Anda di halaman 1dari 34

SIKAP DAN

PERILAKU
MANUSIA
Eyet Hidayat, SPd, SKp, MKep, Sp.Kep.J.
Pilih Apa?
Mau berkenalan dengan siapa?
Sikap adalah penilaian
positif atau negatif
terhadap : isu, ide, orang,
kelompok sosial, benda
dsbnya
• Sebagai derajat afek positif atau afek negatif
thd suatu obyek psikologis
• Kesiapan u/ bereaksi thd suatu obyek dg
cara2 ttt
• Suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan
antisipatif, predisposisi u/ menyesuaikan diri dl
situasi sosial, atau secara sederhana
• Respons thd stimuli sosial yang tl
terkondisikan
• Keteraturan ttt dl hal perasaan (afeksi),
pemikiran (kognisi), dna predisposisi tind
(konasi) seseorg thd suatu aspek di lingk
sekitarnya.
• Membantu memahami dunia sekelilingnya dengan
mengorganisir dan menginterpretasikan informasi
yang ada fungsi pengetahuan
• Untuk mengekspresikan nilai-nilai sentral/Beliefs
fungsi identitas atau ekspresi diri
• Untuk memelihara/menjaga harga diri dengan
cara menghindari kenyataan-kenyataan yang
kurang menyenangkan sehubungan dengan diri
ybs. fungsi harga diri
Azwar (2007) menyatakan bahwa sikap memiliki 3 komponen
yaitu:
Komponen kognitif
Komponen kognitif mrpk komponen yang berisi kepercayaan
seseorg mengenai apa yg berlaku / apa yg benar bagi objek
sikap.
Komponen afektif
Komponen afektif merupakan komponen yang menyangkut
masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek
sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan
perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.
Komponen perilaku
Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan
berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan
objek sikap yang dihadapinya.
Karakteristik Sikap
a. Sikap disimpulkan dari cara-cara
individu bertingkah laku.
b. Sikap ditujukan mengarah kepada
objek psikologis atau kategori.
c. Sikap dipelajari.
d. Sikap mempengaruhi perilaku.
e. Sikap tidak dibawa sejak lahir.
1.Pengalaman pribadi
2.Pengaruh org lain yg dianggap
penting
3.Pengaruh kebudayaan
4.Media masa
5.Lembaga pendidikan / lembaga
agama
6.Faktor emosional
• Konsistensi internal: perlu dipertahankan
pada sikap yang intensitasnya ekstrim
• Seperti sikap sangat setuju atau sikap
sangat tidak setuju
• Semakin ekstrim sikap seseorang, maka
akan semakin terasa apabila ada serangan
terhadap salah satu komponen sikapnya,
sehingga jika dirubah akan menyebabkan
sikap kompensatif
Pembentukan Sikap: melalui proses
belajar sosial
1. Classical Conditioning

Aku suka
biola karena
papah sering
main biola
2. Instrumental Conditioning:

Setiap kali Cindy latihan


balet, ibunya selalu
membelikan ice cream
setelah latihan
3. Modeling (meniru)

Like father like son


Pembentukan sikap: melalui Social
Comparison

Ternyata dalam pembentukan sikap kita


dipengaruhi oleh informasi sosial yang ada,
yang sesuai dengan keinginan kita.
Contoh penelitian Maio, Esses & Bell, 1994

Orang Inggris mengatakan bahwa orang


Camaria.: ramah, berjiwa wiraswasta, jujur,
pandai,mementingkan pendidikan, persamaan
hak, kebebasan, hukum dan aturan.
Bagaimana sikap Anda terhadap orang
Camaria?
Pembentukan sikap: karena
faktor bawaan/genetik ?

Ternyata orang
kembar banyak
memiliki
persamaan
sikap (walaupun
dibersarkan
secara terpisah)
Ani seorang aktivis perempuan
mendapat 2 undangan seminar:
Kesetaraan gender dalam Islam
dan Kampanye Anti Rokok,
kemungkinan seminar apa yan
akan dipilih Ani?

Kesimpulan: Situasi dan sikap


saling mempengaruhi.
Aspek Sikap:

• Sikap terbentuk melalui pengalaman langsung


umumnya lebih kuat.
• Makin kuat sikap (ekstrim, intensif, penting),
makin besar dampaknya, makin sulit diubah.
• Penting atau tidaknya sebuah sikap
tergantung dari: kepentingan pribadi indivivu
tsb., identifikasi sosial, relevansi nilai.
• Makin kuat sikap, makin mudah diingat
(attitude accessibility)
Add. Individu:

Bagi orang-orang yang self


monitoringnya rendah, sikap
lebih dapat digunakan untuk
meramalkan TL nya daripada
orang yang self monitoringnya
tinggi
Mengapa?
Teori-teori terbentuknya sikap:

1. Teori Planned Behavior (Ajzen & Fishbein, 1980):


peramal TL yang terbaik adalah intensitasnya.
Intensi seseorang tergantung: sikap orang tsb
terhadap suatu TL, norma-norma subyektif,
kontrol TL yang dipersepsikan.

2. Teori Attitude-to-behavior-Model (Fazio,


1989, Fazio & Roskos-Ewoldsen, 1994): jika
tidak ada banyak waktu untuk berpikir maka
sikap sangat menentukan TL.
Hasil-hasil penelitian
terhadap Persuasi:
1. Orang yang memiliki keakhlian akan
lebih mampu mempersuasi
2. Persuasi yang tidak terlihat direncanakan
lebih efektif.
3. Orang yang penampilannya menarik
lebih efektif.
4. Pengalihan perhatian dapat lebih efektif
dalam merubahan sikap.
5. Individu yang rendah diri lebih mudah
dipersuasi.
6. Twosided approach lebih efektif jika
pendengarnya memiliki pandangan yang
berbeda/berlawanan.
7.Orang yang berbicara cepat biasanya
lebih persuasif.
8.Emosi (terutama rasa takut) dapat sangat
persuasif.
Bagaimana terjadinya persuasi?
 The Elaboration Likelihood Model
(ELM): melalui central route & melalui
peripheral route
Informasi akan melalui central route jika
dianggap menarik dan tidak ada
gangguan. Jika tidak menarik akan
melalui peripheral route ( tidak diproses
secara teliti)
Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi persuasi:
• Fungsi sikap: informasi yang mendukung
tujuan sikap dari ybs.akan lebih persuasif.
• Adanya hubungan timbal balik: Makin besar
perubahan yang ditunjukkan orang lain thd
usaha persuasi kita, makin besar
kecenderungan kita untuk mengikuti
pandangan/sikap mereka.
• Cara framing dari informasi (positif atau
negatif): tergantung kepribadian orang yg
dipersuasi.
Mengapa usaha persuasi gagal?
(resistensi thd perubahan sikap karena)

1. Reactance: reaksi negatif dari


seseorang karena merasa aku lagi,
bosen,
kebebasannya terancam. Kadang-
tidur aja
kadang justru menyebabkan ah
perubahan sikap yg berlawanan.

Belajar yg
rajin dong
2. Forewarning: Subyek tahu bahwa dia
menjadi target persuasi
Indiv. Akan menyiapkan
counterargument atau cari informasi
lain.
3. Selective Avoidance:
kecenderungan utk
tidak memperhatikan informasi yg
menantang sikap yg sudah terbentuk.
Cognitif disonance &
perubahan sikap

 karena jika terjadi forced


compliance orang berusaha
mengurangi disonansinya dengan
cara:
1. Merubah sikapnya shg konsisten
2. Merubah kognisi ttg TLnya
3. Mencari informasi baru
Hubungan Sikap
dan Perilaku
Postulat Konsistensi

• Sikap verbal merupakan petunjuk yang


akurat untuk meprediksikan apa yang akan
dilakukan seseorang bila ia dihadapkan pada
suatu obyek sikap
• Contoh individu yang memiliki sikap
ekstrim akan berperilaku yang didominasi
oleh sikap keekstimannya.
Postulat Variasi Independen

• Sikap dan perilaku merupakan dua


dimensi dalam diri individu yang
berdiri sendiri, terpisah dan berbeda
• Sikap tidak berarti dapat memprediksi
perilaku
Postulat Konsistensi Kontingen

• Hubungan sikap dan perilaku sangat ditentukan


oleh faktor-faktor situasional tertentu, seperti
norma-norma, peran, kelompok, kebudayaan
• Sikap diperoleh lewat pengalaman akan
menimbulkan pengaruh langsung terhadap
perilaku berikutnya
• Perilaku merupakan fungsi dari faktor kepribadian
individual dan faktor lingkungan
Pengukuran Sikap

Secara ilmiah sikap dapat diukur, dimana


sikap terhadap objek diterjemahkan dalam
sistem angka

Dua metode pengukuran sikap:


1. Metode Self Report
2. Pengukuran Involuntary Behavior
Self Report

Misalnya ketika menyatakan kesukaan terhadap


objek saat ditanya dalam interview atau
menuliskan evalusi-evalusi dari suatu kuesioner
dalam metode ini, jawaban yang diberikan dapat
dijadikan idikator sikap seseorang

Kelemahan: jika individu tidak menjawab


pertanyaan yang diajukan maka tidak dapat
diketahui pendapat atau sikapnya.
b. Skala Sikap
o Yaitu: kumpulan pertanyaan ttg objek sikap
o Mencoba memperoleh pengukuran yang tepat
tentang sikap seseorang
o Akurasi pengukuran dilakukan dengan
penggunaan beberapa item yang berkaitan
dengan isyu yang sama
o Skala sikap melibatkan: belief dan opini thd
suatu objek
o Pertanyaan2 / item yg membentuk skala sikap
dikenal dengan statement (pernyataan yg
menyangkut objek psikologis).
Pengukuran Involuntary Behavior
(Pengukuran terselubung)
• Pengukuran dapat dilakukan jika memang
diinginkan atau dapat dilakukan oleh responden
• Dalam banyak situasi, akurasi pengukuran sikap
dipengaruhi oleh kerelaan responden
• Pendekatan ini merupakan pendekatan observasi
terhadap reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi tanpa
disadari dilakukan oleh individu yang bersangkutan.
• Observer dapat menginterpretasikan sikap individu
mulai dari fasial reaction, voice tones, body gesture,
keringat, dilatasi pupil mata, detak jantung, dan
beberapa aspek fisiologis lainnya.

Anda mungkin juga menyukai