Anda di halaman 1dari 28

TUGAS GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN GOUT ARTRITIS

KELOMPOK 5
1. MUHAMMAD ARIFUDIN
2. SUDIYONO
3. RETNO ADE SAPUTRA
4. MIKDA AZALI
5. SETIAWAN PRIADI
6. AGUNG HERMAWAN
7. BUDI SANTOSO
8. RITNO SETYA NINGRUM
9. SUHANDOKO

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN KONVERSI


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN GOUT ARTRITIS

I. PENDAHULUAN
Artritis pirai (gout) adalah kelompok penyakit heterogen sebagai
akibat deposisi kristal monosodium urat (MSU) pada jaringan atau
akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraseluler. Penyakit
ini sering menyerang pria paruhbaya hingga manula dan wanita
postmenopause. Manifestasi klinik deposisi urat meliputi artritis gout
akut dan kronik yang episodik, akumulasi kristal pada jaringan yang
merusak tulang (tofi), batu asam urat dan nefropati gout. Gangguan
metabolisme yang mendasari gout adalah hiperurisemia (peninggian
kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl pada pria dan 6,0 mg/dl pada wanita).
Sejak tahun 1960-an telah diterima konsep bahwa timbunan kristal
urat pada persendian adalah sebagai penyebab artritis gout.

II. PENGERTIAN
Gout atau gout artritis atau artritis pirai adalah
 Suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan
berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya
endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi
sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah
(hiperurisemia) (www.medicastrore.com).
 Suatu kelainan metabolik yang mana laki-laki delapan sampai
sembilan kali lebih sering terkena daripada wanita. (Perawatan
Medikal Bedah 2. hal 351, Barbara C. Long)

III. EPIDEMIOLOGI
Arthritis gout lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan
perempuan, puncaknya pada dekade ke-5. Di Indonesia, arthritis gout
terjadi pada usia yang lebih muda, sekitar 32% pada pria berusia
kurang dari 34 tahun. arthritis gout di Bandungan, Jawa Tengah,
prevalensi pada kelompok usia 15-45 tahun sebesar 0,8%; meliputi
pria 1,7% dan wanita 0,05%. Di Minahasa (2003), Proporsi kejadian
arthritis gout sebesar 29,2% dan pada etnik tertentu di Ujung Pandang
sekitar 50% penderita rata-rata telah menderita gout 6,5 tahun atau
lebih setelah keadaan menjadi lebih parah

IV. ETIOLOGI
Asam urat merupakan zat sisa yang dibentuk oleh tubuh pada saat
regenerasi sel. Beberapa orang yang menderita gout membentuk
banyak asam urat dalam tubuhnya dan tubuh tidak efektif dalam
membuang asam urat melalui air seni, sehingga asam urat
menumpuk dalam darah. Genetik, jenis kelamin dan nutrisi
(peminum alkohol, obesitas) memegangperanan penting dalam
pembentukan penyakitgout.

Oleh karena itu penyebab gout adalah hiperurisemia umum. Asam


urat, urin produk degradasi, disintesis terutama di hati. 2 / 3 dari
total asam oleh ginjal, dan sisanya disekresi ke dalam usus.
Menyebabkan hiperurisemia dapat dibagi menjadi sebagai akibat dari
gangguan atas produksi dan gangguan akibat penurunan klirens saraf
di ginjal. Sebagian besar kasus gout (90%) berasal dari saraf sekresi
asam menurun. 5% dari pasien mengalamiover produksi asam
sebagai akibat dari defek enzim otot yang diturunkan
(fosforibosiltransferase adenin defisiensi hipoksantin-guanin.

Penyebab timbulnya gejala artritis akut adalah reaksi inflamasi


jaringan terhadap pembentukan kristal monosium urat
monohidrat. Sehinggadari penyebabnya, penyakit ini digolongan
sebagai kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan
gangguan kinetik asam urat yaitu hiperurisemia. Hiperurisemia pada
penyakit ini terjadi karena:
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan
a. Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang
bertambah.
b. Gout sekunder metabolik, disebabkan oleh pembentukan asam
urat yang berlebihan karena penyakit lain seperti leukemia,
terutama bila diobati dengan sitostatika, psoriasis, polisitemia
vera, dan mielofibrosis.
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melaluiginjal.
a. Gout primer renal, terjadi karena gangguan ekskresi asam urat
di tubuli distal ginjal yangsehat.
b. Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal,
misalnya gagal ginjal kronik.
3. Perombakan dalam usus yang berkurang, namun secara klinis hal
ini tidak begitu penting.

V. PATOFISIOLOGI
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh
pembentukan berlebihan atau penurunan eksresia sam urat, ataupun
keduanya.

Sintesis purin  Nukleotida purin As.Nukleat


dalam tubuh Jaringan

Diet purin
Purin

Asam urat
Urikolisis
intestinal

Ekskresi Renal
VI. GEJALA KLINIS
Terdapat empat tahap, dari perjalanan klinis penyakit gout yang tidak
diobati, yaitu:
1. Tahap pertama adalah hiperurisemia
Dalam tahap ini penderita tidak menunjukkan gejala-gejala selain
dari peningkatan asam urat serum. Hanya 20% dari penderita
hiperurisemia asimtomatik yang berlanjut menjadi serangan gout
akut
2. Tahap kedua adalah artritis goutakut
Pada tahap ini terjadi awitan mendadak pembengkakan dan
nyeri luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan
metatorsofalangcal. Artritis bersifat monoartikular dan
menunjukkan tanda-tanda peradangan lokal. Mungkin terdapat
demam dan peningkatan jumlah sel darah putih. Serangan gout
akan biasanya pulih tanpa pengobatan, tetapi dapat memakan waktu
10-14 hari.
3. Tahap ketiga adalah tahap interkritis
Tidak terdapat gejala-gejala pada masa ini, yang dapat berlangsung
dari beberapa bulan sampai tahun.
4. Tahap keempat adalah gout kronik
Di mana timbunan urat terus bertambah dalam beberapa tahun
jika pengobatan tidak dimulai. Peradangan kronik akibat kristal-
kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku, juga
pembesaran dan penonjolan dari sendi yang bengkok. Serangan
akut dari artritis gout dapat terjadi dalam tahap ini. Awitan dan
ukaran tofi secara proporsional mungkin berkaitan dengan kadar
asam urat. Bursa olekranon, tendon Archilles, permukaan ekstensor
lengan bawah, bursa infrapatelar, dan heliks telinga adalah tempat-
tempat yang sering dihinggapi tofi.

VII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC


1. Gambaran Radiologis
Gambaran radiologis yang khas pada artritis gout menahun
(chronic tophaceusgout)  adalah perubahan kistik, erosi berbatas
tegas yang dideskripsikan sebagai punched out lesions dan penggir
tulang yang overhanging (Martel’s sign atau G sign). Gambaran ini
berhubungan dengan kalsifikasi jaringan lunak. Tetapi, gambaran
radiografis serupa juga dapat ditemui pada osteoartritis erosif,
artripati apatit destruktif, dan rheumatoidarthritis.
2. USG

3. Computed Tomografi Figure2

4. MRI
5. Hasil Laboratorium
a. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat, yang menunjukkan
inflamasi
b. Sel Darah Putih (SDP) meningkat (leukositosis)
c. Ditemukan kadar asam urat yang tinggi di dalam darah
6. Pada pemeriksaan terhadap contoh cairan sendi di bawah
mikroskop khusus akan tampak kristal urat yang berbentuk seperti
jamur 
7. Pemeriksaan sinar X dari daerah yang terkena untuk menunjukkan
masa tefoseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi

VIII. PENATALAKSANAAN
1. Penggolongan makanan Berdasarkan kandungan purin :
a. Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-
800 mg/100 gram makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung,
paru, lain-lain jeroan, udang, remis, kerang, sardin, herring,
ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta
makanan dalam kaleng.
b. Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-
150 mg/100 gram makanan) adalah ikan yang tidak termasuk
golongan A, daging sapi, kerang- kerangan, kacang-kacangan
kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun
singkong, daun pepaya, kangkung.
c. Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih
ringan (0-50 mg/100 gram makanan) adalah keju, susu,
telur, sayuran lain, buah-buahan.
d. Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar
asam urat melebihi 7mg/dl dengan tidak mengonsumsi
bahan makanan golongan A dan membatasi diri makanan
golongan B. Juga membatasi diri mengonsumsi lemak serta
disarankan untuk banyak minum air putih.
e. Apabila dengan pengaturan diet masih terdapat gejala-gejala
peninggian asam urat darah, sebaiknya berkonsultasi dengan
dokter terdekat untuk penanganan lebih lanjut.
f. Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu
berat, cepat tanggap dan rutin memeriksakan diri ke dokter.
Karena sekali menderita, biasanya gangguana sam urat akan
terus berlanjut.

2. Terapi Farmakologi
a. NSAIDs, seperti ibuprofen atau naproxen, secara umum
diberikan untuk mengobati serangan berat dan mendadak,
obat ini biasanya menurunkan peradangan dan nyeri dalam
beberapa jam.
b. Kortikosteroid, dapat diberikan pada orang yang tidak
dapat menggunakan NSAIDs. Steroid bekerja sebagai anti
peradangan. Steroid dapat diberikan dengan suntikan langsung
pada sendi yang terkena atau diminum dalam bentuk tablet
c. Colchicine sering juga digunakan untuk mengobati
peradangan pada penyakit gout. Obat ini memberi hasil cukup
baik bila pemberiannya pada permulaan serangan. Sebaliknya
kurang memuaskan bila diberikan sesudah beberapa hari
serangan pertama. Cara pemberian colchicines:
1) Intravena
Cara ini diberikan untuk menghindari gangguan GTT. Dosis
yang diberikan tunggal 3 mg, dosis kumulatif tidak boleh
melebihi 4 mg dalam 24 jam.
2) Pemberian oral 
Dosis yang biasa diberikan sebagai dosis colchicinadalah 1 mg
kemudian diikuti dengan dosis 0.5 mg setiap 2 jam sampai
timbul gejala intoksikasi berupa diare. Jumlah dosis colchicine
total biasanya antara 4-8 mg
d. Allupurinol dapat menurunkan kadar asam urat dengan
cara menekan produksi asam urat. Obat ini bekerja pada
metabolisme asam urat dengan mencegah perubahan zat
purine dalam makanan menjadi asam urat. Pengobatan ini
tidak dianjurkan fungsi ginjal yang kurang, selain itu dapat
menimbulkan efek samping seperti kemerahan dan
kerusakan hati.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. S
DENGAN ASAM URAT DI DESA MEJASEM TIMUR
RT 05 RW 01 KABUPATEN TEGAL

A. PENGKAJIAN KLIEN LANJUT USIA


1. Identitas
Nama klien : Ny. S
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status marital : Kawin
Pendidikan : SD (Tidak lulus )
Alamat rumah/ telepon : Mejasem Timur – Kecamatan
Kramat
Orang yang paling dekat dihubungi : Suami (Tn. T)
Tanggal pengkajian : 27Juni 2018

2. Status Kesehatan Saat Ini


Klien mengatakan kaki kiri dan kanan sakit sering kram atau merasakan
nyeri seperti di tusuk benda tajam, nyeri berkurang saat istirahat atau saat
tidak digerakkan dan nyeri bertambah jika melakukan aktivitas seperti
duduk sila lama saat mendengarkan ceramah di mesjid, skala nyeri 5 (0-
10), nyeri bertambah jika digerakkan. Pasien juga mengatakan karena rasa
nyeri ini aktivitasnya kadang terganggu dan terhambat, sulit melakukan
aktivitas karena rasa sakit pada kakinya.

3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Klien mengatakan tidak pernah dirawat dan tidak pernah mengalami
kecelakaan.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, jantung
dan Diabetes Mellitus

Genogram

: laki-laki
: perempuan
: klien

5. Pengkajian persistem (jelaskan kondisi klien lanjut usia sesuai sistem


dibawah meliputi penyataan, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang
lainnya)
a. Keadaan Umum (tingkat ringan dan beratnya penyakit, kesadaran dan
TTV)Keadaan umum baik, kesadaran composmetis E4 M6 V5 GCS
15, Tekanan darah: 120/90mmHg, Nadi 82x/menit, Suhu: 36,60C,
Respirasi 20x/menit.
b. Integumen
Kulit klien kering, turgor kulit >2detik, tidak terdapat lesi, warna kulit
sawo matang.
c. Sistem hemopoetik
Tidak ada perdarahan di hidung, mulut, tidak ada tanda lebam.
d. Kepala (rambut, kulit kepala, sekitar wajah, mata, telinga, mulut dan
tenggorokan).
1) Rambut
Rambut pendek, memakai kerudung dan rambut beruban, tidak
berketombe, kulit kepala bersih dan tidak ada kutu di kepala.
2) Mata
Letak mata simetris, pupil isokor, terdapat katarak, penglihatan
tidak berfungsi.
3) Telinga
Bentuk simetris, tidak terdapat serumen, pendengaran baik, tidak
memakai alat bantu mendengar.
4) Mulut dan tenggorokan
bentuk bibir simetris, mukosa mulut lembab, jumlah gigi tidak
lengkap (5) terdapat caries, tidak ada perdarahan pada gusi,
kemampuan menelan dan mengunyah baik.
5) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan tidak ada pembesaran
JVP.
6) Payudara
Payudara sismetris, terdapat puting susu kanan dan kiri, tidak ada
pembengkakan atau luka
7) Sistem pernafasan
Pola nafas normal RR 20x/ menit, bentuk hidung simetris, tidak ada
pernafasan cuping hidung, bunyi napas vesikuler, perkembangan
dada simetris, tidak memakai alat bantu otot pernafasan
8) Sistem kardiovaskuler
Bunyi jantung normal (lup-dup), irama reguler, tekanan darah
130/90 mmHg. CRT >2 detik
9) Sistem gastrointestinal
Bising usus 6x/menit, tidak terdapat acites, tidak ada nyeri tekan,
BAB 1x sehari dengan konsistensi setengah padat.
10) Sistem perkemihan
Tidak ada keluhan saat BAK, klien bisa BAK secara di bombing ke
kamar mandi, klien BAK dalam waktu yang tidak
ditentukkan.Tidak terdapat distensi kandung kemih.

11) Sistem reproduksi


Setelah dilakukan pengkajian klien mengatakan tidak ada keluhan
pada sistem reproduksi.
12) Sistem muskoloskeletal
Bentuk simetris tidak ada kelainan, tidak ada fraktur, Kaki kiri dan
kaki kanan kuat untuk jalan dan berpindah kadang sering mengeluh
nyeridan kram jika digerakkan dan berpindah. Nyeri yang
dirasakan seperti di tusuk benda tajam, nyeri hilang timbul. tangan
kanan dan kiri cukup kuat.

Kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555

13) Sistem persyarafan


a) Nervus I (fungsi penciuman)
Klien mampu menyebutkan bau minyak kayu putih dalam
keadaan mata tertutup.
b) Nervus II (fungsi visual dan lapang pandang)
Klien sudah tidak bisa melihat.
c) Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlear danabducens)
Respon pupil terhadap cahaya normal, klien sudah tidak bisa
melihat karena katarak.
d) Nervus V (Trigeminus)
Klien mampu merasakan sensasi saat diberikan sentuhan kapas
pada kelopak mata atas dan bawah.
e) Nervus VII (Facialis)
Klien mampu merasakan sensasi rasa pada lidah seperti rasa
asam, manis, pahit, dan asin. Klien mampu mengontrol ekspresi
muka seperti tersenyum, mengerutkan dahi, menutup mata
sementara.

f) Nervus VIII (Acustikus)


Pendengaran klien masih berfungsi dengan baik, klien berjalan
menggunakan tongkat sehingga keseimbangannya terganggu.
g) Nervus IX (Glossopharingeal) dan nervus X (Vagus)
Klien mampu mengucapkan “aaaaaa” dan saat klien diminta
untuk menelan, klien mampu menelan dengan baik.
h) Nervus XI (Accessorius)
Klien mampu menoleh kesamping dengan melawan tahanan,
klien mampu mengangkat bahu ketika pemeriksa berusaha
menelan.
i) Nervus XII (Hypoglosus)
Klien mampu menggerakkan lidahnya kekanan dan kiri, dan
mampu memasukkan lidah dengan cepat.
14) Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening, tidak mengalami akromegali.

6. Pola aktivitas sehari-hari


Personal hygine dengan mandiri, makan 3xsehari, klien tidur siang selama
2 jam, tidur malam 6 jam, klien eliminasi dengan baik, setiap hari klien
melakukan aktivitas, menyapu dan memasak.
7. Pengkajian Status Fungsional, Kognitif, Afektif dan Sosial klien
a. Pengkajian Status Fungsional
KATZ Indeks
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
Katz A Mandiri dalam : Mandi, Berpakaian, Ke
Toilet,Berpindah, Kontinen BAK/BAB, dan
Makan
Katz B Mandiri, untuk 5 fungsi diatas
Katz C Mandiri,kecuali mandi
Katz D Mandiri, kecuali mandi, Berpakaian & 1 fungsi
diatas
Katz E Mandiri, kecuali mandi, Berpakaian,Ke Toilet & 1
fungsi diatas
Katz F Mandiri, kecuali mandi, Berpakaian,Ke Toilet,
Berpindah& 1 fungsi diatas
Katz G Ketergantungan untuk semua 6 fungsi diatas
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi
tidak dapat diklasifikasikan sebagai C,D,E,F dan G
Klien termasuk dalam kategori Katz A yaitu mandiri dalam
melakukan makan, kontinen dalam BAB dan BAK, menggunakan
pakaian, personal hygiene, ke kamar kecil dan mandi.

b. Pengkajian Status Kognitif dan Afektif


SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE
(SPMSQ)
SKOR N Pertanyaan Jawaban
O
+ -
√ 1. Tanggal berapa hari ini ? 27Juni 2018
√ 2. Hari apa sekarang ini? Kamis
√ 3. Apa nama tempat ini? Rumah
√ 4. Dimana alamat anda? Mejasem Timur
√ 5. Berapa umur anda? 72 tahun
- 6. Kapan anda lahir? ?
√ 7. Siapa nama presiden Indonesia Jokowi
sekarang?
√ 8. Siapa presiden sebelumnya? SBUY
√ 9. Siapa nama kecil ibu anda? Siti halimah
√ 10. Kurang 3 dari 20 dan tetap 15 – 5= 10
pengurangan 3 dari setiap angka 25 - 5 =10
baru,semua secara menurun! 21 - 5 = 16

Penilaian SPMSQ :
Kesalahan 0-2 Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4 Fungsi intelektual ringan
Kesalahan 5-7 Fungsi intelektual sedang
Kesalahan 8-10 Fungsi intelektual berat
Klien termasuk dalam kategori kesalahan 0-2 fungsi intelektual
utuh karena klien tidak menjawab “Kapan anda lahir?”, dan itu bisa
dimaklumi karena klien hanya berpendidikan sekolah dasar. Dapat
disimpulkan status kognitif klien baik atau dalam kategori
intelektual utuh.

c. MINI MENTAL STATE EXAM (MMSE)


Aspek Nilai Nilai
No Kriteria
Kognitif Maksimal Klien
1 Orientasi 5 5 - Menyebutkan dengan benar
(tahun, musim, hari, tanggal,
bulan) Kamis, 27 Juni 2018
5 5 musim kemarau.
- Dimana kita sekarang berada
(Negara Indonesia, Provinsi
Jawa Tengah, Kabupaten
Tegal, Mejasem Timur.
2 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama objek (oleh
pemeriksaan, satu detik untuk
mengatakan masing-masing
obyek.
Kemudian tanyakan kepada
klien ketiga obyek tadi (untuk
disebutkan)
Meja, Jam, Motor.
3 Perhatian 5 3 Minta klien untuk memulai
dan dari angka 100 kemudian
kalkulasi dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada nomer 2
(registrasi tadi). Bila benar, 1
point untuk masing-masing
obyek.
5 Bahasa 9 6 - Tunjukkan kepada klien
suatu benda dan tanyakan
Aspek Nilai Nilai
No Kriteria
Kognitif Maksimal Klien
namanya pada klien (jam
tangan dan pulpen).
- Meminta klien untuk
mengulang kata berikut: “tak
ada jika, dan tetapi”.
- Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri
dari 3 langkah, “ ambil
kertas ditangan anda, lipat
dua dan taruh dilantai”.
- Perintahkan pada klien untuk
hal berikut:
Perintahkan pada klien anda
untuk menulis suatu kalimat
dan menyalin gambar (tidak
bisa)

Nilai kemungkinan paling tinggi adalah 30, nilai 21 atau kurang


menunjukkan adanya kerusakan kognitif ya g memerlukan
penyelidikan lanjut. Dalam penilaian yang dilakuakn pada klien
dalam aspek kogbitif, klien termasuk dalam kategori status kognitif
baik karena mendapatkan skore 25.

INVENTARIS DEPRESI BECK

GERIATRIC DEPRESSION SCALE YESAVAGE (Skala Depresi


Geriatrik )
Jawaban Jawaban
No Pertanyaan
Benar Klien
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan
Tidak Ya
kehidupan anda?
Jawaban Jawaban
No Pertanyaan
Benar Klien
2. Apakah anda telah meninggalkan banyak
Ya Tidak
kegiatan dan minat / kesenangan anda?
3. Apakah anda merasa kehidupan anda
Ya Tidak
kosong?
4. Apakah anda merasa sering bosan? Ya Tidak
5. Apakah anda mempunyai semangat yang
Tidak Ya
baik setiap saat?
6. Apakah anda merasa takut sesuatu yang
Ya Ya
buruk akan terjadi pada anda?
7. Apakah anda merasa bahagia untuk
Tidak Ya
sebagian besar hidup anda?
8. Apakah anda merasa sering tidak berdaya? Ya Tidak
9. Apakah anda lebih sering dirumah dari
pada pergi keluar dan mengerjakan sesuatu Ya Ya
hal yang baru?
10. Apakah anda merasa mempunyai banyak
masalah dengan daya ingat anda Ya Tidak
dibandingkan kebanyakan orang?
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda
Tidak Ya
sekarang menyenangkan?
12. Apakah anda me rasa tidak berharga seperti
Ya Tidak
perasaan anda saat ini?
13. Apakah anda merasa penuh semangat? Tidak Ya
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda
Ya Tidak
tidak ada harapan?
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih
Ya Tidak
baik keadaannya dari pada anda?
Skala Depresi Geriatrik Yesavage dengan penilaian jika jawaban
pertanyaan sesuai indikasi dinilai pin 1 (nilai poin 1 untuk setiap
respons yang cocok dengan jawaban Ya atau Tidak setelah
pertanyaan). Nilai 5 atau lebih dapat menandakan depresi.
Berdasarkan hasil pengkajian klien, skor yang didapat dari skala
depresi geriatrik Yesavage adalah 2, yang artinya klien tidak
mengalami depresi karena skor kurang dari 5.
Pengkajian Status Sosial (APGAR Keluarga)
No Uraian Fungsi Skore
1 Saya puas bahwa saya dapat kembali Adaptation 2
kepada keluarga (teman-teman) saya untuk
membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 Saya puas dengan cara keluarga saya Partnership 1
(teman-teman) saya membicarakan sesuatu
dengan saya dan mengungkapkan masalah
dengan saya
3. Saya puas bahwa keluarga (temen-temen) Growth 2
saya menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan aktivitas atau arah
baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (temen- Affection 1
temen) saya mengekspresikan afek dan
berespons terhadap emosi-emosi saya,
seperti marah, sedih atau mencintai
5. Saya puas dengan cara temen-temen saya Resolve 2
dan saya menyediakan waktu bersama-sama
Total 8

Status sosial lansia dapat diukur dengan mengguanakan APGAR


Keluarga. Penilaian jika pertanyaan-pertanyaan yang dijawab
selalu (poun 2). Kadang-kadang (poin 1), hampir tidak pernah
(poin 0). Kategori penilaian jika hasil >3 = tinggi, 4-6 =
menengah / sedang, dan 7-10= rendah. Kesimpulan dari hasil
pengkajian pada Ny. S adalah skor 8 yang termasuk dalam kategori
rendah, jadi status sosial Ny. S baik.

Hasil Laboratorium
Hasil Laboratorium pemeriksaan asam urat klien adalah 6.6 mg/dL

ANALISA DATA
N
DATA MASALAH ETIOLOGI
O
1 DS : Nyeri akut Agen cidera
1. Klien mengatakan kaki kanan biologis
dan kirinya sakit
2. Klien mengatakan kakinya
sering kram
DO :
1. P : nyeri bertambah jika
digerakkan dan berkurang jika
istirahat
Q : nyeri seperti di tusuk benda
tajam
R : kaki kiri dan kanan
S : sedang (skala 5)
T : hilang timbul, kadang nyeri
saat di gerakkan.
2. Klien terlihat meringis kesakitan
menahan rasa sakitnya
3. TD : 120/90 mmHg. Nadi
82x/menit
4. Hasil Laboratorium pemeriksaan
asam urat klien adalah 6.6 mg/dL
2 DS : Gangguan Nyeri
1. Klien mengatakan kaki mobilitas fisik
sulit digerakkan
2. Klien mengatakan rasa
nyeri di kakinya
menggangu aktivitas
3. Klien mengatakan
mengalami kesulitan
dalam berjalan
DO :
N
DATA MASALAH ETIOLOGI
O
Kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555
Klien mengalami perubahan dalam
pergerakkan

a) DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ditandai dengan klien
mengatakan kaki kanan dan kirinya sakit, klien mengatakan kaki kanan
dan kakinya sering kram, P : nyeri bertambah jika digerakkan dan
berkurang jika istirahat, Q : nyeri perih, R : kaki kanan dan kiri, S : sedang
(skala 5), T : hilang timbul, kadang nyeri saat di gerakkan, klien terlihat
meringis kesakitan menahan rasa sakitnya, TD : 120/90 mmHgNadi
82x/menit RR 18x/menit Suhu 36.60C
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Nyeri pada persendian
ditandai dengan klien mengatakan kaki sulit digerakkan, rasa nyeri di
kakinya menggangu aktivitas, klien mengalami kesulitan dalam berjalan,
klien mengalami perubahan dalam pergerakkan.
Kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555

b) RENCANA KEPERAWATAN
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia dan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia
TUJUAN DAN
NO DIAGNOSA INTERVENSI
KRITERIA HASIL
1 1. Nyeri akut Setelah dilakukan Managemen nyeri
berhubungan tindakan Observasi
dengan agen keperawatan selama 1. Identifikasi likasi, karakteristik,
cidera 1x24 jam klien durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
TUJUAN DAN
NO DIAGNOSA INTERVENSI
KRITERIA HASIL
biologis. mengatakan nyeri nyeri.
berkurang dengan 2. Identifikasi skala nyeri
kriteria hasil : 3. Identifikasi faktor yang memperberat
1. Nyeri klien dan memperingan nyeri
berkurang. Terapeutik
2. Gelisah menurun 1. Ajarkankan klien relaksasi nafas
atau merasa dalam
nyaman dan 2. Berikan distraksi nyeri dengan hal
rileks. yang disukai klien
3. Berikan kompres hangat pada bagian
yang terasa nyeri
4. Berikan lingkungan yang nyaman

Edukasi
1. Jelaskan Penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan menggunakan teknik
distraksi relaksasi
4. Anjurkan diet rendah purin
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian terapi obat
analgesik.
2 Hambatan Setelah dilakukan Dukungan Ambulasi
Mobilitas tindakan Observasi
Fisik keperawatan selama 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
berhubungan 1x24 jam di fisik lain nya.
dengan kaku harapkan klien dapat 2. Monitor kondisi umum selama
pada beraktivias kembali melakukan ambulasi
persendian dengan kriteria hasil: Terapeutik
1. Gerakan sendi 1. Libatkan keluarga untuk membantu
TUJUAN DAN
NO DIAGNOSA INTERVENSI
KRITERIA HASIL
klien meningkat pasien dalam meningkatkan ambulasi
2. Kaku sendi 2. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan
menurun alat bantu (mis. Tongkat, Kruk, dll)
3. Kelemahan fisik 3. Fasilitasi melakukan mobilitas fisik
menurun jika perlu
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
2. Anjurkan melakukan ambulasi dini
3. Ajarkan ambulasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. berjalan, dari
tempat tidur ke kursi roda, berjalan
dari tempat tidur ke kamar mandi)
c) IMPLEMENTASI
HARI/TGL WAKTU NO.DX IMPLEMENTASI RESPON
Selasa, 08.10 1 Managemen nyeri
19-10-2021 Observasi
1. Mengidentifikasi likasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
2. Mengidentifikasi skala
nyeri
3. Mengidentifikasi faktor
yang memperberat dan
memperingan nyeri
08.20 Terapeutik
1. Mengajarkan klien
relaksasi nafas dalam
2. Memberikan distraksi
nyeri dengan hal yang
disukai klien
HARI/TGL WAKTU NO.DX IMPLEMENTASI RESPON
3. Memberikan kompres
hangat pada bagian yang
terasa nyeri
4. Memberikan lingkungan
yang nyaman
08.40 Edukasi
1. Menjelaskan Penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Menganjurkan
menggunakan teknik
distraksi relaksasi
4. Menganjurkan diet
rendah purin
Kolaborasi
1. Berkolaborasi pemberian
terapi obat analgesik.
Selasa, 09.10 2 Observasi
19-10-2021 1. Mengidentifikasi adanya
nyeri atau keluhan fisik
lain nya.
2. Memonitor kondisi
umum selama melakukan
ambulasi
09.20 Terapeutik
1. Melibatkan keluarga
untuk membantu pasien
dalam meningkatkan
ambulasi
2. Memfasilitasi aktivitas
HARI/TGL WAKTU NO.DX IMPLEMENTASI RESPON
ambulasi dengan alat
bantu (mis. Tongkat,
Kruk, dll)
3. Memfasilitasi melakukan
mobilitas fisik jika perlu
09.35 Edukasi
1. Menjelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
2. Menganjurkan
melakukan ambulasi dini
3. Mengajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. berjalan,
dari tempat tidur ke kursi
roda, berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi,
bejalan sesuai toleransi)

d) EVALUASI

NO Paraf/
Hari/Tanggal Waktu EVALUASI
DX nama jelas
Selasa, 09.40 1 S:
19-10-2021  Klien mengatakan :
P : nyeri bertambah jika digerakkan dan
berkurang jika istirahat
Q : nyeri seperti di tusuk benda tajam
R : kaki kiri dan kanan
S : sedang (skala 5)
T : hilang timbul, kadang nyeri saat di
gerakkan.
 Klien mengatakan mengerti cara
melakukan kompres hangat
 Klien mengatakan nyeri berkurang
menjadi skala 2 setelah dilakukan
kompres hangat
 Klien mengatakan jika nyeri terasa akan
mengalihkan dengan menonton tv
 Klien mengatakan akan meminum obat
anti nyeri hanya jika nyeri terus
menerus.
 Klien mengatakan mengetahui makanan
yang mengandung purin tinggi dan
dapat menyebabkan asam urat naik
seperti jeroan ikan laut kacang
kacangan dan klien berusaha
melakukan diet rendah purin
O:
 Klien tidak lagi meringis menahan
nyeri
 TD : 120/90 mmHg. Nadi 82x/menit
 Hasil Laboratorium pemeriksaan asam
urat klien adalah 6.6 mg/dL
A : Masalah nyeri teratasi
P : Hentikan Intervensi
Selasa, 19- 10.00 S:
10-2021  klien mengatakan masih terasa nyeri
sedikit di lutut dan sudah bisa berjalan
dan beraktivitas
 klien mengatakan akan melakukan
mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. berjalan, dari tempat
tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi, bejalan sesuai
toleransi)
 klie mengatakan akan melakukan
aktivitas ambulasi dengan alat bantu
tongkat.
O : klien tampak berjalan dan tidak tampak
nyeri
A : masalah gangguan mobilitas fisik teratasi
P : hentikan intervensi

S : klien mengatakan terasa gatal di seluruh


tubuhnya
O : klien tampak menggaruk dibagian yang
gatal, terdapat lesi di kaki dan tangan kanan
A : masalah kerusakan integritas kulit belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai