PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah merupakan makhluk sosial dari zaman dahulu. Di dunia
telah terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa pada waktu tertentu
manusia sudah mengenal dan berusaha mengobati gangguan jiwa.
Pada zaman modern ini ternyata pengobatan dengan model keagamaan
masih ada dinegara kita dan dinegara berkembang lainnya. Secara garis besar
sejarah perkembangan keperawatan kesehatan mental, psikiatri diluar negeri
sekarang dapat dikelompokkan kedalam priodisasi yaitu perawat sebagai
profesi dalam keperawatan, sebagai elemen inti dari semua praktek
keperawatan. (Widodo, 2005)
Program kesehatan jiwa di Indonesia bermula dari program pelayanan
asien gangguan jiwa berat (psikosis) didalam RSJ yang boleh dikaji hanya
berupa pelayanan kuratif dengan perawat inap saja yang masih “Costudial”
bersifat tertutup dan isolative. Hal ini disebabkan karena pelayanan kuratif
dengan perawat inap saja yang masih terbatas karena obat psikotropika belum
ada, psikoterapi pun belum ada, sedangkan waktu terapi belum dapat
dikasihkan sebagai okupasi terapi atau kegiatan yang bertujuan rehabilitasi,
karena biasanya tinggal di RS Jiwa sampai meninggal. (Widodo, 2005)
Menurut Harwati (2008) skizofrenia merupakan penyakit otak yang
sanggup merusak dan menganjurkan emosi, selain karena faktor genetic
penyakit ini juga bisa muncul akibat tekanan darah tinggi. Gangguan menjadi
masalah serius diseluruh dunia. WHO taun 2007, menyatakan paling tidak 1
dari 4 orang atau sekitar 450 juta orang terganggu jiwanya. Di Indonesia
berdasarkan survey kesehatan RT, pada setiap 1000 anggota RT terdapat 185
orang mengalami gangguan terkait masalah kejiwaan. Menurut (Halwan,
2007) bahwa jumlah penderita skizofrenia di Indonesia adalah 3,5 per 1000.
Penduduk mayoritas penderita berada di kom besar. Ini terkait dengan
tingginya stress yang muncul didaerah perkotaan.
E. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang konsep dasar pada
gangguan harga diri rendah
2. Mahasiswa mampu melakukan proses asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan harga diri rendah
PEMBAHASAN
B. PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama
(NANDA, 2005).
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri,
merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan
produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak
mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara social.
2. Faktor Presipitasi
a. Faktor presipitasi atau stresor pencetus dari munculnya harga diri
rendah mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti:
b. Gangguan fisik dan mental salah satu anggota keluarga sehingga
keluarga merasa malu dan rendah diri.
c. Pengalaman traumatik berulang seperti penganiayaan seksual dan
psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan,
3. Perilaku
Dalam melakukan pengkajian, perawat dapat memulai dengan
mengobservasi penampilan klien, misalnya kebersihan, dandanan,
pakaian. Kemudian perawat mendiskusikannya dengan klien untuk
mendapatkan pandangan klien tentang gambaran dirinya. Gangguan
perilaku pada gangguan konsep diri dapat dibagi sebagai berikut :
Perilaku berhubungan dengan harga diri rendah. Harga diri yang rendah
merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan melalui tingkat
kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai oleh evaluasi diri
yang negatif membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Test psikologik: test keperibadian
2. EEG: ganguan jiwa yang disebabkan oleh neorologis
3. Pemeriksaan sinar X: mengetahui kelainan anatomi
4. Pemeriksaan laboratorim kromosom: ginetik
I. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
Psikofarmaka adalah obat0obatan yang digunakan untuk klien dengan
gangguan mental.
2. Elektro convulsive therapy (ECT)
ECT adalah suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik dan
menimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik. Tindakan
ini adalah bentuk terapi pada klien dengan mengalirkan arus listrik melalui
3. Isolasi social
Tujuan:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Kriteria Evaluasi :
a. Klien dapat menerima kehadiran perawat.
Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya.
2. Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan prilaku
menarik diri.
Kriteria Evaluasi :
a. Klien dapat menyebutkan penyebab/ alasan menarik diri.
Intervensi :
a. Kaji pengetahuan klien tentang menarik diri.
b. Diskusikan bersama klien tentang prilaku menarik diri.
c. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya.
3. Klien dapat mengetahui keuntungan berhubungan dengan orang
lain dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
Kriteria Evaluasi :
M. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah pelaksanaan keperawatan oleh klien. Hal – hal
yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah tindakan
keperawatan yang akan dilakukan implementasi pada klien dengan Harga Diri
Rendah dilakukan secara interaksi dalam melaksanakan tindakan keperawatan
Contoh implementasi:
a. Menyapa ramah klien (verbal, non verbal)
b. Memperkenalkan diri dengan sopan
Aji Prayogi, Aan. 2013. Makalah Harga Diri Rendah. 17 Desember 2013
Aryani, Renni. 2012. Askep HDR (Harga Diri Rendah). 17 Desember 2013
Juwita, Indah. 2013. Makalah Harga Diri Rendah (HDR). 17 Desember 2013