Anda di halaman 1dari 8

Nama : muhammad ihsan (0102191018)

Fakultas :dakwah dan komunikasi

Jurusan ;bpi /b/III

PETA KONSEP

Pengertian perubahan sikap

Teori Rosenberg

Teori-teori perubahan sikap

Teori festinger

PERUBAHAN SIKAP Eksternal

Internal

Komunikator

Faktor-faktor perubahan sikap Komunikasi

Situasi

Target

Beberapa bentuk perubahan sikap Perubahan sikap spontan

Dari waktu ke waktu

Persistensi perubahan sika

Perubahan sikap langsung


PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sikap timbul karena adanya stimulus, terbentuknya suatu sikap itu banyaka
dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan. Misalnya : keluarga, norma,
golongan agama, dan adat istiadat. Sikap seseorang tidak selamanya tetap, ia dapat
berkembang ketika mendapatkan pengaruh baik dari dalam maupun dari luar yang bersikap
positif dan mengesankan.

Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial tertentu, misalnya : ekonomi,
politik, agama, dan sebagainya. Didalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh
lingkungan, norma atau group. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu
yang satu dengan yang lain. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interksi manusia terhadap suatu
objek. Sikap selalu berubah, perubahan itu terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor.

B.Rumusan Masalah

1. Apa itu perubahan sikap ?


2. Apa saja teori- teori pendukung perubahan sikap ?
3. Apa saja fakto-faktor yang mempengaruhi perubahan sikap ?
4. Apa saja bentuk bentuk perubahan sikap
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Sikap timbul karena ada stimulus untuk membentuk suatu sikap itu banyak
dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan. Misalnya keluarga,
norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan
yang besar dalam membentuk sikap putra-putranya. Karena keluarga faktor yang paling
dominan untuk perubahan sikap bagi anaknya. Sikap seseorang tidak selamanya tetap
karena ia dapat berkembang dan berpengaruh baik dari dalam maupun dari luar yang
bersifat fositif dan mengesankan, antara perbuatan dan sikap ada hubungan yang timbal
balik tetapi sikap tidak selalu menjelma dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku.Contoh
seorang ayah sedang enak-enak membaca Koran tiba-tiba datang anaknya yang berusia
enam tahun sambil menangis melaporkan bahwa ia habis berkelahi dengan temannya.
Melihat hal semacam ini ayah itu “diam saja” maksud disini hal ini bukan berarti ayah
tidak bersikap, ayah itu telah bersikap tetapi hanya perwujudan sikapnya diam.Jadi
perubahan sikap adalah terjadinnya perbedaan sikap individu dalam menanggapi suatu
stimulus atau rangsangan dari lingkungan sosial, perubahan itu terjadi dari waktu ke
waktu.

B. Teori Perubahan Sikap


1. Teori Rosenberg

Teori Rosenberg dikenal dangan teori Affctive-conigtive consistency dalam hal


sikap, kadang-kadang terkenal pula dengan sebutan teori dua faktor. Dalam teori ini
Rosenberg lebih memusatkan perhatiannaya pada hubungan komponen kognitif dan
komponen afektif. Menurut Rosenberg pengertian kognitif dalam sikap tidak ahnay
mencakup tentang pengetahuan- pengetahuan yang berhubungan dengan objek sikap,
melainkan juga mencakup kepercayaan atau beliefs tentang hubungan antara objek
sikap itu dengan sistem nilai yang ada dalam diri individu. Komponen afektif
berkaitan dengan bagaimana persaan yang timbul pada seseorang yang menyertai
sikapnya,dapat positif dan dapat juga negative sesuai dengan objek sikapnya. Suatu
hal yang penting dalam penerapan teori sikap ini adalah dalam kaitannya dengan
pengubahan sikap. Karena hubungan komponen afektif dan kognitif konsisten, maka
bila komponen afektifnya berubah maka komponen kognitifnya juga akan berubah.
Pada umumnya dalam rangka pengubahan sikap, orang akan mengubah dahulu
komponen kognitifnya, hingga akhirnya komponen afektifnya juga akan berubah,
yang nantinya juga akan memberikan perubahan pada sikapnya.

2. Teori Festinger

Teori Festinger dikenal dengan teori disonansi kognitif ( the cognivite dissonance
theory ) dalam hal sikap. Teori ini dikaitkan dengan perilaku yang nyata, yang
merupakan persoalan yang banyak mengundang perdebatan. Festinger ingin
menyelidiki tentang hubungan sikap dengan perilaku. Festinger menyebutkan dalam
teorinya bahwa sikap individu itu biasanya konsisten satu dengan yang lain, dan
dalam tindakannya juga konsisten satu dengan yang lain. Menurut Festinger, elemen
kognitif ialah mencakup pengetahuan, pandangan, kepercayaan tentang lingkungan,
tentang seseoran, atau tindakan. Pengertian disonasi adalah tidak cocoknya antara dua
atau tiga elemen-elmen kognitif. Bila suatu elemen tidak cocok dengan elemen
kognitif lainnya, hal ini akan menimbulkan disonansi. Beberapa preposisi mengenai
disonansi dapat dikemukakan : (a)Bila seseorang mengalami disonansi, ini merupakan
hambatan dalam psikologisnya, dan ini akan mendorong individu untuk mengurangi
disonansinya untuk mencapai konsonan. (b)Individu akan menghindari meningkatnya
disonansi.Cara untuk mengurang disonansi antara lain :

a. Merubah perilaku
b. Mengubah lingkungan
c. Menambah elemen baru

Implikasi dari teori disonansi adalah :

1. Bila seseorang dipaksa mengatakan atau mengerjakan sesuatu yang belawana


dengan sikapnya ( private attitude ), maka akan adanya kecenderungan untuk
mengubah sikapnya sedemikian rupa hingga menjadi konsonan dengan apa yang
dikatakan dan apa yang dikerjakan.
2. Makin besar tekanan atau paksaan yang digunakan untuk menimbulkan perilaku
yang berlawanan dengan sikap seseorang, makin sedikit kemungkinan berubahnya
sikap yang diharapkan.1

Dari uraian di atas dapat ditarik pendapat bahwa dalam rangka pengubahan atau
pembentukan sikap dapat melalui komponen kognitif dapat ditarik pendapat bahwa
1
Teori-teori perubahan sikap(psikologi sosial , Bimo walgito, hal 136-144)
dalam rangka pengubahan atau pembentukan sikap dapat melalui komponen kognitif,
afektif dan komponen konatif. Melalui komponen kognitif, yaitu dengan cara
memberikan pengetahuan, pendapat, sikap, ataupun hal- hal lain, sehingga dengan
materi tersebut akan berubahlah komponen kognitifnya, dan ini akan mengubah
kompone afektif, dan pada kahirnya sikap akan berubah. Melalui kompone afektif
ialah memberikan hal-hal yang mengenai perasaan atau emosi, sehingga dengan
berubahnya peasaan, akan berubah pula segi kognitifnya, yang pada akhirnya akan
berubah pula sikapnya. Sedangkan sesuai dengan teori festinger merubah sikap tidak
melali komponen kognitif maupun afektif, tetapi melalui perilaku itu sendiri. Faktor-
faktor yang yang dapat mengubah sikap menurut teori ini adalah :

a. faktor kekuatan ( force )kekuatan ini dapat memberikan situasi yang dapat
merubah sikap, kekuatan ini dapat bermacam – macam bentuknya yaitu kekuatan
fisik, kekuatan ekonomi, kekuatan yang berujud peraturan-peraturan dan
sejenisnya.
b. Berubahnya norma kelompok Bila seorang telah telah menginternalisasikan norma
kelompok maka apa yang menjadi norma kelompok akan diambil oper dan
dijadikan sebagai normanya sendiri. Dengan demikian maka norma yang ada
dalam kelompok juga menjadi norma dari orang yang bersangkutan yang
tergabung dalam kelompok itu, dan ini akn membentuk sikap tertentu dari orang
tersebut.
c. Berubahnya membership group.
Berubahnya membership group akan dapat mengubah sikap seseorang.
d. Berubahnya reference group.
e. Membentuk kelompok baru.

C. Faktor-faktor Perubahan Sikap


1. Faktor Internal
2. Yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa
selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-
pengaruh yang datang dari luar. Misalnya orang yang sangat haus akan lebih
memperhatikan perangsang dapat menghilangkan hausnya itu dari perangsang-
perangsang lain.
3. Faktor Eksternal
4. Yaitu faktor yang terdapat diluar diri pribadi individu. Faktor ini merupakan
interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya interaksi antara manusia yang dengan
hasil kebudayaan manusia yang sampai padanya melalui alat-alat komunikasi
seperti surat kabar,radio,televisi,majalah dan sebagainya.
5. Komunikator
6. Salah kesimpulan yang paling nyata dan dapat dipercaya adalah semakin baik
penilaian seseorang terhadap komunikator, semakin mudah orang itu mengubah
sikapnya.
7. Komunikasi
8. Semakin baik penilaian seseorang terhadap komunikasi yang senjang semakin
besar kemungkinan seseorang itu akanmrngubah sikapnya.
9. Situasi
10. Situasi yang dihadapi seseorang akan mendorong seseorang untuk mengubah
sikapnya.
11. Target
Karakteristik target dan pengalaman-pengalaman target mempengaruhi terhadap
suatu pesan dan akan mempengaruhi pula pada suatu pesan.

D. Beberapa bentuk perubahan sikap


1. Perubahan sikap spontan

Memikirkan obyek sikap lebih mendalam cenderung akan membuat sikap menjadi lebih
ekstrim. Menurut Tesser (1978),kita mereview dan mengkaji keyakinan kita dan tekanan
konsistensi menyebabkan keyakinan kita cenderung menjadi konsisiten. Misalnya, jika
kita meluangkan waktu lebih lama untuk memikirkan sahabat baik kita akan lebih
menyukainya. Dan jika memikirkan musuh akan sebaliknya.

2. Persistensi perubahan sikap


Persistensi adalah apakah penerima komunikasi itu kemudian ingat pada petunjuk-
petunjuk penting,seperti kredibilitas sumber komunikasi. Kelman dan Hovland (1953)
memanipulasi kredibilitas sumber dan menemukan perbedaan pasca pengujian.
Sumber dengan kredibilitas tinggi menimbulkan sikap yang lebih besar. Tiga minggu
sesudahnya,perbedaan kredibilitas menghilang. Pesan dari sumber berkredibilitas
rendah ini dinamakan “sleeper effect”. Namun,perbedaan kredebilitas tersebut dapat
dimunculkan kembali ketika seseorang ingat akan sumber pesan.
3. Pengubahan sikap yang langsung
4. Yaitu adanya hubungan langsung antara komunikator, yaitu yang ingin mengubah
atau membentuk sikap dengan keunikan,yang menjadi sasaran yang ingin diubah atau
dibentuk sikapnya.
a. Pesan atau message
Komunikan secara baik, hal ini dapat mengganti pandangan atau pendapat yang
lemah, sehingga hal tersebut akan dapat mengubah sikap yang ada pada pihak komunikan.
Mengenai masalah ini ada beberapa hal yang perlu difikirkan yaitu sumber dan isi pesan.
Sumber pesan akan memberikan suatu tanggapan tertentu terhadap materi yang
dikemukakan. sekalipun materinya sama, tetapi kalau sumbernya berbeda akan membawa
perbedaan pula dalam menanggapi materi tersebut.
Disini sebenarnya menyangkut masalah taraf kepercayaan terhadap materi yang
dikemukakan. Materi dapat bersumber dari buku, keadaan masyarakat, dari camat, dari
bupati dan lain sebagainya Mengenai isi pesan sebaiknya jangan terlalu jauh dari kerangka
acuan atau kerangka kehidupan, norma-norma dan lain sebagainya dari pihak komunikan.
b. Komunikator
Suatu pesan atau materi yang sama, tetapi yang membawakan berbeda akan terdapat
perbedaan dalam menerima materi tersebut. Disini nampak bahwa pihak komunikator ikut
menentukan diterima tidaknya atau sampai sejauh mana kadar penerimaan materi dari pihak
komunikan. Karena itu komunikator memegang peranan yang penting dalam rangka
pengubahan atau pembentukan sikap secara langsung.
c. Komunikan
Komunikan inilah yang menjadi sasaran komunikator untuk diberikan suatu pasan
yang merujuk pandangan, pendapat, norma-norma dan sebagainya dengan upaya agar apa
yang diberikan itu dapat diterima dengan baik oleh komunikan, sehingga akhirnya diharapkan
akan dapat merubah sikapnya. Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian atau
pemikiran dari komunikator mengenai komunikan, agar apa yang diberikan itu dapat
memenuhi harapannya.2

PENUTUP

Kesimpulan

2
Perubahan sikap langsung(psikologi sosial, Bimo Walgito, hal 144 – 149 )
Faktor pengalaman individu mempunyai peranan penting dalam rangka pembentukan
dan perubahan sikap yang bersangkutan. Perubahan sikap juga dipengaruhi oleh stimulus
atau rangsangan yang diterima oleh individu tersebut. Perubahan sikap setiap individu
bisa saja berubah setiap waktu tergantung stimulus yang diterimanya.

Daftar Pustaka

Ahmadi abu. Drs . psikologi sosial, edisi revisi, penerbit pt rineka cipta, 2009

Walgito bimo. Proof. Dr. psikologi sosial, suatu pengantar penerbit andi Yogyakarta,
2003

Taylor Shelley E,dkk. Psikologi sosial, edisi kedua belas, penerbit PT kencana media
group, 2009

Anda mungkin juga menyukai