Dosen Pembimbing:
Disusun oleh:
211FK04052
FAKULTAS KEPERAWATAN
2021
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kini faktor yang merangsangkan sistem pertahanan diri untuk menjadi tidak normal belum
diketahui. Ada kemungkinan faktor genetik, kuman virus, sinaran ultraviolet, dan obat obatan
tertentu memainkan peranan. Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) ini lebih kerap
ditemui di kalangan kaum wanita. Ini menunjukkan bahwa hormon yang terdapat pada wanita
mempunyai peranan besar, walau bagaimanapun perkaitan antara Sistemik Lupus Erythematosus
(SLE) dan hormon wanita saat ini masih dalam kajian. Penyakit Sistemik Lupus
Erythematosus (SLE) bukanlah suatu penyakit keturunan. Walau bagaimanapun, mewarisi
gabungan gen tertentu meningkatkan lagi risiko seseorang itu mengidap penyakit Sistemik
Lupus Erythematosus (SLE).
SLE adalah suatu penyakit autoimun kronik yang ditandai oleh terbentuknya antibodi-
antibodi terhadap beberapa antigen diri yang berlainan. Antibodi-antibodi tersebut biasanya
adalah IgG atau IgM dan dapat bekerja terhadap asam nukleat pada DNA atau RNA, protein
jenjang koagulasi, kulit, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Komplek antigen
antibodi dapat mengendap di jaringan kapiler sehingga terjadi reaksi hipersensitivitas III,
kemudian terjadi peradangan kronik (Elizabeth, 2009).
1.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita LES adalah sebagai berikut:
a. Gagal ginjal adalah penyebab tersering kematian pada penderita LES. Gagal ginjal dapat
terjadi akibat deposit kompleks antibodi-antigen pada glomerulus disertai pengaktifan
komplemen resultan yang menyebabkan cedera sel, suatu contoh reaksi hipersensitivitas
tipe III
b. Dapat terjadi perikarditis (peradangan kantong perikadium yang mengelilingi jantung)
c. Peradangan membran pleura yang mengelilngi paru dapat membatasi perapasan. Sering
terjadi bronkhitis.
d. Dapat terjadi vaskulitis di semua pembuluh serebrum dan perifer.
e. Komplikasi susunan saraf pusat termasuk stroke dan kejang. Perubahan kepribadian,
termasuk psikosis dan depresi dapat terjadi. Perubahan kepribadian mungkin
berkaitan dengan terapi obat atau penyakitnya (Elizabeth, 2009).
Pathway
Gangguan imunoregulasi
Penyakit SLE
Ny. L usia 28 tahun MRS tanggal 31 Maret 2016 jam 13.00 WIB dibawa keluarganya dengan
keluhan adanya lebam dan bercak kehitaman di sekitar pipi dan hidung sejak 2 bulan yang lalu,
terasa panas seperti terbakar, skala nyeri 7, pegalpegal pada seluruh tubuh, nyeri sendi, badannya
terasa lemah, mudah lelah serta demam. Klien pernah menderita TBC pengobatan 6 bln berhasil dan
dinyatakan sembuh. TTV : TD: 140/90 mmHg, N : 105 x/ menit, RR : 24 x/ menit, S: 380C.
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.L
Tanggal Lahir : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : islam
Pendidikan :-
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Status : menikah
No. CM : 1.55.96.04
Tanggal Masuk : 31 Maret 2016 jam 13.00
WIB
Tanggal Pengkajian : 31 Maret 2016 jam 13.05
WIB
Alamat : Jombang
Hasil Analisis : pada pengkajian identitas pasien di kaji dengan baik, akan tetapi ada
poin yang tidak di kaji yaitu status Pendidikan pasien.
c. Keluhan Utama
adanya lebam dan bercak kehitaman di sekitar pipi dan hidung, terasa panas seperti
terbakar, pegal-pegal pada seluruh tubuh, nyeri sendi, badan terasa lemah, mudah lelah
serta demam.
d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. L usia 28 tahun MRS tanggal 31 Maret 2016 jam 13.00 WIB dibawa
keluarganya dengan keluhan adanya lebam dan bercak kehitaman di sekitar pipi dan
hidung sejak 2 bulan yang lalu, terasa panas seperti terbakar, skala nyeri 7, pegal-
pegal pada seluruh tubuh, nyeri sendi, badannya terasa lemah, mudah lelah serta
demam.
Hasil Analisis : Riwayat kesehatan dikaji dengan baik , akana tetapi, Pengkajian
keperawatan menurut Muttaqin (2009) Untuk pemeriksaan riwayat penyakit
sekarang perlu adanya observasi yang mendukung keluhan utama dengan
melakukan serangkaian pertanyaan tentang nyeri klien secara PQRST. Dari riwayat
kesehatan sekarang pada kasus di atas pengkajian nyeri sudah lengkap
Genogram
Hasil Analisis : pada bagian ADL banyak sekali yang tidak dikaji.
5. Pola aktvitas lainya seperti pekerjaan atau olahraga fisik atau kebiasaan
f. Pemeriksaan Fisik
1) Penampilan Umum :
Kesadaran: Composmetis
GCS : 15
E :4
M :5
V :6
TTV : T : 140/90 mmHg
N : 105 x/mnt
R : 24 x/mnt
O
S : 38 C
Hasil Analisis : dikaji dengan baik dan lengkap. sudah cukup untuk
menunjukan keadaan umum klien
1. Sistem Pernafasan
Anamnese : pasien tidak mengeluh sesak nafas.
Hidung
Inspeksi: Hidung simetris, bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut
Inspeksi: simetris, mukosa bibir kering, tidak ada alat bantu nafas, lidah
Leher
Inspeksi: Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada jaringan parut
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
Dada
Inspeksi: Dada simetris, pergerakan dinding dada simetris.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Suara paru sonor dilapang paru.
Auskultasi: Tidak ada suara nafas tambahan seperti wheezing dan
ronchi.
2. Sistem kardiovaskuler
Wajah
Inspeksi: Tidak ada edema, tidak sianosis
Leher
Inspeksi: Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada jaringan parut.
Dada
Inspeksi : Dada simetris.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, ictus cordis ICS 5 midklavikula
sinistra.
Ekstremitas atas
Inspeksi : Tidak ada bintik-bintik merah, tidak ada edema, ada
Palpasi : Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, suhu akral panas,
CRT <3dtk.
Ekstremitas bawah
Inspeksi : tidak ada edema, ada kelemahan otot, tidak ada clubbing
finger.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada udema, suhu akral panas,
CRT <3dtk.
3. Sistem persyarafan
Anamnesa : pasien mengeluh nyeri di pipi dan hidung serta terdapat lebam
dan bintik kehitaman, demam.
Lidah
Inspeksi : Lidah tidak tremor, tidak ada lesi, warna putih.
Abdomen
Inspeksi : Tidak ada pembesaran abnormal
Perkusi : Timpani
Palpasi : kuadran I hepar tidak teraba, kuadran II nyeri tekan, kuadran
III tidak ada skibala, kuadran IV tidak ada nyeri tekan apendiks.
BAB : tidak ada masalah, sudah BAB 1x, warna kuning, padat.
6. Sistem Muskuluskeletal dan Integumen
3.146 Anamnese: adanya lebam dan bercak kehitaman di sekitar
pipi dan hidung, terasa panas seperti terbakar, pegal-pegal pada
seluruh tubuh, nyeri
sendi, badan terasa lemah, mudah lelah serta demam.
Warna kulit
Inspeksi : Kulit kering, warna kemerahan, terdapat lebam dan bercak
Palpasi : Kulit terasa panas, tidak ada kelemahan otot, akral hangat.
Ekstremitas atas
Inspeksi : Tidak ada bintik-bintik merah, tidak ada edema, ada
Palpasi : Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, suhu akral panas,
CRT <3dtk.
Estremitas bawah
Inspeksi : tidak ada edema, ada kelemahan otot, tidak ada clubbing
finger.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada udema, suhu akral panas,
CRT <3dtk.
15
8. Sistem Endokrin
kepala
Inspeksi: rambut mulai rontok.
Leher
Inspeksi: Tidak terlihat pembesaran kelenjar (tyroid, paratyroid)
Palpasi: Tidak ada pembesaran kelenjar (tyroid, paratyroid) tidak ada
nyeri telan.
Hasil analisis : Pada pemeriksaan fisik masih banyak yang belum dikaji
yaitu seperti data psikologis, spiritual, persepsi sensori, genetourinaria
g. Data Penunjang
1) Labortorium
Hasil Pemeriksaan Labortorium Tanggal :
Jenis
No Hasil Nilai Rujukan Interpretasi
Pemeriksaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16
2) Pemeriksaan Penunjang lainnya :
Hasil Analisis :
Tidak terdapat pemeriksaan penunjang , hanya saja pada data laboratorium
tidak terantum telah melakukan pemeriksaan laboratorium apa saja dan tidak
mencantumkan hasil nya
3. PATOFISIOLOGI KASUS
4. Analisa Data
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1 2 3 4
1 DS : Agen cidera Nyeri kronis
Pasien mengeluh adanya
lebam dan bercak kehitaman
di sekitar pipi dan hidung
sejak 2 bulan yang lalu, terasa
panas seperti
DO:
KU : lemah
17
Kesadaran : composmentis,
GCS : 456
TTV : TD :140/90 mmHg
3.175 N : 105 x/ menit 3.176
RR : 24x/mnt 3.177 S : 380C
Hasil Analisa :
hasil analisa data yang terdapat pada kasus, keadaan PQRST klien tidak dimasukan kedalam
sebuah masalah.
B. Diagnosa Keperawatan
Tanggal Ditemukan
No Diagnosa Keperawatan
Tanggal Nama & Paraf
1 2 3 4
1. Nyeri Kronis (00133 ) berhubungan dengan agen Nadlif
cedera
Hasil Analisis : Sudah sesuai, dikarenakan sesuai dengan kriteria diagnosa keperawatan.
Menurut Nursalam, 2015 bahwa kriteria diagnosa keperawatan sebagai berikut :
18
C. Perencanaan
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
Penatalaksan aan nyeri 3.199 Lakukan pengkajian nyeri yang -
Definisi : 3.200 Meringankan komprehensif meliputi lokasi,
atau mengurangi nyeri sampai karakteristik, awitan, durasi,
pada tingkat kenyamanan yang frekuensi, kualitas, intensitas
dapat diterima oleh pasien. atau keparahan nyeri, dan faktor
presipitasinya.
Observasi TTV dan perubahan
neurologis klien.
Observasi tingkat kesadaran
pasien.
Berikan informasi tentang nyeri,
seperti penyebab nyeri,
berlangsung berapa lama, dan
antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur.
Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian analgetik. 6.
Ajarkan tekhnik non farmakologi
19
msalnya distraksi, relaksasi.
Tingkatkan istirahat / tidur yang
adekuat untuk memfasilitasi
pengurangan nyeri.
Hasil Analisis : Berdasarkan hasil yang analisis prioritas dalam intervensi keperawatan sudah sesuai yakni memprioritaskan terlebih dahulu masalah
yang berhubungan dengan fisiologis. Pada penulisan tujuan dan kriteria hasil harus memiliki prinsip SMART, yakni :
20
D. Pelaksanaan
Tanggal dan Jam Tindakan DP ke Paraf
1 2 3 4
Tindakan
R:
31- 03-2016 13.05 Melakukan pengkajian nyeri yang 1 Nadlif
komprehensif meliputi lokasi, karakteristik,
awitan, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
atau keparahan nyeri, dan faktor presipitasinya.
Didapatkan hasil :
adanya lebam dan bercak kehitaman di
sekitar pipi dan hidung sejak 2 bulan
yang lalu, terasa panas seperti
terbakar, skala 7.
Mengukur TTV pasien : - TD : 140/90
mmHg - S : 38oC - N : 105x/menit - RR :
24x/menit
Memasang infus set ditangan sebelah
kiri kemudian diganti sebelah kanan.
Kolaborasi dengan dokter :
Memberikan terapi rehidrasi 1500 cc/
24 jam : 20 tpm
Terapi injeksi : Ranitidine 2x 1 ampul
1 ampul = 2cc Inj Metil Prednison
3×125 mg iv Inj Ketorolac 2 x 30 mg iv
Terapi per-oral : asam folat 2 x 1 tab
Mengajarkan tekhnik distraksi dan
relaksasi dengan cara tarik nafas dalam,
than dan keluarkan.
Memantau TTV dan perubahan
neurologis klien.
Memberikan informasi tentang nyeri,
seperti penyebab nyeri, berlangsung
21
berapa lama, dan antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur.
Menganjurkan untuk meningkatkan
istirahat / tidur yang adekuat untuk
memfasilitasi pengurangan nyeri.
Hasil Analisa : berdasarkan hasil analisis yang didapatkan bahwa tindakan implementasi
sudah sesuai dengan rencana keperawatan, dan perawat memiliki keterampilan dalam
melaksanakan intervensi keperawatan, melakukan pendokumentasian tindakan dan respon
pasien dicantumkan dalam catatan perawatan kesehatan dan catatan asuhan keperawatan
22
Nama :Ny.L Diagnosa Medis : SLE
Umur :28 tahun No. CM :xxx
Hasil Analisa : berdasarkan hasil analisis evaluasi yang dicantumkan sudah jelas mengenai
observasi dan analisis status kesehatan sesuai waktu dan ditulis dicatatan perkembangan.
23