Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmu Keperawatan : Journal of Nursing Science

Vol. 9, No. 2, November 2021, hlm. 151-157 e-ISSN: 2598-8492


DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jik.2021.009.02.2 p-ISSN: 2088-6012
Website : http://www.jik.ub.ac.id
@2021. This is an open access article under the CC BY-NC 4.0 license

Artikel Asli

Diabetes Self-Management Education (DSME) untuk Meningkatkan Manajemen


Perawatan Diri Kelompok Diabetesi
Diabetes Self-Management Education (DSME) Intervention to Improve Self-Care
Management of Diabetes Mellitus Patients
Annisa Wuri Kartika1*, Widyatuti2, Etty Rekawati3
1Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
2,3Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

*Korespondensi penulis:
Annisa Wuri Kartika
Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Jl Puncak Dieng, Kalisongo, Kecamatan Dau Malang, Telp: +62341 569117,
Email: annisa_tika@ub.ac.id

Info Artikel ABSTRAK


Riwayat Artikel: Manajemen perawatan diri merupakan komponen penting dalam
Dikirim 6 April 2021 penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2). Pengetahuan, kesadaran
Direvisi 30 April 2021 diri dan kepatuhan diabetesi menentukan keberhasilan dalam peningkatan
Diterima 28 Juni 2021 kualitas hidup dan pecegahan komplikasi. Intervensi keperawatan komunitas
melalui strategi pendidikan kesehatan terstruktur dengan Diabetes Self-
Management Education (DSME) yang diberikan dalam Support Group
Kata Kunci: diharapkan dapat meningkatkan manajemen perawatan diri. Penelitian ini
DSME menggunakan desain one group pre-post design dengan analisis t-test untuk
Manajemen perawatan diri mengetahui kemampuan tingkat manajemen diri dan nilai gula darah
Diabetes Mellitus Tipe 2 kelompok diabetesi sebelum dan setelah intervensi. Instrumen yang
Support Group digunakan adalah Diabetes Self Care Management Questionnaire (DSMQ).
Pelaksanaan intervensi DSME dilakukan pada kelompok diabetesi di
kelurahan Sukmajaya Kota Depok selama 2 bulan. Jumlah sampling pada
penelitian ini adalah 48 diabetesi. Hasil evaluasi menunjukkan terjadi
peningkatan perawatan diri dan penurunan gula darah sewaktu (GDS) pada
diabetesi. Terdapat perubahan yang signifikan pada kelompok diabetesi
(n=49) sebelum dan sesudah intervensi pada perawatan diri dan GDS
(p=0,000 dan p=0,011). DSME yang diberikan pada kelompok diabatesi
diharapkan dapat diterapkan perawat sebagai salah satu strategi
pelaksanaan program perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) di
lingkup pelayanan kesehatan primer.

ABSTRACT
Self-care management is an important component in the management of
Keywords: Diabetes Mellitus Type 2 (DMT2). Knowledge, self-efficacy, and compliance in
DSME self-care are the main factors to improving quality of life and preventing
Self-care management complications. Diabetes Self-Management Education (DSME) in support groups
Type 2 Diabetes Mellitus was used in community nursing interventions to improve diabetes self-care
management. This study used a one-group pre-post design with t-test analysis
Support Group
to determine the ability of self-management levels and blood sugar values of the
group with diabetes before and after the intervention. The instrument used was
the Diabetes Self Care Management Questionnaire (DSMQ). Diabetes Mellitus
patients received DSME intervention for two months. The number of samplings
in this study was 49 people with diabetes. The findings show that in intervention
groups, self-care improves, and blood sugar levels fall. There were significant
changes in the diabetics' group (n = 48) before and after the intervention on
self-care and blood glucose levels (p = 0.000 and p = 0.011). We suggest that the
DSME might be given to the diabetes group by nurses as one of the strategies
for implementing health education in the public health care program
(PERKESMAS).

151
Jurnal Ilmu Keperawatan : Journal of Nursing Science
Vol. 9, No. 2, November 2021, hlm. 151-157 e-ISSN: 2598-8492
DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jik.2021.009.02.2 p-ISSN: 2088-6012
Website : http://www.jik.ub.ac.id
@2021. This is an open access article under the CC BY-NC 4.0 license

Pendahuluan pendekatan perawatan berfokus pada klien.


Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 adalah Hal tersebut sejalan dengan fokus utama
penyakit metabolik yang ditandai dengan kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan
meningkatnya kadar gula darah atau masyarakat (PERKESMAS) yaitu
hiperglikemia disebabkan kombinasi dari meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
gangguan produksi insulin dan resistensi keperawatan, membimbing dan mendidik
insulin pada jaringan perifer khususnya otot individu, keluarga, kelompok, masyarakat
dan hati (Al-Goblan, Al-Alfi, & Khan 2014). untuk menanamkan pengertian, kebiasaan
Angka kejadian DM secara global mencapai dan perilaku hidup sehat sehingga mampu
451 juta (8,4%) pada rentang usia 18-90 tahun memelihara dan meningkatkan derajat
pada tahun 2017 dan diperkirakan meningkat kesehatannya (Kemenkes RI, 2006). Salah satu
menjadi 693 juta (9,9%) pada tahun 2045 strategi edukasi yang diterapkan untuk
(Sibounheuang et al. 2019). Di Indonesia, meningkatkan perilaku perawatan diri pada
Riskesdas melaporkan bahwa jumlah diabetesi adalah Diabetes Self-management
penderita DM naik dari 6,9% pada tahun 2013 Education (DSME).
menjadi 8,5% pada tahun 2018 (Kemenkes RI Diabetes Self-management Education
2018). (DSME) merupakan proses yang
Kunci penatalaksanaan DM adalah berkelanjutan, bertujuan untuk memberikan
perilaku manajemen perawatan diri yang dukungan informasi pengambilan keputusan,
didasari oleh kepatuhan, pengetahuan, dan perilaku perawatan diri, pemecahan
kesadaran diri. Penelitian Abdulrahman et al. masalah dan kerjasama aktif dengan tim
(2020) menyatakan bahwa diabetesi dengan kesehatan (Funnell et al., 2012). Pendekatan
pengetahuan yang bagus dan kepatuhan problem solving dalam strategi edukasi
perawatan diri memiliki kontrol gula darah terbukti dapat meningkatkan perilaku
yang baik. Sedangkan rendahnya kontrol gula perawatan diri, kontrol HbA1c dan gula darah,
darah yang disebabkan karena perubahan dan kontrol berat badan,
ketidakpatuhan perawatan diri meliputi tidak peningkatan kualitas hidup, stress maupun
patuh minum obat dan kurangnya modifikasi peningkatan kepatuhan terhadap perilaku
pola hidup menjadi permasalahan yang paling minum obat (Lavelle et al., 2016; Trevisan et
banyak terjadi pada diabetesi (Jaam, al., 2019). DSME juga terbukti dapat
Mohamed Ibrahim, et al. 2018). menurunkan HBA1c, meningkatkan perilaku
Ketidakpatuhan terhadap perawatan diri kontrol gula darah serta kesadaran diri
tersebut menyebabkan meningkatnya risiko diabetesi (Felix et al., 2019; Fitri, Krianto, &
kebutaan, gagal ginjal, penyakit jantung, Sari 2019).
stroke, amputasi sampai kematian (Jaam, Intervensi keperawatan komunitas
Awaisu, et al. 2018; Zhuang, Chen, dan Wang berupa pendidikan kesehatan secara
2019). Penyebab ketidakpatuhan antara lain berkelompok bertujuan untuk memberikan
usia, etnis, tingkat pendidikan, tingkat dukungan pada anggota kelompok dan dapat
pemahaman mengenai informasi kesehatan, saling berbagi pengalaman positif yang dapat
kurangnya motivasi, dan rendahnya sosial meningkatkan kualitas kesehatan masing-
ekonomi (Shiyanbola et al. 2018; Anglada- masing anggotanya. Strategi kelompok ini
Martínez et al. 2017). secara signifikan dapat meningkatkan
Intervensi yang berfokus strategi perilaku kontrol gula darah anggota
penguatan perilaku perawatan diri salah kelompoknya (Tang et al., 2014; Spencer et al.,
satunya adalah pendidikan kesehatan yang 2018).
menghasilkan dampak positif diantaranya
penurunan HbA1c dan komplikasi DM Metode
(Spencer et al., 2018). Perawat komunitas Metode penelitian ini adalah quasi-
sebagai tenaga kesehatan dengan peran experimental dengan one group pre-post
sebagai pendidik memiliki peran penting design. Metode pengambilan sampling adalah
dalam melaksanakan strategi edukasi dengan purposive sampling dengan kriteria inklusi

152
Jurnal Ilmu Keperawatan : Journal of Nursing Science
Vol. 9, No. 2, November 2021, hlm. 151-157 e-ISSN: 2598-8492
DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jik.2021.009.02.2 p-ISSN: 2088-6012
Website : http://www.jik.ub.ac.id
@2021. This is an open access article under the CC BY-NC 4.0 license

adalah penderita DM tipe 2 dengan usia (18- Kesehatan Kota Depok 2017). Data demografi
75 tahun), memiliki riwayat DM tipe 2 > 6 responden adalah sebagai berikut:
bulan, bisa membaca dan menulis, serta
bersedia mengikuti kegiatan selama 2 bulan. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kelompok
Jumlah sampling yang didapatkan adalah 48 Diabetesi (n=48)
responden yang tergabung dalam 4 support Data Jumlah %
group. Responden diberikan informed consent Data Demografi
terlebih dahulu sebagai syarat legal etik dalam a. Usia
pengambilan data. Pra lansia 15 31%
Pelaksanaan intervensi dalam Lansia 33 69%
penelitian ini adalah dengan mengadakan b. Jenis Kelamin
Laki-laki 14 29%
pendidikan kesehatan selama 4 sesi setiap
Perempuan 34 71%
kelompok berfokus pada pemberdayaan dan c. Rata-rata Lama 6 tahun
pendekatan DSME. Topik yang diberikan Sakit
dalam 4 sesi adalah 1) Pengenalan masalah : Data Perilaku Pengobatan
pengetahuan mengenai DM; 2) Manajemen a. Kontrol Gula Darah
DM (manajemen nutrisi dan olahraga); 3) Rutin (min 1x/bln) 39 81%
Manajemen krisis untuk penanganan Tidak rutin 9 19%
komplikasi DM (manajemen hiperglikemia, Hasil GDS
hipoglikemia, komplikasi, senam dan Rata – rata 215,6 mg/dl
perawatan kaki) dan 4) Manajemen stress dan b. Obat yang diminum
koping (terapi relaksasi dan restrukturisasi - Metformin 34 71%
kognitif). Pelaksanaan tiap sesi dilakukan - Glibenclamide 1 2%
- Kombinasi 4 8%
selama 90 menit. Setiap sesi diakhiri dengan
(Metformin +
komitmen target bersama yaitu pelaksanaan Glibenclamide)
pengisian modul dengan kegiatan masing- - Insulin 5 10%
masing disesuaikan dengan sesi yang diikuti. Tidak minum obat 4 9%
Pada setiap sesi dilakukan pengukuran gula c. Keluhan Kesehatan
darah sewaktu (GDS) sebagai evaluasi Baal di kaki 30 62.5%
perilaku self-management selama intervensi. Gg.penglihatan 5 10%
Instrumen penelitian yang dipakai Tidak ada keluhan 5 10%
adalah Diabetes Self-Management d. Keluhan lain 8 17,5%
Questionnaire (DSMQ) dan pengukuran gula
darah sewaktu (GDS) menggunakan Data perilaku kesehatan dan
glucometer. Analisis data yang digunakan pengobatan dari diabetesi menggambarkan
adalah paired t-test dengan menggunakan perilaku kontrol ke pelayanan kesehatan
SPSS. sebesar 39 orang (81%) sedangkan yang tidak
rutin periksa adalah 9 orang (19%). Jenis obat
Hasil dan Pembahasan yang diminum oleh sebagian besar diabetesi
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui adalah metformin (71%), namun terdapat 9%
bahwa usia penderita DM Tipe 2 terbanyak klien tidak minum obat karena menggunakan
adalah lansia sebanyak 69%, jenis kelamin jamu dan tidak periksa ke pelayanan
perempuan yaitu sebanyak 71% dengan rata- kesehatan. Hasil pemeriksaan nilai rata-rata
rata lama sakit DM selama 6 tahun. Gula Darah Sewaktu (GDS) adalah 215,16
Berdasarkan data tersebut tergambar bahwa mg/dl dengan nilai terendah adalah 112
penderita DM rata-rata mendapatkan mg/dl dan tertinggi adalah 448 mg/dl. Rata-
diagnosis DM sejak usia dewasa atau pra- rata nilai gula darah yang tinggi dapat menjadi
lansia. Data laporan kesehatan Kota Depok faktor risiko terjadinya komplikasi pada
Tahun 2017 menyebutkan bahwa prevalensi diabetesi. Menurut WHO (2018) didapatkan
penyakit DM pada tahun 2017 di kelompok data bahwa tingginya kadar Glukosa Darah
usia 15-44 tahun sebanyak 6,26% (Dinas (GD) juga memiliki kontribusi penyebab
kematian dengan perkiraan jumlah 2,2 juta
153
Jurnal Ilmu Keperawatan : Journal of Nursing Science
Vol. 9, No. 2, November 2021, hlm. 151-157 e-ISSN: 2598-8492
DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jik.2021.009.02.2 p-ISSN: 2088-6012
Website : http://www.jik.ub.ac.id
@2021. This is an open access article under the CC BY-NC 4.0 license

kematian pada tahun 2012 dan pada tahun peningkatan terbanyak adalah kebiasaan
2016 didapatkan data bahwa terdapat 1,6 juta olahraga.
kematian dengan hampir setengah dari Topik yang diberikan dalam DSME
kematian karena tingginya GD terjadi sebelum pada pendidikan kelompok sesuai dengan
usia 70 tahun. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan
Keluhan kesehatan yang dialami yaitu DM Tipe 2 di Indonesia tahun 2015 yang
baal di kaki (62,5%), gangguan penglihatan menyatakan bahwa perilaku sehat yang
(10%), tidak ada keluhan (10%), dan keluhan merepresentasikan perilaku manajemen diri
lain berupa cepat lelah, sering kencing, berat pada pasien DM antara lain mengikuti pola
badan turun. Penelitian menyebutkan bahwa makan sehat, meningkatkan kegiatan jasmani,
kadar gula darah yang tinggi menjadi menggunakan obat DM dan obat-obat pada
penyebab komplikasi neuropati perifer, keadaan khusus secara aman dan teratur,
kebutaan dan penyakit jantung melakukan pemantauan kadar gula darah
(Gnanasundaram, Ramalingam, dan Nath serta melakukan perawatan kaki secara
(2019); Aghdam et al., (2013). Terdapat 3 berkala (PERKENI, 2015). Hal ini
diabetesi yang melaporkan riwayat Diabetic membuktikan bahwa DSME memiliki
Foot, dan 3 orang lainnya juga mengalami pengaruh signifikan terhadap perubahan
stroke. manajemen diri anggota kelompok. Penelitian
Tang et al., (2014) menyatakan bahwa DSME
Tabel 2. Distribusi Nilai DSMQ dan GDS yang diikuti dengan monitoring oleh Peer
pada peserta kelompok DSME Sebelum Leader dan kader kesehatan memberikan
dan Sesudah Intervensi (n=48) dampak positif terhadap penurunan nilai
HbA1c, kontrol BB, kontrol stres dan
Variabel Mean SD Std. p. peningkatan dukungan sosial, Implementasi
Error Value dilaksanakan dengan metode coaching secara
Mean berkelompok yang memang tepat digunakan
Nilai DSMQ sebagai pendekatan untuk merubah perilaku
Sebelum 5,3550 1,4879 0,192 0,000 dengan berfokus pada mencapai tujuan
Sesudah 6,1086 1,0901 0,140
bersama dengan klien.
Nilai GDS
Sebelum 203,7037 83,44 11,354 0,011 Metode DSME dilaksanakan dengan
Sesudah 167,3704 59,87 8,148 bertahap dalam 4 sesi pertemuan selama 4
minggu. Setelah intervensi didapatkan bahwa
Berdasarkan tabel di atas dapat sebagian besar partisipan dalam kelompok
diketahui bahwa terdapat peningkatan nilai DSME mengalami kenaikan nilai DSMQ yaitu
DSMQ setelah intervensi asuhan keperawatan dari post-test yang didapatkan hasil 40% yang
dengan p value 0,000. Selain itu, hubungan adequate menjadi menjadi 69% adequate
antara DSME dan penurunan nilai gula darah pada akhir intervensi. Hal ini sesuai dengan
pada anggota kelompok didapatkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Heriansyah
signifikan dengan p value<0,05 (p=0,011). (2014) mengenai pengaruh edukasi
Penurunan nilai gula darah sewaktu dari pendekatan DSME didapatkan hasil bahwa
pertemuan pertama (203,7037±83,447) edukasi dengan pendekatan DSME dapat
menjadi (167,37±59,878) pada pertemuan meningkatkan pengetahuan dan sikap
keempat. Nilai DSMQ sebelum intervensi kepatuhan diet pada penderita DM tipe 2 di
diketahui memiliki nilai rata-rata 5,35 dengan Puskesmas Makasar setelah diberikan edukasi
komponen yang mayoritas belum adequate selama 3 minggu.
adalah pengontrolan nutrisi dan kebiasaan Peningkatan kegiatan aktivitas
olahraga. Perilaku pemanfaatan pelayanan olahraga pada diabetesi menggambarkan
kesehatan dan pengobatan pada mayoritas peningkatan frekuensi pelaksanaan namun
responden sudah baik. Setelah dilakukan belum menunjukkan hasil optimal sesuai
intervensi terjadi peningkatan nilai rata-rata dengan anjuran PERKENI (2015) yaitu
DSMQ menjadi 6,10 dengan komponen olahraga minimal yaitu latihan intensitas

154
Jurnal Ilmu Keperawatan : Journal of Nursing Science
Vol. 9, No. 2, November 2021, hlm. 151-157 e-ISSN: 2598-8492
DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jik.2021.009.02.2 p-ISSN: 2088-6012
Website : http://www.jik.ub.ac.id
@2021. This is an open access article under the CC BY-NC 4.0 license

sedang selama 150 menit/minggu. Jenis yang mempengaruhi kontrol gula darah
olahraga yang dianjurkan adalah jalan cepat, adalah kepatuhan dalam minum obat.
bersepeda, jogging dan berenang Rata-rata Kepatuhan minum obat akan meningkatkan
aktivitas olahraga yang dilakukan oleh kontrol gula darah, HbA1c, tekanan darah dan
diabetes adalah jalan pagi dan hanya 5 orang profil lipid serta mengurangi tingkat rawat
yang melakukan senam satu kali seminggu. inap, meminimalisir komplikasi serta
Faktor yang menyebabkan kurangnya menurunkan morbiditas (Yeoh et al., 2018;
intensitas olahraga adalah usia lansia, asam Wildenbos et al., 2019). Mayoritas anggota
urat dan kelemahan. Terdapat 3 orang kelompok yang sebelumnya tidak patuh dalam
responden mengalami Peripheral Arterial minum obat meningkat kepatuhannya setelah
Disease (PAD). Penelitian Johnson et al., mengikuti kegiatan DSME. Hal ini karena
(2019) yang menyatakan bahwa usia lansia peningkatan pengetahuan mereka mengenai
dan komplikasi kardiovaskuler maupun PAD pentingnya pengobatan untuk mengontrol
menyebabkan frekuensi aktivitas olahraga gula darah disamping manajemen nutrisi dan
pada diabetesi rendah. Sedangkan gangguan olahraga.
PAD menyebabkan penurunan kekuatan otot
kaki dan peningkatan rasa nyeri yang Kesimpulan
menyebabkan kesulitan dalam melakukan DSME menjadi salah satu strategi
olahraga (Correia et al., 2020). efektif yang dilakukan di komunitas untuk
Peningkatan yang tampak menonjol meningkatkan perilaku manajemen diri
pada perubahan perilaku diabetesi adalah diabetesi. Peningkatan kemampuan
pemanfaatan pelayanan kesehatan untuk manajemen diri akan membawa dampak
kontrol gula darah dan mulai minum obat positif terhadap peningkatan kontrol gula
setelah sebelumnya tidak minum obat. Hal ini darah dan menurunkan insiden komplikasi.
dikarenakan model diskusi dengan berbagi Perawat memiliki peran penting sebagai
pengalaman dalam kelompok swabantu educator dalam memberikan pendidikan
memberikan pemahaman dan role model bagi kesehatan mengenai manajemen diri.
diabetesi lain. Kegiatan saling memotivasi juga Pelaksanaan DSME dengan pendekatan
menjadi salah satu faktor penentu perubahan promosi kesehatan yang dilakukan oleh
perilaku anggota kelompok. Ketika melihat perawat dapat meningkatkan kepatuhan dan
anggota kelompok lain memiliki nilai nilai gula bermanfaat untuk tindakan pencegahan
darah yang normal, maka diabetesi akan komplikasi luka kaki karena salah satu
merasa termotivasi untuk merasakan hal yang kegiatannya adalah skrining kaki dan edukasi
sama dan merasa malu jika hasil pengukuran perawatan kaki.
gula darah-nya tinggi. Hal ini sesuai dengan
penelitian Mertha, Ribek dan Widastra (2016) Ucapan Terima Kasih
yang menyatakan bahwa intervensi kelompok Ucapan terima kasih penulis
swabantu dapat meningkatkan kepatuhan sampaikan kepada semua responden yang
kontrol klien DM di Puskesmas IV Denpasar. telah bersedia mengikuti kegiatan penelitian
Peningkatan kepatuhan dalam sampai dengan akhir. Terima kasih juga kami
manajemen diri memberikan dampak sampaikan kepada seluruh kader posyandu di
peningkatan kontrol gula darah. Peningkatan wilayah kelurahan Mekarjaya serta Kepala
partisipasi dalam program edukasi serta Puskesmas dan staf Puskesmas Sukmajaya
kepatuhan klien dalam melaksanakan Depok.
manajemen diri menjadi faktor penentu
kontrol gula darah. Hal ini sesuai dengan Referensi
penelitian Yaghoubi et al. (2019) yang Abdulrahman, M., Husain, Z. S. M., Abdouli, K.
menyatakan kemampuan kontrol gula darah A., Kazim, M. N., Sayed Mahdi Ahmad, F.,
pada diabetesi dipengaruhi oleh aktivitas fisik, & Carrick, F. R. (2020). Association
berat badan, social ekonomi, pengetahuan between knowledge, awareness, and
serta status perkawinan. Salah satu faktor practice of patients with type 2 diabetes
155
Jurnal Ilmu Keperawatan : Journal of Nursing Science
Vol. 9, No. 2, November 2021, hlm. 151-157 e-ISSN: 2598-8492
DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jik.2021.009.02.2 p-ISSN: 2088-6012
Website : http://www.jik.ub.ac.id
@2021. This is an open access article under the CC BY-NC 4.0 license

with socio-economic status, adherence to American Journal of Health Behavior,


medication and disease complications. 43(3), 490–497.
Diabetes Research and Clinical Practice, Fitri, D. E., Sari, S. M., & Krianto, T. (2019). The
163, 108124. Comparison of Diabetes Self-
Aghdam, S. Y., Gurel, Z., Ghaffarieh, A., Management Education Using Lecturing
Sorenson, C. M., & Sheibani, N. (2013). Method with Booklet and Whatsapp
High glucose and diabetes modulate Group Method Against Self Care Behavior
cellular proteasome function: of Diabetes Mellitus Patients. Jurnal
Implications in the pathogenesis of Kesehatan Komunitas, 4(3), 126–131.
diabetes complications. Biochemical and Haas, L., Maryniuk, M., Beck, J., Cox, C. E.,
Biophysical Research Communications, Duker, P., Edwards, L., Fisher, E. B.,
432(2), 339–344. Hanson, L., Kent, D., Kolb, L., McLaughlin,
Al-Goblan, A. S., Al-Alfi, M. A., & Khan, M. Z. S., Orzeck, E., Piette, J. D., Rhinehart, A. S.,
(2014). Mechanism Linking Diabetes Rothman, R., Sklaroff, S., Tomky, D.,
Mellitus and Obesity. Diabetes, metabolic Youssef, G., & on behalf of the 2012
syndrome and obesity: targets and Standards Revision Task Force. (2014).
therapy, 7, 587–591. National Standards for Diabetes Self-
Anglada-Martínez, H., Martin-Conde, M., Management Education and Support.
Rovira-Illamola, M., Sotoca-Momblona, J. Diabetes Care, 37(Supplement_1), S144–
M., Sequeira, E., Aragunde, V., & Codina- S153.
Jané, C. (2017). An Interactive Mobile Gnanasundaram, S., Ramalingam, P., Das, B. N.,
Phone–Website Platform to Facilitate & Viswanathan, V. (2020). Gait changes in
Real-Time Management of Medication in persons with diabetes: Early risk marker
Chronically ill Patients. Journal of Medical for diabetic foot ulcer. Foot and Ankle
Systems, 41(8), 122. Surgery, 26(2), 163–168.
Carpenter, R., DiChiacchio, T., & Barker, K. Heriansyah. (2014). Pengaruh Edukasi dengan
(2019). Interventions for self- Pendekatan Prinsip Diabetes Self-
management of type 2 diabetes: An Management Education (DSME) dalam
integrative review. International Journal Meningkatkan Pengetahuan Diet
of Nursing Sciences, 6(1), 70–91. Terhadap Kepatuhan Diet pada
Correia, M. A., Silva, G. O., Longano, P., Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal
Trombetta, I. C., Consolim-Colombo, F., Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 4(4).
Puech-Leão, P., Wolosker, N., Cucato, G. Jaam, M., Mohamed Ibrahim, M. I., Kheir, N.,
G., & Ritti-Dias, R. M. (2021). In Hadi, M. A., Diab, M. I., & Awaisu, A.
peripheral artery disease, diabetes is (2018). Assessing prevalence of and
associated with reduced physical activity barriers to medication adherence in
level and physical function and impaired patients with uncontrolled diabetes
cardiac autonomic control: A cross- attending primary healthcare clinics in
sectional study. Annals of Physical and Qatar. Primary Care Diabetes, 12(2), 116–
Rehabilitation Medicine, 64(2), 101365. 125.
Dinas Kesehatan Kota Depok. (2017). SPM Jaam, M., Awaisu, A., Mohamed Ibrahim, M. I.,
Dinas Kesehatan Kota Depok. Diakses & Kheir, N. (2018). A holistic conceptual
pada 4 Maret 2021, dari framework model to describe medication
https://dinkes.depok.go.id/User/dokum adherence in and guide interventions in
en. diabetes mellitus. Research in Social and
Felix, H. C., Narcisse, M.-R., Long, C. R., English, Administrative Pharmacy, 14(4), 391–
E., Haggard-Duff, L., Purvis, R. S., & 397.
McElfish, P. A. (2019). The Effect of Johnson, N. A., Barwick, A. L., Searle, A., Spink,
Family Diabetes Self-management M. J., Twigg, S. M., & Chuter, V. H. (2019).
Education on Self-care Behaviors of Self-reported physical activity in
Marshallese Adults with Type 2 Diabetes. community-dwelling adults with

156
Jurnal Ilmu Keperawatan : Journal of Nursing Science
Vol. 9, No. 2, November 2021, hlm. 151-157 e-ISSN: 2598-8492
DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jik.2021.009.02.2 p-ISSN: 2088-6012
Website : http://www.jik.ub.ac.id
@2021. This is an open access article under the CC BY-NC 4.0 license

diabetes and its association with diabetes care, 37(6), 1525–1534.


complications. Journal of Diabetes and Its Trevisan, D. D., São-João, T., Cornélio, M.,
Complications, 33(1), 33–38. Jannuzzi, F., de Sousa, M. R., Rodrigues, R.,
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan & Lima, M. H. (2020). Effect of an
Nasional Riskesdas 2018. Jakarta: ‘implementation intention’ intervention
Kementerian Kesehatan RI. on adherence to oral anti-diabetic
Lavelle, D., Zeitoun, J., Stern, M., Butkiewicz, E., medication in Brazilians with type 2
Wegner, E., & Reinisch, C. (2016). diabetes. Patient Education and
Diabetes Self-Management Education in Counseling, 103(3), 582–588.
the Home. Cureus, 8(7), e710. Wildenbos, G. A., Jaspers, M. W. M., Schijven, M.
Mertha, I.M., Ribek, I.N., Widastra, I.M. (2016). P., & Dusseljee- Peute, L. W. (2019).
Kelompok Swabantu Diabetes Terhadap Mobile health for older adult patients:
Pengetahuan dan Kepatuhan Kontrol Using an aging barriers framework to
Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas IV classify usability problems. International
Denpasar Selatan Tahun 2015. Jurnal Journal of Medical Informatics, 124, 68–
Skala Husada, 13 (2), 165 - 176. 77.
van Olmen, J., Ku, G. M., van Pelt, M., Kalobu, J. Yaghoubi, M., Mansell, K., Vatanparast, H.,
C., Hen, H., Darras, C., Van Acker, K., Steeves, M., Zeng, W., & Farag, M. (2020).
Villaraza, B., Schellevis, F., & Kegels, G. Prevalence of Type 1 and Type 2
(2013). The effectiveness of text Diabetes-Related Complications and
messages support for diabetes self- Their Association With Determinants
management: Protocol of the TEXT4DSM Identified in Canada’s Survey on Living
study in the democratic Republic of With Chronic Diseases—Diabetes
Congo, Cambodia and the Philippines. Component. Canadian Journal of
BMC Public Health, 13(1), 423. Diabetes, 44(4), 304-311.e3.
Stearns, A. E., & Yang, Y. (2021). Women’s peer Yeoh, E. K., Wong, M. C. S., Wong, E. L. Y., Yam,
to peer support inside a jail support C., Poon, C. M., Chung, R. Y., Chong, M.,
group. Journal of Social and Personal Fang, Y., Wang, H. H. X., Liang, M., Cheung,
Relationships, 02654075211030333. W. W. L., Chan, C. H., Zee, B., & Coats, A. J.
Sibounheuang, P., Olson, P. S., & S. (2018). Benefits and limitations of
Kittiboonyakun, P. (2020). Patients’ and implementing Chronic Care Model (CCM)
healthcare providers’ perspectives on in primary care programs: A systematic
diabetes management: A systematic review. International Journal of
review of qualitative studies. Research in Cardiology, 258, 279–288.
Social and Administrative Pharmacy, Yu, C. H., Parsons, J., Mamdani, M., Lebovic, G.,
16(7), 854–874. Shah, B. R., Bhattacharyya, O., Laupacis,
Spencer, M. S., Kieffer, E. C., Sinco, B., Piatt, G., A., & Straus, S. E. (2012). Designing and
Palmisano, G., Hawkins, J., Lebron, A., evaluating a web-based self-
Espitia, N., Tang, T., Funnell, M., & Heisler, management site for patients with type 2
M. (2018). Outcomes at 18 Months from diabetes--systematic website
a Community Health Worker and Peer development and study protocol. BMC
Leader Diabetes Self-Management medical informatics and decision making,
Program for Latino Adults. Diabetes care, 12, 57.
41(7), 1414–1422. Zhuang, Q., Chen, F., & Wang, T. (2020).
Tang, T. S., Funnell, M., Sinco, B., Piatt, G., Effectiveness of short message service
Palmisano, G., Spencer, M. S., Kieffer, E. C., intervention to improve glycated
& Heisler, M. (2014). Comparative hemoglobin control and medication
effectiveness of peer leaders and adherence in type-2 diabetes: A meta-
community health workers in diabetes analysis of prospective studies. Primary
self-management support: results of a Care Diabetes, 14(4), 356–363.
randomized controlled trial. Diabetes

157

Anda mungkin juga menyukai