Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH AFIRMASI POSITIF TERHADAP SELF REGULATION (REGULASI

DIRI) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

Sakanun Eka Novandri1 Hariyono2 Ucik Indrawati3


123
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang
1
email: novandri600@gmail.com 2email: hari_monic@yahoo.com 3email:
uchiehaura@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang : Pasien diabetes melitus sering kali memiliki self regulation (regulasi diri)
yang rendah mulai dari menilai status kesehatan sampai menentukan relevansi personal,
karena penyakit ini sering mengalamai peningkatan kadar gula darah yang tidak bisa ditebak
dan peningkatan ini seiring dengan tidak terkontrolnya pola makan yang dianjurkan oleh
petugas kesehatan dan pola aktifitas yang seimbang. Sasaran : untuk regulasi diri pada
pasien diabetes mellitus tipe 2 terkait studi empiris lima tahun terahir. Desain : literature
review. Sumber data : pencarian elektronik komprehensif yang dilakukan di google scholar
(2015-2020), scient direct (2015-2020), springer (2015-2020) untuk mengambil jurnal yang
diterbitkan dalam bahasa inggris dan bahasa Indonesia. Metode : istilah atau ungkapan kata
kunci yang di masukkan terkait dengan afirmasi positif terhadap self regulasi pada pasien
diabetes mellitus tipe 2. Hasil : Hasil literature review ini menunjukkan hampir semua
pasien dalam kelompok kontrol (80%) mengalaminya telah di diagnosis dengan DM tipe 2
selama lebih dari lima tahun. Kesimpulan : Kesimpulan dalam literature review ini adalah
terdapat pengaruh afirmasi positif terhadap self regulation pada pasien diabetes mellitus tipe
2. Saran : Tetapi ini bertujuan untuk memberikan informasi serta intervensi keperawatan
secara mandiri sebagai pengobatan alternatif untuk membantu mengatasi masalah rendahnya
Self regulation (regulasi diri) pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan terapi afirmasi
positif.

Kata kunci : Afirmasi positif, self regulation, Diabetes Melitus tipe 2

THE EFFECT OF POSITIVE AFIRMATION ON SELF REGULATION IN TYPE 2


DIABETES MELLITUS PATIENTS

ABSTRACT

Background: Patients with diabetes mellitus often have low self-regulation ranging from
assessing health status to determining personal relevance, because this disease often
experiences unpredictable increases in blood sugar levels and this increase is in line with
the uncontrolled diet recommended by staff. health and a balanced pattern of activity.
Targets: for self-regulation in patients with type 2 diabetes mellitus associated with the last
five years of empirical study. Design: literature review. Data sources: comprehensive
electronic searches conducted on google scholar (2015-2020), scientist direct (2015-2020),
springer (2015-2020) to retrieve journals published in English and Indonesian. Method: the
terms or keyword phrases that are entered are related to positive affirmation of self-
regulation in patients with type 2 diabetes mellitus. Results: The results of this literature
review show that almost all patients in the control group (80%) experienced it had been
diagnosed with type 2 diabetes for more than five years. Conclusion: The conclusion in this
literature review is that there is a positive affirmative effect on self-regulation in patients
with type 2 diabetes mellitus. Suggestion: This therapy aims to provide information and
independent nursing interventions as an alternative treatment to help overcome the problem
of low self-regulation in patients with type 2 diabetes mellitus with positive affirmation
therapy.

Keywords: Positive affirmation, self regulation, type 2 diabetes mellitus

sedangkan di tahun 2018 sebesar 2,6%


PENDAHULUAN (KEMENKES RI, 2018).

Self Regulation (Regulasi Diri) penting Penelitian yang dilakukan (Sari, 2016)
dimiliki bagi seseorang untuk menunjukkan self regultion (regulasi diri)
mengendalikan fikiran, emosi, dan perilaku mempengaruhi pengendalian gula darah,
dalam mencapai tujuan tertentu. Jika Self kebiasaan makan serta gaya hidup yang
regulation (Regulasi diri) itu rendah maka merupakan faktor utama dalam pengobatan
mengganggu individu dalam berperilaku diabetes melitus. Efek ini mungkin
hidup sehat termasuk untuk melakukan disebabkan karena self regulation (regulasi
aktifitas fisik, mengkonsumsi makanan diri) termasuk aspek afektif, kognitif,
sehat, dan mematuhi rejimen perawat emosional, dan perilaku pasien eama
medis (Miller et al., 2020). Diabetes perawatan. (Maghfirah, 2016) menyatakan
adalah merupakan salah satu dari empat bahwa tinggi rendahnya self regulation
penyait tidak menuar dan menjadi target (regulasi diri) individu itu berdampak pada
masalah kesehatan yang di prioritaskan perilaku yang dimunculkan, oleh karena itu
oleh para pemimpin dunia. Selama dekade mengakibatkan kepatuhan pengelolaan
terakhir jumplah prevlensi dan kasus Diabetes Melitus menjadi terganggu.
diabetes terus meningkat (KEMENKES Faktor sosial atau dukungan keluarga yang
RI, 2018). Pasien diabetus melitus sering kurang juga sangat berpengaruh dalam
kali memiliki self regulation (regulasi diri) pengelolaan Diabetes Melitus maka dari
yang rendah mulai dari menilai status itu juga mempengaruhi self regulation
kesehatan hingga menentukan relevansi (regulasi diri) (Berg et al., 2017).
peronal, karena penyakit ini sering Rendahnya pengetahuan mengenai self
mengalamai peningkatan kadar gula darah regulation (regulasi diri) mempenaruhi
yang tidak bisa ditebak dan peningkatan ini perilaku pasien Diabetes Melitus dalam
seiring dengan tidak terkontrolnya pola mengontrol motivasi diri untuk melakuka
makan yang dianjurkan oleh petugas Diet (Estuningsih et al., 2019).
kesehatan dan pola aktifitas yang seimbang
(Hariyono, 2016). Mengatasi masalah di atas penulis
memiliki solusi menggunakan metode
Internasional Diabetes Federasi Atlas afirmasi positif, afirmasi positif itu sendiri
edisi sembilan tahun 2019 menyatakan adalah memberikan informasi kepada
bahwa di asia tengara pada tahun 2019 pikiran sadar seseorang secara terus
terdapat 88 juta kasus, dan diperkirakan di menerus sehingga informasi tersebut akan
tahun 2045 meningkat menapai 153 juta tertanam dipikiran bawah sadar (Martini,
(Diabetes Federation International, 2019). 2016). Manfaat yang didapat dari afirmasi
Data dari WHO pada tahun 2010 jumlah positif antara lain membawa hal-hal positif
kasus diabetes di Indonesia sebanyak 8,4 dalam kehidupan, sedangkan pikiran-
juta dan diprediksi meningkat ke-21,3 juta pikiran serta afirmasi negatif cenderung
kasus di tahun 2030 serta indonesia melemah dan berpotensi menimbulkan
menduduki urutan empat dalam kategori kegagalan (Meriyanti, 2016).
penderita diabetes melitus tertinggi di
dunia (Suharto, Sulistyoning; Lutfi, Erik
Irham ; Rahayu, 2019). Menurut Infodatin
prevalensi DM di Jawa Timur mengalami
kenaikan pada tahun 2013 sebesar 2,1%
BAHAN DAN METODE PENELITIAN afirmasi positif pemberian
yang afirmasi
mempengaruhi positif yang
Strategi untuk mencari artikel self regulation mempengaruh
menggunakan PICOS framework (reguasi diri) i self regultion
(Hariyono, Romli and Indrawati, 2020) pada pasien (regulasi diri)
diabetes melitus pada pasien
tipe 2 diabetus
1) Population/problem, populasi atau
meitus tipe 2
masalah yang akan di analisis sesuai Interven Teknik afirmasi, Bukan tekait
dengan tema yang sudah ditentukan tion komponen self teknik
dalam literature review. regulation afirmasi,
2) Intervention, suatu tindakan (reguasi diri), komponen self
faktor self regulation
penatalaksanaan terhadap kasus regulation (reguasi diri),
individu atau masyarakat serta (reguasi diri) faktor self
pemaparan tentang manajemen yang regulation
tindakan keperawatan. mempengaruhi (reguasi diri)
3) Comparation, penatalaksanaan lain yg diabetes melitus yang
mempengaruh
dipakai sebagai perbandingan. i dibetes
4) Outcome, hasil atau luaran yg didapat melitus
dari penelitian. Compar Tidak ada faktor Tidak ada
5) Study design, desain penelitian yg ation pembanding faktor
pembanding
digunakan oleh jurnal yg mau di
Outcom Berkaitan Bukan terkait
review. e dengan adanya teknik
teknik afirmasi, afirmasi,
Mencari artikel atau jurnal ini memakai komponen self komponen sel
keyword atau boolean operator (AND, OR, regulation regulation
(reguasi diri), (reguasi diri),
AND NOT, atau NEAR) penggunaan kata faktor self faktor self
kunci seperti ini bertujuan regulation regulation
menspesifiksikan atau memprluas (reguasi diri) (reguasi diri)
pencrian, sehingga lebih mudah untuk yang yang
penentuan jurnal atau artikel yang mempengaruhi mempengaruh
diabetes melitus i diabetes
diterapkan. Kata kunci yang digunakn mellitus
dalam peneliitian ini yaitu, “self Study Quasy Meta-analysis
regulation” AND “positive affirmations” design Experimental, design,
AND “diabetes mellitus”. Data yg one grup pre- Observation
post test, Design,
digunakn dalam penelitian ini adalah data Systematic / philosophical
sekunder. Sumber data sekunder yang lieratur review, Design,
diperoeh berupa artikel atau jurnal yang cohort sequential
relevan dengan topik dilakukan design,Case Design,
menggunakan database Science Direct, Study Design, Historical
exploratiory Design,
Indonesia One Search (by perpusnas), design,
Directory of Open Access Journals, longitudinal
Google Scholar, PubMed.gov. design,
descriptive
design
Kriteria inklusi dan ekslusi dengan format
Tahun Artikel atau Artikel atau
PICOS yaitu terbit jurnal yng terbit jurnal yng
setelah Thn terbit sebelum
Kriteria Inklusi Ekslusi 2015 Thn 2015
Populati Jurnal Jurnal Bahasa Menggunakan Selain
on / internasiional inernasional bahasa inggris menggunakan
Problem serta nasionall selain yang serta bahasa bahasa inggris
yng behubungan berhubungan indonesia serta bahasa
dengan topik dengan topik indonesia
penelitian yaitu penelitian
pemberian yaitu
Hasil pencarian literature melalui publikasi mampu membantu individu dalam
Science Direct, Indonesia One Search (by mengontrol ketidakberdayaan serta
perpusnas), Directory of Open Access merubah (perilaku gaya) hidup ke arah yng
Journals, Google Scholar, PubMed.gov. lebih baik (Yusuf and Wardani, 2015).
menggunakan kata kunci “self regulation”
AND “positive affirmations” AND (Cox et al., 2017) meneliti “Effect Of
“diabetes mellitus”, peneliti mendaapatkan exercise intensity on positive affect in
3243 jurnal yang cocok dengan keyword patients with type 2 diabetes”, design
tersebut. Jurnal penelitian tersebut penelitian ini menggunakan Experimental
kemudian diskrining, sebanyak 421 jurnal design, sedangkan pengambilan sampling
dieksklusi karena terbitan tahun 2015 memakai Stratified Random Samping serta
kebawah dan menggunakan Bahasa selain instrumennya sendiri menggunakan pre- to
Bahasa inggris dan Indonesia. Assessment post- exercise, Hasil penelitian pada jurnal
kelayakan terhadap 127 jurnal, jurnal yang menjelaskan bahwa belom ada perbedan
duplikasi dan jurnal yang tidak sesuai yng signifikn antara kelompok karena
dengan kriteria inklusi dilakukan eksklusi, pengaruh positif sebelum latihan tidak
sehingga didapatkan 10 jurnal yang berubah setelah menjalani 8 minggu.
dilakukan review.
(Cimahi and Putri, 2017) meneliti
Literature review diringkas sesuai dengan “Studi Deskriptif Self-Regulatory Model
pendekatan naratif dengan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan
menggabungkan data yang diperoleh Komplikasi di Pukesmas Cimahi Selatan”,
sepanjang garis hasil yng diukur untuk Design pada penelitian ini mengunakan
mencapai tujuan. Selanjutnya dikumpulkan Descriptive design, sedangkan
jurnal yng memenuhi kriteria seleksi serta pengambilan samplingnya sendiri
dibuat ikhtisar jurnal yang meliputi nama memakai accidental sampling, serta
peneliti, tahun terbit, metode, hasil instrumennya menggunakan interpretation,
penelitian, dan database. Hasil review jurnal tersebut peneiti
mendapatkan hasil bahwa kepatuhan
terhadap pengobatan, pilar
HASIL PENELITIAN penatalaksanaan diabetes tergolong baik
tetapi ada juga kepatuhan yang cenderung
Penyajian hasil literatur dalam penulisan buruk sedangkan dimensi emosional jenis
tugas akhir memuat rangkuman hasil dari kelamin perempuan lebih rentan
masing-masing-masing artikel yang mengalami distress emosional dari pada
terpilih sebagai berikut : laki-laki.

Penelitian pada jurnal Rachel Satya, Ice (Tsenkova, Karlamangla and Ryff, 2016)
Yulia Wardani (2015) “Analisis Praktik meneliti “Parental history of Diabetes,
klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Positive Affect, and diabetes Risk in
perkotan Ketidakberdayaan Pada Klien Adults: Findings from MIDUS” design
Diabetes Melitus Tipe II di Ruang pada penelitin ini menggunakan
Antasena RS DR. H. MARZOEKI experimental, sedangkan pengambilan
MAHDI BOGOR”, penelitian ini samplingnya sendiri memakai kelompok
mengunakan design case study design, control, serta instrumennya mnggunakan
samplingnya sendiri memakai cluster questionnair. Hasil dari jurnal tersebut
random sampling, instrumennya menunjukkan bahwa riwayat diabetes
mengunakan questionnair. Hasil dari orang tua dikaitkan dengan peningkatan
penelitian menunjukkan bahwa melakukan resiko diabetes menunjukkan ineraksi yang
pendekatan, memberi penjelasan edukasi signifikan antara pengaruh positif dan
serta pengkajian terhadap masalah riwayat orang tua diabetes serta
ketidakberdayaan, melatih dan kesejahteraan psikologis dapat melindungi
menanamkan proses berfikir positif
individu dengan peningkatan resiko Development”, design penelitian ini
diabetes. menggunakan longitudinal design,
(Estuningsih et al., 2019) meneliti “Effect sedangkan pengambilan samplingnya
of Self-Regulated Learning for Improving sendiri memakai cluster random sampling,
Dietery Management and Quality of Life in serta instrumennya sendiri menggunakan
Patients with type-2 Diabetes Mellitus at questionnaire. Hasil penelitian pada jurnal
Dr. Ramelan Noval Hospital, Surabaya, ini menunjukkan ada bukti bahwa tingkat
Indonesia”, Design penelitian ini positif yang lebih tingggi mempengaruhi,
menggunakan experimental design optimisme, dan kesejahteraan dapat
sedangkan pengambilan samplingnya menyebabkan peningktan kepatuhan
memakai control grup, serta instrumennya kesehatan pada pasien dengan penyakit
sendiri menggunakan pretest-posttest. kronis seperti diabetes meitus tipe 2.
Hasil penelitian pada jurnal ini
menunjukkan hasil yang berdampak positif (Poppe et al., 2019) meneliti “Efficacy of a
pada pengetahuan pasien diabetes. Self-Regulation-Based Electronic and
Mobile health Intervention Targeting an
(Wang et al., 2018) meneliti “The self-care Active Lifestyle in Adults Having Type 2
dilemma of type 2 diabetic patients: the Diabetes and in Adults Aged 50 years or
mechanism of self-regulation resource Older: Two Randomized controlled
depletion”, design pada penelitian ini trials”,Design penelitian ini menggunakan
menggunakan exploratin design, cohort design, sedangkan penambilan
sedangkan pengambilan samplingnya samplingnya sendiri memakai cluster
sendiri mremakai random-effects model, random sampling, serta instumennya
serta instrumennya sendiri menggunakan sendiri menggunakan questionnair. Hasil
questionnair, stoop task, spatial dari penelitian di jurnal ini menunjukkan
incompatibility task. Hasil dari penelitian bahwa self regulation based intervensi
di jurnal ini membuktikan bahwa ada berbasis web berpotensi mengubah pa dan
korelasi negatif antara sumber daya ab pada porang dewasa dengan biabetes
pengaturan diri krnis dan periaku melitus tipe 2.
perawatan diri, serta pasien menunjukkn
kerentanan yang lebih besar terhadap (Nowlan et al., 2016) meneliti “A
sumber daya pengaturan diri dan Comparison of Single-Session Positive
meakukan tugas pengaturan diri yang Reappraisal, Cognitive Restructuring and
lebuh buruk. Supportive Counselling for Older Adults
with Type 2 Diabetes”, design dalam
(Sweeney and Moyer, 2015) meneliti penelitian ini menggunakan experimental
“Self-Affirmation and Responses to Health design, sedangkan pengambilan
Massages: A Meta-Analysis on Intentions samplingnya sendiri memakai partisipan,
and Behavior”, design penelitian ini serta instrumennya sendiri menggunakan
menggunakan experimental design, questions demografis, I-PANAS-SF,
sedangkan pengambilan samplingnya MoCA, ICQ-PB, CERQ-PR, GDS, GAI.
sendiri memakai random-effects model, Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
serta instrumennya sendiri menggunakan intervensi penilaian ulang positif
journal analysis Hasil dari penelitian menyebabkan kedua tingkat kepercayaan
menunjukkan secara keseluruhan meta- meningkat secara signifikan dan frekuensi
analisis menyajikan pandanan yang berfikir lebih lanjut mendukung bahwa
menjanjikan bahwa penegasan diri intervensi secara efektif meningkatkan
berdampak pada perilaku, disamping niat. penilaiaan kembali.

(Huffman et al., 2015) meneliti “Positive Karakteristik dalam pencapaian studi


Psychological interventions for Patients
with Type 2 Diabetes: Rationale, No Kategori n %
Theoretical Model, and Intervention
A Tahun Publikasi Delphi method procedure to find most
suitable framework of the study
1 2015 4 40
First run : Pernyataan – pernyataan positif
2 2016 1 10
dan spesifik yang di tujukan pada diri
sendiri
3 2017 2 20
Second run : Pernyataan positif dilakukan
4 2018 1 10 pada diri sendiri untuk mensugesti dan
merubah persepsi
5 2019 2 20 Third run : Afirmasi positif dilakukan
pada penderita diabetes mellitus tipe 2
Total 10 100 untuk merubah persepsi terhadap masalah
kesehatan yang di alaminya dan merubah
B Desain Penelitian pola hidup menuju sehat
1 Experimental 5 50
PEMBAHASAN
2 Cohort Design 1 10
Mahmudiono dkk (2019), dalam
3 Case Study Design 1 10
penelitiannya menunjukkan bahwa
4 Longitudinal 1 10 sebagian besar pasien dalam setiap
kelompok berusia 40-59 tahun kelompok
5 Exploration design 1 10 kontrol memiliki lebih banyak perempuan,
sedangkan kelompok intervensi memiliki
6. Descriptive design 1 10 lebih banyak laki-laki. Hampir semua
pasien dalam kelompok kontrol (80%)
Total 10 100 mengalaminya telah didiagnosis dengan
DM tipe-2 selama lebih dari lima tahun.
Durasi DM untuk kelompok kontrol
Tahun publikasi jurnal yang didapatkan diklasifikasikan dalam kategori lebih dari
dalam literatur ini antara lain tahun 2015 lima tahun, sedangkan untuk kelompok
sebanyak 4 jurnal, tahun 2016 sebanyak 1 intervensi mayoritas diklasifikasikan ke
jurnal, tahun 2017 sebanyak 2 jurnal, tahun dalam kategori kurang dari tiga tahun.
2018 sebanyak 1 jurnal, tahun 2019 Semua pasien di kedua kelompok memiliki
sebanyak 2 jurnal. Dapat disimpulkan rata- tingkat pengetahuan yang rendah terkait
rata tahun jurnal yang digunakan pada dengan pendidikan diet sebelum intervensi.
literatur ini yakni pada tahun 2015
sebanyak 4 jurnal. Sebelum program intervensi, baik kontrol
maupun kelompok intervensi dinilai untuk
Design yang digunakan dalam menyusun pengukuran awal untuk menganalisis
Literature review antara lain Experimentali homogenitas dengan indepen yang
sebanyak 5 jurnal, cohort Design sebanyak dibutuhkan uji t. Semua variabel itu
1 jurnal, Case Study Design sebanyak 1 homogen (nilai p > 0,05) Oleh sebab itu,
jurnal, Longitudinal Design sebanyak 1 penelitian ini bisa memastikan bahwa
jurnal, Exploration Design sebanyak 1 setiap perbedaan dalam analisis posttest
jurnal, Descriptive Design sebanyak 1 dapat diatribusikan untuk intervensi
jurnal. Dari pernyataan diatas dapat pendidikan. Di sisi lain, hasil ini
disimpulkan rata-rata design yang memastikan bahwa kontrol dan intervensi
digunakan untuk menyusun Literature kelompok serupa sebelum menjalani
Review pada penelitian ini menggunakan intervensi dan programnya.
design Experimental sebanyak 5 jurnal Glukosa darah kelompok intervensi, darah
sistolik tekanan, dan kadar kolesterol
menunjukkan lebih besar menurun
dibandingkan kelompok kontrol. Namun, Namun, intervensi paling penting
BMI hanya menunjukkan sedikit setelahnya terapi non farmakologis adalah
perubahan; perubahan BMI negative manajemen diet.
karena baik kelompok intervensi maupun Wardani & Yusuf (2015), dalam
kelompok control mengalami peningkatan penelitiannya menunjukkan bahwa klien
BMI setelah program intervensi. adalah pasien di Klinik DM Bogor RS
Mengenai tekanan darah diastolik, hanya Marzuki Mehdi dan dirawat di Bangsal
intervensi kelompok menunjukkan Antasina untuk Hiperglikemia (400) serta
perubahan, dengan penurunan dari pre test terdapat luka kapalan yng pecah di telapak
menjadi post test. kaki. Pasien merasakan lemas, pusing,
serta nyeri dibagian luka kaki, yng
Hasil penelitian ini sesuai dengan yng menurut pasien sejak 8 bulan tidak
dilaporkan Dizaji et al., 10 menunjukkan sembuh. Pasien mengatakn sudah sering
peningkatan pada mengetahui skor besar kontrol di Poli DM RSMM.
pasien diabetes setelah implementasi
program intervensi pendidikan. Dengan Hasil pemeriksaan didapatkan berat badan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pasien 57 kg, tinggi 170 cm dan memiliki
terdapat hal yang positif berdampak pada IMT 19,7 (normal), pasien berkata
pengetahuan pasien diabetes. Perubahan sebelumnya pasien berat badannya 63 kg
perilaku adalah salah satu langkah tersulit serta sekarang berat badannya turun. Hasil
proses pendidikan, meskipun memberikan pemeriksaan TTV diperoleh TD 130/90
pendidikan intervensi kepada orang-orang mmHg, nadi 88 x/m, suhu 36,7 derajat C,
selama tiga bulan. RR 19 x/m. Pasien memiliki riwayat DM
23 tahun yang lalu dan tidak
Sebuah studi oleh Skarbek (2011), juga ditindaklanjuti secara rutin, namun riwayat
menyebutkan dukungan keluarga akan cedera kaki pasien sekitar 8 bulan sebelum
membantu orang dengan DM tipe 2 SMRS. Hasil laborat abnormal yaitu GDS
meningkatkan efikasi diri. Sebuah studi 400 mg / dL dan Hb 10 g / dL.
oleh Mayberry dan Osborn menyebutkan
bahwa dukungan instrumental adalah yang Salah satu penyebab munculnya penyakir
paling banyak bentuk umum dari kronis disebabkan karena
dukungan keluarga.12 Pasien diabetes Ketidakberdayaan. DM adalah penyakit
mendapat dukungan instrumental dari kronis yng dapat memperburuk kondisi
anggota keluarga di daerah seperti diet, tubuh dan menyebabkan masalh
olahraga, kepatuhan pengobatan, psikososial yaitu ketidakberdayan.
pemantauan glukosa, dan penanganan dari Penyakit diabetes sendiri adalah penyakit
dokter. menahun yng sifatnya tidak dapat
disembuhkaan atau degeneratif, namun
Dalam menangani DM mereka, pasien kadar glukosa darah memerlukan
tidak hanya harus mengelola diet mereka pengobatan secara teratur, pola hidup
dengan tepat tetapi juga aktivitas fisik sehat, serta pengetahuan diet DM yng tepat
mereka. Latihan fisik harus dilakukan terus untuk penderita DM (Purwanto, 2011).
menerus dan secara teratur karena Dampak yng diakibatkan dri penyakit DM
sensitivitas reseptor insulin diaktifkan merupakan masalah psikososial serta
dengan latihan fisik tidak berlangsung masalah fisik.
lama. Namun, latihan fisik memiliki
manfaat untuk menurunkan berat badan Salah satu penyebab munculnya penyakir
penderita diabetes yng obesitas dan kronis disebabkan karena
kelebihan berat badan. Jika mengelola Ketidakberdayaan. DM adalah penyakit
diabetes melitus melalui pengaturan pola kronis yng dapat memperburuk kondisi
makan dan fisik aktivitas tidak berhasil tubuh dan menyebabkan masalh
menjaga kadar glukosa, maka terapi psikososial yaitu ketidakberdayan.
farmakologis mungkin yangg dibutuhkan. Penyakit diabetes sendiri adalah penyakit
menahun yng sifatnya tidak dapat untuk mengurangi perilaku yang merusak
disembuhkaan atau degeneratif, namun kesehatan atau untuk meningkatkan
kadar glukosa darah memerlukan perilaku yang meningkatkan kesehatan.
pengobatan secara teratur, pola hidup Ukuran efek agregat untuk niat kesehatan
sehat, serta pengetahuan diet DM yng tepat adalah.26, 95%.04 –.48. Untuk perilaku
untuk penderita DM (Purwanto, 2011). kesehatan, ukuran efek dari peserta yang
Dampak yng diakibatkan dri penyakit DM menegaskan diri versus kontrol berkisar
merupakan masalah psikososial serta dari _0,15 hingga 0,60. Ukuran efek positif
masalah fisik. menunjukkan bahwa peserta mengurangi
perilaku yang merusak kesehatan atau
Menurut Ginanjar (2009), menyatakan meningkatkan perilaku yang
kebiasaan masyarakat perkotaa dalam mempromosikan kesehatan. Untuk
berpola makan tidak seimbang bisa perilaku kesehatan, ukuran efek agregat
memicu tingginya penyakit degeneratif adalah.27, 95%.11-.43. Ukuran efek untuk
khususnya penyakit diabetes yang dapat niat kesehatan dan perilaku dianggap kecil
menyebabkan gangguan psikososial dalam besaran (Cohen, 1988).
ketidakberdyaan. Dari uraian di atas,
penulis menyimpulkan ada perbedaan Menggunakan prosedur meta-regresi di
ketidakberdayan masyarakat pedesaan CMA, ukuran efek niat dimasukkan
serta perkotan ditinjau dari gaya hidup sebagai prediktor berkelanjutan dari
(pola makan). Karena masyarakat perkotan ukuran efek perilaku dalam analisis meta-
sudah dengan cepat terpapar pada makanan regresi model campuran. Hasil penelitian
cepat saji, masyarakat di perkotaan menunjukkan bahwa di antara 10 studi
cenderung lebih sulit untuk mengganti yang menilai kedua hasil, ukuran efek niat
makanan daripada masyarakat pedesaan. bukan merupakan prediktor signifikan
ukuran efek perilaku 03, 17, 95% 30 -.36.
Moyer et al., (2015), Pencarian bibliografi Analisis ini menunjukkan bahwa adanya
menghasilkan 112 judul dan abstrak. efek niat tidak memprediksi adanya efek
Tinjauan oleh dua pembuat kode perilaku.
independen mengungkapkan bahwa 23
studi memenuhi syarat untuk tinjauan lebih
lanjut. Setelah meninjau teks lengkap dari SIMPULAN DAN SARAN
laporan ini, 16 studi dimasukkan dalam
tinjauan akhir, dengan 14 mengukur niat Simpulan
dan 12 mengukur perilaku. Ringkasan dari
proses pemilihan penelitian disajikan pada Berdasarkan dari pencarian beberapa jurnal
Gambar 1. Total ukuran sampel berkisar yang telah dijelaskan oleh peneliti dari bab
antara 31 hingga 185. Usia rata-rata sebelumnya, maka dapat diambil
peserta berkisar antara 17,76 hingga 38. kesimpulan sebagai berikut:
Perempuan terdiri dari 50–100% dari
peserta di semua studi, dengan lima studi Hasil literature review yang sudah di
hanya terdiri dari wanita. Penelitian analisis dari database menunjukkan
dilakukan terutama di Eropa atau Inggris Hampir semua pasien dalam kelompok
(68,75%) dan partisipan utamanya adalah kontrol (80%) mengalaminya telah di
mahasiswa sarjana (68,75%). Lihat Tabel 1 diagnosis dengan DM tipe 2 selama lebih
untuk penjelasan lebih lanjut tentang studi dari lima tahun
yang termasuk dalam tinjauan.
Saran
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2,
ukuran efek untuk niat kesehatan dari Tetapi ini bertujuan untuk memberikan
peserta yang mengaku diri versus kontrol informasi serta intervensi keperawatan
berkisar dari 0,86 hingga 1,67. Ukuran secara mandiri sebagai pengobatan
efek positif menunjukkan peningkatan niat alternatif untuk membantu mengatasi
masalah rendahnya Self regulation JANTUNG KORONER.‟ Available at:
(regulasi diri) pada pasien diabetes melitus http://repository.unair.ac.id/58257/.
tipe 2 dengan terapi afirmasi positif.
Hariyono, Romli, leo yosdimyati and
Indrawati, U. (2020) „Buku Pedoman
KEPUSTAKAAN Penyusunan Skripsi‟, (35), pp. 1–35.

Berg, C. A. et al. (2017) „Developmental Huffman, J. C. et al. (2015) „Positive


model of parent-child coordination for Psychological Interventions for Patients
self-regulation across childhood and with Type 2 Diabetes : Rationale ,
into emerging adulthood: Type 1 Theoretical Model , and Intervention
diabetes management as an example‟, Development‟, 2015.
Developmental Review. Elsevier Inc.,
46, pp. 1–26. doi: KEMENKES RI (2018) „Hari Diabetes
10.1016/j.dr.2017.09.001. Sedunia Tahun 2018‟, Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan RI,
Cimahi, P. and Putri, E. Y. (2017) „Studi pp. 1–8.
Deskriptif Self-Regulatory Model
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Maghfirah, S. R. (2016) „Regulasi Diri
Komplikasi di Puskesmas Cimahi Otonom Dan Terkontrol Pada Pasien
Selatan Study of Self-Regulatory Diabetes Mellitus Tipe 2‟, the
Model of Type 2 Diabetes Mellitus Indonesian Journal of Health Science,
Patients with Namun , hasil survei yang 7(1), pp. 77–85.
dilakukan oleh WHO ( 2003 )
menunjukkan‟, 3, pp. 660–666. Martini, M. (2016) „Pengaruh Teknik
Afirmasi Positif Terhadap Harga Diri
Cox, E. et al. (2017) „Effect of exercise Pengguna Napza Di Rumah Sakit
intensity on positive affect in patients Ernaldi Bahar Provinsi Sumatra
with type 2 diabetes‟, Journal of Selatan‟.
Science and Medicine in Sport. Sports
Medicine Australia, 20, pp. 67–68. doi: Meriyanti, T. (2016) „PENGARUH
10.1016/j.jsams.2017.09.326. AFIRMASI POSITIF TERHADAP
KONSEP DIRI PADA PASIEN
Diabetes Federation International (2019) STROKE DI RS PKU
IDF Diabetes Atlas 2019, International MUHAMMADIYAH GOMBONG‟.
Diabetes Federation. Available at:
http://www.idf.org/about- Miller, A. L. et al. (2020) „Adolescent
diabetes/facts-figures. Interventions to Manage Self-
Regulation in Type 1 Diabetes (AIMS-
Estuningsih, Y. et al. (2019) „Effect of T1D): randomized control trial study
Self-Regulated Learning for Improving protocol‟, BMC Pediatrics. BMC
Dietary Management and Quality of Pediatrics, 20(1), pp. 1–10. doi:
Life in Patients with Type-2 Diabetes 10.1186/s12887-020-2012-7.
Mellitus at Dr. Ramelan Naval
Hospital, Surabaya, Indonesia‟, Nowlan, J. S. et al. (2016) „A Comparison
Kesmas: National Public Health of Single-Session Positive Reappraisal ,
Journal, 14(2), pp. 51–57. doi: Cognitive Restructuring and Supportive
10.21109/kesmas.v14i2.2257. Counselling for Older Adults with Type
2 Diabetes‟, Cognitive Therapy and
Hariyono (2016) „PENGEMBANGAN Research. Springer US, 40(2), pp. 216–
MODEL SELF REGULATORY 229. doi: 10.1007/s10608-015-9737-x.
INTERVENTION TERHADAP
KONSERVASI PASIEN PENYAKIT Poppe, L. et al. (2019) „Efficacy of a Self-
Regulation – Based Electronic and
Mobile Health Intervention Targeting
an Active Lifestyle in Adults Having
Type 2 Diabetes and in Adults Aged 50
Years or Older : Two Randomized
Controlled Trials Corresponding
Author ‟:, 21, pp. 1–22. doi:
10.2196/13363.

Sari, P. (2016) „Regulasi diri dan


dukungan sosial dari keluarga pada
pasien diabetes melitus tipe 2‟.
Available at:
http://repository.wima.ac.id/9193/.

Suharto, Sulistyoning; Lutfi, Erik Irham ;


Rahayu, M. D. (2019) „PENGARUH
PEMBERIAN JAHE (Zingiber
officinale) TERHADAP GLUKOSA
DARAH PASIEN DIABETES
MELLITUS‟, 8487(3), pp. 76–83.

Sweeney, A. M. and Moyer, A. (2015)


„Self-Affirmation and Responses to
Health Messages : A Meta-Analysis on
Intentions and Behavior‟, 34(2), pp.
149–159.

Tsenkova, V. K., Karlamangla, A. S. and


Ryff, C. D. (2016) „Parental History of
Diabetes , Positive Affect , and
Diabetes Risk in Adults : Findings from
MIDUS‟, Annals of Behavioral
Medicine. Annals of Behavioral
Medicine, 50(6), pp. 836–843. doi:
10.1007/s12160-016-9810-z.

Wang, L. et al. (2018) „The self-care


dilemma of type 2 diabetic patients :
The mechanism of self-regulation
resource depletion‟, 13, pp. 1–14.

Yusuf, R. S. and Wardani, I. Y. (2015)


„ANALISIS PRAKTIK KLINIK
KEPERAWATAN KESEHATAN
MASYARAKAT PERKOTAAN
KETIDAKBERDAYAAN PADA
KLIEN DIABETES MELITUS TIPE II
DI RUANG ANTASENA RUMAH
SAKIT DR. H. MARZOEKI MAHDI
BOGOR‟, 3, pp. 145–153.

Anda mungkin juga menyukai