Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN GOUT ARTRITIS
KELOMPOK 5
1. MUHAMMAD ARIFUDIN
2. SUDIYONO
3. RETNO ADE SAPUTRA
4. MIKDA AZALI
5. SETIAWAN PRIADI
6. AGUNG HERMAWAN
7. BUDI SANTOSO
8. RITNO SETYA NINGRUM
9. SUHANDOKO
I. PENDAHULUAN
Artritis pirai (gout) adalah kelompok penyakit heterogen sebagai
akibat deposisi kristal monosodium urat (MSU) pada jaringan atau
akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraseluler. Penyakit
ini sering menyerang pria paruhbaya hingga manula dan wanita
postmenopause. Manifestasi klinik deposisi urat meliputi artritis gout
akut dan kronik yang episodik, akumulasi kristal pada jaringan yang
merusak tulang (tofi), batu asam urat dan nefropati gout. Gangguan
metabolisme yang mendasari gout adalah hiperurisemia (peninggian
kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl pada pria dan 6,0 mg/dl pada wanita).
Sejak tahun 1960-an telah diterima konsep bahwa timbunan kristal
urat pada persendian adalah sebagai penyebab artritis gout.
II. PENGERTIAN
Gout atau gout artritis atau artritis pirai adalah
Suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan
berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya
endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi
sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah
(hiperurisemia) (www.medicastrore.com).
Suatu kelainan metabolik yang mana laki-laki delapan sampai
sembilan kali lebih sering terkena daripada wanita. (Perawatan
Medikal Bedah 2. hal 351, Barbara C. Long)
III. EPIDEMIOLOGI
Arthritis gout lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan
perempuan, puncaknya pada dekade ke-5. Di Indonesia, arthritis gout
terjadi pada usia yang lebih muda, sekitar 32% pada pria berusia
kurang dari 34 tahun. arthritis gout di Bandungan, Jawa Tengah,
prevalensi pada kelompok usia 15-45 tahun sebesar 0,8%; meliputi
pria 1,7% dan wanita 0,05%. Di Minahasa (2003), Proporsi kejadian
arthritis gout sebesar 29,2% dan pada etnik tertentu di Ujung Pandang
sekitar 50% penderita rata-rata telah menderita gout 6,5 tahun atau
lebih setelah keadaan menjadi lebih parah
IV. ETIOLOGI
Asam urat merupakan zat sisa yang dibentuk oleh tubuh pada saat
regenerasi sel. Beberapa orang yang menderita gout membentuk
banyak asam urat dalam tubuhnya dan tubuh tidak efektif dalam
membuang asam urat melalui air seni, sehingga asam urat
menumpuk dalam darah. Genetik, jenis kelamin dan nutrisi
(peminum alkohol, obesitas) memegangperanan penting dalam
pembentukan penyakitgout.
V. PATOFISIOLOGI
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh
pembentukan berlebihan atau penurunan eksresia sam urat, ataupun
keduanya.
Diet purin
Purin
Asam urat
Urikolisis
intestinal
Ekskresi Renal
VI. GEJALA KLINIS
Terdapat empat tahap, dari perjalanan klinis penyakit gout yang tidak
diobati, yaitu:
1. Tahap pertama adalah hiperurisemia
Dalam tahap ini penderita tidak menunjukkan gejala-gejala selain
dari peningkatan asam urat serum. Hanya 20% dari penderita
hiperurisemia asimtomatik yang berlanjut menjadi serangan gout
akut
2. Tahap kedua adalah artritis goutakut
Pada tahap ini terjadi awitan mendadak pembengkakan dan
nyeri luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan
metatorsofalangcal. Artritis bersifat monoartikular dan
menunjukkan tanda-tanda peradangan lokal. Mungkin terdapat
demam dan peningkatan jumlah sel darah putih. Serangan gout
akan biasanya pulih tanpa pengobatan, tetapi dapat memakan waktu
10-14 hari.
3. Tahap ketiga adalah tahap interkritis
Tidak terdapat gejala-gejala pada masa ini, yang dapat berlangsung
dari beberapa bulan sampai tahun.
4. Tahap keempat adalah gout kronik
Di mana timbunan urat terus bertambah dalam beberapa tahun
jika pengobatan tidak dimulai. Peradangan kronik akibat kristal-
kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku, juga
pembesaran dan penonjolan dari sendi yang bengkok. Serangan
akut dari artritis gout dapat terjadi dalam tahap ini. Awitan dan
ukaran tofi secara proporsional mungkin berkaitan dengan kadar
asam urat. Bursa olekranon, tendon Archilles, permukaan ekstensor
lengan bawah, bursa infrapatelar, dan heliks telinga adalah tempat-
tempat yang sering dihinggapi tofi.
4. MRI
5. Hasil Laboratorium
a. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat, yang menunjukkan
inflamasi
b. Sel Darah Putih (SDP) meningkat (leukositosis)
c. Ditemukan kadar asam urat yang tinggi di dalam darah
6. Pada pemeriksaan terhadap contoh cairan sendi di bawah
mikroskop khusus akan tampak kristal urat yang berbentuk seperti
jamur
7. Pemeriksaan sinar X dari daerah yang terkena untuk menunjukkan
masa tefoseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Penggolongan makanan Berdasarkan kandungan purin :
a. Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-
800 mg/100 gram makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung,
paru, lain-lain jeroan, udang, remis, kerang, sardin, herring,
ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta
makanan dalam kaleng.
b. Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-
150 mg/100 gram makanan) adalah ikan yang tidak termasuk
golongan A, daging sapi, kerang- kerangan, kacang-kacangan
kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun
singkong, daun pepaya, kangkung.
c. Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih
ringan (0-50 mg/100 gram makanan) adalah keju, susu,
telur, sayuran lain, buah-buahan.
d. Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar
asam urat melebihi 7mg/dl dengan tidak mengonsumsi
bahan makanan golongan A dan membatasi diri makanan
golongan B. Juga membatasi diri mengonsumsi lemak serta
disarankan untuk banyak minum air putih.
e. Apabila dengan pengaturan diet masih terdapat gejala-gejala
peninggian asam urat darah, sebaiknya berkonsultasi dengan
dokter terdekat untuk penanganan lebih lanjut.
f. Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu
berat, cepat tanggap dan rutin memeriksakan diri ke dokter.
Karena sekali menderita, biasanya gangguana sam urat akan
terus berlanjut.
2. Terapi Farmakologi
a. NSAIDs, seperti ibuprofen atau naproxen, secara umum
diberikan untuk mengobati serangan berat dan mendadak,
obat ini biasanya menurunkan peradangan dan nyeri dalam
beberapa jam.
b. Kortikosteroid, dapat diberikan pada orang yang tidak
dapat menggunakan NSAIDs. Steroid bekerja sebagai anti
peradangan. Steroid dapat diberikan dengan suntikan langsung
pada sendi yang terkena atau diminum dalam bentuk tablet
c. Colchicine sering juga digunakan untuk mengobati
peradangan pada penyakit gout. Obat ini memberi hasil cukup
baik bila pemberiannya pada permulaan serangan. Sebaliknya
kurang memuaskan bila diberikan sesudah beberapa hari
serangan pertama. Cara pemberian colchicines:
1) Intravena
Cara ini diberikan untuk menghindari gangguan GTT. Dosis
yang diberikan tunggal 3 mg, dosis kumulatif tidak boleh
melebihi 4 mg dalam 24 jam.
2) Pemberian oral
Dosis yang biasa diberikan sebagai dosis colchicinadalah 1 mg
kemudian diikuti dengan dosis 0.5 mg setiap 2 jam sampai
timbul gejala intoksikasi berupa diare. Jumlah dosis colchicine
total biasanya antara 4-8 mg
d. Allupurinol dapat menurunkan kadar asam urat dengan
cara menekan produksi asam urat. Obat ini bekerja pada
metabolisme asam urat dengan mencegah perubahan zat
purine dalam makanan menjadi asam urat. Pengobatan ini
tidak dianjurkan fungsi ginjal yang kurang, selain itu dapat
menimbulkan efek samping seperti kemerahan dan
kerusakan hati.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. S
DENGAN ASAM URAT DI DESA MEJASEM TIMUR
RT 05 RW 01 KABUPATEN TEGAL
Genogram
: laki-laki
: perempuan
: klien
Kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555
Penilaian SPMSQ :
Kesalahan 0-2 Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4 Fungsi intelektual ringan
Kesalahan 5-7 Fungsi intelektual sedang
Kesalahan 8-10 Fungsi intelektual berat
Klien termasuk dalam kategori kesalahan 0-2 fungsi intelektual
utuh karena klien tidak menjawab “Kapan anda lahir?”, dan itu bisa
dimaklumi karena klien hanya berpendidikan sekolah dasar. Dapat
disimpulkan status kognitif klien baik atau dalam kategori
intelektual utuh.
Hasil Laboratorium
Hasil Laboratorium pemeriksaan asam urat klien adalah 6.6 mg/dL
ANALISA DATA
N
DATA MASALAH ETIOLOGI
O
1 DS : Nyeri akut Agen cidera
1. Klien mengatakan kaki kanan biologis
dan kirinya sakit
2. Klien mengatakan kakinya
sering kram
DO :
1. P : nyeri bertambah jika
digerakkan dan berkurang jika
istirahat
Q : nyeri seperti di tusuk benda
tajam
R : kaki kiri dan kanan
S : sedang (skala 5)
T : hilang timbul, kadang nyeri
saat di gerakkan.
2. Klien terlihat meringis kesakitan
menahan rasa sakitnya
3. TD : 120/90 mmHg. Nadi
82x/menit
4. Hasil Laboratorium pemeriksaan
asam urat klien adalah 6.6 mg/dL
2 DS : Gangguan Nyeri
1. Klien mengatakan kaki mobilitas fisik
sulit digerakkan
2. Klien mengatakan rasa
nyeri di kakinya
menggangu aktivitas
3. Klien mengatakan
mengalami kesulitan
dalam berjalan
DO :
N
DATA MASALAH ETIOLOGI
O
Kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555
Klien mengalami perubahan dalam
pergerakkan
a) DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ditandai dengan klien
mengatakan kaki kanan dan kirinya sakit, klien mengatakan kaki kanan
dan kakinya sering kram, P : nyeri bertambah jika digerakkan dan
berkurang jika istirahat, Q : nyeri perih, R : kaki kanan dan kiri, S : sedang
(skala 5), T : hilang timbul, kadang nyeri saat di gerakkan, klien terlihat
meringis kesakitan menahan rasa sakitnya, TD : 120/90 mmHgNadi
82x/menit RR 18x/menit Suhu 36.60C
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Nyeri pada persendian
ditandai dengan klien mengatakan kaki sulit digerakkan, rasa nyeri di
kakinya menggangu aktivitas, klien mengalami kesulitan dalam berjalan,
klien mengalami perubahan dalam pergerakkan.
Kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555
b) RENCANA KEPERAWATAN
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia dan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia
TUJUAN DAN
NO DIAGNOSA INTERVENSI
KRITERIA HASIL
1 1. Nyeri akut Setelah dilakukan Managemen nyeri
berhubungan tindakan Observasi
dengan agen keperawatan selama 1. Identifikasi likasi, karakteristik,
cidera 1x24 jam klien durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
TUJUAN DAN
NO DIAGNOSA INTERVENSI
KRITERIA HASIL
biologis. mengatakan nyeri nyeri.
berkurang dengan 2. Identifikasi skala nyeri
kriteria hasil : 3. Identifikasi faktor yang memperberat
1. Nyeri klien dan memperingan nyeri
berkurang. Terapeutik
2. Gelisah menurun 1. Ajarkankan klien relaksasi nafas
atau merasa dalam
nyaman dan 2. Berikan distraksi nyeri dengan hal
rileks. yang disukai klien
3. Berikan kompres hangat pada bagian
yang terasa nyeri
4. Berikan lingkungan yang nyaman
Edukasi
1. Jelaskan Penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan menggunakan teknik
distraksi relaksasi
4. Anjurkan diet rendah purin
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian terapi obat
analgesik.
2 Hambatan Setelah dilakukan Dukungan Ambulasi
Mobilitas tindakan Observasi
Fisik keperawatan selama 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
berhubungan 1x24 jam di fisik lain nya.
dengan kaku harapkan klien dapat 2. Monitor kondisi umum selama
pada beraktivias kembali melakukan ambulasi
persendian dengan kriteria hasil: Terapeutik
1. Gerakan sendi 1. Libatkan keluarga untuk membantu
TUJUAN DAN
NO DIAGNOSA INTERVENSI
KRITERIA HASIL
klien meningkat pasien dalam meningkatkan ambulasi
2. Kaku sendi 2. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan
menurun alat bantu (mis. Tongkat, Kruk, dll)
3. Kelemahan fisik 3. Fasilitasi melakukan mobilitas fisik
menurun jika perlu
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
2. Anjurkan melakukan ambulasi dini
3. Ajarkan ambulasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. berjalan, dari
tempat tidur ke kursi roda, berjalan
dari tempat tidur ke kamar mandi)
c) IMPLEMENTASI
HARI/TGL WAKTU NO.DX IMPLEMENTASI RESPON
Selasa, 08.10 1 Managemen nyeri
19-10-2021 Observasi
1. Mengidentifikasi likasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
2. Mengidentifikasi skala
nyeri
3. Mengidentifikasi faktor
yang memperberat dan
memperingan nyeri
08.20 Terapeutik
1. Mengajarkan klien
relaksasi nafas dalam
2. Memberikan distraksi
nyeri dengan hal yang
disukai klien
HARI/TGL WAKTU NO.DX IMPLEMENTASI RESPON
3. Memberikan kompres
hangat pada bagian yang
terasa nyeri
4. Memberikan lingkungan
yang nyaman
08.40 Edukasi
1. Menjelaskan Penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Menganjurkan
menggunakan teknik
distraksi relaksasi
4. Menganjurkan diet
rendah purin
Kolaborasi
1. Berkolaborasi pemberian
terapi obat analgesik.
Selasa, 09.10 2 Observasi
19-10-2021 1. Mengidentifikasi adanya
nyeri atau keluhan fisik
lain nya.
2. Memonitor kondisi
umum selama melakukan
ambulasi
09.20 Terapeutik
1. Melibatkan keluarga
untuk membantu pasien
dalam meningkatkan
ambulasi
2. Memfasilitasi aktivitas
HARI/TGL WAKTU NO.DX IMPLEMENTASI RESPON
ambulasi dengan alat
bantu (mis. Tongkat,
Kruk, dll)
3. Memfasilitasi melakukan
mobilitas fisik jika perlu
09.35 Edukasi
1. Menjelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
2. Menganjurkan
melakukan ambulasi dini
3. Mengajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. berjalan,
dari tempat tidur ke kursi
roda, berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi,
bejalan sesuai toleransi)
d) EVALUASI
NO Paraf/
Hari/Tanggal Waktu EVALUASI
DX nama jelas
Selasa, 09.40 1 S:
19-10-2021 Klien mengatakan :
P : nyeri bertambah jika digerakkan dan
berkurang jika istirahat
Q : nyeri seperti di tusuk benda tajam
R : kaki kiri dan kanan
S : sedang (skala 5)
T : hilang timbul, kadang nyeri saat di
gerakkan.
Klien mengatakan mengerti cara
melakukan kompres hangat
Klien mengatakan nyeri berkurang
menjadi skala 2 setelah dilakukan
kompres hangat
Klien mengatakan jika nyeri terasa akan
mengalihkan dengan menonton tv
Klien mengatakan akan meminum obat
anti nyeri hanya jika nyeri terus
menerus.
Klien mengatakan mengetahui makanan
yang mengandung purin tinggi dan
dapat menyebabkan asam urat naik
seperti jeroan ikan laut kacang
kacangan dan klien berusaha
melakukan diet rendah purin
O:
Klien tidak lagi meringis menahan
nyeri
TD : 120/90 mmHg. Nadi 82x/menit
Hasil Laboratorium pemeriksaan asam
urat klien adalah 6.6 mg/dL
A : Masalah nyeri teratasi
P : Hentikan Intervensi
Selasa, 19- 10.00 S:
10-2021 klien mengatakan masih terasa nyeri
sedikit di lutut dan sudah bisa berjalan
dan beraktivitas
klien mengatakan akan melakukan
mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. berjalan, dari tempat
tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi, bejalan sesuai
toleransi)
klie mengatakan akan melakukan
aktivitas ambulasi dengan alat bantu
tongkat.
O : klien tampak berjalan dan tidak tampak
nyeri
A : masalah gangguan mobilitas fisik teratasi
P : hentikan intervensi