Anda di halaman 1dari 196

LAPORAN KEGIATAN PENGALAMAN BELAJAR

LAPANGAN (PBL) DI DESA RANJENG - LOSARANG, KABUPATEN


INDRAMAYU

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Aan Milayanti R210415001 Imam Maulana Yusuf R210415032
Achmad Sucipto R210415002 Kiky Mulyanengsih R210415036
Agnes Sari Permana R210415003 Leni Rahayu R210415037
Andreas Meilino R210415007 Mahari R210415038
Ani Maulani Sari R210415008 Mutoharoh R210415042
Arlis Olivia A R210415010 Ninda Uteri R210415044
Ati Waryati R210415011 Ratna Ningsih R210415048
Dedeh Rosita R210415015 Rika Ayu Astika R210415049
Dimas Prasetyo R210415016 Riki Iwan Maulana R210415050
Eka Rizky S R210415018 Satrio Febriyanto R210415054
Elsa Ainun Innayah R210415019 Siti Khodijah R210415056
Elverda Kirana Nadia R210415020 Siti Khonisa R210415057
Enes Astriani R210415023 Syarief Hidayah Tullah R210415058
Evi Sugiarti R210415024 Triyanti R210415061
Fahrul Rozi R210415025 Yopi Rahmat Dermawan R210415065
Gita Fristiany R210415029 Yayang Fitriyani R210415063
Iin Dahniati Saah R210415030

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM PROFESI NERS
INDRAMAYU
TAHUN 2022
LAPORAN PRE-PLANNING PENGKAJIAN
I Latar Belakang Proses keperawatan adalah suatu pendekatan
yang sistematis dalam menentukan status
kesehatan klien, mengisolasi perhatian dan
masalah kesehatan, mengembangkan rencana
untuk memulihkan mereka, memulai tindakan
untuk melaksanakan rencana tersebut, dan
akhirnya mengevaluasi keadekuatan dari
rencana dalam meningkatkan kesehatan dan
pemecahan masalah. Proses keperawatan
mendefinisikan interaksi dan intervensi dengan
sistem klien, apakah sistem sebagai suatu
individu, keluarga, kelompok, atau komunitas.
Tahap-tahap proses keperawatan komunitas
sama dengan tahap-tahap proses keperawatan
pada umumnya, yaitu dimulai dari tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Pengkajian keperawatan komunitas adalah
merupakan langkah awal dalam memberikan
asuhan keperawatan komunitas. Pada tahap ini,
perawat mengkaji data kesehatan komunitas,
karena data merupakan bahan baku informasi.
Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan keperawatan. Untuk
mencapai tujuan keperawatan komunitas,
perawat memerlukan data yang benar yang
dapat diperoleh di lapangan akan memberikan
hasil asuhan keperawatan komunitas yang
berkualitas.
I Nama Kegiatan Pengkajian
I
III Tujuan Tujuan Umum:
Kegiatan Tujuan dilakukan pengkajian adalah
menggumpulkan data pada suatu wilayah.

Tujuan Khusus :
1. Terkumpulnya data inti dan data 8 sub sistem
yang mempengaruhi kesehatan komunitas
2. Dapat mengintepretasi data kesehatan
komunitas melalui pengolahan data
3. Mendapat gambaran data kesehatan komunitas
IV Strategi Cara Pendekatan:
Kegiatan Pengambilan data dilakukan melalui metode
wawancara, observasi melalui dua kegiatan yaitu
Windshield survey dan pendataan dari rumah ke
rumah penduduk. Windshield survey dilakukan
dengan berjalan-jalan di lingkungan komunitas
untuk menemukan gambaran tentang kondisi dan
situasi yang terjadi di komunitas, lingkungan
sekitar komunitas, kehidupan komunitas dan
karakteristik penduduk yang ditemui di jalan saat
survey dilakukan. Pengumpulan data keperawatan
komunitas juga bekerjasama dengan pemerintah
setempat seperti perangkat desa, ketua RW atau
RT.
Persiapan sebelum pelaksanaan pengumpulan data
diataranya adalah:
1. Format pengumpulan data komunitas
2. Alat tulis (kertas gambar, pensil warna, buku
tulis, bolpoint) atau google form
3. Kamera foto (bila perlu)

Pelaksanaan Kegiatan Pengkajian :


1. Sampaikan salam terapeutik
2. Jelaskan tujuan dan prosedur pengkajian
3. Lakukan kontrak waktu
4. Lakukan pengkajian data inti
5. Lakukan pengkajian data 8 sub sistem yang
mempengaruhi kesehatan komunitas
6. Lakukan tabulasi data
7. Interpretasikan data
8. Buat media penyajian data dalam bentuk
diagram/tabel
9. Dokumentasikan hasil pengkajian keperawatan
komunitas.

Waktu:
Tanggal 22 Maret 2022 - 01 April 2022

Tempat:
Desa Ranjeng - Losarang RT 01-07 RW 01-02,
Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat

Penyandang Dana:
Dana bersumber dari swadaya mahasiswa.
Alokasi dana sebesar Rp 200.000 untuk
penggandaan format pengkajian.

Penanggung jawab:
Ahmad sucipto S.Kep
V Evaluasi Evaluasi Struktur:
Rencana pengkajian sebelumnya sudah dilakukan
persiapan tentang pengkajian yaitu:
1. Penjelasan format pengkajian
2. Pembagian format pengkajian kepada
seluruh anggota yang akan melakukan
pengkajian ke masyarakat
3. Pengaturan pengorganisasian
4. Pembagian masing-masing mahasiswa pada
setiap bagian wilayah

Evaluasi Proses:

Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada setiap


rumah sesuai pembagian yang telah ditentukan,
sehingga diharapkan proses pelaksanaan pendataan
dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Evaluasi Hasil:

Diharapkan kegiatan pengkajian dan pengumpulan


data dapat berjalan dengan baik dan tingkat
partisipasi masyarakat maksimal 100%.
LAPORAN PRE-PLANNING MMD 1
I Latar Belakang Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) 1
adalah pertemuan seluruh warga desa untuk
membahas hasil survey Mawas Diri atau
hasil pengkajian komunitas dan
merencanakan penanggulangan masalah
kesehatan yang diperoleh dari survey
Mawas diri dan biasanya dilaksanakan di
Balai Desa.
II Nama Kegiatan MMD 1 (Musyawarah Masyarakat Desa 1)
III Tujuan Kegiatan Tujuan Umum:
Tujuan dilakukan MMD 1 adalah agar
masyarakat mengenal masalah kesehatan di
wilayahnya.
Tujuan Khusus:
1. Menanggulangi masalah kesehatan
melalui pelaksanaan desa.
2. Masyarakat dapat menyusun rencana-
rencana kerja untuk menanggulangi
masalah kesehatan.
IV Strategi Kegiatan Cara Pendekatan:
Mempersiapkan dan menyusun proposal
MMD, libatkan seluruh anggota kelompok
untuk bekerjasama, kemudian lakukan tugas
yang merata. Lakukan kolaborasi dengan
tokoh masyarakat untuk kelancaran acara.
Kolaborasi dengan kepala Desa atau
RT/RW untuk menentukan tempat
pelaksanaan musyawarah. Buatlah dan
sebarlah undangan kepada perangkat desa
atau RW/RT dan tokoh masyarakat setempat
serta warga masyarakat lain yang
diharapkan dapat hadir pada acara MMD 1
tersebut.

Persiapan sebelum pelaksanaan MMD 1


diataranya adalah:
1. Tempat pelaksanaan MMD 1. Tempat
harus cukup luas, bersih, dan terbuka.
2. Buku tamu dan alat tulis
3. Data hasil MMD 1 atau pengkajian
komunitas.
4. Laptop
5. LCD proyektor
6. Sound system (jika perlu)
7. Spidol, penggaris dan pointer atau
alat petunjuk tulisan pada flipchart.
8. Air minum dan makanan ringan (snack)

Pelaksanaan Kegiatan MMD 1:


1. Pembukaan
2. Pembacaan ayat suci Al Qur’an
dan terjemahannya (jika perlu).
3. Sambutan-sambutan :
a. Ketua panitia/pelaksana
b. Kepala Desa atau ketua RW atau
tokoh masyarakat
c. Kepala puskesmas atau petugas
kesehatan.
4. Pembacaan data hasil MMD 1 atau
pengkajian komunitas.
5. Perumusan masalah.
6. Prioritas masalah.
7. Pembagian kelompok diskusi.
8. Diskusi kelompok untuk memecahkan
masalah atau menyusun POA (Plan of
Action).
9. Pembacaan hasil diskusi oleh
perwakilan masing- masing kelompok.
10. Pengucapan ikrar seluruh peserta MMD
1
11. Doa.
12. Penutup.

Waktu:
Jumat , 01 april 2022

Tempat:
Desa Ranjeng RT 01-07 RW 01-02,
Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

Penyandang Dana:
Dana bersumber dari swadaya mahasiswa
dan kampus STIKes Indramayu. Alokasi
dana sebesar Rp. 1.000.000 untuk
MMD 1.
V Evaluasi Evaluasi Struktur:
Rencana MMD 1 akan dilakukan 2 hari,
dimana sebelumnya sudah dilakukan
persiapan tentang MMD 1 yaitu:
1. Kontrak tempat dan waktu dengan
warga
2. Penyebaran undangan untuk warga
yang di undang meliputi dosen
pembimbing, Kepala Desa, Ketua RT
dan RW, Petugas Puskesmas,
Perwakilan Warga.
3. Membuat naskah hasil pengkajian dan
rencana program untuk
dipresentasikan
4. Evaluasi mengenai hasil dari MMD 1
yaitu kapan akan dilakukan tindakan
Evaluasi Proses:
1. Penyajian hasil pengkajian dan rencana
kegiatan berjalan dengan lancar
2. Evaluasi mengenai pelaksaan tindakan
yang dilakukan sesuai perencanaan.
Evaluasi Hasil:
1. Perwakilan RT hadir
2. Disepakati rencana program kegiatan
3. Evaluasi hasil pelaksanaan tindakan
dan pelaksanaan MMD 1 di Desa
Ranjeng-Losarang
YAYASAN INDRA HUSADA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
PANITIA MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD) 1
Kampus: Jl. Wirapati Telp.(0234) 272020 Fax. (0234) Kec.Sindang Kab.Indramayu

KEPANITIAAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA 1


DESA RANJENG TAHUN 2022
Ketua Panitia Achmad Sucipto
Sekertaris Ratna Ningsih
Bendahara Kiky Mulyanengsih
Sie Acara Aan Milayanti
Yayang Fitriyani
Rika Ayu Astika
Ani Maulani sari
Fahrul
Sie Humas Andres Meilino
Siti Khonisa
Mahari
Mutoharoh
Elverda nadia kirana
Enes Astriani
Satrio
Sie Konsumsi Agnes Sari Permana
Siti Khodijah
Ninda Uteri
Yopi Rahmat D
Ati Waryati
Evi
Sie Peralatan Syarif Hidayah Tullah
Riki Iwan Maulana
Imam Maulana Yusuf
Eka
Sie Penerima Tamu Leni Rahayu
Triyanti
Sie Dokumentasi Dimas Prasetyo
Dedeh Rosita
Sie Sekretariatan Arlis Olivia Afrilianti
Iin Dahniati Sa’ah
Pengisi Acara MC : Gita Fristiyani
Moderator : Putri
Presentator : Elsa
YAYASAN INDRA HUSADA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
PANITIA MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD) 1
Kampus: Jl. Wirapati Telp.(0234) 272020 Fax. (0234) Kec.Sindang Kab.Indramayu

LAPORAN KEGIATAN
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD) 1

Pada hari Jumat, tanggal 01 April 2022 telah dilaksanakan kegiatan Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD) I. Kegiatan tersebut bertempat di Balai Desa Ranjeng dan dihadiri
oleh:
1. Mahasiswa Praktik Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) : 65 Orang
2. Tamu Undangan : 9 Orang
Hasil dari kegiatan tersebut adalah disepakatinya rencana kegiatan yang
dilaksanakan selama 6 hari di Desa Ranjeng RT 01 s/d RT 07 / RW 01-03. Demikian laporan
ini dibuat untuk dipergunakan sepenuhnya.

Indramayu, 01 April 2022

Panitia Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) I


Susunan Acara Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)
Desa Ranjeng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu
Kelompok 1
No Waktu Kegiatan
1 Senin, 21 Maret 2022 Pengarahan kegiatan Pengalaman Belajar
Lapangan (PBL)
2 Selasa, 22 maret 2022 1. Pembukaan dan penyerahan mahasiswa
praktik belajar lapangan Mahasiswa Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Indramayu
2. Orientasi lahan praktik Desa Ranjeng RT
01-07 dan RW 01-07 Kelompok 1-3
3 Rabu, 23 Maret 2022 Pengkajian Asuhan Keperawatan Komunitas
kepada masyarakat desa Ranjeng RT 01-07 dan
RW 01-07 Kelompok 1-3
4 Kamis, 24 Maret 2022 Pengkajian Asuhan Keperawatan
Komunitas kepada masyarakat desa Ranjeng
RT 01-07 dan RW 01-07 Kelompok 1-3
5 Jumat, 25 Maret 2022 Pengkajian Asuhan Keperawatan
Komunitas kepada masyarakat desa Ranjeng
RT 01-07 dan RW 01-07 Kelompok 1-3
6 Sabtu, 26 Maret 2022 Pengkajian Asuhan Keperawatan
Komunitas kepada masyarakat Desa Ranjeng
RT 01-07 dan RW 01-07 Kelompok 1-3
7 Selasa-Rabu , 29 -30 Input, percodingan, tabulasi data hasil
maret 2022 pengkajian
8 Rabu-Kamis, 30-31 1. Mempersiapkan MMD I
Maret 2022 2. Melakukan MMD I
3. Berdiskusi hasil MMD I dan
penanggungjawab kegiatan
4. Mempersiapkan kegiatan berdasarkan
hasil MMD I
9 Selasa, 05 April 2022 Mengadakan kegiatan berdasarkan hasil MMD
I pukul 15.00 WIB, diantaranya :

a. Pembagian Masker

b. Sosialisasi Pencegahan COVID-19


bekerjasama dengan Lintas Sektor

c. Mempersiapkan kegiatan berdasarkan


hasil MMD I
10 Jumat, 08 April 2022 Mempersiapkan kegiatan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS)
11 Sabtu, 09 April 2022 Mengadakan kegiatan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS)
12 Selasa, 12 April 2022 1. Mempersiapkan kegiatan berdasarkan
hasil MMD I
2. Mengadakan kegiatan berdasarkan hasil
MMD I, diantaranya :
a. Penyuluhan Kesehatan tentang
hipertensi
13 Selasa, 19 April 2022 1. Mengadakan kegiatan berdasarkan hasil
MMD I pukul 08.00 WIB, diantaranya :
a. Kerja bakti

b. Sosialisasi tentang pemilahan


sampah organik dan non organik
c. Sosialisasi tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
14 Selasa, 12 April 2022 3. Mempersiapkan kegiatan berdasarkan
hasil MMD I
4. Mengadakan kegiatan berdasarkan hasil
MMD I, diantaranya :
a. Penyuluhan Kesehatan tentang
hipertensi
15 Rabu, 13 April 2022 Mempersiapkan kegiatan Kesehatan
Kerja (KESJA)
Mengadakan kegiatan Kesehatan Kerja
(KESJA)
16 Selasa, 27 April 2022 Mempersiapkan MMD II
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
rangkaian kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) dan Laporan Pengalaman
Belajar Lapangan (PBL) Keperawatan Komunitas Desa Ranjeng RT 01-07,
Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat dengan baik
meskipun banyak kekurangannya. Penulisan laporan ini merupakan salah satu
tugas Mata Kuliah Komunitas Program Studi Profesi Ners 15 STIKes Indramayu.
Dalam laporan ini terdapat berbagai kegiatan yang telah dilakukan bersama
dengan masyarakat.
Penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu penulis dalam melaksanakan pengkajian dan implementasi terkait
kondisi kesehatan. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan di dalam makalah ini. Untuk itu kami berharap adanya
kritik dan saran yang membangun guna keberhasilan penulisan yang akan datang.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat memberikan gambaran hasil
implementasi dan pemahaman penulis terhadap situasi dan kondisi kesehatan
Desa Ranjeng RT 01-07, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Provinsi
Jawa Barat
Indramayu, 01 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II Data Pengkajian
A. Data core
B. Analisa Data
C. Skoring
D. Diagnosa Keperawatan
E. Plan Of Action (POA)
BAB III Pembahasan
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran 1 Susunan Acara Kegiatan
Lampiran 2 Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) I
Lampiran 3 Pembagian Masker
Lampiran 4 Sosialisasi Pencegahan COVID-19 Bekerjasama Dengan
Lintas Sektor
Lampiran 5 Kerja Bakti
Lampiran 6 Sosialisasi Tentang Pemilahan Sampah
Lampiran 7 Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Lampiran 8 Pemasangan Banner
Lampiran 9 Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) II
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Guna menunjang pencapaian keadaan sehat tersebut diperlukan adanya berbagai
upaya kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan yang dapat dilakukan diantaranya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Puskesmas mempunyai salah satu kegiatan pokok yang disebut dengan
Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS), yang merupakan
bagian dari integral dari pelayanan kesehatan Puskesmas dan sub sistem dari
pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan PERKESMAS diharapkan dapat
memberikan bantuan, bimbingan, penyuluhan, pengawasan dan perlindungan
kepada individu, keluarga, kelompok khusus serta masyarakat.
Penduduk desa Ranjeng- losarang sejumlah 5.511 jiwa. Dengan demikian
banyak masalah yang muncul pada daerah tersebut. Mahasiswa Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu, Program Studi Profesi Ners yang
melaksanakan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) mata kuliah Keperawatan
Keluarga dan Komunitas diupayakan mampu memberikan pelayanan perawatan
kesehatan masyarakat di Wilayah Kerja Desa Ranjeng- Losarang RT 01 s/d RT
14/ RW 01, 02, dan RW 03, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Mampu mendapatkan gambaran kesehatan masyarakat di RT 01 s/d RT
07/ RW 01 dan RW 02, Desa Ranjeng, Kecamatan Losarang, Kabupaten
Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Dapat melakukan pengumpulan data kesehatan serta pelayanan
kesehatan komunitas RT 01 s/d RT 07/ RW 01 dan RW 02, Desa Ranjeng,
kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat
b. Dapat melakukan pengolahan data kesehatan masyarakat
berdasarkan hasil pengumpulan data di RT 01 s/d RT 07/ RW 01 dan RW 02,
Desa Ranjeng, kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat
c. Mendapatkan masalah kesehatan komunitas RT 01 s/d RT 07/ RW
01 dan RW 02, Desa Ranjeng, kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu,
Provinsi Jawa Barat.
d. Dapat menegakan diagnosa keperawatan kesehatan komunitas RT
01 s/d RT 07/ RW 01 dan RW 02, Desa Ranjeng, kecamatan Losarang, Kabupaten
Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
e. Dapat menetapkan rencana tindakan yang akan dilakukan sesuai
masaalah yang ditemukan
f. Dapat melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
g. Dapat mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukan

C. MANFAAT
a. Mendapatkan gambaran kesehatan masyarakat di RT 01 s/d RT
07/ RW 01 dan RW 02, Desa Ranjeng Kecamatan Losarang, Kabupaten
Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
b. Mencegah dan mengatasi masalah kesehatan sederhana yang
ditemukan pada masyarakat di RT 01 s/d RT 07/ RW 01 dan RW 02, Desa
Ranjeng Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
c. Meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakat masyarakat RT 01
s/d RT 07/ RW 01 dan RW 02, Desa Ranjeng Kecamatan Losarang, Kabupaten
Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
d. Menstimulasi kegiatan tentang kesehatan masyarakat secara
mandiri
BAB II
DATA PENGKAJIAN

A. DATA CORE
1. Sejarah
Suasana malam hari di kampung sangat sepi dan sunyi. Kebetulan
bertepatan musim penghujan. Bulan dan bintang terlihat sedang berselimut awan,
keadaan bumi gelap gulita tak ada cahaya. Tergugurlah hati yang terang, diluar
sudah dinanti makhluk-makhluk kecil bertebangan, sambil membawa obor
penerang, itulah “Sang Kunang”
Menurut hikayat, Kunang adalah penjelmaan dari kukunya orang yang
sudah meninggal, namun sebenarnya yakni sejenis serangga, yang kini anak-anak
tak bisa menikmati keindahannya di malam hari, karena ia punah akibat kemajuan
zaman di mana para petani menggunakan obat insektisida sebagai pembrantas
hama, jadi hewan yang tak berdosapun ikut mati hingga punah.
Pada zaman dahulu kala, orang memberi nama kepada anaknya dengan
menggunakan nama-nama hewan seperti nama hewan serangga, ikan, dan lain
sejenisnya salah satu diantaranya “KUNANG”
Di suatu dusun tepatnya di desa Losarang kuno, yang sekarang desa
Muntur (karena pemekaran) hidup seorang keluarga yang mempunyai anak
bernama Kunang. Nama asli atau nama panggilan kami belum memperoleh
penjelasan, tapi, yang penting anak cucunya sudah mengakui bahwa “Buyut
Kunang” adalah buyutku. Banyak penafsiran nama Kunang yang diujarkan
seseorang seperti:
Narasumber I: Karena nama laki-laki yang disebut nang, atau sewaktu
kecil selalu menangis terus, kalau dipangku meneng (diam) jadi orang
menyebutnya “Kunang”
Narasumber II :Setelah dewasa, setiap malah hari ia membawa lentera
(obor) mencari ikan di Kedung Bunder, dari kejauhan seperti manusia atau disebut
pada desa itu “Ku, Nang” dan jadi Kunang.
Asal usul nama Desa Ranjeng : Si Kunang termasuk orang yang dibilang
kurang ekonominya (miskin/tidak mampu), maka ia bekerja keras siang dan
malam, siang membantu orang tuanya di sawah, bila malam ia pergi untuk
mencari ikan di sawah, di rawa, atau di kedung yang sudah menjadi tempat
langganan mencari ikan. Sambil bekerja ia selalu melakukan tirakat, bersemedi,
dan beguru di sepanjang pinggir kedung atau muara sepanjang masa. Maka tak
heran Kunang seorang yang sakti dan berilmu tinggi. Karena ketinngian ilmuanya
banyak orang mencarinya untuk berbagai alasan seperti: Meminta pertolongan
dari kesulitan, Ingin mengikuti jejaknya dan ingin berobat dan lain sebagainya.
Dalam hal ketinggian ilmunya mungkin disini kita tak akan dibahas lebih
rinci, kita kembali pokok pembicaraan. Bila malam telah tiba, bergegaslah kunang
menuju suatu tempat yang terdapat kedung, dimana kedung tersebut tempat
bermuaranya dua mata air yaitu mata air yang datangnya dari Manggungan Wetan
dan mata air yang datangnya dari Manggungan Kulon, disitulah tempat yang
disebut “Kedung Bunder” yang sekarang disebut Kebuyut ketileng, disitulah
Kunang mendapatkan rejekinya, dengan perlatan sederhana seperti Pancing, Jala,
Pleding, Wuwu, Pluangan atau dengan Ranjengan. Alat-alat tersebut sekarang
masih banyak digunakan terkecuali Ranjengan. Ranjengan adalah tempat untuk
memasang icir tetapi ada yang mengatakan bahwa Ranjengan adalah jaring yang
dibentangkan dan diberi tiang dipasang di depan tambak, jika ikan melompati
tambak dan masuk kejaring tersebut ikan tidak akan berdaya lagi karena ketika
ikan masuk kedalam itu ranjengan akan bergerak menyesuikan gerakan ikan
tersebut.
Disitulah si Kunang mendapatkan rejeki dan akhirnya mendirikan sebuah
gubuk untuk berteduh dan terkadang untuk bersemedi, maka sesekali waktu ia
pulang ke desa Losarang namun dikala ia berangkat mencari ikan, kuanang
menyebutkan akan ke Ranjengan, lama kelaman Ranjengan berubah menjadi
Ranjeng, dan itulah asal usul nama Desa Ranjeng.
Hari demi hari tahun berganti tahun, makin lama makin tua, ia tetap
menetap disitu bersama keluarganya sehingga menemui ajalnya, beliau
dimakamkan disitu dan tumbuhlah sebuah pohon yang disebut pohin ketileng.
Pohon itu sampai sekarang tak pernah layu atau mati. Maka sekarang orang
menyebutnya “Buyut Ketileng”. Demikian lah asal-usul Desa Ranjeng dan
Kebuyut Ketileng.
2. Demografi
a. Letak Geografis
Ketinggian dari permukaan laut = 475 M
Banyaknya Curah Hujan = 1468
Tofografi = Dataran rendah
Suhu Udara Rata-rata = 30˚C
b. Luas Wilayah Desa Ranjeng terdiri dari : 401,335 ha
c. Batas Wilayah Desa Ranjeng
Utara berbatasan dengan = Desa Muntur Kec. Losarang
Selatan berbatasan dengan = Desa Manggungan Kec. Terisi
Barat berbatasan dengan = Desa Rancahan Kec. Gabus
Timur berbatasan dengan Wetan
= Desa Krimun Kec. Losarang
d. Penduduk Desa Ranjeng
Hasil sensus penduduk terakhir dapat diketahui, bahwa jumlah
penduduk Desa Ranjeng 5.511. Jiwa, terdiri dari :
1) Laki-laki : 2899 Jiwa
2) Perempuan: 2612 Jiwa
e. Jumlah KK sebanyak 1.373 KK
Adapun jumlah penduduk Desa Ranjeng menganut :
a. Agama Islam : 5.511 Jiwa,
b. Agama Katholik : Jiwa,
c. Agama Protestan : Jiwa
B. HASIL PENGKAJIAN RT/RW 01/07 DESA RANJENG
KEC.LOSARANG
1. Pengkajian RT
Tabel 2.1
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. RT 01 56 17,9
2. RT 02 56 17,9
3. RT 03 24 7,7
4. RT 04 20 6,4
5. RT 05 30 9,6
6. RT 06 42 13,5
7. RT 07 84 27
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 84 (27%) Penduduk Desa
Ranjeng terbanyak adalah RT 07. Jumlah Kepala Keluarga dalam RT/RW 01-07
sebanyak 504. Data masyarakat RT/RW 01-07 yang belum terkaji 192, dan yang
menolak sebanyak 68, dan tidak ada dirumah sebanyak 124 KK.

2. Tahap Perkembangan Penduduk


Tabel 2.2
Distribusi Tahap Perkembangan Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Keluarga baru menikah 2019 4 1,4
2. Keluarga dengan kelahiran anak 7 2,4
pertama
3. Keluarga dengan anak usia pra 24 8,4
sekolah
4. Keluarga dengan anak usia sekolah 52 14,7
5. Keluarga dengan anak usia remaja 69 24,1
6. Keluarga dengan anak usia dewasa 85 26,2
awal
7. Keluarga dengan anak usia dewasa 71 22,8
pertengahan
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 85 (26,2%) Penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 keluarga dengan anak usia dewasa awal.
3. Agama
Tabel 2.3
Distribusi Frekuensi (Agama) Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Islam 312 100
2. Non islam 0 0
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 312 (100%) kepala keluarga
penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 beragama islam.

4. Jenis kelamin
Tabel 2.4
Distribusi Jenis Kelamin Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Laki-laki 522 51,2
2. Perempuan 496 48,8
Jumlah 1018 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 522 (51,2%) Penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 berjenis kelamin Laki-laki.

5. Imunisasi
Tabel 2.5
Distribusi Frekuensi (Imunisasi) Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Lengkap 953 93,6
2. Tidak lengkap 65 6,4
Jumlah 1018 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 953 (93,6%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 imunisasi lengkap.

6. Asuransi Kesehatan
Tabel 2.6
Distribusi Frekuensi (Asuransi Kesehatan) Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. BPJS Mandiri 235 75,3
2. JAMKESMAS 26 8,3
3. Asuransi swasta 3 0,9
4. SKTM 15 4,8
5. Umum 33 10,5
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 235 (75,3%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 memiliki asuransi kesehatan dengan BPJS mandiri.
7. Nutrisi
1) Kebiasaan Sarapan
Tabel 2.7
Distribusi Frekuensi Kebiasaan Sarapan Pagi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 280 89,7
2. Tidak 32 10,3
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 280 (89,7%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 memiliki kebiasaan sarapan pagi.

2) Cara Pengolahan Sayuran


Tabel 2.8
Distribusi Frekuensi Cara Pengolahan Sayuran Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Dipoton-dicuci-dimasak 224 71,8
2. Dicuci-dipotong-dimasak 88 28,2
3. Potong-masak 0 0
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 224 (71,8%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 cara pengolahan sayuran adalah dipotong-dicuci-dimasak.

3) Konsumsi Lauk Pauk


Tabel 2.9
Distribusi Frekuensi Konsumsi Lauk Pauk (daging, tahu, tempe, ikan, dsb)
Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. 4-7 x/minggu 95 30,5
2. 1-3 x/minggu 214 68,6
3. Tidak pernah 3 0,9
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 214 (68,6%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 konsumsi lauk pauk 1-3 x/minggu.

4) Konsumsi Buah-buahan
Tabel 2.10
Distribusi Frekuensi Konsumsi Buah-buahan Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. 4-7 x/minggu 50 16,0
2. 1-3 x/minggu 252 80,8
3. Tidak pernah 10 3,2
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 252 (80,8%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 konsumsi buah-buahan 1-3 x/minggu.

5) Konsumsi Garam Beryodium


Tabel 2.11
Distribusi Frekuensi Konsumsi Garam Beryodium Penduduk Desa Ranjeng RT
01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 268 85,9
2. Tidak 44 14,1
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 269 (85,9%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 konsumsi garam beryodium.

6) Pantangan Makan
Tabel 2.12
Distribusi Frekuensi Pantangan Makanan dalam Keluarga Penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Tidak ada 294 94,2
2. Ada 18 5,8
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 295 (94,2%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 tidak memiliki pantangan makan.

7) Penimbangan Berat Badan


Tabel 2.13
Distribusi Frekuensi Penimbangan Berat Badan per 1 Bulan Sekali Penduduk
Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 275 88,2
2. Tidak 37 11,8
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 275 (88,7%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 melakukan penimbangan berat badan setiap bulan.

8. Kebutuhan Istirahat Tidur


Tabel 2.14
Distribusi Frekuensi Kebiasaan Tidur Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Pagi 0 0
2. Siang 12 3,8
3. Malam 300 96,2
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas diapatkan bahwa 300 (96,2%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 memiliki kebiasaan tidur malam.

9. Aktifitas Dan Olahraga


a) Olahraga
Tabel 2.15
Distribusi Frekuensi Berolahraga Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 82 26,3
2. Tidak 230 73,7
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 230 (73,7%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 tidak berolahraga.

b) Mengikuti Olahraga
Tabel 2.16
Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga yang Mengikuti Olahraga Penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 43 13,5
2. Tidak 269 86,5
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 269 (86,5%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 tidak mengikuti olahraga.

10. Ekonomi
a) Penghasilan Per Bulan
Tabel 2.17
Distribusi Frekuensi penghasilan rata-rata keluarga per bulan Penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 RW
No. Kategori Frekuensi %
1. < UMR kota Bandung (<Rp. 239 76,6
2.370.000)
2. > UMR kota Bandung (>Rp. 73 23,4
2.370.000)
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 239 (76,6) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 berpenghasilan < UMR kota Bandung (<Rp. 2.370.000).
b) Pengeluaran Per Bulan
Tabel 2.18
Distribusi Frekuensi Pengeluaran Rata-Rata Per Bulan Penduduk Desa Ranjeng
RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. > pemasukan 164 52,5
2. < pemasukan 148 47,5
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 164 (52,5%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 pengeluaran per bulan > pemasukan per bulan.

11. Sosial
a) Hubungan Antar Anggota Keluarga
Tabel 2.19
Distribusi Frekuensi Hubungan Antar Anggota Keluarga Lain Penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Dekat 310 99,3
2. Kurang dekat 2 0,7
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 310 (99,3%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 berhubungan dekat dengan anggota keluarga.

b) Anggota Keluarga Aktif Kegiatan di Masyarakat


Tabel 2.20
Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Terlibat Aktif Kegiatan di Masyarakat
Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 157 51,3
2. Tidak 155 48,7
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 157 (51,3%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 anggota keluarga terlibat aktif kegiatan di masyarakat.

12. Pendidikan
1) Pendidikan Formal
Tabel 2.21
Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Yang Mengikuti Pendidikan Diluar
Pendidikan Formal Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 32 10,2
2. Tidak 280 89,8
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 280 (89,8%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 tidak mengikuti pendidikan diluar pendidikan formal.

2) Membaca
Tabel 2.22
Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Yang Tidak Bisa Membaca Penduduk
Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 73 23,3
2. Tidak 239 76,7
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 239 (76,7%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 bisa membaca.

3) Keterampilan Khusus
Tabel 2.23
Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga yang Mempunyai Keterampilan Khusus
Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 32 10,3
2. Tidak 280 89,7
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 280 (89,7%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 tidak memiliki ketrampilan khusus.

4) Pandangan Pendidikan
Tabel 2.24
Distribusi Frekuensi Pandangan Keluarga Terhadap Pendidikan Anggota
Keluarga Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Positif 294 94,2
2. Negatif 18 5,8
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 294 (94,2%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 pandangan terhadap pendidikan positif.

13. Psikologis
a) Pola Komunikasi
Tabel 2.26
Distribusi Frekuensi Pola Komunikasi Keluarga Penduduk Desa Ranjeng RT 1-7
No. Kategori Frekuensi %
1. Terbuka 309 99
2. Tertutup 3 1
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 309 (99%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 pola komunikasi dalam keluarga terbuka.

b) Bahasa
Tabel 2.27
Distribusi Frekuensi Bahasa Yang Digunakan Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Bahasa daerah 307 98,3
2. Bahasa indonesia 5 1,7
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 307 (98,3%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 menggunakan bahasa daerah.

c) Penanggulangan Masalah
Tabel 2.28
Distribusi Frekuensi Mekanisme Penanggulangan Masalah Keluarga Penduduk
Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Mandiri 49 15,7
2. Bersama-sama 259 83
3. Minta bantuan orang lain 4 1,3
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 256 (83%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 mekanisme penanggulangan masalah yaitu bersama-sama.

d) Respon Keluarga Jika Ada Masalah


Tabel 2.29
Distribusi Frekuensi Respon Keluarga Bila Terdapat Masalah Dalam Keluarga
Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Membantu mencari jalan keluar 311 99,7
2. Acuh tak acuh 1 0,3
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 311 (99,7%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 bila terdapat masalah dalam keluarga membantu mencari jalan
keluar.
14. Spiritual (Ibadah)
Tabel 2.30
Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Taat Menjalankan Ibadah Penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 300 96,2
2. Tidak 12 3,8
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 300 (96,2%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 taat menjalankan ibadah.

15. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial


a) Anggota Keluarga Sakit
Tabel 2.31
Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Yang Sakit Saat Ini Penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Ada 98 31,4
2. Tidak 214 68,6
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 98 (31,4%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 tidak ada anggota keluarga yang sakit.

b) Cara Mengatasi Sakit


Tabel 2.32
Distribusi Frekuensi Cara Mengatasi Keluarga Yang Sakit
Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Berobat ke puskesmas 129 41,4
2. Berobat ke RS 12 3,8
3. Berobat ke dokter umum 64 20,5
4. Berobat ke dokter spesialis 0 0
5. Berobat ke perawat/bidan 44 14,2
6. Berobat ke dukun 0 0
7. Diobati sendiri 55 17,6
8. Dibiarkan 8 2,5
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 129 (41,4%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 berobat ke puskesmas.
c) Jenis Penyakit
Tabel 2.33
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan Jenis
Penyakit
No. Kategori Frekuensi %
1. ISPA 10 14,4
2. TBC 1 0,1
3. Asma 2 1,1
4. Typhoid 0 0
5. Diare 8 8,7
6. DBD 1 0,1
7. Rheumatik 18 19,9
8. Hipertensi 36 38,9
9. Tidak ada 8 8,9
10. Diabetes Melitus 3 2,2
11. Maag 2 1,1
12. Stroke 3 2,2
13. Gastritis 2 1,1
14. Asam urat 2 1,1
15. Hipotensi 1 0,1
16. Sakit kepala 1 0,1
Jumlah 98 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 36 (38,9%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 mengalami Hipertensi.

d) Pembinaan dan Tenaga Kesehatan


Tabel 2.34
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
Berdasarkan Keluarga Yang Mendapat Pembinaan Dan Tenaga Kesehatan
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 239 76,6
2. Tidak 73 23,4
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 239 (76,6%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 mendapatkan penmbinaan dan tenaga kesehatan.

e) Tanggapan Mengenai Petugas Kesehatan


Tabel 2.35
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng Berdasarkan Tanggapan Keluarga
Mengenai Petugas Kesehatan
No. Kategori Frekuensi %
1. Baik 262 84
2. Tidak 44 16
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 262 (84%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 tanggapan keluarga mengenai petugas kesehatan yaitu baik.

f) Perlu Mendapat Penyuluhan


Tabel 2.36
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan Keluarga
Perlu Mendapat Pengarahan, Penyuluhan/Informasi Kesehatan
No. Kategori Frekuensi %
1. Tidak 60 19,2
2. Ya, secara individu 134 43
3. Ya, secara kelompok 118 37,8
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 134 (43%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 perlu mendapatkan penyuluhan/infomasi kesehatan secara
individu.

16. Pengobatan Tradisional


Tabel 2.37
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan Keluarga
Dengan Menggunakan Pengobatan Tradisional
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 145 46,5
2. Tidak 167 53,5
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 167 (53,5%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 tidak menggunakan pengobatan tradisional.

17. Peran Serta Masyarakat Dalam Bidang Kesehatan


a) Mendapat Pembinaan dari Tenaga Kesehatan
Tabel 2.38
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan Keluarga
Yang Mendapat Pembinaan Dari Tenaga Kesehatan
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 197 63,2
2. Tidak 115 36,8
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 197 (63,2%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 mendapat pembinaan dari tenaga kesehatan.
b) Kader Kesehatan
Tabel 2.39
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
Berdasarkan Anggota Keluarga Yang Menjadi Kader Kesehatan
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 13 4,2
2. Tidak 299 95,8
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 299 (95,8%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 tidak aktif mengikuti kader kesehatan.

c) Jenis Kader
Tabel 2.40
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan Jenis
Kegiatan Kader
No. Kategori Frekuensi %
1. Kader posyandu bayi balita 5 38,5
2. Kader posyandu lansia 6 46,1
3. Kader KB 2 15,4
Jumlah 13 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 6 (46,1%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 mengikuti kader posyandu lansia.

d) Kader yang Aktif


Tabel 2.41
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan Kader Yang
Aktif Mengikuti Kegiatan
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 13 100
2. Tidak 0 0
Jumlah 13 100
Berdasarakan Tabel diatas didapatkan bahwa 13 (100%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 kader aktif mengikuti kegiatan.

e) Kader Mendapat Pelatihan


Tabel 2.42
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan Kader Sudah
Mendapat Pelatihan
No. Kategori Frekuensi %
1. Sudah 8 61,5
2. Belum 5 38,5
Jumlah 13 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 8 (61,5%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 kader sudah mendapatkan pelatihan.

f) Dukun Beranak
Tabel 2.43
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan Anggota
Keluarga Yang Menjadi Dukun Beranak
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 5 1,6
2. Tidak 307 98,4
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 307 (98,4%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 tidak ada yang menjadi dukun beranak.

18. Kematian/ Meninggal


Tabel 2.44
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
Berdasarkan Anggota Keluarga Yang Meninggal Dalam 1 Tahun Terakhir
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 13 4,2
2. Tidak 299 95,8
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 299 (95,8%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 tidak ada yang meninggal dalam 1 tahun terakhir.

19. Kelahiran
a) Melahirkan
Tabel 2.45
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
Berdasarkan Anggota Keluarga Yang Melahirkan Dalam 1 Tahun Terakhir
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 15 4,8
2. Tidak 297 95,2
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 297 (95,2%) pnduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 tidak ada yang melahirkan dalam 1 tahun terakhir.

b) Jenis Persalinan
Tabel 2.46
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan Jenis
Persalinan
No. Kategori Frekuensi %
1. Normal 14 93,3
2. SC (Operasi) 1 6,7
3. Lahir meninggal 0 0
Jumlah 15 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 14 (93,3%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 melahirkan secara normal.

c) Penolong Persalinan
Tabel 2.47
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan Penolong
Persalinan
No. Kategori Frekuensi %
1. Paraji 0 0
2. Bidan 13 86,6
3. Dokter 2 13,4
Jumlah 15 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 13 (86,6%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 dalam persalinan dibantu oleh bidan.

20. Komunikasi Dan Transportasi


a) Informasi Kesehatan
Tabel 2.48
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
Berdasarkan Keluarga Menerima Informasi Tentang Kesehatan
No. Kategori Frekuensi %
1. TV 114 36,6
2. Koran/majalah 0 0
3. Edaran dari desa 99 31,7
4. Radio 0 0
5. Penyuluhan di puskesmas/posyandu 88 28,2
6. Papan pengumuman RW/RT 11 3,5
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 114 (38%) pnduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 menerima informasi melalui TV.

b) Sarana Transportasi
Tabel 2.49
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
Berdasarkan Sarana Transportasi Umum Yang Digunakan Oleh Keluarga
No. Kategori Frekuensi %
1. Bus 0 0
2. Angkutan umum 19 6,1
3. Becak 5 1,6
4. Andong 0 0
5. Kendaraan sendiri 288 92,3
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 288 (92,3%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 menggunakan kendaraan sendiri.

c) Pelayanan Kesehatan
Tabel 2.50
Distribusi Frekuensi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
Berdasarkan Cara Keluarga Pergi Ke Sarana Pelayanan Kesehatan
No. Kategori Frekuensi %
1. Jalan kaki 10 3,2
2. Naik sepeda 3 0,9
3. Naik sepeda motor 290 93
4. Naik mobil 2 0,7
5. Naik andong 0 0
6. Angkutan umum 7 2,2
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 290 (93%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 pergei ke pelayanan kesehatan menggunakan sepeda motor.

21. Faktor Lingkungan


1) Jenis rumah
Tabel 2.51
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan kepemilikan jenis
rumah
No. Kategori Frekuensi %
1. Petak 43 13,8
2. Tersendiri 269 86,2
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 269 (86,2%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 kepemilikan jenis rumah tersendiri.

2) Jenis bangunan
Tabel 2.52
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan jenis bangunan rumah
No. Kategori Frekuensi %
1. Permanen 293 93,9
2. Non permanen 5 1,6
3. Semi permanen 14 4,5
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 293 (93,9%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 jenis bangunan rumah permanen
3) Status rumah
Tabel 2.53
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan status rumah
No. Kategori Frekuensi %
1. Milik sendiri 306 98,1
2. Kontrakan 4 1,3
3. Sewa bulanan 2 0,6
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 306 (98,1%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 status rumah milik sendiri.

4) Atap rumah
Tabel 2.54
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan atap rumah
No. Kategori Frekuensi %
1. Genteng 308 98,7
2. Seng 4 1,3
3. Sirap 0 0
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 308 (98,7%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 atap rumah genteng

5) Jendela/lubang angin
Tabel 2.55
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan jendela/lubang angin
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 297 95,2
2. Tidak 15 4,8
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 297 (95,2%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 terdapat jendela/lubang angin

6) Jendela dibuka seteiap hari


Tabel 2.56
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan jendela dibuka setiap
hari
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 252 80,7
2. Tidak 60 19,3
Jumlah 300 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 252 (80,7%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 jendela dibuka setiap hari.
7) Luas jendela atau ventilasi
Tabel 2.57
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan luas jendela atau
ventilasi
No. Kategori Frekuensi %
1. <20% luas lantai 223 71,4
2. >20% luas lantai 89 28,6
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 312 (71,4%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 luas jendela <20% luas lantai.

8) Pencahayaan rumah
Tabel 2.58
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan pencahayaan rumah
No. Kategori Frekuensi %
1. Baik 194 62,2
2. Kurang 26 8,3
3. Cukup 92 29,5
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 194 (62,2%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 pencahayaan rumah baik

9) Penerangan
Tabel 2.59
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan penerangan
No. Kategori Frekuensi %
1. Listrik 283 90,7
2. Petromak 1 0,4
3. Lampu tempel 28 8,9
Jumlah 308 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 283 (90,7%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 penerangan menggunakan listrik

10) Lantai
Tabel 2.60
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan lantai rumah
No. Kategori Frekuensi %
1. Ubin 229 73,3
2. Plester 77 24,7
3. Tanah 5 1,6
4. Papan 1 0,4
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 229 (73,3%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 lantai rumah menggunakan ubin

11) Vektor yang banyak disekitar rumah dan membahayakan kesehatan


Tabel 2.61
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
Berdasarkan Vektor yang banyak disekitar rumah dan membahayakan kesehatan
No. Kategori Frekuensi %
1. Nyamuk 266 85,2
2. Lalat 13 4,1
3. Kucing 27 8,7
4. Burung 3 1
5. Kecoa 3 1
6. Anjing 0 0
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 266 (85,2%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 vektor yang banyak disekitar rumah dna membahayakan
kesehatan yaitu nyamuk

12) Kebersihan didalam rumah


Tabel 2.62
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan kebersihan didalam
rumah
No. Kategori Frekuensi %
1. Bersih 135 43,3
2. Cukup bersih 160 51,3
3. Tidak bersih 17 5,4
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 160 (51,3%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 keberihan didalam rumah yaitu cukup bersih

13) Bila tidak bersih disebabkan oleh


Tabel 2.63
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan bila tidak bersih
disebabkan oleh
No. Kategori Frekuensi %
1. Banyak sisa makanan 10 3,2
2. Debu 287 92
3. Sampah 15 4,8
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 287 (92%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 bila tidak bersih disebabkan oleh debu
14) Kebersihan halaman
Tabel 2.64
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Kebersihan halaman
No. Kategori Frekuensi %
1. Bersih 247 79,1
2. Tidak bersih 65 20,9
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 247 (79,1%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 kebersihan halaman bersih

15) Luas bangunan/orang


Tabel 2.65
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan luas bangunan/orang
No. Kategori Frekuensi %
1. <8m2/orang 213 68,2
2. >8m2/orang 99 31,8
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 213 (68,2%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 memiliki luas bangunan/orang <8m2/orang

16) Pemanfaatan pekarangan


Tabel 2.66
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan pemanfaatan
pekarangan
No. Kategori Frekuensi %
1. Ada dimanfaatkan 122 39,1
2. Ada tidak dimanfaatkan 50 16
3. Tidak ada 140 44,9
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 140 (44,9%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 tidak ada pekarangan

17) Jenis pemanfaatan pekarangan


Tabel 2.67
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan jenis pemanfaatan
pekarangan
No. Kategori Frekuensi %
1. Sayuran 29 23,8
2. Buah-buahan 9 7,3
3. Toga 0 0
4. Tanaman hias 84 68,9
Jumlah 122 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 84 (68,9%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 jenis pemanfaatan pekarangan tanaman hias

18) Apakah ada lubang asap dapur


Tabel 2.68
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan lubang asap
No. Kategori Frekuensi %
1. Ada<10% luas lantai 102 32,7
2. Ada>10% luas lantai 10 3,2
3. Tidak ada 200 64,1
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 200 (64,1%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 tidak ada lubang asap dapur

19) Penyediaan sumber air bersih


Tabel 2.69
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan penyediaan sumber air
bersih
No. Kategori Frekuensi %
1. PDAM 191 61,3
2. Sungai 3 0,9
3. Sumur pompa 85 27,2
4. Sumur gali 33 10,6
5. Mata air 0 0
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 191 (61,3%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 penyediaan sumber air bersih menggunakan PDAM

20) Penyediaan air minum


Tabel 2.70
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan penyediaan air minum
No. Kategori Frekuensi %
1. PDAM 129 41,3
2. Sungai 0 0
3. Sumur pompa 59 18,9
4. Sumur gali 20 6,4
5. Mata air 5 1,6
6. Beli 99 31,8
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 129 (41,3%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 penyediaan air minum menggunakan PDAM
21) Pengelolaan air minum
Tabel 2.71
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan pengelolaan air minum
No. Kategori Frekuensi %
1. Dimasak 307 98,4
2. Tidak dimasak 5 1,6
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 307 (98,4%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 pengelolaan air minum dimasak

22) Jenis penampungan air


Tabel 2.72
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan jenis penampungan air
No. Kategori Frekuensi %
1. Ember 13 4,2
2. Bak 256 82
3. Gentong 13 4,2
4. Torn 30 9,6
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 256 (82%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 jenis penampungan air yaitu bak

23) Kondisi penampungan air


Tabel 2.73
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan kondisi penampungan
air
No. Kategori Frekuensi %
1. Terbuka 218 69,9
2. Tertutup 94 30,1
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 218 (69,9%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 kondisi penampungan air yaitu terbuka

24) Pengurasan
Tabel 2.74
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan pengurasan air
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 296 94,9
2. Tidak 16 5,1
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 296 (94,9%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 melakukan pengurasan
25) Bila ya, berapakali dalam sebulan
Tabel 2.75
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan kondisi penampungan
air
No. Kategori Frekuensi %
1. 1x seminggu 94 30,1
2. 2x seminggu 143 45,9
3. >1 minggu 64 20,5
4. Tidak dikuras 11 3,5
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 143 (45,9%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 2x seminggu melakukan pengurasan

26) Kondisi air


Tabel 2.76
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan kondisi air
No. Kategori Frekuensi %
1. Berbau 4 1,3
2. Berwarna 24 7,8
3. Berasa 3 0,9
4. Berbau, berasa, dan berwarna 7 2,2
5. Tidak berbau, berasa, dan berwarna 274 87,8
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 274 (87,8%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 kondisi air Tidak berbau, berasa, dan berwarna.

27) Penampungan Air


Tabel 2.77
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan terdapat jentik pada
penampungan air
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 132 42,3
2. Tidak 180 57,7
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 180 (57,7%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 tidak terdapat jentik pada penampungan air.

28) Tempat Pembuangan Limbah


Tabel 2.78
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan jarak sumber air
dengan tampat penampungan limbah
No. Kategori Frekuensi %
1. <10m 186 59,6
2. >10m 126 40,4
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 186 (59,6%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07jarak sumber air dengan tempat penampungan limbah <10m

29) Saluran Pembuangan Air Limbah


Tabel 2.79
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan rumah ini mempunyai
saluran pembuangan air limbah
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 284 91
2. Tidak 28 9
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 284 (91%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 mempunyai saluran pembuangan air limbah

30) Saluran Limbah


Tabel 2.80
Distribus Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan jenis saluran limbah
No. Kategori Frekuensi %
1. Got 70 22,5
2. Selokan 231 74
3. Dibuang sembarangan 8 2,6
4. Saluran PDAM 2 0,6
5. Gorong-gorong non PDAM 1 0,3
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 231 (74%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 jenis saluran pembuangan air limbah yang digunakan yaitu
selokan

31) Saluran Pembuangan Air Limbah


Tabel 2.81
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan kondisi saluran
pembuangan air limbah
No. Kategori Frekuensi %
1. Tertutup lancar 63 20,2
2. Tertutup tergenang 21 6,7
3. Terbuka lancar 164 52,6
4. Terbuka tergenang 64 20,5
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 164 (52,6%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 kondisi saluran pembuangan air limbah terbuka lancar
32) Cara Pembuangan Sampah
Tabel 2.82
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan cara pembuangan
sampah keluarga
No. Kategori Frekuensi %
1. Dibakar 265 84,9
2. Ditimbun 19 6,1
3. Disungai 18 5,8
4. Disembarang tempat 10 3,2
5. Diangkat petugas kebersihan 0 0
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 265 (84,9%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 pembuangan sampah keluarga dengan dibakar

33) Penampungan Sampah


Tabel 2.83
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan keadaan penampungan
sampah dirumah
No. Kategori Frekuensi %
1. Terpelihara 228 73,1
2. Tidak terpelihara 84 26,9
Jumlah 283 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 228 (73,1%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 keadaan tempat penampungan sampah terpelihara

34) Ketersediaan Tempat sampah


Tabel 2.83
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan ketersediaan tempat
sampah rumah
No. Kategori Frekuensi %
1. Tidak ada 99 31,8
2. Ada kedap air tidak tertutup 181 58
3. Ada kedap air tertutup 32 10,2
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 181 (58%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 ada tempat sampah dan tidak tertutup

35) Pemilahan Pembuangan sampah Rumah


Tabel 2.84
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan pemilahan
pembuangan sampah rumah
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 102 32,7
2. Tidak 210 67,3
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 210 (67,3%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 tidak memilah sampah rumah

36) Kepemilikan Kandang


Tabel 2.85
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan kepemilikan kandang
No. Kategori Frekuensi %
1. Ada 208 66,7
2. Tidak 104 33,3
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 208 (66,7%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 memiliki kandang

37) Jarak Kandang


Tabel 2.86
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan jarak kandang
No. Kategori Frekuensi %
1. <10 meter 111 53,4
2. >10 meter 97 46,6
Jumlah 208 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 111 (53,4%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 jarak kandang <10 meter.

38) Letak Kandang


Tabel 2.87
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan letak kandang
No. Kategori Frekuensi %
1. Diluar rumah 187 89,9
2. Menempel dirumah 21 10,1
Jumlah 208 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 187 (89,9%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 letak kandang diluar rumah.

39) Pemanfaatan Kotoran Ternak


Tabel 2.88
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan pemanfaatan kotoran
ternak
No. Kategori Frekuensi %
1. Ditampung 97 46,6
2. Ditimbun 56 27
3. Dibuang sembarangan 55 26,4
Jumlah 208 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 97 (46,6%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 manfaat kotoran kandang di tampung.

40) Kepemilikan Pembuangan Tinja


Tabel 2.89
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan kepemilikan
pembuangan tinja
No. Kategori Frekuensi %
1. Ada 279 89,4
2. Tidak 33 10,6
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 279 (89,4%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 memiliki pembuangan tinja.

41) Tempat BAB


Tabel 2.90
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan tempat BAB
No. Kategori Frekuensi %
1. Angsatrine 304 97,4
2. Kolam 8 2,6
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 304 (97,4%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 buang air besar di Angsatrine (duduk/jongkok)

42) Penampungan Tinja


Tabel 2.91
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan penampungan tinja
No. Kategori Frekuensi %
1. Spitenk 268 85,9
2. Sungai 44 14,1
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 268 (85,9%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 penampungan tinja buang air besar di spitenk.

43) Kondisi Tinja


Tabel 2.92
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 Berdasarkan kondisi tinja
No. Kategori Frekuensi %
1. Terpelihara 272 87,2
2. Tidak terpelihara 40 12,8
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 272 (87,2%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 kondisi terpelihara.

22. Pasangan Usia Subur


a) Distribusi PUS
Tabel 2.93
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 dengan pasangan usia subur
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 70 22,4
2. Tidak 242 77,6
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 198 (89,8%) Pasangan usia
tidak subur.

b) Untuk PUS yang akseptor KB, jenis kontrasepsi yang dipakai:


Tabel 2.94
Distribusi jenis kontrasepsi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Suntik 42 60
2. IUD 3 4,3
3. Kondom 3 4,3
4. Tubektomi 0 0
5. Pil 13 18,5
6. Vasektomi 0 0
7. Susuk 0 0
8. Alami 9 12,9
Jumlah 70 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 42 (60%) Penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 menggunakan jenis kontrsepsi suntik KB

c) Alasan tidak menggunakan KB


Tabel 2.95
Distribusi Frekuensi (alasan tidak menggunakan KB) Penduduk Desa Ranjeng RT
01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Tidak tahu 48 68,6
2. Dilarang suami 22 31,4
Jumlah 70 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 48 (68,6%) tidak mengetahui
alasan menggunakan KB
d) PUS yang drop out KB
Tabel 2.96
Distribusi Frekuensi (PUS yang drop out KB) Penduduk Desa Ranjeng RT
01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 21 30
2. Tidak 49 70
Jumlah 70 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 49 (70%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 PUS yang drop out KB

e) Tempat pemasangan KB
Tabel 2.97
Distribusi pemasangan KB Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Bidan 55 78,6
2. Puskesmas 9 12,9
3. Dokter praktek 6 8,5
Jumlah 70 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 55 (78,6%)pemasangan KB
Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07 dibidan.

23. Ibu Hamil


a) Distribusi Ibu Hamil
Tabel 2.98
Distribusi Frekuensi (Ibu hamil) Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 6 1,9
2. Tidak 306 98, 1
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 306 (98,1%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 ibu hamil.

b) Buku KIA/KMS hamil


Tabel 2.99
Distribusi Frekuensi (buku KMS) Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 5 83,3
2. Tidak 1 16,7
Jumlah 6 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 5 (83,3%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 memiliki buku KMS/KIA.
c) Usia kehamilan
Tabel 2.100
Distribusi Frekuensi usia kehamilam Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Trimester 1 3 50
2. Trimester 2 1 16,7
3 Trimester 3 2 33,3
Jumlah 6 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 3 (50%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 paling banyak pada usia kehamilan pada trimester 1

d) Memeriksa kandungan
Tabel 2.101
Distribusi Frekuensi memeriksa kehamilan Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Perawat/ bidan 4 66,7
2. Puskesmas 2 33,3
Jumlah 6 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 4 (66,7%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 memeriksa kandungan dibidan/perawat.

e) Bumil Konsumsi tablet Fe


Tabel 2.102
Distribusi Frekuensi Konsumsi Tablet Fe, Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 6 100
2. Tidak 0 0
Jumlah 6 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 6 (100%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 konsumsi tablet fe (penambah darah).

f) Rencana tempat melahirkan


Tabel 2.103
Distribusi Frekuensi rencana tempat melahirkan Penduduk Desa Ranjeng RT 01-
07
No. Kategori Frekuensi %
1. Dokter 0 0
2. Bidan 4 66,6
3. RS 1 16,7
4. Puskesmas 1 16,7
Jumlah 6 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 4 (66,6%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 merencanakan kelahiran di bidan.
24. Ibu Nifas
a) Distribusi Ibu Nifas
Tabel 2.104
Distribusi Frekuensi Ibu Nifas Di Desa Ranjeng
No Kategori Frekuensi %
1 Ada 2 0,6
2 Tidak Ada 310 99,4
Jumlah 312
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa 310 (99,4%) penduduk desa
ranjeng RT 01-07 tidak mengalami masa nifas.

b) Persalinan
Tabel 2.105
Distribusi Frekuensi Pertolongan Persalinan
No Kategori Frekuensi %
1 Tenaga kesehatan 2 100
2 Dukun 0 0
Jumlah 2 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa 2 (100%) penduduk desa
ranjeng RT 01-07 pertolongan persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan.

25. Ibu Menyusui


a) Distribusi Ibu Menyusui
Tabel 2.106
Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Ya 18 5,8
2 Tidak 294 94,2
Jumlah 312 100

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa 18 (94,2%) ibu menyusui di desa
ranjeng RT 01-07.

b) Frekuensi anak yang menyusui


Tabel 2.4
Distribusi frekuensi Usia Anak yang Menyusui
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 0-6 bulan 7 38,9
2 6-12 bulan 5 27,8
3 1-2 tahun 5 27,8
4 > 2 tahun 1 5,5
Jumlah 18 100
Bersadarkan tabel diatas terdapat 7 (38,9%) anak yang menyusui berada
pada usia 0-6 bulan, 5 (27,8%) 6-12 bulan, 5 (27,8%) 1-2 tahun, 1 (5,5%) > 2
tahun.

26. Balita
a) Distribusi Balita
Tabel 2.4
Distrubusi Frekuensi Balita
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Ya 87 27,9%
2 Tidak 225 72,1%
Jumlah 312 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa 225 (72,1%) tidak terdapat balita
di Desa Ranjeng RT 01-07.

b) Frekuensi KMS balita


Tabel 2.5
Distribusi Frekuensi KMS balita
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Ya 43 49.5%
2 Tidak 44 50,5%
Jumlah 87 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa 43 (49,5%) balita di desa
ranjeng RT 01-07 memiliki KMS balita.

c) Pengunjungan Posyandu Anak Setiap Bulan


Tabel 2.6
Distribusi Frekuensi Pengunjungan Posyandu Anak Setiap Bulan
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Ya 69 79,3%
2 Tidak 18 20,7%
Jumlah 87 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa 69 (79,3%) anak
melakukan pengunjungan posyandu setiap bulan.

d) Anak Mendapatkan Makanan Tambahan


Tabel 2.7
Distribusi Frekuensi Anak Mendapatkan Makanan Tambahan
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Ya 70 80,4%
2 Tidak 17 19,6%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa 70 (80,4%) anak
mendapatkan makanan tambahan.
e) Umur Anak Mendapatkan Lamanya Diberikan ASI
Tabel 2.8
Distribusi Umur Anak Mendapatkan Lamanya Diberikan ASI
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 < 6 bulan 72 82,7%
2 >6 bulan 15 17,3%
Jumlah 87 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa anak usia <6 bualn
(82,7%) mendapatkan ASI eksklusif

27. Remaja
a) Anak usia remaja
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
Berdasarkan Anak usia remaja
No. Kategori Frekuensi %
1. Ya 144 46,1
2. Tidak ada 168 53,9
Jumlah 312 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 144 (46,1%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 terdapat anak usia remaja.

b) Kegiatan diluar sekolah


Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
Berdasarkan kegiatan diluar sekolah
No. Kategori Frekuensi %
1. Olahraga 128 88,9
2. Keagamaan 12 8,3
3. Karang taruna 4 2,8
Jumlah 144 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 128 (88,9 %) penduduk
Desa Ranjeng RT 01-07 anak usia remaja kegiatan diluar sekolah adalah olahraga.

c) Penggunaan waktu luang


Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
Berdasarkan penggunaan waktu luang
No. Kategori Frekuensi %
1. Begadang 79 54,9
2. Rekreasi 58 40,3
3. Kursus keterampilan 7 4,8
Jumlah 144 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 79 (54,9%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 waktu luang digunakan untuk begadang.
d) Kebiasaan yang tidak sehat
Distribusi Penduduk Desa Ranjeng RT 01-07
Berdasarkan kebiasaan yang tidak sehat
No. Kategori Frekuensi %
1. Tidak ada 82 56,9
2. Merokok 62 43,1
Jumlah 144 100
Berdasarkan Tabel diatas didapatkan bahwa 62 (43,1%) penduduk Desa
Ranjeng RT 01-07 kebiasaan yang tidak sehatnya adalah merokok

28. Lansia
a) Lansia dalam Keluarga
Tabel 2.9
Distribusi Lansia Dalam Keluarga
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Ya 118 37,9
2 Tidak 194 62.1
Jumlah 312 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 118 (37,9%)
terdapat lansia dalam keluarganya.

b) Umur Lansia
Tabel 2.10
Distribusi Usia Lansia
Keterangan Frekuensi Persentase
1 Pra Lansia 47 39,8%
2 60-69 tahun 41 34,8%
3 70 tahun 30 25,4%
Jumlah 118 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 47 (39,8%)
termasuk usia pra lansia.

c) Keluhan Penyakit pada Lansia


Tabel 2.11
Distribusi Lansia Dengan Keluhan Penyakit
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Ya 63 53,5 %
2 Tidak 55 46,7%
Jumlah 118 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 63 (53,5%)
lansia memiliki keluhan penyakit.
d) Penyakit Lansia
Tabel 2.12
Distribusi Penyakit Pada Lansia
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Asma 1 1,6%
2 TBC 1 1,6%
3 Hipertensi 25 39,6 %
4 Kencing Manis 3 4,8%
5 Reumatis Artritis 12 19,0%
6 Stroke 4 6,3%
7 Osteoporosis 0 0%
8 Penyakit Kulit 0 0%
9 Katarak 3 4,8%
10 Pegal-pegal 4 6,3%
11 Sakit Persendian 2 3,2%
12 Nyeri 1 1,6%
13 Kolesterol 2 3,2%
14 Maag 3 4,8%
15 Alzeimer 1 1,6%
16 Pandangan Kabur 1 1,6%
Jumlah 63 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 25 (39,6%)
lansia menderita hipertensi.

e) Lansia yang masih bekerja


Tabel 2.13
Distribusi Lansia Yang Masih Bekerja
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Ya 60 50,8%
2 Tidak 58 49,2%
Jumlah 118 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 60 (50,8%)
terdapat lansia yang masih bekerja.

f) Upaya Yang Dilakukan Ketika Lansia Sakit


Tabel 2.14
Distribusi Upaya Yang Dilakukan Ketika Lansia Sakit
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Berobat Ke Dokter Praktek 56 47,5%
2 Berobat Ke Mantri 15 12,7%
3 Berobat Ke Puskesmas/RS 23 19,5%
4 Mengobati Sendiri 17 14,4%
5 Pergi Ke Dukun 2 1,7%
6 Tidak Berobat/ Dibiarkan 5 4,2%
Jumlah 118 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 56 (47,5%)
ketika lansia sakit berobat ke dokter praktek/umum.

g) Pengguanaan Waktu Senggang Lansia


Tabel 2.13
Distribusi Pengguanaan Waktu Senggang Lansia
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Berkebun/ Bertani 61 51,7%
2 Pengajian 4 3,4%
3 Olahraga 2 1,7%
4 Menonton TV 51 43,2%
Jumlah 118 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 61 (51,7%) lansia
berkebun saat senggang.

h) Lansia Yang Mengikuti Kegiatan Poskesdes


Tabel 2.13
Distribusi Lansia Yang Mengikuti Kegiatan Poskesdes
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Ya 50 42,3%
2 Tidak 68 57,7%
Jumlah 118 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 68 (57,7%)
lansia tidak mengikuti kegiatan poskesdes.

i) Kemandirian Lansia
Tabel 2.14
Distribusi Kemandirian Lansia Dalam Melakukan Aktivitas Berdasarkan KATZ
Indeks
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Indeks A, Semua Aktivitas 114 96,7%
Mandiri
2 Indeks B, Satu Aktivitas 2 1,7%
Tidak mandiri
3 Indeks C, Aktivitas Mandiri 1 0,8%
dan Satu aktivitas Dibantu
4 Indeks D, Aktivitas Mandiri, 1 0,8%
Berpakaian Mandiri, Satu
Aktivitas
5 Indeks E, Aktivitas Mandiri, 0 0%
Berpakaian, Pergi Ke Toilet
6 Indeks F, Aktifitas Mandiri, 0 0%
Berpakaian, Pergi Ke Toilet
Jumlah 118 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 114 (96,7%)
lansia beraktivitas secara mandiri.

g) Lansia yang merokok


Tabel 2.15
Distribusi Lansia Yang Merokok
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Ya 60 50,9%
2 Tidak 58 49,1%
Jumlah 118 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 60 (49,9%)
lansia yang tidak merokok.

29. Tingkat Pengetahuan Berbasis Lingkungan


a) Tingkat Pengetahuan TBC
Tabel 2.16
Distribusi Tingkat Pengetahuan TBC
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Pengertian 45 14,2%
2 Penyebab 29 9,1%
3 Tanda dan Gejala 29 9,1%
4 Komplikasi 11 2,3%
5 Pencegahan 4 3,4%
6 Pengobatan 3 0,8%
7 Tidak Tahu 191 61,1%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 191 (61,1%)
orang tidak mengetahui tentang TBC.
b) Tingkat Pengetahuan ISPA
Tabel 2.17
Distribusi Tingkat Pengetahuan ISPA
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Pengertian 34 10,8%
2 Penyebab 17 5,5%
3 Tanda dan Gejala 22 7,1%
4 Komplikasi 10 3,3%
5 Pencegahan 11 3,5%
6 Pengobatan 9 2,8%
7 Tidak Tahu 209 67%
Berdasarkan Table diatas didapatkan data bahwa sebanyak 209 (67%)
orang tidak mengetahui tentang ISPA.
c) Tingkat pengetahuan Diare
Tabel 2.18
Distribusi Tingkat Pengetahuan Diare
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Pengertian 34 10,8%
2 Penyebab 17 5,5%
3 Tanda dan Gejala 22 7,2%
4 Komplikasi 5 1,7%
5 Pencegahan 11 3,5%
6 Pengobatan 9 2,8%
7 Tidak Tahu 214 68,5%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 214 68,5%)
orang tidak mengetahui tentang TBC.

d) Tingkat Pengetahuan Covid-19


Tabel 2.19
Distribusi Keluarga Yang Pernah Terpapar Covid-19
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Ya 41 13,2%
2 Tidak 271 86,8%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 41 (13,2%)
keluarga pernah terpapar Covid-19.
Tabel 2.20
Distribusi keluarga Yang Sudah Vaksin
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Ya 278 89,1%
2 Tidak 34 10,9%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 278 (89,1%)
keluarga sudah vaksin.
Tabel 2.21
Distribusi Vaksinasi Dalam Keluarga
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Vaksin 1 66 21,1%
2 Vaksin 2 210 67,3%
3 Vaksin 3 36 11,6%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 36 (11,6%)
keluarga telah melakukan vaksin ke 3.
C. ANALISA DATA
Masalah
Data Senjang Etiologi
Keperawatan

1. Komunitas Kurang Defisit


- Distribusi lansia yang mengalami pemahaman terkait Kesehatan
hipertensi Pada RT 01-07 sebesar cara menjaga Komunitas
39,6% kestabilan nilai (Hipertensi)
tekanan darah
- Distribusi lansia yang merokok
(laki-laki) hipertensi 50,9%
2. Komunitas Kurangnya terpapar Perilaku
- Distribusi cara pembuangan informasi terkait Kesehatan
sampah dengan dibakar Rt 001- pemeliharaan Cenderung
007 Sebesar 84,9% kesehatan dan Beresiko
- Distribusi kebiasaan tidak sehat lingkungan (Resiko
(merokok) pada remaja pada Rt ISPA)
001-007 Sebesar 43,1%

3. Komunitas Kurangnya terpapar Defisit


informasi Pengetahuan
- Distribusi tidak mengetahui
pengertian ISPA sebesar 10,8 %,
penyebab ISPA sebesar 5,5 %,
tanda dan gejala ISPA sebesar
7,1 %, pencegahan penularan
ISPA sebesar 3,9%, komplikasi
ISPA sebesar 3,3 %, dan
pengobatan ISPA sebesar 2,8%.

- Distribusi tidak mengetahui


pengertian TB Paru sebesar 67%,
penyebab TB Paru 10,8%
- Distribusi tidak mengetahui tanda
dan gejala TB Paru 7,2%
- Distribusi tidak mengetahui
komplikasi TB Paru 1,7%
- Distribusi tidak mengetahui
pengobatan TB Paru 2,8%
4. Komunitas Ketidakpatuhan Perilaku
- Angka kejadian Covid-19 di menjalankan Kesehatan
Desa Ranjeng Rt 001-007 sebesar protokol kesehatan Cenderung
13,2% Covid-19 Beresiko
- Berdasarkan hasil observasi, (Resiko
sebagian besar masyarakat tidak Terpapar
menggunakkan masker, tidak Covid-19)
mencuci tangan, dan menjaga
jarak
- Berdasarkan hasil wawancara
pada sebagian masyarakat desa
Ranjeng mengatakan mengetahui
Covid-19 dan protokol
kesehatan untuk terhindar dari
Covid-19

D. SKORING
1. Defisit Kesehatan Komunitas (Hipertensi)
No. Kriteria Masalah

1 - Resiko terjadinya masalah 4


- Resiko keparahan masalah 3
- Resiko potensial untuk 4
pendidikan kesehatan
- Minat masyarakat 2
- Kemungkinan diatasi 2
- Kesesuaian progam pemerintah 2
2
- Ketersediaan waktu 2

- Ketersediaan tempat 3

- Ketersediaan dana 4

- Adanya fasilitas kesehatan 3

- Tersedianya sumber daya


masyarakat 4

- Kesesuaian dengan peran


perawat
Jumlah 35

2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (Resiko ISPA)


No Kriteria Masalah

2 - Resiko terjadinya masalah 4


- Resiko keparahan masalah 3
- Resiko potensial untuk 3
pendidikan kesehatan
- Minat masyarakat 3
- Kemungkinan diatasi 2
- Kesesuaian progam pemerintah 3
- Ketersediaan waktu 3
- Ketersediaan tempat 3
- Ketersediaan dana 3
- Adanya fasilitas kesehatan 3
- Tersedianya sumber daya 3
masyarakat
- Kesesuaian dengan peran 4
perawat
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (Covid-19)
No Kriteria Masalah

2 - Resiko terjadinya masalah 5


- Resiko keparahan masalah 5
- Resiko potensial untuk 4
pendidikan kesehatan
- Minat masyarakat 2
- Kemungkinan diatasi 4
- Kesesuaian progam pemerintah 5
- Ketersediaan waktu 3
- Ketersediaan tempat 3

- Ketersediaan dana 3

- Adanya fasilitas kesehatan 4

- Tersedianya sumber daya 4

masyarakat
- Kesesuaian dengan peran 5

perawat
Jumlah 47

4. Defisit Pengetahuan Tentang ISPA dan TBC


No Kriteria Masalah

2 - Resiko terjadinya masalah 3


- Resiko keparahan masalah 3
- Resiko potensial untuk 3
pendidikan kesehatan
- Minat masyarakat 2
2
- Kemungkinan diatasi 3

- Kesesuaian progam pemerintah 2

- Ketersediaan waktu 3

- Ketersediaan tempat 3
3
- Ketersediaan dana
2
- Adanya fasilitas kesehatan
- Tersedianya sumber daya
3
masyarakat
- Kesesuaian dengan peran
perawat
Jumlah 32

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (Covid-19)
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (Resiko ISPA)
3. Defisit Kesehatan Komunitas tentang Hipertensi
PLAN OF ACTION/ RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA RANJENG KECAMATAN LOSARANG KAB. INDRAMAYU

N MASALAH RENCANA TUJUAN SASARAN WAKT TEMPA PENANGGUN SUMBER


O KEPERAWATA TINDAKAN U T G DANA
N (SDKI) (SIKI) JAWAB
1. Perilaku 1. Identfikasi 1. Meningkatka Masyaraka Hari Balai Mahasiswa Dana dari
kesiapan n
Kesehatan t desa jumat desa Stikes
kemampuan pengetahua
Cenderung menerima n ranjeng 01 April Ranjeng Indramayu
Beresiko (Resiko informasi masyarakat 2022, dan
tentang resiko tentang
Terpapar Covid- terpapar covid pukul mahasiswa
19) covid. 15.00 .
2. Meningkatka
2. Menganjurkan n minat WIB
masyarakat masyarakat Hari
untuk untuk
melakukan mengikuti jumat 01
vaksinasi vaksinasi April
3. Memberikan 3. Meningkatka 2022,
edukasi n
pukul
pentingnya kesadaran
menerapkan 5 masyarakat 15.00
M Di masa untuk Hari
pandemi menaati
perilaku jumat 01
5M:
April
• Mencuci 2022,
tangan
pukul
• Memakai
15.00
masker
• Menjaga
jarak
• Menghindari
kerumunan
• Mengurangi
mobilitas
2. Perilaku Observasi: 1. Masyarakat Masyaraka 1. Hari Balai Mahasiswa Dana dari
kesehatan  Identfikasi menerima t desa jumat desa Stikes
cenderung perilaku terhadap status ranjeng 01 April Ranjeng Indramayu
upaya
beresiko (lSPA) kesehatan kesehatan 2022, dan
yang dapat 2. Masyarakat pukul mahasiswa
digunakan
mampu 15.00
Teurapeutik
 Berikan melakukan WIB
lingkungan tindakan 2. Hari
yang
mendukung pencegahan jumat
kesehatan
masalah 01 April
 Orientasi
pelayanan kesehatan 2022,
kesehatan 3. Masyarakat pukul
yang dapat
dimanfaatka mampu 15.00
n meningkatkan
Edukasi: kesehataan 3. Hari
jumat
 Anjurkan
memberanta 01 April
s jentik 2022,
dirumah
seminggu pukul
sekali 15.00
 Anjurkan
menggunaka
n air bersih
 Anjurkan
mencuci
tangan
dengan air
bersihh dan
sabun.

3. Defisit Intervensi Tujuan Masyaraka 1. Hari Balai Mahasiswa Dana dari


Kesehatan t desa juma desa Stikes
Komunitas 1. Untuk ranjeng t 01 Ranjeng Indramayu
(Hipertensi) mengikuti Apri dan
program
kesehatan l mahasiswa
komunitas. 2022
2. Meningkatka ,
n puku
kepatuhan
terhadap l
standar 15.0
kesehatan
lingkungan 0
WIB
2. Hari
juma
t 01
Apri
l
2022
,
puku
l
15.00
BAB III
PEMBAHASAN

Data penduduk yang kami dapat dari Desa Ranjeng sebanyak 522
Kepala Keluarga. Pada tanggal 23-31 Maret 2021 kami melakukan pengkajian
dengan hasil pengkajian dari RT 01-07 Desa Ranjeng didapatkan data sejumlah
312 Kepala Keluarga, dalam melakukan pengakajian kami mendapat kesulitan
karena beberapa warga kurang kooperatif, sebagian bekerja pada siang hari
sehingga sulit untuk ditemui, kemudian dari hasil pengkajian, kami menemukan
beberapa masalah yang terjadi di masyarakat. Kemudian dari masalah tersebut
timbul Masalah Keperawatan, antara lain :
1. Komunitas : Perilaku kesehatan cenderung beresiko (Covid-19)
2. Komunitas : Perilaku kesehatan cenderung beresiko (Resiko ISPA)
3. Defisit Kesehatan Komunitas tentang hipertensi
Dari hasil pengkajian sampai dengan penentuan diagnosa masalah
keperawatan kemudian kami menyusun rencana tindakan. Adapun rencana
tindakan pada masalah pertama yaitu melakukan pembagian masker dan
sosialisasi tentang COVID-19. Rencana tindakan untuk masalah yang kedua
yaitu melakukan kerja bakti dan sosialisasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat, serta menyebarkan bubuk abate pada rumah warga. Sedangkan rencana
tindakan untuk masalah yang ketiga yaitu penyuluhan kesehatan tentang
hipertensi kepada warga RT 07. Rencana keperawatan tersebut sesuai dengan
hasil Musyawarah Masyarakat Desa yang dilakukan pada hari Jum’at, 1 April
2022. Dimana masyarakat ikut serta dalam penetuan pemilihan rencana
kegiatan untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Implementasi penyelesaian masalah pertama kami laksanakan pada hari
Selasa, 05 April 2022 pukul 15.00 bertempat di Desa Ranjeng RT 01-RT 07.
Implementasi kedua dilaksanakan pada Selasa, 19 April 2022 bertempat di
Desa Ranjeng RT 01-07. Selanjutnya implementasi ketiga dilaksanakan Selasa,
12 April 2022 yaitu penyuluhan kesehatan tentang hipertensi dirumah ketua RT
07.
Selama melakukan implementasi, respon warga mampu bekerjasama
dengan baik, Selama melakukan penyuluhan yang perlu di evaluasi adalah
media penyuluhan yang kurang maksimal sehingga peserta lebih
mendengarkan penjelasan dari petugas penyuluhan. Setelah dilakukan
implementasi masalah defisit pengetahuan tentang hipertensi teratasi
dibuktikan dengan warga memahami tentang penyakit hipertensi, warga
mengungkapkan betapa pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan
lingkungan. Dari hasil implementasi warga berharap kegiatan seperti
penyuluhan atau penkes dapat dilaksanakan seterusnya, kemudian hal ini kami
cantumkan pada Rencana Tindak Lanjut (RTL) dengan penanggung jawab
Puskesmas Losarang.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengkajian pada tanggal 23-31 Maret 2022 kami melakukan
pengkajian dari RT 01-07 Desa Ranjeng di dapatkan data 312 Kepala
Keluarga yang terkaji. Kami menemukan beberapa masalah yang terjadi di
masyarakat sehingga bisa diangkat Masalah Keperawatan, antara lain:
1. Komunitas : Perilaku kesehatan cenderung beresiko (Covid-19)
2. Komunitas : Perilaku kesehatan cenderung beresiko (Resiko ISPA)
3. Defisit kesehatan Komunitas tentang hipertensi
Dari hasil pengkajian sampai dengan penentuan diagnosa masalah
keperawatan kemudian kami menyusun rencana tindakan. Adapun rencana
tindakan pada masalah pertama yaitu melakukan pembagian masker dan
sosialisasi tentang COVID-19. Rencana tindakan untuk masalah yang kedua
yaitu melakukan kerja bakti dan sosialisasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat, serta menyebarkan bubuk abate pada rumah warga. Sedangkan rencana
tindakan untuk masalah yang ketiga yaitu penyuluhan kesehatan tentang
hipertensi kepada warga RT 07. Rencana keperawatan tersebut sesuai dengan
hasil Musyawarah Masyarakat Desa yang dilakukan pada hari Jum’at, 1 April
2022. Dimana masyarakat ikut serta dalam penetuan pemilihan rencana
kegiatan untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Implementasi penyelesaian masalah pertama kami laksanakan pada hari


Selasa, 05 April 2022 pukul 15.00 bertempat di Desa Ranjeng RT 01-RT 07.
Implementasi kedua dilaksanakan pada Selasa, 19 April 2022 bertempat di
Desa Ranjeng RT 01-07. Selanjutnya implementasi ketiga dilaksanakan Selasa,
12 April 2022 yaitu penyuluhan kesehatan tentang hipertensi dirumah ketua
RT 07. Selama melakukan implementasi, respon warga mampu bekerjasama
dengan baik, Selama melakukan penyuluhan yang perlu di evaluasi adalah
media penyuluhan yang kurang maksimal sehingga peserta lebih
mendengarkan penjelasan dari petugas penyuluhan. Setelah dilakukan
implementasi masalah defisit pengetahuan tentang hipertensi teratasi
dibuktikan dengan warga memahami tentang penyakit hipertensi, warga
mengungkapkan betapa pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan
lingkungan. Dari hasil implementasi warga berharap kegiatan seperti
penyuluhan atau penkes dapat dilaksanakan seterusnya, kemudian hal ini kami
cantumkan pada Rencana Tindak Lanjut (RTL) dengan penanggung jawab
Puskesmas Losarang.

B. Saran

Dari hasil implementasi warga berharap kegiatan seperti penyuluhan atau


penkes, kerja bakti dapat dilaksanakan seterusnya, kemudian hal ini kami
cantumkan pada Rencana Tindak Lanjut (RTL) dengan penanggung jawab
Puskesmas Losarang..
LAMPIRAN
PRE PLANNING KE 1
KEGIATAN UKS

A. LATAR BELAKANG
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai salah satu
program yang langsung berhubungan dengan peserta didik sudah
dirilis sejak tahun 1976 dan diperkuat tahun 1984 dengan
terbitnya SKB 4 mentri yaitu mentri pendidikan dan kebudayaan,
mentri agama, mentri kesehatan dan mentri dalam negri yang
diperbaharui pada tahun 2003.
Program Usaha Kesehatan Sekolah yang dikenal dengan
trias UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
pembinaan lingkungan sekolah sehat merupakan hal yang sangat
penting dalam mewujudkan peserta didik yang sehat dan cerdas.
Pembinaan dan pengembangan kesehatan sekolah adalah
upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara
terpadu, terarah dan bertanggung jawab dalam menanamkan,
menumbuhkan dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam pelaksanaan program UKS selama ini masih
dirasakan belum sesuai dengan yang diharapkan, kegiatan
pendidikan kesehatan lebih bersifat pengajaran, penambahan
pengetahuan dan kurang menekankan pada segi praktis yang
dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Pelayanan
kesehatan pada peserta didik meliputi promotif, prefentif, kuratif
dan rehabilitatif. Sedangkan pembinaan lingkungan sekolah sehat
lebih ditekankan pada lingkungan fisik, mental dan sosial.
Disamping itu, koordinasi dalam pelaksanaan program belum
terjalin dengan baik pada setiap jenjang tim pembina UKS. Oleh
karena itu perlu pemberdayaan tim pembina UKS dan tim
pelaksana dalam rangka memantapkan pelaksanaan program UKS
kedepan.
Pembinaan dan pengembangan kesehatan sekolah
merupakan salah satu upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan yang ditujukan kepada peserta didik merupakan salah
satu mata rantai yang penting dalam meningkatkan kualitas fisik
hidup dari berbagai hasil evaluasi dan pengamatan yang
dilakukan oleh
kementrian pendidikan dan kebudayaan dapat disimpulkan berbagai kondisi
sebagai berikut.
1. Kegiatan usaha sekolah, ditinjau dari segi sarana dan prasarana
pengetahuan, sikap peserta didik dibidang kesehatan, warung sekolah, makanan
sehari-hari, kesehatan gigi, kesehatan pribadi dan sebagainya secara umum
memperlihatkan bahwa prinsip hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
belum mencapai tingkat yang diharapkan.
2. Sasaran upaya kesehatan ditinjau dari cakupan atau (COVERAGE),
perta didik dikaitkan dengan wajib belajar, mutu penyelenggaraan, ketenagaan
dan sarana prasarana.
3. Perilaku hidup bersih dan sehat belum mencapai tingkat yang
diharapkan, disamping itu ancman penyakit terhadap peserta didik masih tinggi
dengan adanya penyakit endemis dan kekurangan gizi.
4. Masalah kesehatan yang menimpa peserta didik meliputi:
a. Perilaku dasar yang meliputi
1) Perilaku hidup bersih dan sehat dalam menghadapi era pandemic
COVID-19 seperti memakai masker, menghindari kerumunan, mencuci tangan.
b. Peningkatan sumberdaya manusia (SMD)
1) Kurangnya guru yang mengajar pendidikan kesehatan atau guru yang
menangani UKS.
c. Terbatasnya sarana dan prasarana UKS
1) Pengadaan UKS kit
2) Pengadaan media seperti poster, leaflet, lembar balik, dll.
d. Pencatatan dan pelaporan yang masih kurang atau terpenuhi :
1) Perlu diaktifkan
2) Setiap TP UKS memiliki catatan kegiatan

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui ketersedian UKS di UPTD SD Ranjeng 1
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengelolaan UKS
b. Untuk mengetahui masalah pada UKS di UPTD SDN Ranjeng 1

C. NAMA KEGIATAN
Kegiatan kunjungan awal Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di UPTD
SDN Ranjeng 1 Kec. Losarang Kab. Indramayu

D. TEMPAT DAN WAKTU


Kegiatan kunjungan ini dilakukan pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 09 Juli 2022
Waktu : 08.00 s/d Selesai

E. PENDANAAN.
Sumber dana : Mahasiswa dan Kampus
Alokasi dana : Rp 310.000 dengan rincian sebagai berikut :
1. Galon 2 : Rp. 60.000
2. Ember 2 : Rp. 25.000
3. Banner : Rp. 150.000
4. Sabun Cuci Tangan : Rp. 30.000
5. Hadiah : Rp. 45.000

F. PEMBAGIAN TUGAS
Pencari Lokasi SD : Andres Meilino
Wawancara : Achmad Sucipto
Dokumentasi : Enes Astriani
Pencatat Hasil : Elsa Ainun Innayah

G. JENIS KEGIATAN
Kegiatan ini dilakukan pada hari kamis dengan metode wawancara pada
salah satu guru di UPTD SDN Ranjeng 1
H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Kunjungan UKS terlaksana pada yang telah direncanakan
2. Evaluasi Proses
Kegiatan terlaksana sesuai dengan perencanaan, guru sangat kooperatif.
3. Evaluasi Hasil
Tidak tersedia ruangan khusus UKS, P3K lengkap, sebelum sekolah di
daringkan kegiatan gosok gigi dilakukan setiap 3 bulan sekali oleh petugas
puskesmas.
PROPOSAL
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KESEHATAN SEKOLAH
DI UPTD SDN RANJENG 1 DI DESA LOSARANG KECAMATAN
LOSARANG KABUPATEN INDRAMAYU

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDRAMAYU
PROGRAM PROFESI NERS

2021
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KESEHATAN SEKOLAH


DI UPTD SDN RANJENG 1 DI DESA LOSARANG KECAMATAN
LOSARANG KABUPATEN INDRAMAYU

KELOMPOK 2

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai salah satu program yang langsung
berhubungan dengan peserta didik sudah dirilis sejak tahun 1976 dan diperkuat tahun
1984 dengan terbitnya SKB 4 mentri yaitu mentri pendidikan dan kebudayaan, mentri
agama, mentri kesehatan dan mentri dalam negri yang diperbaharui pada tahun 2003.
Tujuan dari kegiatan UKS ini Untuk mengetahui pengelolaan UKS Untuk
mengetahui masalah pada UKS di UPTD SDN Ranjeng 1.
Kesimpulan : Hasil kegiatan penyuluhan di UPTD SDN Ranjeng 1 ddidapatkan sebanyak
14 siswa/siswi mengikuti kegiatan penyuluhan COVID-19 dan mencuci tangan,
siswa/siswi tampak koperatif mempraktikan kegiatan tersebut.
Saran : Kepada pihak sekolahan alangkah lebih baik dilakukan penyuluhan di
sekolahan COVID-19 dan belajar mengajari mencuci tangan diwaktu yang bisa
ditetapkan oleh pihak sekolahan dengan menetapkan selalu protokol kesehatan,
tujuan dari itu agar siswa dan siswi dapat lebih memahami.
KATA PENGANTAR

Bismillahhirohmanirrohim,
Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Makalah Asuhan keperawatan yang berjudul “Asuhan
keperawatan komunitas kesehatan sekolah di UPTD SDN Ranjeng 1 losarang
indramayu” ” dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan proposal , tidak lepas dari dorongan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
1. Drs. H. Turmin, B.Sc, selaku Ketua Pengurus Yayasan Indra Husada
Indramayu.
2. M Saefuloh, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua STIKes Indramayu.
3. Wiwin Nur aeni , S.Kep.,Ns..M.Kep selaku Ketua Prodi Profesi ners
Kesehatan STIkes Indramayu.
4. Seluruh dosen dan staf karyawan STIKes Indramayu.
5. Rekan – rekan seperjuangan.
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
komunitas profesi ners dengan harapan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
para pembaca sehingga Insya Allah dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Indramayu, 08 April 2022


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai salah satu program yang langsung
berhubungan dengan peserta didik sudah dirilis sejak tahun 1976 dan diperkuat tahun
1984 dengan terbitnya SKB 4 mentri yaitu mentri pendidikan dan kebudayaan, mentri
agama, mentri kesehatan dan mentri dalam negri yang diperbaharui pada tahun 2003.
Program Usaha Kesehatan Sekolah yang dikenal dengan trias UKS yaitu
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat
merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan peserta didik yang sehat dan
cerdas.
Pembinaan dan pengembangan kesehatan sekolah adalah upaya pendidikan
dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, terarah dan bertanggung jawab
dalam menanamkan, menumbuhkan dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam pelaksanaan program UKS selama ini masih dirasakan belum sesuai
dengan yang diharapkan, kegiatan pendidikan kesehatan lebih bersifat pengajaran,
penambahan pengetahuan dan kurang menekankan pada segi praktis yang dapat
diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Pelayanan kesehatan pada peserta didik
meliputi promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan pembinaan
lingkungan sekolah sehat lebih ditekankan pada lingkungan fisik, mental dan sosial.
Disamping itu, koordinasi dalam pelaksanaan program belum terjalin dengan baik
pada setiap jenjang tim pembina UKS. Oleh karena itu perlu pemberdayaan tim
pembina UKS dan tim pelaksana dalam rangka memantapkan pelaksanaan program
UKS kedepan.
Pembinaan dan pengembangan kesehatan sekolah merupakan salah satu upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang ditujukan kepada peserta didik
merupakan salah satu mata rantai yang penting dalam meningkatkan kualitas fisik
hidup dari berbagai hasil evaluasi dan pengamatan yang dilakukan oleh kementrian
pendidikan dan kebudayaan dapat disimpulkan berbagai kondisi sebagai berikut.
5. Kegiatan usaha sekolah, ditinjau dari segi sarana dan prasarana pengetahuan,
sikap peserta didik dibidang kesehatan, warung sekolah, makanan sehari-hari,
kesehatan gigi, kesehatan pribadi dan sebagainya secara umum
memperlihatkan bahwa prinsip hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
belum mencapai tingkat yang diharapkan.
6. Sasaran upaya kesehatan ditinjau dari cakupan atau (COVERAGE), perta
didik dikaitkan dengan wajib belajar, mutu penyelenggaraan, ketenagaan dan
sarana prasarana.
7. Perilaku hidup bersih dan sehat belum mencapai tingkat yang diharapkan,
disamping itu ancman penyakit terhadap peserta didik masih tinggi dengan
adanya penyakit endemis dan kekurangan gizi.
8. Masalah kesehatan yang menimpa peserta didik meliputi:
a) Perilaku dasar yang meliputi
1) Perilaku hidup bersih dan sehat dalam menghadapi era pandemic
COVID-19 seperti memakai masker, menghindari kerumunan,
mencuci tangan
9. Peningkatan sumberdaya manusia (SMD)
a) Kurangnya guru yang mengajar pendidikan kesehatan atau guru yang
menangani UKS.
10. Terbatasnya sarana dan prasarana UKS
a) Pengatadaan UKS kit
b) Pengadaan media seperti poster, leaflet, lembar balik, dll.
11. Pencatatan dan pelaporan yang masih kurang atau terpenuhi :
a) Perlu diaktifkan
b) Setiap TP UKS memiliki catatan kegiatan
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada kesehatan sekolah di UPTD
SDN Ranjeng 1 di Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu?

C. TUJUAN
1. Tujuan Uumum
Untuk mengetahui ketersedian UKS di UPTD SDN Ranjeng 1
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengelolaan UKS
b. Untuk mengetahui masalah pada UKS di UPTD SDN Ranjeng 1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Usaha Kesehatan Sekolah dirintis sejak tahun 1956 melalui pilot project di
Jakarta dan bekasi yang merupakan kerjasama antara Departemen Kesehatan,
Departemen Pendidikan, dan kebudayaan dan Departemen dalam negeri. Pada tahun
1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama-sama antara Depdikbud dan Depkes
tentang kelompok kerja Uks (Efendi, 2012).
Masalah kesehatan seperti tingkat penyakit yang tinggi keadaan gizi yang
buruk, pencemaran lingkungan, kurangnya kesadaran, pengertian dan partisipasi
terhadap usaha kesehatan, terdapat pula pada masyarakat sekolah (Bahar, 2011).
Masyarakat sekolah terdiri dari para pendidik, karyawan sekolah, orangtua murid,
perlu diikut sertakan dalam mengenal masalah kesehatannya dan kemudian diajak
mencoba mengatasi sendiri dengan bimbingan pertugas kesehatan ( Efendi, 2012).
Keikut sertaan mereka sangat menentukan berhasil tidaknya UKS yang
dilaksanakan disekolah tersebut. Dalam kaitan itulah disamping meningkatkan
pengetahuan serta keterampilan para petugas kesehatan dan pendidik dalam Uks perlu
diselenggarakan penggarapan murid sedini mungkin, secara terencana, terarah,
sehingga mempercepat tercapainya peri kehidupan masyarakat sekolah yang sehat
(Mikail. 2011).
Usaha kesehatan sekolah adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang
menjadi beban tugas puskesmas yang ditunjukan kepada sekolah-sekolah dengan
anak beserta lingkungan hidupnya. Dalam rangka mencapai keadaan kesehatan anak
sebaik baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak sekolah setinggi
tingginya (Azwar, 2012).
Program tentang pembinaan dan pengembangan UKS disekolah dilaksanakan
melalui tiga program pokok yang meliputi : pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat (Ardi, 2012). Dalam
mendukung pelaksanaan tiga program pokok UKS di sekolah maupun di pendidikan
luar sekolah diperlukan pengembangan UKS dilaksanakan oleh tim UKS yang terdiri
: tim Pembina UKS pusat, tim Pembina UKS provinsi, tim Pembina UKS
kabupaten/lota, Pembina UKS kecamatan, atau Pembina UKS di sekolah ( Depkes,
2007).
UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup sehat anak usia
sekolah dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat, yang pada gilirannya
menghasilkan derajat kesehatan yang optimal (Muhammad, 2012). UKS adalah
segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah dan
lingkungan sekolah serta seluruh warga sekolah pada setiap jalur, jenis, jenjang
pendidikan mulai TK/RA sampai SMA/SMK/MA ( mikail, 2011).
Jadi disini dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan UKS adalah usaha
kesehatan yang ada didalam lingkungan sekolah maupun yang ada disekitar
lingkungan sekolah, yang sasaran utama nya adalah peserta didik beserta masyarakt
sekolah lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat, peserta
didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis, serta optimal. Menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas (Adiwidjojo, 2009).

2. PERAN PERAWAT PADA PROGRAM UKS


a. Sebagai pelaksana
1) Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan
melakukan pengumpulan data, analisa data, dan perumusan masalah
dan prioritas masalah.
2) Menyusun rencana kegiatan UKS bersama Pembina UKS di sekolah.
3) Melaksanakan kegiatan UKS sesuai perencanaan
4) Penilaian dan pemantauan kegiatan UKS
5) Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan rencana kegiatan yang
disusun.
b. Sebagai pengelola
Perawat yang ditunjuk oleh pihak puskesmas, bertanggung jawab sebagai
coordinator dalam mengelola kegiatan UKS
c. Sebagai penyuluh
Perawat bertugas memberikan penyuluhan kepada peserta didik yang
bersifat umum, dan kalsikal. Atau secara tidak lamgsung pada saat
melaksanakan pemeriksaan fisik peserta didik secara perorangan.
BAB III
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Inti
Pengkajian dilakukan di UPTD SDN Ranjeng 1 yang bertempat di desa
Ranjeng kabupaten indramayu
2. Demografi
Jumlah siswa siswi UPTD SDN Ranjeng 1 dari KKR berjumlah 200 orang.
3. Proses penyuluhan
Proses penyuluhan tentang cuci tangan 6 langkah dilakukan dalam beberapa
tahap, yaitu :
a. Proses kunjungan
Kunjungan pertama dilakukan oleh mahasiswa ke sekolah UPTD SDN
Ranjeng 1, isi dari kunjungan pertama adalah menanyakan tentang UKS,
apakah UKS masih beroperasi, jumlah siswa siswi di UPTD SDN
Ranjeng 1, kegiatan dari puskesmas apakah ada penyuluhan mengenai
cuci tangan 6 langkah. Hasil yang didapatkan Di UPTD SDN Ranjeng 1
pernah ada penyuluhan tentang cuci tangan 6 langkah dari puskesmas
namun sudag lama.
b. Proses penyuluhan cuci tangan 6 langkah di UPTD SDN Ranjeng 1
Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu.
B. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
MASALAH
NO. DATA SENJANG PENYEBAB
KEPERAWATAN
1. DS Ketidak tahuan Kesiapan
- Guru mengatakan anak- siswa tentang peningkatan
anak kadang lupa untuk pentingnya manajemen
mencuci tangan pada saat pentingnya kesehatan
jajan istirahat mencuci (D. 0112)
tangan

Ketidaktauan
DO :
siswa tentang
- Siswa/siswi tampak kurang
pentingnya
mengetahui tentang cuci
menjaga
tangan 6 langkah
kesehatan
- Tidak ada wastfel untuk

mencuci tangan
Kesiapan
peningkatan
manajemen
kesehatan.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kesiapan peningkatan manajamen kesehatan bd. Ketidakpatuan
siswa/siswi terhadap pentingnya kesehatan
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
PERENCANAAN RASIONAL
NO.
TUJUAN INTERVENSI
1. Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi faktor- - Untuk mengetahui
keperawatan selama 1 x 24 jam faktor yang dapat faktor-faktor yang
diharapkan manajemen kesehatan meningkatkan dan menyebabkan
dapat ditingkatkan dengan kriteria menurunkan kesehatan
hasil : motivasi perilaku - Meningkatkan
Indicator IR ER hidup bersih dan kesehatan
sehat. siswa/siswi
- Melakukan 1 3
- Sediakan materi - Meningkatkan
tindakan untuk
dan media kesehatan
mengurangi
pendidikan - Memberikan
faktor resiko
kesehatan penyuluhan tentang
- Aktivitas hidup 1 3
- Ajarkan perilaku pentingnya menjaga
sehari-hari
hidup bersih dan kesehatan.
efektif
sehat
memenuhi
- Ajarkan strategi
tujuan
yang dapat
kesehatan.
digunakan untuk
meningkatkan
kesehatan.
E. PELAKSANAAN KEGIATAN

Tangg
TTD TTD
No Tanggal, al,
Implementasi Keperawatan nama Evaluasi nama
dx Waktu Wakt
jelas jelas.
U
1 9 April Tindakan Kelompo 9 April S : siswa/siswi Kelomp
ok1
2022 - Identifikasi faktor-faktor k 1 2022 tampak mengerti
jam yang dapat meningkatkan jam apa yang dijeskan
dan menurunkan motivasi 10.00 dan dipraktikan
08.00
perilaku hidup bersih dan O: Siswa/siswi aktif
sehat. dalam kegiatan
R/ siswa/siswi tampak A : dx kesiapan
kooperatif dan peningkatan
mendengarkan apa yang manajemen
disampaikan. kesehatan teratasi.
- Sediakan materi dan media P : hentikan
pendidikan kesehatan intervensi
R/ siswa/siswi tampak I:
kopperatif dan E:
mempraktikan mencuci

tangan dengan benar.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Usaha Kesehatan Sekolah disingkat UKS adalah program pemerintah untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat atau kemampuan hidup sehat bagi warga sekolah. Hasil kegiatan
penyuluhan di UPTD SDN Ranjeng 1 ddidapatkan sebanyak siswa/siswi mengikuti
kegiatan cara penyuluhan tentang mencuci tangan 6 langkah, siswa/siswi tampak
koperatif mempraktikan kegiatan tersebut.

B. Saran
Kepada pihak sekolahan alangkah lebih baik dilakukan penyuluhan tentang
mencuci tangan 6 langkah dan belajar mengajari mencuci tangan diwaktu yang bisa
ditetapkan oleh pihak sekolahan dengan menetapkan selalu protokol kesehatan,
tujuan dari itu agar siswa dan siswi dapat lebih memahami. Diharapka kepada pihak
sekolah agar dapat memadai sarana dan prasarana cuci tangan.
Daftar Pustaka

Ahmad Selvia. (2018).Seri Pengetahuan UKS.Sidoarjo: Masmedia


Buana Pustaka Anonim. (2012). Makalah Usaha Kesehatan
Sekolah. Jakarta PT sejahtera remaja. Soenarjo R.J.
(2015). Usaha Kesehatan Sek
olah (UKS).Bandung: PT.RemajaRosdakarya.
PRE PLANNING KE 1 KEGIATAN KESJA

A. LATAR BELAKANG
Sehat dapat digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan soasial
seseorang yang tidak hanya terbebas dari gangguan kesehatan atau penyakit
tetapi juga digambarkan ketika seseorang mampu menunjukkan kemampuan
berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya (Perry dan Potter, 2015).
Paradigm baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap
sehat, bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan. Oleh karena itu,
hal utama dalam bidang kesehatan lebih ditujukan kearah pencegahan terhadap
kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan yang optimal.
Menurut Blum (1981) dalam Ridwan (2015), status kesehatan seseorang
dapat ditentukan oleh empat faktor, yaitu lingkungan, perilaku yang meliputi
sikap, kebiasaan serta tingkah laku, perlayanan kesehatan dan faktor genetik.
Salah satu aspek dalam faktor lingkungan adalah lingkungan kerja. Pekerjaan
seseorang dapat memberi dampak positif sekaligus dampak negative bagi
kesehatan seseorang. Pekerjaan yang baik dapat berpotensi memperbaiki tingkat
kesehatan individu, begitupun sebaliknya. Pekerja yang sehat dapat
meningkatkan produktivitas kerjanya, tetapi lingkungan kerja yang tidak baik
juga dapat menurunkan tingkat kesehatan pekerja.
Perlu adanya upaya kesehatan kerja yang dapat menunjang para pekerja.
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas, beban, dan
liingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat sehingga tidak
dapat membahayakan dirinya sendiri maupum masyarakat sekelilingnya. Hal ini
juga bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja (Ridwan, 2015).
Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, Soekotjo
Joedoatmodjo menyatakan bahwa angka kejadian kecelakaan kerja setiap tahun
semakin meningkat, hal ini dikarenakan kesadaran pengusaha terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja semakin menurun. Pengusaha dan pekerja pada
sector kecil mengidentikkan kesehatan dan keselamat kerja dengan biaya yang
mahal atau biaya yang tinggi, sehingga ini dijadikan beban oleh kalangan
pengusaha dan pekerja pada sektor kecil. Menurut Soekotjo Joedoeatmodjo, data
kecelakaan kerja pada tahun 2011 mencapai 99.491 kasus. Dijelaskan oleh
International Labour Organization (ILO) bahwa setiap tahun telah terjadi 1, 1
juta kematian pekerja yang disebabkan oleh penyakit dan kecelakaan saat
bekerja.
Sebagai suatu usaha dalam pencegehan hal diatas, telah dikembangkannya
spesialisasi perawatan yang dikenal dengan perawatan kesehatan dan
keselamatan kerja (occupational health nursing). Perawat okupasional dapat
bekerja dilingkungan industry dengan memberikan peran sebagai konsultan dan
atau bergabung dengan tim indisiplener seperti dokter atau para petugas
kesehatan lainnya (Suddarth, 2012). Ada beberapa fungsi perawat okupasional,
yaitu memberikan perawatan langsung pada pekerja yang sakit, melakukan
program pendidikan kesehatan dan menyusun program kesehatan yang ditujukan
untuk meningkatkan keselatan dan kesehatan kerja seperti memberi tahu
penggunaan APD dll.
Oleh karena itu, sebagai bentuk pengaplikasian keilmuan dalam bidang
keperawatan komunitas (kesehatan dan keselamatan kerja), mahasiswa program
profesi ners STIKes Indramayu akan memberikan asuhan keperawatan
komunitas kesehatan dan keselamatan kerja pada Pabrik Tahu di Desa Ranjeng
Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu.

B. TUJUAN
3. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada kesehatan dan
keselamatan kerja di komunitas para pekerja pabrik tahu di Desa Ranjeng
Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu.
4. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang pengertian kesehatan dan keselamatan kerja
b. Menjeaskan tentang prinsip dasar kesehatan kerja
c. Menjelaskan tentang faktor resiko di tempat kerja
d. Menjelaskan tentang ruang lingkup kesehatan kerja
e. Menjelaskan tentang tujuan keselamatan kerja
f. Menjelaskan tentang kecelakaan kerja
g. Menjelaskan tentang penyakit akibat kerja
h. Menjelaskan tentang alat pelindung kerja
i. Menjelaskan tentang fungsi dan tugas perawat dalam keselamatan dan
kesehatan kerja
j. Menjelaskan tentang asuhan keperawatan komunitas pada kesehatan
dan keselamatan kerja di komunitas para pekerja pabrik tahu di Desa Ranjeng
Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu

C. NAMA KEGIATAN
Kegiatan kunjungan awal Kesehatan Kerja (KESJA) di Pabrik Tahu Desa
Ranjeng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu

D. TEMPAT DAN WAKTU


Kegiatan kunjungan ini dilakukan pada :
Hari : Rabu

Tanggal : 13 April
2022
Waktu : 10.00 s/d Selesai

E. PENDANAAN.
Sumber dana : Mahasiswa dan Kampus
Alokasi dana : Rp 160.000 dengan rincian sebagai berikut
Banner : Rp. 60.000
Paket parcel besar : Rp. 100.000

F. PEMBAGIAN TUGAS
Pencari Lokasi : Achmad Sucipto
Wawancara : Eka Rizky Setiawan

Dokumentasi : Andres Meilino


Pencatat Hasil : Gita Fristiany

G. JENIS KEGIATAN
Kegiatan ini dilakukan pada Hari Rabu dengan metode wawancara pada
pemilik pabrik tahu

H. EVALUASI
4. Evaluasi Struktur
Kunjungan KESJA terlaksana pada yang telah direncanakan
5. Evaluasi Proses
Kegiatan terlaksana sesuai dengan perencanaan, pemilik sangat kooperatif.
6. Evaluasi Hasil
Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri dengan lengkap dan benar, pekerja
hanya menggunakan sepatu boot dan apron plastik yang dililitkan dipinggang.
PROPOSAL

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KESEHATAN KERJA


DI PABRIK TAHU DESA RANJENG KECAMATAN LOSARANG
KABUPATEN INDRAMAYU

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDRAMAYU
PROGRAM PROFESI NERS
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sehat dapat digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan soasial
seseorang yang tidak hanya terbebas dari gangguan kesehatan atau penyakit
tetapi juga digambarkan ketika seseorang mampu menunjukkan kemampuan
berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya (Perry dan Potter, 2015).
Paradigm baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap
sehat, bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan. Oleh karena
itu, hal utama dalam bidang kesehatan lebih ditujukan kearah pencegahan
terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan yang
optimal.
Menurut Blum (1981) dalam Ridwan (2015), status kesehatan seseorang
dapat ditentukan oleh empat faktor, yaitu lingkungan, perilaku yang meliputi
sikap, kebiasaan serta tingkah laku, perlayanan kesehatan dan faktor genetik.
Salah satu aspek dalam faktor lingkungan adalah lingkungan kerja. Pekerjaan
seseorang dapat memberi dampak positif sekaligus dampak negative bagi
kesehatan seseorang. Pekerjaan yang baik dapat berpotensi memperbaiki
tingkat kesehatan individu, begitupun sebaliknya. Pekerja yang sehat dapat
meningkatkan produktivitas kerjanya, tetapi lingkungan kerja yang tidak baik
juga dapat menurunkan tingkat kesehatan pekerja.
Perlu adanya upaya kesehatan kerja yang dapat menunjang para pekerja.
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas, beban, dan
liingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat sehingga tidak
dapat membahayakan dirinya sendiri maupum masyarakat sekelilingnya. Hal
ini juga bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja (Ridwan, 2015).
Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, Soekotjo
Joedoatmodjo menyatakan bahwa angka kejadian kecelakaan kerja setiap tahun
semakin meningkat, hal ini dikarenakan kesadaran pengusaha terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja semakin menurun. Pengusaha dan pekerja
pada sector kecil mengidentikkan kesehatan dan keselamat kerja dengan biaya
yang mahal atau biaya yang tinggi, sehingga ini dijadikan beban oleh kalangan
pengusaha dan pekerja pada sektor kecil. Menurut Soekotjo Joedoeatmodjo,
data kecelakaan kerja pada tahun 2011 mencapai 99.491 kasus. Dijelaskan oleh
International Labour Organization (ILO) bahwa setiap tahun telah terjadi 1, 1
juta kematian pekerja yang disebabkan oleh penyakit dan kecelakaan saat
bekerja.
Sebagai suatu usaha dalam pencegehan hal diatas, telah dikembangkannya
spesialisasi perawatan yang dikenal dengan perawatan kesehatan dan
keselamatan kerja (occupational health nursing). Perawat okupasional dapat
bekerja dilingkungan industry dengan memberikan peran sebagai konsultan dan
atau bergabung dengan tim indisiplener seperti dokter atau para petugas
kesehatan lainnya (Suddarth, 2012). Ada beberapa fungsi perawat okupasional,
yaitu memberikan perawatan langsung pada pekerja yang sakit, melakukan
program pendidikan kesehatan dan menyusun program kesehatan yang
ditujukan untuk meningkatkan keselatan dan kesehatan kerja seperti memberi
tahu penggunaan APD dll.
Oleh karena itu, sebagai bentuk pengaplikasian keilmuan dalam bidang
keperawatan komunitas (kesehatan dan keselamatan kerja), mahasiswa program
profesi ners STIKes Indramayu akan memberikan asuhan keperawatan
komunitas kesehatan dan keselamatan kerja pada home industri “KULCUT
(Kerupuk Kulit Ikan Cucut)”.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada kesehatan dan
keselamatan kerja di komunitas para pekerja Pabrik Tahu di Desa Ranjeng
Kecamatan Losarang
C. TUJUAN
1. Tujuan Uumum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada kesehatan dan
keselamatan kerja di komunitas para pekerja Pabrik Tahu di Desa Ranjeng
Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang pengertian kesehatan dan keselamatan kerja
b. Menjeaskan tentang prinsip dasar kesehatan kerja
c. Menjelaskan tentang faktor resiko di tempat kerja
d. Menjelaskan tentang ruang lingkup kesehatan kerja
e. Menjelaskan tentang tujuan keselamatan kerja
f. Menjelaskan tentang kecelakaan kerja
g. Menjelaskan tentang penyakit akibat kerja
h. Menjelaskan tentang alat pelindung kerja
i. Menjelaskan tentang fungsi dan tugas perawat dalam keselamatan dan
kesehatan kerja
j. Menjelaskan tentang asuhan keperawatan komunitas pada kesehatan dan
keselamatan kerja di komunitas para pekerja Pabrik Tahu di Desa
Ranjeng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Menurut Sedarmayanti (2015:124) Kesehatan dan Keselamatan Kerja
adalah pengawasan terhadap orang lain, mesin, material dan metode yang
mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami cedera. Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) adalah upaya untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan cara
pencegahan kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK), pengendalian
bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
(Kepmenkes RI No.432/Menkes/SK/2007)

2. PRINSIP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Terdapat 3 (tiga) hal utama sebagai prinsip dasar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) yang perlu untuk di perhatikan yakni:
a. Usaha Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
b. Status Kesehatan Pekerja
c. Pengkajian Bahaya Potensial Lingkungan kerja

3. FAKTOR RESIKO DI TEMPAT KERJA


Potensi bahaya menunjukkan adanya suatu potensial untuk
mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat
dialami oleh tenaga kerja atau instansi. Oleh karena itu, perlu
dipertimbangkan berbagai potensi bahaya serta resiko yang terjadi akibat
system kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan serta
lingkungan disamping faktor manusianya. Adapun faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi kesehatan kerja dan kinerja seorang pekerja yaitu:
a. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya
penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu
diperhatikan. Beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang
terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan
atau penyakit akibat kerja.
b. Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan,
kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dll. Kapasitas kerja yang
baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta
kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seorang pekerja dapat
bekerja dengan baik. Kesehatan seorang pekerja merupakan modal awal
untuk bekerja.
c. Lingkungan Kerja merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
beban kerja. Lingkungan kerja dapat berupa faktor fisik, biologis,
ergonomic, maupun aspek psikososial. Lingkungan kerja seperti panas,
bising, berdebu, tercemar bahan kima, dll) dapat menjadi beban tambahan
bagi pekerja. Beban pekerja yang timbul dapat mengibatkan penyakit bagi
seorang pekerja.
(Effendi, Ferry, 2009)
Adapun beberapa faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja
menurut Anizar (2012), yaitu:
a. Faktor lingkungan antara lain karena:
1) Tidak cukup kepemimpinan / pengawasan.
2) Tidak cukup pengadaan barang.
3) Tidak cukup sarana dan prasarana.
4) Tidak cukup standar-standar kerja.
5) Tidak cukup perawatan.
6) Adanya penyalahgunaan.
b. Faktor manusia antara lain karena:
1) Kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis.
2) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan.
3) Kurangnya pemahaman pentingnya penggunaan alat pelindung diri.
4) Motivasi yang tidak cukup atau salah.
c. Faktor mesin/alat antara lain karena:
1) Penerangan yang kurang.
2) Mesin / Alat yang tidak dijaga.
3) Kerusakan teknis.
4) Ketidak sesuain alat/mesin yang dibutuhkan.
5) Kurangnya alat

4. RUANG LINGKUP KESEHATAN KERJA


Kesehatan kerja adalah suatu upaya penyerasian antara pekerja dengan
pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik, maupun psikis, dalam hal cara
atau metode, proses dan kondisi pekerjaan. (Effendi, Ferry, 2009). Adapun
tujuan ruang lingkup kesehatan kerja adalah:
a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja disemua lapangan
kerja setinggi – tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan
sosialnya.
b. Mencegah timblnya gangguan kesehatan pada pekerja yang diakibatkan
oleh keadaan atau kondisi lingkungan kerja.
c. Memberikan perlindungan bagi pekerja.
d. Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan kerja sesuai
dengan kemampuan fisik maupun psikisnya.

5. TUJUAN KESELAMATAN KERJA


a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan atau kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktivitas kerja
b. Menjamin keselamatan para pekerja dilingkungan kerja
c. Memelihara sumber produksi dan dapat dipergunakan secara aman dan
efisien

6. KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak di
harapkan yang terjadi pada waktu bekerja. Kecelakaan terjadi tanpa unsur
kesengajaan, lebih – lebih dalam bentuk perencanaan (Dermawan, 2012).
Kecelakaan kerja terjadi karena perilaku personel yang kurang hati-hati atau
ceroboh atau bisa juga karena kondisi yang tidak aman, apakah itu berupa
fisik, atau pengaruh lingkungan (Widodo, 2015).
a. Penyebab Kecelakaan Kerja
Berdasarkan hasil statistik, penyebab kecelakaan kerja 85%
disebabkan tindakan yang berbahaya (unsafe act) dan 15% disebabkan
oleh kondisi yang berbahaya (unsafe condition). Penjelasan kedua
penyebab kecelakaan kerja tersebut adalah sebagai berikut (Ramli, 2010):
1) Kondisi yang berbahaya (unsafe condition) yaitu faktor-faktor
lingkungan fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti mesin
tanpa pengaman, penerangan yang tidak sesuai, Alat Pelindung Diri
(APD) tidak efektif, lantai yang berminyak, dan lain-lain.
2) Tindakan yang berbahaya (unsafe act) yaitu perilaku atau
kesalahankesalahan yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti
ceroboh, tidak memakai alat pelindung diri, dan lain-lain, hal ini
disebabkan oleh gangguan kesehatan, gangguan penglihatan,
penyakit, cemas serta kurangnya pengetahuan dalam proses kerja,
cara kerja, dan lain-lain.
Sedangkan menurut Ridley (2008), penyebab terjadinya kecelakaan
kerja adalah sebagai berikut:
a. Situasi Kerja
1) Pengendalian manajemen yang kurang.
2) Standar kerja yang minim.
3) Tidak memenuhi standar.
4) Perlengkapan yang gagal atau tempat kerja yang tidak mencukupi.
b. Kesalahan Orang
1) Keterampilan dan pengetahuan yang minim.
2) Masalah fisik atau mental.
3) Motivasi yang minim atau salah penempatan.
4) Perhatian yang kurang.
c. Tindakan Tidak Aman
1) Tidak mengikuti metode kerja yang telah disetujui.
2) Mengambil jalan pintas.
3) Menyingkirkan atau tidak menggunakan perlengkapan keselamatan
kerja.
d. Kecelakaan
1) Kejadian yang tidak terduga.
2) Akibat kontak dengan mesin atau listrik yang berbahaya.
3) Terjatuh.
4) Terhantam mesin atau material yang jatuh dan sebagainya.
Kecelakaan kerja juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor sebagai
berikut (Rachmawati, 2008):
a. Faktor fisik, yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat
rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara, dan lain-lain.
b. Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, awan, cairan, dan
bendabenda padat.
c. Faktor biologi, baik dari golongan hewan maupun dari tumbuh-tumbuhan.
d. Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja.
e. Faktor mental-psikologis, yaitu susunan kerja, hubungan di antara pekerja
atau dengan pengusaha, pemeliharaan kerja, dan sebagainya.
1) Jenis-jenis kecelakaan kerja
Menurut Bird dan Germain (1990), terdapat tiga jenis kecelakaan
kerja, yaitu:
a) Accident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan
kerugian baik bagi manusia maupun terhadap harta benda.
b) Incident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang belum
menimbulkan kerugian.
c) Near miss, yaitu kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini
hampir menimbulkan kejadian incident ataupun accident.
Berdasarkan lokasi dan waktu, kecelakaan kerja dibagi menjadi empat
jenis, yaitu (Sedarmayanti, 2011):
a. Kecelakaan kerja akibat langsung kerja.
b. Kecelakaan pada saat atau waktu kerja.
c. Kecelakaan di perjalanan (dari rumah ke tempat kerja dan sebaliknya,
melalui jalan yang wajar).
d. Penyakit akibat kerja.
Berdasarkan tingkatan akibat yang ditimbulkan, kecelakaan kerja dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu (Suma’mur,1981):
a. Kecelakaan kerja ringan, yaitu kecelakaan kerja yang perlu pengobatan
pada hari itu dan bisa melakakukan pekerjaannya kembali atau istirahat
<2 hari. Contoh: terpeleset, tergores, terkena pecahan beling, terjatuh dan
terkilir.
b. Kecelakaan kerja Sedang, yaitu kecelakaan kerja yang memerlukan
pengobatan dan perlu istirahat selama > 2 hari. Contoh: terjepit, luka
sampai robek, luka bakar.
c. Kecelakaan kerja berat, yaitu kecelakaan kerja yang mengalami amputasi
dan kegagalan fungsi tubuh. Contoh: patah tulang.
7. PENYAKIT AKIBAT KERJA
a. Pengertian
Gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan dan
atau diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan
dengan pekerjaan.
Contoh : Anthrax, Silicosis, Asbestosis, Low Back Pain, White Finger
Syndrom, dsb.
b. Faktor Penyebab
Biologi (Bakteri, Virus Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia (Bahan
Beracun dan Berbahaya/Radioaktif) ; Fisik (Tekanan, Suhu, Kebisingan,
Cahaya); Biomekanik (Postur, Gerakan Berulang, Pengangkutan
Manual); Psikologi (Stress, dsb)
c. Pencegahan
1) Pemeriksaan Kesehatan Berkala.
2) Pemeriksaan Kesehatan Khusus.
3) Pelayanan Kesehatan.
4) Penyedian Sarana dan Prasarana.
d. Jenis penyakit
Ada beberapa jenis penyakit akibat kerja menurut Simposium
Internasional oleh ILO dalam Anizar (2009), yaitu :
1) Penyakit akibat kerja (occupational disease)
Penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang
kuat dengan pekerjan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen
penyebab yang sudah diakui.
2) Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (work related disease)
Penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor
pada pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor risiko
lainnya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi
yang kompleks.
3) Penyakit yang mengenai populasi kerja (disease affecting working
populations)
Penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen
penyebab di tempat pekerja. Namun dapat diperberat oleh kondisi
pekerjaan yang buruk untuk kesehatan

8. ALAT PELINDUNG KERJA/ALAT PELINDUNG DIRI


Alat pelindung diri bukan merupakan alat untuk menghilangkan bahaya
ditempat kerja, tetapi hanya merupakan usaha pencegahan dan mengeliminer
kontak antara bahaya dan tenaga kerja sesuai dengan standart kerja yang di
perbolehkan. Sesuai dengan undang-undang No. 1 Tahun 1970, penyediaan
alat pelindung diri adalah menjadi keawajiban dan tanggungjawab bagi
pengusaha atau pimpinan perusahaan.
a. Jenis alat pelindung diri
Untuk usaha meminimalisasi kecelakaan yang disebabkan factor APD,
tenaga kerja diwajibkan untuk memakai APD sesuai standart dengan
keadaan saat waktu bekerja saat itu. Misalnya :
1) Alat pelindung kepala (head protection/safety helmet)
Setiap bekerja harus memakai safety helmet yang memenuhi standart
guna melindungi kepala dari benturan atau kejatuhan benda.

2) Alat pelindung mata (eye protection)


Setiap tenaga kerja yang akan melakukan pekerjaan pada tempat
kerja yang memungkinkan terjadinya kecelakaan mata harus
menggunakan alat pelindung mata untuk melindungi mata dari
berbagai macam benda yang akan masuk ke mata atau melindungi
mata dari bahaya.
3) Alat pelindung terhadap kebisingan (ear plug)
Digunakan pada pekerjaan yang kemungkinan akan menimbulkan
suatu kebisingan atau bunyi kontinyu tersebut lama-kelamaan akan
berpengaruh terhadap gendang telinga, sehingga diperlukan adanya
alat pelindung terhadap kebisingan.

4) Alat pelindung tangan (hand protection)


Sarung tangan sangat diperlukan semua pekerja dibagian produksi
agar tangan selalu terlindung dari kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja, misalnya terjepit, tergores dan lain-lain.

5) Alat pelindung kaki (safety shoes)


Setiap pekerja mutlak untuk memakai sepatu boot karet atau bila ada
memakaimsafety shoes, terutama bagi tenaga kerja yang pekerjaanya
selalu mengankat material yang berat.
9. FUNGSI DAN TUGAS PERAWAT DALAM KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Fungsi seorang perawat hiperkes sangat tergantung kepada
kebijaksanaan perusahaan dalam hal luasnya ruang lingkup usaha kesehatan,
susunan dan jumlah tenaga kesehatan yang dipekerjakan dalam perusahaan.
Perawat merupakan satu-satunya tenaga kesehatan yang full time di
perusahaan, maka fungsinya adalah :
a. Membantu dokter perusahaan dalam menyusun rencana kerja hiperkes
di perusahaan
b. Melaksanakan program kerja yang telah digariskan, termasuk
administrasi kesehatan kerja.
c. Memelihara dan mempertinggi mutu pelayanan perawatan dan
pengobatan.
d. Memelihara alat-alat perawatan, obat-obatan dan fasilitas kesehatan
perusahaan.
e. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan sesuai cara-cara yang
telah disetujui.
f. Ikut membantu menentukan kasus-kasus penderita, serta berusaha
menindaklanjuti sesuai wewenang yang diberikan kepadanya.
g. Ikut menilai keadaan kesehatan tenaga kerja dihubungkan dengan faktor
pekerjaan dan melaporkan kepada dokter perusahaan.
h. Membantu usaha perbaikan kesehatan lingkungan dan perusahaan sesuai
kemampuan yang ada.
i. Ikut mengambil peranan dalam usaha-usaha kemasyarakatan : UKS.
j. Membantu, merencanakan dan atau melaksanakan sendiri kunjungan
rumah sebagai salah satu dari segi kegiatannya.
k. Menyelenggarakan pendidikan hiperkes kepada tenaga kerja yang
dilayani.
l. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja.
m. Mengumpulkan data-data dan membuat laporan untuk statistic dan
evaluasi.
n. Turut membantu dalam usaha penyelidikan kesehatan tenaga kerja.
o. Memelihara hubungan yang harmonis dalam perusahaan
p. Memberikan penyuluhan dalam bidang kesehatan
q. Bila lebih dari satu paramedis hiperkes dalam satu perusahaan, maka
pimpinan paramedis hiperkes harus mengkoordinasi dan mengawasi
pelaksanaan semua usaha perawatan hiperkes.

B. ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA SECARA TEORI


1. PENGKAJIAN
a. Inti
1) Histori
a) Kapan mulai bekerja
b) Usia mulai bekerja
c) Alasan bekerja
d) Pengalaman pekerja
2) Demografi
Distribusi pekerja berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, jenis
pendidikan, kecelakaan kerja, kematian akibat kerja.
b. Sub Sistem
1) Lingkungan fisik
2) Pendidikan
3) Keamanan dan transportasi
4) Politik dan pemerintah
5) Pelayanan umum dan kesehatan
6) Komunikasi
7) Ekonomi
8) Rekreasi
2. ANALISA DATA
a. Analisa masalah berdasarkan prioritas :
1) Masalah (actual, resiko, potensial)
2) Ketersediaan sarana
3) Kemauan pekerja dan keluarga
4) Kemauan perusahaan
b. Analisa masalah berdasarkan data focus :
1) Kecelakaan kerja yang sering terjadi
2) Perilaku yang tidak sehat
3) Lingkungan yang tidak sehat
4) Penyakit akibat kerja

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Risiko peningkatan penyakit akibat kerja berhubungan dengan kurang
pengetahuan pekerja dan pemilik usaha tentang standar keselamatan dan
kesehatan kerja, dan tidak menggunakan APD
b. Risiko gangguan pernapasan pada pekerja berhubungan dengan tingkat
pengamanan pekerja yang rendah dan paparan debu dalam jangka waktu
yang lama
BAB III
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Inti
Pengkajian dilakukan pada pabrik tahu di desa Ranjeng. pabrik ini terbentuk
dari tahun 2021.
2. Demografi
Jumlah pekerja sebanyak 4 orang,
3. Proses produksi
Produksi dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
a. Proses perebusan kacang kedelai
b. Proses penggilingan kacang kedelai

c. Proses penyaringan kacang kedelai


d. Proses pencetakan tahu

hasil pencetakan tahu :


e. Proses pengemasan

f. Proses pemasaran
Pengiriman terjauh daerah bekasi

B. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

MASALAH
NO. DATA SENJANG PENYEBAB
KEPERAWATAN
1. DS : Kurang Defisit
Pemilik mengatakan para pekerja terpapar pengetahuan
hanya menggunakan sepatu boot
dan apron saat proses pembuatan
tahu.
DO :
1. Pekerja tidak menggunakan
sarung tangan saat proses
pembuatan tahu

2. Pekerja tidak menggunakan


apron dengan benar (hanya
menggunakan plastik dan
ditali hanya sampai bagian
pinggang, tidak menutupi
dada
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit pengetahuan tentang penggunaan APD berhubungan dengan kurang
terpapar informasi

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
PERENCANAAN
NO. RASIONAL
TUJUAN INTERVENSI
1. Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Mengetahui
tindakan keperawatan kesiapan dan kesiapan dan
selama 3 x 24 jam kemampuan kemampuan
deficit pengetahuan menerima informasi para pekerja
tentang penggunaan 2. Sediakan materi dalam
APD dapat teratasi dan media menerima
pendidikan informasi
dengan kriteria hasil :
kesehatan 2. Membantu
Indicator IR ER 3. Jadwalkan memudahkan
Perilaku 1 2 pendidikan dalam
sesuai kesehatan sesuai penyampaian
dengan kesehatan pendiikan
pengetahuan 4. Jelaskan faktor kesehatan
risiko yang 3. Untuk
dapat memastikan
mempengaruhi jadwal
kesehatan pendidikan
kesehatan
4. Supaya pekerja
mengetahui
faktor risiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
E. PELAKSANAAN
No Tanggal Implementasi
1 13 April 2022 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
R : Pemilik bersedia dan siap menerima informasi
2. Menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan

3. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai


kesehatan
R : implementasi terlaksana pada tanggal 13 April
2022
BAB IV
PEMBAHASAN

A. KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja merupakan suatu keadaan terhindar dari bahaya selama
melakukan pekerjaan. Salah satu factor yang harus dilakukan selama bekerja.
Tidak ada seorang di dunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakaan.
Keselamatan kerja sangar bergantung pada jenis, bentuk, dan lingkungan
dimana pekerjaan itu dilaksanakan. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang
berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan
(Buntarto, 2014). Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja sangat
diperlukan adanya Alat Pelindung Diri (APD), APD merupakan suatu alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
Perlindungan keselamatan pekerja melalui upaya teknis pengamanan tempat,
mesin, peralatan, dan lingkungan kerja wajib diutamakan (Suma’mur, 2014).

B. PENGKAJIAN
Dari hasil pengkajian dilakukan pada Pabrik Tahu di desa Ranjeng, pabrik
ini terbentuk dari tahun 2021. Jumlah pekerja sebanyak 4 orang.
1. Proses produksi
Proses produksi tahu terdiri dari proses perebusan kacang kedelai, proses
penggilingan, proses penyaringan dan pencetakan tahu, pada saat proses
produksi tahu pekerja tidak menggunakaan apron dengan benar, serta tidak
memakai sarung tangan, sehingga sangat beresiko terjadi kontaminasi dan
terjadi keracunan pada konsumen.
Pekerja tidak menggunakan apron dengan benar. Penggunaan apron dengan
benar selama bekerja agar baju utama tetap aman dan terlindung dari noda-
noda terutama noda cair, untuk menjaga kebersihan, higienis pakaian serta
kulit.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang muncul dari masalah diatas adalah defisit pengetahuan
tentang penggunaan APD berhubungan dengan kurang terpapar informasi
ditandai dengan pemilik pabrik tahu mengatakan para pekerja hanya
menggunakan alat pelindung diri berupa sepatu boot dan apron, saat bekerja
dan pekerja tidak menggunakan sarung tangan, tidak menggunakan apron
dengan benar saat proses pembuatan tahu.

D. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Intervensi dan implementasi yang akan dilakukan sesuai dengan masalah
yang muncul adalah memberikan penyuluhan kesehatan mengenai Alat
Pelindung Diri (APD) bagi pekerja, hal ini bertujuan untuk melindungi seluruh
atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya atau
kecelakaan kerja dan mengurangi resiko penyakit yang ditimbulkan akibat
kecelakaan kerja.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keselamatan kerja merupakan suatu keadaan terhindar dari
bahaya selama melakukan pekerjaan. Salah satu faktor yang
harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang di dunia ini
yang menginginkan terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu untuk
mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja sangat diperlukan
adanya Alat Pelindung Diri (APD) bagi para pekerja yang
memproduksi tahu agar tidak terjadi kecelakaan yang diinginkan
oleh para pekerja. Harus memakai Alat Pelindung Diri dengan
baik (APD) untuk menghindari kecelakaan kerja di pabrik tahu.

B. SARAN
Pihak pemilik Pabrik Tahu di desa Ranjeng agar dapat
menyediakan ataupun mematuhi pemakaian Alat Pelindung Diri
(APD) untuk para pekerja yang sedang memproduksi tahu.
Lampiran dokumentasi
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENCEGAHAN COVID 19

Disusun oleh:

KELAS A

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes INDRAMAYU)
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pencegahan Covid 19


Sasaran : Warga Ranjeng RT 01-07
Hari/Tanggal : Selasa, 5 April 2022
Waktu : 15 menit

A. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan klien mampu memahami

pencegahan covid 19

B. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan selama 10 menit diharapkan klien mampu:

1. Menjelaskan pengertian covid 19

2. Menjelaskan penyebab covid 19

3. Menjelaskan tanda gejala covid 19

4. Menjelaskan cara pencegahan covid 19

C. Materi (Terlampir)

1. Pengertian covid 19

2. Penyebab covid 19

3. Tanda gejala covid 19

4. Cara pencegahan covid 19


D. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

No Kegiatan Penyuluhan Metode Media Waktu

1 Pembukaan: Ceramah - 2 menit

a. Memberi salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menyampaikan tujuan

d. Kontrak waktu penyuluhan


2 Pelaksanaan:  Ceramah  Lembar 10 menit
balik
1. Menjelaskan pengertian covid 19  Diskusi

2. Menjelaskan penyebab covid 19  Tanya


jawab
3. Menjelaskan tanda gejala covid 19

4. Menjelaskan cara pencegahan

covid 19

3 Penutup: Ceramah - 3 menit

a. Evaluasi

b. Menyimpulkan materi

c. Mengucapkan salam.

5. Evaluasi

a. Bentuk : Essay

b. Prosedur Evaluasi : Lisan


c. Waktu : 2 menit

d. Jumlah Soal : 2 soal


Pencegahan Covid 19

A. Pengertian

Covid 19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.

Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan,

infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

B. Penyebab

Percikan air liur pengidap (batuk dan bersin). Menyentuh

tangan atau wajah orang yang terinfeksi. Menyentuh mata, hidung,

atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur

pengidap virus corona.

C. Tanda dan Gejala

1. Demam
2. Batuk
3. Pilek
4. Hilangnya rasa dan bau
D. Cara Mencegah Covid 19

1. Mencuci tangan
2. Memakai masker
3. Menjaga jarak

Soal

1. Apa yang dimaksud dengan Covid 19?


2. Sebutkan cara pencegahan Covid 19?

Jawaban:

1. Pengertian

Covid 19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.

Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan,

infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

2. Cara Pencegahan Covid 19

1. Mencuci tangan

2. Memakai masker

3. Menjaga jarak
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Sosialisasi COVID 19 (pembagian masker) di RT 1-7
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Disusun oleh:

KELAS A

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes INDRAMAYU)
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan  : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)


Sub Pokok Bahasan    : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Sasaran                     : Keluarga dan/atau Pasien
Penyuluh                   : RT..
Tempat                     : Rumah klien

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan klien dan/atau keluarga
dapat memahami mengenai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan klien dan/atau keluarga
a. Menjelaskan kembali pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
b. Menyebutkan kembali indicator Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

B. Materi
(terlampir)

C. Metoda
Ceramah dan tanya jawab

D. Media
Leaflet

E. Pengorganisasian
1. Leader:
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya penyuluhan, yaitu membuka dan menutup
kegiatan.
2. Co Leader.
Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan selama pelaksanaan penyuluhan.
3. Fasilitator:
Mempersiapkan alat dan tempat penyuluhan serta mendampingi setiap peserta dalam
pelaksanaan penyuluhan
4. Observer:
Memfasilitasi pelaksanaan penyuluhan, mengobservasi dan mencatat jalannya
penyuluhan.

Setting tempat Ket :

1 4 3
1 = Fasilitator

2 = Leader

2
3 = Observer
4= Masyarakat

F. Strategi Pelaksanaan
No Kegiatan penyuluh Waktu Kegiatan Peserta
1 Pra Interaksi
a. Menyiapkan ruangan. 5 menit
b. Menyiapkan alat-alat : laflet
2 Kerja :
a. Membuka kegiatan dengan 2 menit Menjawab salam,
mengucapkan salam, Memperkenalkan diri,
memperkenalkan diri.
b. Menjelaskan tujuan dari 1 menit Memperhatikan
penyuluhan
c. Menyebutkan materi yang akan 10 menit Memperhatikan
diberikan :
1) Menjelaskan pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
2) Menyebutkan indicator
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
d. Memberi kesempatan kepada 5 menit Bertanya dan menjawab
peserta untuk mengajukan petanyaan yang diajukan
pertanyaan kemudian menjawab
pertanyaan.
3 Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta tentang 5 menit Memperhatikan dan menjawab
materi yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada peserta yang
dapat menjawab pertanyaan.
4 Terminasi :
a. Mengakhiri pertemuan dan 2 menit Mendengarkan
mengucapkan terimakasih atas
partisipasinya masyarakat
b. Mengucapkan salam

G. Evaluasi 
Lisan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
1. Jelaskan pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Sebutkan indicator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
LAMPIRAN

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wujud keberdayaan masyarakat yang
sadar, maudan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA,
Gizi,Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.
Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajaratau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat,
denganmembuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina
suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya
sendiri,terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara
hidup sehatdengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

B. Indikator PHBS
Indikator PHBS ada 10, yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan Air Bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

Keterangan INDIKATOR PHBS:


1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehataN
Pertolongan pertama pada persalinan balita termuda dalam rumah tangga dilakukan
olehtenaga kesehatan (dokter, bidan)
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
Bayi termuda umur 0–6 bulan diberi ASI saja sejak lahir sampai dengan 24 jam terakhir.
3. Menimbang balita setiap bulan
Balita (0–59 bulan) ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan dan dicatat
dalamKMS. Penimbangan ke posyandu, puskesmas, pustu, RS, bidan dan sarana kesehatan
lainnya minimal 8 kali setahun
4. Menggunakan Air Bersih
Rumah tangga menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Syarat fisik air
bersihadalah tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Jarak sumber air bersih dengan
tempat penampungan limbah minimal 10 m.5.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Kebiasaan anggota rumah tangga untuk mencuci tangan dengan air bersih dan
sabunsebelum dan sesudah makan, sesudah buang air besar (BAB)
6. Menggunakan jamban sehat
Rumah tangga memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan septik tank/lubang
penampung kotoran sebagai tempat pembuangan akhir.Jamban/kakus adalah bangunan yang
dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia.tinja bagi keluarga. Manfaat jamban
adalah untuk mencegah penularan penyakit dan pencemaran dari kotoran manusia.
Syarat jamban sehat adalah :
a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak sumber air minum dengan lubang
penampunganminimum 10 m, bila tidak memungkinkan perlu konstruksi kedap air).
b. Tidak berbau dan tinja tidak dijamak oleh serangga dan tikus
c. Tidak mencemari tanah di sekitarnya
d. Mudah dibersihkan
e. Aman digunakan
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g. Cukup penerangan
h. Lantai kedap air
i. Luas ruangan cukup
j. Ventilasi cukup baik
k. Tersedia air dan alat pembersih7.
7. Memberantas jentik di rumah
Tidak ditemukan jentik di semua tempat yang dapat menampung air baik di dalam atau
dilingkungan rumah, yakni dengan cara 3M ,menguras menutup menimbun.8.
8. Makan sayur dan buah setiap hari
Anggota rumah tangga umur hendaknya mengonsumsi sayur dan buah setiap hari.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Anggota keluarga umur > 10 tahun melakukan aktifitas fisik setiap hari minimal 30 menit
dalam1 minggu terakhir. Aktifitas fisik yang dimaksud adalah kegiatan olah tubuh yang
membuattubuh menjadi lebih sehat : lari, jalan, bersepeda kayuh, menimba air, dls.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Anggota keluarga tidak merokok di dalam rumah ketika berada bersama anggota
keluargalainnya.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
PHBS : Selasa, 19 April 2022 tempat : RT01
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN HIPERTENSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Komunitas pada Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu

Oleh :
KELOMPOK 1

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS

INDRAMAYU

2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN HIPERTENSI

Topik : Hipertensi
Sasaran : Masyarakat Desa Ranjeng RT 07
Tempat : Rumah Warga
Waktu : Jam 15.00 WIB s/d 17.00 WIB
Hari/Tanggal : Kamis, 07 April 2022

A. Latar Belakang
Penyakit Hipertensi sering di temukan pada usia lanjut. Adapun besarnya angka dari
perkembangan penyakit Hipertensi ini merupakan faktor resiko dari penyakit jantung dan stroke,
dimana menurut para ahli angka kematian akibat penyakit jantung pada usia lanjut dengan
Hipertensi adalah Tiga kali lebih sering dibandingkan usia lanjut tanpa Hipertensi pada usia
yang sama.
Berdasarkan hal diatas maka kami merasakan perlu kiranya memberikan suatu
informasi atau pengetahuan kepada masyarakat khususnya Masyarakat Desa Ranjeng mengenai
penyekit hipertensi. Diharapkan dengan adanya informasi yang diberikan masyarakat mengerti
tentang penyakit Hipertensi sehingga sehingga dapat mengurangi timbulnya penyakit hipertensi
serta dapat mencegah meningkatnya angka kesakitan dari penderita Hipertensi khususnya
Masyarakat Desa Ranjeng

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu memahami konsep teori
Hipertensi dan melakukan pengobatan hipertensi.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta mampu:
a) Menjelaskan pengertian hipertensi
b) Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
c) Menjelaskan penyebab penyakit hipertensi
d) Menjelaskan komplikasi penyakit hipertensi
e) Mengetahui penatalaksanaan hipertensi
C. METODE PENYAMPAIAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

D. MEDIA
1. Lembar balik

E. MATERI : Terlampir

F. PELAKSANAAN
KEGIATAN
No TAHAP WAKTU
PERAWAT PESERTA
1. Pembukaan 5 menit a. Memberikan salam, a. Peserta
memperkenalkan diri menjawab
b. Apersepsi tentang salam
Hipertensi b. Peserta
menjawab
sesuai
dengan
pengetahuan
yang dimiliki
2. Pelaksanaan 20 menit a. Menjelaskan pengertian a. Peserta
Hipertensi, tanda gejala, mendengarka
penyebab, komplikasi, n dengan
penatalaksanaan, dan seksama
pencegahan hipertensi. b. Peserta
b. Memberikan kesempatan memperhatik
kepada peserta untuk an dan
demonstrasi senam melakukan
hipertensi pada lansia. demonstrasi
c. Melakukan sesi tanya c. Peserta
jawab memberikan
d. Mengevaluasi secara pertanyaan
verbal pada peserta kepada
penyuluhan pemateri
d. Peserta
menjawab
pertanyaan
3. Penutup 5 menit a. Menyimpulkan materi a. Peserta
penyuluhan memperhatik
b. Mengakhiri kegiatan an
dengan mengucapkan b. Peserta
salam menjawab
c. Membagikan leaflet salam
c. Peserta
menerima
leaflet

G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b. Alat dan tempat sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
2. Evaluasi proses
a. Alat dan tempat dapat di gunakan sesuai rencana
b. Peserta hadir tepat waktu
c. Peserta mengikuti kegiatan yang telah direncanakan dengan penuh perhatian
3. Evaluasi hasil
a. Pasien dapat menyebutkan pengertian dari hipertensi.
b. Pasien dapat menjelaskan tentang penyebab penyakit hipertensi.
c. Pasien dapat menjelaskan tentang tanda dan gejala penyakit hipertensi.
d. Pasien dapat menjelakan penatalaksanaan penyakit hipertensi.
e. Pasien dapat menjelakan komplikasi penyakit hipertensi.
f. Pasien dapat menjelaskan pencegahan penyakit hipertensi.
Lampiran
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi
1. Definisi hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg jika diukur dua kali setiap lima menit dalam keadaan istirahat/tenang (Kemenkes
RI, 2019).
2. Penyebab
Faktor risiko hipertensi tersebut dibagi menjadi dua yaitu faktor risiko yang tidak dapat
diubah dan dapat diubah (Black & Hawk, 2014).
a. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah
Menurut Black & Hawk (2014) ada beberapa faktor risiko yang tidak dapat diubah
diantaranya yaitu:
1) Riwayat keluarga
Hipertensi dianggap poligenik dan multifaktorial yaitu pada seseorang dengan riwayat
hipertensi keluarga, beberapa gen mungkin berinteraksi dengan yang lainnya dan juga
lingkungan yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat seiring waktu. Kecenderungan
genetis yang membuat keluarga tertentu lebih rentan terhadap hipertensi mungkin berhubungan
dengan peningkatan kadar natrium intraselular dan penurunan rasio kalsium-natrium, yang lebih
sering ditemukan pada orang kulit hitam. klien dengan orang tua yang memiliki hipertensi
berada pada resiko hipertensi yang lebih tinggi pada usia muda muda.
2) Usia
Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun. Peristiwa hipertensi
meningkat dengan usia 50-60% klien berumur lebih dari 60 tahun memiliki tekanan lebih dari
140/90 mmHg. Pembacaan TDS lebih baik daripada TDD karena merupakan prediktor yang
lebih baik untuk kemungkinan kejadian di masa depan seperti penyakit jantung koroner, stroke,
gagal jantung, dan penyakit ginjal.

3) Jenis Kelamin
Secara keseluruhan, tekanan darah tinggi lebih sering terjadi pada pria dibandingkan
wanita sampai usia sekitar 55 tahun. Pada usia 55 sampai 74, risiko pria dan wanita hampir
sama, dan setelah usia 74 risiko wanita lebih tinggi.
4) Ras
Statistik mortalitas menunjukan seseorang dengan berkulit hitam lebih rentan terkena
hipertensi dibandingkan dengan seseorang yang berkulit putih. Alasan peningkatan prevalensi
hipertensi orang berkulit hitam masih belum jelas, tetapi peningkatan tersebut dikaitkan dengan
kadar renin yang lebih rendah, sensitivitas yang lebih besar terhadap vasopresin, tingginya
asupan garam, dan tingginya stress lingkungan.
b. Faktor Risiko yang Dapat Diubah
Menurut Black & Hawk (2014), faktor risiko yang dapat diubah yaitu gaya hidup.
Adapun gaya hidup yang dapat dimodifikasi diantaranya:
1) Nutrisi
Konsumsi natrium mungkin merupakan faktor penting dalam perkembangan hipertensi
esensial. Setidaknya 40% yang akhirnya menderita hipertensi sensitif terhadap garam. Garam
yang berlebihan bisa jadi penyebab hipertensi pada tiap individu. Diet tinggi garam dapat
menyebabkan pelepasan hormon natriuretik yang berlebihan, yang secara tidak langsung
meningkatkan tekanan darah. Muatan natrium juga merangsang mekanisme vasopresor sistem
saraf pusat (SSP). Penelitian juga menunjukkan bahwa diet rendah kalsium, kalium, dan
magnesium berkontribusi dalam pengembangan hipertensi.
2) Stress
Stress meningkatkan resistensi vaskular perifer dan curah jantung serta menstimulasi
aktivitas sistem saraf simpatis. Stressor bisa dari banyak hal, mulai dari suara, infeksi,
peradangan, nyeri, berkurangnya suplai oksigen, panas, dingin, trauma, pengerahan tenaga
berkepanjangan, respons pada peristiwa kehidupan, obesitas, usia tua, obat-obatan, penyakit,
pembedahan dapat memicu repons stress. Rangsangan berbahaya ini dianggap ancaman, jika
respon stress menjadi berlebihan atau berkepanjangan maka akan menyebabkan disfungsi organ
sasaran atau penyakit akan dihasilkan.
3) Obesitas
Peningkatan lemak di sekitar diafragma, pinggang, dan perut, dikaitkan dengan
pengembangan hipertensi. Kombinasi obesitas dan faktor lain dapat ditandai dengan sindrom
metabolik yang juga meningkatkan risiko hipertensi.
4) Penyalahgunaan obat-obatan
Merokok, minum alkohol berat dan beberapa penggunaan obat-obatan terlarang
merupakan faktor risiko hipertensi. Pada dosis tertentu nikotin dan obat-obatan seperti rokok
dan kokain dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah secara langsung. Namun seiring
berjalannya waktu, kebiasaan mengonsumsi zat ini menyebabkan peningkatan kejadian
hipertensi.
3. TANDA DAN GEJALA
Menurut Black & Hawk (2014), pada tahap awal perkembangan hipertensi tidak
adanya gejala apapun. Klien tidak akan menyadari bahwa tekanan darahnya meningkat
kemudian manifestasi klinis akan terlihat jelas dan klien akan berobat ke rumah sakit dengan
mengeluh sakit kepala terus menerus, kelelahan, pusing, jantung berdebar, sesak napas,
pandangan kabur atau penglihatan ganda dan mimisan.
4. KOMPLIKASI
Menurut Wijaya & Putri (2013), jika tekanan darah tinggi tidak ditangani dan
dikendalikan, maka dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan arteri di dalam tubuh
sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat
terjadi pada organ-organ berikut ini:
a. Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan gagal jantung dan penyakit jantung koroner.
Pada penderita hipertensi beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendur dan
elastisitasnya menurun yang disebut dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak bisa lagi
memompa sehingga banyak cairan tetap berada di paru-paru atau jaringan tubuh lainnya, yang
bisa menyebabkan sesak napas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal jantung.

b. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, meningkatkan risiko stroke. Jika tidak ditangani,
risiko stroke akan meningkat 7 kali lipat.
c. Ginjal
Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Tekanan darah tinggi
dapat menyebabkan kerusakan pada sistem filtrasi ginjal. Secara bertahap, ginjal tidak dapat
mengeluarkan zat yang tidak diinginkan dari dalam tubuh. Zat tersebut masuk ke dalam tubuh
melalui darah dan menumpuk di dalam tubuh.
d. Mata
Pada mata hipertensi dapat menyebabkan retinopati hipertensi dan kebutaan
5. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Farmakologi :
Menurut Muttaqin (2014) obat-obatan antihipertensi dapat dipakai sebagai obat tunggal
atau dicampur dengan obat lain. Adapun sebagai berikut:
1) Diuretik
2) Simpatolitik
3) Penghambat Adrenergik-Alfa
4) Penghambat Neuron Adrenergik (Simpatolitik yang Bekerja Perifer)
5) Vasodilator yang Bekerja Langsung
6) Antagonis Angiotensin (ACE Inhibitor)
b. Penatalaksanaan Non-Farmakologi
Menurut Black & Hawk (2014) penatalaksanaan hipertensi dengan nonfarmakologis
terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah
diantaranya:
1) Pengurangan berat badan
2) Pembatasan natrium
3) Modifikasi diet lemak
4) Olahraga
5) Pembatasan alkohol
6) Pembatasan kafein
7) Terapi relaksasi
8) Menghentikan kebiasaan merokok
9) Terapi herbal
Beberapa penderita hipertensi mungkin akan membutuhkan bantuan obat darah tinggi
untuk mengatasi hipertensi. Jika berpikir alternatif, sejumlah tanaman herbal bahkan buah-
buahan sebenarnya tersedia juga untuk membantu menurunkan tekanan darah tinggi diantaranya
. Namun, penggunaan tanaman-tanaman ini tetap harus dilakukan secara hati-hati atau akan
lebih baik jika dikonsultasikan dengan dokter (Kompas, 2020).
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Penyuluhan hipertensi dan pengukuran tekanan darah di RT 07
Selasa, 12 April 2022
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Kerja bakti di RT 01
16 April 2022
LAPORAN KEGIATAN SENAM LANSIA
PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN GERONTIK DI RT 03/02 DESA
RANJENG KECAMATAN LOSARANG KABUPATEN INDRAMAYU PROVINSI
JAWA BARAT

A. Latar Belakang
Senam Lansia adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik
terhadap tingkat kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik dan
benar.Senam atau latihan fisik sering diidentifikasi sebagai suatu kegiatan yang meliputi
aktifitas fisik yang teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu. Senam merupakan
bagian dari usaha menjaga kebugaran termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah,
dan sebagai bagian dari program retabilitas bagi mereka yang telah menderita (Depkes
RI,2014).
Seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup yang ditandai dengan
banyaknya lanjut usia/lansia yang hidup di tahun 2005 sebanyak 19,9% atau 15,3 juta
jiwa. Diperkirakan umur harapan hidup tersebut akan meningkat pada tahun 2020 bagi
kelompok lansia menjadi 11,09% atau 28,28 juta jiwa. Lansia adalah individu yang
berumur di atas 55 tahun, dimana pada usia ini kemampuan dan daya tahan tubuh
individu semakin menurun. Ditambah lagi dengan adanya berbagai penyakit degeneratif
yang akan muncul seiring dengan bertambahnya usia seperti penyakit rematik, asam
urrat, jantung, hipertensi, osteoporosis dan diabetes militus. Penyakit ini akan mengenai
lansia laki-laki maupun wanita apabila tidak diatasi lebih dini.
Dari hasil wawancara di RT 03/01 desa Ranjeng Kecamatan Losarang Kabupaten
Indramayu didapatkan beberapa lansia mengatakan malas mengikuti kegiatan senam
lansia. Keadaan ini dapat menimbulkan permasalahan dalam kegiatan lansia sehari-hari
dan mempengaruhi kondisi kesehatan lansia baik fisik maupun mental. Dengan adanya
permasalahan tersebut diatas telah direncanakan untuk membentuk suatu wadah bagi
lansia dalam meningkatkan masalah kesehatannya yaitusenam lansia. Salah satu
tujuannya adalah meningkatkan atau mempertahankan kekuatan fisik lansia. Salah satu
cara untuk mengatasi dan mencegah lebih lanjut terjadinya kasus penyakit tersebut maka
senam lansia dapat dilakukan secara rutin dan terorganisir oleh para lansia.
Senam lansia memiliki prinsip gerakan-gerakan khusus yang disesuaikan dengan
kondisi lansia. Lansia yang rutin melakukan senam akan dapat menurunkanangka
kesakitan dan kematian secara mendadak. Oleh karena itu, peran perawat sangat
diharapkan dalam menanggulangi masalah ini. Dalam hal ini perawat berperan sebagai
pendidik, menfasilitasi, menginformasikan, dan memotivasi masyarakat agar bersama-
sama menanggulangi permasalahan ini. Ditambah lagi dengan peran perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan, maka perawat diharapkan bisa memberi pelayanan yang
menyeluruh kepada individu, keluarga, dan masyarakat. Berdasarkan hal di atas, kami
mengadakan kegiatan senam lansia di RT 03/01 desa Ranjeng Kecamatan Losarang
Kabupaten Indramayu.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan senam lansia diharapkan angka kesakitan akibat
penyakit degeneratif di RT 03/01 desa Ranjeng Kecamatan Losarang Kabupaten
Indramayu.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan senam lansia diharapkan lansia dapat :
a. Berinteraksi sesama lansia.
b. Berpartisipasi aktif selama kegiatan.
c. Mengikuti gerakan senam dengan bimbingan.
d. Meningkatkan kebugaran tubuh.

C. Metode
Metode yang digunakan dalam senam lansia ini adalah demontasi gerakan senam.

D. Sasaran
Sasaran seluruh lansia di RT 03/01 desa Ranjeng Kecamatan Losarang Kabupten
Indramayu

E. Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
1. Laptop
2. Sound system
3. Alat peraga : Instruktur senam
F. Waktu kegiatan
Hari / tanggal : Hari Senin, 25 April 2022
Jam : 15.30 WIB - Selesai
Tempat : Halaman Rumah RT. 03//01 Desa Ranjeng Kec. Losarang Kab.
Indramayu

G. Pengorganisasian
Pengorganisasian Senam Lansia Desa Ranjeng tahun 2022
1. Moderator : Enes Astriani
Uraian tugas :
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan anggota kelompok
c. Membuat kontrak waktu
d. Menjelaskan tujuan acara kegiatan senam
e. Menutup acara
2. Instruktur :
a. Aan Milayanti
b. Andres Meilino
c. Ani Maulani Sari
d. Dimas Prasetyo
e. Ati Waryati
f. Arlis Olivia Afrilianti
g. Eka Rizky Setiawan
h. Achmad Sucipto
i. Agnes Sari Permana
j. Dedeh Rosita
k. Elsa Ainun Innayah
Uraian tugas : Mendemonstrasikan senam lansia
3. Fasilitator :
a. Elverda kirana nadia
b. Enes Astriani
c. Evi Sugiarti
d. Fahrul Rozi
e. Kiky Mulyanengsih
f. Imam Maulana Yusuf
g. Leni Rahayu
h. Iin Dahniati Sa'ah
i. Mahari
Uraian tugas :Memotivasi peserta senam untuk berperan aktif dalam melakukan
gerakan senam.
4. Observer :
a. Mutoharoh
b. Gita Fristiany
c. Syarief Hidayah Tullah
d. Ninda Uteri
e. Triyanti
f. Rika Ayu Astika
g. Ratna Ningsih
h. Riki Iwan Maulana
i. Satrio Febriyanto
Uraian Tugas : Mengamati proses pelaksanaan senam dari awal sampai akhir dan
membuat laporan sebelum kegiatan dan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.
5. Dokumentasi :
a. Siti Khodijah
b. Siti Khonisa
c. Yayang Fitriyani
d. Yopi Rahmat Darmawan
Uraian Tugas : Mendokuntasikan kegiatan

H. Setting tempat
: Penyaji

: Mahasiswa

: Warga

: Dokumentasi

I. Materi penyuluhan
(Terlampir)

J. Uraian kegiatan

No Langkah Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. Pendahuluan 5 menit 1. Mengucapkan salam  Peserta menjawab
2. Memperkenalkan diri salam
3. Menjelaskan tujuan umum  Memperkenalkan
4. Kontrak waktu diri
 Menjelaskan tujuan
umum
 Kontrak waktu
2. Penyajian 10 Penyampaian materi
menit 1. Menjelaskan pengertian  Memperhatikan
senam lansia
2. Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan
senam lansia
3. Menjelaskan manfaat  Memperhatikan
dilakukan senam lansia
 Memperhatikan
4. Menjelaskan prinsip-
prinsip senam pada lansia
5. Menjelaskan latihan fisik  Memperhatikan
untuk lansia
6. Menjelaskan dan  Memperhatikan
mempraktekan langkah- dan mempraktekan

langkah senam pada lansia


3. Demonstrasi 30 1. Tanya jawab  Bertanya
menit 2. Menyampaikan kembali  Mempraktekan
3. Melakukan kegiatan senam senam bersama
bersama
4. Penutup 5 menit 1. Memberikan pertanyaan  Menjawab
2. Penyuluh dan sasaran pertanyaan
menyimpulkan materi  Mendengarkan
3. Mengucapkan salam  Menjawab salam
penutup

K. Evalusi
a. Evaluasi struktur
1. Tempat dan peralatan yang dibutuhkan tersedia
2. Mahasiswa menjalankan tugas yang diberikan
b. Evaluasi proses
1. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan pereencanaan
2. Kegiatan terlaksana sesuai dengan waktu yang direncanakan

L. Dokumentasi
(Terlampir)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
SENAM HIPERTENSI

Disusun Oleh :
KELAS A

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
INDRAMAYU
2022

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Pokok Pembahasan : Senam Hipertensi


Hari / Tanggal : Senin, 24 April 2022
Waktu : Pukul 15.00 WIB
Tempat : Desa Ranjeng
Sasaran : Lansia

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan peserta penyuluhan
dapat memahami informasi mengenai Senam Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan peserta penyuluhan
akan mampu :
- Mengetahui pengertian Senam Hipertensi
- Mengetahui Manfaat Senam Hipertensi
- Mengetahui hal yang perlu diperhatikan pada penderita hipertensi
- Mengetahui langkah-langkah Senam Hipertensi

B. Materi
Terlampir

C. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
- Gerak Senam

D. Strategi
- Kontrak waktu pasien
- Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti

E. Pelaksanaan Kegiatan
No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Waktu Media
Kegiatan Peserta
1 Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab 1 Menit Suara
dan salam
memperkenalkan
diri
- Menjelaskan tujuan - Mendengark
penyuluhan an
2 Isi Menjelaskan materi - Mendengark 6 Menit Leaflet
penyuluhan mengenai an dan
Senam Hipertensi Menyimak
- pengertian Senam
Hipertensi
- Manfaat Senam
Hipertensi
- hal yang perlu
diperhatikan pada
20
penderita
menit
hipertensi
- langkah-langkah
Senam Hipertensi Mengikuti
Melakukan gerakan
senam hipertensi
3 Penutup - Melakukan evaluasi - Menjawab 3 Menit Suara
dengan cara
memberikan
pertanyaan untuk
peserta terkait
- Mendengark
materi
an
- Menyimpulkan hasil
penyuluhan

F. Media Penyuluhan
Media yang digunakan : Leaflet

G. Evaluasi
1. Evaluas Struktur
a. Kesiapan pasien dalam mengikuti penyuluhan Senam Hipertensi
b. Media dan alat memadai
c. Tempat sesuai dengan kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Pasien antusias dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
- Pasien dapat menjelaskan pengertian Senam Hipertensi
- Pasien dapat menjelaskan Manfaat Senam Hipertensi
- Pasien dapat menjelaskan hal yang perlu diperhatikan pada penderita hipertensi
- Pasien dapat menjelaskan dan memperagakan langkah-langkah Senam Hipertensi
MATERI

A. Pengertian
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan tertarah serta terencana
yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan
kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
Senam berasal dari bahasa Yunani gymnastic (gymnos) yang berarti telanjang,
dimana pada zaman tersebut orang yang melakukan senam harus telanjang, dengan
maksud agar keleluasaan gerak dan pertumbuhan badan yang dilatih dapat terpantau
(Suroto,2004).

B. Manfaat Senam Hipertensi


- Melancarkan peredaran darah dalam tubuh sehingga menurunkan tekanan darah
dan menghindari penyakit tekanan darah tinggi
- Mengurangi stress dan ketegangan pikiran
- Meningkatan sistem kekebalan tubuh sehingga terhindar dari penyakit yang
menyerang kaum lansia

C. Hal Yang Perlu Diperhatikan pada Penderita Hipertensi.


- Kelebihan berat badan
- Usahakan cukup asupan kalium
- Batasi konsumsi alkohol
- Kurangi asupan natrium

D. Langkah –langkah Senam Hipertensi


1. Berdiri atau duduk tegak kepala lurus kedepan
2. Desak dagu hingga kepala terdorong kebelakang
3. Tarik kepala hingga dagu menyentuh dada
4. Tarik kepala kesamping hingga telinga menyentuh bahu secara bergantian
5. Letakan dagu pada bahu secara bergantian
6. Mengangkat dab mendorong tangan keatas
7. Menyilangkan satu tangan di belakang kepala secara bergantian
8. Menyilangkan kedua tangan dibelakang kepala
Dokumentasi
LAPORAN PRE- PLANNING MMD II

I Latar Belakang Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) II adalah


pertemuan seluruh warga desa untuk membahas hasil
kegiatan yang telah diimplementasikan dan kegiatan
tindak lanjut yang telah disetujui bersama dan akan
dilaksanakan oleh masyarakat desa Ranjeng
II Nama Kegiatan MMD II (Musyawarah Masyarakat Desa II)
III Tujuan Kegiatan Tujuan Umum:
Tujuan dilakukan MMD II adalah agar masyarakat
dapat melanjutkan kegiatan yang disetujui bersama

Tujuan Khusus:
1. Menanggulangi masalah kesehatan melalui
pelaksanaan desa
2. Masyarakat dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan
yang telah disetujui bersama untuk menanggulangi
masalah kesehatan

IV Srategi Kegiatan Cara Pendekatan:


Mempersiapkan dan menyusun proposal MMD,
libatkan seluruh anggota kelompok untuk bekerjasama,
kemudian lakukan tugas yang merata. Lakukan
koordinasi bersama pembimbing untuk dilakukannya
MMD II. Buatlah dan sebarlah undangan kepada
perangkat desa atau RW/RT, pihak puskesmas dan
tokoh masyarakat setempat serta warga masyarakat
lain yang diharapkan dapat hadir pada acara MMD II
tersebut.

Persiapan sebelum pelaksanaan MMD II diataranya


adalah:
1. Data hasil MMD II
2. Laptop
3. Infocus
4. Daftar hadir

Pelaksanaan Kegiatan MMD 1:


1. Pembukaan
2. Sambutan-sambutan
a. Ketua panitia/pelaksana
b. Kepala Desa atau ketua RW atau tokoh
masyarakat
c. Kepala puskesmas atau petugas kesehatan.
3. Pembacaan data hasil MMD II
4. Diskusi untuk tindak lanjut kegiatan di
masyarakat
5. Doa.
6. Penutup.

Waktu:
Rabu, 27 April 2022

Tempat:

Balai Desa Ranjeng

Penyandang Dana:
Dana bersumber dari dana mahasiswa sebesar RP.
25.000.00.,
Penanggung jawab:
Achmad Sucipto

V Evaluasi Evaluasi Struktur:


Rencana MMD II akan dilakukan tiga hari, dimana
sebelumnya sudah dilakukan persiapan tentang MMD
II yaitu:
1. Diskusi dengan pembimbing terkait diadakannya
MMD II
2. Penyebaran undangan untuk warga yang di
undang meliputi dosen pembimbing, Kepala Desa,
Ketua RT dan RW, Petugas Puskesmas,
Perwakilan Warga.
3. Membuat hasil kegiatan yang telah
diimplementasikan dan rencana tindak lanjut
kegiatan untuk masyarakat
4. Evaluasi mengenai hasil dari MMD II yaitu kapan
akan dilakukan tindakan lanjutan yang akan
dilaksanakan oleh masyarakat

Evaluasi Proses:
1. Penyajian hasil kegiatan yang telah
diimplementasikan berjalan dengan lancar
2. Evaluasi mengenai pelaksaan tindakan yang
dilakukan sesuai perencanaan.

Evaluasi Hasil:
1. Perwakilan dari Pemerintahan Desa, RT, RW,
UPTD Puskesmas, Ketua Prodi Profesi Ners,
Pembimbing Stase Keperawatan keluarga dan
Komunitas hadir
2. Diterima kegiatan yang telah diimplementasikan
dan disepakati rencana tindak lanjut program
kegiatan yang akan dilakukan masyarakat
3. Evaluasi hasil pelaksanaan tindakan dan
pelaksanaan MMD II di Desa Ranjeng.

IMPLEMENTASI MASALAH KESEHATAN I

Perilaku kesehatan cenderung beresiko tentang covid-19 RENCANA TINDAKAN :

Pembagian masker

Sosialisasi tentang COVID-19 bekerjasama dengan lintas sektor

PELAKSANAAN TINDAKAN :

Pada Selasa 05 April 2022 telah dilaksanakan pembagian masker dan sosialisi tentang COVID-
19 tempat di Desa Ranjeng RT 01-07 Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu.

IMPLEMENTASI MASALAH KESEHATAN II (PROGRAM UKS)

Perilaku kesehatan cenderung beresiko tentang penyuluhan cuci tangan

RENCANA TINDAKAN :

Penyuluhan cuci tangan

Sosialisasi tentang 6 langkah mencuci tangan dengan benar

Sosialisasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PELAKSANAAN TINDAKAN :

Pada Sabtu 09 April 2022 telah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang cara mencuci tangan
dengan benar juga memberikan edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

IMPLEMENTASI MASALAH KESEHATAN III

Defisit pengetahuan tentang hipertensi RENCANA TINDAKAN :

Penyuluhan kesehatan tentang hipertensi

PELAKSANAAN TINDAKAN :

Pada Selasa 12 April 2022 telah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang hipertensi
juga disertai pengukuran tekanan darah dan pembagian takjil di RT 07 karena saat dilakukan
pengkajian jumlah terbanyak kasus hipertensi berada di Desa Ranjeng RT 07 .
IMPLEMENTASI MASALAH KESEHATAN IV

Program kesehatan dan keselamatan kerja/ Kesja

RENCANA TINDAKAN :

Penyuluhan terkait penggunan dan perlengkapan APD

PELAKSANAAN TINDAKAN :

Pada Rabu 13 April 2022 telah dilakukan kegiatan penyuluhan terkait penggunan dan
perlengkapan APD di Pabrik Tahu RT 01 Desa Ranjeng.

IMPLEMENTASI MASALAH KESEHATAN V

Kerja Bakti di Desa Ranjeng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu

RENCANA TINDAKAN :

Kerja Bakti di Desa Ranjeng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu

PELAKSANAAN TINDAKAN :

Pada Sabtu 16 April 2022 telah dilakukan kegiatan Kerja Bakti di Desa Ranjeng RT 01.

IMPLEMENTASI MASALAH KESEHATAN VI

Kegiatan penkes tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan penyebaran bubuk abate dirumah
warga RT 01-07

RENCANA TINDAKAN :

Melakukan Kegiatan penkes tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Desa Ranjeng RT 01-
07 Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu

PELAKSANAAN TINDAKAN :

Pada Selasa 19 April 2022, di Desa Ranjeng RT 01-07

IMPLEMENTASI MASALAH KESEHATAN VII

Program Lansia (Senam Hipertensi)

RENCANA TINDAKAN :
Melakukan Senam Hipertensi di Desa Ranjeng RT 03 Kecamatan Losarang Kabupaten
Indramayu

PELAKSANAAN TINDAKAN :

Pada Senin 25 April 2022 telah dilakukan kegiatan Senam Hipertensi di RT 03 Desa Ranjeng

EVALUASI HASIL KEGIATAN 1 (Pembagian Masker dan Penyuluhan Covid-19)

Respon warga kooperatif

Kegiatan dilaksanakan oleh mahasiswa sejumlah 26 mahasiswa yang terbagi dalam 7 kelompok

Untuk dana pembagian masker, sosialisasi tentang Covid-19 tentang berjumlah Rp. 217.000

Dana tersebut diambil dari uang kas mahasiswa

Kegiatan terlaksana sesuai dengan perencanaan

EVALUASI HASIL KEGIATAN II (Program UKS Penyuluhan Cuci Tangan)

Respon siswa antusias saat dilakukan penyuluhan dan memperagakan gerakan cuci tangan

Kegiatan dilakukan oleh mahasiswa sejumlah 33 orang

Kegiatan dilakukan di SDN Ranjeng 1 yang dihadiri 140 siswa kelas 1-6

Untuk dana penyuluhan cuci tangan berjumlah Rp. 320.000, dana tersebut diambil dari uang kas
mahasiswa

EVALUASI HASIL KEGIATAN III (Penyuluhan hipertensi, pemeriksaan tekanan darah, dan
pembagian takjil)

Respon warga kooperatif

Kegiatan dilaksanakan oleh mahasiswa sejumlah 30 orang

Dana kegiatan penyuluhan hipertensi, pemeriksaan tekanan darah, dan pembagian takjil
berjumlah Rp. 193.500

EVALUASI HASIL KEGIATAN IV (Program Kesja Penyuluhan tentang APD)

Respon karyawan baik

Kegiatan dilaksanakan oleh mahasiswa sejumlah 16 orang

Dana kegiatan program kesehatan kerja tentang penyuluhan APD berjumlah Rp. 52.000

EVALUASI HASIL KEGIATAN V (Kerja Bakti)


Respon warga baik

Kegiatan dilaksanakan oleh mahasiswa sejumlah 11 orang

Dana kegiatan kerja bakti berjumlah Rp. 215.000

EVALUASI HASIL KEGIATAN VI (Penkes PHBS dan pembagian bubuk abate)

Respon warga baik

Kegiatan dilaksanakan oleh mahasiswa sejumlah 18 orang

Dana kegiatan penkes PHBS berjumlah Rp. 24.000

EVALUASI HASIL KEGIATAN VII (Program Senam Hipertensi pada Lansia)

Kegiatan dilakukan dari pukul 15.00-15.30 WIB

Lansia kooperatif dalam pelaksanaan senam

Terdapat satu orang lansia yang tidak mengikuti kegiatan sampai akhir karena sakit

Kegiatan dilaksanakan oleh mahasiswa sejumlah 18 orang

Kegiatan diikuti oleh lansia sebanyak 14 orang

Kegiatan terlaksana sesuai perencanaan

Dana kegiatan program senam hipertensi pada lansia berjumlah Rp. 89.000

KEGIATAN UKS

RENCANA TINDAKAN :

Pendidikan Kesehatan tentang pencegahan penyebaran covid-19

PELAKSANAAN TINDAKAN :
Pada tanggal 8 juli 2021 telah dilakukan kegiatan pendidikan Kesehatan tentang cara
pencegahan penyebaran covid-19 di SMP Negeri 1 Losarang yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada siswa dan siswi tentang pencegahan Covid-19.

EVALUASI KEGIATAN :

Jumlah siswa yang hadir 14 siswa dari 20 siswa anggota KKR

Kegiatan dilaksanakan oleh mahasiswa sejumlah 19 mahasiswa yang terbagi dalam 2 kelompok

Kelompok pertama (kelompok 2) berjumlah 9 orang dan kelompok ke-2 (kelompok 3)


berjumlah 10 orang

Pada saat dilakukan pendidikan Kesehatan siswa kooperatif dan banyak yang bertanya serta
banyak yang berani maju kedepan untuk demonstrasi cuci tangan.

Kegiatan terlaksana sesuai perencanaan


YAYASAN INDRA HUSADA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
PANITIA MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD) II
Kampus: Jl. Wirapati Telp.(0234) 272020 Fax. (0234) Kec.Sindang Kab.Indramayu

KEPANITIAAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA II


DESA RANJENG TAHUN 2022
Ketua Panitia Achmad Sucipto
Sekretaris Arils Olivia Afrilianti
Enes Astriani
Bendahara Kiky Mulyanengsih
Sie Acara Aan Milayanti
Elsa Ainun Innayah
Satrio Febriyanto
Sie Humas Andres Meilino
Yayang Fitriyani
Siti Khonisa
Mahari
Sie Konsumsi Siti Khodijah
Mutoharoh
Ani Maulani Sari
Eka Rizky Setiawan
Dimas Prasetyo
Sie Peralatan Yopi Rahmat Darmawan
Syarif Hidayah Tullah
Riki Iwan Maulana
Sie Penerima Tamu Agnes Sari Permana
Elverda Kirana Nadia
Sie Dokumentasi Iin Dahniati Sa’ah
Leni Rahayu
Pengisi Acara MC : Gita Fristiyani
Moderator : Riki Iwan Maulana
Presentator : Arlis Olivia Afrilianti
YAYASAN INDRA HUSADA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
PANITIA MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD) II
Kampus: Jl. Wirapati Telp.(0234) 272020 Fax. (0234) Kec.Sindang Kab.Indramayu

LAPORAN KEGIATAN
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD) II

Pada hari Rabu, tanggal 27 April 2022 telah dilaksanakan kegiatan Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD) II. Kegiatan tersebut bertempat di Balai Desa Ranjeng dan dihadiri
oleh:
1. Mahasiswa Praktik Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) : 65 Orang
2. Tamu Undangan : Orang
Hasil dari kegiatan tersebut adalah penyampaian hasil kegiatan atau implementasi
yang sudah dilaksanakan selama 7 hari di Desa Ranjeng RT 01 s/d RT 07 / RW 01-03.
Demikian laporan ini dibuat untuk dipergunakan sepenuhnya.

Indramayu, 27 April 2022

Panitia Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) II

Anda mungkin juga menyukai