PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. Luka
bakar berat menyebabkan morbiditas dan derajat cacat yang relative tinggi
dibandingkan dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan untuk
penanganannya pun tinggi.
Di Amerika Serikat, kurang lebih 250.000 orang mengalami luka bakar setiap
tahunnya. Dari angka tersebut 112.000 penderita luka bakar membutuhkan tindakan
emergency, dan sekitar 210 penderita luka bakar meninggal dunia. Di Indonesia, belum
ada angka pasti mengenai luka bakar, tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk
serta indsutri, angka penderita luka bakar tersebut makin meningkat.
Luka bakar menyebabkan kehilangan integritas kulit dan juga menimbulkan efek
sistemik yang sangat kompleks. Luka bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang
ditentuka oleh kedalaman luka bakar. Beratnya luka bergantung pada dalam, luas, dan
letak. Selain beratnya luka bakar, umur dan keadaan kesehatan penderita sebelumnya
merupakan factor yang sangat mempengaruhi prognosis (R. Sjamsuhidajat, 2010).
Dihermina kemayoran kasus luka bakar kasusnya jarang dan langka dalam satu
tahun kasus luka bakar dapat ditemukan 5 kasus
Cedera luka bakar terutama pada luka bakar yang dalam dan luas masih
merupakan penyebab utama kematian.oleh sebab itu penderita luka bakar memerlukan
perwatan khusus karena ada kondisi luka bakar terjadi pengeluaran air ,serum darah
serta kondisi luka yang terbuka memungkinkan untuk terjadinya infeksi.
B.tujuan
Tujuan penulisan dari makalah ini sebagai berikut :
1.Tujuan umum
Tujuan umum pembuatan makalah ini agar pembaca dapat memahami dan mengerti
teori mengenai asuhan keperawatan pada anak k dengan ganguan system integumen :
luka bakar baik dilingkungan rumah sakit,maupun dilingkungan masyarakat
2.Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini sebagai berikut :
a.pembaca dapat menyebutkan konsep dasar luka bakar
b.pembaca dapat menjelaskan asuhan keperawatan luka bakar
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. TEORITIS MEDIS
1. Definisi Combustio/ Luka Bakar
Luka bakar bisa berasal dari berbagai sumber, dari api, matahari, uap, listrik,
bahan kimia, dan cairan atau benda panas. Luka bakar bisa saja hanya berupa luka
ringan yang bisa diobati sendiri atau kondisi berat yang mengancam nyawa yang
membutuhkan perawatan medis yang intensif (PRECISE, 2011)
Luka akar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas arus listrik,bahan
kimia dan petir yang mengenai kulit,mukosa dan jargan yang lebih dalam.luka bakar
yang luas mempengaruhi metabolism dan fungsi setiap sl tubuh,semua system dapat
terganggu,terutam system kardiovaskuler ( Rahayuningsih 2012)
Luka bakar bias merusak kulit yang bfungsi melindungi kita dari kotran dan
infeksi.jika banyak permukaan tubuh terbakar,hal ini bias menancam iwa karena
terjadi kerusakan pembuluh darah ketidakseimbangan elektrolit dan suhu
tubuh,gangguan pernafasan serta fungsi saraf ( Adibah dan Winasis,2014)
2. Epidemiologi
Kurang lebih 2,5 juta orang mengalami luka bakar di Amerika Serikat setiap
tahunnya. Dari kelompok ini, 200.000 orang pasien memerlukan penanganan rawat
jalan dan 100.000 orang pasien dirawat di rumah sakit. Sekitar 12.000 orang
meninggal setiap tahunnya. Anak kecil dan orang tua merupakan populasi yang
beresiko tinggi untuk mengalamiluka bakar. Kaum remaja laki-laki dan pria dalam
usia kerja juga lebih sering menderita luka bakar (Smeltzer, 2001:1911). Di rumah
sakit anak di Inggris, selama satu tahun terdapat sekitar 50.000 pasien luka bakar
dimana 6400 diantaranya masuk ke perawatan khusus luka bakar. Antara
tahun1997-2002 terdapat 17.237 anak di bawah 5 tahun mendapat perawatan di
gawat darurat di 100 rumah sakit di amerika
3. Etiologi Combustio/ Luka Bakar
Luka bakar (Combustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara
langsung maupun tidak langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak
terjadi pada kecelakaan rumah tangga. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari matahari,
listrik maupun bahan kimia juga dapat menyebabkan luka bakar. Secara garis besar,
penyebab terjadinya luka bakar dapat dibagi menjadi:
1. Paparan api
Flame: Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka, dan
menyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebut. Api dapat membakar
pakaian terlebih dahulu baru mengenai tubuh. Serat alami memiliki
kecenderungan untuk terbakar, sedangkan serat sintetik cenderung meleleh atau
menyala dan menimbulkan cedera tambahan berupa cedera kontak.
Benda panas (kontak): Terjadi akibat kontak langsung dengan benda panas.
Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang mengalami kontak.
Contohnya antara lain adalah luka bakar akibat rokok dan alat-alat seperti solder
besi atau peralatan masak.
2. Scalds (air panas)
Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan semakin
lama waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan. Luka
yang disengaja atau akibat kecelakaan dapat dibedakan berdasarkan pola luka
bakarnya. Pada kasus kecelakaan, luka umumnya menunjukkan pola percikan,
yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat. Sedangkan pada kasus yang
disengaja, luka umumnya melibatkan keseluruhan ekstremitas dalam pola
sirkumferensial dengan garis yang menandai permukaan cairan.
3. Uap panas
Terutama ditemukan di daerah industri atau akibat kecelakaan radiator mobil.
Uap panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap
serta dispersi oleh uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi inhalasi, uap panas
dapat menyebabkan cedera hingga ke saluran napas distal di paru.
4. Gas panas
Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas dan oklusi
jalan nafas akibat edema.
5. Aliran listrik
Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan tubuh.
Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang menyebabkan
percikan api dan membakar pakaian dapat menyebabkan luka bakar tambahan.
6. Zat kimia (asam atau basa)
7. Radiasi
8. Sunburn sinar matahari, terapi radiasi.
4. Faktor Predisposisi
1. Kecelakaan kerja
2. Pemakaian kosmetik berbahan kimia berbahaya
3. Kelalaian saat bekerja
4. Akibat berjemur
d. Diagram
Penentuan luas luka bakar secara lebih lengkap dijelaskan dengan diagram
Lund dan Browder sebagai berikut :
6. Fase Combustio/Luka Bakar
1. Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), breathing (mekanisme
bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi
segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi
saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera
inhalasi adalah penyebab kematian utama penderita pada fase akut. Pada fase
akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera
termal yang berdampak sistemik.
2. Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan
atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi
menyebabkan:
a. Proses inflamasi dan infeksi.
b. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau
tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ – organ
fungsional.
c. Keadaan hipermetabolisme.
3. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini
adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi,
deformitas dan kontraktur.
7. Pathway
Bahan Kimia Termis Radiasi Listrik/petir
Masalah
Biologis Keperawatan:
LUKA BAKAR Psikologis Gangguan Citra
Tubuh
Defisiensi
pengetahuan
Anxietas
Pada Wajah Di ruang tertutup Kerusakan kulit /luka
Cairan intravaskuler
menurun
Gangguan
Gangguan perfusi organ penting sirkulasi seluler
Gangguan perfusi
Otak Hepar
Kardiovaskuler Hipoxia sel GI Neurologi Imun
ginjal Traktus
Pelepasan
Hipoxia Kebocoran Daya tahan Laju metabolisme
katekolamin Gangguan
kapiler Ginjal tubuh meningkat
Dilatasi Neurologi
menurun
lambung
Sel otak
Penurunan curah Fungsi Hipoxia
mati Hambahan
jantung ginjal hepatik Glukoneogenesis
pertumbuhan
glukogenolisis
Gagal
fungsi Gagal Gagal ginjal Gagal
sentral jantung hepar
MK:
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
8. Manifestasi KlinisMULTI SISTEM ORGAN FAILURE
Kedalaman Bagian Kulit Gejala Penampilan Perjalanan
dan Penyebab Yang terkena Luka Kesembuhan
Luka Bakar
Perubahan ( s/d 48-72 jam pertama) (12 jam – 18/24 jam pertama)
Respon stres. Terjadi karena Aliran darah Terjadi karena Stres karena
trauma, renal sifat cidera luka.
peningkatan berkurang. berlangsung lama
produksi cortison. dan terancam
psikologi pribadi.
10. Prognosis
Orang yang berusia sangat muda dan tua memilki resiko mortalitas yang
tinggisesudah mengalami luka bakar. Peluang untuk bertahan hidup lebih besar
pada anak–anak yangberusia diatas 5 tahun dan pada orang dewasa yang berusia
40 tahun atau kurang. Cedera inhalasiyang menyertai luka bakar sendiri akan
memperberat prognosis pasien. Hasil akhir tergantung padadalamnya dan luasnya
luka bakar disamping pada status kesehatan sebelum luka bakar serta usiapasien.
(Smeltzer, 2001)
Untuk menentukan luas luka bakar dapat digunakan salah satu metode
yang ada, yaitu metode “rule of nine” atau metode “Lund dan Browder”
Ekstrimitas atas
18% 18% 18 %
(kanan dan kiri)
Ektrimitas bawah
27% 31% 30%
(kanan dan kiri)
Genetalia 1% 1% 1%
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan sebagai berikut :
1) Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi
trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka bakar daerah
leher; kompresi jalan nafas thorak dan dada atau keterdatasan pengembangan
dada.
2) Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan cairan
melalui rute abnormal. Peningkatan kebutuhan : status hypermetabolik, ketidak
cukupan pemasukan, kehilangan perdarahan.
3) Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan cedera inhalasi asap atau
sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari
dada atau leher.
4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat;
kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Pertahanan sekunder tidak
adekuat; penurunan Hb, penekanan respons inflamasi.
5) Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan edema.
Manifulasi jaringan cidera contoh debridemen luka.
6) Resiko tinggi kerusakan perfusi jaringan, perubahan/disfungsi neurovaskuler
perifer berhubungan dengan Penurunan/interupsi aliran darah arterial/vena,
contoh luka bakar seputar ekstremitas dengan edema.
7) Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik (sebanyak 50 % - 60% lebih besar dari proporsi normal pada
cedera berat) atau katabolisme protein.
8) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler,
nyeri/tak nyaman, penurunan kekuatan dan tahanan.
9) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Trauma : kerusakan permukaan
kulit karena destruksi lapisan kulit (parsial/luka bakar dalam).
c. Rencana Intervensi
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan
Keperawata
Kriteria Intervensi Rasional
n
Hasil
Resiko Bersihan Kaji refleks Dugaan cedera inhalasi
bersihan jalan nafas gangguan/menelan;
jalan nafas tetap efektif. perhatikan pengaliran air
tidak efektif Kriteria liur, ketidakmampuan Takipnea, penggunaan
berhubungan Hasil : menelan, serak, batuk otot bantu, sianosis dan
dengan Bunyi nafas mengi. perubahan sputum
obstruksi vesikuler, Awasi frekuensi, irama, menunjukkan terjadi
trakheobronk RR dalam kedalaman pernafasan ; distress
hial; oedema batas perhatikan adanya pernafasan/edema paru
mukosa; normal, pucat/sianosis dan dan kebutuhan
kompressi bebas sputum mengandung intervensi medik.
jalan nafas . dispnoe/cya karbon atau merah muda.
nosis. Obstruksi jalan
Auskultasi paru, nafas/distres pernafasan
perhatikan stridor, dapat terjadi sangat
mengi/gemericik, cepat atau lambat contoh
penurunan bunyi nafas, sampai 48 jam setelah
batuk rejan. terbakar.
Resiko tinggi Pasien dapat Awasi tanda vital, CVP. Memberikan pedoman
kekurangan mendemostr Perhatikan kapiler dan untuk penggantian
volume asikan status kekuatan nadi perifer. cairan dan mengkaji
cairan cairan dan respon kardiovaskuler.
berhubungan biokimia Awasi pengeluaran urine
dengan membaik. dan berat jenisnya. Penggantian cairan
Kehilangan Kriteria Observasi warna urine dititrasi untuk
cairan evaluasi: tak dan hemates sesuai meyakinkan rata-2
melalui rute ada indikasi. pengeluaran urine 30-50
abnormal. manifestasi cc/jam pada orang
Peningkatan dehidrasi, dewasa. Urine berwarna
kebutuhan :st resolusi Perkirakan drainase luka merah pada kerusakan
atus oedema, dan kehilangan yang otot masif karena
hypermetabo elektrolit tampak adanyadarah dan
lik, ketidak serum dalam keluarnya mioglobin.
cukupan batas Peningkatan
pemasukan. normal, Timbang berat badan permeabilitas kapiler,
Kehilangan haluaran setiap hari perpindahan protein,
perdarahan. urine di atas proses inflamasi dan
30 ml/jam. Ukur lingkar ekstremitas kehilangan cairan
yang terbakar tiap hari melalui evaporasi
sesuai indikasi mempengaruhi volume
sirkulasi dan
Selidiki perubahan pengeluaran urine.
mental Penggantian cairan
tergantung pada berat
badan pertama dan
Observasi distensi perubahan selanjutnya
abdomen,hematomesis,fe Memperkirakan luasnya
ces hitam. oedema/perpindahan
Hemates drainase NG cairan yang
dan feces secara periodik. mempengaruhi volume
Lakukan program sirkulasi dan
kolaborasi meliputi : pengeluaran urine.
Pasang / pertahankan Penyimpangan pada
kateter urine tingkat kesadaran dapat
mengindikasikan
Pasang/ pertahankan ketidak adequatnya
ukuran kateter IV. volume
Berikan penggantian sirkulasi/penurunan
cairan IV yang dihitung, perfusi serebral
elektrolit, plasma, Stres (Curling) ulcus
albumin. terjadi pada setengah
dari semua pasien yang
Awasi hasil pemeriksaan luka bakar berat(dapat
laboratorium ( Hb, terjadi pada awal
elektrolit, natrium ). minggu pertama).
Temuan-temuan ini
mennadakan
hipovolemia dan
perlunya peningkatan
cairan. Pada lka bakar
luas, perpindahan cairan
dari ruang intravaskular
ke ruang interstitial
menimbukan
hipovolemi.
-
Perubahan tujuan : - observasi faktor2 -makanan yang
nutrisi yang merangasang merangsang dapat
perubahan nutrisi
kurang dari muntah mengakibatkan mual dan
kurang dari
kebutuhan turun nafsu makan
kebutuhan tubuh
tubuh
teratasi -saat ps tidak nyaman
berhubngan - hindari rasa nyeri
dapat menimbulkan mual
dengan status -tidak terjadi
hipermetabol setelah dilakukan -obat perawatan luka
ik ( sebanyak tindakan - lakukan perawatan menyebabkan mual
50-60% lebih kepertawatan luka sebelum
1. PENGKAJIAN
Tanggal masuk/jam : 11 maret 2019/ 10.30 wib
Tanggal pengkajian/jam : 11 maret 2019/10.30 wib
A.Idestitas pasien
Nama : An. k
Umur: 9bln
Jenis kelamin : perempan
Alamat : jl blok A sunter, Jakarta uatra
Agama : islam
Pendidikan : tidak sekolah
Status : tidak menikah
Berat badan : 6.7 kg
No rekam medis: B 26.09.84
Diagnose medis :combustion gr 2 a b
Nama dpjp : dr krista eka putri SpKK
Triage : level 2
Cara datang : di gendong orangtua
Penanggungjawab : tn S
Pekerjaan : tidak bekerja
B.Anamnesa
Data subyektif : auto anamnesa
Keluhan penyakit : ot ps mengatakan anaknya tersiram air panas dari atas meja
terkena wajah,badan,lengan dan paha kanan imunisasi ps tidak mendapatkan
campak pada usia 9 bulan karena bbnya kurang
Riwayat alergi : tidak ada
Riwayat penyakit : tidak ada
data obyektif :
keadaan umum : sedang
suhu : 38,7 , nadi = 160 x/menit , respirasi = 35 x/menit, saturasi = 99 % tanpa oksigen
berat badan = 6,7 kg , akral dingit ,nadi kuat.
1.nilai nyeri = ada
( provokes) = termis
(Quality) = terbakar
( region ) = dada, perut,tangan kanan , wajah,leher,paha
( severity) = flacs = 7/10
2.asesmen resiko jatuh : get up and go : tinggi
Tatalaksana : edukasi dan pita kuning
3.status psikologi = cemas
4. pekerjaan : tidak bekerja
5. pendidikan : tidak sekolah
6.sosial ekonomi ; baik
7. screening gizi pasien anak : rendah skor untuk mall nutrisi
C.PEMERIKSAAN FISIK
Airway : tidak ditemukan adanya sumbatan jalan napas
Breathing : tidak adanya penurunan kesadaran,tidak ditemukan jejas
hanya ada luka bakar didada ,suara nafas normal,pengembangan dada simetris
Circulation : nadi teraba kuat takikardi teratur,akral dingin,turgor
kulitkurang elastis ,crt > 3 detik
Pemeriksaan fisik
1.sistem kardiovaskuler : adanya takikardi nadi 160 x/menit
2. sitem integumen :warna kulit merah da nada bula diwajah,dada,leher,perut
paha
3.sistem pulmonar : nafas tidak bau
4.sistem gastrointrestinal : membran mukosa kering
5.sistem neurologi : tidak ada kelemahan
6.sistem muskuloskletal : ps tidak bias beraktifitas karena ada luka bakar
7.sistem urinaria : tidak bak saat diigd
8. system reproduktif : tidak ada masalah
D.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal/ jam pemeriksan : 11 maret 2019/ 11.30
F.MASALAH KEPERAWATAN
1.kurang volume cairan
2.nyeri
3.kerusakan integritas kulit
2.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hari/tanggal/jam Data Problem etiologi
Senin ,11-3-2019 Ds : ot ps mengatakan anaknya Defis volume
10.30 demam dan menangis terus cairan Hipovolemik
Do : membrane mukosa dan
kering,ada luka bakar di hemokonsentrasi
wajah ,leher,dada,perut,tangan
kana ,dan paha .nadi=
160x/menit, suhu = 38 derjat
celcius
Senin ,11-3-2019 Ds: ot ps mengatakan anaknya Resiko tinggi Kerusakan
10.30 menangis terus infeksi kulit / luka
Do: skala nyeri= 6,ps terlihat
menangis terus terdapat luka
bakar
didada,perut,tangan,wajah,
Paha
Senin,11-3-2019 Ds: ot ps mengatakan luka Gangguan
10.30 bakar rasa nyaman Kerusakan pada
didada,perut,tangan,paha,wajah nyeri kulit /luka
dan leher
Do: terdapat luka bakar
didada,tangan,paha,wajah,leher,
Terdapat luka bula dan warna
merah
Senin,11-3-2019 Ds : ot ps mengatakan anaknya Resiko tinggi
10.30 terkena air panas kerusakan Kerusakan pada
dimuka,dileher ,wajah dan paha perfusi kulit/luka
Do: terdapat luka bakar jaringan
diwajah,leher,dada,perut dan
paha,ps datang keigd akral
dingin,nadi=160x/menit
Senin,11-3-2019 Ds: ot ps mengatakan kulitnya Kerusakan Kerusakan pada
10.30 merah dan timbul seperti bisul integritas kulit / luka
sesudah terkena air panas kulit
Do : terdapat luka bakar
berwarna merah dan terdapat
bula
Senin,11-3-2019 Ds: ot ps mengatakan anaknya Ganguan Kerusakan pada
10.30 bias merambat dan ngedapang mobilitas kulit/ luka
Do:ps terlihat kaku dan terlihat fisik
hanya bias miring saja dan
diam saja
3.INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnose keperawatan Tujuan dan kriteria Perencanaan
hasil
1 kurang volume cairan Tujuan: 1.Awasi tanda tanda
berhubungan dengan 1. kurang volume vital
peningkatan permeabilitas cairan intra vaskuler 2.Monitor tanda
kapiler dan kehilangan lewat teratasi 2.Tidak terjadi tanda kekurangan
evaporasi dari luka bakar setelah dilakukan cairan seperti
ditandai dengan : tindakan keperawatan membrane mukosa
selama 3x24jam. mulut kering, turgor
Ds: ot mengatakanada luka Kriteria .hasil: kulit tidak elsatis,
bakar dan bula di dada, perut, - KU baik produksi urin
paha, tangan, leher dan wajah, - Kes CM menurun.
- Tanda tanda vital 3.Pertahankan
Do :ku sedang kes :cm mukosa dalam batas normal. pemberian cairan
bibir kering, ttv: S:36.8℃, N: -membran mukosa yang adekuat.
160x/m, RR: 35x/m. hasil lembab 4.Libatkan keluarga
laboratorium HB 13.7 eritrosit - Hasil laboratorium dalam memberikan
5.6, leukosit 27900, trombosit dalam batas normal. cairan per oral
463000, gds 153, albumin 4.6, 5.Berikan penkes
natrium 145, kalium 4.70, tentang manfaat
clorida 109. cairan bagi tubuh.
6.Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian cairan
yang adekuat.
1.PENGKAJIAN
Dalam pengkajian penulis mengacu kepada pengkajian teoritis.pengkajian yang
dilakukan sebagai dasar merumuskan diagnose keperawatan berdasarkan masalah yang
dihadapi pasien dan keluarga.penulis melakukan pengkajian pada tanggal 11-3-2019
mendapatkan data pengkajian melalui wawancara,observasidan pemeriksaan fisik.
Pada teori terdapat kesenjangan pada penghitungan cairan dipraktek ps laoding 100 cc
dalam ½ jam
2.diagnosa keperawatan berdasarkan pathowflow kasus
Dalama diagnose keperawatan dalam teori terdapat diagnosa 8.namun pada
kasus yang saya ambil hanya terdapat 6 diagnosa karena tidak semua ps luka bakar
terjadi gangguan pola napas hanya pad aps yang terkana wajah seluruhnya saja yang
bias mndapatkan diagnosa tersebut dan penulis mengambil juga sak dari rs hermina
3.perencanaan
Setelah diagnose ditegakkan maka diperlukannya lagi rencana
keperawatan.kegiatan perencanaan ini meliputi memperioritaskan masalah,merumuskan
tujuan,kriteria hasil serta rencana tindakan.dalam perencanaan ini tidak terdapat
kesenjangan Antara teori dan kasus
4.pelaksanaan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada kasus ini,tidak semua rencana
keperwatan yang disusun terlaksana semua karena tindakan yang dilakukan diigd hanya
bersifat gawat darurat saja dan dikarenakan keterbatasan waktu,implementasi
dilanjutkan oleh perawat ruangan.
5.Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap akhir dan alat ukur untuk memulai keberhasilan
pemberian asuhan keperwatan,apakah tujuan keperawatan berhasil.evaluasi dilakukan
sesua dengan konsep.pada keenam diagnose keperawtan yang muncul pada kasus an.k
yaitu :
1.kekurangan cairan
2.resiko tinggi infeksi
3.nyeri
4.resiko tinggi perfusi jaringan
5.kerusakan integritas kulit
6.kerusakan mobilitas fisik
Untuk keenam diagnose tersebut belum teratasi dikarenakan proses keperawatan
dilakukan diigd dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengatasi masalah
tersebut.
BAB V PENUTUPAN
1.KESIMPULAN
Mengingat kasus luka bakar merupakan suatu cedera berat yang memerlukan
penanganan dan penatalakasanaan yang sangat komplek dengan biay yang cuup tinggi
serta angka morbiditas dan mortalitas karenabebeapa factor penderita factor pelayanan
petugas ,factor fasilitas pelayanan dan factor cederanya,untuk penanganan luka bakar
perlu diketahui fase luka bakar,penyebab luka bakar ,derajat kedalaman luka bakar,pada
peanganan luka bakar seperti penaganan trauma yang lain ditangani secara telti dan
sistematik. Penatalaksanaan sejak awal harus sebaik-baiknya karena pertolongan
pertama kali sangat menentukan perjalanan ini .
2.Saran
Adapun saran penulis para pembaca,diharapkan dapat memahaminya dan
mengetahui tentang luka bakar khususnya pada luka bakar dengan trauma inhalasi dan
dapat memahami tindakan ,khususnya dalam tindakan sebagai seorang perawat
professional.
DAFTAR PUSTAKA
Amin & Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc. Jogjakarata : Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta
http://www.academia.edu/7710988/LAPORAN_PENDAHULUAN_LUKA_BA
KAR_3 diakses tanggal 22Nopember 2016
https://www.academia.edu/8542579/Askep_Luka_Bakar_Combustio_,diakses
tanggal 22Nopember 2016
Huddak & Gallo. 2006. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Jakarta: EGC.
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Moenadjat Y. 2003. Luka bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.
Nanda International. 2013.Aplikasi Asuhan Keperawata Berdasarkan Diagnosa Medis
& NANDA NIC- NOC Jilid 1 & 2. Jakarata:
Sjamsudiningrat, R & Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta: EGC