NIM : 1911010022
1. Pendekatan Ilmiah :
a. Perumusan masalah jelas dan spesifik
b. Masalah merupakan hal yang dapat diamati dan diukur secara empiris
c. Jawaban permasalahan didasarkan pada data
d. Proses pengumpulan dan analisis data, serta pengambilan keputusan
berdasarkan logika yang benar
e. Kesimpulan siap/terbuka untuk diuji oleh orang lain
Pendekatan Non Ilmiah :
a. Perumusan kabur atau abstrak
b. Masalah tidak selalu diukur secara empiris dan dapat bersifat
supranatural/dogmatis
c. Jawaban tidak diperboleh dari hasil pengamatan data di lapangan
d. Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan dan analisis data secara
logis
e. Kesimpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lain
5. Reliabilitas validitas
a. Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang
memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu
dilakukan secara berulang. Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi)
suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan
skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang
berbeda-beda.
1) Tes tunggal adalah tes yang terdiri dari satu perangkat (satu set) yang
diberikan terhadap sekelompok subyek dalam satu kali pelaksanaan.
Dengan demikian hasil tes ini hanya terdapat satu kelompok data
berupa skor hasil tes. Ada bermacam – macam teknik yang bisa
digunakan untuk menentukan reliabilitas jenis tes tunggal ini.
2) Tes Ulang (test re-test)
Tes ulang adalah tes yang terdiri dari seperangkat tes yang diberikan
kepada sekelompok subyek dua kali. Reliabilitasnya dihitung dengan
cara mengkorelasikan hasil tes pertama dengan tes kedua. (Metode tes
ulang adalah penggunaan tes yang sama dua kali pada sejumlah peserta
tes yang sama).
Metode tes ulang dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua
seri tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya
memiliki satu seri tes tetapi dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya
hanya satu dan dicobakan dua kali, maka metode ini dapat disebut
dengan single-test-double-trial method. Kemudian hasil dari kedua tes
tersebut dihitung korelasinya.
3) Tes Ekuivalen (alternate test)
Tes ekuivalen adalah tes yang terdiri dari dua perangkat dimana soal –
soal pada perangkat pertama ekuivalen dengan soal – soal pada
perangkat kedua. Pengertian ekuivalen disini adalah soal – soal yang
memuat konsep yang sama, tetapi soal tersebut tidak persis sama.
Selain memuat konsep yang sama, tingkat kesukarannya pun harus
sama. Misalkan untuk soal pemfaktoran suku tiga bentuk ekuivalen
dengan bentuk , tetapi tidak ekuivalen dengan bentuk sebab meskipun
konsep suku tiga dan pemfaktoranya sama tetapi tingkat kesukarannya
berbeda. Untuk menentukan reliabilitasnya dihitung dengan cara
mengkorelasikan hasil tes untuk soal perangkat pertama dengan hasil
tes dari perangkat kedua.
b. Pengertian Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
(Azwar 1986). Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Prinsip validitas adalah pengukuran
atau pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam
mengumpulkan data.
1) Concurrent Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan
antara skor dengan kinerja.
2) Construct Validity adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas
aspek psikologis apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat
evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu dapat dapat menyebabkan
kinerja yang baik dalam pengukuran.
3) Face Validity adalah validitas yang berhubungan apa yang nampak
dalam mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya
hendak diukur.
4) Factorial Validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat ukur
dengan faktor-faktor yang yang bersamaan dalam suatu kelompok atau
ukuran-ukuran perilaku lainnya, dimana validitas ini diperoleh dengan
menggunakan teknik analisis faktor.
5) Empirical Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan
antara skor dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang
bebas dan langsung dengan apa yang ingin diramalkan oleh
pengukuran
6) Intrinsic Validity adalah validitas yang berkenaan dengan penggunaan
teknik uji coba untuk memperoleh bukti kuantitatif dan objektif untuk
mendukung bahwa suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang
seharusnya diukur.
7) Predictive Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan
antara skor suatu alat ukur dengan kinerja seseorang di masa
mendatang.
8) Content Validity adalah validitas yang berkenaan dengan baik
buruknya sampling dari suatu populasi.
9) Curricular Validity adalah validitas yang ditentukan dengan cara
menilik isi dari pengukuran dan menilai seberapa jauh pengukuran
tersebut merupakan alat ukur yang benar-benar mengukur aspek-aspek
sesuai dengan tujuan instruksional.
KELEBIHAN WAWANCARA
Dapat menggali informasi dengan lebih mendalam dan berkualitas.
Peneliti dapat mengembangkan pertanyaan sesuai dengan situasi
terbaru.
Tidak terbatas pada tingkat pendidikan tertentu, asalkan responden
dapat berbicara dengan baik.
Instrumen terbaik untuk mendapatkan data pribadi.
Peneliti bisa mendapatkan hal-hal khusus yang sering luput dari
perhatian.
KELEMAHAN WAWANCARA