat di ruang Paviliun Mahkota RS
pergantian shift oleh Santosa Kopo sudah sesuai
petugas Ring 2 (petugas 0,025 1 0,025 menurut PMK nomor 10 tahun
yang memsatikan jadwal 2015 tentang standar pelayanan
tindakan, dokumentasi dan keperawatan di rumah sakit
lapor dokter) kepada khusus.
seluruh perawat yang
bertugas di shift
selanjutnya
15. Pembagian jadwal dinas di 0,022 2 0,044 Berdasarkan kajian situasi di
ruang Paviliun Mahkota ruang Paviliun Mahkota
sesuai dengan jadwal didapatkan bahwa pembagian
dirumah sakit yaitu pagi (7 jadwal dinas di Ruang Paviliun
jam) siang (7 jam) dan Mahkota RS Santosa Kopo sudah
malam (10 jam) dan waktu sesuai dengan ketentuan batas
dinas untuk perawat Ring 1 waktu penggunaan APD oleh
yang menggunakan APD WHO dalam Rational use of
85
lengkap level 3 adalah 4 personal protective equipment
jam (PPE) for coronavirus disease
(COVID-19).
16. Kegiatan ronde Berdasarkan hasil kajian situasi
keperawatan di ruang di ruang Paviliun Mahkota di
Paviliun Mahkota tidak dapatkan bahwa ketiadaan ronde
dilakukan karena keperawatan di ruang Paviliun
meminimalkan kontak Mahkota RS Santosa Kopo sudah
0,035 2 0,07
antara petugas dengan pedoman pencegahan dan
pasien covid-19 pengendalian corona virus
disease (Covid-19) revisi ke-4
pada BAB IV Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
17. Kegiatan Pre dan Post Berdasarkan hasil kajian situasi
Converence yang dilakukan di ruang Paviliun Mahkota di
di ruang Paviliun Mahkota dapatkan bahwa kegiatan pre dan
rutin dan terjadwal, sama post conference yang digunakan
seperti ruang rawat inap di ruang Paviliun Mahkota RS
pada umumnya. Pre dan Santosa Kopo mengikuti SOP
post conference ini 0,035 2 0,07 yang sudah ada di RS Santosa
dipimpin oleh penanggung Kopo sehingga pelaksanaan Pre
jawab shift, yang dan Post Conference sudah
disampaikan pada kegiatan sesuai menurut PMK nomor 10
ini adalah penyampaian tahun 2015 tentang standar
data primer (rekam medik) pelayanan keperawatan di rumah
dan kondisi pasien sakit khusus.
18. Discharge planning yang 0,028 3 0,084 Berdasarkan hasil kajian situasi
dilakukan di ruang Paviliun di ruang Paviliun Mahkota di
Mahkota berupa edukasi dapatkan bahwa kegiatan
obat, memberikan surat discharge planning di ruang
kontrol setelah 14 hari ke Paviliun Mahkota RS Santosa
klinik penyakit dalam, Kopo sudah sesuai dengan
86
perilaku hidup bersih dan Pedoman Pencegahan dan
sehat, isolasi diri selama 14 Pengendalian Coronavirus
hari. Disease (Covid-19) pengelolaan
pasien keluar.
19. Sentralisasi obat yang Berdasarkan hasil kajian situasi
dilakukan di ruang Paviliun di ruang Paviliun Mahkota di
yaitu depo farmasi akan dapatkan bahwa sentralisasi obat
menyiapkan obat untuk yang digunakan di ruang Paviliun
pasien, dan ruang mahkota Mahkota RS Santosa Kopo sudah
0,01 2 0,02
menyediakan Buffer Stock sesuai menurut PMK nomor 10
untuk memenuhu tahun 2015 tentang standar
kekurangan obat untuk pelayanan keperawatan di rumah
pasien, dan yang dikelola sakit khusus.
oleh farmasi.
20. SOP di ruang Paviliun Menurut Tjipto Atmoko (2011),
Mahkota berjumlah 209 Standar Operasional Prosedur
SOP, sudah lengkap semua (SOP) merupakan suatu pedoman
tindakan keperawatan atau acuan untuk melaksanakan
berpaku pada SOP yang tugas perkerjaan sesuai dengan
ada di ruangan. Perawat- fungsi dan alat penilaian kinerja
0,03 3 0,09
perawat di ruangan juga instansi pemerintah berdasarkan
sudah mematuhi dengan indicator-indikator teknis,
melakukan tindakan administrative dan procedural
keperawatan berdasarkan sesuai tata kerja, prosedur kerja
SOP yang ada di ruangan. dan sistem kerja pada unit kerja
yang bersangkutan.
21. Kegiatan supervise yang 0,025 2 0,05 Berdasarkan hasil kajian situasi
dilakukan ruangan Paviliun di ruang Paviliun Mahkota di
Mahkota dilakukan oleh dapatkan bahwa kegiatan
kepala bidang keperawatan supervisi yang digunakan di
kepada kepala ruangan, ruang Paviliun Mahkota RS
kepala ruangan kepada Santosa Kopo mengikuti SOP
87
penanggung jawab, yang sudah ada di RS Santosa
penanggung jawab kepada Kopo sehingga pelaksanaan
perawat pelaksana, dan supervisi sudah sesuai menurut
pelaksana. Kepala ruangan PMK nomor 10 tahun 2015
ada di lapangan/diruangan tentang standar pelayanan
sesuai dengan jadwal dinas, keperawatan di rumah sakit
supervise ini juga khusus.
dilakukan secara langsung
dan tidak langsung.
22. Ruang Paviliun Mahkota Berdasarkan hasil kajian situasi
sudah memiliki alur khusus di ruang Paviliun Mahkota di
untuk pasien keluar atas dapatkan bahwa pasien yang
indikasi medis pulang atas indikasi medis di
ruang Paviliun Mahkota RS
0,028 3 0,084
Santosa Kopo sudah sesuai
dengan Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Coronavirus
Disease (Covid-19) pengelolaan
pasien keluar.
23. Ruang Paviliun Mahkota 0,028 3 0,084 Berdasarkan hasil kajian situasi
sudah memiliki alur khusus di ruang Paviliun Mahkota di
untuk pasien meninggal dapatkan bahwa penanganan
dengan perawat akan pasien meninggal di ruang
menghubungi keluarga Paviliun Mahkota RS Santosa
pasien, perawat juga yang Kopo belum sesuai dengan
akan melalukan perawatan Pedoman Pencegahan dan
jenazah, memasukan Pengendalian Coronavirus
jenazah ke kantong Disease (Covid-19) pengelolaan
jenazah, mengurus pasien meninggal.
administras, menghubungi
ambulance jenazah, setelah
88
itu jenazah akan dimasukan
ke peti mati dan jenazah
harus sudah keluar RS
sebelum 4 jam.
24. Identifikasi pasien di Berdasarkan hasil kajian situasi
ruangan Paviliun Mahkota di ruang Paviliun Mahkota di
menggunakan nama, dan dapatkan bahwa proses
tanggal lahir dengan cara identifikasi yang dilakukan di
menanyakan nama lengkap ruang Paviliun Mahkota RS
dan tanggal lahir kemudian Santosa Kopo sudah sesuai
disesuaikan dengan dengan Permenkes nomer 11
dokumen pasien. Setiap tahun 2017 dalam IPSG/SKP 1
pasien sudah terpasang
identitas saat awal masuk
0,029 2 0,058
ruangan. Gelang seperti
biasa menggunakan gelang
pink untuk pasien
perempuan dan gelang biru
untuk pasien laku-laki.
Identifikasi ini dilakukan
saat pasien baru masuk
ruangan dan setiap
melakukan tindakan
invasive.
25. Komunikasi efektif yang 0,022 2 0,044 Berdasarkan hasil kajian situasi
dilakukan di ruang Paviliun di ruang Paviliun Mahkota di
Mahkota yaitu komunikasi dapatkan bahwa proses
dua arah antara pasien yang komunikasi efektif yang
berada di ruangan dan dilakukan di ruang Paviliun
perawat, antara perawat Mahkota RS Santosa Kopo sudah
dan keluarga atau antara sesuai dengan Permenkes nomer
89
perawat dan tenaga 11 tahun 2017 dalam IPSG/SKP
kesehatan lain di ruangan. 2
Ketika melakukan timbang
terima perawat akan
menyampaikan kondisi
pasien, rencana tindakan,
dan edukasi menggunakan
metode SBAR. Dan apabila
perintah lisan atau telepon
perawat selalu menuliskan,
membacakan dan
mengkonfirmasi kembali
oleh penerima perintah
26. Penggunaan obat high alert Berdasarkan hasil kajian situasi
di ruang Paviliun Mahkota di ruang Paviliun Mahkota di
sebelum penggunaan obat dapatkan bahwa aturan
high alert 2 orang perawat penggunaan dan penyimpanan
akan melakukan verifikasi obat high alert yang dilakukan di
untuk menentukan benar ruang Paviliun Mahkota RS
nama, dosis, rute dan waktu Santosa Kopo sudah sesuai
pemberiannya. Obat LASA dengan IPSG/SKP3
0,025 2 0,05
juga akan ditempatkan
terpisah dengan obat-obat
lainnya. Ruangan Paviliun
Mahkota juga sudah
memiliki daftar seluruh
obat yang perlu di
waspadai contohnya (obat
LASA)
27. Di Ruang Paviliun 0,022 2 0,044 Berdasarkan hasil kajian situasi
Mahkota tidak ada pasien di ruang Paviliun Mahkota di
90
yang dilakukan operasi, dapatkan bahwa
karena tidak ada yang pendokumentasian operasi yang
dijadwalkan operasi di dilakukan di ruang Paviliun
skrining awal sehingga Mahkota RS Santosa Kopo sudah
operasi di tunda jika tidak sesuai dengan Permenkes Nomer
menyangkut nyawa. 11 tahun 2017
sekalipun ada pasien
indikasi operasi
berhubungan dengan
nyawa maka pasien akan
dirujuk ke RS Rujukan
Nasional.
28. Dalam meminimalisir 0,035 4 0,14 Berdasarkan hasil kajian situasi
terjadinya infeksi petugas di ruang Paviliun Mahkota di
di ruang Paviliun Mahkota dapatkan bahwa penanganan
menggunakan APD resiko infeksi yang dilakukan di
lengkap (penggunaan ruang Paviliun Mahkota RS
coverall, masker N95, Santosa Kopo sudah sesuai
masker bedah, visor, dengan WHO, pedoman
headcap, covershoe, boots, pencegahan dan pengendalian
jas hujan/apron, handscoon covid-19.
obgyn, handscoon surgical,
pampers), menggunakan
dan melepaskan APD
dengan benar, mencuci
tangan dengan penerapan 5
moments, melakukan
pembersihan ruangan
pasien dan area pelepasan
APD dengan desinfektan,
melakukan desinfektan
91
setiap hari untuk runagan-
ruangan, penggantian linen
pasien 2 hari sekali atau
jika kotor/basah dan
sebelum meninggalkan area
kerja petugas diwajibkan
untuk mandi terlebih
dahulu.
29. Pencegahan pengendalian 0,028 2 0,056 Berdasarkan hasil kajian situasi
resiko pasien jatuh di ruang di ruang Paviliun Mahkota di
Pavlilun Mahkota perawat dapatkan bahwa penanganan
diruangan melakukan resiko resiko yang dilakukan di
penilaian resiko jatuh ruang Paviliun Mahkota RS
terhadap pasien datang. Santosa Kopo sudah sesuai
Lalu menerapkan perilaku dengan:
untuk meminimalisir resiko 1. Menurut Permenkes Nomor
jatuh seperti memasang bed 11 tahun 2017 Fasilitas
plang, memasang tanda pelayanan kesehatan
resiko jatuh pada pasien menerapkan proses asesmen
yang beresiko dan awal risiko pasien jatuh dan
memasang handrail di melakukan asesmen ulang
kamar mand terhadap pasien bila
diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau
pengobatan
2. IPSG/SKP 6 Rumah sakit
menerapkan suatu proses
untuk asesmen awal dan terus
menerus, asesmen ulang, dan
intervensi terhadap pasien
rawat inap dan rawat jalan
92
yang diidentifikasi sebagai
berisiko jatuh berdasarkan
kriteria yang terdokumentasi
MATERIAL
30. Bangunan ruang paviliun Ruang paviliun mahkota berada
mahkota memiliki 10 item pada zona/area infeksius dan
yang sesuai dengan memilika zona/area terpisah
pedoman teknis bangunan dengan penyakit lainya dan
dan prasarana ruang isolasi memiliki akses masuk khusus
PIE (Penyakit Infeksi sesuai dengan PERMENKES no
Emerging)(kemenkes 24 tahun 2016 tentang pelayanan
0,035 4 0,14
2020). teknis bangunan dan prasarana
rumah sakit. Di ruang paviliun
mahkota juga sudah sesuai
dengan pedoman teknis
bangunan dan prasarana ruang
isolasi PIE (Penyakit Infeksi
Emerging)(kemenkes 2020).
31. Sarana dan prasaran alat Ruang paviliun mahkota sarana
medis lengkap dan prasarana alat medis
kesehatan sudah sesuai dengan
0,035 4 0,14
PERMENKES no 56 tahun 2014
tentang klarifikasi dan perizinan
rumah sakit.
32. Sarana dan prasaran alat Ruang paviliun mahkota sudah
tenun lengkap dengan rasio sesuai dengan PERMENKES no
0,023 2 0,046
1:3 par 56 tahun 2014 dengan ratio
TT/par 1:3.
33. Sarana prasarana alat 0,023 2 0,046 Peralatan alat mebel, air dan
meubel ,air dan elektronik eletronik di ruang paviliun
lengkap mahkota sudah lengkap dan
sesuai dengan PERMNEKES no
93
24 tahun 2016 tentang
persyaratan teknis bangunan dan
prasaran rumah sakit.
MARKET
34. Nilai AVLOS di ruang Masa inkubasi pada penderita
covid-19 (zona kuning) di covid-19 yang lamanya sekitar 3-
0,023 2 0,046
Santosa Hospital Bandung 14 hari (median 5 hari) (PDPI,
Kopo yaitu 9,97 hari 2020).
35. Nilai NDR di ruang covid- Menurut Depkes RI (2005)
19 (zona kuning) di bahwa ideal nya NDR adalah
0,022 2 0,044
Santosa Hospital Bandung kurang dari 25%.
Kopo yaitu 13,79 %
36. Tidak ada kejadian infeksi Kejadian infeksi nasokomial
nosokomial sejak Ruang sesuai dengan standar yang
Covid-19 (Zona Kuning) 0,035 4 0,14 diitetapkan yaitu selalu
beroperasi (April 2020) ditargetkan di bawah 2%.
94
Bobot Rating Nilai
Faktor-faktor Strategis Kajian Analisa
(B) (R) N=BxR
WEAKNESS
MAN
1. Jumlah perawat yang tidak Jumlah kebutuhan perawat
sesuai dengan perhitungan 0,15 -2 -0,3 menurut Depkes 2002 adalah 18
Depkes. orang perawat.
2. Status kepegawain perawat Menurut Rico Hendrajana et al
masih berstatus kontrak (2017) bahwa kinerja karyawan
bukan berstatus 0,1 -3 -0,3 pada pegawai tetap lebih tinggi
kepegawaian tetap. dibandingkan dengan pegawai
tidak tetap.
3. Sebagian perawat Menurut Peraturan Menteri
diruangan Pavillun Kesehatan No 40 Tahun 2017
Mahkota adalah PK I Jenjang Karir Profesional
0,1 -3 -0,3
Perawat Klinik I memiliki
pengalaman kerja kurang dari 5
tahun.
4. Perawat di ruangan Menurut sembel (2010), bahwa
pavilliun mahkota motivasi motivasi bagi perawat sangat
kerja perawatnya yaitu penting karena motivasi adalah
sedang hal yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mendukung
0,05 -2 -0,1 perilaku manusia supya mau
bekerja giat dan antusias
mencapai hasil optimal maka dari
itu motivasi kerja perawat sangat
berpengaruh terhadap kinerja
prawat itu sendiri.
5. Perawat di ruangan 0,11 -3 -0,33 Menurut Robbins (1996) yang
pavilliun kepuasan dikutip oleh Badeni (2013),
perawatnya tidak puas faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja
95
adalah pekerjaan itu sendiri, gaji,
rekan sekerja, atasan, promosi,
lingkungan kerja. Semakin puas
karyawannya dengan gaji,
promosi, rekan kerja, atasan dan
pekerjaan itu sendiri
MONEY
6. Di ruang Paviliun Mahkota Bahwa tarif pelanyanan
Rumah Sakit Santosa Kopo keperawatan belum ada di
belum memiliki tarif 0,1 -3 -0,3 ruangan Gedung paviliun
pelanyanan keperawatan mahkota tetapi ada system
pengecasaan bagi setiap pasien
METODE
7. Dokumentasi keperawatan Menurut PMK nomor 10 tahun
di ruang Paviliun Mahkota 2015 tentang standar pelayanan
yaitu setelah perawat ring keperawatan di rumah sakit
satu melakukan tindakan khusus dan dokumentasi
mereka akan menghubungi keperawatan yang digunakan di
perawat ring dua sebagai ruang khusus covid-19 ini belum
0,15 -2 -0,3
perawat yang mencatat sesuai dengan ketentuannya,
asuhan keperawatan di karena seharusnya implementasi
Catatan Perkembangan dan dokumentasi keperawatan
Pasien Terintegrasi dan ke dilakukan oleh satu orang
form implementasi perawat yang sama.
tindakan keperawatan.
MATERIAL
8. Tidak terdapat tempat Menurut PERMENKES no 4
ibadah di ruangan. tahun 2018 tentang kewajiban
ruamh sakit dan kewajiban
0,08 -4 -0,32
rumah pasien rumah sakit harus
mempunyai tempat ibadah yang
sesuai.
MARKET
96
9. Nilai BOR di ruang covid- Menurut Kemenkes RI (2016)
19 (zona kuning) di standar nasional BOR adalah 70
0,08 -3 -0,32
Santosa Hospital Bandung – 80%
Kopo yaitu 25,63%.
10. Nilai TOI di ruang covid- Menurut Kemenkes RI (2016)
19 (zona kuning) di Idealnya tempat tidur kosong
0,08 -3 -0,32
Santosa Hospital Bandung tidak terisi pada kisaran 1-3 hari
Kopo yaitu 4 hari
TOTAL 1 -2,23
97
diruangan ini, pasien mampu
atau dapat melakukan kegiatan
secara mandiri, dengan kondisi
pasien yang terlihat baik.
2. Perawat di ruangan pavilliun Menurut SK Menkes No. 262/
mahkota memiliki beban kerja Menkes/per/VIII/79 bahwa
sedang idealnya perawat dalam 1
ruangan adalah Rumah sakit
0,09 3 0,27 tipe A dan B 1 perawat
bertanggung jawab untuk 3
pasien, rumah sakit ti[e C 1
perawat bertanggung jawab
untuk 5 pasien
3. Terdapat kebijakan berupa Kementerian Kesehatan juga
Keputusan Menteri Kesehatan telah menerbitkan Keputusan
(KMK) No. Menteri Kesehatan (KMK) No.
HK.01.07/MENKES/238/2020 HK.01.07/MENKES/238/2020
tentang Petunjuk Teknis tentang Petunjuk Teknis Klaim
Klaim Penggantian Biaya Penggantian Biaya Perawatan
0,18 4 0,72
Perawatan Pasien Penyakit Pasien Penyakit Infeksi
Infeksi Emerging Tertentu Emerging Tertentu Bagi Rumah
Bagi Rumah Sakit Yang Sakit Yang Menyelenggarakan
Menyelenggarakan Pelayanan Pelayanan Corona virus Disease
Corona virus Disease 2019 2019 (Covid-19).
(Covid-19).
