TINJUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas (api, bahan kimia, listrik, maupun radiasi)
atau zat-zat yang bersifat membakar baik berupa asam kuat dan basa kuat
(Safriani, 2016).
Luka bakar merupakan rusak atau hilangnya sebagian dari jaringan kulit
akibat perubahan suhu, panas/radiasi, dan zat kimia. Beratnya luka bakar
ditentukan berdasarkan luas, letak, dan dalamnya luka (Sjamsuhidajat, 2012: 103).
lainnya yang disebabkan oleh trauma akut. Luka bakar terjadi diakibatkan karena
cairan panas (luka bakar), padatan panas (luka bakar kontak), atau api (luka api)
termasuk juga radiasi, radioaktivitas, listrik, gesekan dan bahan kimia (Peck,
2011).
menghasilkan panas dan radiasi. Beratnya luka bakar ditentukan berdasarkan luas,
B. KLASIFIKASI
Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas dan
kedalaman kerusakan jaringan. Semakin lama waktu kontak, maka semakin luas
Luka bakar derajat I ditandai dengan luka bakar superfisial dengan kerusakan
pada lapisan epidermis. Umumnya tidak disertai kelepuhan pada kulit, kulit
kemerahan pada bagian yang terbakar, bengkak ringan, nyeri namun kulit tidak
terkoyak karena melepuh, tidak terdapat bula, nyeri karena ujung-ujung saraf
sensorik teriritasi.
Luka bakar derajat II terjadi pada lapisan epidermis dan sebagian dermis
memiliki gejala berupa kulit kemerahan, melepuh, bengkak yang tak hilang
selama beberapa hari, kulit terlihat lembab atau becek, nyeri, dan bercak-bercak
berwarna
merah muda.
Luka bakar derajat III terjadi pada seluruh ketebalan kulit. Semua organ kulit
sekunder rusak dan tidak ada kemampuan lagi untuk melakukan regenerasi kulit
secara spontan atau repitelisasi. Umumnya memiliki gejala berupa daerah luka
tampak berwarna putih, kulit hancur, sedikit nyeri karena ujung saraf telah rusak
kerusakan seluruh kulit dan jaringan subkutan begitu juga pada tulang
akan gosong.
yang bersifat ringan, sedang, dan berat. Berikut ini adalah klasifikasinya:
Luka bakar derajat dua pada dewasa dengan luas permukaan tubuh
kurang dari 15%, luka bakar derajat dua pada anak dengan luas permukaan tubuh
kurang dari 10%, luka bakar derajat tiga pada anak atau dewasa dengan luas
Luka bakar derajat dua pada dewasa yang melibatkan 15 – 25% luas
permukaan tubuh, luka bakar derajat dua pada anak yang melibatkan 10 – 20%
luas permukaan tubuh, luka bakar derajat tiga pada anak atau dewasa yang
Pada dewasa, luka bakar derajat dua yang melibatkan lebih dari 25%
luas permukaan tubuh, pada anak, luka bakar derajat dua yang melibatkan lebih
dari 20% luas permukaan tubuh, pada anak atau dewasa, luka bakar derajat tiga
yang melibatkan lebih dari 10% luas permukaan tubuh, cedera inhalasi, luka bakar
listrik, luka bakar dengan trauma tambahan (trauma kepala, trauma intraabdomen,
fraktur, luka bakar pada kehamilan, penyakit komorbid yang menyertai luka bakar
Rumus Sembilan (Rule Of Nines) Rumus Sembilan merupakan cara yang cepat
Wallace (2017), membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal
5) Genetalia / perineum 1%
Wallace (2017), membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal
belakang 18%
4) Tungkai masing-masing 28%
7%
Metode Lund and Browder Metode Lund and Browder adalah metode
mementukan presentase luas luka bakar pada berbagai bagian anatomik, berubah
kecil dan memberikan estimasi proporsi luas permukaan tubuh. Metode Lund dan
C. ETIOLOGI
Menurut (Wijaya dan putri, 2013) luka bakar dapat disebabkan oleh berbagai
1. Suhu Tinggi (Termal Burn) Luka bakar karena panas (suhu tinggi)
merupakan luka bakar yang disebakan karena terpapr atau kontak dengan api,
cairan panas atau objek-objek panas laiinya seperti gas dan bahan padat (solid).
2. Bahan Kimia (Chemical Burn) Luka bakar kimia disebabkan oleh adanya
kontak jaringan kulit dengan asam atau basa kuat (zat kimia). Konsentrasi zat
luasnya cidera karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi karena
misalnya luasnya cidera karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering
dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang
3. Sengatan Listrik (Electrical Burn) Luka bakar yang disebabkan oleh adanya
kontak antar tubuh manusia dengan energy listrik. Berat ringannya luka
dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage, dan cara gelombang elektrik
itu sampai mengenai tubuh. Terjadi dari tife/voltase aliran yang menghasilkan
proporsi panas untuk tahanan dan mengirimkan jalan sedikit tahanan (contoh saraf
memberikan tahanan kecil dan tulang merupakan tahanan terbesar). Dasar cedera
manusia terpapar dengan sumber radoiaktif. Tipe cidera ini seringkli berhubungan
dengan penggunaan radiasi ion pada industry atau dari sumber radiasi untuk
keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Contoh lain adalah terpaparnya tubuh
manusia yang terlalu lama oleh sinar matahari juga merupakan salah satu tipe luka
bakar radiasi.
D. PATOFISIOLOGI
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh.
derajat luka bakar yang berhubungan dengan beberapa faktor penyebab, konduksi
jaringan yang terkena dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas. Kulit
dengan luka bakar mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan
tubuh. Kehilangan cairan akan mempengaruhi nilai normal cairan dan elektrolit
tubuh akibat dari peningkatan pada permeabilitas pembuluh darah sehingga terjadi
yang berakibat tubuh kehilangan natrium, air, klorida, kalium dan protein plasma.
Kemudian terjadi edema menyeluruh dan dapat berlanjut pada syok hipovolemik
aliran plasma ke ginjal dan GFR (Rate Filtrasi Glomerular) akan menurun
intravaskuler tidak adekuat bisa terjadi gagal ginjal dan apabila resusitasi cairan
adekuat, maka cairan interstitiel dapat ditarik kembali ke intravaskuler sehingga
nyeri.Dapat timbul lepuh setelah 24 jam dan kemudian kulit mungkin terkelupas,
4. Luka bakar derajat ketiga ketebalan penuh tampak datar, tipis, dan
5. Luka bakar listrik mungkin mirip dengan luka bakar panas, atau
lukabakar listrik mungkin jauh lebih parah daripada luka yang tampak
dibagianluar.
Luka bakar memiliki tanda dan gejala tergantung derajat keparahan dari
pembengkakanhanya pada lapisan atas kulit ari (Stratum Corneum), terasa sakit,
merahdan bengkak.
(eksudat).
terbukadengan lemak yang terlihat, edema, tidak mumcat dengan tekanan, tidak
F. KOMPLIKASI
2. Sindrom kompartemen
kapiler, syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke
dalam kompartemen vaskuler, volume darah akan meningkat. Karena edema akan
4. Ileus Paralitik dan Ulkus Curling Berkurangnya peristaltic usus dan bising
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Intubasi
b. Krikotiroidotomi
g. Bilasan bronkoalveolar
paru.
iskemia jaringan tidak terjadi pada setiap organ sistemik. Selain itu
cairan diberikan agar dapat meminimalisasi dan eliminasi cairan bebas yang
keuntungan dari berbagai macam cairan seperti kristaloid, hipertonik, koloid, dan
sebagainya pada waktu yang tepat. Dengan adanya resusitasi cairan yang
mungkin.
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam 28. 2) Luas luka
bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam 29. 3) 2.000 cc glukosa 5%
per 24 jam 30. Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama.
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL 33. Separuh dari jumlah cairan
hari kedua diberikan setengah, jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga
3. Resusitasi nutrisi
usus.
awal : 0,1-0,2 mg/kg dan „maintenance 5-20 mg/70 kg setiap 4 jam, sedangkan
dosis anak-anak 0,05-0,2 mg/kg setiap 4 jam).Tetapi ada juga yang menyatakan
kulit manusia yang berasal dari tubuh manusia lain yang telahdiproses maupun
berasal dari permukaan tubuh lain dari pasien(autograft). Daerah tubuh yang
split thickness skin graftatau full thickness skin graft. Bedanya dari teknik –
mesin. Metode ini disebut mess grafting. Ketebalan darikulit donor tergantung
dari lokasi luka yang akan dilakukan grafting,usia pasien, keparahan luka dan
donor ini dapat dilakukan dengan mesin „dermatome atau pun dengan manual
H. PENGKAJIAN
1. Biodata
tanggal MRS, dan informan apabila dalam melakukan pengkajian klita perlu
2. Keluhan utama
nyeri, sesak nafas. Nyeri dapat disebabakna kerena iritasi terhadap saraf. Dalam
(p,q,r,s,t). sesak nafas yang timbul beberapa jam / hari setelah klien mengalami
luka bakardan disebabkan karena pelebaran pembuluh darah sehingga
timbulpenyumbatan saluran nafas bagian atas, bila edema paru berakibat sampai
beberapa fase : fase emergency (±48 jam pertama terjadi perubahan pola
bak), fase akut (48 jam pertama beberapa hari/bulan ), fase rehabilitatif
sebelum mengalami luka bakar. Resiko kematian akan meningkat jika klien
a. Pola ADL
Meliputi kebiasaan klien sehari-hari dirumah dan di RS dan apabila
b. Pola Eliminasi
khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres
Pada klien dengan luka bakar sering muncul masalah konsep diri body
perawatan yang laam sehingga mengganggu klien dalam melakukan aktifitas. Hal
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
setalah terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan luas luka
bakar, Mata Catat kesimetrisan adanya benda asing yang menyebabkan gangguan
penglihatan serta bulu mata yang rontok kena air panas, bahan kimia akibat
luka bakar, Hidung Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret, sumbatan
dan bulu hidung yang rontok, Mulut Sianosis karena kurangnya supplay darah
ke otak, bibir kering karena intake cairan kurang, Telinga Catat bentuk,
3) Abdomen
4) Urogenital
Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi
5) Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru
6) Pemeriksaan kulit
Kaji daerah yang mengalami luka bakar (luas dan kedalaman luka).
diderita, obatnya apa, berapa dosisnya, penggunaan obat-obatan herbal), Last meal
obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi, dikonsumsi berapa jam
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hitung darah lengkap : Peningkatan Hematokrit menunjukkan
dan sel darah merah terjadi sehubungan dengan kerusakan oleh panas terhadap
pembuluh darah.
selanjutnya.
J. ANALISA DATA
DS dan DO Keperawatan
Gangguan Pertukaran
Gas
hematoma
keadaan luas
dermis rusak
Gangguan Integritas
Kuit/Jaringan
diaforesis
Eferen
Perifer
Alarm Nyeri
Nyeri Akut
haus (D.0023)
hematokrit meningkat,
tiba-tiba
melakukan pergerakan,
1. Gangguan Pertukaran Gas B.d Inhalasi agen D.d dispnea, pusing, penglihatan
(D.0003)
epidermis dan dermis rusak D.d kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit, nyeri,
3. Nyeri Akut B.d Agen pencedera kimiawi (terbakar) D.d mengeluh nyeri,
tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur,
tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah, proses
berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, diaphoresis (D.0077)
nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi
suhu tubuh meningkat, konsetrasi urin meningkat, berat badan turun tiba-tiba
(D.0023)
5. Gangguan Mobilitas Fisik B.d cidera luka bakar D.d mengeluh sulit
merasa cemas saat bergerak, kekuatan otot menurun, rentang gerak (ROM)
menurun, sendi kaku, gerakan tidak terkoordinasi, gerakan terbatas, fisik lemah
(D.0054)
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx Perencanaan Keperawatan
SLKI SIKI
PCO2 3 5
Bunyi 3 5
napas
tambah
an
Indikator IR ER steril)
CRT 3 5
3. Untuk membantu
E: Anjurkan
Turgor 3 5
dalam
perawatan Kulit yang
Kulit
penyembuhan
tepat (Debridement)
Sianosis 3 5 kulit/jaringan
Tampak 3 5
meringis
menurun
Sikap 3 5
proektif
menurun
lembab isotonis
Kekuatan 3 5
otot
Kelemaha 3 5
n fisik
M. DAFTAR PUSTAKA
jurnal.com/2014/11/penatalalsanaan-luka-bakar-combustio.html?m=1 diakses
20.05 WIB
Publishing
(http://lpkeperawatan.blogspot.com/2014/01/laporan-pendahuluan-combustio-