3
Hal-hal Yang Harus Diketahui Oleh Ibu
Menyusui bayi tidak perlu dijadwal. Bila bayi membutukan atau menangis ibu harus
segera memberikan ASI. Bila bayi puas menyusu, bayi akan tidur pulas.
Ketika bayi tertidur dalam keadaan masih menyusu, untuk melepaskan puting dari mulut
bayi ibu dapat memasukkan jari tangan secara perlahan kedalam mulut bayi menyusuri
puting susu. Kemudian dengan perlahan lepaskan puting susu dari mulut bayi, hal ini
untuk menghindari puting susu lecet akibat gesekan yang kuat dan bayi tidak terkejut.
4
2. Cara Menyusui yang
Benar
Ibu harus menyusui bergantian diantara
dua payudara. Namun, satu buah dada
harus disusukan sampai dianggap habis
ASI-nya, kemudian ke payudara yang
lain.
Bila payudara pertama yang disusui masih
ada, hendaknya dikeluarkan dengan
memasase payudara kearah puting susu
sampai payudara tidak mengeluarkan ASI
lagi.
5
3. Urutan Menyusui
Yang Benar
• Pilih posisi yang paling nyaman untuk menyusui.
• Baringkan bayi di atas bantal dengan baik sehingga posisi bayi saling berhadapan
dengan ibu. Perut ibu berhadapan dan bersentuhan dengan perut bayi.
• Mula-mula masase payudara dan keluarkan sedikit ASI untuk membasahi puting
susu, tujuannya menjaga kelembaban puting. Kemudian oleskan puting susu ibu ke
bibir bayi untuk merangsang refleks bayi.
• Topang payudara dengan tangan kiri atau tangan kanan dan empat jari menahan
bagian bawah areola mamae sampai bayi membuka mulutnya.
• Setelah bayi siap menyusu masukkan putting susu sampai daerah areola mamae
masuk ke mulut bayi. pastikan bayi mengisap dengan benar dan biarkan bayi
bersandar kearah ibu
Lanjutan
• Pertahankan posisi bayi yang tepat dan nyaman sehingga memungkinkan bayi dapat
mengisap dengan benar, bila posisi tidak benar dan putting susu lecet akan menjadi
pintu masuk kuman yang membahayakan ibu dan bayi.
• Susui bayi selama ia mau dan berikan ASI secara bergantian pada kedua payudara
sehingga mempertahankan ASI tetap diproduksi seimbang pada kedua payudara.
• Bila menghadapi masalah, segera cari bantuan petugas yang memahami tata laksana
ASI sehingga segera mendapatkan.
• Setelah bayi selesai menyusu, sebaiknya putting susu dan sekitarnya dibasahi oleh ASI
dan biarkan kering sendiri untuk menjaga kelembaban.
• Setelah menyusui, bila bayi tidak tidur, sendawakan bayi dengan meletakkan bayi
telungkup kemudian punggungnya ditepuk-tepuk secara perlahan atau bayi ditidurkan
telungkup dipangkuan dan tepuk punggung bayi.
7
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada
perut ibu
3. Mulut bayi terbuka lebar.
Apabila bayi telah menyusu 4. Dagu bayi menempel pada
dengan benar, maka akan payudara ibu.
5. Sebagaian areola masuk ke
memperlihatkan tanda-tanda dalam mulut bayi, areola bawah
sebagai berikut: lebih banyak yang masuk.
6. Bayi nampak mengisap dengan
ritme perlahan-lahan.
7. Puting susu tidak terasa nyeri.
8. Telinga dan lengan bayi terletak
pada satu garis lurus.
9. Kepala bayi agak menengadah.
8
4. Posisi Ibu Dan Bayi Yang Benar Saat
Menyusui
• Berbaring miring, posisi ini adalah yang amat baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau
bila ibu merasa lelah atau merasakan nyeri.
• Duduk penting memberi topangan atau sandaran pada punggung ibu pada posisinya tegak lurus
(90 derajat) terhadap pangkuannya
• Berbaring miring atau duduk (dengan punggung dan kaki ditopang) akan membantu bentuk
payudara dan memberi ruang untuk menggerakkan bayinya ke posisi yang baik
• Badan bayi harus dihadapkan kearah badan ibu dan mulutnya bayi dihadapkan ke putting susu
ibu. Leher bayi harus ditengadahkan.
• Bayi sebaiknya ditopang pada bahunya sehingga posisi kepalanya yang agak tengadah dapat
dipertahankan. Posisikan bibir bawah paling sedikit 1,5 cm dari pangkal putting susu, bayi harus
mengulum sebagian besar arkola, bukan hanya ujung putingnya.
9
Memfasilitasi Menjadi Orang Tua
1. Menyentuh, yang dapat terjadi pada waktu menyusui, memeluk, membuai, dan
mengusap tubuh dengan lembut
2. Kontak mata, yang dilakukan terus – the nerus face to face (wajah ibu dan bayi
sejajar 20 cm).
3. Suara. Bentuk respons bayi terhadap suara yang didengarnya.
4. Bau. Ciri khas bau bayi dan ibunya.
5. Penyerapan. Umpan-balik yang positif antara orang tua dan bayi untuk komunikasi.
6. Bioritmik
7. Timbal-balik dan sinkronisasi.
11
Kebutuhan Bayi
a) Bersendawa
b) Mandi, termasuk cara mencuci rambut
c) Mamakai baju, termasuk bagaimana cara berpakaian atau memanipulasi warna
pakaian dengan kulit bayi, bagaimana cara mencari bahan untuk pakaian bayi
yang akan digunakan kemudian disesuaikan dengan suhu tubuh atau keadaan
cuaca
d) Perawatan luka sirkumsisi
e) Pembersihan dan perawatan penis jika bayi tidak disirkumsisi
f) Perawatan tali pusat
g) Bagaimana memeluk dan merawat bayi
h) Imunisasi
12
Persiapan Pasien
Pulang
1. Mengajari ibu tanda-tanda bahaya. Ajarkan ibu jika melihat hal-hal berikut atau perhatian bila
ada sesuatu yang tidak beres, sehingga perlu menemui seorang bidan dengan segera.
a. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba (melebihi haid biasa
atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih dari 2 pembalut dalam waktu setengah
jam)
b. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras
c. Rasa nyeri di perut bagian
d. Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri epigastrik, atau masalah penglihatan
e. Pembengkakan pada wajah dan tangan
f. Demam, muntah, rasa sakit saat berkemih atau merasa fidak enak badan
g. Payudara merah, panas, dan/atau salt
h. Kehilangan sclera makan untuk waktu yang lama
i. Rasa sakit, warn merah, nyeri tekan, dan/atau pembengkakan pada kaki
j. Merasa sedih atau merasa tidak mampu mengurus diri sendiri dan bayinya
k. Merasa sangat letih atau napas terengah-engah
13
2 Mengajari ibu proses fisiologis masa pascabersalin dan perilaku yang baik pada
kondisi tersebut.
• Pengeluaran Lokia.
• Nyeri setelah kelahiran pada fundus
• Perineum. vagina dan vulva akan sedikit memerah bengkak, lecet, dan nyeri,
mungkin juga terluka. Selain itu, terasa lebih lembut.
• Hemoroid.
• Diuresis/diaforesis
• Bengkak dan pembesaran peyudara
• Hubungan seksual.
14
THANKS
Silahkan Bertanya
15