PEMBAHASAN
Dalam bab ini peneliti membahas mengenai hasil literature review tentang hubungan
pengetahuan dan sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS pada anak usia sekolah
dasar. Berdasarkan hasil pencarian artikel yang sudah dipaparkan pada BAB V, maka
pembahasan hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat sekolah
(Kemenkes RI, 2018). Tujuan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah agar lingkungan
menjadi bersih dan terhindar dari penyakit.Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu,
mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat dan berperan aktif dalam
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku hidup
bersih dan sehat, dimana pada penelitian ini terdapat 5 artikel yang meneliti faktor pengetahuan
dengan PHBS pada anak usia sekolah dasar hasil penelitian. Dari 5 artikel yang di review oleh
peneliti bahwa 3 artikel menyebutkan hasil uji univariat variabel pengetahuan dalam kategori
responden berpengetahuan baik, 2 artikel myebutkan hasil uji univariat variabel pengetahuan
dalam kaegori responden berpengetahuan kurang, artinya dalam penelitan ini banyak anak usia
sekolah dasar yang berpengetahuan baik dari pada anak usia sekolah yang berpengetahuan
kurang. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Koem, Z. A. R., Barens, J &
berperan penting dalam mempengaruhi PHBS karena pengetahuan yang baik dapat membuat
Menurut Hamdalah (2013) usia seseorang akan mempengaruhi pemahaman atau daya
tangkap dan pola pikir seseorang terhadap sebuah informasi yang diberikan. Semakin tua umur
maka semakin cepat manangkap suatu pemahaman. Selain faktor usia pengetahuan dari cukup
meningkat menjadi baik setelah promosi kesehatan juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan.
Pendidikan dalam penelitian ini yaitu berjenjang sekolah dasar (SD) yang terbagi dalam 2 kelas
yaitu kelas IV dan V. Kelas IV dan V merupakan jenjang tingkat sekolah dasar yang mendekati
jenjang tertinggi di sekolah dasar, dimana dari hasil penelitian ini sebagian besar anak berjenjang
kelas V.
Pengetahuan responden dari cukup meningkat menjadi baik sesudah dilakukan promosi
kesehatan juga dikarenakan oleh faktor informasi. Promosi kesehatan dapat juga diartikan
sebagai pemberian informasi. Hasil observasi pada saat perlakuan responden sangat antusias
Hasil penelitian tersebut berbading terbalik dengan hasil penelitan Sondakh, R. S.,
Sulaeman, E., & Christian, R. T. (2010) dari 56 responden penelitian didaptkan hasil 12 (9,8%)
responden berpengetahuan baik dan 44 responden berpengetahuan kurang hal ini menunjukan
bahwa anak usia sekolah dasar yang berpengetahuan kurang baik lebih banyak dari yang
berpengetahuan baik, pengetahuan yang cukup sangat berdampak pada pelaksanaan PHBS. Hal
ini didukung oleh pernyataan Lawrance Green yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan
memungkinkan siswa melaksanakan PHBS. Sikap merupakan hal yang perlu diperhatikan
siswa di sekolah sebagai bahan untuk pembentukan karakter. Karakter yang baik terdiri dari
pengetahuan, sikap dan pikiran yang baik sehingga siswa dapat melakukan kebiasaan dalam
berperilaku seperti halnya dalam pelaksanaan PHBS (Taryatman, 2016). Dari hasil 5 artikel di
review didapatkan hasil uji univariat dengan karakteristik responden <50% kriteria sikap PHBS
pada anak usia sekolah dasar yang baik. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Bawole,
B. B., Jootje M. L. U., & Oksfriani J. Sumampouw. (2018) dari 42 (50.6%) responden yang
bersifat baik dan 41 (49.4%) responden yang bersikap tidak baik. Sikap juga bisa saja berperan,
karena pada dasarnya sikap bisa dipelajari dank arena itu akan terjadi perubahan pada diri
seseorang. Jika terdapat suatu keadaan dimana didalamnya ada ketentuan tertentu yang bisa
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra,
Fauzan A & Febriza. (2016). Dari 66 responden penelitian didaptkan hasil 32(48.5%)
responden bersikap baik dan 38 responden bersikap kurang hal ini menunjukan bahwa anak
usia sekolah dasar yang bersikap kurang baik lebih banyak dari yang bersikap baik, sikap yang
cukup sangat berdampak pada pelaksanaan PHBS. Hal ini didukung oleh pernyataan Lawrance
Green yang menyatakan bahwa sikap merupakan domain yang sangat penting bagi
terbentuknya perilaku.
Kemudian sikap tidak bisa berdiri sendiri tapi biasanya akan selalu memiliki
hubungan yang erat dengan objek tertentu. Dilihat dari sisi motivasi, perasaan, dan sifat inilah
menjadi pembedaan antara sikap dengan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
(Notoadmodjo, 2010). Hal tersebut disebabkan oleh faktor internal yaitu siswa tidak memiliki
waktu anak anak berada di sekolah. Selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran, sekolah
harus menjadi suatu tempat yang dapat meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dengan
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat. Anak
sekolah merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima perubahan atau
pembaharuan, karena kelompok anak sekolah sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan. Pada tahap ini anak dalam kondisi peka terhadap stimulus sehingga mudah
dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan
berperilaku hidup bersih dan sehat ( Notoatmodjo, 2010). Dari hasil 5 artikel yang direview
didapatkan 4 artikel hasil uji univariat dengan variabel tindakan PHBS dengan kriteria baik,
dan 1 artikel menunjukkan hasil uji univariat dengan kriteria hasil tindakan PHBS kurang. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tambuwun, N. V., Rumayar, A. A., &
Ekeng, S. (2019) dari 55 responden penelitian didapat 47 (85.5%) responden PHBS yang baik
dan 8 (14.5%) responden yang PHBS kurang. Teman sebaya memiliki peran yang cukup besar
bagi pembentukan PHBS khususnya di lingkungan sekolah. Teman sebaya merupakan panutan
atau idola bagi teman lainnya, artinya bila salah satu anak mempraktikkan pesan-pesan PHBS
meniru apa yang dilihat dalam kesehariannya termasuk juga perilaku kesehatan yang
dilakukan dan dipraktikkan temannya di sekolah, sehingga faktor tersebut juga dapat
Dari 5 artikel yang dilakukan review oleh penulis didapatkan hasil 90% artikel artikel
penelitian terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan PHBS pada anak usia
sekolah dasar. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai p value adalah > 0,05%. Hasil ini
sejalan dengan hasil penelitian Tambuwun, N. V., Rumayar, A. A., & Ekeng, S. (2019) dengan
hasil uji statistic diperoleh nilai (p = 0,042 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan tindakan PHBS pada anak usia sekolah dasar. Sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa sekolah dasar Rambipuji yaitu
menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan siswa Sekolah dasar
tentang perilaku hidup bersih dan sehat (Luthviatin, 2011). Penelitian yang dilaksanakan
oleh Carmen (2008), menjelaskan bahwa disetiap perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan
perilaku. Dimana hal tersebut dapat berkemungkinan dikarenakan penerapan sistem promosi
kesehatan.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bawole,
B. B., Jootje M. L. U., & Oksfriani J. Sumampouw. (2018) didapatkan nilai p value 0,213 >
0,05, artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku PHBS. Hal ini
menunjukkan bahwa anak usia sekolah dasar dengan PHBS yang tidak maksimal dapat
Berdasarkan hasil review 5 artikel didapatkan hasil >50% artikel penelitian terdapat
hubungan antara sikap dengan perilaku PHBS pada anak sekolah usia dasar. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra, Fauzan A dan Febriza. (2016) dengan
hasil uji statistic diperoleh nilai p value 0,029 < 0,05, artinya terdapat hubungan antara sikap
dengan perilaku PHBS pada anak usia sekolah dasar. Adanya hubungan antara sikap dengan
penerapan PHBS didukung oleh pengertian sikap yang menyatakan bahwa sikap merupakan
dipengaruhi oleh sikap siswa yang menunjukkan sikap negatif, sebagian besar memiliki
nilai PHBS yang kurang, dan siswa yang menunjukkan sikap positif lebih banyak
Seseorang yang memiliki sikap tidak mendukung cenderung memiki tingkatan hanya
sebatas menerima dan merespon saja, sedangkan seseorang dikatakan telah memiliki sikap
yang mendukung yaitu bukan hanya memiliki tingkatan menerima dan merespon tetapi sudah
mencapai tingkatan menghargai atau bertanggung jawab karena sikap yang ditunjukkan
seseorang merupakan respon batin dari stimulusyang berupa materi atau objek di luar
respon batin dalam bentuk sikap objek terhadap yang diketahuinya (Notoatmodjo, 2013).