Anda di halaman 1dari 14

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SELF MANAGEMENT

DIABETISI DI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA SUKAPURA TAHUN 2019


Factors Affecting self management of Diabetisi in Jakarta Islamic Hospital Sukapura in
2019

Mei Anjarsari1, Yani Sofiani2


Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Email : Meianjarsari23@gmail.com

Abstrak
Diabetes mellitus (DM) merupakaan penyakit kronis progresif yang terjadi karena
peningkatan kadar gula darah dalam tubuh. Untuk mencegah terjadinya komplikasi dari
DM perlu dilaksanakan self management DM dengan baik. Faktor yang berkontribusi
dengan self management yaitu usia, tingkat pendidikan, kepemilikan asuransi kesehatan
dan pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi self management diabetisi di Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura Tahun
2019. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, jumlah sampel 69
responden dengan teknik Purposive Sampling, pengumpulan data menggunakan
kuesioner DMSQ dan DKQ 24. Analisa statistik menggunakan korelasi pearson, uji T
Independent. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara pengetahuan, usia,
tingkat pendidikan dan kepemilikan asuransi kesehatan dengan self management. Saran
untuk penelitian ini agar selalu meningkatkan informasi tentang pengetahuan terkait
dengan pengontrolan diet diabetisi, aktivitas fisik, terapi farmakologi, pemantauan kadar
gula darah dan perawatan kaki sehingga diabetisi mampu melakukan self management
DM dengan baik.
Kata Kunci : Diabetes mellitus, self management, pengetahuan, usia, tingkat
pendidikan, kepemilikan asuransi kesehatan.

Abstract
Diabetes mellitus (DM) is a progressive chronic disease that occurs due to increased
blood sugar levels in the body. To prevent complications from DM, it is necessary to carry
out DM self management properly. Factors contributing to self management are age, level
of education, ownership of health insurance and knowledge. This study aims to identify
the factors that affect self-management of people with diabetes at the Jakarta Sukapura
Islamic Hospital in 2019. The research design used was cross sectional, a sample of 69
respondents with purposive sampling techniques, data collection using DMSQ and DKQ
24 questionnaires. Statistical analysis using Pearson correlation, Independent T test. The
results showed there was a relationship between knowledge, age, level of education and
ownership of health insurance with self management. Suggestions for this research are to
always improve information about knowledge related to diabetic diet control, physical
activity, pharmacological therapy, monitoring blood sugar levels and foot care so that the
person with diabetes can be able to perform self-management of DM well.
Keywords : Diabetes mellitus, self management, knowledge, age, education level,
health insurance ownership.

[1]
PENDAHULUAN 2013, sedangkan pada tahun 2018
meningkat menjadi 2,0%. Prevalensi di
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit provinsi DKI Jakarta mencapai 3,4%
kronis progresif yang ditandai dengan berdasarkan diagnosis dokter pada
ketidakmampuan tubuh untuk melakukan penduduk umur >15 tahun. Dari hasil
metabolisme karbohidrat, lemak dan data menunjukan provinsi DKI Jakarta
protein, mengarah ke hiperglikemia menempati peringkat ke 1 dari 34
(kadar glukosa darah tinggi) provinsi yang ada di Indonesia tahun
(Black,2014). DM adalah kondisi kronis 2018. Menurut data rekam medik di rawat
yang terjadi ketika kadar glukosa dalam jalan Rumah Sakit Islam Jakarta
darah meningkat sebab tubuh tidak dapat Sukapura pada tahun 2018 mencapai
menghasilkan salah satu atau cukup 3091 diabetisi, dan jumlah pada bulan
hormon insulin. Kurangnya insulin atau Januari-Juni 2019 mencapai 446
ketidakmampuan sel merespon insulin diabetisi. Pola hidup yang sehat dengan
mengarah ke tingkat hiperglikemi, dan perencanaan makan dan latihan jasmani
jika dibiarkan dalam jangka panjang dapat menjaga kadar glukosa pasien agar
dapat menyebabkan kerusakan pada tetap terkontrol. Individu harus memiliki
berbagai organ tubuh (IDF 2017). tanggung jawab dan mampu melakukan
self management untuk peningkatan
DM salah satu penyebab utama seperti
status kesehatan (Tjahjadi 2017).
kebutaan, serangan jantung, struk, gagal
ginjal, dan amputasi kaki. 80% kejadian Self management diabetes adalah
diabetes dapat dicegah atau kejadian nya tindakan yang dilakukan perorangan
dapat ditunda dengan tatalaksana untuk mengontrol DM meliputi tindakan
pengobatan yang optimum, diabetes pengobatan dan pencegahan komplikasi,
dapat dikontrol dan orang yang dengan karena self management memiliki
diabetes dapat berumur panjang dan peranan penting dalam meningkatkan
hidup sehat (WHO, 2015). kualitas kesehatan dan kesejahteraan
pasien (Mulyani, 2016). Aspek yang
Data International Diabetes Federation
termasuk di dalam self management
(IDF) 2017 menjelaskan bahwa saat ini
meliputi aktivitas pengaturan pola makan
ada lebih 425 juta pasien DM dan akan
(diet), aktivitas fisik, pemantauan kadar
meningkat menjadi 625 juta pada tahun
gula darah, kepatuhan minum obat, dan
2045 di dunia. World Health
perawatan kaki (Huang et al., 2014).
Organization (WHO) 2015 menunjukan
Sementara itu self management
bahwa prevalensi DM di dunia mencapai
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang pada
415 juta jiwa dan diprediksi akan
akhirnya akan mempengaruhi self
mengalami peningkatan pada tahun 2045
management diri baik secara langsung
sebesar 642 juta jiwa.
maupun tidak langsung (Farida, 2018).
Hasil menurut RISKESDAS 2018
Indonesia mencapai 1,5% pada tahun

[2]
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi merupakan domain yang sangat penting
self managemet diantaranya ialah untuk terbentuknya perilaku seseorang.
menurut Ismonah, (2008) faktor-faktor (Pramestutie et al., 2016). Pengetahuan
yang mempengaruhi self management yang memadai serta kesadaran sangat
adalah tingkat pengetahuan, self efficacy, berperan penting dalam setiap kejadian
dukungan keluarga, lama menderita DM yang terjadi, untuk itu perlu merubah
sedangkan usia, jenis kelamin, gaya hidup untuk mencegah hal-hal
pendidikan tidak mempengaruhi terhadap negatif (Omin 2015 dalam Riyambodo
self management. Menurut Astuti (2014) 2017).
faktor-faktor yang mempengaruhi self
management adalah usia, tingkat Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh
pendidikan, pekerjaan, efikasi diri, faktor pendidikan formal dimana
lamanya menderita DM, dukungan diharapkan diabetisi dapat melakukan
sosial, asuransi, komunikasi antar pasien dan memahami informasi terkait self
dan provider, jenis layanan perawatan, management yang lebih baik terhadap
kepercayaan terhadap efektivitas pengontrolan diet, kepatuhan minum
pengobatan. Menurut Sabil et al., (2019) obat, pemantauan kadar gula darah,
menjelaskan faktor-faktor yang aktivitas fisik dan perawatan kaki ( Xu,
mempengaruhi self management adalah Pan & Liu, 2010 dalam Astuti 2014).
health literacy, dukungan keluarga, dan
Usia memiliki hubungan yang positif
self efficacy.
terhadap self management. Semakin
Dapat disimpulkan dari tiga penelitian bertambah usia, pola pikir seseorang
yang dilakukan (Ismonah 2008, Astuti akan semakin rasional mengenai manfaat
2014 dan Sabil et al., 2019) terdapat yang akan dicapai jika mereka melakukan
perbedaan faktor-faktor yang dapat self management diabetes dalam
mempengaruhi self management yaitu kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan
tingkat pengetahuan, usia, tingkat karena dengan peningkatan usia maka
pendidikan dan kepemilikan asuransi tingkat kedewasaan atau kematangan
kesehatan. Maka dari itu peneliti tertarik seseorang akan meningkat sehingga
untuk meneliti perbedaan faktor-faktor pasien dapat melakukan self management
tersebut. Tanpa pengetahuan seseorang dalam kehidupan sehari-hari (Sousa et al,
tidak mempunyai dasar untuk mengambil 2005 dalam Kusniawati 2011).
keputusan dan menentukan tindakan
Tersedianya asuransi kesehatan
terhadap masalah yang dihadapi
memudahkan dalam pembayaran
(Pramastutie & Silviana, 2016).
sehingga akses pelayanan kesehatan
Tingkat pengetahuan merupakan tingkat secara rutin lebih mudah dijangkau,
pemahaman diabetisi dalam dibandingkan dengan diabetisi yang tidak
melaksanakan pengobatan dan minum memiliki asuransi kesehatan karena
obat secara teratur. Pengetahuan sering melakukan pengobatan akan terus

[3]
membengkak biayanya (Djuhaeni, 2007). Berdasarkan fenomena dan beberapa
Diabetisi yang telah terdaftar sebagai hasil penelitian yang telah dijelaskan,
peserta dari BPJS kesehatan, sebagaian maka peneliti tertarik melakukan
besar telah mengakses kesehatan. Salah penelitian di Rumah Sakit Islam Jakarta
satu pusat pelayanan kesehatan yakni Sukapura dan peneliti ingin mengetahui
rumah sakit diharapkan dapat faktor-faktor yang mempengaruhi self
memberikan penyuluhan, bimbingan management diabetisi di Rumah Sakit
serta pemahaman yang luas dan Islam Jakarta Sukapura tahun 2019.
mendasar tentang ancaman penyakit DM.
Supaya masyarakat menyadari dampak METODOLOGI PENELITIAN
dari penyakit DM tersebut. Sehingga
Penelitian ini merupakan penelitian
diharapkan mampu memberikan
pendekatan deskriptif dengan Cross
pelayanan dan pengobatan yang baik, dan
Sectional, populasi dalam penelitian ini
masyarakat yang menderita DM semakin
adalah 69 responden. Penelitian ini
patuh dan sadar untuk menjaga
dilakukan pada bulan Juli 2019.
kesehatannya. ( Adimuntja, 2017).
Penelitian ini dilakukan di Poli Penyakit
Hasil wawancara di klinik penyakit Dalam Rumah Sakit Islam Jakarta
dalam Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura.
Sukapura terhadap 10 responden yang
ANALISA DATA DAN
memiliki penyakit DM, terdapat 5
PEMBAHASAN ANALISA
responden yang teratur dalam UNIVARIAT
menjalankan diet, dan 5 responden Tabel 5.1
terkadang masih mengkonsumsi Distribusi Responden Berdasarkan
makanan manis dan porsi makan dalam (Tingkat Pendidikan dan Kepemilikan
jumlah yang banyak, 5 responden teratur Asuransi Kesehatan di Poli Penyakit
Dalam RSIJ Sukapura tahun 2019 (n =
dalam minum obat, dan 5 responden
69)
terkadang lupa untuk minum obat karna N Variabel Frekue Persent
sering tertidur saat setelah makan. 3 o nsi ase
responden mengatakan selalu mengikuti 1 Tingkat
senam di RPTRA terdekat, dan 7 Pendidikan
- Rendah 30 43.5 %
responden mengatakan tidak pernah - Tinggi 39 56.5%
melakukan aktivitas fisik karena 2 Kepemilikan
beberapa dari mereka berdagang dan Asuransi
tidak punya waktu untuk olahraga, 10 Kesehatan
- Tidak 18 26.1 %
responden mengatakan tidak pernah memiliki
mengecek gula darah saat dirumah karna Askes
tidak memiliki alat, dan mereka hanya - Memiliki 51 73.9 %
mengecek nya saat waktu kontrol ke Askes
rumah sakit saja. dan perawatan kaki
tidak dilakukan oleh 10 responden.

[4]
Pendidikan 2018). Dan semakin tinggi pendidikan
Hasil penelitian yang dilakukan di seseorang maka semakin tinggi juga
Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura dari kemampuannya dalam mendapatkan
69 responden didapatkan bahwa informasi yang di terima tentang
responden dalam tingkat pendidikan yang kesehatan dan pencegahan dari DM serta
terbanyak pendidikan tinggi sebanyak 39 meningkatkan deteksi diri terhadap
orang (56,5%) dan 30 orang (43,5) yang kejadian DM (Cai Le, 2011 dalam Hakim
berpendidikan rendah. Hal ini sejalan 2018)
dengan penelitian yang di lakukan
(Ismonah, 2008) dengan judul “Analisis Kepemilikan Asuransi Kesehatan
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Hasil penelitian yang dilakukan di
Self Care Pasien Diabetes Mellitus Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura dari
Dalam Konteks Asuhan Keperawatan Di 69 responden didapatkan bahwa
RS Panti Wilasa Citarum Semarang” responden yang terbanyak adalah yang
dengan 135 responden yang menjelaskan memiliki asuransi kesehatan sebanyak 51
bahwa sebagian besar responden responden (73,9%) dan yang tidak
memiliki pendidikan tinggi 93 (68,9%) memiliki asuransi kesehatan 18
dan responden yang memiliki pendidikan responden (26,1%).
rendah 42 (31,1%).
Hal ini didukung oleh penelitian yang
Diabetisi yang berpendidikan tinggi akan dilakukan oleh Lenny & Fridalina (2017)
memiliki sikap positif dan terbuka dalam yang berjudul “Faktor-Faktor yang
menerima informasi sehingga pasien Berhubungan Dengan Kepatuhan
akan lebih aktif dalam melakukan self Berobat Jalan Pasien Diabetes Mellitus
management. (Prasetyani et al 2018). Tipe II” dengan 92 responden
Pendidikan merupakan faktor penting memaparkan bahwa responden yang
untuk diabetisi terutama terkait dengan menyatakan keikutsertaan asuransi
perawatan DM dan penatalaksanaan diri kesehatan sebanyak 62 orang (67,4%)
untuk mengontrol kadar gula darah dan yang menyatakan tidak ikut asuransi
(Husein et al., 2010 dalam prasetyani et kesehatan sebanyak 30 orang (32,6%).
al., 2010).
Asuransi kesehatan merupakan suatu alat
Meningkatnya tingkat pendidikan akan yang dapat membantu masyarakat agar
meningkatkan hidup sehat dan tetap dapat melakukan pemeliharaan
memperhatikan gaya hidup dan pola kesehatan tanpa harus terbebani dengan
makan. Pada individu yang masalah ekonomi atau keuangan.
berpendidikan rendah mempunyai resiko Asuransi kesehatan mempunyai peran
kurang memperhatikan gaya hidup dan yang sangat penting untuk pemeliharaan
pola makan serta apa yang harus kesehatan terutama pada saat sakit,
dilakukan dalam mencegah DM sehingga kebutuhan masyarakat akan
(Notoadmodjo, 2011 dalam Hakin, pelayanan kesehatan terpenuhi dan

[5]
pembiayaan kesehatan dapat lebih menurunnya resistensi insulin. Salah satu
terjamin (Adisasmito (2007) dalam organ tubuh yang mengalami perubahan
Wahyuni 2012). fungsi akibat adanya proses menua
adalah sel beta pankreas yang
Tabel 5.2 Distribusi responden menghasilkan hormon insulin. Jika
berdasarkan usia di Poli Penyakit terjadi gangguan sekresi hormon ini atau
Dalam RSIJ Sukapura Tahun 2019
(n=69) gangguan glukosa yang tidak adekuat
Variabel Mean SD Min- 95% pada tingkat sel maka akan berdampak
Maks CI terhadap peningkatan kadar gula darah
Usia 55,80 7,31 39-70 54,04- (Guyton dalam Suyanto et al., 2016).
57,55
Tabel 5.3 Distribusi responden
Usia berdasarkan pengetahuan di Poli
Berdasarkan penelitian dari 69 responden Penyakit Dalam RSIJ Sukapura
di poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit Tahun 2019 (n=69)
Islam Jakarta Sukapura, menunjukan
Variabel Mea SD Min- 95%
bahwa 69 responden rata- rata berumur n Maks CI
55 tahun, dengan standar deviasi 7,31 Pengetahu 56,9 17, 20,8- 52,80
tahun. Umur termuda adalah 39 tahun dan an 0 06 87,5 -
tertua adalah 70 tahun. 61,00

Hasil penelitian ini sesuai dengan


Pengetahuan
penelitian yang dilakukan Kekenusa
Hasil penelitian di Rumah Sakit Islam
(2013) yang berjudul “Analisis
Jakarta Sukapura dari 69 responden
Hubungan Antara Umur dan Riwayat
bahwa rata-rata pengetahuan responden
Keluarga Menderita DM Dengan
yaitu 52,80-61,00 dari hasil 95% Cl.
Kejadian Penyakit DM Tipe 2 pada
Penelitian ini di dukung dengan
Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik
penelitian Bertalina & Purnama (2016)
Penyakit Dalam Blu RSUP Prof. Dr. R.D
yang berjudul “Hubungan Lama Sakit,
Kandou Manado” memaparkan bahwa
Pengetahuan, Motivasi Pasien dan
responden yang memiliki umur >45
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
tahun merupakan responden dengan
Diet Pasien Diabetes Mellitus”. Hasil
persentase paling besar 95 (56,3%) dan
Penelitian didapatkan pengetahuan
<45 tahun 25 (20,8%).
tentang DM dari 30 responden yang
Hal ini sejalan dengan pendapat berpengetahuan baik 20 responden
PERKENI 2015, bahwa kelompok usia (66,7%), dan yang berpengetahuan
45 tahun ke atas adalah kelompok yang kurang baik sebanyak 10 responden
beresiko tinggi mengalami DM. Proses (33,3%).
menua akan menyebabkan perubahan
Tingkat pengetahuan merupakan tingkat
anatomi, fisiologi dan biokimia tubuh
pemahaman penderita dalam
yang salah satu dampaknya adalah

[6]
melaksanakan pengobatan dan minum puskemas II Denpasar Barat” dengan 60
obat secara teratur. Pengetahuan responden. Didapatkan rata-rata
merupakan domain yang sangat penting self management DM 34,90 dengan skor
untuk terbentuknya perilaku seseorang terendah 23 dan skor tertinggi adalah 41.
(Pramestutie et al., 2016). Pengetahuan Self management merupakan upaya
mempunyai pengaruh sebagai dorongan individu untuk mengatur atau
awal seseorang dalam berperilaku. mengendalikan perilakunya sendiri,
Melalui self management, individu dapat
Pengetahuan dapat menjadikan seseorang melatih dirinya, pelatihan untuk
memiliki kesadaran sehingga akan mengevaluasi, memonitor, mengatur, dan
berperilaku sesuai pengetahuan yang bertanggung jawab untuk individu itu
dimiliki (Prasetyani et al., 2018). sendiri (Mulyani, 2016). Self
Pengetahuan merupakan sarana yang management bertujuan untuk mencapai
penting untuk membantu menangani kontrol glikemik pada diabetisi untuk
diabetisi, sehingga semakin tinggi tingkat mengurangi resiko munculnya
pengetahuan diabetisi semakin baik pula komplikasi (Antari et al., 2016).
dalam menjalankan diet DM (Gharaibeh
& Tawalbeh, 2018 dalam Kusnanto, Aspek yang termasuk di dalam self
2019). management meliputi aktivitas
pengaturan pola makan (diet), aktivitas
Tabel 5.4 Distubusi responden fisik, pemantauan kadar gula darah,
berdasarkan self management di Poli kepatuhan minum obat, dan perawatan
Penyakit Dalam RSIJ Sukapura kaki (Huang et al., 2014). Self
Tahun 2019 (n= 69)
management merupakan serangkaian
Variabel Mea S Min- 95%
n D Maks CI rejimen yang rumit dan individu harus
Self 31,29 7, 17-43 29,59 mengambil keputusan kritis untuk
manageme 06 - memahami cara menyeimbangkan obat,
nt 32,99 diet, dan olahraga untuk mencapai
kontrol glikemik yang optimal (Xu, Pan
Self Management
& Liu, 2010 dalam Astuti 2014).
Hasil penelitian di Rumah Sakit Islam
Jakarta Sukapura dari 69 responden ANALISA BIVARIAT
bahwa rata-rata self management Uji Korelasi Pearson & Uji T
responden yaitu 31,29. Skor terendah Independent
diperoleh 17 dan skor tertinggi adalah 43. Tabel 5.6 Hubungan Pendidikan
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dengan self management di Poli
Penyakit Dalam RSIJ Sukapura
dilakukan oleh Antari et al., 2016 dengan
Tahun 2019 (n=69)
judul “ Hubungan diabetes self Pendidikan Mean SD P value
management dan persepsi penyakit Pendidikan 26,33 4,92 0,000
terhadap kualitas hidup pasien diabetes rendah
mellitus tipe 2 di paguyuban diabetes Pendidikan 35,10 6,04
tinggi

[7]
Hubungan Pendidikan dengan Self Tabel 5.7 Hubungan Kepemilikan
Management pada Pasien Diabetes Asuransi Kesehatan dengan self
Mellitus management di Poli Penyakit Dalam
RSIJ Sukapura tahun 2019 (n=69)
Penelitian ini menghasilkan p value 0,000
Kepemilikan Mean SD P value
(p= < 0,05. Hal tersebut mengartikan ASKES
bahwa adanya hubungan pendidikan Tidak 28,44 7,06 0,046
terhadap self management di Rumah memiliki
Sakit Islam Jakarta Sukapura. Askes
Memiliki 32,29 6,88
Askes
Hasil Penelitian ini di dukung Adimuntja
(2017) dengan judul “Analisis Faktor
Hubungan Kepemilikan Asuransi
yang Berhubungan Dengan Aktivitas
dengan Self Management pada Pasien
Self-Care Diabetes pada Pasien Diabetes
Diabetes Mellitus
Melitus Tipe 2 Di RSUD Labuang Baji
Penelitian ini menghasilkan p value 0,046
Kota Makassar” dengan 136 responden
(p= < 0,05. Hal tersebut mengartikan
didapatkan hasil dengan analisis bivariat
bahwa adanya hubungan kepemilikan
(Chi Square) dengan (p= 0,000).
asuransi kesehatan terhadap self
Menunjukan ada hubungan yang
management di Rumah Sakit Islam
signifikan antara pendidikan dengan
Jakarta Sukapura.
aktivitas self care.
Hasil Penelitian ini di dukung Zhang et
Tingkat pendidikan turut berpengaruh
al., (2009) dengan judul Insurance Status
terhadap akivitas self management DM,
And Quality Of Diabetes Care In
responden dengan tingkat pendidikan
Community Health Centers. Hasil
yang tinggi dapat lebih trampil untuk
penelitian menunjukan bahwa 96% dari
mengatur dirinya sendiri untuk
responden yang memiliki asuransi
melakukan self management (Yusra,
kesehatan kecil kemungkinannya untuk
2011 dalam Adimuntja 2017).
memiliki kontrol HbA1c yang buruk
Kesimpulan pada penelitian ini diabetisi
(p<0,05).
dengan pendidikan tinggi dapat dikatakan
telah memiliki pengetahuan yang cukup Asuransi kesehatan merupakan asuransi
dan mudah dalam memahami suatu yang objeknya adalah jiwa, keikutsertaan
informasi yang diperoleh. Dengan asuransi kesehatan berperan sebagai
semakin mudah dalam menerima faktor kepatuhan berobat diabetisi,
informasi, diabetisi akan lebih menguasai dengan adanya asuransi kesehatan
diri terhadap sakitnya dan melakukan self didapatkan kemudahan dari segi
management sehari-hari. Dan dengan pembiayaan sehingga lebih patuh
tingkat pendidikan yang rendah bisa dibanding dengan yang tidak memiliki
menyebabkan kesulitan diabetisi dalam asuransi kesehatan (Lenny & Fridalina
mempelajari hal untuk melakukan self 2017). Kesimpulan pada penelitian ini
management DM. bahwa kepemilikan asuransi kesehatan

[8]
merupakan faktor yang dapat penelitian didapatkan ada hubungan yang
mempengaruhi self management DM, signifikan antara umur dengan
karena kepemilikan asuransi kemampuan self management dengan (p=
memudahkan diabetisi untuk 0,021).
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
tersedia dan mampu melakukan Diabetisi yang berusia tua cenderung
pengobatan terkait dengan penyakitnya, mengalami penurunan fisik dan kognitif
berbeda dengan diabetisi yang yang dapat mempengaruhi keaktifan
pekonomiannya kurang dan tidak untuk melakukan self management, selain
memiliki asuransi kesehatan, akan itu timbulnya komplikasi pada usia tua
berfikir terlebih dahulu untuk juga akan mempengaruhi kemampuan
pengobatannya karena biaya yang dalam melakukan self management
dikeluarkan semakin besar untuk (Prasetyani et al., 2018). Kesimpulan
pengobatan penyakit yang di alaminya. pada penelitian ini diabetisi yang berusia
muda cenderung lebih patuh dalam
Tabel 5.8 Hasil Analisis Korelasi melaksanakan self management karena
Person Hubungan usia dengan self memiliki pemahaman yang cukup
management di Poli Penyakit Dalam tentang self management dan mengetahui
RSIJ Sukapura tahun 2019 (n=69) manfaat bagi dirinya sehingga diabetisi
Skor DMSQ tetap melakukan self management.
Skor usia r = -0,245
p = 0,043 Sehingga berbeda dengan diabetisi pada
usia lansia telah mengalami berbagai
Hubungan Usia dengan Self kemunduran, kemampuan, pengetahuan
Management pada Pasien Diabetes dan banyak mengalami gangguan
Mellitus kesehatan sehingga lansia mengalami
Penelitian ini menghasilkan p value 0,043 penurunan dalam melakukan tindakan
(p= < 0,05. Hal tersebut mengartikan self management DM.
bahwa adanya hubungan usia terhadap
self management di Rumah Sakit Islam Tabel 5.9 Hubungan tingkat
Jakarta Sukapura dengan pola negatif pengetahuan dengan self management
di Poli Penyakit Dalam RSIJ Sukapura
artinya semakin bertambahnya usia
Rawat tahun 2019 (n=69)
semakin rendah self managemen. Skor DMSQ
Skor r= 0, 385
Hal ini sama dengan hasil penelitian yang pengetahuan p = 0,001
dilakukan oleh (Prasetyani et al., 2018)
“Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Hubungan Pengetahuan dengan Self
Dan Dukungan Keluarga dengan Management pada Pasien Diabetes
Kemampuan Self-Care pada Pasien DM Mellitus
Tipe 2 di Puskesmas Cilacap Tengah 1 Penelitian ini menghasilkan p value 0,001
Dan 2 Tahun 2018” dengan 152 (p= < 0,05. Hal tersebut mengartikan
responden yang menjelaskan hasil bahwa adanya hubungan pengetahuan

[9]
terhadap self management di Rumah merupakan modal awal terbentuknya
Sakit Islam Jakarta Sukapura dengan pola sikap yang akhirnya akan mempengaruhi
positif yang artinya semakin dalam bertindak (Notoatmojo, 2007).
bertambahnya pengetahuan, semakin
meningkatnya self management. Kesimpulan pada penelitian ini
pengetahuan diabetisi merupakan faktor
Hal ini sejalan dengan penelitian yang di yang dapat mempengaruhi diabetisi
lakukan (Ismonah, 2008) dengan judul dalam melakukan self management
“Analisis Faktor-Faktor yang sehari hari, pengetahuan yang baik akan
Berhubungan dengan Self Care Pasien mempengaruhi dalam perubahan sikap
Diabetes Mellitus Dalam Konteks dan perilaku diabetisi dalam mengambil
Asuhan Keperawatan di RS Panti Wilasa keputusan untuk patuh dalam
Citarum Semarang” dengan 135 menjalankan self management DM
responden yang menjelaskan bahwa sehingga komplikasi dapat dicegah.
pengetahuan dengan self management Karena komplikasi yang timbul
memiliki hubugan dengan p value = mengakibatkan berbagai gangguan
0,000 (p<0,05). Hal ini mengartikan sehingga diabetisi mengalami
pengetahuan responden memiliki keterbatasan akibat komplikasi yang di
hubungan dengan self management. derita diabetisi yang memiliki
pengetahuan yang kurang akan
Hasil tersebut diatas didukung oleh mengakibatkan kurangnya pemahaman
penelitian Prasetyani et al., 2018) yang tentang penyakit yang diderita sehingga
berjudul “Hubungan Karakteristik, dapat mengakibatkan kurangnya
Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga kepedulian dalam pengobatan.
Dengan Kemampuan Self-Care pada
Pasien DM Tipe 2 di Puskesmas Cilacap KESIMPULAN
Tengah 1 Dan 2 Tahun 2018” dengan 152 Univariat
responden dari penelitian tersebut Gambaran karakteristik dari 69
didapatkan adanya hubungan yang responden rata-rata usia responden adalah
signifikan antara pengetahuan dengan 55,80 tahun. responden yang
kemampuan self management pasien DM berpendidikan tinggi (SMA-Perguruan
(p= 0,019). Tinggi) yaitu 39 responden (56,5%)
responden terbanyak yang memiliki
Pengetahuan yang cukup akan asuransi kesehatan yaitu 51 responden
mendukung self management yang baik (73,9%). Rata-rata self management DM
sehingga komplikasi dapat di cegah, yaitu 31,29, rata-rata pengetahuan
kompliksi yang timbul dapat responden adalah dengan skor 56,90%
mengakibatkan berbagai gangguan bagi
diabetisi sehingga diabetisi tidak mampu Bivariat
untuk melakukan self management a. Ada hubungan antara tingkat
sehari-hari dengan baik. Pengetahuan pendidikan dengan self management

[10]
DM dengan P value 0,000 (P<0,05) DAFTAR PUSTAKA
b. Ada hubungan antara kepemilikan
asuransi kesehatan dengan self Adimuntja Paskawati Natalia. (2017).
management DM dengan P value Analisis Faktor Yang Berhubungan
0,046 (P<0,05). Dengan Aktivitas Self-Care Diabetes
c. Ada hubungan antara usia dengan Pada Pasiendiabetes Melitus Tipe 2 Di
self management DM dengan P value Rsud Labuang Baji Kota Makassar.
0,043(P<0,05). Universitas Hasanuddin Makasar.
d. Ada hubungan antara pengetahuan
dengan self management DM dengan Agrimon Hilman Oryzati. (2014).
P value 0,001 (P<0,05). Exploring The Feasibility of
Implementing Self-Management And
SARAN Patient Empowerment Through A
Institusi Pendidikan Structured Diabetes Education
Hasil penelitian dapat dijadikan sumber Programme in Yogyakarta City Indonesia
atau referensi secara teoritis untuk : A Pilot Cluster Randomised Controlld
pengembangan ilmu pengetahuan Trial. Thesis. Discipline of General
dibidang kesehatan terutama tentang Practice and Dicipline of Public Health
diabetes mellius serta dijadikan bahan School of Population Health. Faculty of
pada mata kuliah medikal bedah Health Sciences The University of
khususnya pada mata ajar endokrin agar Adelaide.
menambah wawasan terkait dengan self
management diabetisi. Al Johani, K. A., Kendall, G. E., &
Snider, P. D. (2015). Self-management
Institusi Pelayanan practices among type 2 diabetes patients
Perlu dikembangkan dalam hal edukasi attending primary health-care centres in
kepada diabetisi atau keluarga yang Medina, Saudi Arabia. EMHJ-Eastern
terkait dengan pengontrolan diet, Mediterranean Health Journal, 21(9),
aktivitas fisik, terapi farmakologi, 621-628.
pemantauan kadar gula darah dan
perawatan kaki sehingga diharapkan Astuti, N. (2014). Efikasi diri dan
diabetisi dapat melakukan self manajemen diri pada pasien dengan
management dengan baik dan komplikasi diabetes tipe 2: sebuah review sistematik.
tidak terjadi. jurnal photon, 5(1), 13-18 diakses tanggal
17 Mei 2019
Penelitian Selanjutnya
Untuk peneliti yang akan melakukan Bertalina, b., & purnama, p. (2016).
penelitian sejenis, semoga dapat Hubungan Lama Sakit, Pengetahuan,
dijadikan referensi penelitian selanjutnya Motivasi Pasien dan Dukungan Keluarga
dengan menganalisis faktor-faktor lain dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes
yang berkitan dengan self management. Mellitus. Jurnal Kesehatan, 7(2),329-340.

[11]
Black, Joyce M. (2014). correy, g (2012). Hugeng Maya, Santos yus. (2017).
Student Manual For Theory and Practice Merdeka diabetes. Jakarta: Bhuana Ilmu
of Conseling and Psychotherapy (9th Ed). Populer
belmon usa:brooks/cole, cengeage
learning Keperawatan Medikal Bedah, lmi, a. a., fatimah, n., & patima, p. (2018).
Edisi 8. Singapore: Elsivier Self-Management dan Dukungan
Keluarga Pada Lanjut Usia dengan
Djuhaeni, H. (2007). Asuransi Kesehatan Penyakit Kronis. Journal of Islamic
dan Managed Care. Universitas Nursing, 3(2), 36-45.
Padjadjaran.
Internasional Diabetes Federation.(2017).
Fady Al Faisol Moh (2015). Madu Dan IDF Diabetes Atlas Eight edition 2017.
Luka Diabetik Metode Perawatan Luka https://www.diabete.qc.ca/en/understand
Komplementer Dilengkapi dengan Hasil -diabetes/resources. Diakses pada tanggal
Riset. Yogyakarta: Gosyen Publishing 4 April 2019

Farida, I. (2018). Determinan Perilaku Ismonah (2008). Analisis Faktor-Faktor


Manajemen Perawatan Diri pada Pasien yang Berhubungan dengan Self Care
Diabetes Melitus Tipe 2 di Kota Management Diabetes Melitus Dalam
Tangerang Selatan. J. Ilmu Kesehat. Konteks Asuhan Keperawatan Di RS
Masy, 7(04), 207-217. Panti Wilasa Citarum

Green Schulmman Dena. PhD dkk. Keban. S. Ramdhani A. (2016).


(2017). A Metasynthesis of Factors Hubungan Rasionalitas Self Care
Affecting Self-Management of Chronic Dengan Pengendalian Glukosa Darah
Illness. pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit
Bina Husada Cibinong. 53-25-69-1-10-
Hakim, D. L., Purwanti, O. S., & KMB, 201. diakses tanggal 18 Juni 2019
S. (2018). Hubungan Tingkat Sosial
Ekonomi: Pendidikan, Penghasilan, Dan Kementrian Kesehatan Republik
Fasilitas Dengan Pencegahan Indonesia (2018). Hasil utama riset
Komplikasi Kronis Pada Penyandang kesehatan dasar (Riskesdas) 2018.
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Surakarta http:depkes.go.id/resourches/download/i
(Doctoral dissertation, universitas nfo-terkini-riskesdas 2018.pdf. diakses
Muhammadiyah Surakarta). tanggal 5 Maret 2019.

Hastono, Sutanto Priyo. (2016). Analisa Kekenusa, J. S., Ratag, B. T., &
Data Pada Bidang Kesehatan. Jakarta: Wuwungan, G. (2013). Analisis
Raja Grafindo Persada Hubungan Antara Umur dan Riwayat
Keluarga Menderita DM dengan

[12]
Kejadian Penyakit DM Tipe2 pada Mellitus. Jakarta: Deepublish (Grup
Pasien Rawat Jalan di Poliklinik Penerbitan CV BUDI UTAMA)
Penyakit Dalam BLU RSUP Prof.
Universitas Sam Ratulangi, Manado. Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktik
Kisokanth G, Prathapan S, Indrakumar J, Edisi 4. Jakarta. Salemba Medika
Joseph J. (2013). Factor influencing self http://jka.stikesalirsyadclp.ac.id/index.ph
management of Diabetes Mellitus; a p/jka/article/view/90. 7 April 2019
review article. Journal of Diabetology.
3(1). Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
(2015). Pengelolaan dan Pencegahan
Kusnanto, K., Sundari, P. M., Asmoro, C. Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Indonesia
P., & Arifin, H. (2019). Hubungan 2015. https://pbperkeni.or.id/wp-
Tingkat Pengetahuan dan Diabetes Self- content/uploads/2019/01/4.-Konsensus-
Management dengan Tingkat Stres Pengelolaan-dan-Pencegahan-Diabetes-
Pasien Diabetes Melitus yang Menjalani melitus-tipe-2-di-Indonesia-PERKENI-
Diet. Jurnal Keperawatan Indonesia, 2015.pdf. Di akses pada tanggal 1 Mei
22(1), 31-42. 2019.

Lenny, L., & Fridalina, F. (2018). Faktor- Pramestutie, H. R., Sari, M. P., & Illahi,
Faktor yang Berhubungan dengan R. K. (2016). Tingkat Pengetahuan
Kepatuhan Berobat Jalan Pasien Pasien Diabetes mellitus tentang
Diabetes Mellitus Tipe II. Jurnal Ilmu Penggunaan Obat di Puskesmas Kota
Kesehatan Masyarakat, 7(02), 85-93. Malang. Pharmaceutical Journal of
Indonesia, 2(1)
Mulyani, N. S. (2016). Hubungan Self
Management Pasien Diabetes Mellitus Prasetyani, D., Apriani, E., & Rahayu, Y.
Tipe II Dengan Kadar Gula Darah di S. E. (2018). Hubungan Karakteristik
Rumah Sakit Kota Banda Aceh. Sel Jurnal Pasien Dengan Kemampuan Self-Care
Penelitian Kesehatan, 3(2), 56-63. Pada Pasien Dm Tipe 2 Di Puskesmas
Cilacap Tengah 1 Dan 2. Jurnal
Mustipah Okta & Prihatiningsih Dwi. Kesehatan Al-Irsyad, 40-49.
(2019). Analisis Faktor-Faktor Ekstrinsik
Yang Mempengaruhi Self Care Pada Riyambodo, B., Purwanti, O. S., & Ns,
Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di M. K. (2017). Hubungan Antara Tingkat
Puskesmas Depok Iii Sleman Yogyakarta Pengetahuan dengan Tingkat Distres
(Doctoral dissertation, Universitas' Pada Pasien Diabetes Melitus di RSUD
Aisyiyah Yogyakarta). Dr. Moewardi Surakarta (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah
Nuari Afrian Nian. (2017). Strategi Surakarta).
Manajemen Edukasi Pasien Diabetes

[13]
Risti, K. N. & Isnaeni, f. N. (2017). Tjahjadi Vicynthia. (2017). Mengenal
Hubungan motivasi diri dan pengetahuan Mencegah, Mengatasi Silent Killer,
gizi terhadap kepatuhan diet dm pada “Diabetes”. romawi pustaka.
pasien diabetes mellitus tipe ii rawat
jalan di rsud Karang Anyar. Jurnal Wahyuni, N. S. (2012). Faktor-Faktor
Kesehatan, 10(2), 94-102. yang Berhubungan dengan Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Rizki Risya.M & Nawangwulan Sri. Sumber Rejo Kota Balikpapan Provinsi
(2018). Metodologi Penelitian Kalimantan Timur Tahun 2012.
Kesehatan. Sidoarjo: Indomedia Pustaka
Widyanthari, N.D.M., Kep, S., Kep, M.,
Sabil, Fitri Andi, Kusrini s. Kadar, and Kep, S. and WIDYANTHARI, D.M.,
Elly Lilianty Sjattar. "Faktor–Faktor 2015. Hubungan Diabetes Self
Pendukung Self Care Management Management (DSM) dan Persepsi
Diabetes Mellitus Tipe 2: A Literature Penyakit Terhadap kualitas hidup Pasien
Review." Jurnal Keperawatan 10.1 DM Tipe 2 di Paguyuban Diabetes
(2019): 48-57. diakses tanggal 13 mei Puskesmas II Denpasar Barat.
2019
Zhang, J. X., Huang, E. S., Drum, M. L.,
Suyanto, S. (2016). Factors Related to Kirchhoff, A. C., Schlichting, J. A.,
Diabetic Peripheral Neuropathy. Schaefer, C. T., ... & Chin, M. H. (2009).
Nurscope: Jurnal Penelitian dan Insurance status and quality of diabetes
Pemikiran Ilmiah Keperawatan, 2(1), 1-7. care in community health centers.
American journal of public health, 99(4),
742-747.

[14]

Anda mungkin juga menyukai