Anda di halaman 1dari 10

The Indonesian Journal of Health Science

Volume 12, No.2, Desember 2020

Edukasi Managemen Diabetes Berbasis Kelompok Sebaya sebagai Upaya


Meningkatkan Kepatuhan Diet dan Perawatan Mandiri Penderita Diabetes
Mellitus

Dhina Widayati

STIKES Karya Husada Kediri, Program Studi Sarjana Keperawatan, Jl. Soekarno
Hatta No.7, Darungan, Kec. Pare, Kediri, Jawa Timur
Email : budinawida@gmail.com
Diterima : 20 September 2020
Disetujui : 21 November 2020
Dipublikasikan : 10 Desember 2020

Abstrak

Latar Belakang dan Tujuan: Kepatuhan penderita Diabetes Mellitus (DM)


dalam manajemen Diabetes tidak terlepas dari faktor informasi dan teman sebaya.
Edukasi yang diberikan oleh teman sebaya akan meningkatkan informasi dan
pemahaman pasien tentang manajemen pengelolaan DM yang salah satunya
berupa manajemen diet dan perawatan mandiri karena merasa saling merasakan
hal yang sama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh edukasi
manajemen diabetes berbasis kelompok sebaya terhadap kepatuhan diet dan
perawatan mandiri pada penderita DM.
Metode: Pra eksperimen menjadi desain dalam penelitian ini dengan melibatkan
16 sampel yang diperoleh melalui purposive sampling. Data kepatuhan diet dan
perawatan mandiri dianalisis melalui uji wilcoxon Sign Rank Test.
Hasil: Diketahui p value 0,02 (kepatuhan diet), p value 0,01 (perawatan mandiril)
pada α 0,005 yang berarti ada beda kepatuhan diet dan perawatan mandiri
sebelum dan sesudah diberikan edukasi kelompok sebaya.
Simpulan dan Implikasi: Edukasi berbasis kelompok sebaya dapat menigkatkan
kepatuhan diet dan perawatan mandiri penderita DM karena edukasi yang
diberikan oleh teman sebaya membuat seorang individu lebih dapat menerima dan
percaya dengan pemikiran bahwa mereka merasakan hal yang sama. Metode ini
dapat diterapkan sebagai salah satu pendekatan intervensi berbasis edukasi dalam
menigkatkan kepatuhan diet dan perawatan mandiri penderita DM baik dalam
lingkup klinik maupun komunitas.

Kata Kunci: Diet; Edukasi; Kelompok sebaya; Kepatuhan

Sitasi: Widayati D. (2020). Edukasi managemen diabetes berbasis kelompok sebaya sebagai upaya
meningkatkan kepatuhan diet dan perawatan mandiri penderita diabetes mellitus. The Indonesian Journal
of Health Science. 12(2), 137-146
Copyright: © 2020 Widayati. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative
Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License, which permits unrestricted use,
distribution, and reproduction in any medium, provided the original author and source are credited.
Diterbitkan Oleh: Universitas Muhammadiyah Jember
ISSN (Print): 2087-5053
ISSN (Online): 2476-9614

137
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 12, No.2, Desember 2020

Abstract

Backgrpund and Aim: One of the levels of compliance with Diabetes Mellitus
(DM) disease management is influenced by peer factors. Peer education will
improve patient’s understanding of management instructions for DM management
and self-care through dietary adherence. The purpose of this study was to
determine the effect of peer group-based diabetes management education on
dietary compliance and self-care in DM sufferers.
Metohds: Pre-experiment was the design in this study by involving 16 samples
obtained through purposive sampling. Dietary compliance and independent care
data were analyzed using the Wilcoxon Sign Rank Test.
Results: P value 0.02 (dietary adherence), p value 0.01 (self care). It means there
is a difference in dietary adherence and self-care before and after peer group
education.
Conclusion: Peer-based education can improve dietary adherence and self-care
for DM sufferers since the education provided by peers makes an individual more
likely to agree and assume that they feel the same way. This method can be
applied as an education-based intervention approach in improving dietary
adherence and self-care for DM sufferers both in the clinical and community
settings.

Keywords: Adherence; Dietary; Education,; Peer group

PENDAHULUAN nutrisi yang sesuai dengan jenis diet


pada penderita DM dapat menjaga
Diabetes melitus (DM) hingga
kestabilan kadar lipida dan berat
saat ini masih menduduki prioritas
badan dalam batas normal sehingga
penelitian nasional untuk penyakit
dapat meningkatkan derajat
degeneratif setelah penyakit
kesehatan dan meminimalkan
kardiovaskuler, serebrovaskular, dan
terjadinya komplikasi (Almatsier,
geriatrik (Soewondo, 2011).
2005). Penderita diabetes diharuskan
Perkiraan WHO terkait prevalensi
mempunyai komitmen dalam
penyakit ini pada tahun 2030
mengikuti dan mematuhi program
mencapai 300 juta orang (Tripathy,
diet yang telah direncanakan oleh tim
2008). DM merupakan penyakit
kesehatan agar gula darah dapat
kronik yang ditandai peningkatan
terkontrol dengan baik (Misnadiarly,
nilai kadar gula darah. Manajemen
2006).
DM dapat dilakukan melalui 4 pilar
Hasil studi pendahuluan
yakni : pendidikan kesehatan, diet,
menyatakan bahwa 80% dari 20
exercise dan konsumsi obat anti
penderita DM mengatakan kesulitan
diabetikum. Kontrol kesehatan,
dalam mematuhi diet
khususnya cek gula darah secara
Ketidakpatuhan ini disebabkan oleh
rutin berkorelasi dengan
kuranngnya informasi pengelolaan
keberhasilan pengelolaan 4 pilar
diet dan perawatan mandiri DM.
tersebut (Misnadiarly, 2006).
Penyakit Diabetes yang ditandai
Pada pengelolaan DM salah
dengan peningkatan kadar gula darah
satu komponen yang cukup penting
bila tidak dikelola dengan baik maka
dalam menjaga kestabilan gula darah
akan beresiko menimbulkan
adalah manajemen diet. Asupan

138
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 12, No.2, Desember 2020

beberapa komplikasi, baik yang pemberian intervensi peer group


bersifat makrovaskuler maupun support. Intervensi dikemas dalam
mikrovaskuler. Komplikasi bentuk pemberian informasi melalui
makrovaskuler dapat berupa edukasi yang disampaikan oleh peer
hipoglikemi, koma diabetikum, (teman sebaya) dalam setting group
gangren. Sedangkan komplikasi (kelompok) memungkinkan
mikrovaskuler dapat berupa timbulnya rasa kebersamaan yang
retinopati dan neuropati berkorelasi dengan psikologis pasien
(Tjokroprawiro, 2011). (Widayati, 2020). Menurut Smith, et
Salah satu upaya pencegahan al (2011) peer group merupakan
komplikasi dapat dilakukan melalui suatu wadah bagi sekelompok
pemberian edukasi kesehatan yang penderita DM untuk saling berbagi
dapat meningkatkan pengetahuan pengalaman, saling bertukar
pasien dalam manajmeen DM dalam informasi dan saling memberi dan
hal ini kepatuahan diet dan menerima dukungan emosional.
meningkatkan kemandirian pasien Melalui forum ini sesama penderita
dalam pengelolaan kesehatannya dan akan menjadi lebih terbuka untuk
perawatan diri secara mandiri (Warsi menyampaikan permasalahan dan
et al,2004) dan Widayati (2014). pengalaman yang dialami. Edukasi
Menurut penelitian yang yang diberikan oleh teman sebaya
dilakukan oleh Niven (2005) terdapat akan meningkatkan pemahaman
beberapa faktor yang mempengaruhi pasien tentang intruksi dan lebih
tingkat kepatuhan pasien dalam termotivasi dengan adanya dukungan
pengelolaan Diabetes yakni : dari teman sebaya tersebut.
pengetahuan dan pehamanan tentang Penelitian ini bertujuan untuk
isntruksi yang boleh dan tidak boleh mengetahui pengaruh edukasi
dilakukan, interaksi dengan petugas managemen diabetes berbasis
kesehatan dalam perencanaan diet, kelompok sebaya terhadap kepatuhan
keyakinan diri, kepribadian, sikap diet dan perawatan mandiri penderita
dan support system dalam hal ini dm.
yang berasal dari keluarga maupun
teman sebaya yang mempunyai METODE PENELITIAN
kondisi yang sama. Dalam Studi ini menggunakan desain
manajemen penatalaksanaan diabetes pra eksperimen dengan melibatkan
dibutuhkan komitmen bersama serta sampel sebanyak 16 responden yang
partisipasi aktif dari beberapa diperoleh melalui purposive
elemen, yakni tenaga kesehatan, sampling dengan kriteria inklusi : (1)
keluarga dan masyrakat secara luas Penderita DM tipe 2 yang mengalami
(Tjokroprawiro, 2007) (Sidani, ketidakpatuhan diet, (2) Penderita
2009). Keterlibatan dari Support DM tipe 2 usia 30-60 tahun dan
system tersebut berkorelasi dalam kriteria eksklusi: Penderita DM tipe
meningkatnya kepatuhan 2 yang mengalami komplikasi seperti
pengelolaan penyakit DM tipe 2 stroke, infark jantung, gagal ginjal,
(Friedman, 2010). Hal ini sesui kelainan hati berat, neuropati berat
dengan penelitian Ilkafah (2011) dan gangren diabetikum. Penelitian
yang menyatakan 45% responden dilakukan di wilayah Puskesmas
mengalami peningkatan kemandirian Bendo Desa Bendo, Kec. Pare, Kab.
dalam pengelolaan DM setelah Kediri

139
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 12, No.2, Desember 2020

HASIL Tingkat kepatuhan diet


responden sebelum diberikan
Berdasarkan tabel 1 diketahui
intervensi dalam kategori sedang,
bahwa sebagian responden berusia
dan setelah intervensi terdapat 50%
46-50, sebagian besar (68,8%), jenis
responden dengan tingkat kepatuhan
kelamin laki-laki dengan riwayat
dalam kategori tinggi (Tabel 2).
pendidikan mayoritas kategori
Berdasarkan tabel 3 diketahui
pendidikan menengah (SMP/SMA).
perawatan mandiri sebelum
Sedangkan berdasarkan pekerjaan
dilakukan intervensi terdapat 93,8%
diketahui sebagian mempunyai
dalam kategori rendah, dan setelah
riwayat pekerjaan wiraswasta.
pemberian intervensi menunjukkan
Dengan lama menderita DM dalam
75% dalam kategori tinggi.
rentang 1-2 tahun.

Tabel 1. Karakteristik Responden


Kategori N %
Usia
40-45 th 3 18,8
46-50 th 8 50,0
> 51 th 5 31,3
Jenis kelamin
Laki-Laki 11 68,8
Perempuan 5 31,3
Pendidikan
Rendah (SD) 2 12,5
Menengah (SMP/SMA) 12 75,0
Tinggi (Diploma/Sarjana) 2 12,5
Pekerjaan
Tidak bekerja 2 12,5
PNS 1 6,3
Wirausaha 1 6,3
Wiraswasta 8 50
Pensiunan 4 25
Lama menderita dibetes
> 1 tahun 12 75
>2 tahun 4 25

Tabel 2. Tingkat Kepatuhan Sebelum dan Sesudah Intervensi


Pre Test Post Test
Tingkat Kepatuhan P Value
f % f %
Rendah 2 12,5 1 6,25 0,020
Sedang 12 75 7 43,75
Tinggi 2 12,5 8 50

Tabel 3. Perawatan Mandiri Sebelum dan Sesudah Intervensi


Perawatan
∑ F Mean SD Þ value
Mandiri
Sebelum Rendah 15 93,8 0,001
1,00 0,250
Tinggi 1 6,3
Sesudah Rendah 4 25
1,75 0,403
Tinggi 12 75

140
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 12, No.2, Desember 2020

PEMBAHASAN sebaya yang bersedia mendengarkan


Mayoritas responden sebelum keluhan dan membantu
diberi intervensi edukasi berbasis menyelesaikan masalah dalam
kelompok sebaya mempunyai menjalankan diet. Hal ini sejalan
kepatuhan diet dalam kategori dengan studi yang dilakukan Smet
sedang. Menurut teori perubahan (2004) dan Sugiharto (2020)
perilaku Notoatmojo, (2007) sebuah menyatakan bahwa dukungan
tindakan dalam hal ini (kepatuhan informasi dari profesional kesehatan
diet) akan terbentuk apabila individu dan dukungan sosial dari teman atau
tersebut mengerti dan memahami keluarga merupakan strategi dalam
tindakan tersebut. Hal ini meningkatkan kepatuhan
menunjukkan bahwa pengetahuan menjalankan program pengobatan
sangat berkorelasi dengan sehingga perlu pembuatan program
keberhasilan perubahan perilaku edukasi oleh sesama diabetisi dalam
(Isnaeni, 2017). Bila dikaitkan wadah diabetes class.
dengan data umum pada penelitian Setelah pemberian intervensi
ini menunjukkan bahwa mayoritas edukasi berbasis kelompok sebaya,
responden (75%) mempunyai kepatuhan diet mayoritas responden
riwayat pendidikan tingkat menegah mengalami peningkatan. Sebagian
dan atas. Hal ini berimplikasi pada besar responden setelah
proses berfikir secara kritis, mendapatkan edukasi yang
pemahaman dalam penerimaan disampaikan oleh teman sebaya yang
informasi, dan kemampuan dalam terlebih dulu dilatih oleh peneliti
akses informasi melalui media massa mampu melakukan pengelolaan diet
maupun media sosial yang berkaitan dengan benar (mulai dari pemilihan
dengan kepatuhan diet pada jenis dan konsumsi yang sesuai baik
penderita DM. Sehingga dalam hal dari segi jumlah maupun jadwal).
ini sebelum pemberian intervensi, Responden dapat menerapkan waktu
tingkat kepatuhan diet dalam yang telah dijadwalkan. Pada studi
kategori sedang. ini didapatkan peningkatan tingkat
Masih belum maksimalnya kepatuhan responden setelah
informasi yang diterima oleh pemberian intervensi dan secara
penderita DM terkait manajemen statistik menunjukkan intervensi
diet merupakan salah satu hambatan edukasi berbasis kelompok sebaya
bagi penderita dalam menjalankan berpengaruh terhadap kepatuhan diet
diet dengan benar dan taat. Hal ini penderita DM. Hasil ini sejalan
sejalan dengan penelitian Arini,dkk dengan studi yang dilakukan oleh
(2020) yang menyatakan Ilkafah (2011) yang menunjukkan
pengetahuan responden berkorelasi terjadinya peningkatan self efficacy
secara bermakna dengan tingkat manajemen DM pada responden
kepatuhan dalam menjalankan setelah pemberian intervensi peer
program diet DM yang telah goup education. Hal ini
diprogramkan. Penyebab utama menunjukkan bahwa seorang
masih rendahnya kepatuhan terhadap individu yang telah mendapatkan
diet penderita DM berkorelasi informasi melalui pemberian edukasi
dengan minimnya dukungan baik oleh kelompok sebaya akan
yang berupa dukungan informasi mempunyai keyakinan diri yang
maupun dukungan sosial dari teman positif dalam pengelolaan DM dan

