e-ISSN XXXX
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Organisasi Internasional Prevalensi Diabetes Melitus
Diabetes Federation (IDF) (DM) tipe 2 di Indonesia sebesar 10,6%.
memperkirakan sedikitnya terdapat 436 Prevalensi penderita DM tipe 2 menurut
juta orang pada usia 20-70 tahun di Kemenkes RI tahun 2019 sebesar 4.8%
dunia menderita Diabetes Melitus (DM) dan lebih dari setengah kasus DM
tipe 2 pada tahun 2019 atau setara (58.8%) sebanyak kasus 10 juta kasus.
dengan angka prevalensi sebesar 9,3% Saat ini DM tipe 2 yang banyak terjadi
dari total penduduk pada usia yang tidak hanya pada orang dewasa saja
sama. Jika diklasifikasikan berdasarkan tetapi pada usia anak dan remaja juga
jenis kelamin, IDF memperkirakan semakin meningkat (Fauziah &
prevalensi DM di tahun 2019 yaitu 9% Anggraeni, 2020). Adapun, hasil Riset
pada perempuan dan 9,65% pada laki- Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
laki (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan menunjukkan peningkatan kejadian
Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun diabetes dari 6,9% pada 2013 menjadi
2020 Indonesia telah menduduki posisi 8,5% pada 2018. Sementara itu
kelima pengidap DM tipe 2 sebanyak prevalensi diabetes di Jawa Tengah
20,47 juta penduduk. adalah sebesar 2,1%. (2018)
(Tribunjateng.com)
DM adalah suatu gangguan mampu membuat insulin. Dapat terjadi
metabolik ditandai dengan kerusakan dalam jangka panjang
hiperglikemia, karena prankreas tidak (American Diabetes Associaton, 2020).
21
Hal ini terjadi akibat era globablisasi ortostik dan juga komplikasi non
yang yangmengubah gaya hidup vaskular pada rongga mulut (Hayati,
masyarakat, salah satunya 2015).
mengkonsumsi makanan kurang sehat Salah satu cara mencegah komplikasi
dan jarang berolahraga. sehingga DM tipe 2 bisa dengan memberikan
memicu terjadinya penyakit degeneratif pengetahuan pada penderita.
seperti DM (Malini, Copnell, &Moss, Berdasarkan penelitian (Ranitia, 2020)
2017). bahwa terdapat pengaruh yang besar
Adapun tanda dan gejala bahwa dengan diberikan pendidikan
seseorang menderita DM tipe 2 seperti kesehatan tentang diet DM tipe 2
sering buang air kecil, haus dan banyak mampu meningkatkan pengetahuan
minum, sering merasa lelah juga disertai dalam mengetahui diet yang benar.
dengan pusing dan keringat dingin, dan Intervensi utama untuk masalah
juga penglihatan berkurang karena keperawatan defisit pengetahuan yaitu
perubahan cairan dalam lensa edukasi kesehatan disertai intervensi
(PERKENI, 2015). pendukung adalah edukasi diet (PPNI,
DM tipe 2 merupakan suatu 2018). Pendidikan kesehatan dapat
penyakit yang ditandai dengan kadar membuat pasien mempunyai
glukosa dalam darah tinggi. Masalah pengetahuan cukup tentang diet DM
keperawatan pada penderita DM tipe 2 tipe 2 sehingga bisa merubah
yang muncul diantaranya yaitu perilakunya untuk mengendalikan
ketidakstabilan kadar glukosa darah, konsumsi makanan yang sesuai. Dengan
defisit nutrisi dan defisit pengetahuan pengetahuan ini membawa pasien untuk
(PERKENI, 2015 & PPNI, 2016). mementukan sikap berfikir dan dapat
Masih ada beberapa pasien belum mengurangi kondisi penyakit (Khalid,
mengetahui bahkan tidak tahu makanan 2014).
untuk mengendalikan kadar gula dalam Penelitian menunjukan bahwa
batas normal (PERKENI, 2015). pendidikan kesehatan dapat memperluas
Sehingga muncul masalah keperawatan pengetahuan seseorang dan
yaitu defisit pengetahuan tentang diet meningkatkan perilaku agar pasien
DM. Defisit pengetahuan adalah tidak dapat memperbaiki tingkat kepatuhan
adanya kurangnya informasi kognitif diet. Dengan ini pasien tentunya dengan
sebuhungan dengan topik spesifik dukungan orang terdekat atau
(Herdman, 2018). keluargnya sendiri atau dengan motivasi,
Penderita DM tipe 2 seharusnya pendidikan, pengetahuan diet yang akan
menerapkan pola makan yang seimbang dilakukan (Worku & wassie 2015)
untuk menyesuaikan kebutuhan tubuh
melalui pola makan yang sehat serta METODE PENELITIAN
mematuhi diet DM tipe 2 (Lathifah, MATERIAL
2017). Beberapa komplikasi yang
dialami pasien DM tipe 2 meliputi: Penelitian ini menggunakan deskriptif
stroke, gagal ginjal kronis, neuropatik kuantitatif dengan design studi kasus.
diabetik, gangguan penglihatan, nyeri Metode ini digunakan untuk
dada dan disertai dengan mual memecahkan permasalahan defisit
(diaforesis), gangguan saluran cerna, pengetahuan Diet DM. Fokus studi
disfungsi kandung kemih dan hipotensu kasus ini adalah pasien yang mengalami
defisit pengetahuan dan diberikan deskriptif beberapa bukti yang telah
tindakan Edukasi diet DM. Studi kasus diisi oleh peneliti.
ini difokuskan ke tingkat pengetahuan Tabel 1. Operasional Variabel
tentang diet DM. Var Definisi Alat Hasil
Instrumen penelitian pada studi kasus iabe Operasional Ukur Ukur
l
ini berupa format pengkajian penyakit
Edu Mengajarkan SPO -
DM dari LeMone, (2015), format kasi jumlah, jenis Edukasi
pengkajian masalah defisit pengetahuan diet dan jadwal Diet DM
tentang diet DM dari PPNI, (2016), DM asupan makanan
SPO (Standar Prosedur Operasional) yang
diprogramkan
dari PPNI, (2021) dan SAP (Satuan dan jadwal
Acara Penyuluhan) Edukasi diet DM. asupan makanan
Media edukasi berupa booklet dan yang
leaflet yang dibuat oleh peneliti, materi diprogramkan
booklet diambil dari beberapa sumber untuk pasien
diet DM
yaitu dari Ranitia, (2020) dan
Tin Segala Format Luara
KEMENKES, (2011) g kemampuan pengkaji n
Metode pengumpulan data kat pasien DM an tingk
menggunakan metode observasi Pen dalam masalah at
partisipatif, wawancara dan geta memahami diet defisit penge
pemeriksaan fisik, kepada penderita hu makanan yang pengetah tahua
an sesuai anjuran uan diet n dari
DM dengan masalah defisit yang tepat DM sedan
pengetahuan tentang diet DM. Analisa g
data dalam studi kasus ini dilakukan menja
dengan cara membandingkan data hasil di
pengkajian dengan teori asuhan meni
ngkat
keperawatan yang ada, sebelum dan skala
sesudah diberikan Edukasi Diet DM. 3-5
sehingga ditemukan masalah dan
rencana tindakan keperawatan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyajian data berupa tabel dan 1. Identifikasi Pasien
penjelasan deskriptif dari beberapa data Peneliti memilih 2 subjek studi
penelitian kasus yang mengalami masalah
Tempat dilaksanakan studi kasus keperawatan defisit pengetahuan
ini berada di Desa Wadas dan Desa tentang diet pada klien DM dan
Pacelukan Kecamatan Kandangan, memenuhi kriteria inklusi yaitu: klien
Kabupaten Temanggung di wilayah yang terdiagnosa DM tipe 2 dan belum
binaan Puskesmas Kandangan. Waktu tahu tentang diet DM, klien yang
dilaksanakan studi kasus ini mulai 19 memeriksakan di Puskesmas kandangan,
Maret 2022 sampai 28 Juli 2022 umur kisaran 40-70 tahun, tidak buta
huruf,dapat berkomunikasi dengan baik,
DATA OPERASIONAL STUDI dan klien yang mengalami defisit
KASUS pengetahuan
Rencana tindakan keperawatan. Berikut tabel yang memuat
Penyajian data berupa penjelasan identifikasi klien memuat nama, usia,
pendidikan dan pekerjaan:
Tabel 2. Identifikasi Pasien 3. Diagnosa Keperawatan
No Nama Usia Pendidikan Pekerjaan Hasil indentifikasi masalah defisit
1. K.I 70 SD Petani pengetahuan diet DM pada kedua
2. K.2 63 SD Petani subjek studi kasus sebagai berikut:
2. Hasil Pegkajian Keperawatan Identifikasi masalah defisit
defisit pengetahuan tentang diet pengetahuan
DM Pada kedua klien K.I dan K.2
1) Klien I (K.I) mengalami defist pegetahuan ditandai
Hasil pengkajian data K.I pada dengan: menanyakan masalah yang di
tanggal 29 juni 2022, K.I usia 70 tahun, hadapi (berkaitan dengan penyakit
jenis kelamis perempuan, pendidikan DM) ,menunjukan perilaku tidak sesuai
terakhir SD, bekerja sebagai petani, anjuran (mengkosumsi makanan tidak
klien mengatakan sekitar 1 tahun sesuai anjuran), menunjukan persepsi
menderita penyakit DM, dan yang keliru terhadap masalah
klienmemeriksakan keadaanya di (mengatakan tidak ada larangan dalam
Puskemas Kandangan. Klien mengalami diet), menjalani pemeriksaan yang tidak
gejala buang air kecil berlebihan, sering tepat (kontrol DM dengan tidak
merasa haus, berat badan merosot 10 kg, mengikuti program pronalis),
sering measa kesemutan, mengikuti menunjukan perilaku yang berlebihan.
program dari Puskesmas yaitu Prolanis, Sehingga kedua klien mengalami defisit
dulu klien mengatakan pernah dirawat pengetahuan berhubungan dengan
di Rumah Sakit karena sakit vertigo. penyakit kronis DM isi teori dari PPNI,
2) Klien 2 (K. 2) (2016) yaitu ketiadaan atau kurangnya
Hasil pengkajian data K. 2 pada informasi kognitif yang berkaitan
tanggal 4 Juli 2022, K.2 usia 63 tahun, dengan topik tertentu. Penyebab dari
jenis kelamin perempuan, pendidikan defisit pengetahuan adalah keterbatasan
terakhir SD, berkerja sebagai petani, kognitif, ganguan fungsi kognitif,
klien mengatakan sekitar 2 tahun kekeliruan mengikuti anjuran,
menderita penyakit Diabetes Melitus, kurangnya tepaparnya informasi,
dan klien memeriksakan keadaanya di kurangn minat dalam belajar, kurang
Puskesmas Kandangan. Klien mampu mengingat, ketidaktahuan
mengalami gejala buang air kecil menemukan sumber informasi.
berlebihan, sering merasa haus, berat jadi dapat disimpulkan bahwa 80%
badan merosot sekitar 8 kg, sering mengalami defist pengetahuan sesuai
measa kesemutan, mengikuti program dengan teori PPNI, (2016)
dari Puskesmas yaitu Prolanis, dulu 4. PelaksanaanEdukasi diet DM
klien mengatakan belum pernah dirawat Sebelum dilaksanakan edukasi diet
di Rumah Sakit, tidak ada riwata DM, klien mendatangani
keturunan dari keluarga. Pengkajian informconsent. Peneliti menyiapkan
DM dibandingkan dengan teori dari leaflet tentang edukasi diet Diabetes
LeMone, (2015) yang diantaranya yaitu: Melitus yang berisikan pengertian diet
poliuri, polidipsi, polifagi, mmerasa Diabetes Melitus, tujuan diet, diet
lemas, berat badan merosot, pandangan dengan menggunakan metode tabel,
kabur, gigi mudah goyah. diet dengan menggunakan metode
tabelpiring. Edukasi diet DM dilakukan
selama 3x dilaksanakan di rumah klien, K. 2 mendapatkan nilai 70 sehingga
untuk mengukur keberhasilan tindakan dikatakan cukup baik karena klien dapat
dengan menggunkan lembar evaluasi menjawab 7 pertanyaan dari 10 soal.
tingkat pengetahuan pada klien. Proses Hasil Pencapaian Tingkat Pengetahuan
edukasi ini sesuai dengan pendidikan Hasil pada kedua klien perilaku sesuai
kesehatan yang dilakukan Ranitia Ayu, anjuran meningkat pada hari pertama 3,
(2020) yaitubdilakukan sebanyak 3 kali, kedua 4 dan ke tiga 5; verbalisasi minat
dan setelah dilakukan pendidikan dalam belajar hari pertama 3, kedua 4,
kesehatan selama 3 kali mengukur ketiga 5; kemapuan menjelaskan
tingkat pengetahuan klien. pengetahuan tentang suatu topik
5. Evaluasi proses setelah diberi meningkat pada hari pertama 3, kedua 4,
edukasi duet DM ketiga 5; kemampuan menggambarkan
Evaluasi proses dengan pengalaman sebelumnya yag sesuai
menanyakan 10 pertnyaan ke setiap dengan topikmeningkat pada hari pertama
klien terkait dengan edukasi diet DM 3, kedua 4, ketiga 5; perilaku sesuai
yaitu : Apakah pengertian dari diet dengan pengetahuan hari pertama 3,kedua
DM?; Apa tujuan diet sebutkan salah 4, ketiga 5; pertanyaan tentang masalah
satu saja?; Sebutkan contoh makanan yang dihadapi menurun hari pertama 3,
yang perlu dihindari apa saja?; sebutkan kedua 4, ketiga 5; persepsi yang keliru
contoh sayuran yang dianjurkan?; terhadapa masalah menurun pada hari
Sebutkan pengaturan makanan dengan pertama 3, kedua 4 ketiga 5; menjalani
metode tabel piring?; Sebutkan apa saja pemeriksaan yang tidak tepat menurun
anjuran umum pola makan penderita pada hari pertama 3, kedua 4, ketiga5.
DM?; Sebutkan dan contoh menu sehat Keterangan:
pada takaran makanan siang?; Sebutkan 3 : Sedang, 4 : Cukup meningkat,
sayuran dengan jenis utama yang 5 : Meningkat
disesuaikan?; Dalam pengaturan Hasil pencapaian tingkat pengetahuan
makanan dengan metode tabel piring pada kedua subjek studi kasus rata rata
berapa persen makanan pokok berkisar 4 sampai 5 yang berarti
karbohidrat?; Apa saja yang dibatasi terdapat peningkatan pengetahuan.
dalam pengaturan makanan dalam Sehingga dapat simpulkan pemberian
sumber karbohidrat? edukasi diet DM dapat memberikan
Untuk menilai soal yang bisa dijawab perubahan tingkat pengetahuan pasien
oleh klien menggunakan tabel nilai dari sebagaimana dalam penelitian
sebagai berikut. Istianah (2019).