DI SUSUN OLEH:
Nama : Handayani
Nim : (19.017)
KABUPATEN TANGERANG
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH
C. Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis, kegagalan
yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan
pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi peran.
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis kelaminnya.
Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri, kurang
obyektif dan rasional sedangkan pria dianggap kurang sensitive, kurang
hangat, kurang ekspresif dibandingkan wanita. Sesuai dengan standar tersebut,
jika wanita atau pria berperan tidak sesuai lazimnya maka dapat menimbulkan
konflik diri maupun hubungan sosial.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri.
Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan
struktur sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan
anak menjadi kurang percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan
dihantui rasa bersalah ketika akan melakukan sesuatu. Control orang yang
berat pada anak remaja akan menimbulkan perasaan benci kepada orang tua.
Teman sebaya merupakan faktor lain yang berpengaruh pada identitas.
Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan diakui oleh kelompoknya,
d. Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara
umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan neurotransmitter di
otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien
mengalami depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga diri dikuasai
oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya.
D. Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yang
dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas stressor dapat
mempengaruhi komponen.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian
tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi
tubuh, proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan pengobatan. Sedangkan
stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan
kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, pola asuh yang
tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara,
kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan
bertanggung jawab sendiri. Stressor pencetus dapat berasal dari internal dan
eksternal:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi.
E. Rentang Respon
Keterangan:
G. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping menurut Deden (2013) :
Jangka pendek :
1. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis : pemakaian obat-
obatan, kerja keras, nonoton tv terus menerus.
2. Kegiatan mengganti identitas sementara: ikut kelompok sosial, keagamaan,
politik.
3. Kegiatan yang memberi dukungan sementara : kompetisi olah raga kontes
popularitas.
4. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara : penyalahgunaan
obat-obatan.
Jangka Panjang :
I. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-lakii
Umur : 17 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Pelajar
Status : Belum nikah
Alamat : Desa Rancabango blok D.13
Tanggal Masuk : 05 Mei 2009
Tanggal Pengkajian : 10 Juni 2009
No.RM : 010203
Diagnosa Medis : Skizoid
Menurut penuturan klien sejak usia 7 tahun klien sering mengalami penganiayaan fisik
dan psikologis dari orang tuanya. Persitiwa tersebut terjadi sejak klien mulai masuk SD kelas 3.
Prestasi klien di sekolah yang selalu menurun dan sering dimarahi oleh gurunya karena
nakal,hingga klien harus tinggal kelas
Masalah keperawatan : Penganiayaan fisik dan Psikologis.
ki.
3. Peran.
Klien mengatakan bahwa dirinya berperan sebagai anak dari ke-2 orang tuanya dan adik
sekaligus kakak dari saudara kandungnya.
4. Ideal diri
Pada saat dikaji klien mengatakan sudah sembuh dan ingin pulang di jemput orang tuanya dan
keluarganya yang lain
5. Harga diri
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak ada yang salah pada dirinya.
Masalah keperawatan : Gangguan Kepribadian Skizoid.
d. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam klien mengatakan percaya adanya Allah SWT
2. Kegiatan ibadah
Klien tahu shalat dalam sehari itu ada berapa kali dan berapa rakaat dan klien suka
melakukannya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
a. Penampilan
Pada saat dikaji klien terlihat rapih, dapat menggunakan pakaian dengan baik tanpa bantuan
orang lain
b. Pembicaraan
Dalam pembicaraan klien terputus-putus dan tampak ketakutan
Masalah keperawatan : Gangguan komunikai verbal
e. Apek
Klien memiliki apek yang datar ketika ada stimulus yang menyenangkan ataupun menyedihkan.
Masalah keperawatan : Gangguan kepribadian Skizoid
g. Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara dan bayangan-bayangan yang tak
berwujud
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
k. Memory
Pada saat dikaji klien bisa menceritakan kembali peristiwa yang menimpa pada dirinya, baik
yang telah terjadi 1 bulan, seminggu yang lalu, serta kejadian saat ini.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pada saat dikaji klien dapat menjawab hitungan sederhana (Misalnya 4,6 dan lain-lain) dan
dapat menyebutkan kembali siapa saja yang berkenalan dengannya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
m. Kemampuan penilaian
Klien dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemampuan klien baik,
terbukti klien dapat menilai dan membedakan warna baju antara klien dengan perawat
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
n. Daya tilik diri
Klien menyadari dirinya berada di RSJ Cimahi dan klien mengaku dirinya sedang sakit dan
memerlukan perawatan “tapi dalam hubungan sosial klien merasa sudah sembu”
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
a. Nutrisi
1. Makan
Frekuensi makan klien 3 x/hari, sebelum makan berdo’a dahulu, porsi makan habis, makan
memakai sendok dan tidak lupa cuci tangan dulu, lalu berdo’a sesudah makan
2. Minum
Setelah makan klien mampu menyuapkan minum memakai gelas tanpa bantuan orang lain dan
dapat membersihkan alat makan yang sudah diapakai
b. Eliminasi
BAK/BAB
Klien mampu BAK/BAB secara mandiri, di WC kemudian setelah selesai dibersihkan sendiri
dan klien mampu merapihkan pakaiannya kembali
d. Berpakaian
Pakaian klien bersih dan rapih, klien dapat menggunakan pakaian tanpa bantuan dari orang
lain
X. ANALISA DATA
No Data
1 DS : Gangguan konsep diri (HDR)
- Klien mengatakan malu pada kakak,
adiknya teman-temannya karena ada di RSJ
ini
DO :
- Klien tampak menghindar dari orang lain
- Klien tampak kurang bergairah
- Klien terlihat jarang berkomunikasi dengan
orang lain
2 DS : Gangguan Isolasi sosial (MD)
- Klien menyatakan tidak mau bergaul
dengan teman-teman sekamarnya karena ia
merasa dirinya sudah sembuh
-
DO :
- Klien tampak tampak lebih sering
menyendiri ditempat tidurnya
- Klien lebih banyak tidur siang
No DX Diagnosa Perencanaan
keperawatan
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Isolasi sosial : TUM : Setelah ... kali Beri salam atau
menarik diri
berhubungan Klien dapat pertemuan / lebih panggil nama
dengan (b.d)
harga diri rendah berhubungan hubungan saling sebutkan nama
terealisasi dengan
d. Beri rasa aman dan
tangan
menjawab salam
mengungkapkan
perasaannya.
CATATAN:
Strategi pelaksanaan pada pasien selanjutnya, sama dengan SP 2 dengan kegiatan yang
dimiliki sesuai kemampuan pasien lainnya (yang belum dilatih)
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) KELUARGA
Masalah : Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Pertemuan ke I (satu)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
a. Data Subjektif
Klien mengatakan tidak PD sebagai seoarang Ibu karena tidak mampu menjalankan
peran sebagai Ibu rumah tangga.
b. Data Objektif
1) Klien tampak tenang dan kooperatif
2) Klien tampak kurang percaya diri
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
3. Tujuan :
a. Keluarga dapat mengungkapkan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
b. Keluarga dapat menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang
dialami pasien beserta proses terjadinya
c. Keluarga dapat menjelaskan dan mempraktekkan cara-cara merawat pasien harga diri
rendah
d. Keluarga mampu membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
4. Tindakan Keperawatan
SP I K
a. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien beserta
proses terjadinya
c. Jelaskan dan praktekkan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
d. Bantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge
planning)
e. Jelaskan follow up pasien sesudah pulang
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum Mbak, perkenalkan nama saya Muna, saya mahasiswa dari
STIKES Muhammadiyah Kendal, saya yang akan merawat Ibu (pasien). Kalau boleh
tau nama Mbak siapa ya?”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana keadaan Ibu, Mbak? Apakah Ibu masih sering merasa rendah diri?”
c. Kontrak
1) Topik
“Tujuan saya kesini yaitu untuk berbincang-bincang dengan mbak mengenai
masalah yang dihadapi mbak dalam merawat Ibu. Apakah mbak bersedia?”
2) Waktu
“Berapa lama kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang, Mbak? Kalau kita berbincang-bincang di
ruang perawat, bagaimana mbak?”
2. Kerja
“Apa yang Mbak ketahui tentang masalah Ibu?”
“Ya memang benar sekali Mbak, Ibu itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering
menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Ibu, sering menyalahkan dirinya dan
mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, Ibunya Mbak
memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran
yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan Ibu ini terus menerus seperti
itu, Ibu bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya jadi malu bertemu
dengan orang lain dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini, Mbak mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Bagus sekali Mbak sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu
memberikan perawatan yang baik untuk Ibu”
”Mbak, apa saja kemampuan yang dimiliki Ibu? Ya benar, dia juga mengatakan hal yang
sama (kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan Ibu)”
”Ibu itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Serta
telah dIbuat jadwal untuk melakukannya. Untuk itu, Mbak dapat mengingatkan Ibu untuk
melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya
Mbak , dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula
memberi tanda centang pada jadwal yang kegiatannya”.
”Selain itu, bila Ibu sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, Mbak tetap perlu memantau
perkembangan Ibu. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi,
Mbak dapat membawa Ibu ke rumah sakit”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada Ibu?”
”Temui Ibu dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang yang
mengatakan: Bagus sekali Ibu, kamu sudah semakin terampil mencuci piring”
”Coba Mbak praktekkan sekarang. Bagus”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat
Ibu?”
2) Evaluasi Obyektif
“Dapatkah Mbak jelaskan kembali masalah yang dihadapi dan bagaimana cara
merawatnya?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Nah setiap kali Mbak kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.
Setelah ini coba Mbak ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk Ibu ya Mbak”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
memberi pujian langsung kepada Ibu?”
2) Waktu
“Jam berapa Mbak datang? Kita latihan selama berapa menit? Bagaimana kalau
15 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita akan latihan? Bagaimana kalau di taman saja?”
“Baiklah, sampai bertemu dua hari lagi Mbak. Wassalamualaikum wr.wb.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) KELUARGA
Masalah : Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Pertemuan ke II (dua)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Data Obyektif
Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
3. Tujuan
a. Keluarga mampu mempraktikan cara merawat klien harga diri rendah.
b. Keluarga mampu melakukan cara merawat langsung klien harga diri rendah
4. Tindakan Keperawatan
SP II K
a. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan harga diri rendah
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien harga diri rendah
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum wr.wb. mbak, masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi Validasi
”Bagaimana perasaan Mbak hari ini?”
”Mbak masih ingat latihan merawat Ibu seperti yang kita pelajari dua hari yang
lalu?”
c. Kontrak
1) Topik
“Sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi untuk latihan
memberikan pujian langsung kepada Ibu.”
2) Waktu
“Berapa lama kita akan latihan, Mbak? Bagaimana kalau 15 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita akan latihan? Bagaimana kalau di taman?”
“Baiklah sekarang kita temui Ibu.”
2. Kerja
”Selamat pagi Ibu. Bagaimana perasaan Ibu hari ini?”
”Hari ini saya datang bersama keluarga Ibu, yaitu anak Ibu. Seperti yang sudah saya
katakan sebelumnya, keluarga Ibu juga ingin merawat Ibu agar Ibu cepat pulih.”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Mbak, sekarang Mbak bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan dua hari
lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan Ibu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah
dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang-bincang dengan anak Ibu?”
”Baiklah, sekarang saya dan anak Ibu permisi dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Baiklah mbak, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan mbak setelah
kita latihan memberikan pujian langsung kepada Ibu?”
2) Evaluasi Obyektif
“Coba mbak jelaskan cara memberi pujian langsung kepada Ibu!”
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Data Obyektif
Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
3. Tujuan
a. Keluarga mampu membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat secara
mandiri.
b. Keluarga mematuhi jadwal yang telah dIbuat untuk kesembuhan klien.
c. Keluarga mengerti/memahami follow up yang telah diarahkan pada klien.
4. Tindakan Keperawatan
SP III K
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
b. Menjelaskan follow up klien setelah pulang
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, Mbak. Masih ingatkah dengan saya kan, Mbak?”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana mbak, selama mbak membesuk apakah sudah terus berlatih cara merawat
Ibu?”
c. Kontrak
1) Topik
“Karena besok Ibu sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita sekarang ketemu,
nah sekarang bagaimana kalau kita bicarakan jadwal di rumah?”
2) Waktu
“Berapa lama mbak mau kita berbicara? Bagaimana kalau 15 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau birbincang-bincangnya
disini saja?”
2. Kerja
”Mbak ini jadwal kegiatan Ibu selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua
dapat dilaksanakan di rumah?”
”Mbak, jadwal yang telah dIbuat selama Ibu dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan
dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh Ibu selama di rumah. Misalnya kalau Ibu terus menerus menyalahkan diri sendiri
dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain, jika hal ini terjadi segera hubungi rumah sakit atau
bawa Ibu langsung kerumah sakit”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana Mbak apakah sudah paham? Ada yang ingin ditanyakan?
2) Evaluasi Obyektif
“Coba Mbak sebutkan apa saja yang perlu diperhatikan” (jadwal kegiatan, tanda
atau gejala, follow up ke rumah sakit).
b. Rencana Tindak Lanjut
“Jangan lupa ya, Mbak materi yang telah saya ajarkan 3 hari ini, baik cara merawat
Ibu maupun mengatur jadwal Ibu dirumah nanti diterapkan, ya.”
“Baiklah, silakan menyelesaikan administrasi ya, Mbak”
“Saya akan persiapkan pakaian dan obat.”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Karena Ibu sudah boleh pulang, nanti silahkan mbak datang lagi untuk
memeriksakan atau mengontrolkan keadaan Ibu ya, Mbak. Bagaimana
perkembangan kondisi Ibu”
2) Waktu
“Satu bulan kemudian ya, Mbak.”
3) Tempat
“Tempatnya nanti silahkan datang ke rumah sakit lagi ya, Mbak.”
DAFTAR PUSTAKA
- Keliat, Budi Ana. Skp. Msc. Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa.
Jakarta. EGC. 1992
- Prof. Dr.dr. H. Hawari, Dadang, Psikiater. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta.
FKUI. 2001.
- Townsend, Mary C. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawaatn Psikitri Pedoman
Untuk Pembuatan Rencana Keperawatan. Jakarta.EGC. 1998.
- Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi Pertama. Rumah Sakit Jiwa Pusat.
Bandung.