1 April 2022
ABSTRAK
ABSTRACT
Introduction: Hypertension is a major risk factor for cardiovascular disease and is the
biggest cause of morbidity and mortality worldwide. Various factors contribute to the high
incidence of hypertension, one of which is self care. The aim of this study was to describe
a self-care based intervention in adult patients with hypertension. Methods: This literature
study used a scoping review method with a PCC (Population, Concept, Context) approach.
Search articles used the EBSCOhost and PubMed data bases, and Google Scholar search
engine with the population keywords were adults OR mature aged OR grown, concepts
keyword were self care interventions OR self care practices OR self care, and context
keyword were hypertension OR high blood pressure OR elevated blood pressure OR
hypertensive. Results: The search results found 13 articles that were identified and relevant
to the research objectives. Self care-based interventions for people with hypertension
include Technology-Based Self Care (Telementoring, BPMAP and E-Lifestyle
applications, E-Counseling), Physical Exercises (Exercise+PEH, Walking Exercises,
Isometric Handgrip Exercises (IHG), Pranayama Breathing Exercises, and Self
Management Exercise Program), and Health Education. Conclusion: Self care-based
intervensi berbasis self care pada pasien dengan Self Care Requisite, yang terdiri
dewasa dengan hipertensi. dari kebutuhan universal, developmental,
dan health deviation (Muhlisini, 2010).
KAJIAN LITERATUR Penelitian Fahkurnia (2017) mengatakan
Hipertensi bahwa self care pada penderita hipertensi
Menurut Kementerian Kesehatan RI di wilayah kerja Puskesmas Gatak hasil
(2014), hipertensi dikenal sebagai self care kategori tinggi sebesar 15
tekanan darah tinggi merupakan responden (24,6%), self care kategori
peningkatan tekanan darah sitolik lebih sedang 35 responden (57,4%), dan self
dari 140 mmHg dan siastolik lebih dari care kategori rendah sebesar 11
90 mmHg pada 2 kali pemeriksaan responden (18%). Pada responden
dengan selang waktu 5 menit. Hipertensi dengan dengan self care kategori rendah
menempati peringkat di antara kondisi rata-rata memiiki skor kepatuhan rendah
medis kronis yang paling umum yang dalam mengkonsumsi obat antihipertensi
ditandai dengan peningkatan tekanan dan tidak patuh dalam melakukan diet
arteri yang persisten (Iqbal & Jamal, rendah garam.
2021).
Penelitian Wondmiene et al., (2021)
Ada beberapa faktor yang memicu mengatakan lebih dari separuh pasien
terjadinya hipertensi di antaranya ada (58,55%) hipertensi memiliki self care
faktor yang bisa dibuah dan faktor yang practice hipertensi yang buruk di
tidak dapat di ubah: a. Faktor yang tidak Ethiopia. Penelitian Gelaw et al., (2021)
dapat diubah (usia, jenis kelamin, sejalan dengan penelitian Wondmiene et
keturunan); b. Faktor yang dapat diubah al., (2021) yang mengatakan bahwa
(kebiasaan merokok, mengonsumsi sebanyak 54,1% pasien hipertensi
makanan berlemak atau bersantan, tinggi memiliki self care practice yang baik
garam/natrium, dan minum kopi) terhadap hipertensi. Artinya dalam
(Brunner & Suddart, 2016). Sementara penelitian Gelaw et al., (2021) hampir
komplikasi dari hipertensi yang tidak setengahnya (45,9%) memiliki self care
terkontrol, dalam beberapa penelitian practice yang buruk.
populasi meliputi: penyakit jantung
koroner; infark miokard; storke;
ensefalopati hipertensi; gagal ginjal; METODE PENELITIAN
penyakit arteri perifer; fibrilasi atrium; Desain yang digunakan dalam telaah
aneurisma aorta; dan kematian (Iqbal & artikel ini adalah metode scoping review.
Jamal, 2021). Pencarian artikel ini menggunakan teknik
PCC (Population, Concept, Context).
Cara penanganan dan pencegahan Pencarian artikel menggunakan data base
hipertensi antara lain cek kesehatan EBSCOhost dan PubMed, serta mesin
secara berkala, enyahkan asap rokok, pencarian Google Scholar dengan kata
rajin beraktifitas fisik, diet seimbang, kunci populasi yaitu adults OR mature
istirahat yang cukup, dan kelola stres aged OR grown, konsep yaitu self care
(Kementerian Kesehatan RI, 2020). interventions OR self care practices OR
self care, dan konteks yaitu hypertension
Perawatan Diri (Self Care) pada OR high blood pressure OR elevated
Pasien Hipertensi blood pressure OR hypertensive. Kriteria
Perawatan diri dalam konteks pasien inklusi telaah artikel ini meliputi kategori
dengan penyakit kronis merupakan hal usia dewasa (19-44 tahun), 5 tahun
yang kompleks dan sangat dibutuhkan terakhir (2016 – 2021), artikel bahasa
untuk keberhasilan manajemen serta inggris, artikel dengan teks penuh, serta
kontrol dari penyakit kronis tersebut artikel dengan jenis penelitian clinical
(Nasresabetghadam et al., 2021). Tingkat trial dan randomized controlled trial.
kebutuhan perawatan diri (self care) Sedangkan kriteria eksklusi telaah artikel
berdasarkan teori Orem disebut juga ini adalah artikel dengan jenis penelitian
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 43
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 1 April 2022
literature review, dan artikel yang tidak dibanding kelompok yang tidak
berhubungan dengan perawatan diri diberikan intervensi telemonitoring (Pan
hipertensi. et al., 2018).
Setelah melakukan pencarian literature Telemonitoring pada penelitian Pan, et al.
melalui databases yaitu PubMed, (2018) dilakukan di rumah dan evaluasi
EBSCOhost, dan Google Scholar pada hari ke-30, 90 dan 180. Pasien
didapatkan 2.232.124 artikel diberi sphygmomanometer otomatis,
(EBSCOhost 1.560.329 artikel, PubMed yang mengunggah pembacaan tekanan
795 artikel, dan Google Scholar 671.000 darah ke platform manajemen hipertensi
artikel). Kemudian, dilakukan di pusat kesehatan masyarakat dengan
penyortiran artikel yang sesuai dengan aplikasi di smartphone pasien. Sistem
kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah informasi menerima data aplikasi dari
ditetapkan. Hasil penyortiran tersebut pasien dan mengirimkan materi edukasi
didapatkan 13 artikel. Sebanyak 13 artikel kepada pasien serta memfasilitasi
tersebut selanjutnya dianalisis. komunikasi atau konseling tentang
perawatan antara tenaga kesehatan
PEMBAHASAN dengan pasien. Topik konseling dengan
Terdapat banyak intervensi yang berbasis perawat bervariatif mulai dari diet,
self care pada pasien hipertensi. olahraga, dan masalah gaya hidup
Intervensi yang didapat untuk dibahas lainnya. Sebelumnya, pasien
pada telaah litaratur ini terdiri dari 13 mendapatkan pelatihan terlebih dahulu.
artikel yang secara keseluruhan dibagi Pelatihan tersebut dilakukan di pusat
menjadi 4 kelompok besar, meliputi: 5 kesehatan masyarakat mengenai cara
artikel kelompok pemberian Intervensi penggunaan tensimeter otomatis dan
Self Care Berbasis Teknologi aplikasinya serta kapan dan bagaimana
(Telementoring, aplikasi BPMAP dan E- mengukur tekanan darah di rumah.
Lifestyle, E-Counseling), 5 artikel Penelitian Pan, et al. (2018)
kelompok pemberian Latihan fisik menunjukkan bahwa home
(Exercise+PEH, Latihan berjalan kaki, telemonitoring memiliki pengaruh yang
Latihan Isometric Handgrip (IHG), lebih baik pada kontrol tekanan darah
Latihan Nafas Pranayama, dan Self tinggi dibandingkan dengan model
Management Exercise Program), 1 perawatan biasa. Hal ini dikarenakan
artikel kelompok pemberian Diet DASH, dapat meningkatkan kesadaran pasien
dan 2 artikel kelompok pemberian dan memungkinkan pemeriksaan tekanan
pendidikan kesehatan (Berbasis Teori darah lebih sering di rumah. Temuan ini
Orem dan Lifesyle). sejalan dengan penelitian sebelumnya
A. Intervensi Self Care Berbasis dengan hasil yang sama bahwa
Teknologi telemonitoring secara signifikan dapat
1. Telemonitoring membantu penurunan tekanan darah
Beberapa peneliti berpendapat bahwa pada pasien hipertensi (Kaihara et al.,
teknologi seluler perlu dimanfaatkan 2014).
dalam bidang kesehatan seperti a. Aplikasi Blood Pressure
intervensi klinis, dengan Management Application
mempertimbangkan karakteristik (BPMAP) dan E-Lifestyle
populasi target dan lingkungan sistem di Beberapa intervensi self care berbasis
mana organisasi kesehatan beroperasi teknologi dapat diterapkan pada pasien
IQVIA Institute (2017, dalam Pan et al., hipertensi. Penelitian Ashoorkhani et al.,
2018). Pan, et al. (2018) membuktikan (2016) mengenai aplikasi mobile yang
bahwa teknologi seluler dapat bernama Blood Pressure Management
dimanfaatkan sebagai sarana Application (BPMAP) dapat
telemonitoring untuk pasien di rumah. meningkatkan kepatuhan pengobatan
Pasien dewasa hipertensi yang diberi pada pasien hipertensi. Aplikasi BPMAP
intervensi home telemonitoring berisi konten edukasi yang dimaksudkan
menunjukkan penurunan tekanan darah untuk meningkatkan pengetahuan pasien
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 44
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 1 April 2022
hipertensi mengenai komplikasi dan cara yang positif terhadap perubahan perilaku
pengendaliannya. Pada penelitiannya, pasien hipertensi sehingga di era digital
para peserta akan memiliki aplikasi ini saat ini diharapkan penggunaan
selama 6 bulan yang didalamnya teknologi dapat dimanfaatkan lebih luas
termasuk beberapa pengukuran, lagi.
pengingat untuk dosis dan waktu minum
obat, tanggal kunjungan klinis, dan B. Latihan Fisik
pengingat lainnya. Sejalan dengan Debon 1. Exercise+PEH
et al., (2020) yang mengatakan bahwa Exercise+PEH adalah sebuah latihan
penggunaan aplikasi e-lifestyle yang yang diawasi dan dilakukan pemantauan
didalamnya meliputi informasi kesehatan latihan mandiri ditambah pemantauan
terkait dengan gaya hidup pasien tekanan darah secara mandiri pada pagi,
hipertensi berkontribusi terhadap sore, sebelum dan sesudah sesi latihan di
kepatuhan pengobatan yang lebih besar, rumah. Latihan fisik jenis ini berupa
kebiasaan yang lebih sehat, dan kondisi latihan aerobik berbasis rumah yang
kesehatan yang lebih baik. Oleh karena dilaksanakan sebanyak ≥2 hari/minggu
itu, berdasarkan beberapa hasil penelitian selama 40 menit/sesi. Pada penelitian
dapat disimpulkan bahwa aplikasi seluler Zaleski et al., (2019) setelah melakukan
memiliki potensi positif dalam latihan fisik peserta diinstruksikan untuk
meningkatkan perilaku perawatan diri mengukur tekanan darah saat bangun dan
(self care) pada pasien hipertensi. di malam hari sekitar waktu yang sama
b. E-Konseling hari di lengan nondominan setelah 5
Penelitian terkait dengan self care menit periode istirahat duduk. Hasil
intervention pada pasien hipertensi penelitian mengatakan bahwa latihan
dengan menggunakan teknologi juga fisik jenis Exercise+PEH dapat
dilakukan oleh Nolan et al., (2018) dan bermanfaat terhadap kepatuhan dalam
Liu et al., (2020). Kedua penelitian monitoring tekanan darah (Zaleski et al.,
tersebut berupa e-konseling yang 2019).
didalamnya sama sama memberikan Sejalan dengan penelitian Kim et al.,
motivasi dan cognitive behavioral skills (2016) yang mengatakan bahwa
untuk meningkatkan kepatuhan dan pemantauan tekanan darah yang
sekaligus self care practice pada pasien dilakukan secara mandiri sebelum dan
hipertensi. Kemudian, pemberian e- sesudah olahraga akan mendorong hasil
konseling pada kedua penelitian tersebut positif. Hal ini akan memungkinkan
diterapkan dengan memanfaatkan e-info penyandang hipertensi memiliki persepsi
berupa e-mail yang berisikan artikel bahwa apabila mereka melakukan latihan
tentang pemenuhan gaya hidup, cara fisik mereka akan mendapatkan “hadiah”
monitoring tekanan dara, latihan dan diet berupa tekanan darah yang lebih rendah.
khusus hipertensi, dan faktor risiko Selain itu, Hal ini juga dapat
lainnya serta diberikan video sebanyak meningkatkan efikasi diri atau
28 sesi setiap sesi selama 10 menit terkait kepercayaan diri mereka untuk
dengan REACH e-Counseling Protocol. berolahraga sehingga hal ini
Hasil penelitian mengatakan bahwa menghasilkan peningkatan kepatuhan
secara umum e-konseling dapat olahraga. (Ash et al., 2017).
menurunkan tekanan darah sistolik, 2. Latihan Berjalan Kaki
meningkatkan kefektifan pengobatan, Latihan fisik seperti berjalan kaki
mendorong perubahan perilaku gaya terbutki dapat menurunkan tekanan
hidup jangka panjang, dan dapat menjadi darah, mengurangi risiko terkena
pelengkap pengobatan pada pasien cardiovascular disease (CVD), dan
hipertensi (Liu et al., 2020). Oleh karena berpengaruh baik terhadap kualitas hidup
itu, berdasarkan hasil penelitian diatas pasien dengan hipertensi (Arija et al.,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan 2018). Pada penelitian Arija, et al.
konseling secara online memiliki (2018), ditemukan bahwa latihan fisik
manfaat yang cukup beragam dan efek dengan berjalan kaki mengurangi skor
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 45
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 1 April 2022