Anda di halaman 1dari 12

PEMAHAMAN DIRI

DALAM KONSELING
A. PEMAHAMAN DIRI DALAM KOMUNIKASI
• “Who am I ?” Pertanyaan itu sangatlah sederhana, tetapi
mungkin memerlukan jawaban yang mendalam, karena
banyak aspek yang harus diungkap

• Aspek-aspek tersebut baik yang menyangkut kelebihan


maupun kekurangannya, yang meliputi aspek : fisik, psikis,
minat, bakat, cita-cita, kebutuhan-kebutuhan pokok serta
gaya hidup yang diinginkan.
Agar kita mempunyai pemahaman yang lebih baik terhadap diri kita sendiri, mari
kita coba bahas satu persatu dari setiap aspek yang ada :
• Watak atau karakter, kepribadian (personality) menurut Allport adalah satu dan semua akan tetapi
bisa berbeda bila dipandang dari segi yang berlainan. Kalau kita hendak menggunakan norma atau
menggunakan penilaian, maka lebih tepat dipergunakan istilah “watak” dan kalau kita tidak
memberikan penilaian atau hanya memberikan gambaran apa adanya maka dipakai istilah
“kepribadian”.
• Bakat yaitu kemampuan kita untuk melakukan sesuatu dengan sedikit sekali tergantung pada faktor
latihan, hal ini sering juga disebut bakat khusus. Sedang bakat umum adalah kemampuan untuk
menyelesaikan sesuatu yang berkaitan dengan intelegensi. Bakat merupakan potensi-potensi yang
berisi kemungkinan untuk berkembang kesuatu arah. Bakat bukanlah sesuatu yang terjadi dan terbentuk
pada waktu individu dilahirkan, tetapi baru merupakan potensi-potensi saja, agar potensi ini menjadi
nyata / terwujud dibutuhkan kesempatan untuk mengaktualisasikan bakat-bakat tersebut, karena itu
ada bakat yang tidak dapat berkembang karena kesempatan kurang atau tidak memungkinkan,
Sehingga muncul istilah bakat terpendam.
• Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang
biasanya diikuti dengan perasaan senan, apa yang dilamuni anak sehari-hari seringkali mempengaruhi minat
anak dalam mempelajari sesuatu. Jika sejak dini anak diperkenalkan atau diberikan informasi yang menarik
tentang sesuatu hal, maka anak akan lebih menonjol.

• Cita-cita atau keinginan merupakan tujuan atau hal yang ingin dicapai pada kehidupan mendatang. Oleh
karena itu belajar yang efektif baik dan teratur diyakini dapat membantu tercapainya cita-cita yang
diinginkan.

• Sikap
a. Menurut Thurstone sikap adalah suatu tingkat anefeksi baik yang bersifat maupun negatif dalam
hubungannya dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang positif senang, sedangkan afeksi negatif adalah
afeksi yang tidak menyenangkan.

b. Ciri-ciri Sikap :
1) Sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk dan dipelajari sepanjang perkembangan tersebut.
2) Sikap tidak berarti berdiri sendiri melainkan mengandung relasi atau hubungan tertentu terhadap obyek.
3) Sikap dapat berubah
4) Sikap mengandung motivasi yang mendorong individu terhadap obyek tertentu
Selain aspek fisik yang diuraikan diatas masih ada beberapa aspek kondisi psikis yang mencakup aspek-
aspek psikologis, yaitu :
1. Aspek intelektual : Tingkat kecerdasan, Kecepatan realisi, Kapasitas ingatan, dan Bakat khusus.

2. Aspek Emosional : Reaksi terhadap suatu kejadian atau peristiwa, Suasana hati (pemarah, pendiam,
ramah, sedih,penuh perhatian, gembira, cemburu, optimis, pesimis,dll)
3. Aspek Kemauan : Baik atau tidaknya hubungan antara kemauan dengan intelektual dan emosinya,
Mudah putus asa atau tabah, Suka menggali kemampuan sendiri atau mudah menggantungkan diri
kepada orang lain.
4. Konsentrasi : Serius atau mudah terpengaruh dalam beraktifitas.

