Disusun Oleh :
RINTA NURYANI
NIM. RP 23320003
1
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN JIWA DENGAN HARGA
DIRI RENDAH
2
individu tentang kemampuannya dan menjadi berharga. Aspek utama
harga diri adalah dicintai, disayangi, dikasihi orang lain dan mendapat
penghargaan dari orang lain (Sunaryo, 2019).
Damaiyanti & Iskandar (2012: 39) menjelaskan bahwa harga diri
rendah yaitu perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi diri yang negatif terhadap diri sendiri
atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa
gagal kerena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Yosep,
2009 dalam Damaiyanti & Iskandar,2012 : 39).
Sementara menurut Stuart & Sundeen, dalam Wijayaningsih
(2015:49) harga diri rendah adalah “penilaian pribadi terhadap hasil yang
dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri”.
Menurut Carpenito, L.J dalam Wijayaningsih (2015:49) bahwa harga diri
rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri
yang negatif mengenai diri ataupun kemampuan diri. Menurut Keliat,
dalam Yosep (2011:255) harga diri rendah adalah ”perasaan tidak
berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat
evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri”.
Harga diri rendah adalah disfungsi psikologis yang meluas dan
terlepas dari spesifiknya. Masalahnya, hampir semua pasien menyatakan
bahwa mereka ingin memiliki harga diri yang lebih baik. Jika kita hanya
mengurangi harga diri rendah, banyak masalah psikologis akan berkurang
atau hilang secara substansial sepenuhnya. Harga diri merupakan
komponen psikologis yang penting bagi kesehatan. Banyak penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa harga diri yang rendah sering kali
menyertai gangguan kejiwaan (Sitanggang, et al, 2021).
Dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah perasaan
mengenai menilai dirinya yang tidak berarti dan tidak berharga menjadi
kearah negatif sehingga hilangnya kepercayaan diri seseorang.
3
2. Tanda dan Gejala
a. Mengejek dan mengkritik diri.
b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri
sendiri.
c. Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan
penggunaan zat.
d. Menunda keputusan.
e. Sulit bergaul.
f. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
g. Menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, curiga dan
halusinasi.
h. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri
hidup.
i. Merusak atau melukai orang lain.
j. Perasaan tidak mampu.
k. Pandangan hidup yang pesimitis.
l. Tidak menerima pujian.
m. Penurunan produktivitas.
n. Penolakan tehadap kemampuan diri.
o. Kurang memperhatikan perawatan diri.
p. Berpakaian tidak rapi.
q. Berkurang selera makan.
r. Tidak berani menatap lawan bicara.
s. Lebih banyak menunduk.
t. Bicara lambat dengan nada suara lemah
4
personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak
realistis.
5
5) Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri
rendah adalah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan,
penolakan dari lingkungan dan orang terdekat serta harapan yang
tidak realistis. Kegagalan berulang, kurang mempunyai tanggung
jawab personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada
orang lain merupakan faktor lain yang menyebabkan gangguan
jiwa. Selain itu pasien dengan harga diri rendah memiliki
penilaian yang negatif terhadap gambaran dirinya, mengalami
krisis identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang tidak
realistis.
b. Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap
situasi yang dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan.
Situasi atas stressor dapat mempengaruhi komponen.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah
hilangnya bagian tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit,
perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang
prosedur tindakan dan pengobatan. Sedangkan stressor yang dapat
mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang
penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, pola asuh
yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan
saudara, kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi
dan kegagalan bertanggung jawab sendiri. Stressor pencetus dapat
berasal dari internal dan eksternal:
6
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.
Keterangan:
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar
belakang pengalaman nyata yang sukses diterima.
7
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif
dengan konsep diri maladaptif.
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam
kemalangan aspek psikososial dan kepribadian dewasa yang
harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta
tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
4. Klasifikasi
Adapun menurut SDKI PPNI 2016 menjelaskan bahwa harga diri rendah
terbagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Harga Diri Rendah Kronis
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi atau perasaan negative
terhadap diri sendiri atau kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak
berharga, tidak berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan
terus – menerus.
Tanda dan Gejala Mayor :
1) Subyektif
Menilai diri negative (mis. tidak berguna, tidak tertolong)
2) Objektif
8
Enggan mencoba hal baru
Berjalan menunduk
9
Berbicara pelan dan lirih
Menolak berinteraksi dengan orang lain
Berjalan menunduk
Postur tubuh menunduk
Tanda Dan Gejala Minor :
1) Subjektif
Sulit berkonsentrasi
2) Objektif
Kontak mata kurang
Lesu dan tidak bergairah
Pasif
Tidak mampu membuat keputusan
5. Pohon Masalah
Isolasi sosial Effect
10
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan
perasaan diri yang tidak menentu (misalnya, olahraga yang
kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan
popularitas)
8. Penatalaksanaan
a. Psikofarmaka
c. Psikoterapy
d. Therapy okupasi
e. Therapy modalitas
f. Terapi keluarga
g. Terapi lingkungan
11
h. Terapi perilaku
i. Terapi kognitif
a) Keluhan utama
Biasanya pasien datang ke rumah sakit jiwa atau puskesmas dengan
alasan masuk pasien sering menyendiri, tidak berani menatap lawan
bicara, sering menunduk dan nada suara rendah.
b) Faktor predisposisi
1) Riwayat gangguan jiwa
2) Pengobatan
3) Aniaya
12
4) Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
c) Status mental
1) Penampilan
2) Pembicaraan
3) Aktivitas motorik
4) Alam perasaan
5) Afek
13
Afek pasien biasanya tumpul yaitu klien tidak mampu berespon
bila ada stimulus emosi yang bereaksi.
7) Persepsi
8) Proses pikir
9) Isi pikir
11) Memori
14
Biasanya tingkat konsentrasi terganggu dan mudah beralih atau
tidak mampu mempertahankan konsentrasi dalam waktu lama,
karena merasa cemas. Dan biasanya tidak mengalami gangguan
dalam berhitung.
2. Diagnosa Keperawatan
15
1) Identifikasi pandangan/penilaian pasien tentang diri sendiri dan
pengaruhnya terhadap hubungan dengan orang lain, harapan yang
telah dan belum tercapai, upaya yang dilakukan untuk mencapai
harapan yang belum terpenuhi
2) Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif
pasien (buat daftar kegiatan)
3) Membantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
(pilih dari daftar kegiatan mana kegiatan yang dapat dilaksanakan)
4) Membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
5) Membantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini untuk dilatih
6) Melatih kegiatan yang dipilih oleh pasien (alat dan cara
melakukannya)
7) Memasukkan kegiatan yang telah dilatih pada jadwal kegiatan
untuk dilatih dua kali per hari
b) Strategi pelaksanaan kedua pasien: latihan kegiatan kedua
1) Mengevaluasi tanda dan gejala harga diri rendah.
2) Memvalidasi kemampuan pasien melakukan kegiatan pertama
yang telah dilatih dan berikan pujian.
3) Mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama
4) Membantu pasien memilih kegiatan kedua yang telah dilatih
5) Melatih kegiatan kedua (alat dan cara)
6) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan: dua kegiatan,
masing masing dua kali per hari
c) Strategi pelaksanaan ketiga pasien: latihan kegiatan ketiga
1) Mengevaluasi tanda dan gejala harga diri rendah
2) Memvalidasi kemampuan melakukan kegiatan pertama dan kedua
yang telah dilatih dan berikan pujian
3) Mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan kedua
4) Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih
5) Melatih kegiatan ketiga (alat dan cara)
16
6) Memasukkan jadwal kegiatan untuk latihan: tiga kegiatan,
masingmasing dua kali per hari.
d) Strategi pelaksanaan keempat pasien: latihan kegiatan keempat
1) Mengevaluasi data harga diri rendah
2) Memvalidasi kemampuan melakukan kegiatan pertama, kedua,
dan ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian
3) Mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama, kedua dan
ketiga.
4) Membantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih
5) Melatih kegiatan keempat (alat dan cara)
6) Memasukan pada jadwal kegiatan untuk latihan: empat kegiatan
masing-masing dua kali per hari. (Kemenkes RI, 2012).
4. Implementasi
17
Adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim
perawat atau dengan tim kesehatan yang lain seperti dokter, psikologi,
psikiater, alhi gizi, fisioterapi, dan sebagainya.
c) Rujukan/ketergantungan (Dependen)
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara bersambung dan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga
kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan
klien mencapai tujuan yang sesuai dengan kriteria hasil pada
perencanaan
18
sebelumnya apabila keadaan atau masalah pasien belum teratasi dan
membuat rencan baru bila rencana awal tidak efektif.
19
1) Mengenal harga diri rendah yang dialami pasien (pengertian, tanda
dan gejala, proses terjadinya harga diri rendah, dan akibat jika
harga diri rendah tidak diatasi)
DAFTAR PUSTAKA
20
Pardede, J. A, Keliat, B. A, & Yuli, I. (2020). The Symptoms of Low Self-
Esteem Decline after Being Given Acceptance and Commitment
Therapy. Advanced Practices in Nursing, 5 (2), 2573-0347
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st
21
ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Mengetahui
Pembimbing Akademik
22