141
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 12, No.2, Desember 2020

aktivitas perawatan diri secara yang menjadi pilar utama dalam


mandiri terutama dalam pelaksanaan manajemen kestabilan kadar gula
salah satu pilar manajemen DM darah penderita DM (Greco, 2001)
yakni kepatuhan diet, dan (Misnadiarly, 2006). Walupun
(Endra,dkk,2019). Perilaku yang demikian pada studi yang dilakukan
dilakukan oleh seorang individu oleh Dewi (2018) menunjukkan hasil
didasari oleh intensi/niat dan yang tidak sejalan dengan penelitian
motivasi yang didapatkan responden ini, yang menyatakan dukungan
melalui dukungan yang berasal dari sosial dari keluarga tidak berkorelasi
teman sebaya, termasuk didalamnya secara bermakna dengan kepatuhan
dukungan informasi dan sosial, diet penderita DM karena dukungan
(Anggi,2010). Perubahan perilaku instrumental belum sepenuhnya
responden dalam menjalankan diet diberikan oleh keluarga terkait
secara patuh merupakan efek dari penyediaan jenis makanan yang
informasi terkait bagamaina sesuai.
pengelolaan diet yang dianjurkan Strategi penyampaian
untuk penderita DM dan sharing informasi melalui edukasi, media
pengalaman antar sesama responden juga mempunyai peran yang penting
dalam menjalankan diet secara patuh dalam meningkatkan efektifitas
(terakit hambatan dan strategi yang transfer informasi tersebut. Pada
dapat dilakukan) yang didapatkan studi ini, media informasi yang
melalui edukasi berbasis kelompok diberikan dikemas dalam bentuk
sebaya. Selain itu, pada intervensi booklet dengan isi yang aplikatif
yang berbasis kelompok terkait diet yang harus dilaksanakan
memungkinkan antar individu saling (jenis makanan yang mudah
memberikan penguatan sehingga didapatkan disekitar kita beserta
masing-masing individu semakin contoh gambar dan jumlah kalorinya,
termotivasi untuk mematuhi diet agar jumlah porsi penyediaan yang
gula darah dapat stabil dan terhindar dikonversikan dengan alat ukur yang
dari komplikasi DM yang lebih parah sering dipakai yakni dalam ukuran
(Steinsbekk,2012). Pemberian potongan berapa cm atau takaran
dukungan sosial bagi dan oleh gram yang dapat juga dikonversikan
sesama penderita DM dalam setting dengan takaran sendok apabila
kelompok memungkinkan terjalin responden tidak mempunyai
rasa kebersamaan dan persaudaran timbangan, jadwal makan yang
yang tinggi yang dapat memuncukan digambarkan dengan diagram
perasaan ingin sehat bersama sama lingkaran menyesuaikan bentuk Jam
sehingga masing masing invidu yang didalamnya dituliskan waktu
saling memberikan motovasi, pilihan untuk makan) yang dapat
keyakinan diri dan persepsi yang dilakukan secara mandiri. Hal ini
positif untuk menjaga kestabilan sejalan dengan studi Niven (2005)
kadar gula darah melalui kepatuhan yang menyatakan penggunaan media
menjalankan diet DM (Heisler,2007) informasi dalam bentuk booklet dan
dan Paskalini (2017). Seorang audio dapat meningkatkan kepatuhan
individu yang memiliki persepsi diet penderita DM.
yang postif tehadap pengelolaan diet Perawatan mandiri DM pada
akan mempunyai keyakinan yang responden sebelum intervensi
baik dalam melaksanakan pola diet menunjukkan 93,8% dalam kategori

142
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 12, No.2, Desember 2020

