Anda di halaman 1dari 11

ACTIVITY DAILY LIVING

Nama : Nurwulan Sari

Nim : 14420202086

Kelas/Ruangan: C4 C/OK

Hari/Tanggal/ Kegiatan Paraf


Jam
Rabu,
15/09/2021
07.30 Datang kerumah sakit

07.50 Melakukan absensi/pembagian tugas

08.00 Membaca papan operasi


Rencana Operasi tanggal : 15/09/2021
1. Nama : Muh. Asril
Umur : 14 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ruang rawat : Baji kamase
Diagnosa : Open fraktur femur
Tindakan : ORIF
DPJP : dr. Zulfan
Anastesi : SAB
Rencana operasi : Jam 11.00 di OK 6

2. Nama : Salma
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Ruang rawat : Mamminasa baji
Diagnosa : Skull defek
Tindakan : Cranioplastic
DPJP : dr. Wahyudi
Anastesi : GALMA
Rencana operasi: Jam 08.00 di OK 4

3. Nama : Bayi Rita Sri Devi


Umur : 11 hari
Jenis kelamin : Laki-laki
Ruang rawat : NICU
Diagnosa : Hidrocephalus
Tindakan : VP Shunt
DPJP : dr. Wahyudi
Anastesi : GETA
Rencana operasi : Jam 08.00 di OK 5
4. Nama : St. Rabiah
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Ruang rawat : Baji kamase
Diagnosa : Tumor regio mammae
Tindakan : Insisi biopsi
DPJP : dr. Alamsyah
Anastesi : GETA
Rencana operasi : Jam 08.00 di OK 6

5. Nama : Muh. Ikhsan


Umur : 31 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Ruang rawat : Baji kamase
Diagnosa : Union right tibia
Tindakan : ORIF
DPJP : dr. Zulfan
Anastesi : SAB
Rencana operasi : Jam 12.00 di OK 6
6. Cito Tn. N jam 12.00

08.10 Bertugas diruang pemulihan


09.40 Membawa Ny. S ke RR
09.45 Mengobservasi keadaan Ny. S
TD : 120/90 Mmhg
Pernapasan : 18 x/m
Suhu : 36.0 °C
Nadi : 95 x/m
Tampak terpasang OPA
SpO2 : 94 %
Pemberian terapi O2 menggunakan NRM 6 Lpm

Injeksi bolus dextofen 1 amp

Mengganti cairan RL 28 tpm


11.00
Memindahkan Ny. S keruang rawat baji kamase
10.2
Observasi tindakan Vp Shunt pada bayi Rita
Ventriculoperitoneal (VP) shunt yaitu menghubungkan ventrikel lateral
dengan peritoneum. Bertujuan mengalirkan CSF yang berlebihan untuk
diabsorbsi di cavum abdomen.
11.50
Bayi Rita dipindahkan keruang pemulihan
11.55 Observasi keadaan bayi Rita
Pemberian terapi O2 menggunakan simple mask 4 Lpm
Prosedur :
1. Cici tangan
2. Pakai handscone
3. Pasang alat humidifikasi untuk di sambungan ke sistem suplai oksigen.
4. Sambung selang penghubung ke humidifier pada tabung oksigen,
sementara ujung lain dari selang dihubungkan ke sambungan di sungkup
simpel mask
5. Putar flow meter dan berikan dosis 4 lpm

12.10 Memindahkan bayi Rita ke Ruang rawat NICU

13.15 Ny. Sa pindah keruang pemulihan


Memasang bed site monitor
Prosedur :
1. Mencuci tangan
2. Memasang handscone
3. Siapkan aksesoris sesuai dengan kebutuhan dan sesuaikan kabel pada
sambungan yang sudah tersedia
4. Hubungkan alat pada terminal listrik
5. Beri tahu pasien bahwa tindakan akan dilakukan
6. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF
7. Set rentang nilai untuk temperatur, TD, nadi, respirasi dan spO2
8. Bersihkan dada pasien yang akan dipasang elektroda dengan
menggunakan kassa yang sudah disediakan
9. Pasangkan elektroda di dinding dada
- RA : ICS 4 kanan
- LA : ICS 6 kanan bawah
- RL : ICS 4 kiri
- LL : ICS 6 kiri bawah
10. Hubungkan kabel dengan elektroda yang ada di dinding dada pasien
sesuai dengan line yang ada
11. Pasangkan alat ukur tekanan darah (Manset tensi meter)
12. Pasangkan oksimeter
13. Lakukan monitoring
14. Pantau display terhadap nadi, respirasi, TD, suhu, dan spO2
15. Rapikan pasien dan bereskan alat
16. cuci tangan

Pemberian terapi O2 menggunakan NRM


13.20 Prosedur :
1. Pasang alat humidifikasi yang ada pada sambungan tabung oksigen. Hal
ini bertujuan untuk menghindari masuknya oksigen dan udara kering ke
jalan napas dan paru-paru serta membuat pasien merasa lebih nyaman
2. Sambung selang penghubung ke humidifier pada tabung oksigen
sementara ujung lain dari selang dihubungkan ke sambungan di sungkup
NRM
3. Putar flow meter dan berikan dosis 6 Lpm
4. Tekan katup yang terdapat antara reservoir dengan sungkup NRM
menggunakan jari untuk memastikan bahwa oksigen masuk dan mengisi
reservoir dengan baik, kemudian lepaskan jari dari katup tersebut apabila
reservoir terisi dengan baik.
5. Perlahan-lahan remas reservoir untuk mengosongkan oksigen yang telah
mengisi reservoir agar keluar melalui katup. Ini bertujuan untuk menilai
patensi katup NRM. Apabila katup berfungsi baik, maka udara dengan
mudah keluar dari reservoir melewati katup menuju sungkup NRM. Jika
terdapat gangguan pengosongan reservoir, hal ini mengindikasikan adanya
malfungsi katup dan NRM sebaiknya diganti dengan yang baru.
6. Pasang sungkup NRM hingga bagian sungkup menutupi tulang hidung di
bagian superior dan dagu di bagian inferior. Sesuaikan kerapatan sungkup
dengan mendekatkan klip yang terdapat pada bagian sungkup yang
menutup hidung.
7. Pastikan karet sungkup NRM tidak terlalu ketat namun cukup untuk
menjaga sungkup tetap pada tempatnya. Pemasangan sungkup terlalu ketat
dapat berisiko menimbulkan lecet pada bagian kulit wajah dan telinga yang
dilewati karet sungkup.

Observasi TTV Ny. Sa


TD : 120/90 mmhg
S : 36.0 °C
N : 76 x/m
P : 18 x/m

Injeksi bolus dextofen 1 amp

Memindahkan Ny. Sa keruang rawat baji kamase

Tn. I masuk keruang pemulihan


14.30 Observasi TTV Tn. I
TD : 110/80 Mmhg
14.05 S : 36.0 °C
N : 80 x/m
P : 20 x/m

Injeksi bolus obat dextofen 1 amp


Prosedur :
1. Cuci tangan
2. Pakai sarung tangan
3. Off-kan tetesan cairan infus
4. Klem selang infus
5. Pada karet yang ada di selang infus terdapat tanda seperti bulatan yaitu
untuk titik penyuntikan atau ada juga konekta khusus untuk membolus.
6. Jika menggunakan konekta langsung memisahkan spuit dengan
jarum/nedelnya kemudiah spuit di masukan dan di putar sampai pas jaka
sudah dorong spuit secara perlahan dan sealu komunikasi dengan pasien
agar pasien rilexs, Dorong hingga habis
7. Jika menggunakan karet yang ada di selang infus maka harus mencari
titik penyuntikan yang sudah di beri tanda dengan lingkaran, jika sudah
ketemu tusukan perlahan jarum dan spuit di karet lalu dorong spuit secara
perlahan dan sealu kominikasi dengan pasien agar pasien rilexs, Dorong
hingga habis
8. Cabut spuit/jarum bersihkan kembali dengan alcohol
9. Rapikan alat

memindahkan An. A keruang pemulihan

Pemberian terapi O2 menggunakan nasal kanul 3 Lpm


Prosedur :
15.30 1. Cuci tangan
2. Pakai handscone
15.35 3. Siapkan Nasal kanul lalu hubungkan kehumidifier pada tabung oksigen
4. Putar flow meter berikan dosis 3 Lpm
5. Cek prong, hadapkan kepunggung tangan untuk mengetahui apakah
oksigen sudah mengalir dengan baik
6. Posisikan prong dari kanul hidung agar melengkung ke bawah,
7. insersi prong ke dalam rongga hidung
8. Posisikan kedua sisi selang di atas dan belakang telinga.
9. Fiksasi kanul pada bagian bawah dagu pasien.
10. Lakukan pemantauan respon klinis pasien dan kontinuitas aliran
oksigen secara rutin

Observasi TTV An. A


TD : 100/70 mmhg
S : 36.0 °C
N : 79 x/m
P : 18 x/m
15.40
Injeksi bolus dextofen 1 amp

Memindahkan Tn. I keruang rawat baji kamase

Memindahkan An. A keruang rawat baji kamase

16.00 Datang kerumah sakit

16.30 Melakukan absensi/pembagian tugas


Rabu,
16/09/2021 Membaca papan operasi
07.30 Rencana Operasi tanggal : 16/09/2021
1. Nama : Muh. Daali
07.40 Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
08.00 Ruang rawat : Baji kamase
Diagnosa : Fraktur depress frontal
Tindakan : Craniotomy
DPJP : dr. Wahyudi
Anastesi : GETA
Rencana operasi : Jam 08.00 di OK 4

2. Nama : Syawal Embo


Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ruang rawat : Baji kamase
Diagnosa : Ulkus diabetik
Tindakan : Debridement
DPJP : dr. Margareth
Anastesi : GETA
Rencana operasi : Jam 08.00 di OK 6

3. Nama : Muh. Fadli


Umur : 10 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ruang rawat : Baji kamase
Diagnosa : Fraktur femur
Tindakan : ORIF
DPJP : dr. Zulfan
Anastesi : GETA
Rencana operasi : Jam 11.00 di OK 8

4. Nama : Tjang Kong Sang


Umur : 80 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Ruang rawat : Baji kamase
Diagnosa : Fraktur distal ulna
Tindakan : ORIF
DPJP : dr. Nassas
Anastesi : GETA
Rencana operasi : Jam 11.00 di OK 6

5. Nama : Manurung
Umur : 70 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ruang rawat : Mamminasa baji
Diagnosa : Ulkus diabetik
Tindakan : Debridement
DPJP : dr. Nassas
Anastesi : GETA
Rencana operasi : Jam 12.00 di OK 5

Bertugas di OK 4

Tn. D berada di OK 4

Observasi pemasangan bed site monitor


08.20
Observasi Injeksi bolus fentanyl
08.30
Menyiapkan transfusi set yang terdiri dari cairan NACL, transfusi set,
08.45 konekta, IV Cath 16, plester dan Alkohol swab.

08.50 Menyiapkan linen set steril yang terdiri dari 5 jas Operasi, 2 sarung meja, 2
Duk lobang kecil, 2 Duk lobang besar dan 5 Duk setengah lebar.
09.05
Menyediakan alat yang lain seperti : Line pen dan kabel monopolar, kabel
bipolar dan pinset bipolar, Handscone steril, spoit 20 CC, IV cath 16,
09.20 bisturi, benang sutril, nierbekken, suction, selang yg terhubung dgn section.
Kasa 3 buah

Menyiapkan kateter set yang terdiri dari foley kateter, urine bag, spoit 10
CC, aquades, jeli dan handscone steril

Observasi injeksi bolus midazolam, fentanyl, propofol, rocuronium dan


lidocain

09.30 Observasi pemasangan ETT (Endo trakeal tube) disambung dgn ventilator
untuk anastesi, obat yang digunakan sevoplurane
Prosedur :
09.55 1. Posisi pasien terlentang dengan kepala ekstensi setelah pasien di
tidurkan dengan obat pelumpuh otot
2. Mencuci tangan 3.
10.06 3. Memakai masker dan arung tangan
4. Melakukan suction
5. Melakukan intubasi dan menyiapkan ventilator
5. Membuka blade pegang tangkai laryngoskop
6. Membuka mulut pasien
7. Masukan blade pelan-pelan menyusuri dasar lidah-ujung
8. Blade sudah sampai di pangkal lidah-geser lidah pelan-pelan ke arah kiri
9. Mengangkat tangkai laryngoskop ke depan sehingga menyangkut ke
seluruh lidah ke depan sehingga rona glotis terlihat
10 Mengambil pipa ETT sesuai ukuran yang sudah di tentukan sebelumnya
11. Masukkan dari sudut mulut kanan arahkan ujung ETT menyusur ke
rima glotis masuk ke cela pita suara
12. Mendorong pelan sehingga seluruh balon ETT di bawah pita suara
12. Mencabut stylet
13. Masukkan udara kedalam balon ETT menggunakan Spoit 10 cc 14.
Mengecek adakah suara keluar dari pipa ETT dengan Menghentak dada
pasien dengan ambu bag
15. Mengecek ulang dengan stetoskop dan dengarkan aliran udara yang
masuk lewat ETT apakah sama antara paru kanan dan kiri
15. Fiksasi ETT dengan Plester
16. Hubungkan ETT dengan konektor ventilator
17. Cek suara napas pasien
18. Pernapasan yang adekuat dapat di monitor melalui cek BGA (Blood
Gas Analysis) ± ½ – 1 jam setelah intubasi selesai
19. Mencuci tangan sesudah melakukan intubasi
20. catat respon pernapasan pasien pada mesin ventilator Unit terkait

Observasi pemasang OPA


Prosedur :
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Pilihlah ukuran airway yang sesuai dengan pasien.
3)  Masukkan OPA dengan cara balik OPA sehingga bagian atasnya
menghadap kemuka. Mulai untuk memasukkan OPA ke mulut. Sampai
OPA mendekati dinding posterior faring dekat lidah belakang, putar OPA
pada posisi yang seharusnya (180 º).
5. Masukkan OPA kedalam sampai pada posisi
10.10 yang seharusnya dengan bagian atas masuk ke bawah dan tidak perlu
diputar.
6. Jika reflek cegukan pasien terangsang, cabut jalan nafas dengan segera
dan masukkan kembali.
7. Fiksasi OPA dengan plester dan letakkan di pipi dan melintasi bagian
datar dari jalan napas, pada bibir pasien. Jangan menutupi bagian terbuka
dari jalan napas. Harus berhati- hati untuk menjamin pasien tidak cegukan
terhadap jalan napas ketika direkatkan pada tempatnya. Perekatan dapat
mencegah pasien dari dislokasi jalan napas dan karena itu pasien muntah
segera setelah ia sadar kembali.

Observasi pemasangan kateter


Prosedur :
1. Mencuci tangan
2. Menggunakan handscone steril
3. Membersihkan alat kelamin pasien menggunakan kasa yang telah
direndam Betadine
4. Penis ditutupi dengan Duk lubang kecil
5. Menyambungkan foley kateter dengan urine bag
6. Ujung Selang kateter diberikan jelly agar lebih mudah dimasukkan.
7. Vulva pada penis akan dibuka.
8. Selang kateter dimasukkan sedalam 15 – 22,5 cm sembari dipegang
10.30 penisnya.
9. Balon foley kateter diisi dengan cairan aquades sebanyak 10 cc
menggunakan Spoit 10 cc
10. Cek selang kateter dengan cara menarik apakah sudah tertahan atau
belum jika kateter sudah terpasang dengan baik dan benar gantung urine
bag di samping bed pasien

Observasi penyediaan instrument set bedah saraf yang terdiri dari :


2 com berisi alcohol dan Betadine
1 Stuppertang
2 Hak tumpul
2 Hak tajam
4 Duk klem
5 Klem arteri kecil
1 Klem arteri sedang
2 Scapel
1 Koher
2 Nelvuder
10.35 1 Gunting jaringan
1 Gunting benang
1 Pinset bayonet
2 Pinset cirurgis
3 Pinset dura
1 Respatorium
1 Bisektor
1 Elevator
1 Kuret
1 Bor set
1 Knabel tang
2 Spraider
1 Ronjer
3 Pengait
2 Spoit 20 CC berisi NACL untuk irigasi

Bahan habis pakai


- Bonewax untuk menghentikan perdarahan pada tulang
- Collacure untuk menghentikan perdarahan
- T-Hemocel untuk menyerap perdarahan
- Benang absorsbable (sutryl 3.0 dan T vio 2.0)
- Benang non absorsbable (Biolon 3.0, t silk 2-0 dan T lene 5.0
- Bisturi no 22, 15 dan 11
- 1 lembar wocis (tissu basah yg d sterilkan lalu d gunting kecil)

Observasi njeksi bolus efedrin

Menyambungkan kabel bipolar dan monopolar ke mesin cauter


Menyambungkan selang dgn selang ngt dan suction besi lalu dihubungkan
ke kemesin suction

Operasi perasi dimulai (time out)


Prosedur operasi :
1. Rambut pasien dicukur terlebih dahulu agar tidak mengganggu proses
bedah.
2. Pasien diberi bius total sehingga tidak akan merasakan nyeri dan tidak
10.50 sadar selama operasi berlangsung.
3. Kepala pasien akan diposisikan pada bantal khusus agar area kepala yang
10.55 akan dibedah dapat diakses dengan mudah oleh dokter bedah saraf.
4. Dokter memulai prosedur kraniotomi dengan membuat sayatan pada
kulit kepala.
5. Dokter akan memakai alat khusus (perforator) untuk mengambil cranium
11.00 yang retak.
6. Alat bernama craniotomy digunakan untuk memotong tulang tengkorak
dari satu burr hole ke yang lainnya, sehingga terbentuk bone flap dan
sebagian kecil tulang tengkorak dapat diangkat.
7. Setelah pembedahan selesai, kepala kembali ditutup
8. Sebuah selang dipasang didalam kepala pasien untuk mengeluarkan sisa-
sisa perdarahan pada kepala
9. Dokter kemudian menjahit otot dan kulit kepala pasien
10. Setelah kulit kepala bagian luar selesai dijahit luka tersebut ditutup
menggunakan smest sebagai lapisan terdalam lalu ditimpa dengan kasa
kemudian di plester

Selesai tutup luka operasi

Pasien sadar

Tn. M dipindahkan ke Ruang pemulihan

13.30

14.00
14.05

Anda mungkin juga menyukai