Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

GOUT ARTHRITIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunitas III

Dosen Pengampu : Riyanto, S.Kep.,Ns.,M.kep.

Disusun Oleh :

Nama : Ani maulani sari


Nim : R.17.01.006

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

YAYASAN INDRA HUSADA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Jl. Wirapati Sindang Indramayu Telp.(0234) 272020 Fax. (0234) 272558

2021
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian Gout Arthritis
Gout Arthritis merupakan salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling
sering ditemukan yang ditandai dengan penumpukan Kristal Monosodium Urat di
dalam ataupun di sekitar persendian. Monosodium Urat ini berasal dari metabolisme
Purin. Hal penting yang mempengaruhi penumpukan Kristal Urat adalah
Hiperurisemia dan supersaturasi jaringan tubuh terhadap Asam Urat. Apabila kadar
Asam Urat di dalam darah terus meningkat dan melebihi batas ambang saturasi
jaringan tubuh, penyakit Gout Arthritis ini akan memiliki manifestasi berupa
penumpukan Kristal Monosodium Urat secara Mikroskopis maupun Makroskopis
berupa Tofi (Zahara, 2013).

Gout Arthritis adalah penyakit sendi yang diakibatkan oleh tingginya kadar
Asam Urat dalam darah. Kadar Asam Urat yang tinggi dalam darah melebihi batas
normal yang menyebabkan penumpukan Asam Urat di dalam persendian dan organ
lainnya (Susanto, 2013).

Menurut Moreau, David (2005) dalam Reny Yuli (2014) Gout adalah penyakit
metabolic yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri pada sendi.

Jadi, dari definisi di atas maka Gout Arthritis merupakan penyakit inflamasi sendi
yang diakibatkan oleh tingginya kadar Asam Urat dalam darah, yang ditandai dengan
penumpukan Kristal Monosodium Urat di dalam ataupun di sekitar persendian berupa
Tofi.
2. Klasifikasi Gout Arthritis
Menurut (Ahmad, 2011) jenis asam urat yaitu :
a. Gout primer
Pada gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
b. Gout sekunder
Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan
kadar purin tinggi.

3. Etiologi Gout Arthritis


Gejala Artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari
penyebabnya penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan metabolit.
A. Faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan gout adalah :
1. Pembedahan
2. Trauma
3. Obat-obatan
4. Alkohol
5. Stress emosional
6. Diet tinggi purin
B. Pembentukan Asam urat yang berlebihan
1. Gout primer metabolik disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
2. Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebihan karena penyakit.
3. Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebihan karena penyakit.
C. Kurangnya pengeluaran asam urat
1. Gout primer renal terjadi karena gangguan ekskresi asam urat ditubuli
distal ginjal
2. Gout sekunder renal disebabkan oleh kerusakan ginjal
4. Manifestasi Klinis Gout Arthritis
Menurut aspiani, 2014 terdapat empat stadium perjalanan klinis gout yang
tidak diobati:
a. Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik.Pada stadium ini
asam urat serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari
peningkatan asam urat serum.
b. Stadium kedua arthritis gout akut terjadi awitan mendadak pembengkakan
dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi
metatarsophalangeal.
c. Stadium tiga setelah serangan gout akut adalah tahap interkritis.Tidak
terdapat gelaja-gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari
beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan
gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
d. Stadium keempat adalah tahap gout kronik, dengan timbunan asam urat
yangterus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai.
Peradangan kronik akibat Kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri,
sakit, dan kaku, juga pembesaran dan penonjolan sendi bengkak.
5. Patofisiologi Gout Arthritis
Dalam keadaan normal, kadar asam urat (gout) di dalam darah pada pria
dewasa kurang dari 7 mg/dl dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Dan apabila
konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar dari 7,0 mg/dl dapat menyebabkan
penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan
dengan peningkatan atau penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam serum.
Jika kristal asam urat mengendap dalam sendi, akan terjadi respons inflamasi dan
diteruskan dengan terjadinya serangan gout.
Dengan adanya serangan yang berulang-ulang, penumpukan kristal
monosodium urat yang dinamakan thopi akan mengendap dibagian perifer tubuh
seperti ibu jari kaski, tangan dan telinga. Akibat penumpukan asam urat yang terjadi
secara sekunder dapat menimbulkan Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai
penyakit ginjal kronis. Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang
asimtomatik, menunjukkan bahwa faktor-faktor non-kristal mungkin berhubungan
dengan reaksi inflasi. Kristal monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan
immunoglobulin yang terutama berupa 1gG. Dimana igG akan meningkatkan
fagositosis kristal dan dengan demikian dapat memperlihatkan aktifitas imunologik.
6. Pathway

Sumber : (Nurarif, 2015)


7. Komplikasi Gout Arthritis
Tingginya asam urat dalam tubuh yang menetap dalam jangka waktu yang
lama berpotensi menimbulkan komplikasi. Menurut Noviyanti (2015) komplikasi
penyakit asam urat meliputi:
a. Komplikasi pada ginjal Secara garis besar, gangguan-gangguan pada
ginjal yang disebabkan oleh asam urat mencakup dua hal yaitu terjadinya
batu ginjal dan risiko kerusakan ginjal. Batu ginjal terbentuk ketika urine
mengandung substansi yang membentuk kristal, seperti kalsium oksalat
dan asam urat. Pada saat yang sama, urine 18 kekurangan substansi yang
mencegah kristal menyatu sehingga menjadikan batu ginjal terbentuk.
b. Komplikasi pada jantung Kelebihan asam urat dalam tubuh membuat
seseorang berpotensi terkena serangan jantung dan stroke. Hubungan
antara asam urat dengan penyakit jantung adalah adanya kristal asam urat
yang dapat merusak endotel/pembuluh darah koroner.
c. Komplikasi pada hipertensi Hipertensi terjadi karena asam urat
menyebabkan renal vasokontriksi melalui penurunan enzim nitrit
oksidase di endotel kapiler, sehingga terjadi aktivasi sistem. Peningkatan
asam urat pada manusia juga berhubungan dengan disfungsi endotel dan
aktivasi rennin.
d. Komplikasi pada diabetes mellitus Meningkatnya kadar asam urat darah
juga berisiko terkena penyakit diabetes mellitus.
Dalam penelitian Eswar (2011) didapatkan hasil kadar asam urat yang tinggi
dalam darah berkaitan dengan risiko peningkatan diabetes hampir 20%. Pada
penderita diabetes ditemukan 19% lebih tinggi dengan kadar asam urat yang tidak
terkontrol.
8. Cara Pencegahan Gout Arthritis
Selain dengan cara mengobati, salah satu cara mengatasi penyakit asam urat
adalah dengan mengatur makanan yang boleh dimakan (diet), dengan sayarat diet
sebagai berikut ini:
1. Mengurangi konsumsi karbohidrat (zat gula)
2. Menghindari mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi,
seperti:
a. Jeroan: hati, limpa, babat, usus, paru otak, jantung
b. Sari laut: udang, kerang, kepiting
c. Makanan kaleng: ikan sarden
d. Ekstrak daging: kaldu
e. Unggas: bebek, angsa, burung dara, ayam
f. Buah-buahan: durian, alpokat, nanas, melinjo, dan emping melinjo
3. Menghindari alkohol: bir, wiski, anggur, tape, brem
4. Membatasi konsumsi lemak jenuh dan tidak jenuh (santan, daging
berlemak, mentega, dan msakanan yang menggunakan minyak)
5. Olah raga rutin minimal 3 kali dalam 1 minggu
6. Minum air putih minimal 8 gelas sehari atau 2 liter air mineral

9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Ditemukan kadar asam urat meningkat dalam darah (> 6 mg %)
b. Pemeriksaan kadar asam urat yang enzimatik.
c. Didapatkan leukositosis ringan
d. LED meninggi sedikit
e. Pemeriksaan urin
Ditemukan kadar asam urat tinggi (500 mg % / liter per 24 jam)
f. Pemeriksaan cairan tofi
g. Melihat respon dari gejala-gejala pada sendi terhadap pemberian
Cholasin. Cholasin adalah obat yang menghambat aktifitas fagositik dari
leukosit sehingga memberikan perubahan sehingga memberikan
perubahan yang dramatis dan cepat meredakan gejala-gejala.

