Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

JUDUL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


PENDAMPINGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA
HIPERTENSI

TIM PENGUSUL
Sukma Yunita NIDN 0128078304
Masdalifa Pasaribu NIDN 0103106501
Dirayati Sharfina NIDN 0110088902
Nurul Laili Fadhila NIM 2114201028
Roza Cellia Purba NIM 2114201040

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Pengabdian : PENDAMPINGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN
DIET PADA PENDERITA HIPERTENSI

Pelaksana
Nama Lengkap : Sukma Yunita., S.Kep.,Ns.,M.kep
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
NIDN : 0128078304
Program Studi : ILMU KEPERAWATAN
Nomor HP : 081397809483
Alamat Surel (E-mail) : sukmayunita28@gmail.com
Anggota (1)
Nama Lengkap : Dr. Hj.Masdalifa Pasaribu., S.Kep.,Ns.,SKM.,M.Kes
NIDN : 0103106501
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
Anggota (2)
Nama Lengkap : Dirayati Sharfina., S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIDN : 0110088902
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA

Mengetahui, Medan, 10 Desember 2022


Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Penanggung Jawab Pelaksana

(Yetti Fauziah Silalahi., S.Kep, Ns, M.Kep) (Sukma Yunita S.Kep, Ns, M.Kep)
Menyetujui,
Ketua LPPM

(Yulis Hati, S.Kep., Ns., M.Kep.)


LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT TAHUN 2022/2023

A. RINGKASAN
Hipertensi berawal dari bahasa latin yaitu hiper dan tention, hiper ialah tekanan yang
berlebihan dan tention adalah tensi. Hipertensi merupakan kondisi dimana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam kurun waktu yang lama) yang dapat menyebabkan
kesakitan pada seseorang dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Seseorang dapat disebut
menderita hipertensi jika didapatkan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan diastolik >90
mmHg (Ainurrafiq, Risnah, 2019).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan peningkatan
yang tinggi. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas
ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2%
penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum
obat hipertensi. Di Jawa Tengah penderita hipertensi mencapai 37,0% berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah dan kepatuhan terhadap minum obat hanya 7,9%.
Hasil penelitian menurut Effendy & Rosyid (2011) menunjukkan bahwa rendahnya
angka kepatuhan terhadap diet rendah garam membuat meningkatnya angka kejadian
kekambuhan hipertensi, sehingga perlu dilakukan perbaikan intervensi lain untuk
meningkatkan angka kepatahuan diet rendah garam pada penderita hipertensi.Widyasari &
Candrasari (2010) menyimpulkan bahwa ada peningkatan signifikan secara statistik
dalam pengetahuan dan sikap setelah pemberian pendidikan kesehatan tentang hipertensi.
Faktor yang dapat menyebabkan hipertensi antara lain kebiasaan hidup atau prilaku
kebiasaan mengkonsumsi natrium yang tinggi, kegemukan, stress, merokok, dan minum
alkohol. Adapun tingginya Prevalansi hipertensi dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat
seperi kurangnya berolagraga / aktivias fisik, kebiasaan merokok, dan mengkonsumsi akanan
yang tinggi kadar lemaknya (Adam, 2019).
Penyakit hipertensi sebenarnya mudah di atasi dengan prilaku hidup sehat. Dengan
demikian seseorang dapat menghindari penyakit tersebut apabila dapat mengontrol pola
makan, akivias dan hal-hal yang dapat merusak kesehatan seperti merokok, dan memakan
makanan yang dapat memicu penyakit hipertensi.
Hasil penelitian Nadimin (2019) menunjukkan ada perubahan skor pengetahuan
gizi ibu antara keadaan awal dan 3 bulan setelah pendampingan gizi. Hasil ini
membuktikkan bahwa penyuluhan gizi yang dilakukan melalui program pendampingan
gizi merupakan salah satu upaya pendekatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan perilaku baik.
Penelitian Kamaludin & Rahayu (2018) menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan
asupan cairan pada gagal ginjal kronik dengan hemodialisis dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, perilaku pendampingan perawat, perilaku pendampingan keluarga, dan
pengetahuan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku pendampingan sangat
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan.
Penelitian tentang penerapan pendampingan terhadap perubahan sikap dalam pengobatan
penyakit kronik menunjukkan angka yang signifikan dalam merubah perilaku kepatuhan
pada penderita penyakit kronik. Pemberian intervensi pendampingan merupakan faktor
penting dalam perubahan sikap kepatuhan dalam pengobatan penyakit kronik seperti
perubahan sikap terhadap kepatuhan minum obat, kepatuhan diet dan kepatuahan aktivitas
fisik (Helen et al 2013).
Pendidikan kesehatan dan pendampingan dilakukan sebagai upaya promotif dalam
mencegah kekambuhan pada pasien hipertensi dan sebagai kontrol diet dirumah pada penderita
Hipertensi, dimana target luaran yang ingin dicapai dalam penyuluhan ini yaitu untuk
meningkatkan derajat kesehatan pada penderita Hipertensi dimulai dari pola hidup sehat,
olahraga yang dilakukan secara teratur serta mengurangi konsumsi garam dan tidak merokok.
Kata kunci: Hipertensi, Kepatuhan Diet, Pendampingan
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 ANALISIS SITUASI

Kepatuhan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku pasien


dalam minum obat secara benar tantang dosis, frekuensi dan waktunya (Nursalam &
Kurniawati 2016). Penelitian Wertheimer & Santella 2006 dalam Putri (2012) menunjukan
faktor yang berkaitan dengan tingkat kepatuhan pada pasien hipertensi adalah usia,
pendidikan, status sosial dan ekonomi, pengetahuan pasien tentang penyakit.
Kepatuhan merupakan fenomena yang multidimensional, dimana ditentukan oleh
lima dimensi, kelima dimensi tersebut adalah dimensi sosial ekonomi, dimensi sistem
kesehatan, dimensi kondisi penyakit, dimensi terapi dan dimensi sosial (Prihandana 2012),
Faktor sosial ekonomi terdiri dari sosial ekonomi rendah, kemiskinan, pendidkan yang
rendah, pengangguran, kurangnya dukungan sosial serta budaya dan keyakinan tentang
penyakit dan terapi serta disfungsi keluarga.
Faktor sistem pelayanan kesehatan merupakan kondisi yang dapat meningkatkan
kepatuhan pasien sehingga terjadinya hubungan yang baik antara pasien dengan tenaga
kesehatan. Faktor kondisi penyakit berpengaruh terhadap kepatuhan adalah beratnya gejala
yang di alami pasien, tingkat ketidak mampuan pasien baik fisik, sosial, psikologi maupun
keparahan penyakit. Faktor terapi yang berpengaruh adalah durasi dari terapi, kegagalan
terapi sebelumnya, frekuensi perubahan terapi serta ketersediaan dukungan medis. Faktor
pasien yang menjadi hambatan dalam meningkatkan kepatuhan pasien adalah kurangnya
informasi dan ketrampilan dalam menejemen diri, kesulitan dalam memotivasi pesien serta
kurang dukungan dalam perubahan perilaku (Prihandana, 2012).
Kepatuhan terhadap terapi membawa dampak besar terhadap keberasilan pengobatan
serta biaya pengobatan yang terkendali, meskipun demikain belum banyak studi tentang
kepatuhan tersebut, terutama pendekatan kepada pasien dalam meningkatkan kepatuhan
terhadap perubahan pola hidup. Intervensi terhadap perilaku menjadi kunci untuk
meningkatkan kepatuhan terhadap terapi hipertensi, serta beberapa strategi telah di
kembangkan untuk meningkatkan kepatuahn pasien antara lain memberikan penghargaan
dan dukungan keluarga (Prihandana, 2012).
Faktor yang dapat menyebabkan hipertensi antara lain kebiasaan hidup atau prilaku
kebiasaan mengkonsumsi natrium yang tinggi, kegemukan, stress, merokok, dan minum
alkohol. Adapun tingginya Prevalansi hipertensi dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat
seperi kurangnya berolagraga / aktivias fisik, kebiasaan merokok, dan mengkonsumsi akanan
yang tinggi kadar lemaknya (Adam, 2019). Penyakit hipertensi sebenarnya mudah di atasi
dengan prilaku hidup sehat. Dengan demikian seseorang dapat menghindari penyakit tersebut
apabila dapat mengontrol pola makan, akivias dan hal-hal yang dapat merusak kesehatan
seperti merokok, dan memakan makanan yang dapat memicu penyakit hipertensi.
Hasil penelitian Nadimin (2019) menunjukkan ada perubahan skor pengetahuan
gizi ibu antara keadaan awal dan 3 bulan setelah pendampingan gizi. Hasil ini
membuktikkan bahwa penyuluhan gizi yang dilakukan melalui program pendampingan
gizi merupakan salah satu upaya pendekatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan perilaku baik.
Penelitian Kamaludin & Rahayu (2018) menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan
asupan cairan pada gagal ginjal kronik dengan hemodialisis dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, perilaku pendampingan perawat, perilaku pendampingan keluarga, dan
pengetahuan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku pendampingan sangat
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan.
Penelitian tentang penerapan pendampingan terhadap perubahan sikap dalam pengobatan
penyakit kronik menunjukkan angka yang signifikan dalam merubah perilaku kepatuhan
pada penderita penyakit kronik. Pemberian intervensi pendampingan merupakan faktor
penting dalam perubahan sikap kepatuhan dalam pengobatan penyakit kronik seperti
perubahan sikap terhadap kepatuhan minum obat, kepatuhan diet dan kepatuahan aktivitas
fisik (Helen et al 2013).

1.2 PERMASALAHAN MITRA


Permasalahan yang ada di mitra bahwa tingkat kepatuhan tentang diet belum
sepenuhnya dilakukan dan ingkat kepatuhan yang rendah pada pasien hipertensi di
pengaruhi dari faktor pendampingan misalnya pasien tidak mengetahui tentang diet rendah
garam tetapi keluarga tidak mendampingi akhirnya tidak patuh dalam melakukan diet
rendah garam.

1.3 TUJUAN
Tujuan dalam pengabdian masyarakat ini adalah untuk:
a. Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara prilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
b. Terbentuknya pendamping keluarga dengan prilaku sehat pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental
dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
c. Mendorong seseorang sebagai pendamping keluarga agar berprilaku yang lebih baik
dalam mencegah dan mengontrol hipertensi sehinga tekanan darah tetap terkendali.

1.4 MANFAAT
Manfaat yang diharapkan melalui proses pendidikan pengabdian masyarakat ini yaitu:
a. Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi, terlebih upaya
dalam mencegah kekambuhan pada pasien hipertensi.
b. Dapat meyakinkan keluarga untuk menjadi pendamping yang baik pada penderita
hipertensi di keluarga.
c. Dapat membantu program puskesmas untuk meningkatkan Healt Education dan
memberikan informasi tentang Kepatuhan Diet pada Penderita Hipertensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suau peningkatan tekanan darah didalam
arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tampa gejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi didala arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma,
gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan
didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontrsksi (sistolik),
angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah dipembuluh darah meningkat
secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah
untuk memenuhi kebuuhan oksigen dan nutrisi tubuh (Misnaniarti, 2020).
2.2 Klasifikasi Hipertensi
Menurut (Emdat Suprayitno,2019) dalam jurnalnya adapun Klasifikasi Hipertensi
adalah sebagai berikut:

Klasifikasi Tekanan Darah


Sistolik Diastolik
Pra Hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi Derajat I 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi Derajat II > 160 mmHg >100 mmHg

2.3. Kepatuhan
Kepatuhan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku pasien
dalam minum obat secara benar tantang dosis, frekuensi dan waktunya (Nursalam &
Kurniawati 2016). Penelitian Wertheimer & Santella 2006 dalam Putri (2012) menunjukan
faktor yang berkaitan dengan tingkat kepatuhan pada pasien hipertensi adalah usia,
pendidikan, status sosial dan ekonomi, pengetahuan pasien tentang penyakit.

2.4. Pengendalian Faktor Resiko Hipertensi


(Kemenkes Republik Indonesia, 2019), Upaya promosi kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyakit. Pola hidup
sehat yang dianjurkan untuk mencegah dan mengonrol hipertensi adalah :
a. Gizi seimbang dan pembatan gula, garam dan lemak (dietry approaches to stop
Hypertension)
b. Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal
c. Gaya hidup aktif/ olah raga teratur
d. Stop merokok dan
e. Membatasi konsumsi alkohol (bagi yang minum)
2.5. Komplikasi
Dengan adanya hipertensi, akan menimbulkan komplikasi pada organ-organ tubuh
yang lain.organ tubuh yang sering mengalami komplikasi akibat hipertensi antara lain berupa:
pendarahan retina, bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, gagal jantung, gagal ginjal,
pecahnya pembuluh darah otak atau struk.
Untuk menghindari komplikasi maka diperlukan penatalaksaan, yaiu penatalksanaan
farmakologis dan nonfarmakologis. Penatalaksanaan farmakologis adalah penatalaksaan
dengan menggunakan obat-obatan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau
pemilihan obat anti hipertensi yaitu: mempunyai efektifitas yang tinggi, mempunyai toksitas
dan efek samping yang ringa atau minimal, memungkinkan penggunaan obat secara oral, tidak
menimbulkan intoleransi, harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh pasien dan
meungkinkan oenggunakan dalam jangka panjang. Sedangkan penatalaksanaan non
farmakologis yaitu berupa meningkatkan derajat kesehatan dimulai dari pola hidup yang sehat
baik individu, keluarga dan masyarakat sehingga dapat meminimalisirkan terjadinya
komplikasi pada penderita hipertensi.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3. METODE PELAKSANAAN
3.1 Metode Pelaksaan
Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan menggunakan metode ceramah. Hal ini bertujuan
agar tercapainya hal yang disampaikan dalam pendampingan keluarga dengan upaya
meningkatkan derajat kesehatan pada masyarakat khususnya penderita Hipertensi.
3.2 Partisipasi Mitra
Mitra dalam hal ini adalah masyarakat Kelurahan Bantan lingkungan X khusunya ibu-ibu
di perwiritan setia budi yang memiliki keluarga penderita Hipertensi.
3.3 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksaan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada hari hari Kamis, 8
Desember 2022, jam 15.00 WIB s/d Selesai. Tempat di Kelurahan Bantan lingkungan X
Perwiritan Setia Budi.
4. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Desember 2022, jam 15.00 WIB s/d Selesai.

5. HASIL PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan kesehatan dengan judul “Pendampingan keluarag dengan
kepatuhan diet pada penderita hipertensi” di Kelurahan Bantan Lingkungan X Perwiritan Setia
Budi telah terlaksana pada hari Kamis 08 Desember 2022 pada pukul 15.00 wib – selesai.
Jumlah warga yang hadir dalam penyuluhan kesehatan adalah 85 orang. Warga yang hadir
merupakan ibu-ibu perwiritan setia budi sehingga sangat membantu jalannya program ini.
Didapatkan ada beberapa warga yang mempunyai riwayat Hipertensi dan banyak dari mereka
memiliki faktor resiko besar mengalami hipertensi yaitu pola hidup yang tidak terkontrol
dengan baik.
Kemudian warga yang hadir dalam acara penyuluhan tersebut diberikan informasi
mengenai upaya promotif dalam mencegah kekambuhan pada pasien hipertensi dengan cara
meningkatkan derajat kesehatan, pola hidup yang sehat, rutin melakukan olahraga serta
memiliki pendamping khusus untuk mengontrol dan menghindari makanan-makan yang dapat
menyebabkan tekanan darah tinggi seperti tidak mengkonsumsi garam berlebih, makanan siap
saji, tidak merokok dan minuman alkohol.
Pada penyuluhan ini ada masyarakat yang mengajukan pertanyaan yaitu: kalau kita
sering akan indomie apakah dapat membuat hipertensi, lalu pertanyaan ini dijawab: iya karena
indomie merupakan makanan yang siap saji, karena bagi penderita hipertensi tidak dibolehkan
untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan sodium.

6. KENDALA PELAKSANAAN
Adapun hambatan yang dihadapi selama melakukan pengabdian adalah:
1. Selama proses karena ini di perwiritan sehinggan suasana agar sedikit rebut krn
tempatnya dirumah warga sehingga sebagian ibu-ibu bercerita.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi 2010, Prosedur penelitian : Suatu pendekatan praktik, Rineka Cipta,
Jakarta.

Azwar, Saifudin 2012, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Departemen Kesehatan RI 2012, Masalah hipertensi di indonesia, Diakses tanggal 2


November 2013.<http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id= 1909>

Dharma, K, K 2011, Metodologi penelitian keperawatan pedoman melaksanakan dan


menerapkan hasil penelitian, Trans Info Media, Jakarta Timur.

Effendy, N & Rosyid, FN 2011,‘Hubungan kepatuhan diet rendah garam dan terjadinya
kekambuhan pada pasien hipertensi di wilayah puskesmas pasongsongan kabupaten
sumenep madura’, jurnal ilmu kesehatan masyarakat universitas muhamadiyah
Surabaya, ISSN 2087-8672, hal. 1

Erlyna, dkk, 2012, ‘Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Primer Di Puskesmas Tlogosari Kulon
Kota Semarang’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2, UNDIP.

Hidayat, A, A 2010, Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data, Salemba
Medika, Jakarta.

Kamaludin, R & Rahayu, E 2016, ‘Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan


asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis di rsud
prof.dr.margono soekarjo purwokerto’, Jurnal Keperawatan Soedirman, Vol.4 No.1

Kosmaya, VF 2012, ‘Intervensi pelatihan dan pendampingan coaching untuk


meningkatkan perceived organizitional support dan komitmen organisasi karyawan di
PT XYZ’, Tesis, Universitas Indonesia, Depok.

Mf Mubin, A Samiasih, T Hermawanti 2010, ‘Karakteristik dan pengetahuan pasien


dengan motifasi melakukan kontrol tekanan47darah di wilayah kerja puskesmas stragi
1 pekalongan’ Vol.6 No1.

Muthmainnah, 2012, ‘Analisis dampak pelatihan dan pendampingan terhadap


pengetahuan, sikap, dan praktik higiene sanitasi makanan ibu warung anak sehat
(IWAS), Departemen gizi masyarakat fakultas ekologi manusia, Institut pertanian
bogor.

Nadimin, S D A 2017, ‘Pengaruh program pendampingan gizi terhadap pola asuh, kejadian
infeksi dan status gizi balita kurang energi protein’, Jurnal Media Gizi Pangan,
Vol.VII, Edisi 2, Makasar, Politeknik Kesehatan
Natalia, susi 2016, ‘Pengaruh ‘toilet training’ terhadap kejadian ISK berulang pada anak
perempuan pada usia 1-5 tahun’, program pendidikan dokter spesialis 1 ilmu
kesehatan anak, Semarang, Univaersitas Diponegoro.

Putri, RA 2012, ‘Analisis efektifitas pemberian konseling dan pemasangan poster


terhhadap tingkat kepatuhan dan nilai tekanan darah pada pasien hipertensi di
puskesmas bakti jaya kota depok’, Tesis, Universitas Indonesia, Depok.

Prihandana, Sadar 2012, ‘Studi fenomenologi: pengalaman kepatuhan perawatan mandiri


pada pasien hipertensi di poliklinik RSI siti hajar kota Tegal’, Tesis, Universitas
Indonesia, Depok.
LAMPIRAN
Daftar Hadir Peserta Penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai