RETENSIO PLASENTA
Disusun Oleh :
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
B. Etiologi
C. Patofisiologi
Segera setelah anak lahir, uterus berhenti kontraksi namun secara perlahan
tetapi progresif uterus mengecil yang disebut retraksi, pada masa retraksi itu lembek
namun serabut-serabutnya secara perlahan memendek lembali. Peristiwa retraksi
yang menyebabkan pembuluh darah yang berjalan dicelah-celah serabut otot-otot
polos Rahim terjepit oleh serabut otot Rahim itu sendiri. Bila serabut ketuban belum
terlepas, plasenta belum terlepas seluruhnya dan bekuan darah dalam rongga Rahim
bisa menghalangi proses retraksi yang normal dan menyebabkan banyak darah
hilang. (Prawirohardjo, 2009)
Pathway
Sebab fungsional Sebab patologik Plasenta belum lepas Plasenta sudah lepas
(perlekatan abnormal) dari dinding rahim tetapi belum dilahirkan
Nyeri
Perdarahan Dx : Risiko
pervaginam Dx : Nyeri akut
Infeksi
Dx : Risiko Kehilangan
Syok banyak darah
Dx : Hipovolemia
D. Manifestasi Klinis
1. Plasenta akreta parsial/separasi
a. Konsistensi uterus kenyal
b. TFU setinggi pusat
c. Bentuk uterus discoid
d. Perdarahan sedang- banyak
e. Tali pusat terjulur sebagian
f. Ostium uteri terbuka
g. Separasi plasenta lepas sebagian
h. Syok sering
2. Plasenta inkarserata
a. Konsistensi uterus keras
b. TFU 2 jari bawah pusat
c. Bentuk uterus globular
d. Perdarahan sedang
e. Tali pusat terjulur
f. Ostium uteri terbuka
g. Separasi plasenta sudah lepas
h. Syok jarang
3. Plasenta inkreta
a. Konsistensi uterus cukup
b. TFU setinggi pusat
c. Bentuk uterus discoid
d. Perdarahan sedikit/tidak ada
e. Tali pusat tidak terjulur
f. Ostium uteri terbuka
g. Separasi plasenta melekat seluruhnya
h. Syok jarang sekali, kecuali akibat inversion oleh tarikan kuat pada tali
pusat
E. Komliokasi
F. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien yang mengalami retensio
plasenta adalah sebagai berikut :
1. Bila tidak terjadi perdarahan
Perbaiki keadaan umum penderita bila perlu misal: infus atau transfusi, pemberian
antibiotika, pemberian antipiretika, pemberian ATS. Kemudian dibantu dengan
mengosongkan kandung kemih. Lanjutkan memeriksa apakah telah terjadi
pemisahan plasenta dengan cara Klein, Kustner atau Strassman.
2. Bila terjadi perdarahan
lepaskan plasenta secara manual, jika plasenta dengan pengeluaran manual
tidak lengkap dapat disusul dengan upaya kuretase. Bila plasenta tidak dapat
dilepaskan dari rahim, misal plasenta increta/percreta, lakukan hysterectomia.
G. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Identitas pasien
b. Identitas penanggung jawab
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
3. Riwayat ginekologi dan obstetric
a) Riwayat ginekologi
Riwayat menstruasi
Meliputi siklus haid, lama haid (warna, bau, gumpalan), dismenorhe,
HPHT dan taksiran persalinan
Riwayat perkawinan
Status perkawinan, umur pada waktu menikah, lama perkawinan dan
berapa kali kawin
Riwayat KB
b) Riwayat obstetric
Riwayat kehamilan
Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat persalinan sekarang
4. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran
Pasien dapat terjadi penurunan kesadaran/tidak akibat perdarahan
b. Keadaan umum
Dikaji tentang keadaan pasien secara keseluruhan, pada pasien post
manual plasenta biasanya ditemukan keadaan yang lemah
c. Tanda tanda vital
d. Pemeriksaan fisik head to to
1) Kepala
Dikaji bentuk kepala, kebersihan kulit kepala dan keluhan yang
dirasakan pada daerah kepala.
2) Wajah
Pada pasien post manual plasta wajah tampak pucat
3) Mata
Dikaji keadaan konjungtiva, sclera, fungsi penglihatan, pergerakan
kedua mata, kebersihan, bila keadaan konjungtiva pucat maka dapat
dipastikan anemis.
