GOUT ARTHRITIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunitas III
Disusun Oleh :
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian Gout Arthritis
Gout Arthritis merupakan salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling
sering ditemukan yang ditandai dengan penumpukan Kristal Monosodium Urat di
dalam ataupun di sekitar persendian. Monosodium Urat ini berasal dari metabolisme
Purin. Hal penting yang mempengaruhi penumpukan Kristal Urat adalah
Hiperurisemia dan supersaturasi jaringan tubuh terhadap Asam Urat. Apabila kadar
Asam Urat di dalam darah terus meningkat dan melebihi batas ambang saturasi
jaringan tubuh, penyakit Gout Arthritis ini akan memiliki manifestasi berupa
penumpukan Kristal Monosodium Urat secara Mikroskopis maupun Makroskopis
berupa Tofi (Zahara, 2013).
Gout Arthritis adalah penyakit sendi yang diakibatkan oleh tingginya kadar
Asam Urat dalam darah. Kadar Asam Urat yang tinggi dalam darah melebihi batas
normal yang menyebabkan penumpukan Asam Urat di dalam persendian dan organ
lainnya (Susanto, 2013).
Menurut Moreau, David (2005) dalam Reny Yuli (2014) Gout adalah penyakit
metabolic yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri pada sendi.
Jadi, dari definisi di atas maka Gout Arthritis merupakan penyakit inflamasi sendi
yang diakibatkan oleh tingginya kadar Asam Urat dalam darah, yang ditandai dengan
penumpukan Kristal Monosodium Urat di dalam ataupun di sekitar persendian berupa
Tofi.
2. Klasifikasi Gout Arthritis
Menurut (Ahmad, 2011) jenis asam urat yaitu :
a. Gout primer
Pada gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
b. Gout sekunder
Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan
kadar purin tinggi.
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Ditemukan kadar asam urat meningkat dalam darah (> 6 mg %)
b. Pemeriksaan kadar asam urat yang enzimatik.
c. Didapatkan leukositosis ringan
d. LED meninggi sedikit
e. Pemeriksaan urin
Ditemukan kadar asam urat tinggi (500 mg % / liter per 24 jam)
f. Pemeriksaan cairan tofi
g. Melihat respon dari gejala-gejala pada sendi terhadap pemberian
Cholasin. Cholasin adalah obat yang menghambat aktifitas fagositik dari
leukosit sehingga memberikan perubahan sehingga memberikan
perubahan yang dramatis dan cepat meredakan gejala-gejala.
- Terapi farmakologi
a. Serangan akut
Istirahat dan terapi cepat dnegan pemberian NSAID, misalnya indometasin
200 mg/hari atau diklofenak 159 mg/hari, merupakan terapi lini pertama dalam
menangani serangan akut gout, asalkan tidak ada kontraindikasi terhadap NSAID.
Aspirin harus dihindari karena ekskresi aspirin berkompetesi dengan asam urat dan
dapat memperparah serangan gout akut. Obat yang menurunkan kadar asam urat
serum (allopurinol dan obat urikosurik seperti probenesid dan sulfinpirazon) tidak
boleh digunakan pada serangan akut.
Penanganan NSAID, inhibitor cyclooxigenase-2 (COX 2), kolkisin dan
kortikosteroid untuk serangan akut dibicarakan berikut ini :
1. NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien
yangmengalami serangan gout akut. NSAID harus diberikan dengan dosis
sepenuhnya pada 24-48 jam pertama atau sampai rasa nyeri hilang.
NSAID yang umum digunakan untuk mengatasi episode gout akut
adalah :
- Naproxen- awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari
- Piroxicam- awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari
- Diclofenac- awal 100 ,g, kemudian 50 mg 3x/hari
2. COX-2 inhibitor; Etoricoxib merupakan satu-satunya COX-2 yang
dilisensikan untuk mengatasi serangan akut gout. Obat ini efektif tapi
cukup mahal, dan bermanfaat terutama bagi pasien yang tidak tahan
terhadap efek gastrointestinal NSAID non selektif. COX-2 inhibitor
mempunyai resiko efek samping gastrointestinal bagian atas lebih rendah
dibanding NSAID non selektif.
3. Colchicine merupaka terapi spesifik dan efektif untuk serangan gout akut.
Namun dibanding NSAID kurang populer karena kerjanya lebih lambat
dan efek samping lebih sering dijumpai.
4. Steroid adalah strategi alternatif selain NSAID dan kolkisin. Cara ini
dapat meredakan serangan dengan cepat ketika hanya 1 atau 2 sendi yang
terkena. Namun, harus dipertimbangkan dengan cermat diferensial
diagnosis antara atrithis sepsis dan gout akut.
b. Serangan kronik
Kontrol jangka panjang hiperuriesmia merupakan faktor penting untuk
mencegah terjadinya serangan akut gout, keterlibatan ginjal dan pembentukan batu
asam urat. Penggunaan allopurinol, urikourik dan feboxsotat untuk terapi gout kronik
dijelaskan berikut ini:
1. Allopurinol ; obat hipouresemik pilihan untu gout kronik adalah
alluporinol, selain mengontrol gejala, obat ini juga melindungi fungsi
ginjal. Allopurinol menurunkan produksi asam urat dengan cara
menghambat enzim xantin oksidase.
2. Obat urikosurik; kebanyakan pasien dengan hiperuresmia yang sedikit
mengekskresikan asam urat dapat terapi dengan obat urikosurik.
Urikosurik seperti probenesid (500 mg-1 g 2x/hari).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
Nama :Ny. S
Alamat : Desa cemara wetan, kec.cantigi kab.indramayu
Telepon :-
Tpt & Tgl Lahir/umur :Indramayu, 02 agustus 1950 / (71 Tahun)
Jenis Kelamin :Perempuan
Suku :Jawa
Agama : Islam
Status Perkawinan : Janda
Pendidikan :SD
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Orang yang paling dekat dihubungi : An. R
Alamat/Telepon : Desa Cemara wetan Kec. cantigi Kab
Indramayu
Wanita 2 orang
Cucu 9 orang
Cicit 1 orang
2. Riwayat Keluarga
Pasangan
Nama : Tn. R
Status : Sudah Meninggal
Tahun Meninggal : 2003
Penyebab Kematian : Sakit
Anak-anak
Nama : Ny. R Nama : Tn. M
Alamat : Ds. cemara Alamat : Ds. cangkring
Status kesehatan : Baik Status kesehatan : Baik
Umur : 51 Tahun Umur : 49 Tahun
Pekerjaan : Pedagang Pekerjaan : Wirasuasta
Nama : Tn. S
Alamat : Ds. cemara
Status kesehatan : Baik
Umur : 35 Tahun
Pekerjaan : Wirasuasta
3. Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini :
Saat ini Ny. S hanya sebagai Ibu rumah tangga saja
Pekerjaan sebelumnya :
Pedagang
Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :
Sumber pendapatan diperoleh dari pemberian anak dan cucu, sejauh ini
semua kebutuhan tercukupi.
5. Riwayat Rekreasi
Hobby/minat : Tidak Ada
Keanggotaan organisasi : Tidak Ada
Liburan/ perjalanan : Sesekali liburan diajak anak pergi ke
rumah saudara di Indramayu
6. Sumber/Sistem Pendukung
Penanganan Masalah Kesehatan : Dokter
Pelayanan kesehatan di rumah : Apabila sakit Ny. S menggunakan obat
obat yang dianjurkan dokter saja
Makanan yang dihantarkan : Tidak ada.
Perawatan sehari dewasa : Tidak ada.
Status Imunisasi
Tetanus, difteria : Tidak Terkaji
PPD : Tidak Terkaji
Influenza : Tidak Terkaji
Pneumovaks : Tidak Terkaji
Alergi
Obat-obatan : Tidak ada Alergi
Makanan : Tidak Ada Alergi
Kontak substansi : Tidak Ada Alergi
Faktor lingkungan : Tidak Ada Alergi
Nutrisi
- Diet, Pembatasan makanan.minuman : Ada
- Riwayat Peningkatan/Penurunan Berat badan : Berat Badan
selalu stabil
- Pola konsumsi makanan (misal : frekuensi, sendiri atau dengan orang
lain) :Pola konsumsi makanan selalu normal 3 kali sehari
- Masalah-masalah yang mempengaruhi masukan makanan (misal :
pendapatan tidak adekuat, kurang transportasi, masalah
menelan/mengenyah, stres emosional) :Tidak ada masalah
masalah yang
mempengaruhi nutrisi
- Kebiasaan: -
Kelelahan
....................................................................................................................
....................................................................................................................
................................................................................................................
Demam
....................................................................................................................
Keringat malam
....................................................................................................................
Kesulitan tidur
....................................................................................................................
....................................................................................................................
Baik
d. Sistem kardiovaskular :
Hemopoetik
Ya Tidak
Anemia Ket:......................
Riwayat transfusi darah Ket:......................
e. Sistem Pernafasan :
Ya Tidak
Batuk Ket:..........................
Hemoptisis Ket:..........................
sputum Ket:..........................
Asma Ket:..........................
e. Sistem Integumen :
Ya Tidak
Pruritus Ket:..........................
Kalus Ket:..........................
Disuria Ket:..........................
Hematuria Ket:..........................
Poliuria Ket:..........................
Oliguria Ket:..........................
Nokturia Ket:..........................
Inkontinensia Ket:..........................
Batu Ket:..........................
g. Sistem Muskuloskeletal :
Ya Tidak
Kekakuan Ket:..........................
Deformitas Ket:..........................
Spasme Ket:..........................
Kram Ket:..........................
Prostesa Ket:..........................
h. Sistem Endokrin :
Ya Tidak
Goiter Ket:..........................
Polipagia Ket:..........................
Polidipsi Ket:..........................
Poliuria Ket:..........................
i. Sistem Pencernaan :
Ya Tidak
Disfagia Ket:..........................
Mual/muntah Ket:..........................
Hematemesis Ket:..........................
Ulkus Ket:..........................
Nyeri Ket:..........................
Ikterik Ket:..........................
Benjolan Ket:..........................
Diare Ket:..........................
Konstipasi Ket:..........................
Melena Ket:..........................
Hemoroid Ket:..........................
j. Sistem Reproduksi :
Ya Tidak
Lesi Ket:..........................
Rabas Ket:..........................
Infeksi Ket:..........................
k. Sistem Persyarafan :
Ya Tidak
Kejang Ket:..........................
Paralisis Ket:..........................
Tuk/tremor/spasme Ket:..........................
Parastesia Ket:..........................
l. Tambahan
Kepala
Ya Tidak
Pusing Ket:......................
Mata
Ya Tidak
Pritus Ket:......................
Floater Ket:......................
Kabur Ket:......................
Fotofobia Ket:......................
Skotomata Ket:......................
daya ingat
Total Skala 75
Hasil pengkajian resiko jatuh klien dengan menggunakan MFS klien mendapatkan
nilai “75” maka klien dikategorikan sebagai lansia yang resiko tinggi jatuh dan
membutuhkan tindakan pencegahan jatuh resiko tinggi.
B. Analisa Data
No. Analisa Data (Ds/Do) Masalah Keperawatan
1. Ds : Klien mengatakan kaku dan nyeri Nyeri Kronis D.0078
dibagian sendi lutut dan tungkai kaki, nyeri
dirasakan seperti di tusuk-tusuk, nyeri
dirasakan hilang jika istirahat dan nyeri timbul
jika melakukan aktivitas, nyeri biasanya
dirasakan pada pagi hari setelah bangun tidur,
skala 5 (0-10), dan klien mengatakan bahwa
sejak 5 tahun lalu klien memiliki riwayat
penyakit asam urat sampai dengan sekarang.
Do : Klien tampak meringis
TTV
TD : 140/90 mm/Hg
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
S : 36.5ºC
2. Ds : Klien mengatakan kaku dan nyeri Gangguan Mobilitas Fisik
dibagian sendi lutut dan tungkai kaki D.0054
Do :
- Nyeri Sendi
- Kekakuan
- Cara berjalan menurun
3. Ds : Klien mengatakan bahwa dia pernah Resiko Jatuh D.0143
terjatuh dari kamar mandi 3 bulan yang
lalu
Do :
- Cara berjalan menurun
- Klien Ketika beraktivitas, klien selalu
berpegangan pada tembok-tembok
rumah dan benda lainnya
- Klien berjalan dengan lambat dan jalan
diseret
D. Intervensi Keperawatan
Nama Klien : Ny. S
Nama Mahasiswa : Ani maulani sari
Alamat : Desa cemara wetan, kec.cantigi kab.indramayu
Diagnosa
No. Tujuan Rencana Tindakan
Keperawatan
1. Nyeri Kronis Setelah dilakukan O : Identifikasi lokasi,
(D.0078) tindakan keperawatan karakteristik, durasi,
selama 3x24 jam Nyeri frekuensi, kualitas,
Kronis dapat berkurang
dengan kriteria hasil : intensitas nyeri.
Indikator IR ER N : Berikan teknik non
Keluhan farmakologi
3 5
Nyeri E : Jelaskan strategi
Meringis 3 5 meredakan nyeri
Tekanan C : Kolaborasi pemberian
3 5
Darah analgetik
Setelah dilakukan
2. Gangguan tindakan keperawatan O : Identifikasi toleransi
Mobilitas Fisik selama 3x24 jam fisik melakukan
(D.0054) Gangguan Mobilitas pergerakan
Fisik dapat berkurang N : Fasilitasi aktivitas
dengan kriteria hasil : mobilisasi dengan alat
Indikator IR ER bantu
Pergerakkan E : jelaskan tujuan dan
2 5
Ekstremitas prosedur mobilisasi
Kaku Sendi 2 5
Gerakan
3 5
Terbatas
Setelah dilakukan
3. Resiko Jatuh tindakan keperawatan O : Identifikasi kebutuhan
(D.0143) selama 3x24 jam Resiko keselamatan
Jatuh dapat berkurang N : Modifikasi lingkungan
dengan kriteria hasil : untuk meminimalkan
Ahmad, N. 2011.Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan Hipertensi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Aspiani, Reni Yuli. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik (hlm. 237
243). Jakarta: Trans Info Media.
Noviyanti. 2015. Hidup Sehat tanpa Asam Urat. Edited by Ola. Jakarta:
NOTEBOOK.