Anda di halaman 1dari 10

ILMU GIZI INDONESIA ISSN 2580-491X (Print) Vol. 03, No.

02, 103-112
ilgi.respati.ac.id ISSN 2598-7844 (Online) Februari 2020

Aplikasi nutri diabetic care sebagai media konseling untuk meningkatkan


kepatuhan diet diabetes mellitus
Application of nutri diabetic care as a counseling media to improve the
compliance of diabetes mellitus diet
Winaningsih Winaningsih, Setyowati Setyowati*, Nugraheni Tri Lestari
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Diterima: 20/08/2019 Ditelaah: 14/10/2019 Dimuat: 26/02/2020

Abstrak
Latar Belakang: Transisi epidemiologi ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat
penyakit tidak menular, salah satunya adalah diabetes mellitus (DM). Perlu adanya suatu usaha pengendalian
untuk mencegah peningkatan angka kejadian tersebut antara lain dengan memberikan edukasi berupa
konseling gizi pada pasien dengan memanfaatkan media. Pemanfaatan sistem android dapat dijadikan
alternatif dalam pembuatan media konseling, antara lain berupa aplikasi Nutri Diabetic Care. Tujuan:
Mengetahui pengaruh aplikasi Nutri Diabetic Care terhadap kepatuhan diet DM. Metode: Jenis penelitian
kuasi eksperimental, dengan rancangan one group pretest-postest. Sebanyak 20 responden yaitu pasien DM
tipe 2 di Puskesmas Gamping I dinilai kepatuhan dietnya menggunakan food recall 1x24 jam dan Food
Frequency Questionnaire (FFQ) sebelum dan sesudah diberikan konseling dengan media aplikasi Nutri
Diabetic Care. Konseling dilakukan sebanyak dua kali dalam rentang waktu satu minggu. Ada tidaknya
pengaruh kepatuhan diet diketahui dari hasil uji Wilcoxon. Hasil: Terjadi peningkatan kepatuhan diet
jumlah, jadwal, dan jenis (3J) sebesar 25%. Setelah dilakukan konseling menggunakan media aplikasi Nutri
Diabetic Care, ada perbedaan bermakna antara kepatuhan diet sebelum dan sesudah diberikan konseling
menggunakan media aplikasi Nutri Diabetic Care dengan nilai p=0,025 (p<0,05). Kesimpulan: Ada
pengaruh media aplikasi Nutri Diabetic Care terhadap kepatuhan diet DM.

Kata kunci: konseling; Nutri Diabetic Care; kepatuhan diet

Abstract
Background: Epidemiological transition was characterized by increasing the mortality and illness due to
non-communicable diseases, such as diabetes mellitus (DM). Preventive action is required to decrease the
number of events; and it can be done by providing education in the form of nutritional counseling using
a media. Android system can be used as an alternative in making counseling media. Nutri Diabetic Care
can be used as counseling media to improve DM dietary compliance. Objective: To know the effect of Nutri
Diabetic Care application on the compliance of diabetes mellitus type 2 diets in Puskesmas Gamping I.
Methods: This was quasi-experimental study, with one group pretest-posttest. A total of 20 patients were
assessed for diet compliance using food recall 1x24 hours and Food Frequency Questionnaire (FFQ).
Respondents were given treatment in the form of counseling using the Nutri Diabetic Care application.
Counseling was done twice a week. The compliance was known through the Wilcoxon test from the results
of pretest and posttest. Results: There was an increase in amount, time, and type (3J) diet compliance
after counseling using media Nutri Diabetic Care with a percentage of 25%. There was a significant
difference between diet compliance before and after nutritional counseling using Nutri Diabetic Care
with p-value=0.025 (p<0.05). Conclusion: There was an effect of Nutri Diabetic Care application on
compliance of diabetes mellitus diet.

Keywords: counseling; Nutri Diabetic Care; compliance diet

*Korespondensi: Setyowati Setyowati, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jalan Tata Bumi No. 3,
Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta, telepon (0274) 617679, email: setyowati316@gmail. 103
com
Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 03, No. 02, Februari 2020 : 103-112

PENDAHULUAN atau keluarga melalui pendekatan untuk


Penyakit Tidak Menular (PTM) dewasa memperoleh pengertian yang lebih baik tentang
ini telah menjadi masalah kesehatan dirinya serta permasalahan yang dihadapi.
masyarakat yang cukup besar, khususnya di Tujuan konseling yakni merubah sikap dan
Indonesia. Hal ini terjadi karena bergesernya perilaku agar sesuai tujuan penatalaksaan diet.
pola penyakit yang sering disebut dengan Perubahan pengetahuan dan pemahaman yang
transisi epidemiologi yang ditandai dengan diikuti dengan adanya perubahan perilaku dan
meningkatnya kematian dan kesakitan akibat kesadaran untuk menerapkan diet merupakan
penyakit tidak menular seperti stroke, jantung tindakan pencegahan komplikasi. Ketaatan
dan diabetes mellitus. Penyebab kematian pasien terhadap apa yang diberikan pada
tertinggi di dunia adalah penyakit degeneratif saat konseling akan berpengaruh terhadap
(1). keberhasilan dalam menjalani penatalaksanaan
Penyakit degeneratif adalah penyakit diet.
yang mengiringi proses penuaan, dan Pemberian konseling erat kaitannya
penyakit ini terjadi seiring bertambahnya dengan media. Seiring dengan berkembangnya
usia. Salah satu PTM yang menyita banyak teknologi maka media dalam konseling dapat
perhatian adalah diabetes mellitus (DM) (2). dikembangkan mengikuti perkembangan
Diabetes mellitus atau sering juga disebut teknologi. Salah satu media yang dapat
kencing manis merupakan penyakit gangguan digunakan adalah smartphone yang berbasis
metabolik menahun akibat pankreas tidak aplikasi android. Smartphone sudah umum
mampu memproduksi cukup insulin atau digunakan dan fungsinya tidak hanya untuk
tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang berkomunikasi. Pemanfaatan sistem android
diproduksi secara efekif. Akibatnya terjadi yang banyak digunakan dalam smartphone
peningkatan konsentrasi glukosa di dalam dapat dijadikan alternatif dalam pembuatan
darah (hiperglikemia). media konseling.
Upaya pengendalian diabetes menjadi Pembuatan media aplikasi Nutri Diabetic
tujuan yang sangat penting dalam Care dimaksudkan untuk digunakan sebagai
mengendalikan dampak komplikasi. media dalam konseling sehingga dapat
Penatalaksanaan diet pada pasien diabetes meningkatkan kepatuhan diet diabetes
mellitus harus menjadi perhatian yang serius. mellitus khususnya diet 3J pada klien.
Energi, protein, lemak, karbohidrat dan serat Penelitian ini diharapkan dapat menambah
serta beberapa zat gizi mikro lainnya yang pengetahuan pasien DM dalam mematuhi diet
diberikan kepada pasien diabetes mellitus yang diberikan dan mengetahui makanan yang
harus diperhatikan untuk memertahankan dianjurkan dan tidak dianjurkan serta yang
atau mencapai status gizi normal. Perubahan dibatasi sehingga patuh terhadap diet yang
perilaku menjadi salah satu faktor yang sedang dijalani baik dari jumlah kebutuhan
berpengaruh terhadap keberhasilan kalori, jadwal makan maupun jenis makanan
penatalaksanaan diet pada pasien diabetes yang perlu dikonsumsi.
mellitus (3).
Perubahan perilaku dapat dilakukan METODE
melalui proses edukasi. Pemberian edukasi Jenis penelitian ini adalah kuasi
dapat dilakukan melalui berbagai cara, eksperimental dengan rancangan penelitian
salah satunya adalah konseling. Konseling one group pretest-postest. Rancangan
merupakan salah satu upaya peningkatan penelitian ini tidak menggunakan kelompok
pengetahuan dan kemampuan individu pembanding. Konseling gizi dilakukan

104
Winaningsih Winaningsih, dkk.: Aplikasi nutri diabetic care sebagai

sebanyak dua kali yaitu di puskesmas dan di dengan media aplikasi Nutri Diabetic Care
rumah responden (home visit) dalam rentang terhadap kepatuhan diet DM dilakukan dengan
waktu satu minggu. Pada konseling sebelum uji Wilcoxon.
menggunakan media aplikasi Nutri Diabetic Penelitian ini telah mendapat persetujuan
Care (pre), responden mendapat penilaian etik dari komisi etik Politeknik Kesehatan
kepatuhan diet menggunakan food recall 24 Kemenkes Yogyakarta dengan nomor
jam dan Food Frequency Questionnaire (FFQ) LB.01.01/KE-01/VII/267/2019 tanggal 5
sebagai data pretest. Satu minggu setelah Maret 2019.
pengukuran awal dilakukan, responden
mendapatkan konseling kedua menggunakan HASIL
media aplikasi Nutri Diabetic Care dan Responden dalam penelitian ini berjumlah
responden mendapat penilaian kepatuhan diet 20 orang. Masing-masing responden
menggunakan food recall 24 jam dan FFQ mendapatkan konseling gizi menggunakan
sebagai data posttest. media aplikasi Nutri Diabetic Care yang
Penelitian dilakukan di Puskesmas berbasis android. Aplikasi ini dirancang
Gamping I Kabupaten Sleman Yogyakarta. khusus untuk penderita DM dengan tujuan
Pengambilan data penelitian dilakukan pada untuk meningkatkan kepatuhan diet DM yang
bulan Maret sampai April 2019. Populasi lebih dikenal dengan diet jumlah, jadwal dan
penelitian adalah seluruh pasien diabetes jenis makanan yang dikonsumsi (3J). Aplikasi
mellitus tipe 2 yang berada di wilayah kerja Nutri Diabetic Care dilengkapi dengan fitur-
Puskesmas Gamping I. Subjek yang diteliti fitur yang mendukung untuk meningkatkan
adalah pasien DM tipe 2 yang berobat di kepatuhan diet diabetes mellitus mulai dari
Puskesmas Gamping I tanpa komplikasi, notifikasi pengingat waktu makan, informasi
usia dewasa, bersedia mengikuti penelitian, mengenai diabetes mellitus, diet 3J dan
mampu membaca dan berkomunikasi contoh menu untuk diet DM. Terdapat fitur
dengan baik, mempunyai dan mampu untuk menghitung status gizi dan menghitung
menggunakan Hand Phone (HP) berbasis kebutuhan sesuai jenis kelamin, usia dan
android. Subjek tidak dalam keadaan hamil aktivitas fisik serta menu untuk memantau
atau menyusui. Berdasarkan kriteria diperoleh asupan pasien yang dibandingkan dengan
subjek penelitian sebanyak 20 orang. Untuk kebutuhan. Karakteristik responden seperti
mengetahui ada tidaknya pengaruh konseling pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik responden


Variabel n %
Jenis kelamin
Laki-laki 4 20,0
Perempuan 16 80,0
Usia (tahun)
30−49 8 40,0
50−64 9 45,0
65−80 3 15,0
Pendidikan
SD 4 20,0
SMP 7 35,0
SMA 5 25,0
Diploma/PerguruanTinggi 4 20,0

105
Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 03, No. 02, Februari 2020 : 103-112

Jenis kelamin terbanyak dari 20 orang Kepatuhan Diet Sebelum Konseling Gizi
responden adalah perempuan yakni 16 orang Menggunakan Aplikasi Nutri Diabetic Care
(80%). Persentase kelompok usia terbanyak Kepatuhan diet responden dilihat
pada kelompok usia 50−64 tahun, yaitu dari kepatuhan terhadap jumlah, jadwal
sebanyak sembilan orang (45%). Pendidikan dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh
terakhir responden pada kelompok SMP responden sebelum mendapat konseling gizi
memiliki jumlah paling banyak dibandingkan menggunakan Aplikasi Nutri Diabetic Care.
dengan jenjang pendidikan lainnya. Pekerjaan Hasil kepatuhan diet sebelum konseling
responden sebagian besar adalah Ibu Rumah seperti pada Tabel 2.
Tangga (IRT) berjumlah 10 orang (50%).

Tabel 2. Kepatuhan diet sebelum konseling menggunakan


aplikasi nutri diabetic care
Kepatuhan n %
Jumlah
Patuh 1 5
Tidak patuh 19 95
Jadwal
Patuh 1 5
Tidak patuh 19 95
Jenis
Patuh 5 25
Tidak patuh 15 75
Kepatuhan diet 3J
Patuh 0 0
Tidak patuh 20 100

Berdasarkan Tabel 2, sebesar 95% setelah dilakukan konseling terdapat


responden tidak patuh terhadap pengaturan peningkatan kepatuhan terhadap diet 3J yakni
jumlah kalori yang dibutuhkan dan sebesar 25% (Tabel 3).
pembagian jadwal makan. Sebelum konseling
Kepatuhan Diet Sebelum dan Sesudah
menggunakan aplikasi Nutri Diabetic Care
Konseling
seluruh responden termasuk dalam kategori
Kepatuhan diet responden dilihat dari
tidak patuh terhadap diet 3J yang diberikan.
kepatuhan jumlah makanan yang dikonsumsi,
Kepatuhan Diet Setelah Konseling jadwal makan, dan jenis makanan yang
Menggunakan Aplikasi Nutri Diabetic Care dikonsumsi sebelum dan setelah dilakukan
Terjadi peningkatan terutama pada jenis konseling menggunakan aplikasi Nutri
makanan yang dikonsumsi (80% responden Diabetic Care. Perbedaan kepatuhan diet
dinyatakan patuh) setelah dilakukan konseling sebelum dan sesudah perlakuan dianalisis
menggunakan aplikasi Nutri Diabetic Care. menggunakan uji Wilcoxon.
Secara keseluruhan kepatuhan diet baik dari
jumlah, jenis dan jadwal yang telah ditentukan

106
Winaningsih Winaningsih, dkk.: Aplikasi nutri diabetic care sebagai

Tabel 3. Kepatuhan diet setelah konseling menggunakan


aplikasi nutri diabetic care
Kepatuhan n %
Jumlah
Patuh 11 55
Tidak patuh 9 45
Jadwal
Patuh 9 45
Tidak patuh 11 55
Jenis
Patuh 16 80
Tidak patuh 4 20
Kepatuhan diet 3J
Patuh 5 25
Tidak patuh 15 75

Tabel 4. Kepatuhan diet sebelum dan sesudah perlakuan


Variabel Mean rank p-value
Tepat jumlah 5,5 0,002
Tepat jadwal 5,5 0,11
Tepat jenis 7 0,002
Diet 3J 3 0,025

Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa yang dilakukan oleh Widyasari di Kenjeran
terdapat perbedaan yang bermakna kepatuhan bahwa perempuan memiliki risiko lebih besar
responden terhadap jumlah makanan yang mengalami diabetes mellitus dibandingkan
dikonsumsi sebelum dan sesudah perlakuan dengan laki-laki (4).
dengan p=0,002 (p<0,05). Tidak ada perbedaan Usia responden pada penelitian ini paling
kepatuhan tehadap jadwal makan antara banyak pada kelompok 50−64 tahun dengan
sebelum dan setelah perlakuan dengan nilai presentase 45%. Penelitian yang dilakukan
p=0,11 (p>0,05). Tingkat kepatuhan terhadap oleh Santosa di Purwokerto menyebutkan
jenis makanan yang dikonsumsi sebelum bahwa usia di atas 45 tahun lebih sering terkena
dan sesudah perlakuan memiliki perbedaan diabetes mellitus. Tingkat sensitivitas insulin
bermakna dengan nilai p=0,002 (p<0,05). mulai menurun sehingga kadar glukosa darah
Secara keseluruhan tingkat kepatuhan diet yang seharusnya masuk ke dalam sel akan
3J sebelum dan setelah dilakukan konseling tetap berada di aliran darah yang menyebabkan
memiliki perbedaan yang bermakna dengan kadar glukosa darah meningkat (5).
nilai p=0,025 (p<0,05). Mayoritas pendidikan terakhir responden
pada penelitian ini adalah SMP. Hal ini
PEMBAHASAN sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Widyasari di Kenjeran bahwa sebagian besar
Karakteristik Responden
responden yang terlibat dalam penelitian
Responden perempuan lebih banyak
adalah lulusan SMP. Terdapat hubungan
dibandingkan laki-laki dengan persentase
antara tingkat pendidikan dengan kejadian
sebesar 80%. Hal ini sejalan dengan penelitian

107
Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 03, No. 02, Februari 2020 : 103-112

DM. Artinya terdapat kecenderungan pola jika responden mengonsumsi selingan malam,
makan yang tidak sesuai dengan diet yang jumlah makanan yang dikonsumsi lebih
dianjurkan pada responden dengan tingkat dari porsi yang dianjurkan. Beberapa dari
pendidikan yang lebih rendah (4). Semakin responden mengatakan lebih baik porsi yang
tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin dikonsumsi kurang daripada lebih.
tinggi tingkat kesadarannya untuk melakukan Ketidakpatuhan pada jadwal yang telah
usaha preventif terhadap penyakit (6). Pada ditentukan yakni jarak antara waktu makan 2−3
penelitian ini sebagian besar tingkat pendidikan jam, baik pada saat mengonsumsi makanan
responden adalah SMP yang merupakan utama maupun selingan. Hal ini terjadi
tingkat pendidikan menengah, sehingga pada karena pasien merasa takut jika mengonsumsi
proses penyerapan informasi terkait diet makan di atas jam 19.00 (makan malam),
3J membutuhkan waktu lebih lama. Perlu kadar glukosa darah akan meningkat. Selain
adanya pengulangan dan penjelasan dengan itu, jadwal makan dari responden juga tidak
menggunakan bahasa yang lebih sederhana teratur.
agar mudah dipahami oleh responden, Ketidakpatuhan terhadap jenis makanan
khususnya pada saat menyampaikan jadwal yang dikonsumsi disebabkan oleh jenis
makan. Responden pada penelitian ini sebagian makanan yang dikonsumsi oleh responden
besar tidak patuh terhadap jadwal yang telah sangat beragam dan tidak sesuai dengan
direkomendasikan. Jadwal makan merupakan makanan yang dianjurkan seperti roti gandum,
hal yang penting untuk mengontrol kadar kue bolu serta buah manis dalam porsi
glukosa darah. Makan dalam porsi kecil tapi lebih. Beberapa responden ada yang masih
sering dapat membantu menurunkan kadar mengonsumsi teh manis, sirup, susu kental
glukosa darah. Makan teratur (makan pagi, manis dan gorengan dengan frekuensi 4−6 kali
makan siang dan makan malam serta selingan dalam satu minggu. Hendaknya responden
di antara waktu makan) memungkinkan kadar memperhitungkan sukrosa dari makanan
glukosa darah turun lebih lambat sebelum sebagai pengganti karbohidrat. Menurut
makan berikutnya. Maulana substitusi makanan manis yang pekat
dan kandungan zat gizi lain dari makanan yang
Kepatuhan Diet Sebelum Konseling Gizi
mengandung sukrosa harus dipertimbangkan,
Menggunakan Aplikasi Nutri Diabetic Care
seperti lemak yang selalu ada bersama sukrosa
Secara keseluruhan (100%) responden
dalam makanan (7).
termasuk dalam kategori tidak patuh terhadap
Faktor yang dapat memengaruhi perubahan
diet 3J (jumlah, jadwal dan jenis makanan
perilaku klien untuk menjadi taat/tidak taat
yang dikonsumsi) pada saat sebelum konseling
terhadap program pengobatan, diantaranya
menggunakan aplikasi Nutri Diabetic Care.
dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor
Ketidakpatuhan terhadap jumlah yang harus
pendukung serta faktor pendorong. Faktor
dimakan merupakan permasalah utama yang
predisposisi merupakan faktor utama yang ada
ditemukan dalam penelitian ini. Banyak
di dalam diri individu yang terwujud dalam
responden belum menerapkan diet sehari-
bentuk pengetahuan, persepsi, kepercayaan
hari secara benar. Sebagian besar jumlah
dan keyakinan, nilai-nilai serta sikap.
kalori yang dikonsumsi responden berada di
Semakin tinggi tingkat pengetahuan klien,
bawah kebutuhan. Hal ini dikarenakan banyak
semakin tinggi tingkat kesadaran klien untuk
responden yang melewatkan selingan malam
melakukan usaha preventif terhadap penyakit.
dan jumlah porsi tidak sesuai dengan yang
Faktor pendukung merupakan faktor yang
dianjurkan. Ada ketakutan dari responden,
terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau

108
Winaningsih Winaningsih, dkk.: Aplikasi nutri diabetic care sebagai

tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana- Pemberian informasi melalui konseling


sarana kesehatan. Sementara faktor pendorong menggunakan media aplikasi Nutri Diabetic
merupakan faktor yang terwujud dalam sikap Care dapat meningkatkan pengetahuan
dan perilaku petugas kesehatan atau petugas responden sehingga responden dapat
lain, yang merupakan kelompok referensi memahami tentang arti pentingnya diet
dari perilaku masyarakat. Oleh karena salah DM. Peningkatan pengetahuan mendorong
satu upaya untuk meningkatkan kepatuhan responden untuk patuh terhadap diet yang
responden maka perlu adanya peran tenaga dianjurkan. Peningkatan pengetahuan
kesehatan untuk mendorong memberikan terhadap pemilihan jenis makanan yang
informasi dan motivasi kepada responden agar dikonsumsi menjadi salah satu peningkatan
meningkatkan kepatuhan terhadap diet yang pengetahuan yang paling tinggi dibandingkan
dianjurkan (7, 8). dengan kepatuhan terhadap jumlah dan jadwal
diet. Peningkatan pengetahuan terjadi karena
Kepatuhan Diet Setelah Dilakukan
aplikasi Nutri Diabetic Care dilengkapi
Konseling Gizi Menggunakan Aplikasi
Nutri Diabetic Care dengan fitur-fitur yang mendukung untuk
Kepatuhan merupakan perilaku seseorang meningkatkan kepatuhan diet diabetes
sehubungan dengan pemulihan kesehatan mellitus mulai dari notifikasi pengingat waktu
(health rehabilitation behavior) yaitu makan, informasi mengenai diabetes mellitus,
perilaku seseorang yang berhubungan dengan diet 3J dan contoh menu untuk diet DM.
usaha-usaha pemulihan kesehatan misalnya Selain itu, terdapat menu untuk menghitung
mematuhi aturan diet dan mematuhi anjuran status gizi dan menghitung kebutuhan sesuai
dokter dalam rangka pemulihan kesehatan. jenis kelamin, usia dan aktivitas fisik serta
Kepatuhan diet setelah dilakukan konseling menu untuk memantau asupan pasien yang
pada responden meliputi kepatuhan terhadap dibandingkan dengan kebutuhan. Penelitian
jumlah, jadwal dan jenis makanan yang ini sejalan dengan penelitian Roiqooh yang
dikonsumsi. menggunakan media cakram diabetes untuk
Jumlah responden yang patuh terhadap meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan
jumlah makanan yang dikonsumsi mengalami diet (9).
kenaikan dibandingkan dengan sebelum Perbedaan Kepatuhan Diet Sebelum
dilakukannya konseling menggunakan aplikasi dan Setelah Dilakukan Konseling Gizi
Nutri Diabetic Care. Sebelum dilakukan Menggunakan Aplikasi Nutri Diabetic Care
konseling jumlah responden yang patuh hanya Prinsip pengaturan makan penderita
mencapai 5%, sementara setelah konseling diabetes mellitus yaitu kesesuaian jumlah,
meningkat menjadi 55%. Jumlah responden jadwal dan jenis makanan yang dikonsumsi
yang patuh terhadap jadwal makan setelah dengan kebutuhan gizi. Keberhasilan
dilakukan konseling menggunakan aplikasi pengaturan makan bergantung pada perilaku
Nutri Diabetic Care juga mengalami kenaikan penderita dalam menjalani anjuran makan
dari 5% menjadi 45%. Persentase responden yang telah diberikan (10).
yang patuh terhadap jenis makanan yang perlu Edukasi gizi merupakan suatu usaha
dikonsumsi juga mengalami kenaikan menjadi untuk mengubah pikiran serta sikap sesuai
80%. Secara keseluruhan terdapat kenaikan dengan tujuan yang ingin dicapai (3). Tujuan
persentase kepatuhan diet setelah dilakukan utama edukasi gizi adalah menanamkan
konseling gizi menggunakan aplikasi Nutri pengertian kepada seseorang sehingga
Diabetic Care sebanyak 25%. pengertian terwujud dalam sikap serta

109
Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 03, No. 02, Februari 2020 : 103-112

perbuatan dan kemudian menjadi kebiasaan sebelumnya telah dihitung jumlah kebutuhan
yang baik dalam mengelola dan mengontrol kalori yang harus dipenuhi responden dalam
kesehatan, khususnya dalam hal gizi (11). sehari dengan menggunakan menu hitung
Upaya pencegahan sekunder program edukasi kebutuhan dalam aplikasi Nutri Diabetic
memegang peran penting untuk meningkatkan Care. Selanjutnya makanan yang dikonsumsi
kepatuhan pasien dalam menjalani program kemudian diinput pada menu data makananku,
pengobatan menuju perilaku sehat (12). Salah sesuai dengan jenis, jumlah dan beratnya. Dari
satu cara penyampaian edukasi gizi melalui fitur tersebut responden dapat mengetahui
konseling gizi adalah dengan menggunakan apakah jumlah asupannya masih kurang
media. atau berlebih dibanding kebutuhan energi
Aplikasi media merupakan bagian responden.
terpenting dalam sebuah proses konseling.
Kepatuhan jadwal makan
Seiring dengan perkembangan zaman, media
Pengaturan jadwal makan bagi pasien
konseling dapat berupa aplikasi android yang
diabetes adalah penting. Hal ini diperlukan
terdapat dalam smartphone. Menurut Aroni,
karena keterlambatan atau keseringan makan
media aplikasi dapat digunakan sebagai media
akan memengaruhi kadar glukosa darah (16).
dalam proses edukasi karena penyebaran
Hasil analisis kepatuhan jadwal menggunakan
informasi lebih luas dan tersimpan lebih lama
uji Wilcoxon menunjukan tidak terdapat
(13). Berikut hasil pengaruh penggunaan
perbedaan tingkat kepatuhan yang bermakna
aplikasi Nutri Diabetic Care terhadap
dengan nilai p=0,11 (p>0,05). Hal ini sejalan
kepatuhan jumlah makanan, jadwal makan,
dengan penelitian yang dilakukan Rooiqoh
jenis makanan dan diet 3 J:
di Yogyakarta yang menyatakan bahwa tidak
Kepatuhan jumlah makanan terdapat perbedaan yang bermakna pada
Berdasarkan hasil analisis menggunakan tingkat kepatuhan sebelum dan sesudah
uji Wilcoxon terdapat perbedaan bermakna dilakukan perlakuan (9).
antara kepatuhan jumlah makanan sebelum Notifikasi yang dikhususkan untuk
dan setelah diberikan konseling menggunakan mengingatkan jadwal makan pada aplikasi
aplikasi Nutri Diabetic Care p=0,002 Nutri Diabetic Care dimaksudkan untuk
(p<0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian meningkatkan kepatuhan pasien pada jadwal
yang dilakukan Putri di Yogyakarta yang makan yang telah ditentukan. Menurut
menyatakan bahwa terdapat perbedaan Handayani frekuensi makan penderita DM
bermakna antara kepatuhan diet responden adalah tiga kali makan utama dan tiga kali
sebelum dan sesudah dilakukan konseling makan selingan dengan jarak antara makan
(14), serta penelitian yang dilakukan oleh adalah 2−3 jam (10).
Lestari di Jakarta yang menunjukkan bahwa Pada aplikasi Nutri Diabetic Care ada
terdapat kecenderungan kepatuhan diet lebih notifikasi untuk mengingatkan jadwal makan
tinggi pada responden yang mendapat edukasi responden, akan tetapi hanya pada makan
dibanding yang tidak mendapat edukasi (15). utama saja. Meskipun telah menggunakan fitur
Aplikasi Nutri Diabetic Care memiliki notifikasi jadwal makan dari aplikasi, sebagian
fitur untuk memantau jumlah makanan yang besar responden mengalami ketidakpatuhan
dikonsumsi oleh responden. Responden dapat terhadap jadwal makan terutama pada jadwal
mengevaluasi jumlah asupannya dengan selingan malam. Beberapa responden masih
menggunakan fitur data makananku pada beramsumsi bahwa makan malam dapat
aplikasi Nutri Diabetic Care. Tahapannya: meningkatkan kadar glukosa darah, walaupun

110
Winaningsih Winaningsih, dkk.: Aplikasi nutri diabetic care sebagai

terdapat responden yang telah menerapkan kepatuhan diet (14), serta penelitian Putri di
jadwal makan sesuai dengan anjuran. Yogyakarta yang menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan bermakna pada kepatuhan diet DM
Kepatuhan jenis makanan
sebelum dan setelah dilakukannya konseling
Berdasarkan hasil analisis menggunakan
menggunakan media booklet (14).
uji Wilcoxon terdapat perbedaan bermakna
Proses perubahan perilaku dari perilaku
antara kepatuhan jenis makanan sebelum dan
yang tidak menaati peraturan ke perilaku
setelah diberikan konseling menggunakan
yang menaati peraturan merupakan arti dari
aplikasi Nutri Diabetic Care dengan p=0,002
kepatuhan. Kepatuhan merupakan perilaku
(p<0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian
seseorang sehubungan dengan pemulihan
yang dilakukan oleh Rooiqoh di Yogyakarta
kesehatan (health rehabilitation behavior)
yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yaitu perilaku seseorang yang berhubungan
bermakna kepatuhan jenis makanan setelah
dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan
diberikan perlakuan (9). Kepatuhan responden
misalnya mematuhi aturan diet, mematuhi
akan jenis makanan yang dikonsumsi sudah
anjuran dokter dalam rangka pemulihan
baik karena terdapat peningkatan pengetahuan
kesehatan. Kepatuhan ini dibedakan menjadi
setelah adanya konseling. Jenis makanan yang
dua yaitu kepatuhan penuh (total compliance)
dihindari oleh responden adalah gula pasir
dimana pada kondisi ini pasien patuh
(16, 17).
secara sungguh-sungguh terhadap diet yang
Terjadi peningkatan kepatuhan terhadap
dijalankan, dan pasien yang tidak patuh (non
jenis makanan antara sebelum dan sesudah
compliance) dimana pada keadaan ini pasien
konseling. Setelah dilakukan konseling
tidak melakukan diet (18).
responden dapat mengurangi frekuensi
konsumsi makanan yang mengandung lemak
KESIMPULAN DAN SARAN
jenuh seperti gorengan dan minuman yang
Terjadi peningkatan kepatuhan diet 3J
mengandung gula seperti teh manis dan susu
sebesar 25%. Terdapat perbedaan bermakna
kental manis.
kepatuhan diet sebelum dan sesudah konseling
Informasi yang disajikan dalam aplikasi
gizi dengan menggunakan media aplikasi Nutri
Nutri Diabetic Care meliputi diabetes mellitus
Diabetic Care dengan nilai p=0,025 (p<0,05).
serta diet 3J. Aplikasi ini memberikan
Media aplikasi Nutri Diabetic Care dapat
informasi mengenai jenis makanan yang
dijadikan pedoman dalam menjalankan diet
dianjurkan, dibatasi dan tidak dianjurkan pada
DM 3J, membantu meningkatkan kepatuhan
menu diet 3J. Setiap jenis makanan diberikan
diet responden, dan dapat digunakan sebagai
warna khusus untuk mempermudah responden
media dalam konseling gizi di Puskesmas.
mengingat dan memahami.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai
Kepatuhan diet 3J kaitan kepatuhan diet DM 3J setelah
Berdasarkan hasil analisis menggunakan menggunakan aplikasi Nutri Diabetic Care
uji Wilcoxon, terdapat perbedaan bermakna terhadap kontrol glukosa darah pasien.
antara kepatuhan diet sebelum dan setelah
dilakukan konseling p=0,025 (p<0,05). Hal UCAPAN TERIMA KASIH
tersebut sejalan dengan penelitian yang Terimakasih penulis sampaikan kepada
dilakukan Lestari di Jakarta yang menyatakan pasien diabetes mellitus tipe-2 di wilayah
bahwa terdapat hubungan yang bermakna kerja Puskesmas Gamping I dan enumerator
antara keikutsertaan edukasi gizi dengan atas partisipasinya dalam penelitian ini.

111
Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 03, No. 02, Februari 2020 : 103-112

DAFTAR PUSTAKA Terhadap Pengetahuan Dan Kepatuhan


1. Kemenkes RI. Penyakit Tidak Menular. Diet DM Pada Pasien DM Tipe-2 Di
Jakarta: Direktorat P2PTM; 2012. Puskesmas Kapuan Kecamatan Cepu
2. Depkes RI. Pedoman Diabetes Mellitus. Kabupaten Blora. Poltekkes Kemenkes
Jakarta: Direktorat P2PTM; 2008. Semarang: Jurnal Riset Gizi Vol 4 No 2;
3. Perkeni. Pengelolaan dan Pencegahan 2016.
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 11. Ciptaningtyas, R. Teori & Panduan
Jakarta: Perkeni; 2015. Konseling Gizi. Yogyakarta: Graha Ilmu;
4. Widyasari, Nina. Hubungan Karakteristik 2013.
Responden dengan Resiko Kejadian 12. Santosa,Agus, Puput Aji Trijayanto,
Diebetes Melitus dan Dislipidemia Endiyono et al. Hubungan Riwayat Garis
Kelurahan Tanah Kelikedinding. FKM Keturunan dengan Usia Terdiagnosis
Unair. 2017;130-14. Diabetes Melitus Tipe II. The 6th
5. Bertalina, P. Hubungan Lama Sakit, University Research Colloquium 2017:
Pengetahuan, Motivasi dan Dukungan Universitas Muhammadiyah Magelang;
Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Pasien 2017.
Diabetes Mellitus. Jurnal Kesehatan. 13. Safaat, Nazarudin. Pemograman Aplikasi
2016;VII;2; 329-340. Mobile Smartphone dan Tablet PC
6. Restuning, Dyah. Efektivitas Edulasi Berbasis Android. Bandung: Penerbit
Diabetes dalam Meningkatkan Kepatuhan Informatika; 2012.
Pengaturan Diet pada Diabetes Melitus 14. Putri, Laraswati. Efektifitas Konseling
Tipe 2. Akademi Keperawatan Widya Gizi Menggunakan Media Booklet
Husada Semarang; 2014. dibandingkan dengan Leaflet terhadap
7. Maulana, M. Mengenal Diabetes Mellitus Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus tipe
Panduan Praktis Menangani Penyakit 2 di Puskesmas Gamping II. Skripsi.
Kencing Manis. Yogyakarta: Katahati; Poltekkes Kemenkes Yogyakarta; 2018.
2009. 15. Lestari, Tri Suci. Gizi dengan Kepatuhan
8. Waspadji S. Buku Ajar Penyakit Dalam: Diet Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Komplikasi Kronik Diabetes, Mekanisme Rawat Jalan di RSUP Fatmawati Tahun
Terjadinya, Diagnosis dan Strategi 2012. Skripsi. Depok: Universitas
Pengelolaan, Jilid III, Edisi 4, Jakarta: Indonesia; 2012.
FKI; 2009. p. 1923-24. 16. American Diabetes Association.
9. Roiqooh, Qothrunnadaa. Penggunakaan Standards of Medical Care in Diabetes
Cakram Diabetes 3J (Tiga Je) Dalam 2017. USA:ADA; 2018. Vol. 41.
Konseling Sebagai Media Meningkatkan 17. Wiardani, Ni Komang. Ilmu Gizi Teori
Pegetahuan Dan Kepatuhan Diet Diabetes dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Buku
Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Gamping I. Kedokteran EGC; 2016.
Skripsi. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta; 18. Ndraha, S. Diabetes Melitus Tipe II dan
2018. Tatalaksana Terkini. Medicinus. 2014;9:
10. Handayani, Suci, Ria Ambarwati, Susi 27:3-5.
Tursilowati, Pengaruh Konseling Gizi

112

Anda mungkin juga menyukai