Anda di halaman 1dari 21

Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

LAPORAN PRE-PLANING PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG


HIPERTENSI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DESA
JENGGAWAH KECAMATAN JENGGAWAH
KABUPATEN JEMBER

TUGAS UJIAN PRAKEPANITRAAN


STASE KOMUNITAS DAN KELUARGA

Oleh
Kelompok 5
M. Alfian Adyatma NIM 142310101132
Purwanti Nurfita Sari NIM 172310101225
Sheila Paramitha Riyanti NIM 152310101251
Siti Hotijah NIM 152310101149
Bayu Kurniawan NIM 152310101283
Joko Anang Susanto NIM 152310101311
Nurdianah Fajri I. NIM 152310101346
Nunung Ratna Sari NIM 152310101229
Anggia Damayanti NIM 152310101243

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37, Kampus Tegalboto, Kecamatan Sumbersari,
Kabupaten Jember, Kode Pos 682121, Jawa Timur, Indonesia
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

LAPORAN PRE-PLANING PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG


HIPERTENSI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DESA
JENGGAWAH KECAMATAN JENGGAWAH
KABUPATEN JEMBER

TUGAS
disusun untuk memenuhi tugas ujian prakepanitraan
stase Komunitas dan Keluarga

Oleh
Kelompok 5
M. Alfian Adyatma NIM 142310101132
Purwanti Nurfita Sari NIM 172310101225
Sheila Paramitha Riyanti NIM 152310101251
Siti Hotijah NIM 152310101149
Bayu Kurniawan NIM 152310101283
Joko Anang Susanto NIM 152310101311
Nurdianah Fajri I. NIM 152310101346
Nunung Ratna Sari NIM 152310101229
Anggia Damayanti NIM 152310101243

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37, Kampus Tegalboto, Kecamatan Sumbersari,
Kabupaten Jember, Kode Pos 682121, Jawa Timur, Indonesia
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi

Penyakit hipertensi saat ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan
masyarakat yang ada di Indonesia maupun di dunia. Hipertensi atau yang
biasa dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup atau istirahat tenang (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Hipertensi
juga merupakan salah satu penyakit degeneratif, umumnya tekanan darah
bertambah secara perlahan dengan seiring bertambahnya umur (Triyanto, 2014
dalam Seke et al, 2016). Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala
dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala
penyakit lainnya (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Menurut Sheps (2005)
(dalam Putriastuti, 2016), tahap hipertensi dikategorikan menjadi dua, yaitu
hipertensi derajat 1 pada rentang tekanan sistolik 140-159 mmHg dan diastolik
90-99 mmHg dan hipertensi derajat 2 yaitu tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan
diastolik ≥ 100 mmHg. Hipertensi pada dasarnya memiliki sifat yang
cenderung tidak stabil dan sulit dikontrol (Lumempouw, 2016).

Tekanan darah tinggi banyak mengganggu kesehatan masyarakat karena


sebagian besar orang tidak menyadari bahwa dirinya sedang menderita
hipertensi. Hal ini terjadi karena gejala yang tidak nyata dan pada stadium
awal belum memperlihatkan gangguan yang serius pada kesehatan (Depkes
RI, 2008 dalam Putriastuti, 2016). Gejala yang ditimbulkan pada umumnya
seperti sakit kepala atau rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo), jantung
berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (sinnitus),
dan mimisan (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Penyakit ini merupakan
faktor risiko utama pada penyakit jantung koroner, stroke iskemik dan
hemoragik. Penyakit hipertensi ini juga dapat menimbulkan kecacatan
permanen, kematian mendadak dan yang berakibat sangat fatal. Terdapat dua

3
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

golongan hipertensi berdasarkan penyebabnya, yaitu hipertensi esensial dan


hipertensi sekunder. Hipertensi esensial atau primer secara pasti belum
diketahui penyebabnya karena bersifat multifaktorial yang masing-masing
saling berinteraksi mengganggu homeostastis, sehingga tekanan darah sistolik
dan diastolic akan mengalami peningkatan. Hipertensi sekunder adalah
hipertensi yang sudah diketahui penyebabnya yaitu terjadinya gangguan pada
pembuluh darah atau organ tertentu seperti penyakit ginjal, penyakit endokrin,
obat dan lain sebagainya (Widyanto dan Triwibowo, 2013 dalam Putriastuti,
2016).

Komplikasi hipertensi menyebabkan 9,4 juta kematian di seluruh dunia


setiap tahunnya. Kematian tersebut disebabkan karena penyakit jantung
sebanyak 45%, dan 51% diakibatkan oleh stroke (WHO, 2013). Peningkatan
komplikasi hipertensi di Indonesia mengalami kenaikan pada tahun 2007
akibat stroke sebesar 3,8% menjadi 12,1%, pada tahun 2013 komplikasi yang
disebabkan karena penyakit jantung koroner sebesar 1,5%, dan gagal ginjal
kronis sebesar 0,2% (Pusdatin, 2014). Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur (2016) yang mengalami hipertensi di Provinsi Jawa
Timur sebesar 13,47% atau sekitar 935.736 penduduk, dengan proporsi laki-
laki sebesar 13,78% (387.913 penduduk) dan perempuan sebesar 13,25%
(547.823 penduduk). Menurut data Dinas Kabupaten Jember jumlah
kunjungan pada bulan Januari sampai Desember 2016 terdapat sebanyak
76.224 kunjungan. Puskesmas Jenggawah menempati urutan pertama dengan
jumlah kunjungan sebanyak 5.226 pasien. Data di Puskesmas Jenggawah
terhitung mulai bulan Januari 2016 sampai September 2017 didapatkan jumlah
kunjungan sebanyak 3.720 dengan jumlah kasus yang baru sebanyak 2.852
kasus (Dinkes Jember, 2016)

Tingginya prevalensi penyakit hipertensi ini merupakan masalah yang


harus segera ditangani. Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskuler Indonesia (2015), pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat
menurunkan tekanan darah, dan secara umum sangat menguntungkan dalam

4
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

menurunkan risiko permasalahan kardiovaskuler. Pada pasien yang menderita


hipertensi derajat 1, tanpa factor risiko kardiovaskuler lain, maka strategi pola
hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang harus dijalani setidaknya
selama 4-6 bulan. Bila setelah jangka waktu tersebut tidak didapatkan
penurunan tekanan darah yang diharapkan atau didapatkan factor risiko
kardiovaskuler yang lain, maka sangat dianjurkan untuk memulai terapi
farmokologi (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, 2015).
Penyakit hipertensi di Indonesia ini akan terus mengalami kenaikan insiden
dan prevalensi, berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup, mengkonsumsi
makanan tinggi lemak, kolesterol, penurunan aktivitas fisik, kenaikan kejadian
stress dan lain lain (Herwati dan Sartika, 2013). Perilaku pencegahan penyakit
hipertensi ini sangat penting untuk dilakukan agar kesehatan masyarakat di
Indonesia dapat optimal. Oleh karena itu, sebagai salah satu calon tenaga
kesehatan diharapkan mampu melakukan pencegahan pada masyarakat yang
berfungsi untuk menekan angka kejadian hipertensi di Indonesia. Tindakan
pencegahan yang dapat kita lakukan seperti memberikan pendidikan kesehatan
tentang penyakit hipertensi kepada masyarakat dan bagaimana tindakan yang
dilakukan untuk masyarakat yang telah mempunyai riwayat hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan analisa situasi di atas, maka perumusan masalah dalam


kegiatan yang akan dilakukan ini adalah pendidikan kesehatan tentang
pengelolaan penyakit kronis yaitu hipertensi.

5
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum

Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan tentang upaya


pencegahan dan penanggulangan penyakit hipertensi dengan olahraga (senam
prolanis) diharapkan kelompok sasaran dapat memahami tindakan yang
disampaikan.

2.1.2 Tujuan Khusus

1. Kelompok sasaran mampu menjelaskan tentang konsep penyakit


hipertensi.
2. Kelompok sasaran mampu menjelaskan tentang upaya pencegahan
penyakit hipertensi.
3. Kelompok sasaran mampu menjelaskan terapi yang dapat dilakukan
untuk penderita hipertensi.

2.2 Manfaat

1. Kelompok sasaran mampu mengetahui tentang konsep penyakit hipertensi.


2. Kelompok sasaran mampu mengetahui tentang upaya pencegahan
penyakit hipertensi.
3. Kelompok sasaran mampu memahami terapi yang dilakukan untuk
penderita hipertensi.

6
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Hipertensi atau yang sering disebut dengan tekanan darah tinggi adalah
gangguan asimptomatik yang ditandai dengan adanya tekanan darah yang
meningkat secara terus menerus (Potter dan Perry, 2010). Hipertensi terjadi
karena tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat secara tidak stabil
diatas 140/ 90 mmHg yang telah diukur dengan dua kali pengukuran tekanan
darah pada selang waktu lima menit (Baradero dkk, 2008).
Hipertensi merupakan salah satu dari penyakit kardiovaskuler dan penyakit
tidak menular (non communicable disease). Penyakit kardiovaskuler merupakan
penyebab kematian utama pada penyakit tidak menular (Kemenkes RI, 2017).
Gejala yang ditimbulkan pada umumnya seperti sakit kepala atau rasa berat di
tengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan
kabur, telinga berdenging (sinnitus), dan mimisan (Kementerian Kesehatan RI,
2015). Penyakit hipertensi di Indonesia ini akan terus mengalami kenaikan
insiden dan prevalensi, berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup,
mengkonsumsi makanan tinggi lemak, kolesterol, penurunan aktivitas fisik,
kenaikan kejadian stress dan lain lain (Herwati dan Sartika, 2013). Perilaku
pencegahan penyakit hipertensi ini sangat penting untuk dilakukan agar
kesehatan masyarakat di Indonesia dapat optimal.
Tingginya prevalensi penyakit hipertensi ini merupakan masalah yang harus
segera ditangani. Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler
Indonesia (2015), pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan
tekanan darah, dan secara umum sangat menguntungkan dalam menurunkan
risiko permasalahan kardiovaskuler.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Tujuan utama pelaksanaan pendidikan kesehatan mengenai hipertensi yaitu
agar seseorang dapat mengerti bagaimana cara mengontrol tekanan darah
mereka dan dan tidak menyebabkan tekanan darah hipertensi yang dimilikinya

7
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

menjadi lebih parah dan memicu terjadinya komplikasi lain. Pada dasarnya
seseorang dengan hipertensi tidak akan bertambah parah kalau mereka mampu
mengatur pola makan dan rutin melakukan olahraga agar selalu bugar.
Seseorang dengan hipertensi selain menerapkan terapi farmakologi sesuai
anjuran instansi kesehatan, mereka dapat melakukan aktifitas fisik yang
menunjang kebugaran mereka, salah satunya dengan senam prolanis. Senam ini
dilakukan dalam 1 kali dalam seminggu dengan durasi 10-15 menit kemudian
diadakan pelaksanaan prolanis secara lengkap satu bulan sekali.

8
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi seseorang untuk
memahami konsep penyakit hipertensi, penyebab, tanda gejala, komplikasi, cara
mengontrol dan pengobatan. Kegiatan akan dilaksanakan pada Sabtu, 25 Agustus
2019 jam 10.00-selesai WIB di Puskesmas Jenggawah, Kecamatan Jenggawah,
Kabupaten Jember.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada pendidikan kesehatan ini adalah lansia dengan
hipertensi di Puskesmas …, kabupaten Jember.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : Ceramah dan diskusi
2. Landasan teori : Diskusi
3. Landasan pokok
a. Menciptakan suasana ruangan yang nyaman
b. Mengajukkan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberikan komentar
e. Menetapkan tindak lanjut

= Sasaran/Audience

= Pemateri

9
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

Lampiran 1 Berita acara


BERITA ACARA KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG HIPERTENSI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI
DI PUSKESMAS JENGGAWAH, KECAMATAN JENGGAWAH,
KABUPATEN JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
BERITA
FAKULTAS ACARA
KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/ 2020

Pada hari Sabtu, tanggal 25 Agustus 2019 pukul 10.00-selesai. Bertempat di


Puskesmas Jenggawah, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, telah
dilaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan tentang hipertensi pada lansia dengan
hipertensi oleh mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan
ini diikuti oleh … orang (daftar telah terlampir).

Jember, 19 Agustus 2019

Mengetahui

Dosen Pembimbing, Kelompok,

Hanny Rasni, S.Kp., M.Kep. Kelompok 5


NIP 19761219 200212 2 003

10
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

Lampiran 2 Daftar Hadir

BERITA ACARA KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN


TENTANG HIPERTENSI PADA LANSIA DENGAN
HIPERTENSI DI PUSKESMAS JENGGAWAH, KECAMATAN
JENGGAWAH, KABUPATEN JEMBER
DAFTAR HADIR
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/ 2020

Implementasi pendidikan kesehatan tentang hipertensi pada lansia dengan


hipertensi oleh mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember, hari Sabtu,
tanggal 25 Agustus 2019 pukul 10.00-selesai yang bertempat di Puskesmas
Jenggawah, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember.

No Nama Alamat Tanda Tangan


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10

Jember, 25 Agustus 2019

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Hanny Rasni, S.Kp., M.Kep.


NIP 19761219 200212 2 003

11
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

Lampiran 3 SAP
BERITA ACARA KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG HIPERTENSI PADA LANSIA DENGAN
HIPERTENSI DI PUSKESMAS JENGGAWAH, KECAMATAN
JENGGAWAH, KABUPATEN JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/ 2020

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Topik/materi : Hipertensi pada Lansia


Sasaran : Lansia dengan hipertensi
Waktu : 10.00-selesai WIB
Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Agustus 2019
Tempat : Puskesmas Jenggawah, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten
Jember

1. Standar Kompetensi
Setelah mendapatkan pengetahuan mengenai hipertensi pada lansia dengan
hipertensi untuk meningkatkan pengetahuan lansia terhadap hipertensi

2. Kompetensi Dasar
Setelah mendapatkan pengetahuan diharapkan lansia mampu:
a. Memahami konsep hipertensi,
b. Memahami cara-cara mengontrol tekanan darah, dan
c. Meningkatkan kesadaran lansia untuk berobat.

3. Pokok Bahasan:
Hipertensi pada lansia dengan hipertensi.

4. Subpokok Bahasan
a. Definisi hipertensi,
b. Penyebab hipertensi,
c. Tanda dan gejala hipertensi,
d. Komplikasi hipertensi,
e. Diet pada pasien hipertensi,
f. Pengobatan hipertensi.

5. Waktu
1x30 Menit

6. Bahan/Alat yang digunakan


Leaflet

12
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

7. Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran : Ceramah dan diskusi
b. Landasan Teori : Diskusi
c. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang nyaman
2. Mengajukan masalah
3. Mengidentifikasi pilihan tindakan
4. Memberi komentar
5. Menetapkan tindak lanjut

Keterangan:

: Sasaran
: Pemateri

8. Persiapan
Mahasiswa menyiapkan materi tentang hipertensi pada lansia

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Kegiatan Audien
Pendahuluan a. Memberi salam dan Memperhatikan dan 2 menit
memperkenalkan diri menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan Memperhatikan
c. Menyebutkan pokok bahasan Memperhatikan
yang akan disampaikan. Memperhatikan dan
d. Menyampaikan kontrak waktu menjawab
Penyajian a. Penyajian hasil pengkajian Menyimak dan 25 menit
masalah kesehatan masyarakat memperhatikan
desa.
b. Penetapan masalah kesehatan Menyimak,
masyarakat desa yaitu memperhatikan, dan
hipertensi pada lanjut usia. tanya jawab
c. Penyusunan rencana tindakan Menyimak,
keperawatan yang dilakukan memperhatikan, dan
untuk mengatasi hipertensi tanya jawab
pada lansia yaitu:
1. Pendidikan kesehatan
tentang hipertensi dengan
materi :
13
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

- Definisi hipertensi,
- Penyebab hipertensi,
- Tanda dan gejala
hipertensi,
- Komplikasi hipertensi,
- Cara mengontrol tekanan
darah,
- Pengobatan hipertensi.
Evaluasi:
Menanyakan kembali hal-hal
yang sudah dijelaskan
mengenai hipertensi
Penutup a. Menutup MMD II dengan Mendengarkan 3 menit
menyimpulkan materi yang
telah dibahas Menjawab salam
b. Memberikan salam penutup

10. Evaluasi
a. Audien mampu menjelaskan dan memahami masalah kesehatan yang ada
di wilayah kerja puskesmas Jenggawah yaitu hipertensi
b. Audien mengetahui penyebab, ciri-ciri, komplikasi, tanda dan gejala
hipertensi
c. Audien mengetahui, memahami, serta mampu melakukan intervensi
untuk mengontrol hipertensi dan pengobatan hipertensi.

11. Lampiran
1. Materi penyajian data MMD II dan materi pendidikan kesehatan tentang
hipertensi,
2. Media yang digunakan (leaflet).

Penyaji

14
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

Lampiran 4 Materi

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Menurut Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi
merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan
di atas normal.
Sedangkan menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap
normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95
mmHg dinyatakan sebagai darah tinggi (Soeparman, 1999).

B. Penyebab Hipertensi
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen
pembuluh darah

Klasifikasi hipertensi menurut etiologinya:


a. Hipertensi primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik, stres
psikologis
b. Hipertensi renalis : keadaan iskemik pada ginjal
c. Hipertensi hormonal
d. Bentuk hipertensi lain: obat, cardiovascular, neurogenik (Andy
Sofyan, 2012)

C. Tanda dan Gejala Hipertensi


Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi
bertahun-tahun, dan berupa:
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah,
akibat peningkatan tekanan darah intrakranium
15
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi


3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat
4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus
5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler
6. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran
dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini
disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan
segera.
(Elizabeth J. Corwin, 2000)

D. Diet untuk Pasien Hipertensi


Diet merupakan pengendalian asupan kalori total untuk mencapai atau
mempertahankan BB yang sesuai dan mengendalikan kadar
glukosa.Tujuan diituntuk membantu menurunkan tekanan darah,
mempertahankan tekanan darah menuju normal,penurunan faktor resiko
BB yang berlebih, menurunkan kadar lemak kolesterol.Diit untuk
penderita Hipertensi:
1. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Darah tinggi
a. Sumber kalori
Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula.
b. Sumber protein hewani
Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari,
telur ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa
lemak
c. Sumber protein nabati
Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.
d. Sumber lemak
Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.

16
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

e. Sayuran
Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti
bayam,kangkung,buncis, kacang panjang, taoge, labu siam,
oyong, wortel.
f. Buah-buahan
Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah
terbatas.
g. Bumbu
Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam
tidak lebih 15 gramperhari.
h. Minuman
Teh encer, coklat encer, juice buah.

2. Makanan yang dibatasi


a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi misalnya otak, paru,
minyak kelapa, gajih
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan natrium misalnya
biscuit, craker
c. Makanan dalam kaleng : sarden, abon, asinan, ikan asin, telor
asin.
d. Makanan yang mengandung alkohol misalnya durian dan tape.
e. Daging-daging warna merah segar seperti hati ayam, sosis,
daging sapi, daging kambing.
f. Garam dapur
g. Makan tinggi lemak dan kolesterol
h. Buah/sayur yang diawetkan dengan garam : ikan asin, asinan, dll

E. Obat-Obatan Pasien Hipertensi


1. Diuretik

17
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara mendeplesi


simpanan natrium tubuh. Awalnya, diuretik menurunkan tekanan
darah dengan menurunkan volume darah dan curah jantung, sehingga
tahanan perifer menurun. Setelah 6-8 minggu, curah jantung kembali
normal karena tahanan vaskular perifir menurun. Natrium dapat
menyebabkan tahanan vaskular dengan meningkatkan kekakuan
pembuluh darah dan reaktivitas saraf, yang diduga berkaitan dengan
terjadinya peningkatan pertukaran natrium-kalsium dengan hasil akhir
peningkatan kalsium intraseluler. Efek tersebut dapat dikurangi
dengan pemberian diuretik atau pengurangan natrium. Contoh obat
diuretik yang sering digunakan untuk menurunkan hipertensi adalah:
spironolactone, dan hydrochlorothiazide (thiazide) yang mempunyai
efek cukup kuat sebagai diuretik dan efektif untuk menurunkan
tekanan darah dalam dosis yang rendah (Benowitz, 2002).
2. Obat simpatoplegik
Mempunyai mekanisme kerja menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan tahanan perifer, menghambat fungsi jantung, dan
meningkatkan pengumpulan vena didalam pembuluh darah kapasitans
(dua efek terakhir menyebabkan penurunan curah jantung). Contoh
obat golongan ini adalah: Methyldopa dan clonidine (Benowitz,
2002).
3. Obat vasodilator langsung.
Semua vasodilator yang digunakan untuk hipertensi merelaksasi otot
polos arteriol, sehingga dapat menurunkan tahanan vaskular sistemik.
Penurunan tahanan arteri dan rata-rata penurunan tekanan darah arteri
menimbulkan respon kompensasi, dilakukan oleh baroreseptor dan
sistem saraf simpatis, seperti halnya renin angiotensin dan aldosteron.
Respon-respon kompensasi tersebut melawan efek anti hipertensi
vasodilator. Vasodilator bekerja 12 dengan baik apabila
dikombinasikan dengan obat antihipertensi lain yang melawan respon

18
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

kompensasi kardiovaskular. Contoh obat –obat vasodilator adalah;


Hydralazine dan minoxidil (Benowitz, 2002).
4. Obat yang menyekat produksi atau efek Angiotensin.
Rilis renin dari korteks ginjal distimulasi oleh penurunan tekanan
arteri ginjal, stimulasi saraf simpatis dan penurunan pengiriman
natrium atau peningkatan konsentrasi natrium pada tubulus distalis
ginjal. Renin bekerja terhadap angiotensin untuk melepaskan
angiotensin I dekapeptida yang tidak aktif. Angiotensin I kemudian
dikonversi, terutama oleh enzim pengubah angiotensin endothelial
(endothelial angiotensin-converting enzyme, ACE), menjadi
oktapeptida angiotensin II vasokonstriktor arterial, yang akan
dikonversi menjadi angiotensin III didalam kelenjar adrenal.
Angiotensin II mempunyai aktifitas vasokonsriktor dan retensi
natrium.Angiotensin II dan III menstimulasi rilis aldosteron. Contoh
obat golongan ini adalah ; captopril,enalapril dan lisinopril (Benowitz,
2002)

F. Komplikasi pada Pasien Hipertensi


Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan
berbahaya sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat
menyerang berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung,
pembuluh darah arteri, serta ginjal. Sebagai dampak terjadinya komplikasi
hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah dan kemungkinan
terburuknya adalah terjadinya kematian pada penderita akibat komplikasi
hipertensi yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa
penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung
dari kenaikan tekanan darah pada 19 organ, atau karena efek tidak
langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II,
stress oksidatif, down regulation, dan lain-lain. Penelitian lain juga

19
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam


berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya
kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming
growth factor-β (TGF-β). Umumnya, hipertensi dapat menimbulkan
kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
1. Jantung
a. hipertrofi ventrikel kiri
b. angina atau infark miokardium
c. gagal jantung
2. Otak - stroke atau transient ishemic attack
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati

20
Laporan Keperawatan Komunitas dan Keluarga – Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember | 2019

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC: Jakarta.

Benowitz, N. L., 2002, Farmakologi Dasar Dan Klinik “Basic and Clinical
Pharmacology”, Obat Anti Hipertensi. Salemba Medika: Jakarta.

Sofyan, Andi. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Self care


Management pada Asuhan Keperawatan Pasien Hipertensi di RSUD Kudus.
Depok: FIKUI.

Arif, Muttaqin., 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskular dan hematologi. Salemba Medika, Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai