Anda di halaman 1dari 23

SIKAP

&
PERILAKU

Novitasari R. Damanik
Target Pembelajaran

1. Teori-teori pembentuk sikap


2. Sikap dan perilaku sosial
3. Pengukuran sikap
Sikap
• Adalah evaluasi positif, negatif atau
kombinasi keduanya tentang suatu objek
yang diekspresikan dalam level intensitas
tertentu.
• Bukan sesederhana kontinum dari
ekstrim kiri (negatif) ke ekstrim kanan
(positif).
• Proses evaluasi ini terjadi secara otomatis
dan seketika seperti refleks.
• Strong likes or dislikes?  Orang yang
tinggi level need for evaluation lebih
menjelaskan kejadian sehari-hari dalam
bahasa yang judgmental dan lebih
OPINIONATED dalam aneka hal (politik,
moral, isu social, dll).
Kenapa Manusia Perlu Sikap?

• Membantu untuk menilai dengan cepat


dan tanpa banyak energi mental/pikiran
apakah sesuatu yang kita hadapi baik atau
buruk, berguna atau merugikan dan
apakah layak untuk didekati atau dijauhi
saja.

• Kekurangan: closed-minded dan bias


dalam menginterpretasi informasi baru
serta membuat kita lebih resiten untuk
berubah.
Attitude Strength
• Tiap orang punya pandangan favorit yg dekat di hati. Orang yg suka politik, punya
sikap kuat terhadap kasus Sambo, misalnya. Yg tidak suka politik?
• Kenapa beberapa sikap lebih kuat dibanding yg lain?
• Boninger, dkk (1995) menyatakan orang memegang sikap teguh pada hal-hal
yang:
1. Langsung mempengaruhi kepentingannya pribadi
2. Berhubungan dg nilai filosofis, politis dan religius yg dipegang kuat
3. Berkaitan dg teman dekat, keluarga dan social ingroups.  Sikap paling
sulit diubah saat individu di sekeliling orang2 yg sama pikirannya
dengannya.
• Sikap dapat semakin kuat, justru, setelah ditantang/dilawan oleh pesan persuasif
yang oposit.
TEORI-TEORI PEMBENTUK SIKAP
Classical Conditioning

https://www.youtube.com/watch?v=pWaHZ2oRE7s
&ab_channel=Audi
• Subliminal Conditioning: Classical conditioning yang terjadi di bawah ambang batas
kesadaran.

• Mere Exposure: semakin sering kita terpapar pada sesuatu, semakin kita cenderung
menyukainya. Contoh: https://www.youtube.com/shorts/FcYp055JE-8

• Illusion of Truth Effect: Pengulangan2 informasi menimbulkan rasa familiar dan sikap
yang lebih positif terhadap hal yang diulang2 tersebut. Sikap yang positif ini tumbuh
baik karena eksposur terhadap argumen kuat maupun argumen yang lemah. Sikap
positif ini  menganggap hal tersebut sebagai kebenaran/truth. Contoh: individu yang
termakan hoax menganggap hoax pada akhirnya adalah kebenaran karena terus-
menerus diterpa hoax.
Tugas Membaca Mandiri (h. 146-149 buku Baron)

• Instrumental Conditioning: Rewards for the “Right” Views


• Observational Learning
SIKAP & PERILAKU
Hubungan Sikap & Perilaku

• Orang sering berpikir sikap & langsung berpikir sikap berefek ke perilaku. Mis. Sikap
positif pada kandidat A pasti akan pilih A saat pemilu.
• Penelitian klasik sosiolog Richard LaPiere (1934) dimana LaPierre membawa
pasangan muda Cina-Amerika yg melakukan 16.000 km car trip selama 3 bulan
mengunjungi 250 restoran. Prejudice saat itu masih kencang tapi mereka hanya
ditolak 1 kali.
• Beberapa bulan kemudian survey disebar ke restoran yg sama dan didapati hamper
seluruh restoran tersebut menyatakan tidak mau menerima konsumen Cina 
Perilaku tidak sejalan dengan sikap yang dikatakan.
• Studi ini profokatif karena banyak sebab: LaPierre ukur sikap beberapa bulan setelah
& jeda waktu bisa membuat sikap sudah berubah; karena didampingi dari LaPierre
yang seorang professor kulit putih (?) atau karena bisinis sedang sekarat waktu itu.
• Tapi studi ini menunjukkan tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku.
Attitude-Behavior Similarity

• Azjen & Fishbein (1977) menganalisis lebih dari 100 studi


dan hasilnya: sikap berkorelasi dengan perilaku HANYA
ketika sikap yg diukur MATCH dengan perilaku yg ditanyakan.
• Masalah di studi LaPierre: dia bertanya tentang SIKAP
terhadap orang Cina secara general, tapi saat ukur PERILAKU
yg didatangkan adalah pasangan muda teman La Piere (orang
Cina-Amerika), atraktif, didampingi profesor Amerika. 
Tidak match.
• Davidson & Jaccard (1979): untuk memprediksi apakah
seorang Wanita akan menggunakan pil KB dalam waktu 2
tahun ke depan, mereka bertanya dari yg sangat general (How
do you feel about birth control) sampai yg sangat spesifik
(How do you feel about using b. control pills during the nest
two years?)
Sikap-Perilaku harus terhubung dengan Konteks:
Theory of Planned Behavior

• Hubungan antara sikap & perilaku harus ditempatkan dalam konteks yang lebih luas.
Sikap adalah salah satu penentu perilaku, tapi ada faktor-faktor penentu lain 
Theory of Planned Behavior

• Banyak studi sudah membuktikan tentang TPB ini dan berhasil memprediksi banyak
perilaku mis. kepatuhan terhadap batas kecepatan, perilaku mencuci tangan dan
kebiasaan keamaanan-makanan, donor darah, menurunkan perilaku seksual beresiko.

• https://www.youtube.com/watch?v=yAQ51SJkQPw&ab_channel=govsg
PENGUKURAN SIKAP
1. Self-report measure
2. Pengukuran non-
verbal/fisiologis
3. Pengukuran aktivitas
neural
4. Implicit Association
Test (IAT)
Self-Report Measure

• Direct and straightforward. Tapi sikap kadang


terlalu kompleks untuk diukur dengan 1 pertanyaan.
• Skala sikap (attitude scales) : A multiple-item
questionnaire designed to measure a person’s
attitude towards some object.
• Mengasumsikan semua orang mengeskpresikan
dengan jujur opini mereka yang sesungguhnya.
Kadang ini benar tapi seringnya salah karena: social
desirability atau …. ?
• Bogus Pipeline: poligraf palsu agar partisipan
merespon dg benar/genuine pertanyaan-pertanyaan
yang emosional/afektif dalam survei. Biasanya
digunakan psikolog sosial untuk mengurangi
jawaban bohong saat mengambil data self-report.
Pengukuran Non-Verbal
• Misalnya mengangguk saat sikap postif,
menaikkan alis saat sikap negatif.
• Masalahnya: individu juga mengontrol perilaku
yg mereka tampilkan (overt behavior) spt mereka
mengontrol self-report.
• Dulunya, peneliti menyimpulkan sikap seseorang
dari reaksi-reaksi internal (physiological arousal
measures) spt pernafasan, detak jantung, namun
ini hanya beri clue saja, TIDAK dengan tepat
menunjukkan sikap apa yg dimiliki individu 
Reaksi benci dan cinta menunjukkan respon yang
sangat mirip (Petty & Cacioppo, 1983).
Pengukuran Aktivitas Neural

• Pada 1929, Hans Burger menciptkan sebuah


mesin yg dapat mendeteksi dan merekam
“gelombang” (waves) aktivitas elektrik otak
menggunakan elektroda yang ditempelkan di
kulit kepala manusia  Mesin itu bernama
Electroencephalograph (EEG)  Informasinya
disebut brain waves.
• Perkembangan terkini: fMRI
• Orang merespon lebih positif pada iklan ramah-
lingkungan dibanding iklan lain (control ads),
tapi saat di-tracked dengan fMRI tampak
respon otak (reward) yang lebih kuat terhadap
iklan control dibanding yg ramah-lingkungan
(Vezich, Gunter, & Lieberman, 2017).
• Suplemen bacaan lebih lanjut:
https://imotions.com/blog/eeg-vs-mri-vs-fmri-differe
nces/
Implicit Association Test

• Semua orang memiliki implicit


attitudes yang tidak kita sadari
(Fazio & Olson, 2003). 
Untuk mengukur unconscious
attitudes ini, ada banyak sekali
cara telah dicoba  Yang
paling terkenal adalah Implicit
Association Test (IAT) dibuat
oleh Anthony Greenwald,
Mahzarin Banaji, Brian Nosek
dkk.

• IAT mengukur kecepatan


(speed) orang merespon
konsep-yang-berpasangan.
Terima Kasih
Ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai