C. Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis, kegagalan
yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi peran.
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis
kelaminnya.Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri,
D. Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yang dihadapi
individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas stressor dapat
mempengaruhi komponen.Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah
hilangnya bagian tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan
struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan
pengobatan. Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri
adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti,
pola asuh yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan
saudara, kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan
bertanggung jawab sendiri. Stressor pencetus dapat berasal dari internal dan
eksternal:
E. Rentang Respon
Keterangan:
Ketegangan peran
Trauma
Penolakan orang tua, harapan orang tua yg tdk
realistis, kegagalan berulang, kurangnya tg jwb
diri, tgt pada org lain, ideal diri tdk realistis,
stereotipe sex, keb. peran kerja, harapan peran
dlm budaya, ketidak percayaan org tua, tekanan
teman sebaya, perubahan struktur sosial.
G. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan citra tubuh
2. Kesiapan meningkatkan konsep diri
3. Harga diri rendah (kronis, situasional dan resiko situasional)
4. Ketidakefektifan performa peran
5. Gangguan identitas pribadi
SP 2 SP 2
1. Mengevaluasi jadwal 1. Melatih keluarga
kegiatan harian pasien mempraktekkan cara merawat
2. Melatih kemampuan kedua pasien dengan harga diri rendah
3. Menganjurkan pasien 2. Melatih keluarga melakukan
memasukkan dalam jadwal cara merawat langsung pasien
kegiatan harian harga diri rendah
SP 3
1. Membantu keluarga membuat
jadwal aktivitas di rumah
termasuk minum obat
(dischange planning)
2. Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
Jangka Panjang :
B. Kerja
” ibu/bapak, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit? Coba kita lihat, yang pertama bisakah?yang kedua?
sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3
kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”
C. Terminasi
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. ibu/bapakmau berapa kali
sehari merapihkan tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ?
Lalu sehabis istirahat jam berapa?”
“Selamat pagi, ibu/bapakmasih ingat dengan saya?Iya benar sekali bu, saya
perawat Anisa yang akan merawat Ibu.”
”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini, Waktunya
sekitar 20 menit. Bagaimana menurut ibu/bapak?”
B. Kerja:
C. Terminasi :
A. Orientasi
B. Kerja
“Ya memang benar sekali pak/bu, klien itu memang terlihat tidak percaya diri
dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada ibu/bapak, sering
menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh
sedunia. Dengan kata lain, ibu/bapakmemiliki masalah harga diri rendah yang
ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri
sendiri. Bila keadaan ibu/bapak ini terus-menerus seperti itu, ibu/bapakbisa
mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya ibu/bapak jadi malu
bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini, bapak/ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah klien dapat menjadi masalah serius,
maka kita perlu memberikan perawatan yang baik untukklien”
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki klien? Ya benar, dia juga
mengatakan hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan
klien)”
” Klien itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci
piring.Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya.Untuk itu, bapak/ibu
”Selain itu, bilaklien sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu
tetap perlu memantau perkembangan klien. Jika masalah harga dirinya
kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa klien ke
puskesmas”
”Temui klien dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan
pujian yang yang mengatakan: Bagus sekaliibu/bapak, kamu sudah semakin
terampil mencuci piring”
C. Terminasi:
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
memberi pujian langsung kepada klien. Jam berapa Bapak/Ibu datang? Baik
saya tunggu ya. Sampai jumpa”
B. Kerja:
”Hari ini saya datang bersama anak ibu/bapak.Seperti yang sudah saya
katakan sebelumnya, anak ibu/bapakjuga ingin merawat Ibu T agar cepat
pulih.”
”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita
latihkan beberapa hari lalu yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan
orang tua Bapak/Ibu (Perawat mengobservasi keluarga mempraktekkan cara
merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya)”
C. Terminasi:
Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika