Anda di halaman 1dari 9

SUSUNAN REDAKSI

JURNAL KEPERAWATAN INDONESIA


Penasihat
Dekan FIK UI
Ketua PPNI Pusat

Pemimpin Redaksi
Enie Novieastari

Ketua Editor
Imami Nur Rachmawati

Dewan Editor
Elly Nurachmah Hayuni Rahmah
Achir Yani S. Hamid Mustikasari
Budi Anna Keliat Rr. Tutik Sri Hariyati
Junaiti Sahar Nani Nurhaeni
Nani Nurhaeni Tuti Nuraini
Ratna Sitorus Kuntarti
Setyowati Efy Afifah
Dewi Irawaty Agung Waluyo
Yeni Rustina Yulia
Yati Afiyanti Debie Dahlia
Hanny Handiyani Agus Setiawan

Distribusi dan Pemasaran


Intan Primadini

Bendahara
Yussi Marita

Sekretaris
Rina Setiana

Tim Online Jurnal


Weldy Rahman Nazmi

Alamat Redaksi
Sekretariat Jurnal Keperawatan Indonesia
Gedung Pendidikan dan Laboratorium
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Kampus UI Depok 16424
Telp (021) 78849120; Faks (021) 7864124
Website: http://journal.ui.ac.id/jkepi
E-mail: jurnal.keperawatan@ui.ac.id,
redaksi_jki@yahoo.com, editor.jki@gmail.com
PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA AGREGAT
LANSIA MELALUI KUNJUNGAN RUMAH

Putu Ayu Sani Utami1, Junaiti Sahar2, Widyatuti3

1. PSIK, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar 80232, Indonesia


2. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
3. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

*E-mail: putuayusani@yahoo.com

Abstrak

Kunjungan rumah merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah lansia, berfungsi untuk
mengendalikan faktor risiko hipertensi pada agregat lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
pengendalian faktor risiko hipertensi pada agregat lansia yang sudah dan belum mendapatkan kunjungan rumah di
sebuah Kelurahan di Depok. Jenis penelitian menggunakan desain deskriptif komparatif dengan pendekatan cross
sectional. Melalui teknik cluster random sampling diperoleh 176 lansia yang terbagi dalam kelompok yang
mendapatkan kunjungan rumah dan yang tidak. Data dianalisis dengan chi square, independent t-test dan Mann
Withney test. Hasil penelitian membuktikan bahwa pengaturan diet, pembatasan perilaku merokok, manajemen
stres, pengendalian tekanan darah, pengaturan perilaku berolahraga dan status gizi lansia yang mendapatkan
kunjungan rumah lebih baik dibandingkan lansia yang tidak. Tingkat stress, tekanan darah sistolik dan diastolik
pada agregat lansia dengan hipertensi yang belum mendapatkan kunjungan rumah lebih tinggi dibandingkan lansia
yang mendapatkan kunjungan rumah. Upaya promotif dan preventif yang dilakukan perawat komunitas melalui
kunjungan rumah dapat mengendalikan faktor risiko hipertensi pada agregat lansia.

Kata kunci: faktor risiko, hipertensi, pengendalian, perawat komunitas, status kesehatan

Abstract

Control of Hypertension Risk Factors among High Risk Elderly People through Home Visits. Home visit is a
home health nursing service that might reduce the incidence of hypertension among the elderly aggregate. The
aims of this study was to determine differences in risk factors for hypertension control in the elderly aggregate
who have and have not received home visits at a Village in Depok. This research employed a descriptive
comparative design with cross-sectional approach. Total sample of 176 elderly were randomized into 2 groups;
among others were 88 elderly people who have been visited and 88 elderly people who have not been visited.
Data were analyzed using a statistical test chi square, independent t-test and Mann Withney test. The results
showed that diet, restriction of smoking behavior, stress management, blood pressure control, and arrangement of
exercise behavior and nutritional status of elderly who have received a home visit was better than the elderly who
have not received home visits. The stress level, and the systolic and diastolic blood pressure in the elderly
aggregate with hypertension who have not received a home visit was higher than the elderly who have received
home visits. Promotive and preventive efforts undertaken by the community nurses through home visits could
control the risk factors of hypertension among the elderly aggregate.

Keywords : community nurses, controlling, health status, hypertension, risk factors

PENDAHULUAN menghindarkan diri dari penyakit dan tingginya


paparan faktor resiko. Sebagai kelompok rentan,
Agregat lanjut usia (lansia) merupakan kelompok lansia memiliki karakteristik terjadinya perubahan-
yang termasuk dalam ketegori rentan. Stanhope & perubahan pada seluruh aspek kehidupan yang
Lancaster (1996) mendefinisikan kelompok rentan mencakup perubahan fisiologis, psikologis, sosial dan
merupakan kelompok yang memiliki peningkatan spiritual. Perubahan-perubahan ini dapat
risiko mengalami kesehatan yang buruk sebagai menimbulkan masalah kesehatan pada semua sistem
akibat dari berkurangnya kemampuan untuk organ lansia, utamanya pada sistem kardiovaskuler
yang memegang peranan penting dalam manajemen stres, pengendalian tekanan darah dan
kelangsungan hidup manusia. pengaturan perilaku berolahraga bagi lansia sangat
penting dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
Salah satu penyakit pada sistem kardiovaskuler yang lansia terutama lansia yang tinggal di masyarakat.
paling banyak terjadi pada lansia akibat dari proses Hasil dari pengendalian faktor risiko hipertensi ini
penuaan dan dampak kumulatif dari gaya hidup dapat terlihat dari tingkat stres, status gizi dan
lansia ketika muda adalah hipertensi. Aziza (2007) tekanan darahnya. Penelitian yang dilakukan oleh
menjelaskan berdasarkan World Health Organization Sjattar, Nurrahmah, Bahar & Wahyuni (2011)
(WHO) Global Cardiovaskular Infobase menyatakan sampai saat ini, kunjungan rumah secara
menunjukkan bahwa 26,4% penduduk lansia pada rutin belum banyak dilakukan oleh tenaga kesehatan
tahun 2000 mengalami hipertensi. Tingginya khususnya perawat dikarenakan keterbatasan sumber
prevalensi kejadian hipertensi pada lansia, menuntut daya manusia yang dimiliki oleh institusi pelayanan
perhatian masyarakat terhadap pengendalian faktor kesehatan. Padahal dari hasil kajian Departemen
resiko hipertensi. Fatima (2008) menyebutkan bahwa Kesehatan RI tahun 2000 diperoleh hasil 97,7 %
pengendalian faktor risiko hipertensi mencakup pada menyatakan perlu dikembangkan adanya pelayanan
lima hal utama yaitu seimbangkan gizi, enyahkan kesehatan di rumah (Depkes RI, 2002).
rokok, hindari stress, awasi tekanan darah dan teratur
berolahraga. Padmawinata (2001) juga menjelaskan
indikator utama untuk menilai keberhasilan
pengendalian faktor resiko hipertensi mencakup METODE
adanya pengaturan diet yang tepat, mampu
meminimalisir stresor yang terjadi dalam hidup dan Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
menunjukkan tekanan darah yang normal pada saat komparatif dengan pendekatan cross sectional.
pemeriksaan kesehatan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 176
responden dengan rincian 88 responden pada
Pengendalian faktor resiko penyakit hipertensi pada kelompok lansia yang sudah mendapatkan kunjungan
lansia telah ditempuh oleh petugas kesehatan melalui rumah dan 88 responden pada kelompok lansia yang
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. belum mendapatkan kunjungan rumah. Teknik
Upaya-upaya ini dilakukan diseluruh tatanan pengambilan sampel adalah probability sampling
pelayanan kesehatan baik institusional maupun non dengan metode Cluster Random Sampling. Sampel
institusional. Lansia yang mengalami hipertensi dan dipilih bedasarkan kriteria inklusi yaitu lansia yang
melakukan perawatan di institusi pelayanan berusia 60 tahun keatas, tidak mengalami tuna rungu
kesehatan tidak semuanya mendapatkan perawatan ataupun tuna wicara, lansia dengan hipertensi primer,
inap, ada juga yang dilakukan perawatan jalan. tidak mengalami penyakit akibat komplikasi
Perawatan jalan dilakukan pada lansia dikarenakan hipertensi, berkunjung ke Posbindu, tidak mengalami
tingkat keparahan hipertensi yang diderita masih demensia, tidak mengalami gangguan jiwa, tidak
ringan ataupun karena permintaan lansia sendiri mengalami penurunan kesadaran, bagi lansia yang
untuk dirawat dirumah dengan alasan kenyamanan sudah mendapatkan kunjungan rumah telah
(Kowalski, 2010). memperoleh informasi mengenai pengendalian faktor
risiko hipertensi dari perawat komunitas.
Perawat komunitas merupakan tenaga kesehatan yang
memiliki peran utama dalam pemberian pelayanan Alat pengumpulan data yang digunakan adalah
perawatan kesehatan dirumah. Bentuk pelayanan kuesioner yang dikembangkan dan dimodifikasi
yang digunakan dalam memberikan asuhan peneliti berdasarkan penelitian sebelumnya dan
keperawatan sesuai kebutuhan agregat lansia di sumber teoritis yang terdiri dari 7 (tujuh) bagian yaitu
rumah adalah kunjungan rumah (Rice, 2001). karakteristik lansia, pengukuran kemampuan
Pelayanan kesehatan melalui kunjungan rumah yang pembatasan perilaku merokok, pengukuran
diberikan antara lain pendidikan kesehatan, coaching kemampuan manajemen stres, pengukuran
dan counselling, pembentukan kelompok swabantu kemampuan mengendalikan tekanan darah,
dan pemberian terapi keperawatan yang ditujukan pengukuran kemampuan mengatur perilaku
kepada masyarakat khususnya agregat lansia dengan berolahraga, pengukuran tingkat stres lansia dan food
hipertensi sesuai dengan masalah kesehatan yang record harian lansia yang direkam selama 2 hari.
dialami. Hasil akhir dari pelayanan kunjungan rumah Kuesioner ini telah lolos uji validitas dan reliabilitas.
diharapkan angka kesakitan pada lansia mengalami
penurunan sehingga beban negara untuk pembiayaan HASIL
kesehatan lansia menjadi berkurang.
Secara umum penelitian ini menunjukkan terdapat
Pengendalian faktor risiko hipertensi yang mencakup perbedaan pengendalian tekanan darah pada agregat
pengaturan diet, pembatasan perilaku merokok,
lansia antara yang sudah dengan yang belum Sudah 15,99 7,12 0,76 88
mendapatkan kunjungan rumah. Kunjungan
Selisih 9,62 3,98
Tabel 1. Perbedaan pembatasan perilaku merokok, Tekanan
manajemen stres, pengendalian tekanan darah, dan Darah Sistolik
pengaturan perilaku berolahraga lansia dengan
hipertensi yang sudah dan belum mendapatkan
Belum 165,72 17,70 1,89 88
kunjungan rumah Kunjungan 0,003
Sudah 158,25 15,21 1,62 88
Pelaksanaan Kunjungan
Kunjungan Rumah OR Selisih 7,81 2.96
P
Variabel Belum Sudah (95%
value Hasil uji statistik mengartikan bahwa terdapat
(n=88) (n=88) CI)
n % n % perbedaan yang signifikan pada tingkat stres dan
Pembatasan tekanan darah sistolik antara agregat lansia yang
Perilaku sudah dengan yang belum mendapatkan kunjungan
Merokok rumah dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
Membatasi 58 65,9 77 87,5 0,28 pada status gizi antara agregat lansia yang sudah
Tidak (0,13- 0,001 dengan yang belum mendapatkan kunjungan rumah.
Membatasi 30 34,1 11 12,5 0,59)
Tabel 3. Perbedaan pengaturan diet dan tekanan darah
Manajemen diastolik lansia dengan hipertensi yang sudah dan
Stress belum mendapatkan kunjungan rumah
Mampu 65 73,9 79 89,8 0,32
Kurang (0,14- 0,011 Mann Withney Pengaturan Tekanan
Mampu 23 26,1 9 10,2 0,74) Test Diet Darah
Pengendalian Diastolik
Tekanan Mean
Darah Belum
Rutin 13 14,8 50 56,8 7,59 1430,14 101,86
Kunjungan
Tidak (3,68- 0,000 Sudah
Rutin 75 85,2 38 43,2 15,66) 1475,72 99,08
Kunjungan
Pengaturan Pvalue 0,492 0,017
Perilaku
Berolahraga Hasil uji statistik mengartikan bahwa tidak terdapat
Rutin 23 26,1 65 73,9 7,99 perbedaan yang signifikan pada pengaturan diet
Tidak (4,08- 0,000 antara agregat lansia yang sudah dengan yang belum
Rutin 65 73,9 23 26,1 15,65) mendapatkan kunjungan rumah dan terdapat
perbedaan yang signifikan pada tekanan darah
Hasil uji statistik mengartikan bahwa terdapat diastolik antara agregat lansia yang sudah dengan
perbedaan yang signifikan pada pembatasan perilaku yang belum mendapatkan kunjungan rumah.
merokok, manajemen stres, pengendalian tekanan
darah dan pengaturan perilaku berolahraga antara
agregat lansia yang sudah dengan yang belum
mendapatkan kunjungan rumah. PEMBAHASAN

Tabel 2. Perbedaan status gizi, tingkat stres dan 1. Perbedaan pembatasan perilaku merokok
tekanan darah sistolik lansia dengan hipertensi yang pada agregat lansia yang sudah dan belum
sudah dan belum mendapatkan kunjungan rumah mendapatkan kunjungan rumah.

Variabel Mean SD SE P N Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat


value perbedaan perilaku membatasi merokok yang
Status gizi signifikan pada agregat lansia dengan hipertensi
Belum 24,22 4,39 0,47 88 antara yang sudah dengan yang belum mendapatkan
Kunjungan 0,398 kunjungan rumah, dimana pembatasan perilaku
Sudah 23,71 3,59 0,38 88 merokok lebih banyak dilakukan oleh lansia dengan
Kunjungan hipertensi yang sudah mendapatkan kunjungan rumah
Selisih 0,71 0,78 dari pada lansia yang belum mendapatkan kunjungan
Tingkat stres rumah. Pada saat pelaksanaan kunjungan rumah,
Belum 25,45 11,37 1,21 88 lansia diberikan informasi edukasi bahwa merokok
Kunjungan 0,000 merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi dan
dijelaskan mengenai cara-cara untuk mengalihkan mengatasi permasalahan kesehatan hipertensi pada
perhatian apabila lansia memiliki keinginan untuk lansia.
merokok. Oleh karena itu, lansia yang sudah
mendapatkan kunjungan rumah lebih dapat 4. Perbedaan pengaturan perilaku berolahraga
memahami bahwa rokok dapat menjadi penyebab pada agregat lansia yang sudah dan belum
hipertesi yang dialaminya dan melakukan mendapatkan kunjungan rumah.
pembatasan perilaku merokok.
Hasil analisa yang diperoleh menggambarkan bahwa
2. Perbedaan manajemen stres pada agregat pada lansia yang sudah mendapatkan kunjungan
lansia yang sudah dan belum mendapatkan rumah lebih banyak yang rutin melakukan olahraga
kunjungan rumah. dibandingkan lansia yang belum mendapatkan
kunjungan rumah. Hasil ini sesuai dengan manfaat
Hasil analisis yang diperoleh menggambarkan bahwa kunjungan rumah yang dilakukan oleh perawat
lansia yang mampu melakukan manajemen stress dimana lansia menjadi tahu dan paham mengenai
dalam upaya mengendalikan hipertensi lebih banyak pentingnya berolahraga teratur dalam menurunkan
dapat dilakukan oleh lansia yang sudah mendapatkan tekanan darah bagi penderita hipertensi. Olahraga
kunjungan rumah dari pada lansia yang belum dapat dilakukan secara mandiri maupun dengan
mendapatkan kunjungan rumah. Pada saat mengikuti senam lansia yang diadakan oleh
pelaksanaan kunjungan rumah yang dilakukan oleh Posbindu. Aziza (2007) menjelaskan berolahraga
mahasiswa keperawatan adalah lansia diberikan yang teratur seperti aerobik dapat menurunkan
informasi mengenai dampak stres terhadap tekanan tekanan darah pada penderita hipertensi. Lansia yang
darah dan pengelolaan yang dapat dilakukan apabila melakukan olahraga intensitas ringan-sedang kira-
lansia mengalami stres serta mengajarkan mengenai kira 20 menit memiliki risiko kematian 30% lebih
cara-cara mengatasi stres yang dialami lansia dengan rendah dari pada individu yang memiliki pola hidup
cara mengobrol dengan teman atau saudara yang santai.
dapat dipercayai dan melakukan teknik relaksasi baik
itu teknik relaksasi nafas dalam maupun relaksai otot 5. Perbedaan pengaturan diet pada agregat
progresif. Kowalski (2010) menjelaskan salah satu lansia yang sudah dan belum mendapatkan
cara untuk menurunkan stres adalah dengan kunjungan rumah.
membicarakan masalah yang dialami dengan orang
yang dipercaya. Pada saat seseorang mengalami Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada
tekanan, orang tersebut cenderung untuk tidak dapat perbedaan pengaturan diet pada agregat lansia dengan
mencari solusi untuk memecahkan masalah yang hipertensi antara yang sudah dengan yang belum
dialaminya. Dengan membicarakan masalah yang mendapatkan kunjungan rumah. Hasil ini dapat
dialami maka lansia dapat merasa lega dan teman disebabkan karena pada saat pencatatan food record
atau keluarga dapat membantu untuk memberikan selama 2 hari peneliti tidak melakukan kontrol
solusi terhadap masalah yang terjadi. langsung terhadap pengisian food record sehingga
memungkinkan tidak semua makanan dan minuman
3. Perbedaan pengendalian tekanan darah pada yang dikonsumsi lansia dapat tercatat secara lengkap.
agregat lansia yang sudah dan belum Meskipun begitu, metode food record sebenarnya
mendapatkan kunjungan rumah. memiliki kelebihan yaitu dapat memberikan
informasi konsumsi yang mendekati sebenarnya (true
Hasil analisa yang diperoleh menggambarkan bahwa intake) tentang jumlah energi dan zat gizi yang
pada lansia yang sudah mendapatkan kunjungan dikonsumsi oleh individu. Supariasa (2001)
rumah lebih banyak yang rutin melakukan menjelaskan bahwa kelebihan metode food record ini
pengendalian tekanan darah dibandingkan lansia adalah dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar,
yang belum mendapatkan kunjungan rumah. Upaya dapat diketahui konsumsi zat gizi sehari, metode ini
yang dilakukan mahasiswa keperawatan saat relatif murah dan cepat, dan hasil dari pengukuran
kunjungan rumah dalam mendorong lansia untuk metode ini relatif lebih akurat.
lebih rutin melakukan pengendalian tekanan darah
salah satunya adalah dengan membentuk dan
melaksanakan kegiatan selp help group dan support 6. Perbedaan status gizi pada agregat lansia yang
group. Kegiatan selp help group dan support group sudah dan belum mendapatkan kunjungan
merupakan salah satu wujud nyata dari pelaksanaan rumah.
pemberdayaan yang dilakukan oleh mahasiswa
keperawatan dalam meningkatkan status kesehatan Rata-rata status gizi lansia menggambarkan bahwa
lansia. Pemberdayaan dilakukan agar keluarga dan baik pada lansia yang sudah maupun yang belum
kader dapat lebih aktif dan secara mandiri dapat mendapatkan kunjungan rumah rata-rata status
gizinya adalah normal. Namun, pada lansia yang
belum mendapatkan kunjungan rumah lebih beresiko
untuk mengalami kegemukan karena nilai rata-rata KESIMPULAN
status gizinya paling dekat mendekati batas status
gizi lebih dibandingkan lansia yang sudah Pengendalian faktor risiko hipertensi yang dilakukan
mendapatkan kunjungan rumah. Hipertensi dan oleh lansia yang sudah mendapatkan kunjungan
obesitas memiliki hubungan yang dekat. Suparto rumah secara umum lebih baik dari pada lansia yang
(2000) menjelaskan bahwa menurunan berat badan belum mendapatkan kunjungan rumah. Upaya
sebanyak 10 kg yang dipertahankan selama dua tahun promotif dan preventif yang dilakukan melalui
menurunkan tekanan darah kurang lebih 6,0/4,6 kunjungan rumah dapat mengendalikan faktor risiko
mmHg. Pada orang dengan kelebihan berat badan, hipertensi pada agregat lansia. Hal ini disebabkan
seluruh organ tubuh dipacu untuk bekerja lebih keras karena pada kegiatan Posbindu dan pelaksanaan
guna memenuhi kebutuhan energi yang lebih besar kunjungan rumah telah diberikan pendidikan
dan mendorong jantung bekerja lebih berat sehingga kesehatan dan pemantauan terkait pengaturan
tekanan darah menjadi tinggi. perilaku merokok, manajemen stres, pengendalian
tekanan darah, tingkat stres, tekanan darah sistolik
7. Perbedaan tingkat stres pada agregat lansia dan tekanan darah diastolik bagi lansia.
yang sudah dan belum mendapatkan
kunjungan rumah. Pengendalian faktor risiko hipertensi terkait
pengaturan diet dan status gizi masih kurang
Rata-rata tingkat stres lansia yang belum dilaksanakan oleh lansia. Hal ini disebabkan karena
mendapatkan kunjungan rumah lebih tinggi dari pada kegiatan Posbindu dan kegiatan kunjungan rumah
lansia yang sudah mendapatkan kunjunagn rumah. masih terbatas pada pemberian informasi mengenai
Tingkat stres yang dialami lansia dipengaruhi oleh kecukupan asupan makanan dan pembatasan
tekanan atau stresor yang diperoleh baik dari dalam makanan pada lansia dengan hipertensi dan belum
maupun luar lingkungan lansia tersebut dan mencakup mengenai pengawasan pengolahan bahan
mekanisme koping yang dimiliki oleh lansia untuk bakanan dan pemantauan asupan makan.
mengatasi stresor tersebut. Mekanisme koping untuk
mengatasi masalah dapat dibentuk melalui pemberian 1 Putu Ayu Sani Utami: PSIK, Fakultas Kedokteran
informasi mengenai cara mengatasi permasalahan UNUD. Email: putuayusani@yahoo.com.
yang adaptif yaitu tidak membahayakan kesehatan 2 Dra. Junaiti Sahar, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D: Staf
lansia sendiri. Kowalski (2010) menjelaskan bahwa Akademik Keperawatan komunitas FIK UI
stres berat dapat menyebabkan kenaikan tekanan 3 Widyatuti, M.Kep., Sp.Kom: Staf Akademik
darah yang bersifat sementara dan sangat tinggi. Keperawatan komunitas FIK UI

8. Perbedaan tekanan darah pada agregat lansia


yang sudah dan belum mendapatkan REFERENSI
kunjungan rumah.
Aziza, L. (2007). Hipertensi : the silent killer.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada Jakarta: Yayasan Penerbit Ikatan Dokter
perbedaan tekanan darah baik sistolik maupun Indonesia.
diastolik pada agregat lansia dengan hipertensi antara Depkes RI. (2002). Profil Kesehatan Indonesia 2001.
yang sudah dengan yang belum mendapatkan Jumal Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.
kunjungan rumah. Berdasarkan kriteria hipertensi Fatima, F. (2008). Perempuan waspadalah terhadap
dari JNC 7, rata-rata tekanan darah lansia yang sudah penyakit jantung dan pembuluh darah.
mendapatkan kunjungan rumah termasuk dalam Diperoleh dari http://medicastore.com.
kriteria hipertensi stadium 1 dan rata-rata tekanan Kowalski, R.E. (2010). Terapi Hipertensi Program 8
darah lansia yang belum mendapatkan kunjungan Minggu: Menurunkan tekanan darah tinggi dan
rumah termasuk dalam kriteria hipertensi stadium 2. mengurangi risiko serangan jantung dan stroke
secara alami. Bandung: Qanita.
Pengukuran tekanan darah yang dilakukan yang Padmawinata. (2001). Laporan Komisi Pakar WHO:
dilakukan secara rutin guna memantau perkembangan Pengendalian Hipertensi. Bandung: Penerbit
dari status kesehatan lansia dengan hipertensi juga ITB.
dapat memberikan gambaran tentang adanya Rice, R. (2001). Home care nursing practice :
perubahan status kesehatan yang menyebabkan lansia concept and application. St. Louis: Mosby Year
menjadi lebih tanggap terhadap adanya bahaya yang Book.
mengancam kesehatan sehingga lansia dapat mencari Sjattar, E.L., Nurrahmah, E., Bahar, B., & Wahyuni,
solusi lebih dini dalam mengatasi permasalahan S. (2011). Pengaruh penerapan model keluarga
kesehatannya. untuk keluarga terhadap kemandirian keluarga
merawat penderita TB Paru peserta DOTS di
Makasar. JST Kesehatan, 1 (1), 1-9. ISSN 1411-
4674.
Stanhope, M. & Lancaster, J. (1996). Community
health nursing: promoting health of aggregates,
families, and individuals (4th Ed.). St. Louis:
Mosby.
Supariasa, dkk. (2001). Penilaian Status Gizi.
Jakarta: FK UI.
Suparto, (2000). Sehat Menjelang Usia Senja.
Bandung: Remaja Rosdakarya Effset.

Anda mungkin juga menyukai