PENDAHULUHAN
A. Latar belakang
Menurut WHO sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik,
mental dan social, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.Menurut UU
Kesehatan RI no. 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, social yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan ekonomis.Sakit
adalah ketidak seimbangan fungsi normal tubuh manusia, termasuk sejumlah system
biologis dan kondisi penyesuaian. Kesehatan jiwa adalah satu kondisi sehat emosional
psikologis, dan social yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan,
perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan emosionl
(Videbeck, 2008)Gangguan jiwa didefenisikan sebagai suatu sindrom atau perilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitakan dengan adanya distress
(misalnya gejala nyeri) atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang
penting) (Videbeck, 2008)
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan
diri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 1998).
Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan
di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta
orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta
47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan
sosial dengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus
bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produktivitas
manusia untuk jangka panjang.
Data Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional yang
ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas
mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan
1
prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau
sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk.
Harga diri seseorang sangat dipengaruhi oleh individu itu sendiri, lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat dan beberapa pengalaman individu. Seseorang yang
memiliki koping yang baik, maka ia akan mampu mempertahankan atau meningkatkan
harga dirinya.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Harga Diri Rendah
2. Untuk mengetahui etiologi dari Harga Diri Rendah
3. Untuk mengetahui proses terjadinya Harga Diri Rendah
4. Untuk mengetahui komplikasi Harga Diri Rendah
5. Untuk mengetahui Manifestasi Klinik Harga Diri Rendah
6. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Harga Diri Rendah
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
C. Proses terjadinya harga diri rendah
Menurut Stuart (2007: hal.186) Konsep diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi di
pelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang
terdekat dan dengan realitas dunia, dengan 5 komponen konsep diri yaitu citra tubuh,
ideal diri, harga diri, performa peran dan identitas pribadi. Individu dengan kepribadian
yang sehat akan mengalami hal - hal seperti citra tubuh yang positif, ideal diri yang
realistis, konsep diri yang positif, harga diri yang tinggi, performa peran yang
memuaskan, rasa identitas yang jelas.
Awalnya individu berada pada suatu situasi yang penuh stressor ( krisis ),
individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa
dirinya tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran, seperti trauma
yang tiba tiba misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus
hubungan kerja. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan
fungsi peran adalah kondisi harga diri rendah situasional. Jika lingkungan tidak
memberikan dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus
menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis.
Harga diri rendah kronis juga dipengaruhi beberapa factor seperti factor biologis,
psikologis, social dan cultural. Factor biologis biasanya karena ada kondisi sakit fisik
yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara umum yang dapat pula berdampak pada
keseimbangan neurotransmitter di otak, contah kadar serotonin yang menurun dapat
mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga
diri rendah kronis semakin besar karena klien dipengaruhi oleh pikiran-pikiran negatif
dan tidak berdaya.
Faktor psikologis berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu
menjalankan peran dan fungsi meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak, orang tua tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya, peran yang tidak sesuai
dengan jenis kelamin dan peran dalam pekerjaan. Faktor sosial yaitu status ekonomi
seperti kemiskinan, tinggal di daerah kumuh. Faktor kultural seperti tuntutan peran
kebudayaan.seperti wanita sudah harus menikah jika umur mencapai dua puluhan
4
D. Komplikasi
Apabila masalah harga diri rendah tidak ditangani segera , klien akan selalu tidak
percaya dan dan selalu mempunyai pikiran negatif baik pada diri sendiri mauoun pada
orang lain akibatnya klien akan cenderung menyendiri dan mengisolasi diri dari
lingkungan , aktifitas yang menurun dan sebagainya . Jika isolasi social sudah
mendominasi kehidupan klien , maka aktivitas klien hanya duduk sendiri , melamun
sehingga jika dibiarkan dalam kurun waktu yang Panjang maka isolasi social dapat
berlanjut menjadi Gangguan Sensorik Persepsi ( Halusinasi )
E. Manifestasi klinis
Perilaku yang berhubungan dengan gangguan harga diri rendah didapatkan dari
data subjektif dan objektif yaitu :
1) Mengkritik diri sendiri ataupun orang lain.
2) Merasa diri tidak mampu dan tidak layak.
3) Merasa bersalah.
4) Mudah marah dan tersinggung
5) Perasaan negatif terhadap dirinya sendiri.
6) Ketegangan peran.
7) Pandangan hidup psimis.
8) Keluhan fisik.
9) Pandangan hidup bertentangan.
10) Penolakan terhadap kemampuan pribadi dekstrutif terhadap diri sendiri.
11) Menarik diri secara sosial dan menarik diri secara realistis.
(Suliswati, 2005)
5
Menanamkan gagaasan
Mendorong aspirasi
Membantu membentuk koping
2. Penatalaksanaan Medis
Chlorpromazine ( CPZ ) : 3 x100 mg
Indikasi
Untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan
menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial
dan tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental :
waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau
tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari,
tidak mampu bekerja, hubungan sosial dam melakukan kegiatan
rutin.
Cara kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak khususnya
sistem ekstra piramidal.
Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris,
ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran yang
disebabkan CNS Depresi
Efek samping
Sedasi
Gangguan otonomik (hypotensi, antikolinergik /
parasimpatik, mulut kering, kesulitan dalam miksi dan
defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler
meninggi, gangguan irama jantung).
Gangguan ekstra piramidal ( distonia akut, akatshia, sindrom
parkinsontremor, bradikinesia rigiditas ).
Gangguan endokrin ( amenorhoe, ginekomasti ).
Metabolik ( Jaundice )
6
Hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka
Panjang
Halloperidol ( HP ) : 3 x 5 mg
Indikasi
Penatalasanaan psikosis kronik dan akut, gejala demensia pada
lansia, pengendalian hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada
anak-anak.
Cara kerja
Halloperidol merupakan derifat butirofenon yang bekerja sebagai
antipsikosis kuat dan efektif untuk fase mania, penyebab maniak
depresif, skizofrenia dan sindrom paranoid. Di samping itu
halloperidol juga mempunyai daya anti emetik yaitu dengan
menghambat sistem dopamine dan hipotalamus. Pada pemberian oral
halloperidol diserap kurang lebih 60–70%, kadar puncak dalam
plasma dicapai dalam waktu 2-6 jam dan menetap 2-4 jam.
Halloperidol ditimbun dalam hati dan ekskresi berlangsung lambat,
sebagian besar diekskresikan bersama urine dan sebagian kecil
melalui empedu.
Kontra indikasi
Parkinsonisme, depresi endogen tanpa agitasi, penderita yang
hipersensitif terhadap halloperidol, dan keadaan koma.
Efek samping
Pemberian dosis tinggi terutama pada usia muda dapat terjadi reaksi
ekstapiramidal seperti hipertonia otot atau gemetar. Kadang-kadang
terjadi gangguan percernaan dan perubahan hematologik ringan,
akatsia, dystosia, takikardi, hipertensi, EKG berubah, hipotensi
ortostatik, gangguan fungsi hati, reaksi alergi, pusing, mengantuk,
depresi, oedem, retensio urine, hiperpireksia, gangguan akomodasi.
Trihexypenidil ( THP ) : 3 x 2 mg
Indikasi
7
Semua bentuk parkinson (terapi penunjang), gejala ekstra piramidal
berkaitan dengan obat-obatan antipsikotik.
Cara kerja
Kerja obat-obat ini ditujukan untuk pemulihan keseimbangan kedua
neurotransmiter mayor secara alamiah yang terdapat di susunan saraf
pusat asetilkolin dan dopamin, ketidakseimbangan defisiensi
dopamin dan kelebihan asetilkolamin dalam korpus striatum.
Reseptor asetilkolin disekat pada sinaps untuk mengurangi efek
kolinergik berlebih.
Kontra indikasi
Hipersensitivitas terhadap obat ini atau antikolonergik lain,
glaukoma, ulkus peptik stenosis, hipertrofi prostat atau obstruksi
leher kandung kemih, anak di bawah 3 tahun, kolitis ulseratif.
Efek samping
Pada susunan saraf pusat seperti mengantuk, pusing, penglihatan
kabur, disorientasi, konfusi, hilang memori, kegugupan, delirium,
kelemahan, amnesia, sakit kepala. Pada kardiovaskuler seperti
hipotensi ortostatik, hipertensi, takikardi, palpitasi. Pada kulit seperti
ruam kulit, urtikaria, dermatitis lain. Pada gastrointestinal seperti
mulut kering, mual, muntah, distres epigastrik, konstipasi, dilatasi
kolon, ileus paralitik, parotitis supuratif. Pada perkemihan seperti
retensi urine, hestitansi urine, disuria, kesulitan mencapai atau
mempertahankan ereksi. Pada psikologis seperti depresi, delusu,
halusinasi, dan paranoid.
8
BAB III
KASUS
Tn.H usia 26 tahun pada tanggal 24 juni 2019 datang ke RSJ diantar oleh keluarganya karena
selama 3 bulan ini suka menyendiri setelah kecelakaan lalu lintas dan kakinya diamputasi karena
kondisi luka pada kakinya cukup parah. Setelah ssperawat melakukan pengkajian. Di dapatkan
klien merasa tidak berguna karena tidak dapat bekerja, klien merasa hanya sebagai beban
keluarga saja. Klien merasa gagal menjalankan peran sebagai kepala keluarga karena tidak bisa
bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Klien merasa malu dengan keadaannya
sekarang sehingga klien tidak mau menunjukkan kaki kirinya yang di amputasi . Klien merasa
sedih karena kehilangan kaki kirinya. Klien telihat sering menunduk dan menyendiri.
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : __Tn. H_______________ (L/P) Tanggal Pengkajian : __________________
Umur : _26 Tahun_____________ RM No. :
_________________
Informan : Ny Y _____________
Aniaya fisik
Aniaya seksual
9
Penolakan
Tindakan kriminal
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
_____________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ____________________________________________________
10
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
___________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 120 /80_____ N : 85x/menit______S : _37oC________ P : 20x/menit_______
2. Ukur : TB : __________ BB : ________
Jelaskan : ______________________________________________________________
Masalah keperawatan : ______________________________________________________________
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan : _______________________________________________________________
Masalah Keperawatan : _______________________________________________________________
2. Konsep diri
a Gambaran diri : _Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah kaki karena tanpa kaki tidak bisa
berjalan
b. Identitas : Klien bekerja sebagai sopir
c. Peran : _Klien didalam keluarga sebagai sopir
d. Ideal diri : Klien berharap dapat tetap menjalankan peran sebagai kepala keluarga
e. Harga diri : Klien merasa malu dengan kondisinya sekarang , klien merasa sedih hanya menjadi beban
keluarga karena tidak bisa bekerja
Masalah Keperawatan : _Harga diri rendah kronis b/d gangguan fungsi peran
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : _Anak dan istri______________________________________________________________
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : _______________________________________
__________________________________________________________________________________
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : Klien merasa malu dengan keadaannya sekarang , klien lebih suka
menyendiri
Masalah keperawatan: Isolasi sosial b/d perubahan penampilan fisik
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : _________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
b. Kegiatan ibadah : Klien melaksanaan ibadah secara individu
Masalah Keperawatan__________________________________________________________________________
11
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
2. Pembicaraan
3. Aktivitas Motorik:
4. Alam perasaaan
Jelaskan : Klien merasa sedih karena harus harus kehilangan kaki kirinya
Masalah Keperawatan : _______________________________________________
5. Afek
7. Persepsi
Pengecapan Penghidu
Jelaskan : __________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________
12
8. Proses Pikir
Jelaskan : __________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________
9. Isi Pikir
Waham
Jelaskan : __________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________
Disorientasi
Jelaskan : __________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
Jelaskan : __________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________
Jelaskan : __________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________
Jelaskan : __________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________
13
14. Daya tilik diri
Jelaskan : Klien tidak menerima keadaanya sekarang dengan kaki kiri yang sudah diamputansi karena kecelakaan
Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________
1. Makan
2. BAB/BAK
Jelaskan : __________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________
3. Mandi
4. Berpakaian/berhias
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
14
9. Kegiatan di luar rumah
Belanja Ya tidak
Transportasi Ya tidak
Lain-lain Ya tidak
Jelaskan : __________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________
Adaptif Maladaptif
Masalah dengan pekerjaan, spesifik Klien tidak bisa bekerja lagi sebagai sopir karena kaki kirinya sudah diamputansi
Masalah ekonomi, spesifik Klien merasa gagal menjadi kepala keluarga karena tidak bisa mencukupi kebutuhan
keluarga
15
X. Pengetahuan Kurang Tentang:
Koping obat-obatan
Lainnya : ______________________________________________________________________
Analisa Data
Perawat,
(………………….)
16
ANALISA DATA
2. Ds : - Klien merasa malu dengan keadaannya Gangguan citra tubuh b/d perubahan
sekarang karena kaki kirinya diamputasi fungsi tubuh
sehingga tidak bisa bekerja
17
POHON MASALAH
Isolasi sosial
↑
Gangguan konsep diri
Harga diri rendah kronis
↑
Gangguan citra tubuh ←←Koping individu tidak efektif
↑
Respon pasca trauma
18
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
Kediri, …………………………
19
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Kolaborasi:
- Diskusikan masalah yang dihadapi
oleh keluarga
- Jelaskan terjadinya proses gangguan
citra tubuh
- Jelaskan cara mengatasi pasien dengan
gangguan citra tubuh
- Anjurkan membantu pasien sesuai
jadual dan cara memberikan pujian.
20
latihan dua kali per hari
Kolaborasi :
- Diskusikan masalah yang dirasakan
dalam merawat klien.
- Jelaskan pengertian, tanda dan gejala,
dan proses terjadinya harga diri
rendah (gunakan booklet).
- Jelaskan cara merawat harga diri
rendah terutama memberikan pujian
semua hal yang positif pada pasien.
- Latih keluarga memberi tanggung
jawab kegiatan yang dipilih pasien:
bimbing dan beri pujian.
- Anjurkan membantu pasien sesuai
jadual dan cara memberikan pujian.
Kolaborasi :
- Diskusikan masalah yang dirasakan
dalam merawat pasien.
- Jelaskan pengertian, tanda dan gejala,
dan proses terjadinya isolasi sosial
(gunakan booklet).
- Jelaskan cara merawat isolasi sosial.
- Latih cara merawat: bercakap-cakap
saat melakukan kegiatan harian.
21
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SP 1
HARGA DIRI RENDAH
Definisi Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 1998).
Tujuan (1) Klien kelihatan sering menyendiri
(2) Klien mengatakan malu dan tak berguna
(3) Klien sering mengatakan dirinya tidak mampu melakukan
sesuatu,
Kerja :
22
bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur Tn. H.
Tn.H : Iya
Perawat 1 : Mari kita lihat tempat tidur Tn. H . Coba lihat, sudah
rapihkah tempat tidurnya?
Tn.H : Belum
Perawat 1 : Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita
pindahkan dulu bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat
spreinya, dan kasurnya kita balik."
Tn.H : Iya
Perawat 1 : sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali.
Terminasi :
Perawat 1 : Bagaimana perasaan Tn. H setelah kita bercakap-cakap dan
latihan merapihkan tempat tidur ?
Tn.H : Lebih baik
Perawat 1 : Tn. H ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat
dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur,
Tn.H : Baik
Perawat 1 : Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua.
Tn.H : Baik
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri. Adanya perasaan hilang percaya diri , merasa gagal karena karena tidak mampu
mencapai keinginansesuai ideal diri.
Konsep diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi di pelajari sebagai hasil
pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan
realitas dunia, dengan 5 komponen konsep diri yaitu citra tubuh, ideal diri, harga diri,
performa peran dan identitas pribadi. Individu dengan kepribadian yang sehat akan
mengalami hal - hal seperti citra tubuh yang positif, ideal diri yang realistis, konsep diri
yang positif, harga diri yang tinggi, performa peran yang memuaskan, rasa identitas yang
jelas.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi
pembaca pada umumnya. Dan penulis juga menyadari makalah ini jauh dari sempurna,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
24
DAFTAR PUSTAKA
Videbeck, Sheila L,. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Stuart, Gail W.2007. Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
25