4. Terdapat kebijakan Menteri 0,18 4 0,72 Pemerintah memberikan
Kesehatan nomor insentif dan santunan kematian
HK.01.07/MENKES/278/2020 bagi tenaga kesehatan yang
dimana pemerintah menangani Covid-19 di
memberikan insentif dan Indonesia, pemberian insentif
santunan kematian bagi tenaga dan santunan kematian telah
kesehatan yang menangani ditetapkan melalui keputusan
98
Covid-19 di Indonesia menteri kesehatan nomor
HK.01.07/MENKES/278/2020.
5. Pemerintahan memfasilitasi Pemerintahan memfasilitasi Rs
Rs swasta yang membuka swasta yang membuka ruang
ruang covid yang membuka covid yang membuka pelyanan
pelyanan pasien covid dalam 0,06 3 0,18 pasien covid dalam hal
hal informansi dan standar informansi dan standar
pelayanan covid-19. pelayanan covid-19
99
2. Menjadi persaingan dengan 0,15 -3 -0,45 Untuk menghadapi dan
rumah sakit lain yang telah memenangkan dalam
banyak bekerja sama persaiangan yang tinggi rumah
dengan BPJS sakit membutuhkan strategi yang
tepat
3. Adanya peningkatan Adanya peningkatan pelayanan
pelayanan Rs swasta lain 0,13 -3 -0,39 Rs swasta lain yang lebih baik
yang lebih baik.
4. Meningkatnya pasien Meningkatnya pasien covid-19
covid-19 yang terinfeksi yang terinfeksi maka resiko
maka resiko infeksi infeksi terhadap perawat dan
0,3 -2 -0,6
terhadap perawat dan tenaga kesehatan lainnya akan
tenaga kesehatan lainnya menjadi ancaman.
akan menjadi ancaman.
5. Stigma negatif masyarakat Berita bahwa perawat sudah
terhadap perawat mengalami permasalahan sosial
0,16 -2 -0,32 perawat yang di usir oleh
masyarakat, karena takut terpapar
infeksi dari lingkungan kerjanya.
6. Pasien tidak ada/berkurang Ruangan khusus covid memilki
ketika pandemic berakhir standarisasi pelayanan penyakit
infeksi emerging. Jika dipakai
0,08 -3 -0,24
untuk penyakit umum akan
menghamburkan fasilitas
ruangan.
7. Tidak memanfaatkan 0,08 -3 -0,24 Solusi terbaik untuk menghadapi
teknologi sesuai globalisasi adalah dengan
perkembangan zaman menyiapkan daya saing yang
dalam proses promosi tinggi melalui kepemimpinan
layanan yang ada dirumah yang memicu pada perubahan
sakit serta edukasi dan manajemen yang
kesehatan mengenai covid- professional, dengan cara
100
19. mengikuti perkembangan zaman
dengan memanfaatkan teknologi.
TOTAL 1 -2,54
101
E. DIAGRAM SWOT
Weakness (-2,23)
IV (Defirifikasi)
Analisa Data:
Dari hasil analisis SWOT didapatkan posisi ruang covid (zona kuning)
terletak pada kuadran I yaitu Agresif strategy, dimana terdapat kekuatan
dalam berbagai hal (internal) sehingga peluang yang menguntungkan
mudah dicapai. Untuk itu, strategi yang tepat yaitu startegi SO dengan
kata lain menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.
KUADRAN POSISI LUAS RANTING STRATEGI
I A (3,69 x 2,801) 10,33 1 AGRESIF
II B (-2,23 x 3,69) -8,23 2 KONVENSIONAL
III C (-2,23 x -2,54) 5,66 4 DEFENSI
IV D (2,801 x -2,54) -7,11 3 KOMPETITIF
102
F. MATRIKS SWOT
103
pasien dan untuk perawat 7. Dokumentasi
yaitu pemberian extra keperawatan di ruang
fooding, tunjangan khusus Paviliun Mahkota yaitu
dan kebijakan MCU. (S7) setelah perawat ring satu
8. Peraturan khusus bagi melakukan tindakan
perawat di ruang Paviliun mereka akan
Mahkota sudah sesuai menghubungi perawat
dengan pedoman yaitu ring dua sebagai perawat
wajib menggunakan APD yang mencatat asuhan
Level 3, tidak dibolehkan keperawatan di Catatan
ke kamar mandi setelah Perkembangan Pasien
memakai APD, dan mandi Terintegrasi dan ke form
dan membersihkan diri implementasi tindakan
sebelum pulang. (S8) keperawatan. (W7)
9. Peraturan khusus bagi 8. Tidak terdapat tempat
pasien yaitu tanpa ditunggu ibadah di ruangan. (W8)
keluarga, dan tidak 9. Nilai BOR di ruang
diperbolehkan adanya covid-19 (zona kuning)
kunjungan keluarga dan di Santosa Hospital
menggunakan masker Bandung Kopo yaitu
bedah selama di ruangan. 25,63%. (W9)
(S9) 10. Nilai TOI di ruang
10. Di Rumah Sakit Santosa covid-19 (zona kuning)
Kopo alur masuk pasien di Santosa Hospital
sudah dilakukan secara Bandung Kopo yaitu 4
khusus (S10) hari (W10)
11. Standar asuhan
keperawatan di ruang
Paviliun Mahkota sudah
lengkap dan mengacu pada
setiap masalah
104
keperawatan yang muncul
pada pasien. Pasien yang
dirawat di ruangan Paviliun
Mahkota ruang kuning
untuk pasien PDP sedang.
SAK ini diberikan sesuai
dengan kebutuhan dan
tingkat keparahan pasien
diruangan (S11)
12. Orientasi pasien diruang
paviliun sama seperti
diruang inap biasanya,
yaitu pasien akan di
orientasikan ruangan,
pemakaian gelang
identititas dan cuci tangan
dengan benar
diorientasikan oleh petugas
yang berdinas saat itu,
perbendaanya yaitu petugas
yang orientasi memakai
APD lengkap level 3. (S12)
13. Model asuhan keperawatan
yang digunakan di ruang
Paviliun Mahkota sudah
sesuai dengan PMK nomor
10 tahun 2015 yaitu
menggunakan metode tim.
(S13)
14. Kegiatan timbang terima di
ruang Paviliun Mahkota
105
dilaksanakan setiap
pergantian antara ring 1
dan ring 2 dan saat
pergantian shift oleh
petugas Ring 2 (petugas
yang memsatikan jadwal
tindakan, dokumentasi dan
lapor dokter) kepada
seluruh perawat yang
bertugas di shift
selanjutnya (S14)
15. Pembagian jadwal dinas di
ruang Paviliun Mahkota
sesuai dengan jadwal
dirumah sakit yaitu pagi (7
jam) siang (7 jam) dan
malam (10 jam) dan waktu
dinas untuk perawat Ring 1
yang menggunakan APD
lengkap level 3 adalah 4
jam (S15)
16. Kegiatan ronde
keperawatan di ruang
Paviliun Mahkota tidak
dilakukan karena
meminimalkan kontak
antara petugas dengan
pasien covid-19 (S16)
17. Kegiatan Pre dan Post
Converence yang
dilakukan di ruang Paviliun
106
Mahkota rutin dan
terjadwal, sama seperti
ruang rawat inap pada
umumnya. Pre dan post
conference ini dipimpin
oleh penanggung jawab
shift, yang disampaikan
pada kegiatan ini adalah
penyampaian data primer
(rekam medik) dan kondisi
pasien (S17)
18. Discharge planning yang
dilakukan di ruang Paviliun
Mahkota berupa edukasi
obat, memberikan surat
kontrol setelah 14 hari ke
klinik penyakit dalam,
perilaku hidup bersih dan
sehat, isolasi diri selama 14
hari. (S18)
19. Sentralisasi obat yang
dilakukan di ruang Paviliun
yaitu depo farmasi akan
menyiapkan obat untuk
pasien, dan ruang mahkota
menyediakan Buffer Stock
untuk memenuhu
kekurangan obat untuk
pasien, dan yang dikelola
oleh farmasi. (S19)
20. SOP di ruang Paviliun
107
Mahkota berjumlah 209
SOP, sudah lengkap semua
tindakan keperawatan
berpaku pada SOP yang
ada di ruangan. Perawat-
perawat di ruangan juga
sudah mematuhi dengan
melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan
SOP yang ada di ruangan.
(S20)
21. Kegiatan supervise yang
dilakukan ruangan Paviliun
Mahkota dilakukan oleh
kepala bidang keperawatan
kepada kepala ruangan,
kepala ruangan kepada
penanggung jawab,
penanggung jawab kepada
perawat pelaksana, dan
pelaksana. Kepala ruangan
ada di lapangan/diruangan
sesuai dengan jadwal dinas,
supervise ini juga
dilakukan secara langsung
dan tidak langsung. (S21)
22. Ruang Paviliun Mahkota
sudah memiliki alur khusus
untuk pasien keluar atas
indikasi medis (S22)
23. Ruang Paviliun Mahkota
108
sudah memiliki alur khusus
untuk pasien meninggal
dengan perawat akan
menghubungi keluarga
pasien, perawat juga yang
akan melalukan perawatan
jenazah, memasukan
jenazah ke kantong
jenazah, mengurus
administras, menghubungi
ambulance jenazah, setelah
itu jenazah akan dimasukan
ke peti mati dan jenazah
harus sudah keluar RS
sebelum 4 jam. (S23)
24. Identifikasi pasien di
ruangan Paviliun Mahkota
menggunakan nama, dan
tanggal lahir dengan cara
menanyakan nama lengkap
dan tanggal lahir kemudian
disesuaikan dengan
dokumen pasien. Setiap
pasien sudah terpasang
identitas saat awal masuk
ruangan. Gelang seperti
biasa menggunakan gelang
pink untuk pasien
perempuan dan gelang biru
untuk pasien laku-laki.
Identifikasi ini dilakukan
109
saat pasien baru masuk
ruangan dan setiap
melakukan tindakan
invasive. (S24)
25. Komunikasi efektif yang
dilakukan di ruang Paviliun
Mahkota yaitu komunikasi
dua arah antara pasien yang
berada di ruangan dan
perawat, antara perawat
dan keluarga atau antara
perawat dan tenaga
kesehatan lain di ruangan.
Ketika melakukan timbang
terima perawat akan
menyampaikan kondisi
pasien, rencana tindakan,
dan edukasi menggunakan
metode SBAR. Dan apabila
perintah lisan atau telepon
perawat selalu menuliskan,
membacakan dan
mengkonfirmasi kembali
oleh penerima perintah
(S25)
26. Penggunaan obat high alert
di ruang Paviliun Mahkota
sebelum penggunaan obat
high alert 2 orang perawat
akan melakukan verifikasi
untuk menentukan benar
110
nama, dosis, rute dan
waktu pemberiannya. Obat
LASA juga akan
ditempatkan terpisah
dengan obat-obat lainnya.
Ruangan Paviliun Mahkota
juga sudah memiliki daftar
seluruh obat yang perlu di
waspadai contohnya (obat
LASA) (S26)
27. Di Ruang Paviliun
Mahkota tidak ada pasien
yang dilakukan operasi,
karena tidak ada yang
dijadwalkan operasi di
skrining awal sehingga
operasi di tunda jika tidak
menyangkut nyawa.
sekalipun ada pasien
indikasi operasi
berhubungan dengan
nyawa maka pasien akan
dirujuk ke RS Rujukan
Nasional. (S27)
28. Dalam meminimalisir
terjadinya infeksi petugas
di ruang Paviliun Mahkota
menggunakan APD
lengkap (penggunaan
coverall, masker N95,
masker bedah, visor,
111
headcap, covershoe, boots,
jas hujan/apron, handscoon
obgyn, handscoon surgical,
pampers), menggunakan
dan melepaskan APD
dengan benar, mencuci
tangan dengan penerapan 5
moments, melakukan
pembersihan ruangan
pasien dan area pelepasan
APD dengan desinfektan,
melakukan desinfektan
setiap hari untuk runagan-
ruangan, penggantian linen
pasien 2 hari sekali atau
jika kotor/basah dan
sebelum meninggalkan
area kerja petugas
diwajibkan untuk mandi
terlebih dahulu. (S28)
29. Pencegahan pengendalian
resiko pasien jatuh di ruang
Pavlilun Mahkota perawat
diruangan melakukan
penilaian resiko jatuh
terhadap pasien datang.
Lalu menerapkan perilaku
untuk meminimalisir resiko
jatuh seperti memasang
bed plang, memasang tanda
resiko jatuh pada pasien
112
yang beresiko dan
memasang handrail di
kamar mand (S29)
30. Bangunan ruang paviliun
mahkota memiliki 10 item
yang sesuai dengan
pedoman teknis bangunan
dan prasarana ruang isolasi
PIE (Penyakit Infeksi
Emerging)(kemenkes
2020). (S30)
31. Sarana dan prasaran alat
medis lengkap (S31)
32. Sarana dan prasaran alat
tenun lengkap dengan rasio
1:3 par (S32)
33. Sarana prasarana alat
meubel ,air dan elektronik
lengkap (S33)
34. Nilai AVLOS di ruang
covid-19 (zona kuning) di
Santosa Hospital Bandung
Kopo yaitu 9,97 hari (S34)
35. Nilai NDR di ruang covid-
19 (zona kuning) di
Santosa Hospital Bandung
Kopo yaitu 13,79 % (S35)
36. Tidak ada kejadian infeksi
nosokomial sejak Ruang
Covid-19 (Zona Kuning)
beroperasi (April 2020)
113
(S36)
37. Program unggulan RS
yaitu menjadi pusat
pelayanan kanker terpadu
bagi masyarakat Jawa
Barat dan sekitarnya.
dimana keunggulan yang
dimiliki seperti layanan
radioterapi dengan
peralatan canggih
tersedianya layanan
tindakan kemoterapi
dengan beberapa kapasitas
bed. (S37)
114
Pasien Penyakit perawatan, dan klaim
Infeksi Emerging insentif, serta fasilitas rumah
Tertentu Bagi Rumah sakit (O2, O3, O4, O7 S4,
Sakit Yang S31)
Menyelenggarakan 3. Mempertahankan angka
Pelayanan Corona kejiadian infeksi yang
virus Disease 2019 minimal dengan adanya
(Covid-19). (O2) bantuan APD dari
3. Terdapat kebijakan pemerintah, dan dari
Menteri Kesehatan masyarakat (O5, O6, S36)
nomor
HK.01.07/MENKES/
278/2020 dimana
pemerintah
memberikan insentif
dan santunan
kematian bagi tenaga
kesehatan yang
menangani Covid-19
di Indonesia (O3)
4. Pemerintahan
memfasilitasi Rs
swasta yang
membuka ruang
covid yang membuka
pelyanan pasien covid
dalam hal informansi
dan standar pelayanan
covid-19. (O4)
5. Bantuan penambahan
APD dari pemerintah
115
untuk ruang covid.
(O5)
6. Adanya bantuan dari
masyarakat untuk
pemenuhan APD
(O6)
7. Kerja sama dengan
pemerintah karena
masih memiliki 2
lantai yang kosong
(O7)
116
akan menjadi
ancaman. (T4)
5. Stigma negatif
masyarakat terhadap
perawat (T5)
6. Pasien tidak
ada/berkurang ketika
pandemic berakhir
7. Tidak memanfaatkan
teknologi sesuai
perkembangan zaman
dalam proses promosi
layanan yang ada
dirumah sakit serta
edukasi kesehatan
mengenai covid-19.
(T7)
117
II. PERENCANAAN (POA)
119
3. WHO, pedoman pencegahan
dan pengendalian covid-19.
Meningkatkan Melakukan 1. Klaim Untuk Pemerintah 1. Keputusan Menteri Kesehatan
kesejahteraan pengajuan Penggantian meningkatkan (KMK) No.
Rumah Sakit dan klaim kepada Biaya Perawatan kesejahteraan HK.01.07/MENKES/238/2020
Perawat pemerintah Pasien Covid-19 rumah sakit dan tentang Petunjuk Teknis Klaim
2. Melakukan klaim perawat Penggantian Biaya Perawatan
insentif dan Pasien Penyakit Infeksi
santunan kematian Emerging Tertentu Bagi
bagi tenaga Rumah Sakit Yang
kesehatan yang Menyelenggarakan Pelayanan
menangani Covid- Corona virus Disease 2019
19 (Covid-19).
3. Mengklaim 2. Kebijakan Menteri Kesehatan
fasilitas rumah nomor
sakit yang akan HK.01.07/MENKES/278/2020
diberikan oleh dimana pemerintah
pemerintah memberikan insentif dan
santunan kematian bagi tenaga
120
kesehatan yang menangani
Covid-19 di Indonesia
3. Pemerintahan memfasilitasi Rs
swasta yang membuka ruang
covid yang membuka pelyanan
pasien covid dalam hal
informansi dan standar
pelayanan covid-19
Mempertahanka Pemenuhan 1. Mempertahankan Untuk Perawat, 1. WHO, pedoman pencegahan
n angka APD bagi penanganan mempertahanka Rumah dan pengendalian covid-19.
kejiadian infeksi perawat dan pencegahan resiko n angka kejadian Sakit, 2. Keputusan Menteri Kesehatan
yang minimal Pasien, infeksi infeksi yang Pemerintah (KMK) No.
Pemantauan 2. Mengajukan minimal HK.01.07/MENKES/238/202
dari bagian permintaan APD 0 tentang Petunjuk Teknis
Pencegahan kepada Rumah Klaim Penggantian Biaya
dan Sakit dan Perawatan Pasien Penyakit
Pengendalian pemerintah Infeksi Emerging Tertentu
Infeksi 3. Menggunakan dan Bagi Rumah Sakit Yang
melepaskan APD Menyelenggarakan Pelayanan
121
secara tepat sesuai Corona virus Disease 2019
SOP (Covid-19).
4. Memantau angka 3. Pemerintahan memfasilitasi
kejadian Rs swasta yang membuka
nosokomial ruang covid yang membuka
pelyanan pasien covid dalam
hal informansi dan standar
pelayanan covid-19
122
DAFTAR PUSTAKA
Douglas, Laura Mae. 1992. The effective Nurse : Leader and Manager. 4 Th Ed.
Mosby-year book.inc.
Kemenkes RI. 2020. Pedoman Kesiap siagaan Menghadapi Corona virus Disease
(COVID-19) Revisi ke 3.
Kemenkes RI. 2020. Pedoman Teknis Bangunan dan Prasarana Ruang Isolasi
Penyakit Infeksi Emerging (PIE).
123
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Manajemen dan kepemimpinan
dalam Praktek Keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
Sudra, Rano Indradi. (2010). Statistik Rumah Sakit – Dari Sensus Pasien &
Grafik Barber Jhonson Hingga Statistik Kematian & Otopsi. Graha Ilmu :
Yogyakarta.
Taurany, Hendrik M. (2008) .Modul Kuliah Seminar Rumah Sakit. Depok : FKM
UI,
124
WHO. 2020. Rational Use of Personal Protective Equipment (PPE) for
Coronavirus disease (COVID-19). WHO/2019-mCoV/IPC
PPE_use/2020.2
125
LAMPIRAN
KONTRAK KERJA KELOMPOK 1 DI RUANG COVID RS SANTOSA
Time Schedule PJ
Kegiatan Narasumber Metode Instrumen 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Menyusun kontrak kerja Kelompok 1
Menyusun instrumen
Kelompok 1
pengumpulan data
MAN
VISI dan MISI
1. Visi misi rumah sakit dan CI Ruangan Wawancara Pedoaman Winda &
ruangan Covid-19 wawancara Rika
STRUKTUR ORGANISASI
1. Struktur organisasi di CI Ruangan Wawancara Pedoman
Winda &
ruangan covid RS Covid-19 Wawancara
Rika
Santosa
TENAGA KEPERAWATAN
1. Jumlah perawat di CI Ruangan Wawancara Pedoman Winda &
ruangan covid RS Santosa Covid1 Wawancara Rika
2. Mengkaji jumlah tingkat Perawat Kuesioner Pedoman Winda &
pendidikan, status Ruangan Covid Kuesioner Rika
kepegawaian, jenjang RS Santosa
karir, pelatihan yang
diikuti, dan masa kerja
atau lama kerja dan
kepemilikan STR perawat
di ruangan covid RS
Santosa
3. Beban kerja, motivasi Perawat Kuesioner Pedoman
kerja, kepuasan kerja, dan Ruangan Covid Kuesioner Winda &
stress kerja perawat di RS Santosa Rika
ruangan covid RS Santosa
4. Cara perhitungan ratio CI Ruangan Wawancara Pedoman
perawat dengan tingkat Covid Wawancara
Winda &
ketergantungan pasien RS Santosa
Rika
diruangan covid RS
Santosa
TENAGA DAN NON-KEPERAWATAN
1. Jumlah tenaga non- CI Ruangan Wawancara Pedoman
Winda &
keperawatan di ruangan Covid RS Wawancara
Rika
covid RS Santosa Santosa
2. Siapa saja tenaga non- CI Ruangan Wawancara Pedoman
Winda &
keperawatan diruangan Covid RS Wawancara
Rika
covid RS Santosa Santosa
DATA PASIEN
1. Jumlah pasien covid di CI Ruangan Wawancara Pedoman
Winda &
ruangan covid RS Santosa Covid RS Wawancara
Rika
Santosa
2. Rata-rata masalah CI Ruangan Wawancara Pedoman Winda &
keperawatan pasien covid Covid RS Wawancara Rika
(masalah biologis, Santosa
psikologis, sosial, dan
spiritual)
3. Tingkat ketergantungan CI Ruangan Kuesioner Pedoman
Winda &
pasien covid di ruangan Covid RS Kuesioner
Rika
covid RS Santosa Santosa
MONEY
MENGKAJI KAJIAN SITUASIONAL:
1. Keterlibatan kepala Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
ruangan dalam menyusun atau CI Ruangan Wawancara Serlina
anggaran diruangan
2. Alur pengajuan bahan abis Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
Serlina
pakai diruangan atau CI Ruangan Wawancara
3. Alur pengajuan alat-alat Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
Serlina
diruangan atau CI Ruangan Wawancara
4. Standar gaji perawat Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
Serlina
diruangan atau CI Ruangan Wawancara
5. Intensif diluar gaji Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
perawat bagi perawat atau CI Ruangan Wawancara Serlina
covid-19
METHOD
MENGKAJI KAJIAN SITUASIONAL:
1. Mengkaji kebijakan ruang Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
Arya, Diny
covid RS Santosa bagi atau CI Ruangan Wawancara
& Irdho
pasien dan bagi perawat
2. Mengkaji peraturan Kepala Ruangan Wawancara Pedoman Arya, Diny
khusus bagi perawat di atau CI Ruangan Wawancara
& Irdho
ruang covid RS Santosa
3. Mengkaji peraturan Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
Arya, Diny
khusus bagi pasien di atau CI Ruangan Wawancara
& Irdho
ruang covid RS Santosa
4. Mengkaji alur masuk Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
pasien di Ruang covid RS atau CI Ruangan Wawancara Arya, Diny
Santosa (SAK dan & Irdho
orientasi pasien)
5. Mengkaji pengelolaan Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
pasien (Model asuhan atau CI Ruangan Wawancara
yang digunakan, MPKP,
pembagian jadwal dinas,
timbang terima, ronde
Arya, Diny
keperawatan, pre dan post
& Irdho
conference, discharge
planning, sentralisasi obat,
dokumentasi keperawatan)
di Ruang covid RS
Santosa
6. Mengkaji standar Kepala Ruangan Wawancara Pedoman Arya, Diny
operasional prosedur atau CI Ruangan Wawancara & Irdho
(SOP) di Ruang covid RS
Santosa
7. Mengkaji supervisi yang Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
Arya, Diny
dilakukan di Ruang covid atau CI Ruangan Wawancara
& Irdho
RS Santosa
8. Mengkaji alur keluar Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
pasien (pasien atau CI Ruangan Wawancara
Arya, Diny
pulang/indikasi medis dan
& Irdho
pasien yang meninggal) di
Ruang covid RS Santosa
9. Mengkaji metode Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
manajemen patient safety atau CI Ruangan Wawancara
di Ruang covid RS
Santosa (SKP 1-6:
Arya, Diny
identifikasi pasien,
& Irdho
komunikasi efektif, obat
high alert, operasi (local,
prosedur, pasien), resiko
infeksi,dan resiko jatuh
MATERIAL
MELAKUKAN KAJIAN SITUASIONAL:
1. Persyaratan teknis Kepala Ruangan Wawancara Pedoman Syahrudin
bangunan meliputi : atau CI Ruangan & Kuesioner Instrumen
Lokasi dan letak ruangan,
prinsip manajemen area,
program ruang, komponen
dan material ruangan
2. Persyaratan teknis Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
prasarana meliputi : atau CI Ruangan & Kuesioner Instrumen
System air, system
pengolahan limbah,
Syahrudin
system listrik, system gas
medic, dan vacuum medic,
system tata udara, system
komunikasi
3. Persyaratan penyediaan Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
Syahrudin
alat atau CI Ruangan Wawancara
4. Prosedur desinfeksi Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
meliputi : Deksinfektansi atau CI Ruangan Wawancara
lantai dan dinding,
deksinfektansi objek dan
permukaan, Syahrudin
deksinfektansi udara,
prosedur pembersihan
tumpahan darah dan
cairan pasien
MARKET
MELAKUKAN KAJIAN SITUASIONAL:
1. Data Bed Occupancy Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
Devi & Erni
Ratio (BED) atau CI Ruangan Wawancara
2. Data Average Length of Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
Devi & Erni
Stay (AVLOS) atau CI Ruangan Wawancara
3. Data Bed Turn Over Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
Devi & Erni
(BTO) atau CI Ruangan Wawancara
4. Data Turn Over Interval Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
Devi & Erni
(TOI) atau CI Ruangan Wawancara
5. Data Net Death Rate Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
Devi & Erni
(NDR) atau CI Ruangan Wawancara
6. Angka Kejadian Infeksi Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
Devi & Erni
atau CI Ruangan Wawancara
7. Program unggulan Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
Devi & Erni
ruangan covid atau CI Ruangan Wawancara
8. Promosi rumah sakit Kepala Ruangan Wawancara Pedoman
Devi & Erni
atau CI Ruangan Wawancara
ANALISIS SWOT
Menentukan SWOT Analisis SWOT
(Strength, Weakness, Kelompok 1
Opportunity, Threat)
Membuat matriks SWOT Kelompok 1
Menetapkan strategi Kelompok 1
MENYUSUN POA
Menyusun PoA Diskusi dan Kelompok 1
konsultasi
dengan Kepala
Ruangan dan
Pembimbing
SEMINAR
Keterangan:
: Waktu pelaksanaan kegiatan
: Libur
INSTRUMEN DAN PEDOMAN WAWANCARA
A. MAN
1. Mengkaji situasi rumah sakit : wawancara kepada kepala ruangan
visi, misi, moto dan filosofi rumah sakit
No PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa Visi Rumah Sakit?
2. Apa Misi Rumah Sakit?
3. Apa Moto Rumah Sakit?
4. Apa Filosofi Rumah Sakit?
5. Mengkaji model layanan kepada ketua tim dinas pagi, siang dan
malam
No PERTANYAAN JAWABAN
Honor
DLL (……..)
S1 NERS
S2
5) Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Tidak(Belumpunya/MasaberlakuHabis)
diikuti 2. ..............
3................
4.................
9) Jenjang Karir : PK I
PK II
PK III
PK IV
SKOR
No PERTANYAAN
1 2 3 4 5
1. Saya merasa jantung saya berdebar saat menghadapi pasien yang sangat parah
9. Saya merasa kecewa dengan hasil pekerjaan saya dalam merawat pasien
19. Merasa penurunan kemampuan kerja dalam merawat dan menghadapi keluhan
pasien
20. Ketegangan dalam berorientasi dengan tim kesehatan yang lain
25. Merasa frekuensi pernafasan meningkat saat menghadapi pasien yang gawat
28. Saya selalu menghindar dari masalah pekerjaan saya merawat pasien
30. Saya selalu menyalahkan diri sendiri bila tidak dapat merawat pasien.
HASIL UKUR
0. Stres Kerja Sangat Berat, jika total skor > 30
1. Stres kerja berat, jika total skor 26-30
2. Stres kerja sedang. Jika total skor 19-25
3. stress kerja ringan, jika total skor 15-18
4. tidak stress kerja, jika total skor 0-14
( Lovibond & Lovibond, 1995)
No Pertanyaan S J TP
Prestasi
1 Perawat mendapat perhatian positif pada penilaian kenaikan pangkat
2 Perawat mampu memotivasi diri untuk mencapai prestasi yang diraih
3 Perawat bekerja sesuai dengan jadwal dan pedoman yang telah dibuat
dan tepat waktu
4 Hasil kerja perawat tetap diperhatikan oleh pihak manajemen rumah
sakit
Hasil kerja
1 Perawat pelaksana memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
rawat inap dan diakui rekan kerja rumah sakit
2 Perawat pelaksana diterima dan diakui oleh pasien rawat inap dalam
memberikan pelayanan
3 Perawat pelaksana memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
rawat inap sesuai dengan tupoksi
4 Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
rawat inap termasuk dalam tim rekan kerja di rumah sakit
Kemungkinan Pengembangan
1 Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan untuk
mengembangkan karir di bidang keperawatan
2 Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik
sebagai sarana untuk mencapai jabatan yang lebih tinggi
No Pertanyaan Hasil
1 Apa saja petugas non medis di ruangan Covid RS
santosa ?
2 Berapa jumlah Prakarya?
3 Berapa jumlah OB?
4 Berapa jumlah Satpam dan Administarasi?
No Pertanyaan Jawaban
Apa saja masalah keperawatan diruangan
1
covid RS Santosa?
Apa masalah keperawatan tertinggi diruangan
2
covid RS Santosa?
Apa saja 10 masalah keperawatan dirunagan
3
covid RS Santosa
c. Mengkaji tingkat ketergantungan pasien diruangan Covid RS
Santosa (Kuesioner)
Nama Pasien :
Kelas :
PEDOMAN WAWANCARA
METODE
A. Data Metode Unit
1. Apa saja kebijakan yang ada di Ruang Covid RS Santosa untuk pasien?
2. Apa saja kebijakan yang ada di Ruang Covid RS Santosa untuk perawat?
3. Apa saja peraturan khusus pasien yang ada di Ruang Covid RS Santosa?
4. Apa saja peraturan khusus perawat yang ada di Ruang Covid RS Santosa?
No Pernyataan Ya Tidak
.
1 Bangunan berada pada zona/area infeksius, memiliki
zona/area terpisah dengan penyakit lainya. pemishan
mulai dari akses masuk.
2 Bangungan ruang isolasi berada pada area akses yang
sangat terbatas dan dipisahkan dimulai dari akses
masuk
3 Ruang pelayanan isolasi Covid 19 bercampur dengan
pelayanan isolasi/rawat inap lainya.
4 kondisi ruangan isolasi terbuka/tidak terhalang.
Di ruangan Keadaan
No Sarana dan Prasarana Laya Tidak Keterangan
Ada Tidak
k
1 Nurse Station
2 Meja Dan Kursi
3 Alat Tulis Kerja
4 Tempat Istirahat Perawat
5 Tempat Istirahat Dokter
6 Tempat Untuk Sholat
7 Kamar Ganti
8 Ruang Ganti Perawat
9 Telpon Ruangan
Form Inventaris Alat Tiap
10
Ruangan
11 Ruang Kepala Ruangan
12 Wastafel
13 Loker Perawat
Lemari Dokumentasi
14
Keperawatan
Di ruangan Keadaan
No Sarana dan Prasarana Keterangan
Ada Tidak Layak Tidak
1 Luas Kamar
2 Tempat Tidur
3 Bedside Monitor
4 Alat Tenun
5 Identitas Pasien
Master Tabel Pasien di Nurse
6
Station
7 Identitas Pasien Diluar Kamar
8 Standar Infus
9 Kamar Mandi
10 Keranjang Obat
11 Tutup Sampiran Per Pasien
12 Alat Panggil Perawat (Bell)
13 Pispot
14 Kursi Dan Meja Pasien
15 Lemari Pasien
16 Jam Dinding
17 Televisi
18 Ruang Tunggu Keluarga
19 Denah Ruangan
20 Papan Media Informasi
21 Handscrub
Pertanyaan Tambahan:
1. Apakah peralatan medis yang tersedia, sering dilakukan kalibrasi (pengaturan ulang)?
o Ya
o Tidak
A. INDIKATOR MUTU
1. Apakah di ruangan covid sudah mendokumentasikan BOR, AVLOS, BTO,
NDR, dan TOI ? jika sudah berapa BOR, AVLOS, BTO, NDR, dan TOI ?
2. Jika belum:
a. BOR
1) Berapa jumlah pasien yang dirawat dalam 1 hari ?
2) Berapa jumlah keseluruhan pasien yang dirawat dalam 1 minggu
terakhir ?
3) Berapa banyak tempat tidur yang ada atau yang beroperasional di
RS ?
b. AVLOS
1) Berapa lama setiap pasien di rawat di ruangan ini?
2) Berapa jumlah pasien yang keluar baik dalam kondisi hidup atau
meninggal ?
3) Apakah setiap pasien dirawat dalam jangka waktu yang sama ?
4) Apa yang menyebabkan pasien di rawat lama ?
c. BTO
1) Berapa kali tempat tidur yang dipakai oleh pasien dalam satu
minggu/satu bulan terakhir ?
2) Berapa lama penggantian tempat tidur dari pasien sebelum ke
pasien berikutnya ?
d. NDR
1) Berapa jumlah pasien yang meninggal selama > 48 jam perawatan
di ruangan ini?
2) Berapa jumlah keseluruhan pasien yang meninggal selama
perawatan diruangan ini ?
e. TOI
1) Apakah tempat tidur yang kosong segera terisi kembali oleh
pasien ?
2) Berapa hari tempat tidur tidak terisi ?
3) Berapa lama jarak waktu dalam pengisian tempat tidur kembali ?
4) Apa yang dilakukan jika tempat tidur kosong ?
NURSE
STATION
Up DALAM
R.ANTARA
R.OBAT DAN
STAFF
MEETING
TOILET
Kapasitas pasien diruangan covid di zona kuning
16 bed. Dan untuk keseluruhan ada 6 lantai dan
Berapa kapasitas pasien yang dapat
yang beroprasi 5 lantai dengan 1 lantai zona
dirawat di ruangan?
kuning dan 2 lantai zona hijau, dan 1 lantai zona
merah.
fasilitas diruangan ini terdapat kamar isolasi
Fasilitas apa saja yang ada diruangan
dengan tekanan negatif dan sudah terpasang
covid bu?
hepafilter.
Apakah ada sosialisasi mengenai visi Ada
misi atau moto di rumah sakit kepada
kepala ruangan?
Sosialisasi yang dilakukan kepala ruangan dalam
Bagaimana cara sosialisasinya bu?
program orientasi karyawan baru.
Adakah perbedaan asuhan Tidak ada
keperawatan antara dinas pagi, dinas
siang dan dinas malam bu? Jika ada
seperti apa bu?
Apakah ada perbedaan jumlah perawat Tidak ada
antar shift dan ada perbedaan tugas
setiap shift kepada perawat bu?
Adakah organisasi di ruangan covid RS Kepala Bidang -------------- Manager Rawat Inap
santosa? Boleh digambarkan? ------- Kepala Ruangan ------------ Penanggung
Jawab Shift ---------- Perawat Pelaksana ----------
Pekarya
Untuk struktur boleh digambar yaaa dibuat
visionnya
Boleh tahu bu untuk Kepala Ruangan di Saya sendiri Pasuria Pr Sijabat
ruangan covid RS santosa siapa ya bu?
Diruangan covid ini apa ada Kepala TIM Tidak menggunakan kepala TIM, tetapi
bu? Jika ada siapa? menggunakan model fungsional. Dan karena
sementara digantikan menjadi penanggungjawab
Shift
Berapa jumlah perawat pelaksana 17 perawat diruangan covid zona kuning
diruangan covid?
Berapa jumlah Perawat di Ruangan? Untuk laki-laki jumlahnya 5 orang perawat
a. Perempuan Dan untuk perempuan 12 orang perawat
b. Laki-laki
Apa ada tenaga medis lain yang di Ada dokter umum, dokter spesialis, dan ahli gizi
pekerjakan di ruangan pavilliun Dokter umum : 3 orang
mahkota? Dan ada berapa jumlahnya Dokter spesialis : 4 orang
ya bu? Ahli gizi : 1 orang
Dengan perempuan 2 orang dan laki-laki 6 orang
Selain tenaga medis bu, diruangan Ada
pavilliun mahkota apa ada non tenaga Prakarya : 1 orang
medis, dari prakarya, OB, satpam dan Ofice Boy : 4 orang
administrasi? Satpam : 2 orang
Administrasi : 1 orsng
Jumlah pasien perhari dari tanggal 14 14 Mei 2020 : 15 pasien
Mei 2020 sampai 16 Mei 2020 15 Mei 2020 : 11 pasien
16 Mei 2020 : 11 pasien
Apa masalah keperawatan diruangan Pola napas tidak efektif dan ansietas
pavilliun mahkota?
Masalah keperawatan tertinggi Pola napas tidak efektif
diruangan covid RS Santosa?
10 masalah keperawatan diruangan Terdapat 5 masalah keperawatan yang ada
pavilliun mahkota apa saja? diruangan pavilliun mahkota
1. Pola napas tidak efektif
2. Ansietas
3. Gangguan ventilasi spontan
4. Diare
5. Hipertermi
Untuk ruangan yang digunakan untuk Kuning
kelompok kelola ruangan hijau atau
ruangan kuning bu?
Jumlah perawat yang diberikan oleh 1 ruangan saja, dan yang diambil 1 lantai saja ya
ibu untuk 1 ruangan atau 3 ruangan lantai 1 dengan ring 1 (perawat melakukan
bu? tindakan keperawatan) dan ring 2 ( perawat yang
melakukan dokumentasi, persiapan tindakan
keperawatan, kolaborasi dengan dokter)
Ibu berkaitan dengan status Untuk kontrak kerja terdapat keseluruhan perawat
kepegawaian perawat pelaksana, kontrak dengan rumah sakit
jumlah pegawai kontrak berapa orang
dan yang pegawai tetap berapa orang?
Untuk lama kerja perawat pelaksana Perawat untuk lama kerja perawat yang kurang
ada yang lebih dari 5 tahun atau ada dari 5 tahun terdapat 13 perawat, dan lebih dari 5
yang kurang dari 5 tahun? tahun 4 perawat.
STR perawat pelaksana apakah ada, Untuk STR ada, dan masih berlaku leboh dari 1
dan masih berlaku kurang dari 1 tahun tahun untuk seluruh perawat pelaksana
dan yang lebih dari 1 tahun berapa
orang?
Jejang karir perawat ruangan dari PK I : 10
PK1, PK2, PK3, Pk4 dan PK5 ada PK II : 6
berapa bu? PK III : 1
Berapakah jumlah pelatihan yang ENIL, PPI, BHD, Kom Efektif, dan Service excellent.
diikuti oleh perawat dan boleh
disebutkan bu?
Jumlah rata-rata pasien diruangan 10 pasien
pavilliun Mahkota zona kuning?
Untuk jumlah pasien yang minimal Minimal care : 7 orang
care, partial care dan total care Partial care : 5 orang
diruangan pavilliun mahkota tiap
harinya ada berapa bu?
TRANSKIP WAWANCARA
KAJIAN SITUASI MONEY
Hari/tanggal : Kamis, 14 Mei 2020
Pewawancara: Serlina
Narasumber : Pasuria Sijagat, S.Kep., Ners
Via : WhatsApp Group (WAG)
Topik : Kajian Situasi Money
Pertanyaan Jawaban
Sejauh mana keterlibatan kepala Hanya menyusun anggran saja
ruangan dalam menyusun
anggaran diruangan ?
Bagaimana alur pengajuan untuk Kemudian tandatangan yang kepala ruangan dan bagian
alat-alat di ruangan dan bahan- from dimasukan ke logistik, kemudian akan di
bahan habis pakai ? belanjakan oleh bagian purching, dan di cek terlebih
dahulu, kemudian farmasi memberikan barang yang
dibutuhkan dan barang disimpan dan diberikan kepada
ruangan
Apakah gaji perawat sudah sesuai Bahwa gaji perawat sudah sesuai dengan UMK kota
dengan UMK apa belum ? Bandung
Insentif apa saja yang diberikan Mendapatkan insentif berupa makan tambahan seperti
kepada perawat covid-19 ? susu, exstra fooding dan vitamin C. kemudian ada
penambahan gaji dari pihak santosa hospital bandung di
dapatkan perbulan 7,5 juta hanya belum dapat klaim
sekarang dan sedang menunggu instruksi dari kementrian
kesehatan
Bagaiman system pembayaran Sudah di jamin kemenkes
bagi pasien ?
TRANSKRIP WAWANCARA
KAJIAN SITUASI METHOD
Hari/tanggal : Jumat, 15 Mei 2020
Pewawancara: Diny Septiani, Arya Widia Vironika dan Irdho Lenno
Narasumber : Pasuria Sijagat, S.Kep., Ners
Via : WhatsApp Group (WAG)
Topik : Kajian SItuasi Method
Pertanyaan Jawaban
“Apa kebijakan yang ada diruang “Baik, adapun kebijakan diruang paviliun mahkota
covid RS Santosa untuk pasien yaitu yang pertama sebagai ruang rawat inap
bu?” pasien covid-19, nah yang kedua ada pedoman
rawat inap untuk pasien, dan yang ketiga yaitu
adanya pedoman pemakaina dan pelepasan APD.”
“Apa saja bu kebijakan yang ada “untuk kebijakan ruang covid untuk perawat yang
diruang covid RS santosa untuk pertama yaitu adanya pnugasan perawat di paviliun
Perawat bu?” mahkota, ada pemberian extra fooding untuk
perawat, serta kebijakan MCU dan terakhir ada
kebijakan tunjangan khusus bagi perawat ruang
covid ini.”
“Apa saja bu peraturan khusus “iya, ada peraturannya yang pertama tidak boleh
untuk pasien yang ada diruang ditunggu oleh keluarga, yang kedua tidak boleh ada
covid RS Santosa?” kunjungan keluarga dan terakhir selama masa
perawatan diruangan pasie harus menggunakan
masker.”
“Apa saja peraturan Khusus perawt “untuk peraturan khusus untuk perawat ini yang
yang ada diruangan covid RS pertama selama diruangan inap harus memakai
Santosa bu?” APD Lengkap yang kedua hrus membersihkan diri/
mandi sebelum pulang kerumah.”
“untuk metode askep, yang pertama “oke baik, nah adapun alur masuk pasien covid ini
seperti apa alur pasien masuk yang pertama yaitu nah pasien setelah dilakukan
druang covid RS Santosa ini bu?” pemeriksaan di IGD/klinik dan dinyatakan rawat
inap, lalu keluarganya yang akan mendaftarkan ke
rawat inap, terus pasien akan di abwa ke ruang
mahkota menggunakan ambulance oleh petugas
IGD/Klinik yang telah menggunakan APD Level 3
atau APD lengkap tadi, selanjutnya nah jalur pintu
masuknya itu dibelakang ruang rawat inap tadi,
kemudian dilakukan serah terima pasien diruangan
antara, dan akan dijemput oleh perawat ruangan
yang telah memakakai APD lengkap, lalu pasien
dibawa kekamar menggunakan tempat tidur.”
“Apakah diruangan ada tandar “iya, ada. nah adapun standar asuhan
asuhan keperawatannya bu? jika keperawatannya ada dua yaitu kuning dan hijau,
ada bu apa standar asuhan kuning untuk phenumonia covid-19 gejala sedang,
keperawatannya? berdasarkan apa dan hijau yaitu phenumonia covid-19 gejala ringan
bu terbentuknya asuhan dan dengan OTG (orang tanpa gejala). baik, untuk
keperawatan? atau bu sudah terbentuknya asuhan keperawatan yaitu berdasarkan
ditetapkan berdasarkan amsalah diagnosa terbanyak. iya, sudah.”
yang da diruangan bu?”
“Bagaimana cara orientasi pasien “untuk orientasi pasien ini sesuai dengan SPO
covid RS Santosa Kopo?” orientasi Pasien baru.”
“Model Askep atau MPKP apa “iya baik, yang digunakan diruang covid ini yaitu
yang digunakan diruang covid-19 metode fungsional.”
in bu?”
“Bagaimana cara pembagian jadwal “baik, untuk pembagian jadwal dinas sendiri yaitu
dinas diruang covid santosa ini terbagi dua yang pertama yaitu terdiri dari RING 1
bu?” dan RING 2 nah untuk Ring 1 (perawat yang
memakai APD lengkap”
“Bagaimana bu proses timbang “nah untuk timbang terima, yang akan melakukan
terima diruang covid santosa ini?” timbang terima adalah petugas ring 2 yaitu petugas
untuk dokumentasi”
“Bagaimana ronde keperawatan “untuk ronde sendiri itu tidak dilakukan karena
diruang covid santosa ?” untuk meminimalisir kontak dngan pasien.”
“Bagaimana proses pre dan post “iya, untuk pre dan post coference sendiri yaitu
coference diruang covid RS sesuai dengan SPO yang berlaku di SHBK.”
Santosa?”
“Bagaimana Proses discharge “iya, untuk discharge palingnya sama”
planing di ruang covid RS
Santosa ?apakah proses discharge
planing pasien covid sama dengan
pasien yang laiinya?”
“Bagaiman Proses sentralisasi obat “nah untuk sentralisasi obat sendiri, yang pertama
diruang covid RS Santosa?” yaitu ada petugas farmasi yang akan menyiapkan
obatnya, yang kedua diruang mahkota ini ada dan
menyediakan bufer stock untuk memenuhi
kekurangan obat pasien yang dikelolah oleh
farmasi.”
“Bagaimana cara “nah petugas ring 1 setelah melakukn tindakan akan
pendokumentasian asuhan menghubungi via telepon kepetugas ring 2, nah
keperawatan diruang covid RS perawat ring 2 yang akan mencatat tindakan-
Santosa ini bu ?” tindakan asuhan keperawatan di catatan
perkembangan pasien terintegrasi dan ke form
implementasi tindakan keperawatan.”
“Apakah SOP diruangan covid ini “Iya,untuk SOP diruangan covid ini sudah
lengkap.”
sudah lengkap bu?”
“Apakah perawat di ruang sudah “iya, untuk perawat sendiri diruangan covid
paham dan patuh terhadap SOP ini semuanya sudah paham dan patuh terhadap SOP
bu?” ini.”
“Bagaimana proses supervisi “iya, supervisi dilakukan oleh kepala bidang
dilakukan diruang covid RS diruang dokumentasi. iya, untuk kepala ruangan itu
Santosa? Apakah kepla bidang kelaangan sesuai dengan jadwal yang ada. iya,
keperawatan melakukan supervise? untuk suoervisi di ruang covid ini, ada yang
Apakah kepala ruangan selalu ada langsung dan ada yang tidak langsung.”
dilapangan? Apakah supervisi ini
dilakukan secara langsung atau idak
langsung bu?”
“bagaimana alur keluar pasien “iya, yang pertama jika pasien dinyatakan negatif,
pulang atas indikasi medis diruang dokter akan memulangkan pasien, nah perawat
covid RS santosa?” yang akan mengurus administrasi perawat akan
memberi tahu pasien untuk persiapan pasien, untuk
persiapannya yaitu pasienuntuk mandi dan
membersihkan diri terlebih dahulu, kemudian
perawat akan menghubungi keluarga untuk
penjemputan, nah perawat akan mengedukasi
kepasien tentang obat, kontrol, prilaku hidup bersih
dan sehat, kemudian barulah pasien dibolehkan
untuk keluar ruangan.”
“Bagaimana alur keluar pasien “iya, jika pasien dinyatakan meninggal oleh dokter,
meninggal di ruang covid RS perawat akan menghubungi keluaga, lalau perawat
antosa?” akan melakukan perawatan jenazah, lalu
dimasukkan ke kntong jenazah, perawat akan
mengurus administrasi kemudian perawat akan
menghubungi petugas ambulance, jenazah
dimasukkan kedalam peti dan jenazah sebelum 4
jam harus sudh keluar dirumah sakit.”
“Kapan saja identifikasi “Identifiksi dilakukan untuk pasien baru dan setiap
aka melakukan tindakan invasif.”
dilakukan ?”
“Apa saja yang harus identifikasi “baik, yang harus di identifikasi sebelum
pada pasien sebelum melakukan melakukan tindakana yaitu dengan menyanyakan
tindakan tersebut? Bagaimana cara langsung identitas pasien, nama dan tanggl lahir,
melakukannya?” kemudian disesuaikan dengan dokumentasi pasien.”
“Bagaimana cara perawat diruang “nah untuk komunikasinya untuk meminimalisir
covid RS Santosa melakukan kontak anatara petugas dan pasien yaitu,
komunikasi efektif?” membentuk whatshapp grup antara petugas
diruangan dengan pasien.”
“Bagaimana prosedur penggunaan “nah untuk high alert sebelum pemakaian akaan
obat high alert diruang covid RS verifikasi terlebih dulu oleh dua orang perawat
santosa bu?” untuk kebenaran nama, dosis, rute dan waktunya.”
“apakah obat high alert yang look “iya, terpisah. Obat high alert di pisahkan dengan
alike sound alike terpisah dengan obat yang lain.”
obat lainnya?”
“Bagaimana cara pedokumentasian “untuk diruang covid ini tidak ada yang dilakukan
pasien yang akan dioperasi diruang operasi, operasi akan ditunda jika tidak ada yang
covid RS Santosa bu?” menyangkut nyawa.”
“Apa saja yang dilakukan diruang “yang pertama yaitu diruang covid ini harus
covid RS Santosa untuk memakai APD lengkap, kemudian harus mencucui
meminimalisir terjadinya infeksi?” tangan, harus melakukan pelepasan dan
pemasangan APD dengan benar, kemudian
dilakukan pembersihan ruangan pasien dan area
pelepasan APD. Pemasangan Handscrub disetiap
pintu masuk ruangan, kemudian memebersihan
dengan disinfektan setiap hari diruangan, dan
sebelum pulang kerumah harus membersihkan diri
atau mandi terebih dahulu.”
“Apa saja yang dilakukan untuk “iya baik yang pertama dilkukan pemasangan bed
meminimalisir resiko jatuh diruang plang untuk pasien, kemudian yang kedua itu
Covid RS Santosa?” dipasang tanda resiko jatuh pada pasien yang
beresiko, dan pemasangan handrail dikamar mandi”
“Terkait dengan komunikasi efektif “untuk komunikasi bisa juga melalui telepon yang
antar petugas kesehatan. biasanya ada diruangan, perwawat di ruangan juga sudah
komunikasi dilakukan secara diberikan pelatihan komunikasi efektif metode
elektronik/melalui telepon tidak SBAR, SBAR untuk pelaporan dan SOAP untuk
bu? lalu apakah perawat diruangan perkembangan pasien”
mendapatkan pelatihan komunikasi
efektif antar perawat dan tenaga
kesehatan lain? dan yang terakhir,
apakah di ruangan selalu
menggunakan SBAR sebagai
komunikasi efektif?”
“Jika memang nantinya ada pasien “Di ruang Paviliun Mahkota tidak ada yang
yang harus dioperasi karna dijadwalkan operasi, karena sudah skrining di awal
menyangkut nyawa pasien, siapa saat di klinik. Dan jika dari klinik ada indikasi
yang menandai letak operasi pasien operasi berhubungan dengan nyawa maka akan
bu? dan apakah pendokumentasian dirujuk ke RS Rujukan Nasional”
pasien covid yang akan di operasi
sama dengan pasien biasanya bu?”
“Ada tidak hak dan kewajiban “Ada, sebagai berikut:
pasien di ruang Paviliun Mahkota? c) Hak pasien
Bunyinya seperti apa?” (18) Memperoleh informasi mengenai
tata tertib dan peraturan yang berlaku di RS
(19) Memperoleh informasi tentang hak
dan kewajibannya
(20) Memperoleh layanan yang adil,
jujur, dan tanpa diskriminasi
(21) Memperoleh layanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional
(22) Memperoleh layanan yang efektif
dan efisien sebagai pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
(23) Mengajukan pengaduan atas kualitas
pelayanan yang didapatkan
(24) Memilih dokter, dokter gigi, dan
kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di
RS
(25) Meminta konsultasi tentang penyakit
yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunya surat ijin praktek (SIP) baik di
dalam maupun di luar RS
(26) Mendapatkan privasi dan
kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data medisnya
(27)Mendapatkan informasi yang meliputi
diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis
(28)Memberikan persetujuan atau menolak atas
tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan
(29)Menjalankan ibadah sesuai agama atau
kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya
(30)Memperoleh keamanan dan keselamatan
dirinya selama dalam perawatan di RS
(31)Mengajukan usul, saran, perbaikan atas
perlakuan RS terhadap dirinya
(32)Menolak pelayanan rohani yang tidak
sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya
(33)Menggugat dan/atau menuntut RS apabila
RS diduga memberikan pelayanan yang
tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana
(34)Mengeluhkan pelayanan RS yang tidak
sesuai dengan standar pelayanan melalui
media cetak dan elektronik sesuai dengan
peraturan perundang undangan.
d) Kewajiban pasien
(6) Mematuhi peraturan yang berlaku di RS
(7) Menggunakan fasilitas RS secara
bertanggung jawab
(8) Menghormati hak pasien lain, pengunjung
dan hak tenaga kesehatan serta petugas
lainnya yang berkerja di RS
(9) Memberikan infromasi yang jujur, lengkap
dan akurat sesuai dengan kemampuan dan
pengetahuan tentang masalah kesehatannya
(10) Memberikan informasi mengenai
kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
“Ada tidak hak dan kewajiban “untuk melihat/memberikan hak dan kewajiban
perawat di ruang Paviliun bagi perawat harus meminta ijin HRD”
Mahkota? Bunyinya seperti apa?”
“SAK yang ada di ruangan tentang “Lantai 1 (kuning) PDP sedang (PAK Pneumonia
apa saja? Karena di ruangan hijau Covid-19 gejala Sedang dan Pneumonia Covid-19
untuk ODP dengan komorbid dan gejala berat
kasus tanpa gejala/ringan atau OTG Lantai 2 dan 3 PDP gejala Ringan + komorbid dan
dan kuning untuk PDP (dewasa dan ODP Gejala Ringan + Komorbid dengan usia lebih
anak) atau kasus terkonfirmasi dari 60 thn..untuk OTG tanpa Komorbid tdk
covid-19 klinis sedang. Apakah dirawat di RS (Pneumonia Covid-19 gejala ringan)
penempatan pasien sudah sesuai untuk diagnoasa yang seing muncul di ruang
dengan mengklasifikasikan kondisi pavilion mahkota yaitu bersihan jalan napas tidak
pasien dengan pedoman kategori efektif dan ansietas”
hijau atau kuning?”
“Bagaimana cara orientasi pasien di “orientasi pasien di ruang Paviliun Mahkota seperti
ruang paviliun mahkota?” ruang rawat inap biasa dimana pasien akan
diorientasikan mengenai ruangan, penggunaan
gelang identitas, cuci tangan dengan benar,
diorientasikan petugas yang berdinas saat itu.
Pemberi orientasi/petugas menggunakan APD level
3 lengkap “
“Apakah timbang terima dilakukan “ya, timbang terima dilakukan setiap pergantian
dari shit 1 ke shift berikutnya?” shift, perawat ring 2 (dokumentasi) melakukan
timbang terima kepada seluruh perawat yang jaga
berikutnya”
“Perawat dengan APD level 3 “7 jam dalam sehari, 4 jam menjadi ring 1 di dalam
lengkap dinas berapa jam sehari? ber- APD lengkap kemudian sisanya berganti
Apakah ring 1 dan ring 2 ada di dengan perawat ring 2
setiap ruangan?” Ring 1 dan ring 2 setiap ruangan berbeda petugas”
“Pasien diwajibkan menggunakan “ya, pasien diwajibkan menggunakan masker bedah
masker, jenis masker yang harus yang disediakan oleh RS”
digunakan pasien? Disediakan atau
tidak?”
“APD lengkap level 3 “cover all, masker N95, masker bedah, google,
kelengkapannya apa saja bu?” visor, headcap, covershoe, boots, jas hujan/apron,
handscoen obgyn, handscoen surgical, Pampers”
“Apakah ada peraturan lain setelah “Tidak diperbolehkan makan atau minum, jika
menggunakan APD lengkap? ingin BAK di Pampers, jika Ingin BAB maka
Seperti bagai mana aturannya jika petugas akan digantikan oleh ring 2”
hendak ke toilet?”
“Apakah semua pasien yang “ya, pasien yang pulang atas indikasi medis wajib
keluar/pulang atas indikasi medis untuk isolasi dirumah 14 hari”
dianjurkan untuk isolasi diri
dirumah? Berapa lama?”
“Apakah ada jalur khusus untuk “Pasien pulang melalui jalur pasien pulang.
pasien pulang? (Karna minta Dijemput oleh keluarga di gerbang, pasien pulang
keluarga untuk menjemput)” diberikan masker bedah
“Apakah pasien yg pulang “iya, pasien pulang wajib kontrol setelah 14 hari ke
diwajibkan kontrol? Berapa lama? klinik penyakit dalam”
Ke mana?”
“Apakah di ruangan memiliki “ya, ruangan memiliki daftar seluruh obat yg
daftar seluruh obat yg perlu di LASA”
waspadai (LASA)?”
“Apakah petugas meberapkan 5 “petugas wajib menerapkan 5 moments”
moments cuci tangan?”
“Kapan saja linen pasien diganti?” “setiap 2 hari dan jika kotor/basah”
“Apakah setiap perawat “setiap perawat melakukan asuhan keperawatan
menjalankan satu tugas tertentu secara komprehensif”
(contoh: hanya menyuntik saja)
atau perawat melakukan asuhan
keperawatan secara komperhensif
sesuai dengan jumlah pasien
masing2?”
“Bolehkah kami melihat SOP *Memberikan gambar SOP timbang terima
timbang terima bu?”
“Bolehkah kami liat SOP pre-post *Memberikan gambar SOP pre dan post conference
conference?
“Untuk SOP tindakan keperawatan “SOP di ruangan berjumlah 209 SOP, untuk
diruangan totalnya ada berapa yah bersihan jalan napas bentuknya PAK dan sudah ada
bu? Dan kemarin dapat dari data di ruangan”
MAN bahwa masalah keperawatan
terbanyak adalah bersihan jalan
napas tidak efektif dan ansietas.
Apakah sudah ada SOP nya di
ruangan?”
“Bagaimana uraian tugas pada *mengirimkan foto uraian tugas masing2 peran
masing2 peran (kepala bidang, “untuk pekarya di ruangan tugasnya membantu
manager rawat inap, kepala perawat dalam pemenuhan kdm, menyiapkan
ruangan, penanggung jawab shoft, fasilitas yang mendukung asuhan keperawatan”
perawat pelajsana, pekarya)”
TRANSKRIP WAWANCARA
KAJIAN SITUASI MATERIAL