10. Penatalaksanaan Gout Arthritis


Penanganan gout biasanya dibagi menjadi penanganan serangan akut dan
kronik. Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini:
1. Mengatasi serangan akut
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mnecegah penimbunan kristal urat
pada jaringan, terutama persendian
3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipouresemik

- Terapi non farmakologi


Terapi non farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan gout.
Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin, modifikasi diet,
mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan pada pasien yang kelebihan
berat badan terbukti efektif.

- Terapi farmakologi
a. Serangan akut
Istirahat dan terapi cepat dnegan pemberian NSAID, misalnya indometasin
200 mg/hari atau diklofenak 159 mg/hari, merupakan terapi lini pertama dalam
menangani serangan akut gout, asalkan tidak ada kontraindikasi terhadap NSAID.
Aspirin harus dihindari karena ekskresi aspirin berkompetesi dengan asam urat dan
dapat memperparah serangan gout akut. Obat yang menurunkan kadar asam urat
serum (allopurinol dan obat urikosurik seperti probenesid dan sulfinpirazon) tidak
boleh digunakan pada serangan akut.
Penanganan NSAID, inhibitor cyclooxigenase-2 (COX 2), kolkisin dan
kortikosteroid untuk serangan akut dibicarakan berikut ini :
1. NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien
yangmengalami serangan gout akut. NSAID harus diberikan dengan dosis
sepenuhnya pada 24-48 jam pertama atau sampai rasa nyeri hilang.
NSAID yang umum digunakan untuk mengatasi episode gout akut
adalah :
- Naproxen- awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari
- Piroxicam- awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari
- Diclofenac- awal 100 ,g, kemudian 50 mg 3x/hari
2. COX-2 inhibitor; Etoricoxib merupakan satu-satunya COX-2 yang
dilisensikan untuk mengatasi serangan akut gout. Obat ini efektif tapi
cukup mahal, dan bermanfaat terutama bagi pasien yang tidak tahan
terhadap efek gastrointestinal NSAID non selektif. COX-2 inhibitor
mempunyai resiko efek samping gastrointestinal bagian atas lebih rendah
dibanding NSAID non selektif.
3. Colchicine merupaka terapi spesifik dan efektif untuk serangan gout akut.
Namun dibanding NSAID kurang populer karena kerjanya lebih lambat
dan efek samping lebih sering dijumpai.
4. Steroid adalah strategi alternatif selain NSAID dan kolkisin. Cara ini
dapat meredakan serangan dengan cepat ketika hanya 1 atau 2 sendi yang
terkena. Namun, harus dipertimbangkan dengan cermat diferensial
diagnosis antara atrithis sepsis dan gout akut.
b. Serangan kronik
Kontrol jangka panjang hiperuriesmia merupakan faktor penting untuk
mencegah terjadinya serangan akut gout, keterlibatan ginjal dan pembentukan batu
asam urat. Penggunaan allopurinol, urikourik dan feboxsotat untuk terapi gout kronik
dijelaskan berikut ini:
1. Allopurinol ; obat hipouresemik pilihan untu gout kronik adalah
alluporinol, selain mengontrol gejala, obat ini juga melindungi fungsi
ginjal. Allopurinol menurunkan produksi asam urat dengan cara
menghambat enzim xantin oksidase.
2. Obat urikosurik; kebanyakan pasien dengan hiperuresmia yang sedikit
mengekskresikan asam urat dapat terapi dengan obat urikosurik.
Urikosurik seperti probenesid (500 mg-1 g 2x/hari).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
Nama :Ny. S
Alamat : Desa cemara wetan, kec.cantigi kab.indramayu
Telepon :-
Tpt & Tgl Lahir/umur :Indramayu, 02 agustus 1950 / (71 Tahun)
Jenis Kelamin :Perempuan
Suku :Jawa
Agama : Islam
Status Perkawinan : Janda
Pendidikan :SD
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Orang yang paling dekat dihubungi : An. R
Alamat/Telepon : Desa Cemara wetan Kec. cantigi Kab

Indramayu

Jumlah Anak : Laki-laki 3orang

Wanita 2 orang

Cucu 9 orang

Cicit 1 orang

2. Riwayat Keluarga
Pasangan
Nama : Tn. R
Status : Sudah Meninggal
Tahun Meninggal : 2003
Penyebab Kematian : Sakit
Anak-anak
Nama : Ny. R Nama : Tn. M
Alamat : Ds. cemara Alamat : Ds. cangkring
Status kesehatan : Baik Status kesehatan : Baik
Umur : 51 Tahun Umur : 49 Tahun
Pekerjaan : Pedagang Pekerjaan : Wirasuasta

Nama : Tn. A Nama : Ny. M


Alamat : Pranggong Alamat : Ds. Pranggong
Status kesehatan : Baik Status kesehatan : Baik
Umur : 44 Tahun Umur : 41 Tahun
Pekerjaan : Wirasuasta Pekerjaan : PNS

Nama : Tn. S
Alamat : Ds. cemara
Status kesehatan : Baik
Umur : 35 Tahun
Pekerjaan : Wirasuasta

3. Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini :
Saat ini Ny. S hanya sebagai Ibu rumah tangga saja
Pekerjaan sebelumnya :
Pedagang
Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :
Sumber pendapatan diperoleh dari pemberian anak dan cucu, sejauh ini
semua kebutuhan tercukupi.

4. Riwayat Lingkungan Hidup


Tipe tempat tinggal : Permanen
Jumlah kamar : 4 kamar
Jumlah tingkat : Lantai dasar
Jumlah orang yang tinggal di rumah : 2 orang
Derajat privasi : Baik
Tetangga terdekat : Ada
Alamat/telepon : Desa Cemara wetan

5. Riwayat Rekreasi
Hobby/minat : Tidak Ada
Keanggotaan organisasi : Tidak Ada
Liburan/ perjalanan : Sesekali liburan diajak anak pergi ke
rumah saudara di Indramayu

6. Sumber/Sistem Pendukung
Penanganan Masalah Kesehatan : Dokter
Pelayanan kesehatan di rumah : Apabila sakit Ny. S menggunakan obat
obat yang dianjurkan dokter saja
Makanan yang dihantarkan : Tidak ada.
Perawatan sehari dewasa : Tidak ada.

7. Deskripsi Hari Khusus/Kebiasaan Ritual Waktu Tidur


Hari khusus hanya lebaran berkumpul bersama keluarga, kebiasaan waktu
sebelum tidur Ny. S sering mengoleskan GPU ke kakinya setelah itu
dipakaikan kaos kaki supaya hangat.

8. Status Kesehatan Saat Ini


- Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu:
Sejak 5 tahun lalu Ny. S memiliki riwayat penyakit asam urat sampai
dengan sekarang.
- Keluhan utama:
Nyeri sendi
- Riwayat Kesehatan Sekarang :
Pasien mengatakannyeri dan kaku dibagian sendi lutut dan tungkai
kaki, nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk, nyeri dirasakan hilang jika
istirahat dan nyeri timbul jika melakukan aktivitas, nyeri biasanya
dirasakan pada pagi hari setelah bangun tidur, skala 5 (0-10)

Obat-obatan yang dianjurkan dokter


Lisinopril Lansoprazol pregabalin
Amlodipin Ketoprofen glucosamine

Status Imunisasi
Tetanus, difteria : Tidak Terkaji
PPD : Tidak Terkaji
Influenza : Tidak Terkaji
Pneumovaks : Tidak Terkaji

Alergi
Obat-obatan : Tidak ada Alergi
Makanan : Tidak Ada Alergi
Kontak substansi : Tidak Ada Alergi
Faktor lingkungan : Tidak Ada Alergi

Nutrisi
- Diet, Pembatasan makanan.minuman : Ada
- Riwayat Peningkatan/Penurunan Berat badan : Berat Badan
selalu stabil
- Pola konsumsi makanan (misal : frekuensi, sendiri atau dengan orang
lain) :Pola konsumsi makanan selalu normal 3 kali sehari
- Masalah-masalah yang mempengaruhi masukan makanan (misal :
pendapatan tidak adekuat, kurang transportasi, masalah
menelan/mengenyah, stres emosional) :Tidak ada masalah
masalah yang
mempengaruhi nutrisi
- Kebiasaan: -

9. Status Kesehatan Masa Lalu


Penyakit masa anak-anak : Tidak memiliki penyakit pada masa anak-anak
Penyakit serius/kronik : Tidak Ada
Trauma : Pernah terjatuh di kamar mandi sejak3 bulan
lalu

10. Riwayat Keluarga


Tipe Keluarga : Keluarga Besar (extended family)
Gambarkan silsilah (kakek/nenek, orang tua, paman, bibi, saudara kandung,
pasaangan, anak-anak)

Genogram : (Tiga Generasi)


Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
:Laki-laki Meninggal
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
: Klien

11. Tinjauan Sistem


a. Keadaan Umum :
Ya Tidak

Kelelahan 

....................................................................................................................

Perubahan berat badan satu tahun yang lalu 

....................................................................................................................

Perubahan nafsu makan 

................................................................................................................
Demam 

....................................................................................................................

Keringat malam 

....................................................................................................................

Kesulitan tidur 

....................................................................................................................

Sering pilek/ infeksi 

....................................................................................................................

Penilaian diri terhadap seluruh status kesehatan 

Baik

Kemampuan melakukan ADL 

Mampu melakukan aktivitas sehari hari mandiri

b. Tingkat kesadaran : Compos Mentis


c. Tanda-tanda vital :
TD: 140/90 mmHg S: 36.5 C N: 80x/menit RR: 22x/menit

d. Sistem kardiovaskular :
Hemopoetik
Ya Tidak

Pendarahan/memar abnormal  Ket:......................

Pembengkakan kelenjar limfe  Ket:......................

Anemia  Ket:......................
Riwayat transfusi darah  Ket:......................

e. Sistem Pernafasan :
Ya Tidak

Batuk  Ket:..........................

Sesak nafas  Ket:..........................

Hemoptisis  Ket:..........................

sputum  Ket:..........................

Asma  Ket:..........................

e. Sistem Integumen :
Ya Tidak

Lesi/ luka  Ket:..........................

Pruritus  Ket:..........................

Perubahan pigmentasi  Ket:..........................

Perubahan tekstur  Ket: Kulit Kering

Perubahan nevi  Ket:..........................

Sering memar  Ket:..........................

Perubahan rambut  Ket: Beruban

Perubahan Kuku  Ket: Keras

Kalus  Ket:..........................

Pemajanan lama terhadap  Ket:..........................


matahari
f. Sistem Perkemihan :
Ya Tidak

Disuria  Ket:..........................

Hematuria  Ket:..........................

Poliuria  Ket:..........................

Oliguria  Ket:..........................

Nokturia  Ket:..........................

Inkontinensia  Ket:..........................

Nyeri berkemih  Ket:..........................

Batu  Ket:..........................

g. Sistem Muskuloskeletal :
Ya Tidak

Nyeri Sendi  Ket:..........................

Kekakuan  Ket:..........................

Pembengkakan Sendi  Ket:..........................

Deformitas  Ket:..........................

Spasme  Ket:..........................

Kram  Ket:..........................

Kelemahan otot  Ket:..........................

Cara berjalan  Ket:..........................


Nyeri punggung  Ket:..........................

Prostesa  Ket:..........................

h. Sistem Endokrin :
Ya Tidak

Intoleran panas  Ket:..........................

Intoleran Dingin  Ket:..........................

Goiter  Ket:..........................

Pigmentasi kulit  Ket:..........................

Perubahan rambut  Ket: Beruban

Polipagia  Ket:..........................

Polidipsi  Ket:..........................

Poliuria  Ket:..........................

i. Sistem Pencernaan :
Ya Tidak

Disfagia  Ket:..........................

Mual/muntah  Ket:..........................

Kesulitan menelan  Ket:..........................

Hematemesis  Ket:..........................

Perubahan nafsu makan  Ket:..........................

Ulkus  Ket:..........................
Nyeri  Ket:..........................

Ikterik  Ket:..........................

Benjolan  Ket:..........................

Perubahan defekasi  Ket:..........................

Diare  Ket:..........................

Konstipasi  Ket:..........................

Melena  Ket:..........................

Hemoroid  Ket:..........................

Perdarahan rektum  Ket:..........................

j. Sistem Reproduksi :
Ya Tidak

Lesi  Ket:..........................

Rabas  Ket:..........................

Perdarahan pasca senggama  Ket:..........................

Nyeri Pelvis  Ket:..........................

Penyakit kelamin  Ket:..........................

Infeksi  Ket:..........................

Masalah aktivitasseksual  Ket:..........................

k. Sistem Persyarafan :
Ya Tidak

Sakit kepala  Ket:..........................

Kejang  Ket:..........................

Serangan jantung  Ket:..........................

Paralisis  Ket:..........................

Masalah koordinasi  Ket:..........................

Tuk/tremor/spasme  Ket:..........................

Parastesia  Ket:..........................

Cidera kepala  Ket:..........................

Masalah memori  Ket:..........................

l. Tambahan
Kepala
Ya Tidak

Sakit kepala  Ket:......................

Trauma masa lalu  Ket:......................

Pusing  Ket:......................

Gatal pada kulit kepala  Ket:......................

Mata
Ya Tidak

Perubahan penglihatan  Ket:......................

Kacamata/ lensa kontak  Ket:......................


Nyeri  Ket:......................

Air mata berlebihan  Ket:......................

Pritus  Ket:......................

Bengkak sekitar mata  Ket:......................

Floater  Ket:......................

Kabur  Ket:......................

Fotofobia  Ket:......................

Skotomata  Ket:......................

12. Pengkajian Resiko Jatuh Lansia


Morse Fall Scale (MFS)
No Keterangan
Pengkajian Skala Nilai
.
1. Riwayat jatuh; apakah lansia Ya 25 25 Klien Pernah
pernah jatuh dalam 3 bulan Jatuh di Kamar
terakhir? Mandi 3 bulan
yang lalu
2. Diagnosa sekunder; apakah lansia 0 0 -
memiliki lebih dari satu penyakit?
3. Alat bantu jalan; Klien Ketika
 Bed rest/ dibantu perawat 0 0 beraktivitas,
 Kruk/ tongkat/ walker 0 0 pasien selalu

 Berpegangan pada benda- Ya 30 30 berpegangan

benda disekitar (kursi, lemari, pada tembok-

meja) tembok rumah


dan benda
lainnya
4. Terapi intravena; Apakah saat ini 0 0
klien terpasang selang invus?
5. Gaya berjalam/cara berpindah Klien berjalan
 Normal/ bedrest/ immobile 0 dengan lambat
(tidak dapat bergerak sendiri) dan jalan diseret
0 20
 Lemah (tidak bertenaga)
Ya 20
 Gangguan/ tidak normal
(pincang, diseret)
6. Status mental -
 Lansia menyadari kondisi 0
dirinya sendiri 0
 Lansia mengalami keterbatasan 0

daya ingat
Total Skala 75
Hasil pengkajian resiko jatuh klien dengan menggunakan MFS klien mendapatkan
nilai “75” maka klien dikategorikan sebagai lansia yang resiko tinggi jatuh dan
membutuhkan tindakan pencegahan jatuh resiko tinggi.

13. Pengkajian Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)


No. Pertanyaan Benar Salah
1. Tanggal berapa hari ini? 
2. Hari apa sekarang? 
3. Apa nama tempat ini? 
4. Dimana alamat anda? 
5. Berapa umur anda? 
6. Kapan anda lahir? (minimal tahun lahir) 

7. Siapa presiden Indonesia sekarang? 


8. Siapa presiden Indonesia sebelumnya? 
9. Siapa nama ibu anda? 
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 
3 dari setiap angka baru, semua secar
menurun
Jumlah 7 3
Hasil pengkajian SPMSQpasien mendapatkan nilai “7” makaklien masih dalam
fungsi intelektual yang utuh.

B. Analisa Data
No. Analisa Data (Ds/Do) Masalah Keperawatan
1. Ds : Klien mengatakan kaku dan nyeri Nyeri Kronis D.0078
dibagian sendi lutut dan tungkai kaki, nyeri
dirasakan seperti di tusuk-tusuk, nyeri
dirasakan hilang jika istirahat dan nyeri timbul
jika melakukan aktivitas, nyeri biasanya
dirasakan pada pagi hari setelah bangun tidur,
skala 5 (0-10), dan klien mengatakan bahwa
sejak 5 tahun lalu klien memiliki riwayat
penyakit asam urat sampai dengan sekarang.
Do : Klien tampak meringis
TTV
TD : 140/90 mm/Hg
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
S : 36.5ºC
2. Ds : Klien mengatakan kaku dan nyeri Gangguan Mobilitas Fisik
dibagian sendi lutut dan tungkai kaki D.0054
Do :
- Nyeri Sendi
- Kekakuan
- Cara berjalan menurun
3. Ds : Klien mengatakan bahwa dia pernah Resiko Jatuh D.0143
terjatuh dari kamar mandi 3 bulan yang
lalu
Do :
- Cara berjalan menurun
- Klien Ketika beraktivitas, klien selalu
berpegangan pada tembok-tembok
rumah dan benda lainnya
- Klien berjalan dengan lambat dan jalan
diseret

C. Diagnosa Keperawatan Menurut Prioritas


1. Nyeri Kronis b.d Kondisi Muskuloskeletal Kronis d.d Pasien Tampak
Meringis.
2. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Gangguan Muskuloskeletal d.d Nyeri Sendi,
Kaku Sendi, dan Cara Berjalan Menurun
3. Resiko Jatuh b.d Riwayat Jatuh d.d Pasien pernah terjatuh dari kamar mandi
3 bulan yang lalu.

D. Intervensi Keperawatan
Nama Klien : Ny. S
Nama Mahasiswa : Ani maulani sari
Alamat : Desa cemara wetan, kec.cantigi kab.indramayu
Diagnosa
No. Tujuan Rencana Tindakan
Keperawatan
1. Nyeri Kronis Setelah dilakukan O : Identifikasi lokasi,
(D.0078) tindakan keperawatan karakteristik, durasi,
selama 3x24 jam Nyeri frekuensi, kualitas,
Kronis dapat berkurang
dengan kriteria hasil : intensitas nyeri.
Indikator IR ER N : Berikan teknik non
Keluhan farmakologi
3 5
Nyeri E : Jelaskan strategi
Meringis 3 5 meredakan nyeri
Tekanan C : Kolaborasi pemberian
3 5
Darah analgetik

Setelah dilakukan
2. Gangguan tindakan keperawatan O : Identifikasi toleransi
Mobilitas Fisik selama 3x24 jam fisik melakukan
(D.0054) Gangguan Mobilitas pergerakan
Fisik dapat berkurang N : Fasilitasi aktivitas
dengan kriteria hasil : mobilisasi dengan alat
Indikator IR ER bantu
Pergerakkan E : jelaskan tujuan dan
2 5
Ekstremitas prosedur mobilisasi

Kaku Sendi 2 5
Gerakan
3 5
Terbatas

Setelah dilakukan
3. Resiko Jatuh tindakan keperawatan O : Identifikasi kebutuhan
(D.0143) selama 3x24 jam Resiko keselamatan
Jatuh dapat berkurang N : Modifikasi lingkungan
dengan kriteria hasil : untuk meminimalkan

Indikato bahaya dan resiko


IR ER E : Ajarkan individu,
r
Jatuh 3 5 keluarga dan kelompok

saat resiko tinggi bahaya


berdiri lingkungan
Jatuh
Saat 3 5
Berjalan
Jatuh
Saat di
2 5
Kamar
Mandi

E. Implementasi dan Evaluasi


Tgl / Diagnosa
Wakt Keperawata Implementasi Evaluasi
u n
26/02/ Nyeri kronis - Mengidentifikasi lokasi, S : Klien mengatakan
2021 (D.0078) karakteristik, durasi, nyeri sudah berkurang
08.00 frekuensi, kualitas, O : Klien tampak tenang,
intensitas nyeri. A : Masalah teratasi
- Memberikan teknik non sebagian
farmakologi P : Lanjutkan intervensi
- Menjelaskan Strategi
meredakan nyeri
- Mengkolaborasikan
pemberian analgetik

26/02/ Gangguan - Mengidentifikasi S :Klien mengatakan


2021 Mobilitas toleransi fisik melakukan sudah diberi kursi roda
10.00 Fisik pergerakan oleh anaknya setahun yang
(D.0054) - Memfasilitasi aktivitas lalu, namun kalau dirumah
mobilisasi dengan alat klien tidak memakainnya
bantu
- Menjelaskan tujuan karena belum terbiasa
danprosedur mobilisasi O : Klien mampu berjalan
dan berpindah tempat
tanpa alat bantu
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Mengidentifikasi
26/02/ Resiko Jatuh kebutuhan keselamatan S : Klien mengatakan
2021 (D.0143) - Memodifikasi kloset jongkok sudah
12.00 lingkungan untuk diganti dengan kloset
meminimalkan bahaya duduk, tetapi pegangan
dan resiko tangan klien untuk berdiri
- Mengajarkan individu, belum dibuat
keluarga, dan kelompok O : Keluarga klien terlihat
resiko tinggi bahaya antusias untuk ilmu baru
lingkungan yang diberikan perawat,
guna memodifikasi
kembali rumah Ny. S
terutama pada kamar
mandi klien supaya bisa
membantu aktivitas sehari
hari Ny. S
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Indramayu, 26 Februari 2021
Mahasiswa,

Ani maulani sari


R.17.01.006
Daftar Pustaka

Ahmad, N. 2011.Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan Hipertensi. Jakarta:
Rineka Cipta.

Aspiani, Reni Yuli. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik (hlm. 237
243). Jakarta: Trans Info Media.

Noviyanti. 2015. Hidup Sehat tanpa Asam Urat. Edited by Ola. Jakarta:
NOTEBOOK.

Nurarif, Amin Huda, Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA Nic-Noc. Jilid 2. Yogyakarta:
Mediaction.
Susanto, Teguh. (2013). Asam Urat Deteksi, Pencegahan,
Pengobatan. Yogyakarta: Buku Pintar.
Zahara, R. (2013). Artritis Gout Metakarpal dengan Perilaku Makan
Tinggi Purin Diperberat oleh Aktifitas Mekanik Pada Kepala Keluarga
dengan Posisi Menggenggam Statis. Volume 1 nomor 3.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/viewFile/115/11
3. Diakses pada tanggal 25 februari 2021.

Anda mungkin juga menyukai