4) Hidung
Dikaji keluhan yang dirasakan oleh pasien, adanya reaksi alergi,
perdarahan, kesimetrisan, kebersihan dan fungsi penciuman.
5) Telinga
Dikaji keluhan yang dirasakan oleh pasien, kesimetrisan fungsi
pendengaran
6) Mulut
Dikaji keluhan yang dirasakan, mukosa dan keadaan bibir, keadaan
gigi, lidah, fungsi pengecapan dan fungsi menelan
7) Leher
Dikaji keluhan yang dirasakan, pada pasien post manual plasenta
tidak ditemukan pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening
dan tidak ada peningkatan JVP.
8) Dada
Dikaji keluhan yang dirasakan, suara nafas vesikuler, frekuensi
nafas, irama jantung regular, bunyi jantung s1 dan s2
9) Payudara
Dikaji keluhan yang dirasakan, keadaan payudara, bentuk,
hyperpigmentasi aerola, keadaan putting susu dan kesimetrian serta
pengeluaran asi
10) Abdomen
Dikaji keluhan yang dirasakan pasien, , tinggi fundus uteri hari ke 5
iya itu 3 cm bawah pusat, bising usus
11) Genetalia
Dikaji keluhan yang dirasakan pasien, dikaji keadaan perineum,
adanya pengeluaran lochea. Pada 2 hari pertama lochea berupa darah
yang disebut lochea rubra, setelah 3-4 hari merupakan darah encer
yang disebut lochea serosa dan pada hari kesepuluh menjadi cairan
putih atau kekuningan yang disebut lochea alba, loches berbau amis,
dan yang berbau busuk menandakan adanya infeksi.
12) Anus
Dikaji keluhan yang dirasakan pasien, ada/tidaknya hemoroid
13) Ambulasi
5. Aspek psikososial dan spiritual
a. Pola pikir
b. Persepsi diri
c. Konsep diri
Gambaran diri
Ideal diri
Peran diri
Identitas diri
Harga diri
Hubungan komunikasi
6. Pola aktivitas sehari-hari
7. Pemeriksaan diagnostic
H. Pemeriksaan penunjang
1. Hitung darah lengkap : untuk menentukan tingkat hemoglobin dan
trombositopenia, serta jumlah lekosit pada tanda yang disertai dengan infeksi,
lekosit biasanya meningkat.
2. Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan menghitung protombin time
(PT) dan Activated partial Trombositin time (APPT) atau yang sederhana dengan
colotting time (CT) ini diperlukan untuk menyingkirkan perdarahan oleh faktor
lain
I. Analisa Data
Nyeri Akut
Ds : - Sebab patologik Risiko syok
Do : - (perlekatan abnormal) (D.0039)
1. Plasenta adhesiva
2. Plasenta inkreta
3. Plasenta perketra
Retensio plasenta
Tidak dapat berkontraksi
secara efektif (terjadi
retraksi dan kontraksi otot
uterus)
Sinus-sinus maternalis
tetap terbuka penutupan
pembuluh darah terhambat
Perdarahan vagina
Risiko syok
Ds: - Sebab patologik Hipovolemi
(perlekatan abnormal) (D.0023)
Do : - Merasa lemah
- Mengeluh haus 1. Plasenta adhesiva
2. Plasenta inkreta
3. Plasenta perketra
Retensio plasenta
Sinus-sinus maternalis
tetap terbuka penutupan
pembuluh darah terhambat
Perdarahan vagina
Hipovolemi
K. Intervensi keperawatan
Diagnosa
L. No. Tujuan Rencana Tindakan
Keperawatan
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan O : Identifikasi lokasi,
(D.0077) tindakan keperawatan karakteristik, durasi,
selama 3x24 jam Nyeri frekuensi, kualitas,
Kronis dapat berkurang intensitas nyeri.
dengan kriteria hasil : N : Berikan teknik non
Indikator IR ER farmakologi
Keluhan E : Jelaskan strategi
3 5
Nyeri meredakan nyeri
Meringis 3 5 C : Kolaborasi
Tekanan pemberian analgetik
3 5
Darah
Tekanan
3 5
Darah
Nadi 2 5
Daftar pustaka
Prawihardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo
Manuaba. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan \ginekologi. Edisi 2.
Jakarta: EGC.