Oleh:
Nurwulan Sari, S.Kep
NIM: 14420202086
Cairan intravaskuler
menurun
Masalah Keperawatan:
Kekurangan volume cairan
Hipovolemia dan
hemokonsentrasi
MK: Pola nafas
tidak efektif
Gangguan sirkulasi
makro
Ekstrimitas atas
18% 18% 18 %
(kanan dan kiri)
Ektrimitas bawah
27% 31% 30%
(kanan dan kiri)
Genetalia 1% 1% 1%
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data-data hasil pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul dalam perawatan luka bakar dapat mencakup keadaan berikut ini:
a. Risiko syok berhubungan dengan hipovolemik ditandai dengan kehilangan cairan
intravaskuler, status hypermetabolik, ketidakcukupan pemasukan.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis, zat kimia, fisik, ditandai
dengan kerusakan kulit/jaringan
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi trakeabronkial;
edema mukosa, dan hilangnya kerja silia. Luka bakar daerah leher; kompresi jalan
nafas thorak dan dada atau keterbatasan pengembangan dada.
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi
paru dan kerusakan membran alveolar kapiler
e. Hipovolemia berhubungan dengan perdarahan massive
f. Defisit nutrisi berhubungan dengan status hipermetabolik (sebanyak 50 % – 60%
lebih besar dari proporsi normal pada cedera berat) atau katabolisme protein.
g. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma: kerusakan permukaan kulit
karena destruksi lapisan kulit (parsial/luka bakar dalam).
h. Gangguan citra tubuh (penampilan peran) berhubungan dengan krisis situasi;
kejadian traumatik peran klien tergantung, kecacatan dan nyeri.
i. Risiko infeksi ditandai dengan kerusakan perlindungan kulit; jaringan traumatik;
penurunan Hemoglobin, penekanan respons inflamasi.
j. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas dinding dada, keletihan
otot-otot pernapasan, hiperventilasi.
3. Intervensi Keperawatan
a. Risiko syok berhubungan dengan hipovolemik ditandai dengan kehilangan cairan
intravaskuler, status hypermetabolik, ketidakcukupan pemasukan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan tingkat
syok menurun
Kriteria hasil :
1. Nadi Normal
2. Tingkat kesadaran meningkat
3. Akral dingin menurun
4. Pucat menurun
5. Haus menurun
6. Konfusi meningkat
Intervensi :
Pencegahan Syok
Observasi:
Monitor status kardiopulmonal
Monitor status oksigenasi
Monitor status cairan
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa riwayat alergi
Terapeutik:
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
Persiapan intubasi dan ventilasi mekanik, jika perlu
Pasang jalur IV, jika perlu
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi
Edukasi
Jelaskan penyebab/faktor risiko syok
Jelaskan tanda dan gejala awal syok
Anjurkan melapor jika menemukan/merasakan tanda dan gejala syok
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu
Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika perlu
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis, zat kimia, fisik, ditandai
dengan kerusakan kulit/jaringan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x20 menit diharapkan tingkat
nyeri menurun
Kriteria hasil :
1. TTV dalam batas normal
2. Skala nyeri berkurang
3. Kesulitan tidur menurun
4. Sianosis menurun
Intervensi :
Manajemen Nyeri
Observasi:
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik:
Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi trakeabronkial;
edema mukosa, dan hilangnya kerja silia. Luka bakar daerah leher; kompresi jalan
nafas thorak dan dada atau keterbatasan pengembangan dada.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam oksigenasi dan/atau
eliminasi karbondioksida pada membran alveolus-kapiler Normal.
Kriteria hasil :
1. Batuk efektif meningkat
2. Produksi sputum menurun
3. Mengi menurun
4. Gelisah menurun
Intervensi :
Manajemen Hipovolemia
Observasi:
Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membran mukosa, kering, volume urin menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah)
Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
Hitung kebutuhan cairan
Berikan posisi modified trendelenburg
Berikan asupan cairan oral
Edukasi
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan IV isotons (mis. Nacl, RL)
Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%, Nacl 0,4%)
Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, plasmanate)
pemberian produk darah
Manajemen Nutrisi
Observasi:
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Terapeutik:
Lakukan oral hygiene sebelum makan, Jika perlu
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastric jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
Promosi Berat Badan
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
Monitor adanya mual dan muntah
Terapeutik
Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien
Berikan pujian kepada pasien untuk peningkatan yang dicapai
Edukasi
Jelaskan jenis makanan yg bergizi tinggi, terjangkau
g. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma: kerusakan permukaan kulit
karena destruksi lapisan kulit (parsial/luka bakar dalam).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan integritas
kulit dan jaringan meningkat
Kriteria hasil :
1. Elastisitas meningkat
2. Hidrasi meningkat
3. Perdarahan menurun
4. Hematoma menurun
5. Nyeri menurun
Intervensi :
Perawatan Integritas Kulit
Observasi:
Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Terapeutik:
Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit
Edukasi
Anjurkan menggunakan pelembab
Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
Anjurkan mandi dan menggunkan sabun secukupnya
Perawatan Luka
Observasi:
Monitor karakteristik luka
Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik:
Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
Pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
Kolaborasi
Kolaborasi prosedur debridement
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
h. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas dinding dada, keletihan
otot-otot pernapasan dan hiperventilasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x30 Menit inspirasi dan atau
ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat membaik.
Kriteria hasil :
1. Frekuensi nafas normal
2. Dipsnea berkurang
3. Penggunaan otot bantu nafas menurun
Intervensi :
Pemantauan Respirasi
Observasi:
Monitor pola nafas, monitor saturasi oksigen
Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
Monitor adanya sumbatan jalan nafas
Terapeutik
Atur Interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Terapi Oksigen
Observasi:
Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor posisi alat terapi oksigen
Monitor tanda-tanda hipoventilasi
Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
Terapeutik:
Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakea, jika perlu
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
Ajarkan keluarga cara menggunakan O2 di rumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
i. Risiko infeksi ditandai dengan kerusakan perlindungan kulit; jaringan traumatik;
penurunan Hemoglobin dan penekanan respons inflamasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam derajat infeksi
menurun.
Kriteria hasil :
1. Suhu tubuh dalam batas normal
2. Kemerahan menurun
3. Skala nyeri menurun
4. Bengkak menurun
5. Kadar sel darah putih dalam batas normal
Intervensi :
Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
Pencegahan infeksi
Edukasi
Observasi:
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik
Ajarkan cara memeriksa luka
Terapeutik
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Batasi jumlah pengunjung
Kolaborasi
Berikan perawatan kulit pada daerah edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Kolaborasi pemberian imunisasi, Jika perlu
j. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan krisis situasi; kejadian traumatik,
kecacatan dan nyeri.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan citra tubuh
meningkat.
Kriteria hasil :
1. Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh menurun
2. Verbalisasi kekhawatiran pada reaksi orang lain menurun
3. Melihat bagian tubuh meningkat
4. Menyentuh bagian tubuh meningkat
Intervensi :
Promosi Citra Tubuh
Observasi:
Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
Edukasi
Jelaskan pada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
Anjurkan menggunakan alat bantu (mis.wig,kosmetik)
Anjurkan mengikuti kelompok pendukung
Latih fungsi tubuh yang dimiliki
Terapeutik:
Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/7710988/LAPORAN_PENDAHULUAN_LUKA_
BAKAR_3 diakses tanggal 15 maret 2021
https://www.academia.edu/8542579/Askep_Luka_Bakar_Combustio_,diakses
tanggal 16 maret 2021
Hardisman. (2016) Konsep Luka Bakar dan Penangannya. Surabaya :UNY Press.
Kowalak, J. P, Welsh, W. & Mayer, B. (2012). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC
Maryati, L. G. (2015). Materi Kuliah: Asuhan Keperawatan Pasien Luka Bakar. Denpasar:
RSUP Sanglah
Moorhead S. & Johnson, M. (2008). Nursing Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition.
St. Louis : Mosby Year – Book
Morton, P.G., Fontaine, D., Hudak, C.M. & Gallo, B.M. (2012). Keperawatan Kritis:
Pendekatam Asuhan Holistik. Edisi 8. Volume 2. Terjemahan oleh Subekti, dkk. (2008).
Jakarta: EGC
Nurarif, A.H. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic Noc. Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta: Mediaction Publishing
Safriani Y. (2017). Penanganan Luka Bakar. Available at: www1-media.acehprov.go.id.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI