Anda di halaman 1dari 24

No Soal 1

Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi


2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Kegawatdaruratan
Kasus (Vignette):
Seorang wanita 50 tahun di bawa ke IGD RS karena mengalami luka bakar pada lengan kiri
bagian atas, lengan kanan seluruhnnya, serta kaki kanan bagian atas, kulit kemerahan dan ada
bullae, lecet, pasien merasa nyeri didaerah luka bakarnya, TD 110/80 mmhg, nadi 110 x /mnt,
RR 20x/mnt BB 47 kg.
Pertanyaan Soal:
Berdasarkan presentase luas luka bakar (rule of nine), berapa persen luka bakarnya ?
Pilihan Jawaban:
A. 9 %
B. 22,5 %
C. 27 %
D. 36 %
E. 45 %
Kunci jawaban: B. 22,5 %
Kata Kunci dalam luka bakar pada lengan kiri bagian atas, lengan kanan seluruhnnya, serta
Kasus kaki kanan bagian atas
Tinjauan Kasus* Pengkajian
Materi Ada pedoman yang biasa digunakan untuk memperkirakan luas daerah
yang terbakar yang disebut dengan Hukum Sembilan (rule of nine),
yaitu membagi daerah tubuh dengan persentase Sembilan (9%) per
daerah tubuh. Secara singkat, penjelasan Hukum Sembilan adalah
sebagai berikut:
- Kepala (Nilai Total = 9%), terdiri dari: bagian depan = 4,5% dan
bagian belakang = 4,5%
- Tubuh (Nilai Total = 36%), terdiri dari: dada dan perut = 18%
serta punggung = 18%
- Lengan (Nilai Total = 18%), terdiri dari: lengan atas depan-
belakang = 9% dan lengan bawah depan-belakang = 9%
- Kaki (Nilai Total =36%), terdiri dari: tungkai atas depan-
belakang = 18% dan tungkai bawah depan-belakang =18%
- Alat kelamin (Nilai Total =1%)
Referensi: Ester Grace Sendy, A.Md. Kep.
https://rsgm.maranatha.edu/2017/04/19/mengenal-luka-bakar/

No Soal 2
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Kegawatdaruratan
Kasus (Vignette):
Seorang wanita 50 tahun di bawa ke IGD RS karena mengalami luka bakar pada lengan kiri
bagian atas, lengan kanan seluruhnnya, serta kaki kanan bagian atas, kulit kemerahan dan ada
bullae, lecet, pasien merasa nyeri didaerah luka bakarnya, TD 110/80 mmhg, nadi 110 x /mnt,
RR 20x/mnt BB 47 kg.
Pertanyaan Soal:
Berdasarkan derajat luka bakar, pasien tersebut termasuk mengalami derajat luka bakar yang
mana?
Pilihan Jawaban:
A. Derajat I
B. Derajat II A
C. Derajat II B
D. Derajat III
E. Derajat III A
Kunci jawaban: B. Derajat II A
Kata Kunci dalam mengalami luka bakar pada lengan kiri bagian atas, lengan kanan
Kasus seluruhnnya, serta kaki kanan bagian atas, kulit kemerahan dan ada
bullae, lecet, pasien merasa nyeri didaerah luka bakarnya
Tinjauan Kasus* Pengkajian
Materi - Luka bakar derajat 1 (superficial burn), luka pada lapisan
epidermis, kulit akan tampak kemerahan, tidak ada bulla, nyeri
ringan sampai sedang dan sembuh spontan 1 minggu
- Luka bakar derajat 2 (partial thickness burn) kerusakan
epidermis dan dermis, terjadi proses inflamasi dan eksudasi.
Derajat 2A (dangkal) kerusakan epidermis dan bagian atas dari
dermis, permukaan merah dan ada bullae, nyeri sedang sampai
berat, sembuh sponta 10-14 hari.
Derajat 2B , kerusakan seluruh dermis, permukaan pucat, ada
bullae, tidak terasa sakit, penyembuhan 1 bulan.
- Luka bakar derajat 3 (full thickness burn), kerusakan terjadi pada
semua lapisan kulit, permukaan keras dan kering, tidak ada
bullae, elemen epitel tidak ada, warna abu-abu sampai hitam
kering, tidak ada nyeri, penyembuhan lewat granulasi 6 bulan,
- Luka bakar derajat 4 disebut charring injury. Pada luka bakar ini
kulit tampak hitam seperti arang karena terbakarnya jaringan.
Terjadi kerusakan seluruh kulit dan jaringan subkutan begitu
juga pada tulang akan gosong.

Referensi: dr. Djoko Judojoko Sp.B 2015, Manajemen luka bakar

No Soal 3
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Kegawatdaruratan
Kasus (Vignette):
Seorang wanita 50 tahun di bawa ke IGD RS karena mengalami luka bakar pada lengan kiri
bagian atas, lengan kanan seluruhnnya, serta kaki kanan bagian atas, kulit kemerahan dan ada
bullae, lecet, pasien merasa nyeri didaerah luka bakarnya, TD 110/80 mmhg, nadi 110 x /mnt,
RR 20x/mnt BB 47 kg.
Pertanyaan Soal:
Hitung dengan menggunakan rumus baxter, kebutuhan cairan per 24 jam
Pilihan Jawaban:
A. 2230
B. 3230
C. 4230
D. 5230
E. 1230
Kunci jawaban: C. 4230
Kata Kunci dalam Luas luka bakar = mengalami luka bakar pada lengan kiri bagian atas,
Kasus lengan kanan seluruhnnya, serta kaki kanan bagian atas (22,5%)
Berat badan = 47 kg
Tinjauan Kasus* Pengkajian
Materi = Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 ml
= 22,5 x 47 x 4
= 4.230ml/24 jam
Cairan diberikan setengah dari kebutuhan selama 8 jam pertama, sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya.
Referensi: St. John Ambulance. First aid: First on the Scene: Activity Book,
Chapter 19

No Soal 4
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Kegawatdaruratan
Kasus (Vignette):
Seorang klien berusia 45 tahun datang ke ruang IGD bersama teman kerjanya. Satu jam yang
lalu, ketika klien dan temannya ingin memasang teralis rumah, klien tesengat listrik. Terdapat
luka bakar pada telapak tangan sampai ke siku sebelah kiri dan kanan, kaki kanan sampai alat
vital klien. Warna kulit kehitaman dan klien tidak merasa sakit pada area luka nya. BB klien 63
Kg.
Pertanyaan Soal:
Berdasarkan presentase luas luka bakar (rule of nine), berapa persen luka bakarnya ?
Pilihan Jawaban:
A. 9 % ditambah 1 % alat vital
B. 18 % ditambah 1 % alat vital
C. 27 % ditambah 1 % alat vital
D. 36 % ditambah 1 % alat vital
E. 45 % ditambah 1 % alat vital
Kunci jawaban: C. 27 % ditambah 1 % alat vital
Kata Kunci dalam Terdapat luka bakar pada telapak tangan sampai ke siku sebelah kiri dan
Kasus kanan, kaki kanan sampai alat vital klien
Tinjauan Kasus* Pengkajian
Materi Ada pedoman yang biasa digunakan untuk memperkirakan luas daerah
yang terbakar yang disebut dengan Hukum Sembilan (rule of nine),
yaitu membagi daerah tubuh dengan persentase Sembilan (9%) per
daerah tubuh. Secara singkat, penjelasan Hukum Sembilan adalah
sebagai berikut:
- Kepala (Nilai Total = 9%), terdiri dari: bagian depan = 4,5% dan
bagian belakang = 4,5%
- Tubuh (Nilai Total = 36%), terdiri dari: dada dan perut = 18%
serta punggung = 18%
- Lengan (Nilai Total = 18%), terdiri dari: lengan atas depan-
belakang = 9% dan lengan bawah depan-belakang = 9%
- Kaki (Nilai Total =36%), terdiri dari: tungkai atas depan-
belakang = 18% dan tungkai bawah depan-belakang =18%
- Alat kelamin (Nilai Total =1%)
Referensi: Ester Grace Sendy, A.Md. Kep.
https://rsgm.maranatha.edu/2017/04/19/mengenal-luka-bakar/

No Soal 5
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Kegawatdaruratan
Kasus (Vignette):
Seorang klien berusia 45 tahun datang ke ruang IGD bersama teman kerjanya. Satu jam yang
lalu, ketika klien dan temannya ingin memasang teralis rumah, klien tesengat listrik. Terdapat
luka bakar pada telapak tangan sampai ke siku sebelah kiri dan kanan, kaki kanan sampai alat
vital klien. Warna kulit kehitaman dan klien tidak merasa sakit pada area luka nya. BB klien 63
Kg.
Pertanyaan Soal:
Derajat berapakah luka bakar pasien tersebut? Apa tandanya?
Pilihan Jawaban:
A. Derajat 1, kulit kehitaman dan tidak merasa sakit
B. Derajat 2A, kulit kehitaman dan tidak merasa sakit
C. Derajat 2B, kulit kehitaman dan tidak merasa sakit
D. Derajat 3, kulit kehitaman dan tidak merasa sakit
E. Derajat 4, kulit kehitaman dan tidak merasa sakit
Kunci jawaban: D. Derajat 3, kulit kehitaman dan tidak merasa sakit

Kata Kunci dalam Warna kulit kehitaman dan klien tidak merasa sakit pada area luka
Kasus
Tinjauan Kasus* Pengkajian
Materi - Luka bakar derajat 1 (superficial burn), luka pada lapisan
epidermis, kulit akan tampak kemerahan, tidak ada bulla, nyeri
ringan sampai sedang dan sembuh spontan 1 minggu
- Luka bakar derajat 2 (partial thickness burn) kerusakan
epidermis dan dermis, terjadi proses inflamasi dan eksudasi.
Derajat 2A (dangkal) kerusakan epidermis dan bagian atas dari
dermis, permukaan merah dan ada bullae, nyeri sedang sampai
berat, sembuh sponta 10-14 hari.
Derajat 2B , kerusakan seluruh dermis, permukaan pucat, ada
bullae, tidak terasa sakit, penyembuhan 1 bulan.
- Luka bakar derajat 3 (full thickness burn), kerusakan terjadi pada
semua lapisan kulit, permukaan keras dan kering, tidak ada
bullae, elemen epitel tidak ada, warna abu-abu sampai hitam
kering, tidak ada nyeri, penyembuhan lewat granulasi 6 bulan,
- Luka bakar derajat 4 disebut charring injury. Pada luka bakar ini
kulit tampak hitam seperti arang karena terbakarnya jaringan.
Terjadi kerusakan seluruh kulit dan jaringan subkutan begitu
juga pada tulang akan gosong.

Referensi: dr. Djoko Judojoko Sp.B 2015, Manajemen luka bakar

No Soal 6
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Kegawatdaruratan
Kasus (Vignette):
Ny. X dibawa ke IGD rumah sakit dengan penurunan kesadaran 15 menit yang lalu, keluarga
mengatakan pasien mempunyai Riwayat stroke, terdengar suara nafas snoring dan pasien
gelisah. TD 150/100 mmhg, nadi 120x/mnt, RR 28x/mnt dan suhu 37,9oC. Ners yang sedang
bertugas melakukan Tindakan head tilt chin lift.
Pertanyaan Soal:
Apa Tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
Pilihan Jawaban:
A. Melakukan suction
B. Memasang orofaringeal airway (OPA)
C. Memasang endotracheal tube (ETT)
D. Melakukan jaw thrust
E. Melakukan pemasangan infus
Kunci jawaban: B. Memasang orofaringeal airway (OPA)

Kata Kunci dalam Riwayat stroke, terdengar suara nafas snoring dan pasien gelisah. TD
Kasus 150/100 mmhg, nadi 120x/mnt, RR 28x/mnt dan suhu 37,9oC. Ners
yang sedang bertugas melakukan Tindakan head tilt chin lift.
Tinjauan Kasus* Implementasi

Materi Oropharyngeal Airway merupakan alat untuk membebaskan jalan napas


dengan menyisipkan alat kedalam mulut dengan cara menahan lidah
pasien agar tidak menyumbat jalan napas. Teknik ini digunakan untuk
ventilasi sementara pasien dengan penurunan kesadaran atau tidak sadar.
Referensi: Tim penyusun. 2020 Buku Modul Pelatihan HIPGABI. Jakarta

No Soal 7
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Kegawatdaruratan
Kasus (Vignette):
Seorang perempuan usia 22 tahun diantar ke IGD dengan penurunan kesadaran akibat
kecelakaan lalu lintas. Tampak luka pada kepala, terdengar bunyi nafas gargling, perdarahan
pada daerah tangan, TD 110/60 mmhg, nadi 100x/mnt, RR 14x/mnt, suhu 36,4‫ﹾ‬C.

Pertanyaan Soal:
Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut.
Pilihan Jawaban:
A. Gangguan perfusi jaringan cerebral
B. Kekurangan volume cairan
C. Ketidakefektifan jalan nafas
D. Kerusakan integritas kulit
E. Hypothermia
Kunci jawaban: C. Ketidakefektifan jalan nafas

Kata Kunci dalam Terdengar bunyi nafas gargling, RR 14x/mnt


Kasus
Tinjauan Kasus* Penentuan masalah dan diagnosis
Materi Ketidakefektifan jalan nafas adalah ketidakmampuan membersihkan
sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas
tetap paten. (Bersihan jalan napas tidak efektif)
Referensi: SDKI

No Soal 8
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Keperawatan Gawat Darurat
Kasus (Vignette):
Seorang pasien anak A di rawat di PICU atas indikasi gagal nafas
Pertanyaan Soal:
Berdasarkan hasil analisa gas darah (AGD) An. A mengalami keadaan?
Pilihan Jawaban:
A. PCO2 meningkat
B. PaCO2 < 50 mmHg
C. CO2 menurun
D. PO2 meningkat
E. PH meningkat
Kunci jawaban: A. PCO2 meningkat
Kata Kunci dalam Di rawat di PICU atas indikasi gagal nafas
Kasus
Tinjauan Kasus* Penentuan masalah dan diagnosa
Materi Gagal napas merupakan suatu kondisi gawat darurat pada sistem
respirasi berupa kegagalan sistem respirasi dalam menjalankan
fungsinya, yaitu oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida. Berdasarkan
kedua fungsi tersebut, maka gagal napas dapat diklasifikasikan menjadi
dua tipe, yaitu gagal napas hipoksemik dan gagal napas hiperkapnik.
Gagal napas hipoksemik dan hiperkapnik dapat terjadi pada satu
individu yang sama (campuran).
Gagal nafas tipe 1
Pada tipe ini, kelainan berupa hipoksemia, sehingga disebut gagal napas
hipoksemik. Tekanan parsial oksigen di arteri (PaO2) kurang dari 60
mmHg. Pasien telah mendapatkan oksigenasi dengan fraksi oksigen
(FiO2) minimal 0.60. Terjadi akibat kegagalan difusi oksigen dari
alveolus ke sirkulasi. (kadar oksigen dalam darah rendah, namun kadar
karbondioksida tetap normal atau bahkan rendah)
Gagal nafas tipe 2
Kelainan berupa hiperkapnia, sehingga disebut gagal napas hiperkapnik.
Tekanan parsial karbondioksida di arteri (PaCO2) lebih dari 45 mmHg.
Terutama terjadi akibat kegagalan fungsi ventilasi atau pompa udara pada
saluran napas. Dapat disertai hipoksemia, umumnya disertai asidosis
respiratorik. (kadar oksigen darah rendah dan kadar karbondioksida
tinggi)
Referensi: 1. Phuong V, Kharasch VS. Respiratory Failure. Pediatr Rev
2. Lamba TS, Sharara RS, Singh AC, Balaan M. Pathophysiology and
Classification of Respiratory Failure. Crit Care Nurs Q
3. Grippi MA, Elias JA, Fishman JA, Kotloff R, Pack AI, Senior RM.
Fishman’s Pulmonary Diseases and Disorders. 5th ed. New York

No Soal 9
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Keperawatan Gawat Darurat
Kasus (Vignette):
Seorang laki - laki berusia 16 tahun datang ke UGD dengan keluhan kesulitan bernafas
akibat kecelakan kendaraan bermotor, pada saat kejadian klien tidak memakai sabuk pengaman
sehingga terbentur stir mobil. Dari pengkajian didapatkan nafas cepat dan dangkal
dengan frekuensi 34x/menit dengan terdapat jejas di paru kiri, distensi JVP dan
pengembangan tidak simetris.
Pertanyaan Soal:
Apakah yang anda lakukan untuk mengatasi masalah pasien?
Pilihan Jawaban:
A. Berikan O2 simple mask 10 L/menit
B. Lakukan needle torakosintesis di ICS 2
C. Segera pasang Endo Tracheal Tube
D. Berikan pernafasan buatan 12 x/menit
E. Siapkan obat-obatan bronchodilator
Kunci jawaban: C. Segera pasang Endo Tracheal Tube
Kata Kunci dalam Nafas cepat dan dangkal dengan frekuensi 34x/menit dengan
Kasus terdapat jejas di paru kiri, distensi JVP dan pengembangan tidak
simetris
Tinjauan Kasus* Penentuan masalah dan diagnosa
Materi Pemasangan Endotracheal Tube (ETT) atau intubasi adalah
memasukkan pipa jalan nafas buatan ke dalam trachea melalui mulut.
Tindakan intubasi baru dapat dilakukan bila : cara lain untuk
membebaskan jalan nafas (airway) gagal, perlu memberikan nafas
buatan dalam jangka panjang, ada resiko besar terjadi aspirasi baru.
Tujuan
1. Membebaskan jalan nafas
2. Untuk pemberian pernafasan mekanik (dengan ventilator)
Referensi: 1. https://rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-
content/uploads/2019/04/Elektromedik-03.07.18-PEMASANGAN-
ETT-ENDOTRACHEAL-TUBE

No Soal 10
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Keperawatan Gawat Darurat
Kasus (Vignette):
Seorang laki-laki usia 26 tahun jatuh dari motor dengan kecepatan tinggi pada pemeriksaan
didapatkan jejas pada dada, respirasi 40 x/menit, suara jatung melemah, JVP meningkat +7,
tekanan darah 80/P.
Pertanyaan Soal:
Apakah yang dialami oleh klien?
Pilihan Jawaban:
A. Henti jantung
B. Haemothorak
C. Tamponade jantung
D. Fail chest
E. Tension pneumothorak
Kunci jawaban: E. Tension pneumothorak
Kata Kunci dalam Pada pemeriksaan didapatkan jejas pada dada, respirasi 40 x/menit,
Kasus suara jatung melemah, JVP meningkat +7, tekanan darah 80/P
Tinjauan Kasus* Penentuan masalah dan diagnosa
Materi Pneumothorax adalah adanya udara yang terdapat antara pleura
visceralis dan cavum pleura. Pneumothorax dapat terjadi secara spontan
atau karena trauma. Pada kondisi normal, rongga pleura tidak terisi
udara sehingga paruparu dapat leluasa mengembang terhadap rongga
dada.Udara dalam kavum pleura ini dapat ditimbulkan oleh karena
adanya kerobekan pleura visceralis sehingga saat inspirasi udara yang
berasal dari alveolus akan memasuki kavum pleura. Pneumothorax jenis
ini disebut sebagai closed pneumothorax.
Referensi: Webber, 1998; . Pneumothorax. In: Murray JF &Nadel JA (eds).
Textbook of Respiratory Medicine. Philadelphia: WB Saunders Co.
1998: 174559

No Soal 11
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Keperawatan Gawat Darurat
Kasus (Vignette):
Seorang pasien berusia 35 tahun laki-laki, di bawa ke IGD dikarenakan penurunan kesadaran,
pasien mengalami trauma di bagian abdomen, perawat mencurigai adanya trauma renal, pasien
mengalami kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan motor.
Pertanyaan Soal:
Apakah penyebab trauma renal pada pasien?
Pilihan Jawaban:
A. Terkena belati
B. Terkena kompresi
C. Terkena tembakan
D. Tertikam benda tajam
E. Tertusuk benda tajam
Kunci jawaban: B. Terkena kompresi
Kata Kunci dalam Pasien penurunan kesadaran, mengalami trauma di bagian abdomen,
Kasus perawat mencurigai adanya trauma renal, pasien mengalami kecelakaan
lalu lintas dengan menggunakan motor
Tinjauan Kasus* Pengkajian
Materi Trauma adalah sebuah mekanisme yang disengaja ataupun tidak
disengaja sehingga menyebabkan luka atau cedera pada bagian tubuh.
Jika trauma yang didapat cukup berat akan mengakibatkan kerusakan
anatomi maupun fisiologi organ tubuh yang terkena. Trauma abdomen
pada garis besarnya dibagi menjadi trauma tumpul dan trauma tajam.
Keduanya mempunyai biomekanika, dan klinis yang berbeda sehingga
algoritma penanganannya berbeda.18 Trauma abdomen dapat
menyebabkan laserasi organ tubuh sehingga memerlukan tindakan
pertolongan dan perbaikan pada organ yang mengalami kerusakan.
Trauma pada abdomen dapat di bagi menjadi dua jenis:
a. Trauma penetrasi : Trauma Tembak, Trauma Tusuk
b. Trauma non-penetrasi atau trauma tumpul : diklasifikasikan ke
dalam 3 mekanisme utama, yaitu tenaga kompresi (hantaman),
tenaga deselerasi dan akselerasi. Tenaga kompresi (compression
or concussive forces) dapat berupa hantaman langsung atau
kompresi eksternal terhadap objek yang terfiksasi.
Referensi:

No Soal 12
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Keperawatan Gawat Darurat
Kasus (Vignette):
Seorang pasien berusia 35 tahun laki-laki, di bawa ke IGD dikarenakan penurunan kesadaran,
pasien mengalami trauma di bagian abdomen, perawat mencurigai adanya trauma renal, pasien
mengalami kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan motor.
Pertanyaan Soal:
Derajat cedera pada ginjal akan terlihat dari pemeriksaan penunjang yang mana?
Pilihan Jawaban:
A. USG
B. MRI
C. Radiology
D. Multi detector
E. Computed tomography
Kunci jawaban: C. Radiology
Kata Kunci dalam Pasien penurunan kesadaran, mengalami trauma di bagian abdomen,
Kasus perawat mencurigai adanya trauma renal, pasien mengalami kecelakaan
lalu lintas dengan menggunakan motor
Tinjauan Kasus* Pengkajian
Materi Pemeriksaan radiologi adalah cara-cara pemeriksaan yang menghasilkan
gambar bagian dalam tubuh manusia untuk tujuan diagnostik yang
dinamakan pencitraan diagnostik. Menurut Patel (2005:2), radiologi
merupakan ilmu kedokteran yang digunakan untuk melihat bagian tubuh
manusia yang menggunakan pancaran atau radiasi gelombang
elektromagnetik maupun gelombang mekanik.
Radiologi adalah pemeriksaan medis yang menggunakan teknologi
pencitraan untuk mendiagnosis dan mengobati suatu penyakit.
jenis pemeriksaan radiologi meliputi foto rontgen, fluoroskopi, USG, CT
scan, MRI scan, dan PET scan.

Referensi: Patel, Pradip R. 2005. Lecture notes: Radiologi. Penerbit Erlangga:


Jakarta

No Soal 13
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Keperawatan Gawat Darurat
Kasus (Vignette):
Seorang pasien berusia 35 tahun laki-laki, di bawa ke IGD dikarenakan penurunan kesadaran,
pasien mengalami trauma di bagian thoraks, pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dengan
menggunakan motor, perawat melakukan tindakan emergency untuk membebaskan jalan nafas
pasien.
Pertanyaan Soal:
Apakah nama tindakan tersebut?
Pilihan Jawaban:
A. Head tilt, chin lift
B. Pemberian oksigen
C. Melakukan suctioning
D. Melakukan parasentesis
E. Aspirasi lambung dengan selang nasogastrik
Kunci jawaban: A. Head tilt, chin lift
Kata Kunci dalam Penurunan kesadaran, pasien mengalami trauma di bagian thoraks,
Kasus pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan motor,
perawat melakukan tindakan emergency untuk membebaskan jalan nafas
pasien
Tinjauan Kasus* Intervensi
Materi Head tilt, chin lift adalah metode pembukaan jalan nafas atau saluran
pernapasan yang dilakukan jika pasien tidak dicurigai patah leher/cedera
servikal.
Referensi:

No Soal 14
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Keperawatan Gawat Darurat
Kasus (Vignette):
Seorang pasien berusia 35 tahun laki-laki, di bawa ke IGD dikarenakan penurunan kesadaran,
pasien mengalami trauma di bagian thoraks, pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dengan
menggunakan motor, perawat melakukan tindakan emergency, primary survey: breathing.
Pertanyaan Soal:
Apakah intervensi yang akan dilakukan oleh perawat?
Pilihan Jawaban:
A. Melakukan suction
B. Pemberian cairan elektrolit
C. Melakukan posisi semipowler
D. Perawat melakukan parasentesis
E. Aspirasi lambung dengan selang nasogastrik
Kunci jawaban: A. Melakukan suction
Kata Kunci dalam Penurunan kesadaran, pasien mengalami trauma di bagian thoraks,
Kasus perawat melakukan tindakan emergency, primary survey: breathing
Tinjauan Kasus* Intervensi
Materi Pengisapan (suction) adalah aspirasi sekret melalui sebuah kateter yang
disambungkan ke mesin pengisap atau saluran pengisap yang ada di
dinding.Pengisapan dapat dilakukan melalui nasofaring, orofaring dan
intubasi endotrakeal.Suction merupakan tindakan keperawatan yang
paling sering dan penting pada tatanan keperawatan kritis. Prosedur
suctioning banyak bervariasi antar lembaga dan praktisi, hal ini
dikarenakan suctioning hanya didasarkan pada kegiatan rutin perawat
daripada berdasarkan hasil penelitian.Minimnya penelitian terkait
suctioning menyebabkan bervariasinya suctioning antar lembaga dan
praktisi kesehatan.
Referensi: Kelleher, S. & Andrews, T. (2006). An Observational Study On The
OpenSystem Endotracheal Suctioning Practices Of Critical Care Nurses.
Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov

No Soal 15
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Keperawatan Gawat Darurat
Kasus (Vignette):
Seorang pasien berusia 35 tahun laki-laki, di bawa ke IGD dikarenakan penurunan kesadaran,
pasien mengalami trauma di bagian abdomen, perawat mencurigai adanya trauma renal, pasien
mengalami kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan motor, perawat merencanakan
kolaborasi operasi pada pasien.
Pertanyaan Soal: Apakah indikasi dilakukannya laparatomi pada pasien ?
Pilihan Jawaban :
a. Adanya perdarahan
b. Penurunan kesadaran
c. Adanya luka tembus/penetransi
d. Trauma abdomen dengan DPL negative
e. Hemodinamik stabil tanpa adanya perdarahan eksterna
Kunci jawaban: C. Adanya luka tembus/penetransi
Kata Kunci dalam Penurunan kesadaran, trauma di bagian abdomen, perawat mencurigai
Kasus adanya trauma renal
Tinjuan Kasus* Intervensi
Materi Prosedur ini umumnya diperlukan untuk pasien yang mengalami nyeri
abdomen yang tidak diketahui penyebabnya atau pasien yang mengalami
trauma abdomen.
Indikasi laparatomi :
1. Trauma abdomen (tumpul dan atau tajam)
Trauma abdomen didefinisikan sebagai keruskan terhadap struktur
yang terletak diantara diagfragma dan pelvis yang diakibatkan oleh
luka tumpul atau menusuk. Dibedakan atas 2 jenis yaitu :
1) Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga
peritonium) yang disebabkan oleh : luka tusuk, luka tembak
2) Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga
peritoneum) yang dapat disebabkan oleh pukulan, benturan,
ledakan, deselerasi, kompresi atau sabuk pengaman (sit-belt).
2. Peritonitis
Inflamasi peritoneum lapisan membrane serosa rongga abdomen
yang diklasifikasikan atas primer, sekunder, dan tersier. Peritonitis
primer dapat disebabkan olej spontaneous bacterial peritonitis
(SBP) akibat penyakit hepar kronis.
3. Sumbutan pada usus halus dan besar (obstruksi)
4. Apendisitis mengacu pada radang apendiks
Referensi: Departemen Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Semarang

No Soal 16
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Keperawatan Gawat Darurat
Kasus (Vignette):
Seorang ibu baru memiliki satu anak, anak ibu berusia 3 tahun, saat bermain sepeda anaknya
terjatuh dan stang sepeda mengenai daerah abdomennya, terlihat urin disertai darah saat
perawat memasang kateter urin pada anaknya, ibu tidak mampu memberikan pertolongan
pertama dan langsung dibawa ke puskesmas terdekat, namun tidak dapat tertolong. Ibu tidak
bisa menerima kejadian tersebut.
Pertanyaan Soal: Pada tahap berapakah proses kehilangan pasien tersebut ?
Pilihan Jawaban :
a. Denial
b. Anger
c. Bergaining
d. Depresi
e. Asseptence
Kunci jawaban: A. Denail
Kata Kunci dalam ibu tidak mampu memberikan pertolongan pertama, tidak dapat
Kasus tertolong, ibu tidak bisa menerima kejadian tersebut
Tinjuan Kasus* Pengkajian
Materi a. Denial (mengikari peristiwa yang terjadi, tidak percaya itu terjadi,
letih, lesu, mual, gelisah, tidak tahu apa yang akan dilakukan)
b. Anger (melampiaskan kekesalan, nada suara tinggi, berteriak, bicara
kasar, menyalahkan orang lain, menolak pengobatan, agresif, nadi
cepat, gelisah, tangan mengempal, susah tidur)
c. Bergaining (berusaha, kembali ke masa lalu, sering mengatakan
“andai saja”)
d. Depresi (menolak makan dan bicara, menyatakan putus asa dan
tidak berharga, sudah tidur, letih)
e. Asseptence (meneriama kenyataan kehilangan)
Referensi: AIPNI SINERSI 2019, hal 211

No Soal 17
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Keperawatan Gawat Darurat
Kasus (Vignette):
Seorang pasien dengan gagal nafas akut dikarenakan pneumonia berat, pH: 7,10, PCO2
60mmHg, HCO3 22 mmol/l.
Pertanyaan Soal:
Apakah interpretasi pasien tersebut?
Pilihan Jawaban :
a. Assidosis respiratorik
b. Assidosis metabolic
c. Alkalosis respiratorik
d. Alkalosis metabolic
e. Alkalosis assidosis
Kunci jawaban: A. Assidosis respiratorik
Kata Kunci dalam pH: 7,10, PCO2 60mmHg, HCO3 22 mmol/l.
Kasus
Tinjuan Kasus* Diagnosis
Materi  PH normal : 7,35 - 7,45
PH turun asidosis , PH naik alkalosis
 PCO2 normal : 35 - 45mmhg
PCO2 turun metabolik, PCO2 naik respiratorik
 HCO3 normal : 22 – 26 mmol/l
HCO3 turun metabolic , HCO3 naik respiratorik
Referensi: AIPNI SINERSI 2019, hal 53

No Soal 18 dan 19
Nama Kelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Keperawatan Gawat Darurat
Kasus (Vignette):
Seorang anak mengalami tersedak snack yang sedang dimakannya saat mahasiswa perawat
mengadakan penyuluhan pada kelompok ibu ibu dengan anak usia SD.
Pertanyaan Soal:
Apakah hal yang harus perawat lakukan terhadap anak tersebut?
Pilihan Jawaban :
a. Ajak ibu untuk melakukan pertolongan
b. Hentikan hentakan jika makanan tidak keluar
c. Tarik kuat kuat kepalan kearah bawah abdomen
d. Berdiri dibelakang anak dan peluklah dadanya dengan kedua tangan
e. Letakkan kepalan tangan perawat dan tekan kepalan pada bagian abdomen atas
Kunci jawaban: e. Letakkan kepalan tangan perawat dan tekan kepalan pada bagian
abdomen atas
Kata Kunci dalam anak mengalami tersedak snack
Kasus
Tinjuan Kasus* Intervensi
Materi Tersedak (choking) merupakan suatu keadaan masuknya benda asing
(misalnya makanan, mainan, logam, kelereng, manik-manik, dan lain-
lain) kedalam jalan nafas atas sehingga menimbulkan kegawatan pada
sistem pernafasan. Jika hal ini tidak ditanganin segera maka korban akan
meninggal.
1. Back blow (tepukan dipunggung)
2. Abdominal trust (hentakan pada perut) disebut juga dengan
heimlich monuver
3. Chest thrust (hentakan pada dada)
Referensi: Buku panduan kegawatdaruratan untuk kader kesehatan

No Soal 20
NamaKelompok 1. Delfiana pratiwi
2. Dendi maulana
3. Dwi oktaviani
Stase/ MK Keperawatan Gawat Darurat
Kasus (Vignette):
Seorang anak ditinggal didalam mobil oleh ibunya saat diparkiran, kondisi mobil AC menyala,
ibu korban meninggalkan korban sendirian di dalam mobil untuk berbelanja di Mall, saat
kembali kedalam mobil ibu mandapatkan anaknya sudah biru seluruh tubuhnya.
Pertanyaan Soal:
Apakah yang terpikirkan oleh perawat terkait cara keracunan pada anak tersebut?
Pilihan Jawaban :
a. Terserap
b. Tertelan
c. Terinjeksi
d. Terfiltrasi
e. Terinhalasi
Kunci jawaban: d. Terfiltrasi
Kata Kunci dalam Seorang anak ditinggal didalam mobil dengan keadaan mobil AC
Kasus menyala
Tinjuan Kasus* Pengkajian
Materi (jenis keracunan ini biasanya adalah jenis keracunan akibat
pestisida. Absorbsi pestisida lewat kulit atau subkutan dapat
terjadi jika substansi toksik menetap di kulit dalam waktu lama
(pamungkas, 2016). Selain itu jenis keracunan dengan cara terserap
adalah penggunaan krim pemutih wajah / kosmetik dengan
kandungan merkuri / zat kimia melebihi batas yang ditentukan.
Merkuri diketahui bersifat toksik dan dapat diserap melalui kulit
sehingga menyebabkan gangguan kulit terlokalisasi yang serius
(Haryanti, 2020))
2. Tertelan memiliki arti memasukan makanan/minuman melalui
mulut kedalam kerongkongan dengan cara ditelan secara sengaja
atau tidak sengaja.
(Jenis keracunan ini biasanya adalah jenis keracunan menelan
makanan/minuman seperti keracunan makanan basi, keracunan
bahan kimia, keracunan alcohol, ataupun karena kesalahan atau
pengawetan pengolahan makananya yang kurang baik (Situmorang,
2020)
3. Terinjeksi memiliki arti memasukan obat atau racun kedalam tubuh
melalui suntikan baik itu melalui jarum ataupun gigitan serangga
(contoh keracunan akibat gigitan ular, sengatan lebah, gigitan
anjing, gigitan kalajengking, laba-laba, ubur-ubur, ikan pari dll, atau
juga bisa diakibatkan menggunakan obat suntik tanpa resep dokter
atau overdosis obat)
4. Terfiltrasi memiliki arti proses penyaringan
(terfiltrasi bukan salah satu rute masuknya racun ke kedalam tubuh,
proses filtrasi didalam tubuh manusia terjadi didalam ginjal, ginjal
memiliki fungsi dalam membuang racun melalui proses
penyaringan menjadi urine (Hans Tandra, 2018). Adapun rute jalur
masuknya racun ke dalam tubuh adalah melalui ingesti lewat
pencernaan, absorbsi lewat kulit, injeksi kulit, inhalasi (Marzela,
2018).
5. Terinhalasi memiliki arti proses menghirup udara atau uap lain ke
dalam paru-paru
(contoh keracunan karbon monoksida ataupun zat kimia berbentuk
gas yang terhirup oleh hidung)
Kasus di soal seorang anak ditinggal didalam mobil dengan ac
menyala, sehingga anak tersebut akan rentan mengalami keracunan
gas karbon monoksida (CO) atau freon yang dimana gas ini akan
terhirup oleh anak tersebut sehingga jawaban yang tepat adalah
keracunan dengan terinhalasi (E)
Referensi: 2. Pamungkas.(2016). Bahaya Paparan Pestisida Terhadap Kesehatan
Manusia. Bioedukasi Vol. XIV No.1 April 2016
3. Haryanti dkk.(2020). Efek Toksik Merkuri dalam Krim Pencerah
Wajah dari Perspektif Klinis. jurnal Farmasi Klinik Indonesia
Volume 9, Nomor 3, September 2020
4. Situmorang.(2020). Masa kadaluarsa beberapa jenis kecap selama
penyimpanan. Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” Vol. 6. No. 1 Juli 2020
5. Hans Tandra.(2018).Dari diabetes menuju ginjal. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
6. Marzela.(2018). Korelasi antara kadar merkuri krim pemutih dan
kadar merkuri urin pengguna krim pemutih wajah di fkm unair.
Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.10 , No.4, Oktober 2018: 424-433

Anda mungkin juga menyukai