Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN KESIAPAN PENINGKATAN KONSEP DIRI DI MASA


PANDEMI COVID-19

disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Profesi Ners


Stase Keperawatan Jiwa

Oleh :
Siti Aldina
192311101059

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
KONSEP TEORI

1. Latar Belakang
Pada masa ini, remaja mempunyai tugas – tugas perkembangan yang dapat
menjadi ancaman bagi remaja dan juga sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor
lingkungan. Adanya hambatan dalam tahap perkembangan dapat menimbulkan
masalah kesehatan jiwa bila tidak terselesaikan dengan baik. Masalah tersebut
dapat berasal dari remaja sendiri, hubungan dengan orang tua atau akibat interaksi
sosial diluar lingkungan keluarga. Dampak selanjutnya adalah munculnya
gangguan psikotik yang bisa berlanjut sampai masa dewasa. Remaja adalah
individu yang unik dengan segala proses perkembangan yang harus dilaluinya
baik secara fisik maupun psikologis. Masa remaja merupakan masa transisi dan
merupakan masa yang sulit bagi remaja sehingga kemungkinan akan terjadi
perubahan perilaku terkait dengan perkembangan yang terjadi pada remaja
tersebut.
Seorang remaja tidak lagi dapat disebut sebagai anak kecil, tetapi belum juga
dapat dianggap sebagai orang dewasa. Disatu sisi ia ingin bebas dan mandiri,
lepas dari pengaruh orang tua tetapi disisi lain pada dasarnya tetap membutuhkan
bantuan, dukngan dan perlindungan orang tuanya. Orang tua sering tidak
mengetahui atau memahami perubahan yang terjadi sehingga tidak menyadari
bahwa mereka telah tumbuh menjadi seorang remaja, bukan lagi anak yang selalu
dibantu.Orang tua menjadi bingung menghadapi labilitas emosi dan perilaku
remaja sehingga akan terjadi konflik diantara keduanya.
Agar kesehatan jiwa remaja dapat tercapai maka deteksi dini dan intervensi
dini perlu dilakukan dengan melibatkan keluarga maupun remaja sendiri sehingga
masalah – masalah kejiwaan remaja dapat diatasi dengan baik.

2. Definisi
Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata latin adolescence (kata
bendanya adolescenta yang berarti remaja) yang berarti tumbuh menjadi dewasa.
Adolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal,
kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal ini mengisyaratkan kepada hakikat
umum, yaitu bahwa pertumbuhan tidak berpindah dari satu fase ke fase lainya
secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung setahap demi setahap (Al-
Mighwar, 2006). Kartono (2006) berpendapat bahwa pada periode remaja terjadi
perubahan yang besar pada fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah.

3. Klasifikasi
Yusuf (2006), menyatakan bahwa remaja dibagi menjadi 3 kelompok usia,
yaitu:
1) Remaja awal, berada pada rentang usia 12 sam[ai 15 tahun dan merupakan
masa dimana remaja merasa bingung, cemas, takut dan gelisah.
2) Remaja pertengahan dengan rentang usia 15 sampai 18 tahun. Pada masa ini
remja menginginkan sesuatu dan mencari-cari sesuatu. Pada masa ini remaja
memikirkan konsip deirinya relaif stabil
3) Remaja akhir, dengan rentang uasia 18 sampai 21 tahun, di mna pada masa
ini individu mulai sabil dan mulai mengenal dirinya, mulai memahami arah
hidup dan menyadari tujuan hidup.

4. Ciri-Ciri Remaja
Masa remaja memiliki beberapa ciri-ciri tertentu yang membedakan dari
tahapan dari masa-masa sebelumnya dan sesudahnya menurut Hurlock (2009:
207-208) yaitu:
1) Terjadinya perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan
cepatnya perkembangan mental
2) Merupakan masa peralihan dari masa kanak- kanak kemasa dewasa. Individu
harus meninggalkan masa kanak-kanak dan mempelajari pola perilaku yang
baru untuk menggantikan pola perilaku yang lama
3) Masa remaja sebagai periode perubahan. Tingkat perubahan dalam sikap dan
perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama
awal masa remaja, ketika perubahan fisik berkembang dengan pesat,
perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat
4) Sebagai masa usia bersalah, pada masa remaja sering mengalami masalah
yang sulit untuk dihadapi baik oleh remaja laki-laki maupun remaja
perempuan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi masalah yang dialami
oleh remaja yaitu masalah ketergantungan terhadap orang tua dan masalah
yang ditimbulkan oleh keinginan untuk mandiri. Dalam hal ini kadang kala
karena ketidakmampuan remaja untuk menyelesaikan masalahnya sendiri
sesuai dengan harapan mereka sehingga timbul ketegangan, rasa frustasi dan
lain sebagainya pada diri remaja
5) Masa mencari identitas, pada masa ini remaja ingin sekali menjelaskan “siapa
dirinya” dan apa yang diinginkan juga “apa peranannya” dalam masyarakat.
Intinya remaja ingin menarik perhatian orang lain
6) Masa yang tidak realistic, yaitu pada kehidupan ini remaja akan timbul suatu
masa dimana remaja memandang kehidupan sebagaimana yang diinginkan
bukan sebagaimana kenyataannya. Hal ini juga dialami dalam pembentukan
citacita pada remaja. Remaja sering kali mempunyai cita-cita yang tidak
realistic yang diiringi dengan kemampuannya untuk meraihnya. Keadaan ini
akan menimbulkan rasa emosi tersendiri pada diri remaja seperti sakit hati,
kecewa dan frustasi.

5. Karakteristik Remaja
Ada beberapa karakteristik umum perkembangan remaja menurut Bischof
(dalam Ali dan Asori, 2004:17) yaitu:
1) Kegelisahan, yaitu keadaan yang tidak tenang menguasai diri remaja. Mereka
mempunyai keinginan yang tidak selalu dapat dipenuhi
2) Pertentangan, pertentangan yang terjadi pada diri remaja menimbulkan
kebingungan baik pada diri remaja maupun orang lain
3) Menghayal, banyak faktor yang menghalangi keinginan remaja untuk
berekspresi dan bereksperimen terhadap lingkungan sehingga jalan keluar
yang diambil dengan berkhayal
4) Aktivitas berkelompok, keinginan berkelompok ini tumbuh sedemikian
besarnya dan dapat dikatakan sebagai ciri umum remaja
5) Keinginan mencoba segala sesuatu. Remaja memiliki rasa ingin tahu karena
didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin
berpetualang menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang
belum pernah dialaminya
Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
1) Identitas: Nama, usia, agama, alamat dan lain sebagaianya.
2) Perkembangan yang normal: pembentukan identitas diri
 Menilai diri secara objektif
 Merencanakan masa depannya
 Dapat mengambil keputusan
 Menyukai dirinya
 Berinteraksi dengan lingkungannya
 Bertanggung jawab
 Mulai melihatkan kemandirian dalam keluarga
 Menyelesaikan masalah dengan meminta bantuan orang lain yang
menurutnya mampu
3) Penyimpangan perkembangan
 Tidak menemukan ciri khas (kekuatan dan kelemahan) dirinya
 Merasa bingung, bimbang
 Tidak mempunyai rencana untuk masa depan
 Tidak mampu berinteraksi dengan lingkungannya
 Memiliki perilaku antisosial
 Tidak menyukai dirinya
 Sulit mengambil keputusan
 Tidak mempunyai minat
 Tidak mandiri

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan identitas diri
b. Kesiapan peningkatan konsep diri
3. Intervensi
No Diagnosa Kriteria Hasil (NOC) NIC
. Keperawatan
1. Gangguan Identitas Setelah dilakukan asuhan keperawatan Promosi Koping (I.09312)
Diri selama 3x24 jam diharapkan masalah dapat 1. Identifikasi kemampuan yang dimiliki
teratasi dengan kriteria hasil : 2. Diskusikan perbahan peran
1 2 3 4 5 3. Gunakan pendekatan yang tennang dan
Penilaian diri √ meyakinkan
positif 4. Motivasi untuk memberikan harapan yang
Penerimaan √ realistis
terhadap diri 5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Perilaku √ 6. Ajarkan memecahkan masalah yang konstruktif
asertif 7. Latih keterampilan sosial

2. Kesiapan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Promosi Kesadaran diri (I.09311)


Peningkatan Konsep selama 3x24 jam diharapkan masalah dapat 1. Identifikasi emosi saat ini
Diri teratasi dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi respon yang ditunjukkan
1 2 3 4 5 3. Diskusikan tentang fikiran, perilaku atau respon
Kepuasan √ terhadap kondisi
terhadap diri 4. Anjurkan mengnali pikiran dan perasaan tentang
Keinginan √ diri
meningkatakan 5. Anjurkan untuk mrngungkpkan perasaan
konsep diri 6. Latik kemampuan positif diri.
Rasa percaya √
diri
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2004. Psikologi Remaja (Perkembangan


Peserta Didik). Jakarta: Bumi Aksara.

Kartono, Kartini. 2006. Peran Keluarga Memandu Anak. Jakarta: CV. Rajawali.

Yusuf Syamsu & A. Juntika Nurihsan. (2006). Landasan dan Bimbingan


Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai