Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN GERONTIK

LAPORAN ANALISIS JURNAL

Disusun Oleh: Kelompok 5


Clinical Teacher :

Ns. Ni Komang Ari Sawitri, S.Kep., MSc., PhD


Anggota Kelompok :
1. I Gede Angga Ariesta Widayana (2102621002)
2. Kadek Febri Dwi Upayanti (2102621003)
3. Ni Komang Devi Andini (2102621019)
4. Kadek Riska Kristyani Sari Dewi (2102621023)
5. Ni Komang Apriani (2102621047)
6. Sang Ayu Amelia Pradnya Paramita (2102621051)
7. Ni Made Sri Dharmayanti (2102621056)

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lanjut usia atau sering disebut lansia menurut UU Nomor 13 Tahun 1998
yaitu individu yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Penduduk lanjut usia
terus mengalami peningkatan seiring kemajuan di bidang kesehatan (Badan
Pusat Statistik, 2020). World health organization menyatakan pada tahun
2030 sebanyak 1 dari 6 orang di dunia akan berusia ≥ 60 tahun dan
diperkirakan pada tahun 2050 penduduk dunia yang berusia 60 tahun yaitu
sebanyak 2,1 miliar (WHO, 2021). Presentase lansia di Indonesia juga terus
mengalami peningkatan dari 9% di tahun 2015 menjadi 10,7% di tahun 2020
serta diperkirakan meningkat menjadi 12,5% di tahun 2025 (Badan Pusat
Statistik, 2020). Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan
yang berhubungan dengan penurunan fungsional tubuh sehingga rentan
mengalami berbagai masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang sering
dialami oleh lansia adalah hipertensi yang disebabkan perubahan fisik pada
sistem kardiovaskular dan diperberat dengan proses penuaan (Isnaini &
Lestrari, 2018).
Hipertensi merupakan salah satu jenis penyakit kronis umum dan faktor risiko
utama penyakit kardiovaskular serta kematian premature di dunia. Hipertensi
ditandai dengan hasil pengukuran tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg (Kemenkes RI, 2019). Jumlah
penderita hipertensi cukup banyak di seluruh dunia, diperkirakan sebanyak
1,28 miliar orang dewasa berusia 30 hingga 79 tahun di seluruh dunia
menderita hipertensi (WHO, 2021). Penderita hipertensi di Indonesia juga
mengalami peningkatan dari sebelumnya sebesar 25,8% di tahun 2013
menjadi 34,1% di tahun 2018. Bali sendiri merupakan provinsi ke sembilan
dengan jumlah kasus hipertensi terbanyak yaitu 29,97% (Riskesdas, 2018).
Hipertensi menjadi ancaman kesehatan masyakarat karena potensinya yang
mampu mengakibatkan berbagai masalah kesehatan. Hipertensi yang tidak
terkonrol dapat menyebabkan kondisi komplikasi seperti stroke, penyakit
jantung koroner, dan gagal ginjal (Kemenkes RI, 2019). Upaya yang dapat
dilakukan untuk menekan kejadian hipertensi ataupun komplikasi yang terjadi
akibat hipertensi dapat dilakukan dengan memperbaiki pola hidup dan terapi
farmakalogis. Memperbaiki pola hidup meliputi membatasi konsumsi garam,
gula dan lemak, menjaga berat badan dan lingkar pinggang dalam rentang
normal, melakukan aktivitas fisik, berhenti merokok, mengurangi konsumsi
alkohol dan manajemen stres. Terapi farmakologi meliputi mengonsumsi
obat-obat tertentu yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah
(Kemenkes, 2013; WHO, 2021). Penatalaksanaan hipertensi ini terkadang
tidak dilakukan secara maksimal khususnya pada lansia akibat banyaknya hal
yang harus dilakukan.
Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahanan dan
penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan pemberian pendidikan
kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan suatu upaya untuk mempengaruh
orang lain baik individu, kelompok atau masyakarat untuk melaksanakan
perilaku hidpu sehat dan meningkatkan literasi kesehatan (WHO, 2012).
Pemberian pendidikan kesehatan akan membuat penderita hipertensi
khususnya lansia menjadi lebih memahami tentang penyakitnya dan merubah
pola hidup agar tercapai hidup yang lebih sehat (Rendi, Wahyuni & Warsono,
2017). Ozoemena et.al (2021) dalam artikel jurnal yang berjudul “Effects of a
health education intervention on hypertension-related knowledge, prevention
and self-care practices in Nigerian retirees: a quasi-experimental study”
menunjukkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan berbasis komunitas
yang menargetkan lansia dapat meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi,
pencegahan, dan praktik perawatan diri hipertensi
Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin melakukan analisis lebih mendalam
terkait artikel jurnal tersebut.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menganalis artikel jurnal terkait
pengaruh intervensi pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan,
pencegahan dan praktik perawatan diri tentang hipertensi pada lansia.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari
intervensi yang dijelaskan pada artikel jurnal dengan menggunakan
analisis SWOT
2. Menganalisis implikasi keperawatan dari intervensi yang dijelaskan di
dalam artikel jurnal
BAB II
RINGKASAN JURNAL

Judul : Effects of a health education intervention on hypertension-related


knowledge, prevention and self-care practices in Nigerian
retirees: a quasi-experimental study

Peneliti : Eyuche, Cylia, Olaoluwa, Prince, Osmond, Perpetua, Benedicta,


Charity, Michael & Enejoh

Tahun : 2019

Ringkasan Jurnal :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas intervensi pendidikan


kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan hipertensi (HT), pencegahan dan
praktik perawatan diri pada pensiunan di Negara Bagian Enugu, Tenggara,
Nigeria. Dalam penelitian kuasi-eksperimental ini, terdapat 400 peserta yang ikut
serta. Peserta dibagi dalam kelompok perlakuan dan kontrol dimana masing –
masing kelompok terdiri dari 200 orang partisipan yang dipilih melalui metode
random sampling. Partisipan pada kelompok intervensi mendapatkan intervensi
yang diberikan oleh ahli kesehatan masyarakat dan perawat. Intervensi yang
diberikan berupa edukasi pengertian hipertensi, penyebab dan faktor risiko HT,
tanda dan gejala, pengukuran tekanan darah dan interpretasinya, pencegahan HT,
praktik perawatan diri, serta pengobatan dan pengendalian tekanan darah.
Intervensi berlangsung selama 12 minggu (Juli hingga September 2018), dan
setiap sesi berlangsung selama sekitar 60 menit per minggu. Materi intervensi
meliputi booklet pendidikan tentang HT, video dan diskusi. Video ditampilkan
menggunakan laptop dan proyektor. Setelah setiap sesi, peneliti memberikan
waktu 5 menit bagi peserta untuk mengajukan pertanyaan. Ketepatan jawaban dan
jawaban atas pertanyaan yang diajukan peserta divalidasi oleh ahli kesehatan
masyarakat dan perawat. Sementara kelompok kontrol hanya menerima sharing
kesehatan tentang HT dan tidak menerima intervensi lainnya. Setiap sesi dalam
kelompok kontrol berlangsung selama sekitar 45 menit.

Data yang dikumpulkan pada awal (sebelum intervensi), 16 minggu (bulan ke-4)
dan tindak lanjut (bulan ke-5) termasuk variabel demografi, pengetahuan tentang
hipertensi, pencegahan dan praktik perawatan diri. Peneliti menggunakan uji-t
sampel berpasangan, uji Chi-kuadrat dan pengukuran berulang ANOVA satu arah
untuk analisis data. Analisis perbandingan berpasangan menunjukkan bahwa rata-
rata skor pengetahuan HT meningkat secara signifikan pada kelompok intervensi
antara awal dan 1 bulan (bulan ke-4) pasca-intervensi dibandingkan dengan
kelompok kontrol (P 0,0001). Selain itu faktor pola dan kualitas tidur (P = 0,003),
diet sehat (P = 0,000), dan kepatuhan minum obat (P = 0,000) meningkat secara
signifikan pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kontrol antara awal
sebelum pemberian intervensi dan 1 bulan setelah intervensi. Intervensi
pendidikan kesehatan berbasis masyarakat yang ditargetkan pada lansia dapat
meningkatkan pengetahuan HT, meningkatkan praktik pencegahan dan perawatan
diri hipertensi.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis SWOT
Strenght
a) Materi intervensi berupa booklet tentang hipertensi, video grafik
berantonasi, dan diskusi mencakup semua topik. Video dan grafik
beranotasi tersebut memudahkan responden yang tidak kuat dalam
literasi kesehatan untuk memahami isinya.
b) Informasi dengan video grafik membantu presenter untuk konsisten
dalam memberikan informasi yang detail
c) Intervensi pendidikan kesehatan memberikan efek positif terhadap
peningkatan pengetahuan tentang hipertensi
d) Intervensi pendidikan kesehatan berbasis model yang peka budaya dan
terorganisir memiliki potensi untuk meningkatkan praktik pencegahan
dan perawatan diri pada lansia
e) Informasi dalam pendiidkan kesehatan dengan model IMB
memberikan kontribusi terhadap perilaku kesehatan, motivasi, dan
keterampilan aktivitas untuk melaksanakan perilaku kesehatan yang
positif
Weakness
a) Penelitian dalam jurnal belum meneliti pemberian intervensi
kesehatan dalam aspek preventif untuk meningkatkan pengetahuan
terkait hipertensi, perilaku pencegahan dan perawatan diri pada lansia.
Opportunities
a) Intervensi pendidikan kesehatan dapat diterapkan di tatanan
keperawatan gerontik baik dalam pendidikan maupun klinik
b) Intervensi pendidikan kesehatan berbasis masyarakat efektif dalam
meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi, meningkatkan
pecegahan, dan perawatan diri hipertensi pada lansia sehingga
intervensi ini berpotensi untuk diterapkan di Indonesia khususnya di
Bali
Threats
a) Intervensi pendidikan kesehatan dengan model IMB belum ada
dipublikasikan ditempat lain sehingga dibutuhkan penelitian lebih
lanjut.
b) Perbedaan tingkat budaya dan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh
lansia menyebabkan perbedaan pada pendekatan dalam pemberian
intervensi.
3.2 Implikasi Keperawatan
Pendidikan merupakan suatu upaya yang direncanakan untuk menyebarkan
pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak sadar, tahu, dan
mengerti namun juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang diharapkan
untuk meningkatkan status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit,
mempertahankan derajat kesehatan, memaksimalkan fungsi dan peran
penderita selama sakit dan membantu penderita dan keluarga mengatasi
masalah kesehtan (Yunita, 2019). Pendidikan kesehatan sama halnya dengan
pendidikan pada umumnya yaitu membutuhkan metode serta media dalam
penyampaian informasi. Dalam pemilihan media ini sangat penting agar
informasi menjadi lebih menarik dan dapat tersampaikan dengan baik.
Penelitian Registered Nurses’ Association of Ontario (RNAO) tahun 2009,
mengatakan pengetahuan tentang hipertensi dan modifikasi gaya hidup
menjadi kunci sukses terhadap perawatan hipertensi. Demikian menjadi peran
intervensi edukasi dengan partisipasi aktif dari klien sangat penting dalam
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan pengontrolan hipertensi. Klien
harus menyadari bahwa perubahan gaya hidup tidak hanya penting untuk
mengontrol tekanan darah tetapi juga sebagai landasan manajemen global
pada banyak faktor risiko aterosklerosis.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa implikasi yang dapat
digunakan untuk peningkatan dalam bidang keperawatan yaitu
a) Perawat sebagai fasilitator
Peran perawat memfasilitasi responden selama kegiatan berlangsung,
responden akan diarahkan untuk mengisi kursioner tentang Pendidikan
kesehatan hipertensi yang akan diberikan
b) Perawat sebagai kolaborator
Dalam penerapan intervensi agar bisa berjalan sesuai dengan rencana,
maka dari itu seorang perawat mengambil alih tugas nya sebagai perawat
kolaborator. Dalam hal ini perawat dapat berkolaborasi dengan ahli medis
lainya untuk menanyakan beberapa pertanyaan yang akan diberikan
melalui kuesioner untuk mengetahui hal-hal yang diberikan kepada pasien
hipertensi, pengetahuan tersebut akan mempengaruhi hasil dari intervensi.
Diharapkan kedepannya perawat bisa berkolaborasi lebih dari tenaga yang
disiapkan sekarang agar meningkatkan hasil penelitian.
c) Perawat sebagai educator
Perawat sebagai pemandu penyuluhan terkait dengan hipertensi yang nanti
akan berperan dalam kegiatan. Pendidikan kesehatan yang disampaikan
terkait hipertensi bagaiamana manajemen gaya hidup sehat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan yang berhubungan
dengan penurunan fungsional tubuh sehingga rentan mengalami berbagai
masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang sering dialami oleh lansia adalah
hipertensi. Hipertensi menjadi ancaman kesehatan masyakarat karena
potensinya yang mampu mengakibatkan berbagai masalah kesehatan.
Hipertensi yang tidak terkonrol dapat menyebabkan kondisi komplikasi seperti
stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal. Berdasarkan hasil
penelitian intervensi pendidikan kesehatan berbasis masyarakat yang
ditargetkan pada lansia dapat meningkatkan pengetahuan mengenai hipertensi,
meningkatkan praktik pencegahan dan perawatan diri hipertensi. Intervensi
pendidikan kesehatan dapat diterapkan di tatanan keperawatan gerontik baik
dalam pendidikan maupun klinik
4.2 Saran
a) Bagi Pelayanan Kesehatan
Pendidikan kesehatan berbasis masyrakat dapat diterapkan dalam
pelayanan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai
hipertensi dan meningkatkan praktik pencegahan dan perawatan hipertensi
b) Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil analisis jurnal ini dapat dijadikan sebagai acuan terkait dengan upaya
meningkatkan pengetahuan dan perilaku pencegahan serta perawatan
hipertensi
c) Bagi Perawat
Program pendidikan kesehatan berbasis masyarakat dapat diterapkan
dalam memberi asuhan keperawatan gerontik untuk mengedukasi pasien
dan keluarga terkait dengan peningkatan pengetahuan mengenai hipertensi
dan peningkatan perilaku serta perawatan hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (2020). Statistik Penduduk Lanjut Usia. Jakarta: Bdan Pusat
Statistik
Isnaini, N., & Lestari, I. G. (2018). Pengaruh self management terhadap tekanan
darah lansia yang mengalami hipertensi. Indonesian Journal for Health
Sciences, 2(1), 7-18.
Kemenkes (2013). Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Kemenkes RI. (2019). Hipertensi Si Pembunuh Senyap. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
Nurmayunita, M., & Salmiyati, S. (2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Media Audio Visual terhadap Perilaku Perawatan Hipertensi pada
Lansia di Dusun Beji Wetan Sendangsari Pajangan Bantul Yogyakarta.
Naskah Publikasi. Fakultas Ilmu Kesehatan. Yogyakarta.
Registered Nurses’ Association of Ontario (RNAO). (2009). Supporting Clients
on Methadone Maintenance Treatment
Rendi, R., Wahyuni, T. D., & Warsono, W. (2017). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Hipertensi Terhadap Perubahan Perilaku Gaya Hidup
Klien Hipertensi Di Puskesmas Dau Kabupaten Malang. Nursing News:
Jurnal Ilmiah Keperawatan, 2(3).
Riskesdas, (2018) Laporan Nasional 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan. Kesehatan Departemen Kesehatan. Tersedia di
https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-riskesdas/
WHO (2021). Ageing and health. Retrieved from https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/ageing-and-health
WHO) (2021). Hypertension. Retrieved from https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/hypertension
WHO. (2012). Health Education: Theoretical Concepts, Effective Strategies and
Core Competencies. In Health Promotion Practice 15(5).
https://doi.org/10.1177/1524839914538045

Anda mungkin juga menyukai