Anda di halaman 1dari 14

PERDARAHAN POST

PARTUM

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 1 :
1. DEVIANA WIDARA JATI
2. NIKKI ARDILLA ARGAM
3. TITAH LIRIH HERAWATI ZEN
4. ACNES IRAWATI
5. MARTINA NENOP
6. FRISKA YANTI
7. MELY RINDI ANITA
8. SOFIATUN MAEMUNATUN
9. NURHAYATI
10. SITI NURJANAH
11. GRENIDA ROSPITA RINI
12. IKA MILYA WAT
13. NOVA MIERLISA ANGGRAINI
Pengertian perdarahan
post partum

Perdarahan postpartum adalah perdarahan


masif yang berasal dari tempat implantasi
plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan
sekitarnya dan merupakan salah satu penyebab
kematian ibu disamping perdarahan karena
hamil ektopik dan abortus
Diagnosis Perdarahan
Post Partum

Diagnosis dapat ditegakkan dengan melakukan


beberapa pemeriksaan diantaranya:

1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan obstetrik
3. Pemeriksaan ginekologi
4. Pemeriksaan penunjang
Etiologi Perdarahan Post Partum

• Atonia Uteri
Atonia Uteri adalah keadaan lemahnya tonus/kontraksi
rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup
perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah
bayi dan plasenta lahir

• Robekan Jalan Lahir


Robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma.
Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi, robekan
spontan perineum, trauma forceps atau vakum ekstraksi,
atau karena versi ekstraksi
• Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah tertinggalnya plasenta di
dalam uterus setelah setengah jam bayi lahir

• Inversio uteri
Inversio uteri adalah keadaan dimana lapisan dalam
uterus (endometrium) turun dan keluar lewat ostium
uteri eksternum, yang dapat bersifat inkomplit sampai
komplit.
• Perdarahan karena Gangguan Pembekuan Darah
Setiap penyakit hemorrargik (blood dyscresias)
dapat diderita oleh wanita hamil dan kadang-kadang
menyebabkan perdarahan postpartum
Komplikasi

• Syok hipovolemik
Terjadi karena perdarahan yang hebat dan sepsis
akibat infeksi adalah dua komplikasi yang fatal pada
peristiwa ruptur uteri.
Perdarahan Post Partum Primer

Perdarahan postpartum primer terjadi


dalam 24 jam pertama dan biasanya
disebabkan oleh atonia uteri, berbagai
robekan jalan lahir dan sisa sebagian
plasenta. Dalam kasus yang jarang,
biasanya karena inversio uteri.
Ciri-ciri perdarahan post partum:

• Perdarahan tidak berkurang atau berhenti dari hari


ke hari
• Tekanan darah menurun tiba-tiba
• Pembengkakan pada beberapa bagian tubuh
• Jumlah sel darah merah menurun tiba-tiba
• Irama detak jantung meningkat
• Rasa sakit di area perut setelah melahirkan tidak
kunjung membaik
Penanganan perdarahan postpartum yang bisa
dilakukan adalah:
• Pemberian obat-obatan seperti oksitosin
untuk memperkuat uterus
• Melakukan kuret apabila terdapat sisa
jaringan plasenta dalam rahim
• Pijat perut atau masase fundus uteri untuk
membantu kontraksi rahim hingga pembuluh
darah tertutup
• Mengembangkan kateter foley di dalam
rahim untuk memberi tekanan pada
pembuluh darah yang terbuka.
Perdarahan
Postpartum Sekunder

Perdarahan postpartum sekunder


(Late postpartum hemorrhage) Perdarahan
yang terjadi sesudah 24 jam pertama dengan
jumlah 500 cc atau lebih .
Etiologi Penyebab perdarahan post partum sekunder

1. Retensio sisa plasenta


Sisa plasenta (rest placenta) merupakan tertinggalnya bagian plasenta dalam rongga
rahim

2. Inversio uteri
Inversio uteri adalah keadaan dimana lapisan dalam uterus (endometrium) turun dan
keluar lewat ostium uteri eksternum, yang dapat bersifat inkomplit sampai komplit.

3. Endometritis
Endometritis adalah radang pada endometrium, kumankuman memasuki
endometrium, biasanya pada luka bekas insertio plasenta dan dalam waktu singkat
mengikutsertakan seluruh endometrium.

4. Hematoma
Hematoma adalah didapatkannya gumpalan darah sebagai akibat cidera atau
robeknya pembuluh darah wanita hamil aterm tanpa cidera mutlak pada lapisan
jaringan luar
Penanganan awal dan segera perdarahan post partum sekunder

a. Prioritas dalam penatalaksanaan hemoragi


postpartum sekunder :
1. Minta pertolongan (untuk membantu mengontrol
perdarahan).
2. Kaji kondisi pasien (tekanan darah, nadi, warna kulit,
kesadaran dan tonus uterus)
3. Temukan penyebab perdarahan.
4. Hentikan perdarahan.
5. Stabilkan/meresusitasi maternal
6. Cegah perdarahan lanjutan
7. Rujuk pasien ke rumah sakit sebagai salah satu kasus
kedaruratan.
8. Percepatan kontraksi dengan cara melakukan massage
uterus, jika uterus masih teraba.
b. jika pasien di daerah terpencil mulailah sebelum dilakukan
rujukan.
1. Berikan oksitosin (oksitosin 10 IU dan ergometrin 0,2 mg secara
IV). Berikan melalui IM apabila tidak bisa melalui IV. f) Siapkan
donor untuk transfusi.
2. Jika terjadi perdarahan berlebih tambahkan 40 IU oksitosin
dalam 1 liter cairan infus RL atau NaCl dengan tetesan 40
tetes/menit

c. Pada kasus syok yang parah gunakan plasma ekspander/transfusi


darah.
3. Berikan antibiotik berspektrum luas. 35
4. Lakukan pemasangan kateter menetap untuk memantau
produksi urine.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai