ANALISIS SITUASI
Jawa Timur. Dusun Tinaro terdiri dari 5 RT yang mayoritas penduduknya bekerja
sebagai petani. Dusun Tinaro merupakan salah satu dusun terluas di Desa
Dukuhagung yang memiliki jumlah penduduk 1.186 jiwa terdiri dari 601 jiwa
laki-laki dan 585 jiwa perempuan dengan jumlah KK sebanyak 215 KK, luas
wilayah (176,80 Ha) yang berupa Sawah (98,81 Ha), Rumah (80,89 Ha), Tegalan
(2,90 Ha) dan Pekarangan (2,79 Ha). Batas wilayah dusun Tinaro : Dusun
Tikung (Selatan).
PDAM dan Pos kesehatan desa yang kebetulan terletak di dusun Tinaro.
posyandu balita, di desa ini belum terdapat kegiatan posyandu lansia ataupun
Poskesdes di wilayah ini berfungsi cukup baik dimana setiap hari poskesdes
melayani warga yang ingin memeriksakan diri seperti periksa tekanan darah, dan
31
32
22 Juni 2020 kepada Tn.K dan Ny.S yang juga berasal dari dusun Tinaro dengan
gejala dan tanda pasien sudah melakukan pengendalian sesuai yang ia ketahui
yaitu mengurangi minum manis dan mengurangi porsi makan selain itu pasien
penyakit yang dialami sudah cukup baik dan sesuai dengan pengetahuan yang
mereka ketahui. Hal ini menggambarkan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh
Pendidikan dan pedoman dalam perawatan diri akan meningkatkan pola hidup
penderita DM sehingga dapat mengontrol gula darah dengan baik. Selain itu
penyakit dan kepatuhan pasien dalam melakukan tatalaksana diabetes. Hasil ini
bahwa orang yang mempunyai pengetahuan baik mempunyai resiko 4 kali untuk
usia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada kedua klien keduanya
merupakan kategori usia dewasa dimana Tn.K berusia 42 tahun dan Ny.S berusia
33
43 tahun. Hasil penelitian ini dapat menjelaskan bahwa dengan peningkatan usia
maka resiko menderita diabetes akan semakin meningkat dimana pada usia
dewasa terjadi kenaikan kadar gula darah akibat resistensi insulin yang
fungsi neurohormonal, diet yang buruk, peningkatan berat badan, dan kebiasaan
kelompok usia yang berisiko tinggi mengalami DM dan penyakit jantung. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2016) juga dijelaskan bahwa kategori
dengan diabetes mellitus tipe 2 perlu dilakukan agar pasien dan keluarga tidak
jatuh dalam kondisi stres. Untuk mencegah komplikasi akut dan resiko komplikasi
jangka panjang pada penyakit ini maka dibutuhkan perawatan medis dan
merupakan salah satu keperawatan yang memiliki dampak positif bagi pasien
signifikan kadar glukosa dan HBA1c (Shamsaei et al., 2015). Sehingga keluarga
dengan diabetes mellitus tidak hanya dibekali dalam sisi pengetahuan dan sisi
sikap saja yang menjadi tujuan intervensi namun pada sampai tingkat kemampuan
34
untuk hidup secara sehat dan produktif dengan anggota keluarga yang mengalami
1. Implementasi
meliputi pengaturan pola makan, baik jadwal, jenis maupun jumlah serta
tipe 2 salah satunya adalah edukasi. Dijelaskan pula dalam Standart Intervensi
Keperawatan Indonesia (2018) bahwa salah satu intervensi yang bisa diterapkan
dengan edukasi kesehatan. Bentuk edukasi yang dapat memperbaiki hasil klinis
manajemen.
dengan tim kesehatan untuk meningkatkan hasil klinis, status kesehatan, dan
Sidani dan Fan (2009), DSME merupakan suatu proses pemberian edukasi
diterapkan pada Tn.K dan Ny.S selama 4 hari mulai tanggal 22-25 Juni 2020 dan
sesi:
2) Sesi 2: diet dan nutrisi penderita diabetes meliputi cara pengaturan makan dan
3) Sesi 3: aktivitas dan olahraga meiputi syarat olahraga, manfaat aktifitas fisik
kaki diabetes, perawatan kaki, senam kaki diabetes dan manfaat senam kaki
diabetes;
f. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya di setiap sesi.
tiap sesi.
Education (DSME)
2. Evaluasi
hasil penelitian yang mana pada saat dilakukan Pengkajian didapatkan Klien
klinik ketika sakit. Untuk obat-obatan biasanya beli diwarung dan bila tidak
anggota keluarga selama ini yaitu kencing manis. Ny.Z selama ini sudah
jagung. Sedangkan Klien 2 Ny. S selalu memberikan obat herbal jika ada keluarga
yang sakit. Bila tidak kunjung membaik mereka pergi ke klinik atau dokter
keluarga selama ini yaitu kencing manis. Ny.S selama ini membatasi minum atau
makan manis dan makan sedikit tapi sering, dan setelah dilakukan penerapan
penderita DM.
D. Keterbatasan Implementasi
dan hanya dilakukan dalam waktu 4 hari sehingga peneliti tidak bisa menentukan
modul tentang DMSE yang berisi konsep dasar DM, pengaturan pola makan dan