Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No.

1 April 2022

INTERVENSI BERBASIS SELF-CARE PADA


PASIEN HIPERTENSI: A SCOPING REVIEW
Theresia Eriyani1, Firman Sugiharto2, Meisha Nurlianti Hidayat3, Iwan
Shalahuddin4, Indra Maulana5, Fita Rizkiyani6
1
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran, theresia@unpad.ac.id
2
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran, firman17001@mail.unpad.ac.id
3
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran, meisha16001@mail.unpad.ac.id
4
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran, shalahuddin@unpad.ac.id
5
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran, indra.maulana@unpad.ac.id
6
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran, fita16002@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK

Pendahuluan: Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular dan


menjadi penyebab terbesar dari morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Berbagai
macam faktor berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian hipertensi, salah satunya
adalah self care (perawatan diri). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran intervensi berbasis self care pada pasien dewasa dengan hipertensi. Metode:
Studi literatur ini menggunakan metode scoping review dengan pendekatan PCC
(Population, Concept, Context). Pencarian artikel menggunakan data base EBSCOhost dan
PubMed, serta mesin pencarian Google Scholar dengan kata kunci populasi yaitu adults
OR mature aged OR grown, konsep yaitu self care interventions OR self care practices OR
self care, dan konteks yaitu hypertension OR high blood pressure OR elevated blood
pressure OR hypertensive. Hasil: Hasil pencarian didapatkan 13 artikel yang teridentifikasi
dan relevan dengan tujuan penelitian. Intervensi berbasis self care untuk penderita
hipertensi di antaranya Self Care Berbasis Teknologi (Telementoring, aplikasi BPMAP dan
E-Lifestyle, E-Counseling), Latihan Fisik (Exercise+PEH, Latihan Berjalan Kaki, Latihan
Isometric Handgrip (IHG), Latihan Nafas Pranayama, dan Self Management Exercise
Program), serta Pendidikan Kesehatan. Kesimpulan: Intervensi berbasis self care
memiliki efektivitas yang positif terhadap tekanan darah, kualitas hidup, kepatuhan
pengobatan, perilaku perawatan diri, dan kebugaran fisik pada pasien hipertensi.

Kata kunci: Intervensi; Perawatan Diri; Dewasa; Hipertensi.

ABSTRACT
Introduction: Hypertension is a major risk factor for cardiovascular disease and is the
biggest cause of morbidity and mortality worldwide. Various factors contribute to the high
incidence of hypertension, one of which is self care. The aim of this study was to describe
a self-care based intervention in adult patients with hypertension. Methods: This literature
study used a scoping review method with a PCC (Population, Concept, Context) approach.
Search articles used the EBSCOhost and PubMed data bases, and Google Scholar search
engine with the population keywords were adults OR mature aged OR grown, concepts
keyword were self care interventions OR self care practices OR self care, and context
keyword were hypertension OR high blood pressure OR elevated blood pressure OR
hypertensive. Results: The search results found 13 articles that were identified and relevant
to the research objectives. Self care-based interventions for people with hypertension
include Technology-Based Self Care (Telementoring, BPMAP and E-Lifestyle
applications, E-Counseling), Physical Exercises (Exercise+PEH, Walking Exercises,
Isometric Handgrip Exercises (IHG), Pranayama Breathing Exercises, and Self
Management Exercise Program), and Health Education. Conclusion: Self care-based

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 41


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 1 April 2022

interventions have positive effectiveness on blood pressure, quality of life, medication


adherence, self-care behavior, and physical fitness in hypertensive patients.

Keywords: Intervention; Self Care; Adult; Hypertension.

PENDAHULUAN profesional untuk meningkatkan status


Hipertensi merupakan faktor risiko kesehatannya juga termasuk tindakan
utama penyakit kardiovaskular dan perawatan diri (Crow et al., 2004 dalam
menjadi penyebab terbesar dari Suprayitno & Damayanti, 2020). Selain
morbiditas dan mortalitas di seluruh itu, Han et al., (2014) mengatakan praktik
dunia (O’Donnell et al., 2016). Menurut self care lainnya melibatkan konsumsi
WHO (2017) sebanyak 9,4 juta kematian obat, konsumsi rendah natrium dan diet
terjadi di dunia setiap tahunnya, dan rendah lemak, olahraga, membatasi
sebesar 16,5% dari seluruh angka minum alkohol, tidak merokok,
kematian dikaitkan dengan tekanan darah penurunan berat badan, monitor tekanan
tinggi. Sedangkan Indonesia menduduki secara teratur, kunjungan perawatan
peringkat ke-8 dengan prevalensi sebesar kesehatan rutin, dan mengurangi stres.
26,5% di Asia (Chia et al., 2017). Fahkurnia (2017) mengatakan bahwa self
Berdasarkan data Survei Kesehatan care pada penderita hipertensi dengan
Indonesia pada tahun 2018, prevalensi hasil self care kategori tinggi sebesar 15
hipertensi sebesar 33,4% pada laki-laki responden (24,6%), self care kategori
dan 35,4 % pada perempuan. Angka ini sedang 35 responden (57,4%), dan self
meningkat dari 25,8% pada 2013 care kategori rendah sebesar 11
menjadi 34,1% pada 2018 (Riset responden (18%). Selain itu, Wondmiene
Kesehatan Dasar, 2018). et al., (2021) mengatakan lebih dari
Setyoningsih dan Zaini (2020) separuh pasien (58,55%) hipertensi
mengatakan pengendalian hipertensi di memiliki self care practice yang buruk di
masyarakat secara umum masih belum Ethiopia. Kemudian, penelitian Gelaw et
optimal. Hal ini dapat dilihat dari al., (2021) juga mengatakan hampir
rendahnya tingkat kepatuhan prngobatan. setengahnya (45,9%) memiliki self care
Setyoningsih dan Zaini (2020) practice yang buruk.
mengatakan sebanyak 34,1% responden Kurangnya praktik self care pada
tidak patuh terhadap pengobatan. Selain penderita hipertensi dapat berdampak
itu, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar pada peningkatan hospitalisasi dan biaya
(2018) sebanyak 13,3% penderita perawatan (Asadi et al., 2019). Sebagian
hipertensi tidak minum obat dan 32,3% besar praktik self care yang kurang
tidak rutin minum obat. Rendahnya dialami oleh pasien dewasa, karena pada
tingkat kepatuhan pengobatan pada usia ini seseorang lebih memiliki
pasien hipertensi dapat berdampak pada kesiulitan dalam merubah gaya hidup.
peningkatan kematian sebesar 12 sampai Kemampuan perawatan diri yang buruk
25 persen (Setyoningsih & Zaini, 2020). akan meningkatkan hospitalisasi
Selain kepatuhan, faktor lain yang tidak berulang. Dengan demikian pembiayaan
kalah pentingnya juga yaitu self care. Self pun akan semakin meningkat.
care merupakan segala sesuatu yang Sebaliknya, apabila seseorang memiliki
berkaitan dengan upaya pasien dalam kemampuan atau skill dalam melakukan
mengelola dirinya sendiri dan self care yang berkualitas hal ini akan
mempertahankan perilaku yang efektif mendukung dalam melakukan
dalam menghadapi penyakit hipertensi pencegahan serta mengurangi resiko dan
yang dialami (Raja et al., 2021). Kegiatan komplikasi yang bisa diakibatkan oleh
yang dilakukan oleh individu seperti penyakit yang sedang dideritanya
perawatan kesehatan, pencegahan (Suprayitno & Damayanti, 2020).
terhadap gejala penyakit, penggunaan Tujuan dari penulisan telaah artikel ini
fasilitas kesehatan, dan melakukan untuk mengidentifikasi berbagai macam
interaksi dengan tenaga kesehatan
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 42
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 1 April 2022

intervensi berbasis self care pada pasien dengan Self Care Requisite, yang terdiri
dewasa dengan hipertensi. dari kebutuhan universal, developmental,
dan health deviation (Muhlisini, 2010).
KAJIAN LITERATUR Penelitian Fahkurnia (2017) mengatakan
Hipertensi bahwa self care pada penderita hipertensi
Menurut Kementerian Kesehatan RI di wilayah kerja Puskesmas Gatak hasil
(2014), hipertensi dikenal sebagai self care kategori tinggi sebesar 15
tekanan darah tinggi merupakan responden (24,6%), self care kategori
peningkatan tekanan darah sitolik lebih sedang 35 responden (57,4%), dan self
dari 140 mmHg dan siastolik lebih dari care kategori rendah sebesar 11
90 mmHg pada 2 kali pemeriksaan responden (18%). Pada responden
dengan selang waktu 5 menit. Hipertensi dengan dengan self care kategori rendah
menempati peringkat di antara kondisi rata-rata memiiki skor kepatuhan rendah
medis kronis yang paling umum yang dalam mengkonsumsi obat antihipertensi
ditandai dengan peningkatan tekanan dan tidak patuh dalam melakukan diet
arteri yang persisten (Iqbal & Jamal, rendah garam.
2021).
Penelitian Wondmiene et al., (2021)
Ada beberapa faktor yang memicu mengatakan lebih dari separuh pasien
terjadinya hipertensi di antaranya ada (58,55%) hipertensi memiliki self care
faktor yang bisa dibuah dan faktor yang practice hipertensi yang buruk di
tidak dapat di ubah: a. Faktor yang tidak Ethiopia. Penelitian Gelaw et al., (2021)
dapat diubah (usia, jenis kelamin, sejalan dengan penelitian Wondmiene et
keturunan); b. Faktor yang dapat diubah al., (2021) yang mengatakan bahwa
(kebiasaan merokok, mengonsumsi sebanyak 54,1% pasien hipertensi
makanan berlemak atau bersantan, tinggi memiliki self care practice yang baik
garam/natrium, dan minum kopi) terhadap hipertensi. Artinya dalam
(Brunner & Suddart, 2016). Sementara penelitian Gelaw et al., (2021) hampir
komplikasi dari hipertensi yang tidak setengahnya (45,9%) memiliki self care
terkontrol, dalam beberapa penelitian practice yang buruk.
populasi meliputi: penyakit jantung
koroner; infark miokard; storke;
ensefalopati hipertensi; gagal ginjal; METODE PENELITIAN
penyakit arteri perifer; fibrilasi atrium; Desain yang digunakan dalam telaah
aneurisma aorta; dan kematian (Iqbal & artikel ini adalah metode scoping review.
Jamal, 2021). Pencarian artikel ini menggunakan teknik
PCC (Population, Concept, Context).
Cara penanganan dan pencegahan Pencarian artikel menggunakan data base
hipertensi antara lain cek kesehatan EBSCOhost dan PubMed, serta mesin
secara berkala, enyahkan asap rokok, pencarian Google Scholar dengan kata
rajin beraktifitas fisik, diet seimbang, kunci populasi yaitu adults OR mature
istirahat yang cukup, dan kelola stres aged OR grown, konsep yaitu self care
(Kementerian Kesehatan RI, 2020). interventions OR self care practices OR
self care, dan konteks yaitu hypertension
Perawatan Diri (Self Care) pada OR high blood pressure OR elevated
Pasien Hipertensi blood pressure OR hypertensive. Kriteria
Perawatan diri dalam konteks pasien inklusi telaah artikel ini meliputi kategori
dengan penyakit kronis merupakan hal usia dewasa (19-44 tahun), 5 tahun
yang kompleks dan sangat dibutuhkan terakhir (2016 – 2021), artikel bahasa
untuk keberhasilan manajemen serta inggris, artikel dengan teks penuh, serta
kontrol dari penyakit kronis tersebut artikel dengan jenis penelitian clinical
(Nasresabetghadam et al., 2021). Tingkat trial dan randomized controlled trial.
kebutuhan perawatan diri (self care) Sedangkan kriteria eksklusi telaah artikel
berdasarkan teori Orem disebut juga ini adalah artikel dengan jenis penelitian
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 43
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 1 April 2022

literature review, dan artikel yang tidak dibanding kelompok yang tidak
berhubungan dengan perawatan diri diberikan intervensi telemonitoring (Pan
hipertensi. et al., 2018).
Setelah melakukan pencarian literature Telemonitoring pada penelitian Pan, et al.
melalui databases yaitu PubMed, (2018) dilakukan di rumah dan evaluasi
EBSCOhost, dan Google Scholar pada hari ke-30, 90 dan 180. Pasien
didapatkan 2.232.124 artikel diberi sphygmomanometer otomatis,
(EBSCOhost 1.560.329 artikel, PubMed yang mengunggah pembacaan tekanan
795 artikel, dan Google Scholar 671.000 darah ke platform manajemen hipertensi
artikel). Kemudian, dilakukan di pusat kesehatan masyarakat dengan
penyortiran artikel yang sesuai dengan aplikasi di smartphone pasien. Sistem
kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah informasi menerima data aplikasi dari
ditetapkan. Hasil penyortiran tersebut pasien dan mengirimkan materi edukasi
didapatkan 13 artikel. Sebanyak 13 artikel kepada pasien serta memfasilitasi
tersebut selanjutnya dianalisis. komunikasi atau konseling tentang
perawatan antara tenaga kesehatan
PEMBAHASAN dengan pasien. Topik konseling dengan
Terdapat banyak intervensi yang berbasis perawat bervariatif mulai dari diet,
self care pada pasien hipertensi. olahraga, dan masalah gaya hidup
Intervensi yang didapat untuk dibahas lainnya. Sebelumnya, pasien
pada telaah litaratur ini terdiri dari 13 mendapatkan pelatihan terlebih dahulu.
artikel yang secara keseluruhan dibagi Pelatihan tersebut dilakukan di pusat
menjadi 4 kelompok besar, meliputi: 5 kesehatan masyarakat mengenai cara
artikel kelompok pemberian Intervensi penggunaan tensimeter otomatis dan
Self Care Berbasis Teknologi aplikasinya serta kapan dan bagaimana
(Telementoring, aplikasi BPMAP dan E- mengukur tekanan darah di rumah.
Lifestyle, E-Counseling), 5 artikel Penelitian Pan, et al. (2018)
kelompok pemberian Latihan fisik menunjukkan bahwa home
(Exercise+PEH, Latihan berjalan kaki, telemonitoring memiliki pengaruh yang
Latihan Isometric Handgrip (IHG), lebih baik pada kontrol tekanan darah
Latihan Nafas Pranayama, dan Self tinggi dibandingkan dengan model
Management Exercise Program), 1 perawatan biasa. Hal ini dikarenakan
artikel kelompok pemberian Diet DASH, dapat meningkatkan kesadaran pasien
dan 2 artikel kelompok pemberian dan memungkinkan pemeriksaan tekanan
pendidikan kesehatan (Berbasis Teori darah lebih sering di rumah. Temuan ini
Orem dan Lifesyle). sejalan dengan penelitian sebelumnya
A. Intervensi Self Care Berbasis dengan hasil yang sama bahwa
Teknologi telemonitoring secara signifikan dapat
1. Telemonitoring membantu penurunan tekanan darah
Beberapa peneliti berpendapat bahwa pada pasien hipertensi (Kaihara et al.,
teknologi seluler perlu dimanfaatkan 2014).
dalam bidang kesehatan seperti a. Aplikasi Blood Pressure
intervensi klinis, dengan Management Application
mempertimbangkan karakteristik (BPMAP) dan E-Lifestyle
populasi target dan lingkungan sistem di Beberapa intervensi self care berbasis
mana organisasi kesehatan beroperasi teknologi dapat diterapkan pada pasien
IQVIA Institute (2017, dalam Pan et al., hipertensi. Penelitian Ashoorkhani et al.,
2018). Pan, et al. (2018) membuktikan (2016) mengenai aplikasi mobile yang
bahwa teknologi seluler dapat bernama Blood Pressure Management
dimanfaatkan sebagai sarana Application (BPMAP) dapat
telemonitoring untuk pasien di rumah. meningkatkan kepatuhan pengobatan
Pasien dewasa hipertensi yang diberi pada pasien hipertensi. Aplikasi BPMAP
intervensi home telemonitoring berisi konten edukasi yang dimaksudkan
menunjukkan penurunan tekanan darah untuk meningkatkan pengetahuan pasien
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 44
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 1 April 2022

hipertensi mengenai komplikasi dan cara yang positif terhadap perubahan perilaku
pengendaliannya. Pada penelitiannya, pasien hipertensi sehingga di era digital
para peserta akan memiliki aplikasi ini saat ini diharapkan penggunaan
selama 6 bulan yang didalamnya teknologi dapat dimanfaatkan lebih luas
termasuk beberapa pengukuran, lagi.
pengingat untuk dosis dan waktu minum
obat, tanggal kunjungan klinis, dan B. Latihan Fisik
pengingat lainnya. Sejalan dengan Debon 1. Exercise+PEH
et al., (2020) yang mengatakan bahwa Exercise+PEH adalah sebuah latihan
penggunaan aplikasi e-lifestyle yang yang diawasi dan dilakukan pemantauan
didalamnya meliputi informasi kesehatan latihan mandiri ditambah pemantauan
terkait dengan gaya hidup pasien tekanan darah secara mandiri pada pagi,
hipertensi berkontribusi terhadap sore, sebelum dan sesudah sesi latihan di
kepatuhan pengobatan yang lebih besar, rumah. Latihan fisik jenis ini berupa
kebiasaan yang lebih sehat, dan kondisi latihan aerobik berbasis rumah yang
kesehatan yang lebih baik. Oleh karena dilaksanakan sebanyak ≥2 hari/minggu
itu, berdasarkan beberapa hasil penelitian selama 40 menit/sesi. Pada penelitian
dapat disimpulkan bahwa aplikasi seluler Zaleski et al., (2019) setelah melakukan
memiliki potensi positif dalam latihan fisik peserta diinstruksikan untuk
meningkatkan perilaku perawatan diri mengukur tekanan darah saat bangun dan
(self care) pada pasien hipertensi. di malam hari sekitar waktu yang sama
b. E-Konseling hari di lengan nondominan setelah 5
Penelitian terkait dengan self care menit periode istirahat duduk. Hasil
intervention pada pasien hipertensi penelitian mengatakan bahwa latihan
dengan menggunakan teknologi juga fisik jenis Exercise+PEH dapat
dilakukan oleh Nolan et al., (2018) dan bermanfaat terhadap kepatuhan dalam
Liu et al., (2020). Kedua penelitian monitoring tekanan darah (Zaleski et al.,
tersebut berupa e-konseling yang 2019).
didalamnya sama sama memberikan Sejalan dengan penelitian Kim et al.,
motivasi dan cognitive behavioral skills (2016) yang mengatakan bahwa
untuk meningkatkan kepatuhan dan pemantauan tekanan darah yang
sekaligus self care practice pada pasien dilakukan secara mandiri sebelum dan
hipertensi. Kemudian, pemberian e- sesudah olahraga akan mendorong hasil
konseling pada kedua penelitian tersebut positif. Hal ini akan memungkinkan
diterapkan dengan memanfaatkan e-info penyandang hipertensi memiliki persepsi
berupa e-mail yang berisikan artikel bahwa apabila mereka melakukan latihan
tentang pemenuhan gaya hidup, cara fisik mereka akan mendapatkan “hadiah”
monitoring tekanan dara, latihan dan diet berupa tekanan darah yang lebih rendah.
khusus hipertensi, dan faktor risiko Selain itu, Hal ini juga dapat
lainnya serta diberikan video sebanyak meningkatkan efikasi diri atau
28 sesi setiap sesi selama 10 menit terkait kepercayaan diri mereka untuk
dengan REACH e-Counseling Protocol. berolahraga sehingga hal ini
Hasil penelitian mengatakan bahwa menghasilkan peningkatan kepatuhan
secara umum e-konseling dapat olahraga. (Ash et al., 2017).
menurunkan tekanan darah sistolik, 2. Latihan Berjalan Kaki
meningkatkan kefektifan pengobatan, Latihan fisik seperti berjalan kaki
mendorong perubahan perilaku gaya terbutki dapat menurunkan tekanan
hidup jangka panjang, dan dapat menjadi darah, mengurangi risiko terkena
pelengkap pengobatan pada pasien cardiovascular disease (CVD), dan
hipertensi (Liu et al., 2020). Oleh karena berpengaruh baik terhadap kualitas hidup
itu, berdasarkan hasil penelitian diatas pasien dengan hipertensi (Arija et al.,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan 2018). Pada penelitian Arija, et al.
konseling secara online memiliki (2018), ditemukan bahwa latihan fisik
manfaat yang cukup beragam dan efek dengan berjalan kaki mengurangi skor
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 45
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 1 April 2022

risiko terkena cardiovascular disease genggaman berikutnya. Prosedur yang


(CVD) serta mengurangi tekanan darah sama diulang sebanyak 3 kali. Total
sistolik rata-rata -8,68 mmHg pada durasi latihan dilakukan 26 menit per
pasien dewasa dengan hipertensi. Selain sesi. Latihan dilakukan sebanyak 3 sesi
itu, latihan fisik pada penelitian ini juga per minggu selama 8 minggu.
terbukti berpengaruh terhadap kualitas 4. Latihan Nafas Pranayama
hidup pasien (fungsi fisik, nyeri tubuh, (Sheetali dan Sheetkari)
kesehatan umum, dan vitalitas). Sheetali adalah pendinginan, sheetali
Hal ini juga diperkuat oleh penelitian berasal dari kata shitali yang awalnya
Cornelissen dan Smart (2013) yang diambil dari kata sheetal yang berarti
mengatakan bahwa terdapat penurunan dingin dan menenangkan. Praktek
tekanan darah sistolik yang signifikan sheetali pranayama dapat sangat
pada pasien hipertensi setelah diberikan diperlukan dalam kasus cuaca panas,
intervensi latihan fisik dengan berjalan aktivitas fisik yang intens, paparan sinar
kaki. Sejalan dengan penelitian Arija et matahari langsung yang berkepanjangan,
al., (2018) dan Cornelissen dan Smart hot flashes, situasi emosional yang panas,
(2013), penelitian Friedberg, et al. (2015) dan keadaan lain yang memicu panas.
juga menunjukkan bahwa terdapat Pranayama Sheetali dilakukan dengan
peningkatan 11,8-19,7% dari responden menghirup udara dingin melalui lidah
yang mampu mengontrol tekanan darah terlipat dan Pranayama Sheetkari
sebagai hasil dari program intervensi dilakukan dengan menghirup udara
latihan fisik berdasarkan saran tentang melalui sisi mulut melalui gigi tertutup.
diet, olahraga, dan kepatuhan terhadap Intervensi yang dilakukan pada
pengobatan antihipertensi selama 6 penelitian Shetty, et al. (2017) yaitu
bulan. setiap latihan nafas pranayama
3. Latihan Isometric Handgrip didemonstrasikan dan dipraktikkan
(IHG) selama 10 menit setiap hari, dan para
Latihan Isometric Handgrip (IHG) peserta diawasi oleh anggota tim peneliti.
adalah bentuk latihan statis Berdasarkah hasil penelitian Shetty, et al.
menggunakan menggunakan perangkat (2017) menunjukkan bahwa latihan
sederhana yang ekonomis dan mudah Sheetali dan Sheetkari dapat menurunkan
berupa perangkat genggam yang tekanan darah sistolik, laju pernafasan,
dinamakan dengan handgrip dan denyut jantung pada pasien
dynamometer. Latihan ini bertujuan hipertensi. Sejalan dengan penelitian
untuk menurunkan tekanan darah. Ananda dan Zeena (2012) di mana
Latihan IHG melibatkan kontraksi statis pranamaya dapat menurunkan tekanan
otot dengan cara menggenggam atau darah pada pasien hipertensi. Hal ini juga
meremas handgrip tanpa gerakan yang diperkuat oleh penelitian Swami (2013)
terlihat di sudut sendi serta tidak yang menunjukkan bahwa latihan nafas
menyebabkan perubahan pada sudut pranayama dari Sheetali dan Sheetkari,
sendi dan panjang otot meskipun atau "napas dingin", dapat mengurangi
kekuatan kontraksi dapat bervariasi tekanan darah dan tidak menghasilkan
(Millar et al., 2014). efek samping.
Intervensi yang dilakukan pada 5. Latihan Manajemen Diri (Self-
penelitian tersebut yaitu menggenggam management Exercise
erat (meremas) handgrip dynamometer Program)
dengan usaha maksimal menggunakan Latihan self-management merupakan
tangan yang dominan. Protokol pelatihan salah satu kegiatan yang berorientasi
terdiri dari pemanasan 10 menit diikuti pada perilaku self care penderita
oleh empat kontraksi IHG selama 2 hipertensi. Program latihan self-
menit. Genggaman atau remasan ditahan management yang digunakan dalam
minimal selama 5 detik, diulang dengan penelitian Tongvichean, et al. (2019)
waktu istirahat 1 menit di antara berdasarkan konsep manajemen diri dan
genggaman sebelumnya dengan pedoman latihan American College of
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 46
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 1 April 2022

Sports Medicine (American College of Kelompok diet DASH yang diberi


Sports Medicine, 2013). Program ini asupan rendah natrium memiliki tekanan
terdiri dari ada 5 sesi selama 12 minggu. darah sistolik yang lebih rendah
Sesi ke-1 yaitu pengkajian masalah dan dibanding kelompok kontrol yang diberi
motivasi (30 menit). Sesi ke-2 asupan natrium tinggi.
pendidikan dan pelatihan kelompok kecil Kombinasi asupan natrium rendah dan
(90 menit). Sesi ke-3 yaitu diskusi diet DASH dapat berpengaruh terhadap
kelompok kecil (60 menit). Sesi ke-4 penurunan tekanan darah sistolik.
yaitu telemonitoring pada minggu ke-2, Temuan Juraschek, et al. (2017)
3, 6, dan 10 (15-30 menit). Sesi ke-5 menegaskan betapa pentingnya
home visit pada minggu ke-4 dan ke-8 intervensi gaya hidup di antara orang
(15-30 menit). dewasa dengan tekanan darah yang tidak
Berdasarkan hasil penelitian terkontrol. Pada penelitian lain juga
Tongvichean et al., (2019) menunjukkan ditemukan bahwa pasien hipertensi yang
bahwa Self-management Exercise menjalankan diet DASH mengalami
Program (SMEP) secara efektif penurunan tekanan darah sistolik dan
meningkatkan kebugaran fisik pada penurunan tekanan darah diastolik
pasien dewasa dengan prehipertensi dan (Hikmat & Appel, 2014). Oleh karena
obesitas. Program tersebut memotivasi itu, dapat disimpulkan bahwa Diet
pasien untuk melakukan perubahan DASH memiliki manfaat yang sangat
perilaku olahraga sehingga mereka dapat signifikan bagi para penderita hipertensi
meningkatkan kebugaran fisiknya. Untuk terhadap penurunan tekanan darah dan
memastikan bahwa pasien hipertensi mengindarkan risiko komplikasi yang
patuh dengan latihan, maka Self- diakibatkan oleh kondisi hipertensi.
management perlu diterapkan dalam D. Pendidikan Kesehatan
program latihan. Hal ini sejalan dengan 1. Pendidikan Kesehatan
penelitian Methakanjanasak, et al. (2014) Berdasarkan Teori Orem
yang mengatakan bahwa self- Efektifitas perawatan diri Orem terbukti
management terbukti efektif dalam berpengaruh terhadap kualitas hidup
manajemen diri untuk meningkatkan pada pasien dengan penyakit kronis
kebugaran fisik. Penelitian lain juga (Seifi & Ebrahimi, 2018). Pada penelitian
mengungkapkan bahwa manajemen diri Khademian, et al. (2020) pelatihan
berpengaruh pada pengetahuan dan perawatan diri berdasarkan teori Orem
perilaku kesehatan pada orang dengan terbukti dapat meningkatkan kualitas
penyakit kronis, baik hipertensi dan hidup pasien hipertensi tetapi secara
sindrom metabolik (Suwankruhasn et al., statistik tidak ada pengaruh positif
2013; Thutsaringkarnsakul et al., 2012). terhadap efikasi diri pasien dengan
C. Pola Diet DASH (Dietary hipertensi.
Approaches to Stop Intervensi dalam penelitian Khademian,
Hypertension) et al. (2020), pertama dilakukan
Diet DASH menekankan pada konsumsi pengkajian kebutuhan perawatan diri dan
buah-buahan, sayuran, susu rendah kesehatan yang diidentifikasi
lemak, pengurangan asupan lemak jenuh, berdasarkan teori. Kemudian, salah satu
lemak total, dan kolesterol. Diet DASH peneliti merancang program perawatan
juga meliputi konsumsi biji-bijian, diri sesuai dengan kebutuhan perawatan
unggas, ikan, kacang-kacangan, serta diri yang diidentifikasi berdasarkan
mengurangi konsumsi daging merah, sistem keperawatan pendidikan suportif
permen, dan minuman yang mengandung Orem. Setelah itu, empat sesi pelatihan
gula (Juraschek et al., 2017). Hasil 45 menit dilakukan setiap minggu selama
penelitian menunjukkan bahwa sebulan. Tiga sesi pertama bersifat
kombinasi pengurangan asupan natrium individual dan sesi keempat secara
dan diet DASH dapat menurunkan berkelompok.
tekanan darah sistolik di seluruh rentang Di akhir setiap sesi, sebuah buklet yang
hipertensi (Juraschek et al., 2017). terkait dengan pelatihan sesi yang
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 47
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 1 April 2022

diberikan dibagikan di antara kelompok efek yang positif terhadap perubahan


eksperimen. Selama delapan minggu gaya perilaku dan gaya hidup.
berikutnya, dua tindak lanjut telepon
dilakukan untuk menilai pelaksanaan PENUTUP
pelatihan yang diberikan kepada pasien, Dari 13 artikel sebagian besar memiliki
menjawab pertanyaan mereka, dan efektifitas yang positif terhadap
mendorong mereka untuk berpartisipasi perubahan outcome pada masing-masing
aktif dalam kegiatan perawatan diri. penelitian. Penggunaan smartphone,
Perawat di unit rawat jalan harus latihan fisik, diet, dan pendidikan
menerapkan model perawatan diri Orem kesehatan dapat dijadikan acuan dalam
untuk pasien dengan hipertensi dan peran menyusun dan memberikan intervensi.
perawat dalam pengaturan ini harus Di samping dari segi keefektifan waktu,
diperkuat (Khademian et al., 2020). pemberian intervensi tersebut juga
2. Pendidikan Kesehatan: Gaya memiliki biaya yang murah sehingga
Hidup Sehat penderita hipertensi dari semua kalangan
Penerapan intervensi gaya hidup berupa dapat mecoba dan menerapkannya dalam
continuous care model (CCM) dapat mendukung pengobatan hipertensi yang
digunakan untuk menurunkan asupan sedang dijalani saat ini.
natrium diet serta tekanan darah sistolik Telaah artikel yang telah dilakukan
dan diastolik pada pasien hipertensi hanya sebatas melakukan pemetaan
(Shamsi et al., 2021). Berdasarkan hasil terhadap berbagai intervensi berbasis self
statistik, setelah diberikan intervensi care pada pasien hipertensi tanpa
pada kelompok eksperimen terjadi menganalisis intervensi yang paling
penurunan asupan natrium. Selain itu, efektif. Saran untuk penelitian
terjadi juga penurunan tekanan darah selanjutnya diharapkan dapat lebih
sistolik dan diastolik setelah diberikan mengkaji semua artikel dan
pendidikan kesehatan. menitikberatkan pada efektivitas dari
Hasil penelitian ini serupa dengan setiap intervensi.
penelitian yang dilakukan oleh Huang, et
al. (2011) dan Lönnberg, et al. (2019). REFERENSI
Implementasi intervensi program American College of Sports Medicine.
komunitas yang melibatkan pendidikan (2013). ACSM’s guidelines for
hipertensi dan modifikasi gaya hidup exercise testing and prescription
untuk penduduk pedesaan merupakan (L. Williams & Wilkins (eds.)).
pendekatan yang kuat untuk mengurangi Ananda, B. B., & Zeena, S. (2012).
prevalensi hipertensi dan meningkatkan Immediate effect of Chandranadi
hasil kesehatan jangka panjang (Huang et pranayama (left unilateral forced
al., 2011). Sementara itu, Lönnberg, et al. nostril breathing) on
(2019) mengamati kebiasaan gaya hidup cardiovascular parameters in
pada pasien dengan risiko kardiovaskular hypertensive patients.
tinggi, yang menunjukkan bahwa setelah International Journal of Yoga, 2,
dilakukan intervensi 1 tahun, termasuk 5 108–111.
sesi konseling yang berfokus pada Arija, V., Villalobos, F., Pedret, R.,
kebiasaan gaya hidup terjadi perubahan Vinuesa, A., Jovani, D., Pascual,
signifikan dalam hal latihan fisik, G., & Basora, J. (2018). Physical
kebiasaan diet, merokok, dan stres activity, cardiovascular health,
selama 1 tahun. Hasil ini membuktikan quality of life and blood pressure
bahwa pendekatan pendidikan kesehatan control in hypertensive subjects:
mengubah kebiasaan gaya hidup tidak Randomized clinical trial 11
sehat untuk pencegahan risiko Medical and Health Sciences 1117
kardiovaskular dalam pengaturan Public Health and Health Services
perawatan primer (Lönnberg et al., 11 Medical and Health Sciences
2019). Oleh karena itu, dapat simpulkan 1102 Cardiorespir. Health and
bahwa, pendidikan kesehatan memiliki Quality of Life Outcomes, 16(1),
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 48
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 1 April 2022

1–12. pressure: a systematic review and


https://doi.org/10.1186/s12955- meta-analysis. Journal of the
018-1008-6 American Heart Association, 2(1),
Asadi, P., Ahmadi, S., Abdi, A., Shareef, 1–9.
O. H., Mohamadyari, T., & Miri, J. https://doi.org/10.1161/JAHA.112
(2019). Relationship between self- .004473
care behaviors and quality of life Crow, S. J., Peterson, C. B., Levine, A.
in patients with heart failure. S., Thuras, P., & Mitchell, J. E.
Heliyon, 5(9), e02493. (2004). A survey of binge eating
https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2 and obesity treatment practices
019.e02493 among primary care providers.
Ash, G. I., Taylor, B. A., Thompson, P. International Journal of Eating
D., MacDonald, H. V, Lamberti, Disorders, 35(3), 348–353.
L., Chen, M.-H., Farinatti, P., Debon, R., Bellei, E. A., Biduski, D.,
Kraemer, W. J., Panza, G. A., & Volpi, S. S., Alves, A. L. S.,
Zaleski, A. L. (2017). The Portella, M. R., & De Marchi, A.
antihypertensive effects of aerobic C. B. (2020). Effects of using a
versus isometric handgrip mobile health application on the
resistance exercise. Journal of health conditions of patients with
Hypertension, 35(2), 291. arterial hypertension: A pilot trial
Ashoorkhani, M., Bozorgi, A., in the context of Brazil’s Family
Majdzadeh, R., Hosseini, H., Health Strategy. Scientific
Yoonessi, A., Ramezankhani, A., Reports, 10(1), 1–10.
& Eftekhar, H. (2016). Comparing https://doi.org/10.1038/s41598-
the effectiveness of the BPMAP 020-63057-w
(Blood Pressure Management Fahkurnia, W. (2017). Gambaran
Application) and usual care in self- Selfcare Pada Penderita
management of primary Hipertensi Di Wilayah Kerja
hypertension and adherence to Puskesmas Gatak Kabupaten
treatment in patients aged 30-60 Sukoharjo (Vol. 87, Issue 1,2).
years: Study protocol for a Friedberg, J. P., Rodriguez, M. A.,
randomized controlled trial. Watsula, M. E., Lin, I., Wylie-
Trials, 17(1), 1–9. Rosett, J., & Allegrante, J. P.
https://doi.org/10.1186/s13063- (2015). Effectiveness of a tailored
016-1638-0 behavioral intervention to improve
Brunner, & Suddart. (2016). Buku Ajar hypertension control: primary
Keperewatan Medikal Bedah. outcomes of a randomized
Buku Kedokteran: EGC. controlled trial. Hypertension,
Chia, Y.-C., Buranakitjaroen, P., Chen, 65(2), 440–446.
C.-H., Divinagracia, R., Hoshide, https://doi.org/10.1161/HYPERT
S., Park, S., Shin, J., Siddique, S., ENSIONAHA.114.03483
Sison, J., Soenarta, A. A., Gelaw, S., Yenit, M. K., & Nigatu, S. G.
Sogunuru, G. P., Tay, J. C., (2021). Self-Care Practice and
Turana, Y., Wang, J.-G., Wong, Associated Factors among
L., Zhang, Y., & Kario, K. (2017). Hypertensive Patients in Debre
Current status of home blood Tabor Referral Hospital,
pressure monitoring in Asia: Northwest Ethiopia, 2020.
Statement from the HOPE Asia International Journal of
Network. Journal of Clinical Hypertension, 2021, 1–9.
Hypertension (Greenwich, Conn.), https://doi.org/10.1155/2021/3570
19(11), 1192–1201. 050
https://doi.org/10.1111/jch.13058 Ghadam, M. S., Poorgholami, F., &
Cornelissen, V. ., & Smart, N. A. (2013). Badiyepeymaie, J. Z. (2015).
Exercise training for blood Effect of Self-Care Education by
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 49
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 1 April 2022

Face-to- Face Method on the Clinical Hypertension, 16(11),


Quality of Life in Hemodialysis 814–819. https://doi.org/10.1111/
Patients (Relying on Ferrans and jch.12421
Powers Questionnaire). Global Kementerian Kesehatan RI. (2014).
Journal of Health Science, 8, 121– Profil Kesehatan Indonesia Tahun
127. 2014. Kementerian Kesehatan RI.
Han, H. R., Song, H. J., Nguyen, T., & Kementerian Kesehatan RI. (2020).
Kim, M. T. (2014). Measuring Profil Kesehatan Indonesia Tahun
self-care in patients with 2019 (D. Budijanto, F. Sibuea, &
hypertension: A systematic review W. Widiantini (eds.)).
of literature. Journal of Kementerian Kesehatan RI.
Cardiovascular Nursing, 29(1), https://doi.org/10.5005/jp/books/1
55–67. 1257_5
https://doi.org/10.1097/JCN.0b01 Khademian, Z., Kazemi Ara, F., &
3e3182775fd1 Gholamzadeh, S. (2020). The
Hikmat, F., & Appel, L. J. (2014). Effects effect of self care education based
of the DASH diet on blood on orem’s nursing theory on
pressure in patients with and quality of life and self-efficacy in
without metabolic syndrome: patients with hypertension: A
Results from the DASH trial. quasi-experimental study.
Journal of Human Hypertension, International Journal of
28(3), 170–175. Community Based Nursing and
https://doi.org/10.1038/jhh.2013.5 Midwifery, 8(2), 140–149.
2 https://doi.org/10.30476/IJCBNM
Huang, S., Hu, X., Chen, H., Xie, D., .2020.81690.0
Gan, X., Wu, Y., & Shaofa Nie, J. Kim, J. Y., Wineinger, N. E., &
W. (2011). The positive effect of Steinhubl, S. R. (2016). The
an intervention program on the influence of wireless self-
hypertension knowledge and monitoring program on the
lifestyles of rural residents over the relationship between patient
age of 35 years in an area of China. activation and health behaviors,
Hypertension Research, 34(4), medication adherence, and blood
503–508. pressure levels in hypertensive
https://doi.org/10.1038/hr.2010.26 patients: a substudy of a
5 randomized controlled trial.
Iqbal, A. M., & Jamal, S. F. (2021). Journal of Medical Internet
Essential Hypertension. In Research, 18(6), e5429.
Treasure Island (FL): StatPearls Liu, S., Tanaka, R., Barr, S., & Nolan, R.
Publishing. Treasure Island (FL): P. (2020). Effects of self-guided e-
StatPearls Publishin. counseling on health behaviors
Juraschek, S. P., Miller, E. R., Weaver, and blood pressure: Results of a
C. M., & Appel, L. J. (2017). randomized trial. Patient
Effects of Sodium Reduction and Education and Counseling,
the DASH Diet in Relation to 103(3), 635–641.
Baseline Blood Pressure. Journal https://doi.org/10.1016/j.pec.2019
of the American College of .10.007
Cardiology, 70(23), 2841–2848. Lönnberg, L., Ekblom-Bak, E., &
https://doi.org/10.1016/j.jacc.201 Damberg, M. (2019). Improved
7.10.011 unhealthy lifestyle habits in
Kaihara, T., Eguchi, K., & Kario, K. patients with high cardiovascular
(2014). Home BP monitoring risk: results from a structured
using a telemonitoring system is lifestyle programme in primary
effective for controlling BP in a care. Upsala Journal of Medical
remote island in Japan. Journal of Science, 129, 94–104.
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 50
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 1 April 2022

https://doi.org/10.1080/03009734. A randomised control trial in the


2019.1602088 Fangzhuang Community Health
Methakanjanasak, P., Methakanjanasak, Center, Beijing. Australian
N., & Sajja, S. (2014). The effect Journal of Primary Health, 24(5),
of exercise self-management on 398–403.
physical fitness and blood pressure https://doi.org/10.1071/PY17187
among adults with Raja, S., Utama, T. A., Aprilatutini, T., &
prehypertension. Journal of Yustisia, N. (2021). Self Care
Nursing and Health Care, 32(3), Management Evaluation in
40–49. Hypertension Patients. Jurnal
Millar, P. J., Mcgowan, C. L., & Swaine, Vokasi Keperawatan (JVK), 3(2),
I. L. (2014). Evidence for the Role 184–202.
of Isometric Exercise Training in https://doi.org/10.33369/jvk.v3i2.
Reducing Blood Pressure : 13935
Potential Mechanisms and Future Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Directions. Sports Medicine, (2018). Badan Penelitian dan
44(3), 345–356. Pengembangan Kesehatan
Muhlisini, A. & I. (2010). Dalam Praktek Kementerian RI tahun 2018.
Keperawatan. Teori Self Care Dari http://www.depkes.go.id/resource
Orem Dan Pendekatan Dalam s/download/infoterkini/materi_rak
Parktek Keperawatan, 2(2), 97– orpop_20%0A18/Hasil Riskesdas
100. 2018.pdf
Nasresabetghadam, S., Jahanshahi, M., Seifi, K., & Ebrahimi, M. H. (2018). The
Fotokian, Z., Nasiri, M., & Effectiveness of Self-care
Hajiahmadi, M. (2021). The Program on the Life Quality of
effects of orem’s self-care theory Patients with Multiple Sclerosis.
on self-care behaviors among Journal of the National Medical
older women with hypertension: A Association, 110, 65–72.
randomized controlled trial. Setyoningsih, H., & Zaini, F. (2020).
Nursing and Midwifery Studies. Analisis Kepatuhan Terhadap
https://doi.org/10.4103/nms.nms_ Efek Terapi Pada Pasien
9_20 Hipertensi di Poli Rawat Jalan
O’Donnell, M. J., Chin, S. L., RSUD dr.R.Soetrasno Rembang.
Rangarajan, S., Xavier, D., Liu, L., Jurnal Keperawatan Dan
Zhang, H., Rao-Melacini, P., Kesehatan Masyarakat STIKES
Zhang, X., Pais, P., Agapay, S., Cendekia Utama Kudus, 9(2),
Lopez-Jaramillo, P., Damasceno, 156–168.
A., Langhorne, P., McQueen, M. Shamsi, S. A., Salehzadeh, M., Ghavami,
J., Rosengren, A., Dehghan, M., H., Asl, R. G., & Vatani, K. K.
Hankey, G. J., Dans, A. L., (2021). Impact of lifestyle
Elsayed, A., … Yusuf, S. (2016). interventions on reducing dietary
Global and regional effects of sodium intake and blood pressure
potentially modifiable risk factors in patients with hypertension: A
associated with acute stroke in 32 randomized controlled trial. Turk
countries (INTERSTROKE): a Kardiyoloji Dernegi Arsivi, 49(2),
case-control study. Lancet 143–150.
(London, England), 388(10046), https://doi.org/10.5543/tkda.2021.
761–775. 81669
https://doi.org/10.1016/S0140- Shetty, P., Kiran Kumar Reddy, B.,
6736(16)30506-2 Lakshmeesha, D. R., Shetty, S. P.,
Pan, F., Wu, H., Liu, C., Zhang, X., Peng, Selva Kumar, G., & Bradley, R.
W., Wei, X., & Gao, W. (2018). (2017). Effects of Sheetali and
Effects of home telemonitoring on Sheetkari pranayamas on blood
the control of high blood pressure: pressure and autonomic function
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 51
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 1 April 2022

in hypertensive patients. Wondmiene, A., Gedefaw, G., Getie, A.,


Integrative Medicine (Boulder), & Demis, A. (2021). Self-care
16(5), 32–37. practice among hypertensive
Suprayitno, E., & Damayanti, C. N. patients in Ethiopia: Systematic
(2020). Intervensi Supportive review and meta-analysis. Open
Educative Berbasis Caring Heart, 8(1).
Meningkatkan Self Care https://doi.org/10.1136/openhrt-
Management Penderita Hipertensi. 2020-001421
Dunia Keperawatan: Jurnal Zaleski, A. L., Taylor, B. A., Park, C. L.,
Keperawatan Dan Kesehatan, Santos, L. P., Panza, G., Kramarz,
8(3), 460. M., McCormick, K., Thompson, P.
https://doi.org/10.20527/dk.v8i3.9 D., Fernandez, A. B., Chen, M. H.,
067 Blissmer, B., Gans, K. M., &
Suwankruhasn, N., Pothiban, L., Pescatello, L. S. (2019). Using the
Panuthai, S., & Boonchuang, P. immediate blood pressure benefits
(2013). Effects of a self- of exercise to improve exercise
management support program for adherence among adults with
Thai people diagnosed with hypertension: A randomized
metabolic syndrome. Pacific Rim clinical trial. Journal of
International Journal of Nursing Hypertension, 37(9), 1877–1888.
Research, 17(4), 371–383. https://doi.org/10.1097/HJH.0000
Swami, M. (2013). Hata Yoga Pradipika. 000000002115
Bihar School of Yoga.
Thutsaringkarnsakul, S., Aungsuroch, BIODATA PENULIS
Y., & Jitpanya, C. (2012). Self- Home base penulis pertama adalah dosen
management program on blood Departemen Keperawatan Dasar
pressure control in Thai Fakultas Keperawatan Universitas
hypertensive patients at risk for Padjadjaran. Home base penulis kedua,
stroke: A randomized controlled ketiga, dan keenam adalah mahasiswa
trial. Journal of Health Research, Program Profesi Ners Fakultas
26(5), 243–249. Keperawatan Universitas Padjadjaran.
Tongvichean, T., Aungsuroch, Y., & Home base penulis keempat adalah dosen
Preechawong, S. (2019). Effect of Departemen Keperawatan Komunitas
self-management exercise Fakultas Keperawatan Universitas
program on physical fitness among Padjadjaran. Home base penulis kelima
people with prehypertension and adalah dosen Departemen Keperawatan
obesity: A Quasi experiment Jiwa Fakultas Keperawatan Universitas
study. Pacific Rim International Padjadjaran.
Journal of Nursing Research,
23(1), 6–17.
Walsh, N. E., Mitchell, H. L., Reeves, B.
C., & Hurley, M. V. (2006).
Integrated exercise and self-
management programmes in
osteoarthritis of the hip and knee:
a systematic review of
effectiveness. Physical Therapy
Reviews, 11(4), 289–297.
WHO. (2017). Cardiovascular diseases
(CVDs.
https://www.who.int/news-
room/fact-
sheets/detail/cardiovascular-
diseases-(cvds)
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 52
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index

Anda mungkin juga menyukai