Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

STASE KDP
LUKA BAKAR
Dosen Pembimbing: Ns. Rina Puspita Sari, S. Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh:
NASIKHUL MUSPIK

21317085

PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YATSI

Jl. Aria Santika No. 40 A Bugel, Margasari, Karawaci

TANGERANG

2021

1
A. Definisi
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak seperti suhu tinggi
misalkan api, air panas, listrik, bahan kimia dan radiasi. (Arief,2012)
Luka bakar ialah luka akibat kulit terpajan suhu tinggi, syok listrik, atau
bahan kimia.(Corwin,2010). Luka bakar adalah luka yang diakibatkan oleh
perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh panas tersebut mungkin
dipindahkan melalui konduksi atau radiasi (effendi 2014). Luka bakar
adalah kerusakan jaringan tubuh terutama kulit akibat langsung atau
peratara dengan sumber panas (thermal), kimia, elektrik, dan radiasi luka
bakar adalah luka yang disebabkan oleh trauma panas yang memberikan
gejala, tergantung luas, dalam, dan lokasi lukanya. (Andara & Yessie,
2013). Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
kimia listrik dan radiasi (Smeltzer, suzzana).
Berdasarkan uraian bahwa luka bakar adalah kerusakan jaringan pada
tubuh terutama pada kulit baik kontak secara langung ataupun radiasi,
yang disebabkan oleh panas, listrik, maupun bahan kimia, yang
memberikan gejala tergantung pada luas, kedalaman, dan lokasi lukannya.

B. Etiologi
Etiologi dari luka bakar adalah sebagai berikut:
a) Luka Bakar thermal
Misalnya : api, air panas
Anak-anak (bayi, toddler, pra sekolah): luka bakar yang disebabkan
oleh cairan panas dan uap. Anak-anak yang lebih dewasa: kontak
langsung dengan api
Agen pencedera dapat berupa api, air panas, atau kontak dengan objek
panas, luka bakar api berhubungan dengan asap/cedera inhalasi (cedera
terbakar,kontak dan kobaran api)

2
b) Luka Bakar listrik
Cedera listrik yang disebabkan oleh aliran listrik dirumah merupakan
inside tertinggi pada anak-anak yang masih kecil, yang sering
memasukan benda konduktif kedalam colokan listrik dan digigit atau
menghisap kabel listrik yang tersambung
c) Luka Bakar kimia
Terjadi dari tite/kandungan agen pencedera, serta konsentrasi dan suhu
agen.
d) Luka Bakar radiasi
Luka bakar bila terpapar pada bahan radioaktif dosis tinggi

C. Maneifestasi Klinis
Tanda dan gejala luka bakar berdasarkan derajat luka bakar:
a) Luka bakar derajat 1 (superficial thickness burn)
Yaitu jika luka bakar hanya mengenai lapisan kulit paling luar
(epidermis). Tanda dan gejalanya hanya berupa kemerahan (eritema),
pembengkakan dan disertai rasa nyeri pada lokasi luka. Tidak dijumpai
adanya lepuhan (blister). Kebanyakan luka bakar akibat radiasi sinar
ultra violet (sunbrun) termasuk dalam luka bakar derajat 1
b) Luka bakar derajat 2 (partial thickness burn)
Yaitu jika luka bakar mengenai epidermis hingga lapisan kulit
dibawahnya (dermis). Luka bakar derajat 2 dibagi menjadi :
1. Luka bakar derajat 2 dangkal (superficial partial thickness burn),
jika luka bakar mengenai hingga lapisan dermis bagian atas. Tanda
dan gejalanya berupa kemerahan(eritema), tampak ada lepuhan
(blister), yaitu gelembung yang berisi cairan, dan disertai rasa
nyeri.
2. Luka bakar derajat 2 dalam (deep partial thickness burn), jika luka
bakar mengenai hingga lapisan dermis bagian bawah. Tanda dan
gejalanya berupa kemerahan (eritema), tampak ada lepuhan

3
(blister), tetapi kadang-kadang tidak disertai rasa nyeri jika ujung
saraf sudah rusak.
c) Luka bakar derajat 3 (full thickness burn)
Yaitu jika luka bakar mengenai seluruh lapisan kulit (epidermis,
dermis dan jaringan subkutan). Tanda dan gejalanya berupa luka bakar
yang tampak putih pucat atau justru tampak hangus, dan kadang-
kadang disertai jaringan nekrotik yang keras berwarna hitam, tetapi
tanpa disertai rasa nyeri karena ujung saraf sudah rusak. Tidak tampak
ada lepuhan (blister). Pada luka bakar derajat 3, kapiler darah, folikel
rambut dan kelenjar keringat juga sudah rusak. Biasanya luka bakar
derajat 3 dikelilingi oleh luka bakar derajat 1 dan 2. Luka bakar yang
sangat berat dapat mengenai otot dan tulang.

D. Klasifikasi Luka Bakar


Klasifikasi berdasarkan kedalaman luka bakar
- Luka bakar dangkal (superfisial): melibatkan epidermis, berwarna pink
hinga merah, edema ringan disertai nyeri, penyebabnya meliputi
sengatan sinar matahari, atau radiasi termal yang kuat
- Luka bakar ketebalan persial dangkal (superficial partial-thickness
burn): mengenai epidermis, berwrna pink hingga kemerahan, edema
ringan hingga sedang disertai nyeri, melepuh, kehilangan sedikit
cairan, terutama pada luka bakar kurang dari 15 % dari total seluruh
permukaan tubuh, penyebabnya meliputi terkena air panas, paparan
api, kontak singkat dengan benda panas
- Luka bakar ketebalan parsial dalam (deep partial-thickness burn):
merupakan cedera serius yang mengenai seluruh lapisan epidermis dan
dermis. Berwarna merah hingga keputihan, nyeri, vesikel dengan bula.
Edema sedang, eskar halus dan kering, penyebabnya meliputi terkena
air panas, paparan api, kontak yang lama dengan benda panas
(contohnya tar, minyak pelumas panas, dan bahan kimia)

4
- Luka bakar ketebalan penuh (full-thickness burn): mencakup seluruh
bagian dermis dan sebagian jaringan subkutan berwarna hitam. Coklat,
kuning, putih, merah : terdapat eskar yang keras dan tidak elastis, nyeri
dapat dirasakan atau bahkan tidak terasa nyeri sama sekali, biasanya
terjadi kehilangan cairan yang parah, terutama jika terjadi pada lebih
2% dari keseluruhan permukaan tubuh penyebabnya meliputi percikan
api,listrik, dan bahan kimia.
- Luka bakar ketebalan penuh dalam (Deep full-thickness burn): luka
bakar mengenai kulit, lemak, otot, dan tulang: hangus atas terbakar
pada daerah yang terkena : tidak ada edema maupun nyeri, penyebab
mencakup percikan api, listrik, pelumas panas, tar, dan bahan kimia.

E. Luas Luka Bakar


Menggambarkan luka bakar dalam bentuk persentase dari total area
permukaan tubuh yang cedera.
- Luka bakar minor : tidak mengenai tangan, wajah, atau area genital,
area dengan luka bakar total partial-thickness burn dengan area yang
terkena tidak melebihi 15% dari total seluruh permukaan tubuh.
- Luka bakar sedang: luka bakar partial-thickness dengan melibatkan
15%-25% dari total permukaan tubuh, luka bakar full-thickness yang
tidak melebihi 10% dari keseluruhan permukaan tubuh.
- Luka bakar mayor : melibatkan lebih dari 25% permukaan tubuh (jika
partial-thickness) atau 10% (jika full-thickness), melibatkan tangan,
wajah, area genetalia, atau kaki. Klasifikasi ini digunakan jika pasien
memiliki masalah kesehatan kronis sebelumnya, pasien berusia kurang
dari 18 bulan atau lebih dari 50 tahun, atau mengalami cedera
tambahan.
Presentase permukaan tubuh yang terkena
- Estimasi berdasarkan grafik lund-browder atau rule of nines
Standar rule of nine pada dewasa tidak bisa digunakan pada anak-anak
yang berusia kurang dari 15 tahun, terdapat modifikasi pada bayi baru

5
lahir, bayi kurang dari 1 bulan (infant), anak-anak berusia 5 tahun, 10
tahun, dan 15 tahun .
Anak-anak dengan luka bakar harus dicurigai mengalami cedera
pulmonal jika terdapat 3 atau 4 dari ciri berikut :
a. Bulu hidung terbakar, coreng (kehitaman akibat terbakar) di sekitar
mulut atau lubang hidung
b. Pasien terjebak dalam suatu ruangan tertutup
c. Wajah, hidung, dan bibir terbakar
d. Sampel darah awal mengandung karboksihemoglobin
Fase cedera luka bakar
- Resusitasi (Emergent)
Stase awal yang mengancam nyawa biasanya dialami 24-48 jam
pertama, perhatian utama adalah pada status pernapasan karena
inhalasi asap, hipovolemia karena perpindahan cairan keluar sel
(sindrom kebocoran kapiler),
Ukuran luas luka bakar (presentasi cedera pada kulit) ditentukan dengan
salah satu dari dua metode rule of nine dan diagram bagan lund dan
browler yang spesific dengan usia. Ukuran luka ditunjukkan dengan
presentasi LPTT (luas permukaan tubuh total) Rule Of Nine digunakan
sebagai alat untuk memperkirakan ukuran luka bakar yang cepat. Dasar
dari penghitungan ini adalah membagi tubuh kedalam bagian-bagian
anatomi, yang setiap bagian tersebut mencerminkan luas 9% dari LPT
(Luas Permukaan Tubuh), atau kelipatan dari 9% metode ini mudah di
gunakan. Dalam penggunaan nya tidak membutuhkan diagram untuk
menentukan presentasi LPTT yang mengalami cedera.

Perhitungan Rule Of Nine


AREA PROSENTASE

6
- Kepala dan Leher 9%
- Dada depan dan belakang 18%
- Abdomen depan dan 18%
belakang
- Extremitas atas kanan 9%
- Extremitas atas kiri 9%
- Perincum 1%
- Extremitas bawah kanan 18%
- Extremitas bawah kiri 18%

F. Penatalaksanaan keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan luka bakar di bagi menjadisebagai berikut :
a.) Perawatan luka umum

1.) pembersih luka


2.) terapi anti biotik local
3.) ganti balutan

7
4.) perawatan luka tertutup / tidak tertutup

b.) Resusitasi cairan


Menurut sunatrio (2000), pada luka bakar mayor terjadi perubahan
permeabilitas kapiler yang akan di ikuti dengan ekstrapasasi cairan
(plasma protein dan elektrolit) dari intravaskuler ke jaringan interstisial
mengakibatkan terjadinya hivopolemik intravsakulerdan edema
interstisial. Keseimbangantekanan hidrostatik dan onkotikterganggu
sehingga sirkulasi kebagian distal terhambat, menyebabkan gangguan
perfusi sel atau jaringan dan organ. Pada luka bakar yang berat dengan
perubahan rehabilitas kapiler yang hampir menyeluruh, terjadi
penimbunan massif di jaringan interstisial menyebabkan kondisi
hivopelemik .volume cairan intravaskuler mengalami deficit, timbul
ketidak mampuan menyelenggarakan proses transportasi oksigen ke
jaringan. Keadaan ini di kenal dengan sebutan syok.

Syok yang timbul harus di atasi dalam waktu singka, untuk


mencegah kerusakan sel dan organ bertambah parah, sebab syok
secara nyata bermakna memiliki korelasi dengan angka kematian.

Pedoman dan Rumus untuk penggantian cairan luka bakar :


1) Rumus Evans
Untuk menghitung kebutuhan cairan pada hari pertama hitunglah :
(a) Berat Badan (kg) x % luka bakar x 1 cc Nacl
(b) Berat Badan (kg) x % luka bakar x 1 cc Larutan Koloid Cc
Glukosa 5%

Separuh dari jumlah (1),(2),(3), diberikan dalam 8 jam pertama.


Misalnya diberikan 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan
setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ke tiga diberikan
setengah jumlah cairan hari kedua, sebagai monitor pemberian

8
cairan lakukan perhitungan diuresis. Maksimum 10.000 ml selama
24 jam. Luka bakar derajat dua dan tiga yang melebihi 50% luas
permukaan tubuh dihitung berdasarkan 50% luas permukaan tubuh.

2) Rumus Baxter
Merupakan cara lain yang lebih sederhana dan banyak dipakai.
Jumlah cairan hari pertama dihitung dengan rumus =% luka bakar
x BB (kg) x 4cc.separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8
jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam selanjutnya. Hari
pertama diberikan larutan ringer laktat karena terjadi hipotermi.
Untuk hari kedua diberikan setengah dari jumlah hari pertama.
(a) Larutan RL : ml x % luas luka bakar
(b) Hari 1 : separuh diberikan dalam 8 jam pertama, separuh dalam
16 jam berikutnya
(c) Hari 2 : Bervariasi ditambahkan koloid
c.) Nutrisi yang cukup
Dengan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein,
dapat mempercepat proses penyembuhan luka bakar, karena protein
berperan penting dalam pembentukan sel-sel jaringan tubuh yang
rusak. Contohnya seperti : ikan dan telur.

G. Patofisiologi
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energy dari sumber panas (arus
listrik, bahan kimia, api, air panas, dan lain-lain) ke tubuh. Panas tersebut
dapat dipindahkan melalui kondusi atau radiasi elektromagnetik, derajat
luka bakar yang berhubungan dengan beberapa faktor penyebab, kondisi
jaringan yang terkena dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas.
Kulit dengan luka bakar mengalami kerusakan pada epidermis, dermis,
maupun jaringan subkutan, tergantung pada penyebabnya.
Terjadinya integritas kulit memungkinkan mikroorganisme masuk
kedalam tubuh. Kehilangan cairan akan mempengaruhi nilai normal cairan

9
dan elektrolit tubuh akibat dari peningkatan permeabilitas pembuluh darah
sehingga terjadi perpindahan cairan intravaskuler melalui kebocoran
kapiler yang berakibat tubuh kehilangannatrium air, klorida, kalium dan
protein plasma.

H. Komplikasi
Komplikasi yang timbul akibat luka bakar yaitu, adalah :
1. Septicemia (infeksi)
2. Deformitas (perubahan bentuk tubuh)
3. Kekurangan kalori, protein
4. Gangguan fungsi pergerakan
5. Ileus paralitik (distensi abdomen, mual)

Kasus

10
Tn. S usia 28 tahun datang ke Rumah Sakit bersama ibunya dengan keadaan luka
Bakar akibat terkena air panas ketika ibunya sedang masak air, Tn. S mengeluh
rasa sakit pada tubuhnya dibagian lengan kiri dan punggung serta bagian dada.
Tn. S tampak lemas, mengeluarkan cairan di area luka yang terkena air panas . Tn.
S juga mengatakan sulit bergerak karna adanya luka yang terkena air panas .hasil
pemeriksaan Nadi: 97 x/menit RR: 21 x/mnt Suhu: 37°C.

Analisa Data

NO DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI


1. DS: Resiko Ketidak Luka Bakar
- Ibu Seimbangan Cairan
pasien mengeluarkan cairan
mengatakan di area luka yang
tubuh anaknya terkena air panas
- Ibu (D.0036)
pasien juga Kategori : Fisiologis
mengatakan Subkategori :
anaknya merasa Nutrisi/Cairan
panas pada
tubuhnya
DO:
- Pasien
tampak lemas
2. DS: Gangguan Integritas - Kekuran
- Pasien Kulit/Jaringan gan volume
mengatakan (D.0129) cairan
sakit pada Kategori : Lingkungan - Penurun
tubuhnya Subkategori : an mobilitas
- Ibu Keamanan dan
pasien Proteksi
mengatakan
anaknya terkena

11
air panas
DO:
- Kulit
pasien tampak
melepuh dan
kulit
mengelupas
- Pasien
tampak
meringis
kesakitan
3. DS: Gangguan Mobilitas - Kecemas
- Pasien (D.0054) an
mengatan sulit Kategori : Fisiologis - Keengga
melakukan Subkategori : nan melakukan
pergerakan Aktivitas/Istirahat pergerakan
DO:
- Pasien
tampak tidak
mampu
bergerak
- Pasien
tampak lemas

Intervensi

N DX. KEP SLKI SIKI


O
1. Resiko Ketidak Setelah dilakukan Manajemen
Seimbangan intervensi Cairan (I.03098)

12
Cairan (D.0036) keperawatan - Monitor
Kategori : maka status hidrasi
Fisiologis keseimbangan - Berikan
Subkategori : cairan dapat asupan cairan
Nutrisi/Cairan meningkat dalam - Berikan
waktu 1x24 jam asupan cariran
dengan kriteria intravena
hasil :
Keseimbangan
cairan (L.03020)
- Asupan
cairan cukup
meningkat
- Dehidrasi
cukup menurun
- Turgor
kulit cukup
membaik
2. Gangguan Setelah dilakukan Perawatan Luka
Integritas intervensi Bakar (I. 14565)
Kulit/Jaringan keperawatan - Identifika
(D.0129) maka integritas si penyebab luka
Kategori : kulit dan jaringan bakar
Lingkungan dapat meningkat - Gunakan
Subkategori : dalam waktu 2x24 teknik aseptic
Keamanan dan jam dengan selama merawat
Proteksi kriteria hasil: luka
integritas kulit - Bersihkan
dan jaringan luka dengan
(L.14125) cairan steril
- Kerusakan

13
jaringan cukup
menurun
- Kerusakan
lapisan kulit
cukup menurun
- Kemeraha
n cukup menurun
3. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan
Mobilitas intervensi Mobilitas
(D.0054) keperawatan (I.05173)
Kategori : maka mobilitas - Identifika
Fisiologis fisik dapat si toleransi fisik
Subkategori : meningkat dalam melakukan
Aktivitas/Istirahat waktu 1x24 jam pergerakan
dengan kriteria - Libatkan
hasil: keluarga untuk
Mobilitas Fisik membantu pasien
(L.05042) dalam
- Gerakan meningkatkan
terbatas cukup pergerakan
menurun - Ajarkan
- Kelemaha mobilisasi
n fisik cukup sederhana yang
menurun harus dilakukan

14
15

Anda mungkin juga menyukai