rendah dan 6,2% dalam kategori usia, jenis kelamin, pendidikan,


tinggi. Hampir semua responden pekerjaan, lama menderita, dan kadar
kurang mengetahui perawaatan gula darah dan dukungan sosial.
secara mandiri, sehingga pasien Berdasarkan data yang didapat dari
hanya bisa melakukan perawatan penelitian bahwa perhitungan data
dengan bantuan perawat atau umum denagn kreteria usia 40-45
keluarganya, dan pasien DM tidak tahun terdapat 18,8% dimana pada
pernah memperhatikan pola makan usia ini mereka sudah terkena DM
yang seharusnya menjadi perhatian, karena kurangnya memperhatikan
responden mengikuti pola makan pola makan setiap harinya.
yang biasanya dimakan oleh Sedangkan berdasarkan kriteria usia
keluarganya tanpa memperhatikan 46-50 tahun peneliti menemukan
kandungan dalam makanan. pasien DM terdapat 50% karena
Perawatan mandiri mereka selalu tidak memperhatikan
manajemen diabetes komponen perawatan dan cara melakukan hidup
latihan fisik dan monitoring gula sehat. Dan berdasarkan kreteria usia
darah terdapat 93,8% dalam kategori >50 tahun peneliti menemukan
rendah, karena responden tidak pasien DM tipe II terdapat 31,3%
pernah memantau perkembangan karena semakin usia bertambah maka
gula darah dan tidak pernah semakin tua juga semua organ yang
melakukan aktifitas misalnya olah terdapat pada pasien DM, sehingga
raga, karena mereka belum dari mereka juga kurang
mengetahui informasi tersebut. memperhatikan perkembangan
Selain itu pada komponen konsumsi penyakit yang sedang diderita oleh
obat anti diabetik terdapat 100% pasien. Namun pada penelitian yang
dalam kategori rendah, karena dilakkukan oleh Erningwati (2015),
mereka tidak pernah usia, jenis kelamin dan lama
memperhatiakan kondisi menderita DM tidak berhubungan
perkembangan DM yang terjadi pada secara signifikan dengan perawatan
dirinya, dan mereka hanya bisa diri secara mandiri penyandang DM
tergantung oleh pemeriksaan dokter Tipe2, yang berpengaruh dalam
atau perawat yang berada pada perilaku perawatan diri adalah
rumah sakit. Sehingga pada dukungan sosial dan efikasi diri.
penelitian ini sebelum dilakukan Selain berdasarkan usia, jenis
intervensi pasien DM tipe II kelamin juga mempengaruhi masa
seluruhnya mereka tidak pernah perkembangan yang sering terjadi
memperhatikan dirinya sendiri dan pada pasien dengan penyakit DM
selalu menggantungkan perawatan yang mana berdasarkan kriteria jenis
pada perawat atau dokter ketika kelamin terdapat 68,8% pada laki-
melakukan pemeriksaan di rumah laki dan 31,3% pada perempuan,
sakit. karena pada jenis kelamin laki-laki
Setelah pemberian intervensi akan lebih mudah atau sering terkena
menunjukkan perawatan mandiri DM dari pada perempuan yang mana
responden, 25% dalam kategori dipengaruhi oleh gen atau cara
rendah dan 75% dalam kategori perawatan secara mandiri.
tinggi. Peningkatan perawatan Sedangkan berdasarkan pendidikan
mandiri pada responden dipengaruhi peneliti menemukan dengan riwayat
oleh beberapa factor, diantaranya: pendidikan SD terdapat 12,5%, dan

143
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 12, No.2, Desember 2020

75% dengan pendidikan SMP/SMA sudah parah, dan kurang menngerti


dan 12,5% dengan pendidikan tinggi mengenai perawatan secara mandiri,
(diploma/sarjana). Hal ini dilihat dari yang semestinya harus bisa
riwayat pendidikan akan dilakukan secara mandiri oleh pasien
mempengaruhi proses pengetahuan DM .
yang dimiliki oleh responden, karena
semakin tinggi ilmu yang mereka SIMPULAN
dapatkan dan koping cara melakukan Intervensi edukasi managemen
perawatan secara mandiri maka akan diabetes berbasis kelompok sebaya
mempengaruhi tingkat keberhasilan dapat meningkatkan kepatuhan diet
melakukan manegemant dalam dan perawatan mandiri pada
perawatan secara mandiri (Ariani, penderita Diabetes Mellitus.
2020). Individu dapat melakukan
pemantauan pola makan dan gaya
SARAN
hidup yang sehat setelah
mendapatkan informasi penegalolaan Intervensi edukasi manajemen
penyakit DM sehingga dapat menjadi DM berbasis kelompok sebaya dapat
individu yang sejahtera dan dapat diterapkan sebagai salah satu
hidup layak seperti individu lainnya pendekatan intervensi berbasis
(Sutandi, 2012). Selain itu pekerjaan edukasi dalam menigkatkan
juga akan mempengaruhi strategi kepatuhan diet dan perawatan
dalam pengambilan keputusan untuk mandiri penderita DM baik dalam
melakukan perawatan secara mandiri lingkup klinik maupun komunitas.
yang dilihat berdasarkan kreteria
tidak bekerja terdapat 12,5% dan DAFTAR PUSTAKA
6,3% terdapat pada kreteria PNS dan Almatsier, S.(2005). Prinsip Dasar
wirausaha. Pekerjaan yang paling Ilmu Gizi. PT. Gramedia
banyak pada responden 50% Pustaka Utama, Jakarta.
diantranya wiraswasta dan 25%
pensiunan, dimana pada pekerjaan Anggi, DS & Rahayu, S.(2010).
ini dapat mempengaruhi tingkat Faktor-Faktor Yang
keberhasilan dilakukannya intervensi Berhubungan Dengan
pada responden, sehingga pada Kepatuhan Diet Pada Pasien
responden ini mereka dapat DM Tipe2. Jurnal Ilmiah
melakukan managemen secara Keperawatan STIKES Hang
mandiri. Tuah Surabaya, Vol.15, No.
Berdasarkan lama menderita DM 1, 124-138
terdapat 75% responden dengan DM Arini, ED.,Murti, HI.,Signa, AG.
dengan lama 1-2 tahun mereka (2020). Faktor Yang
mengalami penyakit ini tanpa Mempengaruhi Tingkat
mengerti pentingnya melakukan Kepatuhan Diet Pada Pasien
perawatan secara mandiri dan tidak DM Tipe 2 di Kec.
tergantung oleh bantuan orang lain. Sumbang Banyumas.
Selain itu terdapat 25% dari Journal Of Bionursing,
responden dengan lama menderita>2 Vol.2 No. 1, 63-67
tahun, mereka hanya melakukan Dewi, T., Amir, A., Sabir,
pemeriksaan kesehatan ketika M.(2018).Kepatuhan Diet
merasakan nyeri atau sakit ketika Pasien DM Berdasarkan

144
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 12, No.2, Desember 2020

Tingkat Pengetahuan dan Kabupaten Lamongan.


Dukungan Keluarga Di Surabaya: Fakultas
Wilayah Puskesmas Keperawatan UNAIR.
Sudiang Raya. Media Gizi Isnaini, N&Helmi, A.S.M,
Pangan, Vol. 25, No. 1,55- .(2017).Pengetahuan dan
63 Motivasi Menigkatkan
Endra, C.E, Yuanita., Antari, Kepatuhan diet Penderita
I.(2019).Perawatan Diri DM Tipe2.
(Self Care) Pada Pasien DM Mediasains:Jurnal Ilmiah
Tipe2. Jurnal Kesehatan Ilmu Kesehatan, Vol. 15,
Madani Medika, Vol. 10, No. 3, 136-141
No. 2, 85-91. Misnadiarly. (2006). Diabetes
Erningwati, A.E.(2015). Dukungan Mellitus: Gangren, Ulcer,
Sosial & Perilaku Perawatan Infeksi. Mengenal
Diri Penyandang DM Tipe Gejala,Menanggulangi,
2. Jurnal Info Kesehatan, dan Mencegah
Vol.14, No.2, 952-966 Komplikasi. Jakarta:
Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Pustaka Populer Obor
Jones, E.G. (2010). Buku Notoatmojo,S.(2007). Ilmu
ajar keperawatan keluarga: Kesehatan Masyarakat.
Riset, teori, & praktik Jakarta : Rhineka Cipta.
(Achir Yani, Agus Sutarna, Niven, N., (2005). Psikologi
Nike Budhi Subekti, Devi Kesehatan. Jakarta:
Yulianti, Novayanti Erlangga.
Herdina, Penerjemah). Paskalini, R.V., Mario, E.K., Malara,
Jakarta: EGC R. (2017). Hubungan
Greco, P., Pendley, J.S., McDonell, Dukungan Sosial dan
K., Reeves, G., (2001). A Motivasi Dengan Perawatan
Peer Group Intervention for Mandiri Pada Pasien DM di
Adolescents With Type 1 Poliklinik Penyakit Dalam
Diabetes and Their Best RSUD Mokopido. E-
Friends, Journal of Journal Keperawatan, Vol.
Pediatric Psychology. 5, No. 1, 1-10
Vol.26, No.8, 485-490. Sidani, S.& Fan,
Heisler, M., (2007). Overview of L.(2009).Effectiveness of
Peer Support Models to Diabetes Self-management
Improve Diabetes Self Education Intervention
Management and Clinical Elements: A Meta-analysis.
Outcomes, Diabetes Canadian Journal of
Spectrum, Vol. 20, No.4, Diabetes,Vol. 33, No. 1, 18-
214-220. 26.
Ilkafah, 2011. Thesis: Pengaruh
Peer Group Support Smet. (2004). Psikologi kesehatan.
Terhadap Self Efficacy Jakarta: PT. Grasindo
Kontol Gula Darah dan Self Smith, S. M., Paul, G., Kelly, A.,
Care Activities pada Whitford, D. L., O’Shea, E.,
Penderita Diabetes Mellitus & O’Dowd, T. (2011). Peer
Di Puskesmas Mantup Support for Patients with

145
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 12, No.2, Desember 2020

Type 2 Diabetes: Cluster Type 2 Diabetes Mellitus. A


Randomised Controlled Trial. Systematic Review with
British Medical Journal Metaanalysis”.
(BMJ) Vol.342. No.71 Tjokroprawiro, A., (2007). Buku
Soewondo.P.(2011). Prevalence, Ajar Ilmu Penyakit Dalam I
Cahracteristic, and Fakultas Kedokteran
Predictors of Prediabetes in Universitas Airlangga RSU
Indonesia. Medical Journal. Dr. Soetomo Surabaya.
Indonesia, Vol.2, No. 20, Airlangga University press.
283-294 Tjokroprawiro, A., (2011). Hidup
Sugiharto., Mudaliya, E., Riskiana, Sehat dan Bahagia Bersama
M., Bagus, P.B.(2020). Diabetes: Panduan Lengkap
Peningkatan Ketrampilan Pola Makan untuk
Perawatan Mandiri Mellaui Penderita Diabetes. Jakarta:
Diabetes Class Pada Pasien P.T. Gramedia Pustaka
DM Tipe 2 Peseta Prolanis Utama.
di Wilayah Kerja Tripathy, B. B. (2008). Textbook of
Puskesmas Kedungwani. Diabetes Mellitus. Volume
The 11 th University I. Jaypee Brothers Medical
Research Collogium.Univ. Publisher
Aisyiyah Yogyakarta, 146- Widayati,D & Afrian,N.N.(2020)
149. Kreasiki Gymnastic in
Sutandi, Aan.(2012).Self Reducing The Stress Level
Management Education of DM. Jurnal Info
(DSME) Sebagai Metode Kesehatana, Vol.18, No. 1,
Alternatif dalam Perawatan 18-27.
Mandiri Pasien DM di Widayati,D & Siswoaribowo,
Keluarga. Widya A.(2014).Peningkatam Self
Kesehatan, Vol. 29, No.323, Care Activities Penderita
54-49 DM Tipe 2 Melalui
Steinsbekk et al. (2012), “Group Inovation Intervention
Based Diabetes Self- Berbasis Teori Self Care.
Management Education Jurnal Ilmu Kesehatan,
Compared to Routine Vol., No.6, 351-356
Treatment for People with

146

Anda mungkin juga menyukai