5. Hobby : Senang terhadap aktivitas fisik, psikis, seni, bisnis, dll


6. Aspek Spiritual : Kuat lemahnya akidah
B. PEMAHAMAN DIRI BAGI KONSELOR
• Johari Window atau Jendela Johari merupakan salah satu cara untuk melihat
dinamika dari self-awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan,
dan motif kita.
• Model yang diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham di tahun 1955 ini
berguna untuk mengamati cara kita memahami diri kita sendiri sebagai
bagian dari proses komunikasi. Joseph Luft dan Harrington Ingham,
mengembangkan konsep Johari Window sebagai perwujudan bagaimana
seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai
sebuah jendela.
• “Jendela‟ tersebut terdiri dari matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan
daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat
sel tersebut adalah daerah publik, daerah buta, daerah tersembunyi, dan
daerah yang tidak disadari.
• Open area adalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang lain seperti
nama, jabatan, pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll. Area terbuka merujuk
kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri dan
orang lain.
• Hidden area berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup bagi orang
lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan,
keluarga, kesehatan, dll. Dengan tidak berbagi mengenai hidden area, biasanya
akan menjadi penghambat dalam berhubungan.
• Blind area yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita tidak.
Pada daerah ini orang lain tidak mengenal kita sementara kita tahu kemampuan
dan potensi kita, bila hal tersebut yang terjadi maka umpan balik dan komunikasi
merupakan cara agar kita lebih dikenal orang terutama kemampuan kita, hilangkan
rasa tidak percaya diri mulailah terbuka. Misalnya bagaimana cara mengurangi
grogi, bagaimana caranya menghadapi dosen A, dll.
• Unknown area adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak mengetahuinya. Sampai
kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan diri kita
bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan. Misalnya ketika pertama kali seneng
sama orang lain selain anggota keluarga kita.

Menurut Carl Rogers agar konseling efektif ada 3 kualitas diri ( sikap ) yang sebaiknya dimiliki
oleh konselor yaitu :
• Empati : memandang dengan kerangkah pikir klien, berusaha memahami dan berpikir
bersama klien.
• Otentik : konselor tahu perasaannya sendiri, memahami diri sendiri, yang dialami dan
dirasakan selaras, tidak berpura – pura.
• Unconditional Positif Regards atau Acceptance : menerima klien apa adanya, tanpa syarat,
menghargai dan menghormati.
Sedangkan Perilaku bidan dalam melaksanakan tugas sebagai komunikator maupun konselor
dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu :
• Pengetahuan (Kognitif),
meliputi pengetahuan tentang : Kesehatan, Ilmu kebidanan dan kandungan; Masalah yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan pasca; Persalinan dan upaya pencegahan
serta penatalaksanaanya; Keyakinan akan adat isitiadat, norma tertentu; Hubungan antar
manusia; dan Psikologi
• Ketrampilan (Psikomotorik),
meliputi keterampilan dalam : Membantu proses persalinan dan berbagai masalah kesehatan;
Menggunakan alat-alat pemeriksaan tubuh klien; Menggunakan alat bantu visual untuk
membantu pemberian informasi kepada klien; Mengatasi situasi genting yang dihadapi klien;
dan Membuat keputusan
• Sikap (Afektif), :
Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain; Bersikap ramah, sopan , dan santun;
Menerima klien apa adanya; Berempati terhadap klien; Membantu dengan tulus; Terbuka
terhadap pendapat orang lain
JADI, Seorang Bidan HARUS :
 Perlu dipahami setiap orang mmpunyai Bio – Psiko – Sosial – Spiritual yang berbeda
sehingga perlu pemahaman diri untuk mnghadapi berbagai karakteristik
 Harus memahami untuk bisa menghadapi kecemasan, kesedihan dan kegembiraan klien
 Mampu mengendalikan emosinya
 Jika bidan tidak bisa memahami diri sendiri maka akan sulit memahami apa yang dialami
klien

Anda mungkin juga menyukai