Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

JUDUL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UPAYA PROMOTIF DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN PADA
PASIEN HIPERTENSI

TIM PENGUSUL
Sukma Yunita NIDN 0128078304
Dirayati Sharfina NIDN 0110088902
Masdalifa Pasaribu NIDN 0103106501
Nisa Araini NIM 2114901022
Andre Izwara NIM 2114901002

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penganbdian : UPAYA PROMOTIF DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN
PADA PASIEN HIPERTENSI
Pelaksana
Nama Lengkap : Sukma Yunita., S.Kep.,Ns.,M.kep
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
NIDN : 0128078304
Program Studi : ILMU KEPERAWATAN
Nomor HP : 081397809483
Alamat Surel (E-mail) : sukmayunita28@gmail.com
Anggota (1)
Nama Lengkap : Dirayati Sarfina., S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIDN : 0110088902
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
Anggota (2)
Nama Lengkap : Dr. Hj.Masdalifa Pasaribu., S.Kep.,Ns.,SKM.,M.Kes
NIDN : 0103106501
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA

Mengetahui, Medan, 14 April 2022


Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Penanggung Jawab Pelaksana

(Yetti Fauziah Silalahi., S.Kep, Ns, M.Kep) (Sukma Yunita S.Kep, Ns, M.Kep)
Menyetujui,
Ketua LPPM

(Yulis Hati, S.Kep., Ns., M.Kep.)


LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT TAHUN 2021/2022

A. RINGKASAN
Hipertensi berawal dari bahasa latin yaitu hiper dan tention, hiper ialah tekanan yang
berlebihan dan tention adalah tensi. Hipertensi merupakan kondisi dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam kurun waktu yang lama) yang dapat
menyebabkan kesakitan pada seseorang dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Seseorang
dapat disebut menderita hipertensi jika didapatkan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan
diastolik >90 mmHg (Ainurrafiq, Risnah, 2019).
Hipertensi merupakan penyakit yang sampai sekarang banyak ditemukan didunia,
yaitu dengan peningkatan pola hidup yang tidak sehat, hipertensi atau tekanan darah tinggi
adalah suatu peningkatan abnorml tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus
menerus lebih dari suatu priode (Adam, 2019).
Menurut data WHO Tahun 2019 menunjukan sekitar 1,13 juta orang didunia
mengalami hipertensi dan paling banyak dialami oleh negara-negara dengan pendapaan
rendah. Tingkat pendidikan, pengetahuan, dan pendapatan yang rendah serta akses erhadap
program pendidikan kesehatan menyebabkan penduduk di negara-negara dengan pendapatan
rendah memiki pengetahuan yang rendah pula terhadap hipertensi. Di indonesia mencapai
34,1 % dengan estimasi jumlah kasus sebesar 63.308.620 orang (Nosari, 2021).
Berdasarkan data dari UPT Puskesmas Mandala didapatkan bahwa pada bulan Januari
2022 tercatat 135 kasus Hipertensi, bulan Februari terdapat 121 kasus dan dibulan Maret
terdapat 108 kasus yang mengalami Hipertensi, jumlah kasus hipertensi yang terjadi
sebanyak 364 kasus dan menempati peringkat ke 4 pada 10 penyakit menonjol sampai
dengan bulan Maret 2022.
Faktor yang dapat menyebabkan hipertensi antara lain kebiasaan hidup atau prilaku
kebiasaan mengkonsumsi natrium yang tinggi, kegemukan, stress, merokok, dan minum
alkohol. Adapun tingginya Prevalansi hipertensi dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat
seperi kurangnya berolagraga / aktivias fisik, kebiasaan merokok, dan mengkonsumsi akanan
yang tinggi kadar lemaknya (Adam, 2019).
Penyakit hipertensi sebenarnya mudah di atasi dengan prilaku hidup sehat. Dengan
demikian seseorang dapat menghindari penyakit tersebut apabila dapat mengontrol pola
makan, akivias dan hal-hal yang dapat merusak kesehatan seperti merokok, dan memakan
makanan yang dapat memicu penyakit hipertensi.
Penyuluhan kesehatan merupakan suatu cara merubah diri seseorang melalui informasi
yang didapatkan untuk melakukan sesuai dengan yang diinginkan oleh yang memberikan
penyuluhan. pengetahuan individu mempengaruhi kesadaran terhadap prilaku pencegahan
hipertensi, dengan kata lain makin tinggi pengetahuan individu mengenai penyebab
hipertensi, faktor pemicu, tanda gejala dan tekanan darah normal dan tidak normal maka
individu akan cendrung menghindari hal-hal yang dapat memicu terjadinya hipertensi, seperti
prilaku merokok, dan bera badan yang berlebihan (Fakhriyah, 2021).
Pengetahuan merupakan fakor terpenting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Melalui penyuluhan diharapkan prilaku kesehatan atau sikap masyarakat juga berubah unuk
mendukung penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Pendidikan kesehatan juga
sebagai tindakan pencegahan terhadap seseorang yang memiliki resiko dan potensi terjangkit
penyakit hipertensi (Jubaidah, 2021).
Pendidikan kesehatan dilakukan sebagai upaya promotif dalam mencegah
kekambuhan pada pasien hipertensi, dimana target luaran yang ingin dicapai dalam
penyuluhan ini yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan pada penderita Hipertensi
dimulai dari pola hidup sehat, olahraga yang dilakukan secara teratur serta mengurangi
konsumsi garam dan tidak merokok.
Kata kunci: Hipertensi, mencegah, kekambuhan
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 ANALISIS SITUASI

Hipertensi merupakan salah satu penyakit metabolik dan degeneratif berbahaya yang
saat ini sudah umum terjadi pada orang dewasa sebagai akibat dari gaya hidup yang tidak
sehat. Hiperensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana ketika tekanan darah
di pembuluh darah meningkat, dengan hasil pengukuran 140/90 mmHg. Hipertensi adalah
suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang
meningkatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi asalah kesehatan yang
serius. Hipertensi umumnya terjadi tanpa gejala, sebagian orang tidak merasakan apapun,
walaupun tekanan darahnya sudah jauh diatas normal, maka hipertensi juga disebut sebagai
pembunuh diam-diam atau he silent killer. Keadaan seperti ini dapat berlangsung bertahun-
tahun sampai akhirnya penderita jatuh kedala kondisi darurat dan bahkan bisa terkena stroke
atau mengalami gagal ginjal, sehingga menimbulkan komplikasi yang kemudian berjung
pada kematian (Khamidah Achyar, 2020).
Pengetahuan masyarakat mengenai manajemen hipertensi saat ini masih kurang,
pendidikan merupakan salah satu cara yang dapat untuk meningkatkan pengeahuan
seseorang. Pengetahuan merupakan tingkat perilaku penderita dalam melaksanakan
pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokter atau orang lain. Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Silvi Zaimy,
2019). Pengetahuan yang harus dimiliki oleh pasien hipertensi yaitu upaya pengobatan atau
pencegahan kekambuhan hipertensi.
Pemenuhan Pengetahuan masyarakat tentang hipertensi salah saunya dengan
memberikan pendidikan kesehatan. Pendiidkan kesehatan adalah proses perubahan prilaku
yang dinamis, proses perubahan tersebut bukan hanya transfer materi saja atau penyampaian
materi dari seseorang ke orang lain, tetapi perubahan atas pendidikan kesehatan terjadi
karena adanya kesadaran dari tiap individu aau sekelompok masyarakat itu sendiri (Vino,
2019).
Upaya pendidikan kesehatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi darah tinggi
adalah dengan memberikan informasi kesehatan tentang pentingnya menjaga pola hidup
sehat, istirahat cukup, manajemen stress yang positif dan olahraga. Informasi tentang pola
hidup sehat merupakan bagian penting dari peran perawat profesional dalam upaya promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit (Cory Nelia , 2019).
Penyakit darah tinggi disebabkan karena kurangnya pengetahuan, kebiasaan yang
tidak bermanfaat salah satunya yaitu merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol,
mengkonsumsi obat-obatan. Selain itu olahraga dan konsumsi makanan yang kurang benar
juga menjadi salah satu faktor resiko untuk terjadinya penyakit hipertensi. Salah satu
contohnya asupan yang terlalu banyak mengandung garam dan berlemak.
Hipertensi sebenarnya dapat dicegah bila faktor resiko dapat dikendalikan. Pencegahan dapat
dilkukan dengan berbagai upaya antara lain: monitoring tekanan darah secara teratur,
program hidup sehat tanpa asap rokok, peningkatan akivitas fisik/gerak badan, diet yang
sehat dengan kalori seimbang melalui konsumsi tinggi serat, rendah lemak dan rendah garam.
Peningkatan pemahaman secara psikologis dapa membuat masyarakat maupun individu yang
mempunyai riwayat hipertensi lebih mengerti dan meningkatkan kesadaran tentang
pentingnya menjaga pola makan dan gaya hidup.
Pendidikan kesehatan dapat diberikan kepada seluruh sasaran, namun harus menggunakan
metode yang tepat agar informasi yang diberikan dapat diterima dengan baik. Dalam
penyuluhan ini metode yang digunakan adalah poster dimana poser merupakan salah satu
media kesehatan yang menggunakan huruf yang besar sehingga memudahkan pembaca
meberikan informasi yang terdapat didalamnya.

1.2 PERMASALAHAN MITRA


Permasalahan yang ada di mitra adalah kurangnya pengetahuan mengenai hipertensi,
masyarakat yang menderita hipertensi masih sering mengkonsumsi makanan yang tinggi
mengandung garam (sodium) dirumah, serta masih banyak yang merokok dan kurangnya
akivitas.
1.3 TUJUAN
Tujuan dalam pengabdian masyarakat ini adalah untuk:
a. Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam mebina dan
memelihara prilaku hidup seha dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam
upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
b. Terbentuknya prilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, yang
sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian.
c. Mendorong seseorang untuk berprilaku yang lebih baik dalam mencegah dan
mengontrol hipertensi sehinga tekanan darah tetap terkendali.

1.4 MANFAAT
Manfaat yang diharapkan melalui proses pendidikan pengabdian masyarakat ini yaitu:
a. Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi, terlebih upaya
dalam mencegah kekambuhan pada pasien hipertensi.
b. Masyarakat dapat meningkatkan derajat kesehatan khususnya pada penderita
hipertensi dengan menjaga pola hidup yang sehat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suau peningkatan tekanan darah didalam
arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tampa gejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi didala arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma,
gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan
didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontrsksi
(sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah dipembuluh darah meningkat
secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah
untuk memenuhi kebuuhan oksigen dan nutrisi tubuh (Misnaniarti, 2020).
2.2 Klasifikasi Hipertensi
Menurut (Emdat Suprayitno,2019) dalam jurnalnya adapun Klasifikasi Hipertensi
adalah sebagai berikut:

Klasifikasi Tekanan Darah


Sistolik Diastolik
Pra Hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi Derajat I 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi Derajat II > 160 mmHg >100 mmHg

2.3 Faktor Resiko Hipertensi


Menurut (Arniat , 2021) Hipertensi memiliki beberapa faktor resiko, diantaranya
yaitu:
1. Tidak dapa diubah
a. Keturunan, fakor ini tidak bisa diubah. Jika dalam keluarga pada orang ua atau saudara
meiliki tekanan darah tinggi maka dugaan hipertensi menjadi lebih besar.
b. Usia, fakor ini tidak bisa dirubah. Semakin bertambahnya usia semakin besar pula
resiko untuk menderita tekanan darah tinggi.
2. Dapat diubah:
a. Konsumsi garam, terlalu banyak garam (sodium) dapat menyebabkan tubuh menahan
cairan yang meningkatkan tekanan darah.
b. Kolestrol, kandungan lemak yang berlebihan dalam darah menyebabkan timbunan
kolestrol pada dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh menyempit, pada akhirnya
mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.
c. Kafein, kandungan kafein terbukti meningkatkan tekanan darah, setiap cangkir kopi
mengandung 75-200 mg kafein, yang berpoensi meningkatkan tekanan darah 5-10
mmHg. Alkohol, alkohol dapat merusak jantung dan penyempitan pembuluh darah.
d. Obesitas, orang dengan berat badan diatas 30% berat badan ideal, memiliki peluang
lebih besar terkenan hipertensi.
e. Kurang olahraga, kurang olahraga dan kurang gerak dapat menyebabkan ekanan darah
meningkat. Olahraga teratur dapat menurunkan tekanan darah tinggi namun tidak
dianjurkan olahraga berat.
f. Stress dan kondisi emosi yang tidak stabil seperti cemas, yang cendrung
meningkakantekanan darah untuk sementara waktu.
g. Kebiasaan merokok, nikoin dalam rokok dapat merangsang pelepasan katekolamin,
katekolamin yang meningkat dapat meningkatkan iritabilitas miokardial, peningkatan
denyut jantung, serta menyebabkan vasokonriksi yang kemudian meningkatkan tekanan
darah.

2.4 Pengendalian Faktor Resiko Hipertensi


(Kemenkes Republik Indonesia, 2019), Upaya promosi kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyakit. Pola hidup
sehat yang dianjurkan untuk mencegah dan mengonrol hipertensi adalah :
a. Gizi seimbang dan pembatan gula, garam dan lemak (dietry approaches to stop
Hypertension)
b. Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal
c. Gaya hidup aktif/ olah raga teratur
d. Stop merokok dan
e. Membatasi konsumsi alkohol (bagi yang minum)

2.5 Komplikasi
Dengan adanya hipertensi, akan menimbulkan komplikasi pada organ-organ tubuh
yang lain.organ tubuh yang sering mengalami komplikasi akibat hipertensi antara lain berupa:
pendarahan retina, bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, gagal jantung, gagal
ginjal, pecahnya pembuluh darah otak atau struk.
Untuk menghindari komplikasi maka diperlukan penatalaksaan, yaiu penatalksanaan
farmakologis dan nonfarmakologis. Penatalaksanaan farmakologis adalah penatalaksaan
dengan menggunakan obat-obatan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu: mempunyai efektifitas yang tinggi, mempunyai
toksitas dan efek samping yang ringa atau minimal, memungkinkan penggunaan obat secara
oral, tidak menimbulkan intoleransi, harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh pasien
dan meungkinkan oenggunakan dalam jangka panjang. Sedangkan penatalaksanaan non
farmakologis yaitu berupa meningkatkan derajat kesehatan dimulai dari pola hidup yang
sehat baik individu, keluarga dan masyarakat sehingga dapat meminimalisirkan terjadinya
komplikasi pada penderita hipertensi.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3. METODE PELAKSANAAN
3.1 Metode Pelaksaan
Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan menggunakan metode ceramah. Hal ini
bertujuan agar tercapainya hal yang disampaikan dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan pada masyarakat khususnya penderita Hipertensi.
3.2 Partisipasi Mitra
Mitra dalam hal ini adalah masyarakat yang berkunjung ke UPT Puskesmas Mandala
khususnya pada penderita Hipertensi.
3.3 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksaan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada hari hari Kamis, 14 April
2022, jam 08.30 WIB s/d Selesai. Tempat di UPT Puskesmas Mandala.
4. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, 14 April 2022, jam 08.30 WIB s/d Selesai.

5. HASIL PELAKSANAAN
Kegaiatan penyuluhan kesehatan dengan judul “Upaya promotif dalam mencegah
kekambuhan pada pasien hipertensi” di UPT Puskesmas Mandala telah terlaksana pada hari
Kamis 14 April 2022 pada pukul 08.30 – selesai. Jumlah warga yang hadir dalam penyuluhan
kesehatan adalah 18 orang. Warga yang hadir merupakan pasien yang berkunjung ke UPT
Puskesmas Mandala sehingga sangat membantu jalannya program ini. Didapatkan ada
beberapa warga yang mempunyai riwayat Hipertensi dan banyak dari mereka memiliki faktor
resiko besar mengalami hipertensi yaitu pola hidup yang tidak terkontrol dengan baik.
Kemudian warga yang hadir dalam acara penyuluhan tersebut diberikan informasi
mengenai upaya promotif dalam mencegah kekambuhan pada pasien hipertensi dengan cara
meningkatkan derajat kesehatan, pola hidup yang sehat, rutin melakukan olahraga serta
menghindari makanan-makan yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi seperti tidak
mengkonsumsi garam berlebih, makanan siap saji, tidak merokok dan minuman alkohol.
Pada penyuluhan ini ada masyarakat yang mengajukan pertanyaan yaitu: kalau kita
sering akan indomie apakah dapat membuat hipertensi, lalu pertanyaan ini dijawab: iya
karena indomie merupakan makanan yang siap saji, karena bagi penderita hipertensi tidak
dibolehkan untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan sodium.

6. KENDALA PELAKSANAAN
Adapun hambatan yang dihadapi selama melakukan pengabdian adalah:
1. Kurangnya koordinasi antara pelaksana program penyuluhan dengan lintas program
sehingga cakupan penyuluhan oleh petugas di luar gedung puskesmas belum opimal.
2. Peserta penyuluhan kurang kooperatif baik dalam hal konsentrasi mendengarkan
informasi yang disampaikan oleh petugas dikarenakan peserta dalam keadaan sakit
dan ingin segera melakukan pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, L. (2019). Determinan Hipertensi pada lanjut usia. Jambura Health and Sport
Journal, 1(2).
Ainurrafiq, Risnah, M. ulfa azhar. (2019). Terapi non farmakologi dala pengendalian tekanan
darah pada pasien hipertensi. MPPKI, 2(3).
Arniat Christiani Telaumbanua, Y. R. (2021). Penyuluhan dan edukasi tentang penyakit
hipertensi. Jurnal Abdimas Saintika, 3(1).
Cory Nelia Damayanti, Mujib Hannan, A. F. F. (2019). Efektifitas pendidikan kesehatan
terhadap tekanan darah pada lansia. Jurnal Kesehatan, 9(2).
Diah Atmarina Yuliani, Khamidah Achyar, I. R. (2020). ibM Pendidikan kesehatan
Hipertensi dan pengukuran Kolestrol. ABDIMAS-HIP, 1(2).
Emdat Suprayitno, Cory Nelia Dayanti, M. H. (2019). Gambaran status tekanan darah
penderita hipertensi di desa karanganyar kecamatan kaliaget kabupaten sumenep. Jurnal
Ilmu Kesehatan, 4(2).
Fakhriyah, Noor Athiyya, Jubaidah, L. F. (2021). Penyuluhan hipertensi melalui whatsaap
group sebagai upaya pengendalian hipertensi. Pengabdian Masyarakat Berkemajuan,
4(2).
Kemenkes Republik Indonesia. (2019). Pedoman teknis penemuan dan tatalaksana
hipertensi.
Nosari, F. G. (2021). karakerisik dan prilaku mencari pengobatan pada penderita hipertensi.
JMH (Jurna Medika Hutama), 02(02).
Rudy chendra, Misnaniarti, M. Z. (2020). Kualitas hidup lansia peserta prolanis penderita
hiperensi di wilayah kerja puskesmas kenten laut. Jumantik, 5(2).
Vino Rika Nofia, Silvi Zaimy, P. S. (2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang
pelaksanaan Hipertensi terhadap peningkatan pengetahuan anlansia hipertensi di wilayah
kerja puskesmas kumundebai. Jurnal Abdimas Saintika, 1(1).
LAMPIRAN
Daftar Hadir Peserta Penyuluhan
Dokumentasi Penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai